• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KELURAHAN RIMBO KALUANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG PASIR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KELURAHAN RIMBO KALUANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG PASIR."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI

DI KELURAHAN RIMBO KALUANG WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PADANG PASIR

Penelitian Keperawatan Anak

RESTIARA AZARAH

BP. 1010322003

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)

vii UNIVERSITAS ANDALAS

SKRIPSI, Juli 2014

Nama : Restiara Azarah No. BP : 1010322003

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Kelurahan Rimbo Kaluang Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Pasir

ABSTRAK

Kepatuhan ibu dalam mengimunisasikan anak masih rendah dilihat dari nilai drop out yang melewati batas dan masih tingginya angka anak yang tidak mendapat imunisasi lengkap. Kepatuhan ibu ini dapat dipengaruhi berbagai faktor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi pada anak di kelurahan Rimbo Kaluang. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 52 ibu yang memiliki anak usia 12-23 bulan.. Metode purposive

sampling digunakan untuk menetukan jumlah sampel. Data penelitian

dikumpulkan pada 12-14 Juni 2014 dengan menggunakan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi-square dengan nilai kemaknaan 5%. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara dukungan tenaga kesehatan (p = 0,000) dan pengetahuan (p = 0,004) terhadap kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi pada anak. Disarankan kepada puskesmas untuk dapat meningkatkan pendidikan kesehatan pada ibu dan petugas kesehatan agar nilai kepatuhan imunisasi meningkat. Pendidikan kesehatan kepada ibu dapat dilakukan dnegan metode diskusi ataupun brainstorming saat pelayanan posyandu.

(3)

viii

Factors Affecting Compliance in the Provision of Basic Immunization Mothers on Infants in Sub Rimbo Kaluang Padang Pasir Health Center Work Area

ABSTRACT

The high dropout rate and low immunization coverage indicates low compliance with immunization regiment among mother. Compliance among mother can be influenced by many factors.This study investigated factors influencing compliance with immunization regimen among mothers in the Sub Rimbo Kaluang, Padang Pasir Health Center Work Area. The study used a cross sectional survey to collect data among mothers who had children aged between 12-23 month. The data were collected on 2014 June 12-24. Purposive sampling method is used to determine the number of samples. Fifty two (52) mothers who consented were

randomly selected from 60 mothers. Bivariate analysis using chi-square

statistical test with a significance value of 5%.The results showed a significant relationship between health workers support (p = 0.000) and knowledge (p = 0.004) of compliance with immunization regimen among mothers. It is recommended to health centers to improve health education on mothers and health workers in order to increase the value of immunization compliance. Health education to mothers can be done by brainstorming method when posyandu services held.

(4)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ratusan anak-anak dan orang dewasa setiap tahun di seluruh dunia

meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

dikarenakan kurangnya informasi tentang pentingnya imunisasi. Semua

golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

yang mematikan. Imunisasi menjadi salah satu pencegahan yang terbaik dan

sangat vital agar bayi-bayi, anak-anak muda, dan orang dewasa terlindungi

(Pusat Informasi Penyakit Infeksi, 2007).

Imunisasi merupakan cara yang terbukti dapat mengendalikan dan

menghilangkan penyakit menular yang mengancam jiwa dan diperkirakan

dapat mencegah antara dua hingga tiga juta kematian setiap tahun. Ini adalah

salah satu investasi kesehatan yang paling hemat biaya, dengan strategi yang

telah dirancang agar dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Kelompok

sasaran imunisasi jelas, bisa disampaikan secara efektif melalui kegiatan

sosialisasi, dan setelah imunisasi dapat melakukan aktivitas seperti biasa

(South East Asian Regional Office World Health Organization [SEARO

WHO], 2014).

Orang tua yang bijaksana akan selalu memberikan prioritas utama untuk

melindungi dan memberikan kesehatan yang terbaik bagi anaknya. Pemberian

(5)

2

penyakit yang berbahaya. Memberi imunisasi bayi tepat pada waktunya

adalah faktor yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan imunisasi

dan kesehatan bayi (Suririnah, 2008).

Bayi sangat rentan terhadap berbagai penyakit menular. Awal

kelahirannya, bayi mendapatkan kekebalan yang disalurkan oleh ibu pada

janin saat hamil. Kekebalan tersebut juga dapat disalurkan melalui air susu ibu

(ASI). Namun, kekebalan yang didapat dari ibu tidak bersifat kekal dan akan

segera habis. Apabila kekebalan tersebut telah menurun kadarnya, bayi harus

membuat sendiri kekebalan tubuhnya (IDAI, 2011). Jadi, sangat penting bagi

bayi mendapatkan imunisasi sejak lahir untuk menjaga kekebalan tubuhnya

terhadap penyakit menular.

Vaksinasi rutin secara global perlu diprioritaskan di negara-negara yang

merupakan rumah bagi jumlah tertinggi anak-anak yang tidak divaksinasi.

Sebanyak 22,6 juta bayi tahun 2012 di seluruh dunia tidak mendapatkan

layanan imunisasi rutin, lebih dari setengah di antara bayi tersebut hidup di

tiga negara: India, Indonesia dan Nigeria. Upaya khusus diperlukan untuk

mencapai daerah yang mendapat pelayanan yang kurang, terutama di daerah

terpencil, di negara-negara rapuh dan daerah perselisihan (World Health

Organization [WHO], 2013).

Indonesia menjadi salah satu negara prioritas yang diidentifikasi oleh

WHO dan UNICEF untuk melaksanakan akselerasi dalam pencapaian target

100% UCI. Universal Child Immunization (UCI) adalah suatu keadaan

(6)

umur 1 tahun). Berdasarkan rencana jangka panjang menengah nasional

(RPJMN) pemerintah berkomitmen untuk mencapai target 100% UCI pada

tahun 2014 (Kemenkes, 2010).

Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan 2012, presentase

pencapaian imunisasi dasar lengkap Indonesia adalah 85,2%. Sedangkan

untuk Provinsi Sumatera Barat cakupan imunisasi dasar lengkap pada tahun

2012 hanya mencapai 77,2%, jauh lebih rendah dari pencapaian tingkat

nasional. Provinsi dengan cakupan imunisasi dasar terendah adalah Papua

44,49% dan provinsi dengan cakupan imunisasi dasar tertinggi adalah Jambi

dengan cakupan 113,23%.

Pencapaian program imunisasi per vaksin di Kota Padang juga belum

mencapai target yang diharapkan pemerintah. Besar angka untuk cakupan

imunisasi campak di Kota Padang hanya 82,9%. Angka drop out imunisasi

DPT/HB1-Campak kota Padang juga melewati target yang ditetapkan

pemerintah <5% yaitu 6,5% (Dinas Kesehatan Sumatera Barat [Dinkes

Sumbar], 2012).

Keadaan demografi kota Padang yang berhubungan dengan layanan

kesehatan adalah rumah sakit, rumah sakit bersalin, dan lain-lain. Rumah sakit

umum pemerintah sebanyak 4 buah, rumah sakit umum BUMN 1 buah, rumah

sakit umum swasta 7 buah, rumah sakit bersalin 10 buah, balai

pengobatan/klinik 18 buah, praktik dokter perseorangan 315 buah, dan

(7)

4

imunisasi seharusnya dapat mencapai target nasional yaitu 90% pada tahun

2013 (Dinkes Sumbar, 2011).

Model dan teori yang tepat dapat membantu memprediksi perilaku

kesehatan. Ada beberapa model yang dapat dipakai dalam mengkaji perilaku

kesehatan, diantaranya adalah health belief model, health promotion model,

self-efficacy theory, theory of reasoned action, PRECEDE-PROCEED model,

dan therapeutic alliance model. Semua model tersebut dapat digunakan untuk

menilai perilaku kesehatan yang bersifat promotif dan dua diantaranya adalah

bersifat preventif yaitu, health belief model (HBM) dan theory of reasoned

action (Bastable, 2002).

Peneliti memakai model HBM karena lebih fokus menilai perilaku

kesehatan kepatuhan. Berbeda dengan theory of reasoned action yang lebih

memperhatikan mengenai faktor motivasi individu dalam menentukan

kemungkinan seseorang melakukan perilaku kesehatan tertentu (Glanz, 2008).

HBM dipilih untuk penelitian ini karena dapat membantu untuk menjelaskan

beberapa faktor yang bertanggung jawab untuk mematuhi imunisasi.

HBM menjelaskan alasan perilaku kepatuhan. Model ini dikenal sebagai

yang paling sukses ketika diterapkan pada pelayanan kesehatan preventif

seperti imunisasi. HBM telah digunakan secara luas untuk mengatur prediktor

teoritis tindakan kesehatan preventif termasuk persepsi individu terhadap

penyakit dan kemungkinan tindakan pencegahan serta faktor-faktor

(8)

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang faktor-faktor

kepatuhan imunisasi. Penelitian Rahji dan Ndikom (2013) bertujuan untuk

menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan regimen imunisasi

diantara ibu di Ibadan, Nigeria. Penelitian yang dilakukan ada 153 responden

ini menemukan adanya hubungan antara usia, pekerjaan, dan tingkat

pendidikan terakhir ibu dengan kepatuhan imunisasi. Peneliti juga menyatakan

bahwa faktor efek samping, waktu tunggu, jumlah kunjungan dan perilaku

tenaga kesehatan ikut menjadi alasan responden tidak mengimunisasi anaknya.

Hasil penelitian lain yang mendukung hasil penelitian Rahji dan Ndikom

dikemukakan oleh Abuya (2011). Penelitian tentang pengaruh pengetahuan

maternal terhadap imunisasi anak menggunakan metode cross sectional pada

8.717 wanita dengan rentang usia 15-49 tahun yang memiliki bayi dan balita

usia 12-35 bulan. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu tentang

kesehatan, penerimaan terhadap pengobatan modern, membaca koran, dan

jarak kelahiran anak (24-47 bulan), secara signifikan berhubungan dengan

kelengkapan imunisasi anak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

Rahji dan Ndikom yang juga mendapatkan pengetahuan sebagai suatu hal

yang penting dalam kepatuhan imunisasi.

Peneliti lain juga menemukan faktor yang hampir sama. Temuan oleh

Omole dan Owodunni (2012), mengkaji tentang pengetahuan ibu dan

faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan terhadap regimen imunisasi di rumah

sakit anak milik pemerintah, Ibadan, Nigeria. Penelitian ini dilakukan pada

(9)

6

pada saat hari imunisasi. Pengetahuan ibu, tingkat pendidikan ibu, pandangan

petugas kesehatan, dan posisi kelahiran bayi merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan ibu.

Faktor-faktor lain juga ditemukan oleh Waluyanti (2013) yang

menganalisis tentang kepatuhan imunisasi di kota Depok. Sampel diambil

secara acak dengan teknik cluster dari 30 kelurahan sehingga didapatkan

responden sebanyak 234 orang. Faktor jaminan kesehatan dan respon ibu

terhadap imunisasi didapatkan memiliki hubungan paling bermakna terhadap

kepatuhan imunisasi.

Tingkat kepatuhan berbanding lurus dengan tujuan yang akan dicapai

(Bastable, 2002). Kepatuhan imunisasi diharapkan dapat meningkatkan nilai

cakupan imunisasi sehingga diperlukan suatu kajian tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi kepatuhan imunisasi. Jika telah ditemukan faktor

dominan yang mempengaruhi kepatuhan imunisasi, maka akan bisa ditentukan

strategi untuk meningkatkan angka cakupan imunisasi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota

Padang didapatkan data dari 20 puskesmas yang ada terdapat 13 puskesmas

yang cakupan imunisasinya dibawah standar UCI tahun 2013. Puskesmas

dengan cakupan imunisasi terendah adalah adalah Puskesmas Padang Pasir.

Nilai cakupan imunisasi di Puskesmas Padang Pasir hanya 74%, tidak

mencapai target nasional yaitu 90% pada tahun 2013. Wilayah cakupan

puskesmas Padang Pasir terdiri dari 10 kelurahan. Berdasarkan penelusuran

(10)

bulan Maret 2014 adalah Rimbo Kaluang dengan nilai cakupan sebesar

74,2%. Angka Drop out imunisasi DPT/HB (1)-(3), DPT/HB (1)-Campak, dan

Polio 1-4 di Kelurahan Rimbo Kaluang berturut-turut adalah 4,5%, 9,1% dan

22,2%. Angka ini rata-rata masih melewati batas DO rate Provinsi Sumatera

Barat tahun 2012 yaitu 5%. Oleh sebab itu, penelitian akan dilakukan di

kelurahan Rimbo Kaluang.

Peneliti juga melakukan survei terlebih dahulu dengan ibu yang memiliki

bayi di Kelurahan Rimbo Kaluang. Sebanyak 6 dari 8 ibu yang diwawancarai

mengatakan bahwa mereka tidak membawa anaknya imunisasi karena takut

akan efek samping yang dialami anak setelah mendapatkan imunisasi yaitu

demam. Ibu juga mengatakan bahwa anak sebelumnya juga tidak diimunisasi

dan masih sehat hingga saat ini. Sebanyak 4 dari 8 ibu juga mengatakan tidak

mendapat dukungan dari keluarga dalam mengimunisasikan anaknya. Masalah

lain yang peneliti temukan adalah ibu yang sibuk bekerja hingga malam

sehingga tidak mengimunisasikan anak karena takut repot jika malam anak

terjaga karena demam.

Bertolak dari hasil penelitian sebelumnya serta studi dan survei

pendahuluan yang telah dilakukan, peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam pemberian

imunisasi pada bayi di kelurahan Rimbo Kaluang wilayah kerja Puskesmas

(11)

8

A. Rumusan masalah

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam

pemberian imunisasi pada bayi di Kelurahan Rimbo Kaluang wilayah kerja

Puskesmas Padang Pasir tahun 2014?

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu dalam

pemberian imunisasi pada bayi di Kelurahan Rimbo Kaluang wilayah

kerja Puskesmas Padang Pasir tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel

b. Mengetahui faktor demografi (usia dan suku) yang mempengaruhi

kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi lengkap pada bayi

c. Mengetahui faktor sosiopsikologis (dukungan tenaga kesehatan) yang

mempengaruhi kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi lengkap

pada bayi

d. Mengetahui faktor struktural (pengetahuan tentang imunisasi) yang

mempengaruhi kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi lengkap

(12)

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan untuk mendalami

tentang imunisasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada

masyarakat serta menjadi bahan rujukan untuk menetapkan strategi

meningkatkan kepatuhan ibu dalam mengimunisasikan anak.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi penelitian berikutnya terutama

Referensi

Dokumen terkait

Adalah intrusi batuan beku yg konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang

1) Daerah tujuan Hotel Pangrango 2 yang memiliki nilai allowable decrease dan allowable increase masing-masing sebesar 10679 dan 31. Kenaikan maksimum total biaya

Kehidupan adalah anugerah yang telah diberikan Tuhan kepada manusia. Tuhan menciptakan manusia dengan segala kelebihan serta kekurangannya. Ada sebagian manusia yang

Histogram pertumbuhan jumlah akar dan panjang akar tanaman jahe emprit setelah perlakuan pupuk kotoran kuda pada dosis yang berbeda... histogram pertumbuhan

Perayaan syukur Hari Ulang Tahun ke-10 ini, menjadi momen penting bagi kaum lanjut usia GPIB untuk tetap semangat dan senantiasa bersyukur kepada Tuhan

Teman-teman asisten Laboratorium Kimia Organik FMIPA USU (Dian, Sophia, Daniel, Hotlan, Lianta, Bernard, Yulia, Inda, Friska, Hardy, Eben, dan Sevty) yang sangat

Bahan yang digunakan adalah kedelai kuning varietas Anjasmoro didapat dari Balitkabi yang dikecambahkan, gula pasir, dan maltodekstrin. Untuk analisis kadar proksimat meliputi..