• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN KESEPIAN PADA PENGGUNA APLIKASI DATING ONLINE SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN KESEPIAN PADA PENGGUNA APLIKASI DATING ONLINE SKRIPSI"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN KESEPIAN PADA PENGGUNA APLIKASI DATING ONLINE

SKRIPSI

Oleh : Rr. Fitrah Adelia 201710230311231

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2022

(2)
(3)
(4)

ii

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara Kebutuhan Afiliasi dengan Kesepian pada Pengguna Aplikasi Dating Online” yang menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Selama proses penyusunan skripsi, penulis memperoleh banyak dukungan dan bimbingan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak M. Salis Yuniardi, M.Psi., PhD., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Alifah Nabilah Masturah, S.Psi., M.A. dan Ibu Dian Caesaria Widyasari, S.Psi., M.Sc selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan dan dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Susanti Prasetyaningrum, M.Psi., selaku dosen wali yang telah membimbing, dan memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman selama proses perkuliahan.

5. Pengguna aplikasi dating online selaku subjek atau responden pada penelitian ini, sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar.

6. Ayah, Ibu, dan Kakak penulis yang selalu memberikan dukungan serta doa untuk segala kelancaran, kemudahan, dan kesuksesan kepada penulis selama proses perkuliahan hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat penulis, Valerina, Veani, yang telah memberikan do’a, mendengarkan semua keluhan serta mendukung semua rencana serta harapan-harapan penulis.

8. Teman-teman saya di Kos Cemara 12, Levina, Sari, Veby, yang telah menjadi rumah kedua bagi peneliti di Malang selama masa perkuliahan.

9. Teman seperjuangan selama perkuliahan yaitu Psikologi D 2017 dan seluruh Angkatan Psikologi 2017 khususnya Assof, Bella, Talitha, Billa, Wieke, yang bersedia membantu dan memberikan motivasi selama masa perkuliahan dan saat peneliti menulis skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penelitian ini menjadi lebih baik kedepannya. Namun, penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 14 Januari 2022 Penulis

Rr. Fitrah Adelia

(6)

iv DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Kebutuhan Afiliasi 4

Kesepian 5

Kebutuhan Afiliasi dan Kesepian 6

Kerangka Berpikir 7

Hipotesis 7

METODE PENELITIAN 8

Rancangan Penelitian 8

Subjek Penelitian 8

Variabel dan Instrumen Penelitian 9

Prosedur dan Analisa Data Penelitian 9

HASIL PENELITIAN 10

DISKUSI 11

SIMPULAN DAN IMPLIKASI 13

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 17

(7)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian 8

Tabel 2. Kategori Variabel Penelitian 10

Tabel 3. Penyajian Korelasi Pearson 11

(8)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Blueprint Skala 17

Lampiran 2. Naskah Expert Judgement 19

Lampiran 3. Blueprint Skala Setelah Expert Judgement 25

Lampiran 4. Data Kasar Penelitian 27

Lampiran 5. Validitas dan Reliabilitas 40

Lampiran 6. Uji Normalitas 44

Lampiran 7. Uji Linieritas 45

Lampiran 8. Uji Korelasi 46

Lampiran 9. Surat Hasil Uji Verifikasi Data 47

Lampiran 10. Hasil Uji Plagiasi 47

(9)

1

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN AFILIASI DENGAN KESEPIAN PADA PENGGUNA APLIKASI DATING ONLINE

Rr. Fitrah Adelia

Universitas Muhammadiyah Malang adeliafitrah09@gmail.com

Abstrak. Individu yang kesepian akan cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk mencoba menjalin hubungan yang hangat dengan orang lain. Individu yang sudah menemukan relasi dan menjalin hubungan yang hangat dengan teman yang ditemuinya di aplikasi dating online cenderung tidak merasakan perasaan kesepian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebutuhan afiliasi dengan kesepian pada pengguna aplikasi dating online. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling dengan karakteristik sampel yaitu, dewasa awal pengguna aplikasi dating online.

Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 207 orang yang berusia 19 - 25 tahun yang menggunakan aplikasi dating online. Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu Interpersonal Orientation Scale (IOS) dan UCLA Loneliness Scale (ULS-8). Berdasarkan uji korelasi product moment pearson menunjukkan adanya hubungan yang negatif signifikan antara kebutuhan afiliasi dengan kesepian pada pengguna aplikasi dating online.

Kata kunci: kebutuhan afiliasi, kesepian, dewasa awal, aplikasi dating online

Abstract. Lonely individuals tend to have a strong desire to establish warm relationships with other people. Individuals who have found warm relationships with friends they meet on online dating applications tend not to feel lonely. This study aimed to determine the relationship between the need for affiliation with loneliness in online dating application users. A correlational quantitative research design was used in this study. A total of 207 participants were based on accidental sampling, aged between 19-25 years old and online dating application users. This study used two instruments, namely the Interpersonal Orientation Scale (IOS) and the UCLA Loneliness Scale (ULS-8). Based on Pearson's product-moment correlation test, the result showed a significant negative relationship between the need for affiliation and loneliness in online dating application users.

Keywords: need for affiliation, loneliness, early adult, dating apps

Dewasa ini, mencari pasangan bukan hanya melalui koneksi teman atau keluarga, tetapi juga bisa melalui bantuan aplikasi dating online. Aplikasi dating online sendiri adalah aplikasi yang bisa menghubungkan banyak orang dengan beragam jenis kelamin dan juga usia. Di Indonesia sendiri ada berbagai macam aplikasi kencan yang berbasis online seperti Tinder, Tantan, dan juga OkCupid. Dari ketiga aplikasi kencan tersebut tinder adalah aplikasi yang memiliki cukup banyak penggemar. Hal tersebut dibuktikan pada tahun 2019 aplikasi Tinder memiliki perkembangan yang cukup signifikan dimana pengguna berbayar untuk aplikasi tersebut mampu menembus 5,2 juta orang dan tambahan 503 ribu orang di kuartal kedua (CNN Indonesia.com). Selain itu juga riset yang dilakukan oleh Populix (Info.Populix.co) yang diterbitkan pada 7 September 2020 mengatakan bahwa Tinder tetap menjadi aplikasi kencan

(10)

2

online paling populer dengan persentase 35,89%, lalu disusul oleh Tantan, dan diurutan ketiga ada Beetalk. Data menunjukkan bahwa pengguna aplikasi dating online selama pandemi meningkat sekitar 20% (cnbc.com) dan alasan orang-orang tersebut menggunakan aplikasi dating online dikarenakan rasa kesepian dan kurangnya interaksi dengan orang lain secara langsung selama pandemi.

Menurut riset yang dilakukan oleh pewresearch.org pada tahun 2019 sebanyak 48%

dewasa awal dengan rentang umur 18 – 29 tahun di Amerika menggunakan aplikasi atau situs kencan online. Dewasa awal sendiri adalah sebuah proses peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa yang biasanya dimulai dari umur 18 – 25 tahun. Menurut Erikson (Santrock, 2012) pada fase dewasa awal biasanya sudah mulai terjadi fase dimana seseorang sudah menemukan jati dirinya. Fase ini disebut intimacy vs isolation. Pada fase ini juga, seseorang sudah mulai menjalani hubungan dengan orang lain dan lebih selektif dalam memilih hubungan yang intim dengan orang lain. Selaras dengan penelitian diatas, peneliti juga telah melakukan survey melalui media sosial instagram akhir-akhir ini, dimana hasil dari survei tersebut mengatakan bahwa dari 102 responden sekitar 33% dewasa awal dengan kisaran umur 20 – 24 tahun pernah menggunakan aplikasi dating online. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa dewasa awal lebih ingin mengeksplor dirinya serta mencari relasi diluar orang-orang di lingkungan sekitarnya. Menurut Erickson (John W. Santrock, 2017) pada fase dewasa awal dimana sudah masuk dalam fase intimacy vs isolation, individu yang tidak mampu mengembangkan kemampuannya ke tahap intimacy maka individu tersebut akan masuk ke tahap isolation dimana nantinya individu tersebut tidak mampu menjalankan tugas perkembangannya dengan baik atau ditahap ini tidak mampu menjalin hubungan intim dengan orang lain.

Sejalan dengan hal diatas, saat individu tersebut tidak mampu menjalin hubungan intim dengan orang lain, individu tersebut akan merasakan yang namanya kesepian. Hal tersebut juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Barreto et al., (2021) mengatakan bahwa kebanyakan dari individu pada usia muda dan usia setengah baya cenderung memiliki perasaan kesepian lebih tinggi dari pada orang tua. Dalam penelitian tersebut juga,menyatakan bahwa kebanyakan dari pria cenderung lebih sering mengalami kesepian daripada wanita. Menurut Brehm dan Kasin (Dayakisni & Hudaniah, 2015) kesepian adalah perasaan kurang memiliki hubungan sosial yang diakibatkan ketidakpuasan dengan hubungan sosial yang ada. Robert Weiss (Dayakisni & Hudaniah, 2015) mengatakan ada dua jenis kesepian, yaitu (1) isolasi sosial. Isolasi sosial sendiri adalah seseorang yang menginginkan suatu hubungan sosial tetapi tidak memiliki teman atau kerabat. (2) isolasi emosional, yaitu seseorang yang menginginkan suatu hubungan sosial, namun tidak memiliki hubungan dengan sedikit orang atau satu orang secara mendalam. Kesepian biasanya sering dikaitkan dengan kecemasan sosial dan juga depresi. Dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami kesepian, orang-orang yang kesepian ini cenderung memiliki pendapat yang negatif tentang orang lain.selain itu juga orang yang merasa kesepian cenderung kurang memiliki keterampilan sosial dalam interaksinya bersama orang lain (Dayakisni & Hudaniah, 2015).

Sebanyak 39,7% sampel dewasa awal di Belanda cenderung memiliki tingkat kesepian yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi adanya kesepian seperti kurangnya komunikasi dengan orang lain karena mereka hidup sendiri, juga kurangnya sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya (Franssen et al, 2020). Menurut Brehm (Putra, 2012) salah satu penyebab individu merasa kesepian adalah saat hubungan yang dimiliki individu tersebut tidak kuat, hal ini juga berpengaruh pada tingginya individu yang memakai aplikasi kencan online sebagai tempat mereka untuk mencari relasi atau teman agar mampu menjadi hubungan intim seperti persahabatan dengan orang lain. Menurut penelitian yang

(11)

3

dilakukan oleh Coduto et al., (2020) Individu yang merasa kesepian cenderung memiliki tingkat ketertarikan yang tinggi untuk menggunakan aplikasi dating online sebagai sarana mereka menemukan hubungan romantis atau mencari relasi dan memperluas jaringan sosial melalui platform tersebut. Hal tersebut juga didukung oleh survei yang dilakukan oleh peneliti sendiri tentang alasan mereka menggunakan aplikasi dating online dimana hasilnya menyatakan bahwa sekitar 20% responden menjawab alasan mereka menggunakan aplikasi tersebut karena kesepian dan ingin memiliki teman.

Temuan survei pada pengguna aplikasi dating online usia dewasa awal dari negara Eropa ternyata sejalan dengan hasil wawancara dua orang responden yang dilakukan pada 20 desember 2020 yaitu FE (24 tahun) dan BG (22 tahun). Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan FE menyatakan bahwa, alasannya menggunakan aplikasi dating online adalah agar mendapatkan teman yang bisa dia ajak diskusi, hal tersebut dikarenakan FE merasa kesepian dan membutuhkan teman untuk bercerita. Namun, dari cerita yang diutarakan oleh FE, dia menganggap pertemanannya dengan orang-orang yang dia kenal di aplikasi dating online tersebut cenderung bersifat sementara, dikarenakan maksud dari FE sendiri yang memang ingin mencari banyak teman dari platform tersebut. Sedangkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan BG menghasilkan alasan yang hampir sama, awalnya hanya iseng karena BG sendiri ingin mencari teman yang diharapkannya mampu menjalin hubungan romantis dengan BG. Namun, menurut penuturan BG, semua orang yang dia temui di platform tersebut cenderung memiliki keinginan yang sama dengan BG yaitu menjalin hubungan romantis bahkan ada yang menjurus ke hubungan yang lebih intim lagi yaitu FWB atau Friend With Benefits.

Data di atas sejalan dengan pernyataan dari Langveld (Ekasari & Hartati, 2014) yang mengatakan bahwa kebutuhan untuk menjalin hubungan atau perasaan kesepian pada individu disertai kesadaran sosial psikologis yang mendalam yang kemudian menimbulkan dorongan yang kuat akan pentingnya pergaulan. Maka dari itu, dewasa awal yang menggunakan aplikasi tersebut cenderung ingin lebih menjalin hubungan yang intim seperti persahabatan dengan orang lain. Salah satu fitur dalam aplikasi kencan online adalah chat dimana para pengguna bisa bertukar kabar atau bertukar cerita dengan teman yang ditemuinya di aplikasi tersebut.

Maka dari itu, banyak sekali dari para pengguna aplikasi tersebut yang cenderung ingin mempertahankan hubungan pertemanan mereka. Mempertahankan dan menjaga sebuah hubungan dan juga keinginan untuk memiliki hubungan yang lebih intim yang disebut kebutuhan berafiliasi.

Kebutuhan untuk berafiliasi (Need for affiliation) menurut McCelland (Rinjani &

Firmanto, 2013) adalah sebuah kebutuhan untuk memiliki hubungan yang bersahabat dan memiliki keintiman dan menjaga hubungannya dengan orang lain. Jadi, individu dalam hubungan tersebut memiliki keinginan untuk membentuk serta mempertahankan beberapa hubungan interpersonal yang memberikan ganjaran. Pengertian lain yaitu menurut Murray (Rinjani & Firmanto, 2013) kebutuhan berafiliasi adalah kebutuhan atau keinginan untuk lebih dekat dan bekerjasama dengan orang lain. Individu cenderung memiliki dasar atau motivasi yang kuat untuk menyebarkan, membentuk, dan mempertahankan suatu hubungan dengan orang lain. (Lopez, 2017; Baumeister, 2012; Muñiz dan O'Guinn, 2001).

Menurut Martaniah (dalam Rinjani & Firmanto, 2013) dalam kebutuhan berafiliasi ini banyak terkandung kepercayaan, empati, afeksi, kasih, kemauan baik, yang biasanya ada dalam sebuah sikap yang bersahabat, menyenangkan, sosial, dan bersifat baik. Jika dalam suatu hubungan individu tersebut telah memiliki kedekatan (keintiman) yang kuat, biasanya individu tersebut akan saling mendengarkan dan juga memahami perasaan satu sama lain. hal tersebut

(12)

4

jugalah yang membuat individu tersebut memiliki rasa percaya (trust) kepada lawan bicaranya.

Maka dari itu, individu yang sudah memenuhi hal diatas sudah melakukan bagian dari kebutuhan untuk berafiliasi. Menurut Suwarno (dalam Marissa, 2016) memiliki motivasi untuk kebutuhan afiliasi yang tinggi pada dewasa awal mampu mempermudah perkembangan sosial individu. Karena pada tahap ini, individu mulai memiliki tugas perkembangan yang berkaitan dengan mencari pekerjaan atau pasangan.

Menurut Hill (Putra & Marheni, 2015) ada empat aspek yang mempengaruhi suatu kebutuhan berafiliasi yaitu kebutuhan atas stimulasi positif (need for positive stimulation), kebutuhan untuk dukungan sosial (need for social support), kebutuhan untuk diperhatikan (need for attention), dan kebutuhan untuk perbandingan sosial (need for social comparison).

Sedangkan menurut McCelland (Hofer & Busch, 2011) aspek dari kebutuhan berafiliasi adalah kecenderungan individu untuk mencari teman agar terhindar dari kesepian. Dari beberapa aspek yang telah disebutkan diatas, bisa dikatakan bahwa kebutuhan berafiliasi itu adalah kebutuhan individu dalam mencari dan mempertahankan suatu hubungan pertemanan dengan individu lainnya.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ekasari & Hartati, (2014) dikatakan bahwa individu akan menurunkan rasa kesepiannya jika individu tersebut mampu menurunkan keinginan sosialnya dan mampu menjalin hubungan sosialnya dengan orang lain. Individu yang memiliki kebutuhan berafiliasi yang tinggi cenderung ingin mempertahankan suatu hubungan dan kedekatannya dengan orang lain. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan berafiliasi tersebut adalah melalui aplikasi dating online. Jika kebutuhan afiliasi individu dewasa awal ini tidak terpenuhi, maka individu tersebut cenderung merasa kesepian karena menurut Hurlock (dalam Minanti, 2016) banyak individu yang saat masa kanak-kanak dan remajanya bergantung kepada persahabatan dalam kelompok, pada masa dewasa awal mereka akan merasa kesepian sewaktu pekerjaan atau tugas-tugas rumah tangga memisahkan mereka dari kelompoknya. Individu yang mengalami kesepian cenderung membutuhkan kehadiran orang lain untuk diajak berkomunikasi, tetapi individu tersebut tidak mampu mewujudkannya karena berbagai alasan, seperti memiliki sifat pemalu, atau tidak mudah mempercayai orang lain. Ketika individu tersebut telah mampu menjalin hubungan dengan orang lain, berarti individu tersebut telah mampu membuka dirinya dan melawan perasaan kesepian yang dimilikinya. (Haliza & Kurniawan, 2021)

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini fokus mengkaji tentang hubungan antara kebutuhan berafiliasi dengan kesepian pada pengguna aplikasi dating online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan berafiliasi dengan kesepian pada pengguna aplikasi dating online. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesepian pada pengguna aplikasi dating online, serta hubungan kebutuhan berafiliasi terhadap kesepian. Sehingga, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Kebutuhan Afiliasi

Kebutuhan untuk berafiliasi (Need for affiliation) sendiri menurut Hill (dalam Nupus, 2017) adalah keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain yang erat hubungannya dengan kehidupan sosial individu yaitu keinginan seseorang untuk mendapatkan stimulasi positif, keinginan untuk mendapatkan dukungan sosial, keinginan untuk mendapatkan perhatian (mendapat pujian dari orang lain) dan keinginan untuk mendapatkan perbandingan sosial yang dimotivasi oleh keinginan mendapatkan pengetahuan dan mengurangi ketidakpastian.

(13)

5

Sedangkan menurut McCelland (dalam Firmanto, 2013) adalah sebuah kebutuhan untuk memiliki hubungan yang bersahabat dan memiliki keintiman dan menjaga hubungannya dengan orang lain. Jadi, individu dalam hubungan tersebut memiliki keinginan untuk membentuk serta mempertahankan beberapa hubungan interpersonal yang memberikan ganjaran. Dalam pengertian lain yaitu menurut Murray (dalam Firmanto, 2013) kebutuhan berafiliasi adalah kebutuhan atau keinginan untuk lebih dekat dan bekerjasama dengan orang lain. dalam kebutuhan berafiliasi ini banyak terkandung kepercayaan, empati, afeksi, kasih, kemauan baik, yang biasanya ada dalam sebuah sikap yang bersahabat, menyenangkan, sosial, dan bersifat baik (Martaniah, 1984; Firmanto, 2013). Hill (1987) mengemukakan bahwa, kebutuhan afiliasi memiliki beberapa aspek, yaitu Positive stimulation (Stimulasi Positif).

Stimulasi positif adalah suatu kebutuhan akan situasi yang menyenangkan, dimana hal tersebut bisa didapat melalui kedekatan antar personal yang nantinya diharapkan bahwa individu mampu mendapatkan kepuasan dan perasaan yang nyaman dengan orang lain. Kedua yaitu Emotional Support dimana hal tersebut adalah sebuah kebutuhan untuk mendapatkan simpati dari orang lain, sehingga mampu mengurangi perasaan-perasaan negatif seperti tekanan atau rasa takut untuk percaya kepada orang lain. Ketiga Social Comparison. Komparasi sosial sendiri adalah suatu kebutuhan untuk berinteraksi dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan dan mengurangi sebuah ketidakpastian. hal tersebut adalah sebuah proses untuk mencapai evaluasi diri dengan cara membandingkan diri individu dengan orang lain yang secara umum memiliki kesamaan dengan individu tersebut, sehingga bisa diperoleh penilaian untuk individu tersebut seperti bakat, sikap, keterampilan, dan nilai. ke-empat Attention (Perhatian) dimana adalah suatu kebutuhan yang akan mendorong individu untuk bertingkah laku yang akan memperoleh penerimaan serta pujian dari orang lain dengan harapan individu tersebut mampu menunjukkan siapa dirinya dan mendapatkan perhatian dari orang lain.

Kesepian

Menurut Rusell (dalam Krisnawati & Soetjiningsih, 2017) kesepian didefinisikan sebagai hubungan sosial yang tidak sesuai dari apa yang diinginkan atau dicapai, termasuk perasaan gelisah, tertekan dan persepsi kurangnya hubungan sosial pada diri seseorang. Sedangkan menurut Brehm dan Kasin (dalam Dayakisni, 2015) kesepian adalah perasaan kurang memiliki hubungan sosial yang diakibatkan ketidakpuasan dengan hubungan sosial yang ada. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesepian adalah suatu bentuk perasaan yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh ketidak sesuaian antara hubungan sosial dengan kenyataan suatu individu karena sebuah hambatan.

Rusell (1980) menyatakan ada beberapa aspek yang menyebabkan kesepian, antara lain Trait loneliness. Trait loneliness adalah pola yang lebih stabil dari perasaan kesepian yang terkadang berubah dalam situasi tertentu atau bisa disebut individu tersebut mengalami kesepian dikarenakan kepribadian yang mereka miliki. Selanjutnya ada Social desirability loneliness.

Social desirability loneliness terjadi karena individu tersebut tidak mendapatkan kehidupan sosial yang diinginkannya pada kehidupan sosial di lingkungannya. Lalu yang terakhir ada Depression loneliness dimana kesepian terjadi karena perasaan yang dimiliki oleh individu tersebut seperti perasaan sedih, merasa tidak berharga, tidak bersemangat, yang dimana perasaan tersebut berpusat pada kegagalan yang dialami individu tersebut.

Brehm (1992), menyatakan bahwa ada empat penyebab dari terjadinya kesepian, yaitu ketidak adaan kekuatan dalam sebuah hubungan yang dimiliki seseorang dimana individu yang memiliki hubungan yang kurang kuat cenderung untuk merasa tidak puas akan hubungan yang

(14)

6

dijalaninya. Terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan seseorang juga menjadi salah satu faktor penyebab dari kesepian yang dirasakan oleh individu. Self-Esteem yang rendah. individu yang memiliki Self-Esteem yang rendah akan cenderung memiliki batasan dalam hubungan mereka dengan orang lain, dari hal itulah individu akan merasakan perasaan kesepian. Terakhir adalah perilaku interpersonal. Individu yang merasakan perasaan kesepian cenderung akan memandang orang lain secara negatif, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan terhadap orang lain di sekitarnya.

Kebutuhan Afiliasi dan Kesepian

Setiap individu pasti memiliki kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain, kebutuhan tersebut disebut kebutuhan afiliasi McCelland (dalam Rinjani & Firmanto, 2013).

Sedangkan menurut Hill (dalam Nupus, 2017) kebutuhan afiliasi adalah keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial suatu individu. Individu melakukan afiliasi dengan orang lain dikarenakan banyak aspek seperti ingin mendapatkan suatu stimulasi positif dari orang lain, atau keinginannya untuk mendapatkan sebuah dukungan sosial, mendapatkan perhatian atau pujian dan penerimaan dari orang lain, atau bahkan mendapatkan suatu perbandingan sosial yang dimotivasi untuk mendapatkan pengetahuan tentang bakat, sikap, keterampilan yang dia miliki dengan orang lain. Individu yang telah memperoleh perbandingan dengan orang lain dan dapat diketahui bahwa perbandingan tersebut memiliki sifat yang positif akan sangat mempengaruhi bagaimana individu tersebut dalam berafiliasi dengan orang lain Martaniah (dalam Rinjani & Firmanto, 2013). Sebaliknya, jika individu tersebut tidak mampu memperoleh perhatian dari orang lain, individu tersebut akan merasa terabaikan.

Perasaan terabaikan dan juga tertekan itu adalah salah satu bentuk kesepian Rusell (dalam Krisnawati & Soetjiningsih, 2017). Individu diusia muda cenderung memiliki tingkat kesepian yang tinggi dan faktor yang mempengaruhi rasa kesepian tersebut salah satunya karena kurangnya komunikasi dengan orang lain. Mereka yang sudah terbiasa bergantung pada kelompok saat anak-anak atau remaja akan cenderung merasa kesepian pada saat awal menginjak dewasa, karena entah itu pekerjaan atau hal lain yang memisahkan mereka. Akibat atau dampak yang dimiliki jika individu memiliki tingkat kesepian yang tinggi juga salah satunya adalah rasa bosan dan juga kurangnya penghargaan terhadap relasi yang mereka miliki (Octaviany, 2019). Artinya, individu yang memiliki perasaan kesepian yang cenderung rendah akan cenderung mampu menjalin sebuah relasi yang hangat dengan orang lain dan juga mampu mempertahankan relasi tersebut.

(15)

7 Kerangka Berpikir

Hipotesis

Adanya hubungan signifikan antara kebutuhan berafiliasi dengan kesepian pada pengguna aplikasi dating online.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dimana penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisis pada data-data kuantitatif atau angka yang dikumpulkan melalui tahapan pengukuran dan diolah dengan metode analisis statistika (Azwar, 2018). Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah korelasional dengan alasan agar sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mencari hubungan antara kebutuhan berafiliasi dengan kesepian.

Subjek Penelitian

Pengambilan data untuk subjek penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan teknik accidental sampling yaitu Teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti akan dijadikan sampel, dengan ketentuan orang tersebut cocok dengan sumber data. Karakteristik dari penelitian ini adalah laki-laki/perempuan dengan rentang usia 19-25 tahun yang sedang atau pernah menggunakan

Kebutuhan Afiliasi adalah keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial

suatu individu.

Individu yang tidak mampu mempertahakan hubungan dengan orang lain akan merasa gelisah, tertekan, dan kurangnya

penghargaan terhadap suatu relasi

Perasaan-perasaan tersebut bisa disebut sebagai kesepian.

Kesepian sendiri adalah perasaan tidak menyenangkan yang terjadi akibat ketidak sesuaian antara hubungan sosial individu

dan kenyataan yang ada.

(16)

8

aplikasi dating online dan melakukan komunikasi yang aktif dengan pengguna lain di aplikasi tersebut.

Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian

Kategori Frekuensi Presentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 83 40,1%

Perempuan 124 59,9%

Usia

19 5 2,4%

20 20 9,7%

21 32 15,5%

22 80 38,6%

23 43 20,8%

24 8 3,9%

25 19 9,2%

Pekerjaan

Mahasiswa 166 80,2%

Karyawan 34 16,4%

Wiraswasta 7 3,5%

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebanyak 124 perempuan dengan persentase 59,9%

menjadi responden untuk penelitian ini, sedangkan sisanya yaitu 83 responden yaitu laki-laki dengan persentase 40,1%. Diketahui juga dari tabel diatas bahwa responden untuk penelitian ini berusia 19-25 tahun dengan persentase terbanyak yaitu 38,6% yaitu usia 22 tahun dengan pekerjaan terbanyak yaitu mahasiswa yang memiliki frekuensi 166 dengan persentase 80,2%.

Variabel dan Instrumen Penelitian

Variabel untuk penelitian ini adalah kebutuhan berafiliasi sebagai variabel bebas (X) dan kesepian sebagai variabel terikat (Y). Kebutuhan berafiliasi sendiri adalah kebutuhan individu untuk menjalin suatu hubungan yang bersahabat dengan orang lain. Kesepian adalah perasaan yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh ketidaksesuaian hubungan sosial dengan kenyataan suatu individu.

Terdapat dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen untuk mengukur kebutuhan afiliasi dan instrumen untuk mengukur kesepian. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kebutuhan afiliasi adalah skala Interpersonal Orientation Scale (IOS) yang dikembangkan oleh Craig. A Hill (1987) yang kemudian dikembangkan oleh Decker, et al (2012). Skala ini memiliki 26 item yang mengukur empat aspek, yaitu (1) Positive Stimulation, (2) Emotional Support, (3) Social Comparison, (4) Attention dengan nilai cronbach alpha sebesar 0.886. Contoh aitem yang digunakan adalah “Menurut saya, dekat dengan orang lain, mendengarkan cerita mereka, dan berhubungan secara personal merupakan hal yang paling saya suka dan paling memuaskan bagi saya” .

(17)

9

Instrumen variabel kesepian menggunakan skala UCLA Loneliness Scale (ULS-8) yang dikembangkan oleh Hays & DiMetteo (1987) dan kemudian diterjemahkan dan digunakan oleh Xu, et al (2018). Skala tersebut memiliki 8 item yang mengukur tiga aspek berdasarkan teori Russell (1980), yaitu (1)Kepribadian, (2)Keinginan Sosial, (3)Depresi dengan nilai cronbach alpha sebesar 0.84. Contoh aitem yang digunakan adalah “saya kekurangan teman” Kedua instrumen diatas menggunakan skala likert skala likert sendiri adalah skala yang terdiri dari item yang mendukung konsep (favorable) dan item yang tidak mendukung konsep (unfavorable). Dimana untuk skala favorable memiliki poin 4 untuk jawaban Sangat sering (SS), 3 untuk jawaban sering (S), 2 untuk jawaban pernah (P), dan 1 untuk jawaban tidak pernah (TP).

Kemudian setelah melakukan uji validitas menggunakan aiken V diketahui rentang validitas aitem untuk skala kebutuhan afiliasi adalah 0.787-0.962 dengan nilai reliabilitas Cronbach Alpha 0.925. Pada variabel kebutuhan afiliasi terdapat 26 aitem yang valid dari 26 aitem.

Adapun untuk skala kesepian rentang validitas aitemnya adalah 0.875-0.962 dengan nilai reliabilitas Cronbach Alpha 0.723. Pada variabel kesepian terdapat 8 aitem yang valid dari 8 aitem.

Prosedur dan Analisa Data Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan tiga prosedur utama, yaitu: Tahap persiapan, dalam tahapan ini peneliti memulai dengan memahami secara mendalam terkait teori yang diperoleh di kasian Pustaka. Lalu, peneliti mulai mencari instrumen dan alat ukur berupa skala yang akan diterjemahkan dan disesuaikan dengan topik yang diambil oleh peneliti. Proses penerjemahan dilakukan oleh ahli dalam bidang sastra inggris, kemudian peneliti melakukan Expert Judgement kepada alumni dan dosen psikologi pada tanggal 25 Oktober 2021. Guna Expert Judgement sendiri adalah untuk menelaah serta memberikan penilaian terhadap skala yang akan digunakan oleh peneliti nantinya. Hasil dari telaah dan penilaian yang dilakukan diatas tersebut nantinya akan dianalisa dengan Validitas isi Aiken V.

Tahap pelaksanaan, pada tahap ini peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi skala dari kebutuhan afiliasi dan kesepian dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Kuesioner tersebut disebarkan dalam bentuk Google Form pada tanggal 8 November 2021.

Tahap yang terakhir adalah tahap analisa, pada tahap ini peneliti akan menganalisa data dari skala yang sudah terkumpul sebelumnya, dimana skala tersebut sudah diberi skor oleh peneliti.

Proses Analisa data dilakukan menggunakan software SPSS (Statistical Program for Social Science) 21 for windows. Teknik Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji korelasi dimana uji korelasi adalah Teknik Analisis data yang menyatakan hubungan yang linier antara dua variabel, dimana salah satu variabel dianggap mampu mempengaruhi variabel lain.

(Suyono, 2018). Uji korelasi yang digunakan pada penelitian ini uji korelasi Product Moment (Pearson). Dimana uji korelasi tersebut berfungsi untuk mengukur kekuatan hubungan linier antar dua variabel.

(18)

10

HASIL PENELITIAN

Berikut ini merupakan deskripsi variabel dan hasil uji korelasi antara variabel kebutuhan afiliasi dan kesepian:

Tabel 2. Kategori Variabel Penelitian

Variabel Frekuensi Presentase Kategori Interval Mean SD Kebutuhan

Afiliasi

26 12,6% Rendah < 65 1,874 0,332

181 87,4% Tinggi >65

Kesepian 149 72,0% Rendah < 20 1,280 0,450

58 28,0% Tinggi >20

Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan subjek yang ada, sebanyak 181 subjek dengan persentase 87,4% memiliki tingkat kebutuhan afiliasi yang tinggi. Sedangkan sisanya yaitu sebanyak 26 subjek dengan persentase 12,6% memiliki tingkat kebutuhan afiliasi yang rendah.

Selanjutnya, dapat dilihat dari tabel 2 bahwa dari keseluruhan subjek yaitu 207. Sebanyak 149 subjek dengan persentase 72,0% memiliki tingkat kesepian yang rendah. Lalu, sisanya sebanyak 58 subjek dengan persentase 28,0% memiliki tingkat kesepian yang tinggi,

Setelah itu penguji melakukan uji normalitas data untuk melihat apakah data yang telah diperoleh dari kedua variabel berdistribusi normal. Penguji menggunakan Q-Q Plots untuk menentukan apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan data yang tergambar dalam Q-Q Plots, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh dari kedua variabel tersebut dinyatakan terdistribusi normal. Karena, kedua data tersebut telah mendekati garis normal. Kemudian peneliti juga melakukan uji linieritas pada masing-masing variabel dengan dasar pengambilan keputusan dilihat dari nilai signifikansi pada uji anova dengan nilai signifikansinya 0,309. Dimana data tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan yang linier antara kedua variabel tersebut.

Tabel 3. Penyajian Korelasi Pearson

Variabel Pearson’s r

Kebutuhan Afiliasi - Kesepian -0.192**

n= 207, * p < 0.05, ** p < 0.01, *** p < 0.001, two-tailed

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan antara variabel kebutuhan afiliasi terhadap kesepian (p<0.05). Koefisien korelasi pearson menunjukkan terdapat hubungan negatif antara kebutuhan afiliasi dengan kesepian dimana, semakin tinggi tingkat kebutuhan afiliasi akan semakin rendah tingkat kesepian pada pengguna aplikasi dating online. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kebutuhan afiliasi akan semakin tinggi tingkat kesepian pada pengguna aplikasi dating online. Pada tabel 3 ditunjukkan bahwa nilai r

= -0.192 dimana artinya kebutuhan afiliasi memiliki tingkat korelasi yang kuat dengan kesepian.

(19)

11 DISKUSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara kebutuhan afiliasi dengan kesepian pada pengguna aplikasi dating online dimana subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah dewasa awal yang menggunakan aplikasi dating online.

Penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment pearson dimana pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kedua variabel tersebut berhubungan.

Menurut CNN Indonesia (2019) pengguna aplikasi dating online mampu menembus sekitar 5,2 juta orang. Dimana, ada banyak faktor yang membuat individu menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut salah satunya adalah kesepian. Kesepian sendiri adalah suatu perasaan yang kurang menyenangkan yang diakibatkan oleh ketidak sesuaian antara hubungan sosial dengan kenyataan yang dialami oleh individu tersebut karena sebuah hambatan.

Individu yang memiliki tingkat kesepian yang rendah memiliki motivasi yang tinggi untuk menjalin sebuah hubungan yang hangat dengan orang lain di sekitarnya. Sedangkan, individu yang memiliki tingkat kesepian yang tinggi akan cenderung kurang menghargai suatu relasi dengan orang lain. Jika individu telah mampu menjalin suatu relasi yang hangat dan juga menjaga relasi tersebut dengan orang lain, maka berarti individu tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan afiliasinya (Rinjani & Firmanto, 2103). Karena, pengertian kebutuhan afiliasi sendiri adalah kebutuhan individu untuk menjalin suatu hubungan yang hangat dengan orang lain serta mampu menjaga hubungan tersebut dengan baik.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang negatif signifikan antara kebutuhan afiliasi dan kesepian (r=-0,192; p<0,05). Artinya, semakin tinggi kebutuhan afiliasi suatu individu maka semakin rendah tingkat kesepian pada individu tersebut. Sebaliknya, jika tingkat kebutuhan afiliasi suatu individu rendah, maka tingkat kesepian dari individu tersebut cenderung tinggi dimana jika tingkat kesepian suatu individu rendah maka individu tersebut memiliki motivasi yang lebih untuk menjalin suatu hubungan dengan orang lain dan juga mampu menjaga hubungan tersebut dengan orang lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebutuhan afiliasi dan kesepian diterima. Sehingga dengan diterimanya hipotesis menunjukkan bahwa menjalin suatu hubungan yang hangat dengan orang lain mampu menurunkan rasa kesepian yang dialami oleh individu tersebut.

Dilihat dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, dari 207 responden yang diperoleh sebanyak 181 atau sekitar 87,4% subjek memiliki tingkat kebutuhan afiliasi yang tinggi, sedangkan sisanya yaitu 26 atau sekitar 12,6% subjek memiliki tingkat kebutuhan afiliasi yang rendah. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kebutuhan afiliasi dewasa awal yang menggunakan aplikasi dating online cenderung tinggi. Sedangkan untuk kesepian didapatkan sebanyak 149 atau 72,0% subjek memiliki tingkat kesepian yang rendah dan sebanyak 58 atau 28,0% memiliki tingkat kesepian yang tinggi. Dari data diatas dapat dikatakan bahwa tingkat kesepian yang dialami oleh dewasa awal yang menggunakan aplikasi dating online cenderung rendah.

Dilihat dari data diatas dapat dikatakan bahwa banyak dewasa awal pengguna aplikasi dating online memiliki tingkat kesepian yang rendah dan kebutuhan afiliasi yang tinggi. Dimana artinya banyak individu yang memiliki perasaan yang baik dan tidak merasa tertekan secara sosial, sehingga individu tersebut mampu memiliki keinginan untuk menjalin sebuah hubungan yang hangat dengan orang lain. Terlebih pada mereka yang yang menggunakan aplikasi dating online, individu yang memiliki tingkat kebutuhan afiliasi yang tinggi akan lebih mudah untuk

(20)

12

menjalin dan mempertahankan hubungan yang hangat dengan orang lain yang individu tersebut temui di aplikasi tersebut.

Sejalan dengan hipotesis diatas, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ekasari & Hartati (2014) yang menyatakan bahwa memang ada hubungan yang negatif antara kebutuhan afiliasi dan kesepian, yang berarti dimana jika tingkat kebutuhan afiliasi suatu individu tinggi, maka tingkat kesepian dari individu tersebut rendah. Selain itu, juga ada penelitian yang dilakukan oleh Marpaung (2017) yang mengatakan bahwa individu yang memiliki tingkat kesepian yang rendah akan cenderung memiliki motivasi untuk memiliki hubungan yang nyaman dengan orang lain.

Sumter & Vandenbosch (2019) mengatakan bahwa banyaknya individu dewasa awal yang menggunakan aplikasi dating online dikarenakan rasa cemas dalam menjalin hubungan yang mereka temui di sekitar mereka, dan juga aplikasi dating online juga menjadi sarana yang nantinya akan memudahkan individu tersebut untuk melakukan komunikasi dengan orang lain.

Individu yang merasa kesepian cenderung akan menggunakan aplikasi dating online (Coduto et, al, 2020). Dalam penelitian tersebut juga diungkapkan bahwa penggunaan aplikasi dating online bagi mereka yang merasa kesepian harusnya melakukan pembatasan dan juga memantau penggunaan aplikasi tersebut, agar individu tersebut dapat menghindari perasaan-perasaan negatif dan juga merasa bersalah. Jika individu tersebut mampu menggunakan aplikasi tersebut secara teratur dan tetap membatasi hal-hal didalamnya, individu tersebut dapat menghasilkan suatu hubungan yang hangat dan juga sehat, yang dimana nantinya akan mampu berkembang menjadi sebuah hubungan yang lebih intim dan lebih romantis.

Dari data demografis diatas, dikatakan bahwa sekitar 59,9% atau sekitar 124 responden berjenis kelamin wanita dan sisanya yaitu 83 responden dengan persentase 40,1% berjenis kelamin laki- laki. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sumter & Vandenbosch (2019) yang menyatakan bahwa kebanyakan pengguna aplikasi dating online adalah wanita. Dalam penelitian tersebut dari kedua jenis kelamin memiliki orientasi yang berbeda terkait penggunaan aplikasi dating online. Kebanyakan wanita bergabung dalam dating online adalah untuk menjalin hubungan yang hangat dan memiliki jangka panjang, sedangkan laki-laki memiliki orientasi hubungan jangka pendek dan lebih mengarah ke pertemanan dan casual sex.

Marissa (2016) menyatakan bahwa, individu yang memiliki motivasi afiliasi yang tinggi akan mempunyai inisiatif untuk membuat koneksi dengan orang lain karena keinginan individu tersebut untuk disukai. Dalam menjalin sebuah hubungan yang baik, individu akan berusaha untuk menjaga hubungan tersebut dengan teman yang dia temui. Hal ini akan menjadi faktor yang positif untuk perkembangan sosial pada dewasa awal, terutama dalam mencari sebuah pekerjaan atau membangun hubungan interpersonal.

Kelebihan dari penelitian ini yaitu karakter subjek penelitian yang merupakan dewasa awal pengguna aplikasi dating online yang belum banyak menjadi sasaran penelitian tentang kebutuhan afiliasi maupun kesepian di Indonesia. Namun, penelitian ini juga memiliki keterbatasan yaitu, karena belum banyak penelitian yang meneliti terkait hubungan tersebut, maka peneliti juga kekurangan referensi untuk mencakup kedua variabel tersebut. Juga, karena jangkauan subjek untuk penelitian ini kurang luas, maka dari itu peneliti masih sedikit kesulitan untuk mencari subjek untuk penelitian ini. Selain itu juga, keterbatasan penelitian ini terdapat desain penelitian yaitu penelitian korelasional. Dimana dalam penelitian korelasional, peneliti hanya mampu meneliti tentang bagaimana hubungan antar kedua variabel tersebut tanpa mengetahui variabel yang paling mempengaruhi dalam penelitian ini.

(21)

13

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Penelitian ini menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kebutuhan afiliasi dengan kesepian. Artinya, semakin tinggi kebutuhan afiliasi maka akan cenderung rendah tingkat kesepian pengguna aplikasi dating online, sebaliknya semakin rendah kebutuhan afiliasi maka cenderung tinggi tingkat kesepian pengguna aplikasi dating online.

Implikasi penelitian ini untuk pengguna aplikasi dating online agar mampu untuk memenuhi kebutuhan afiliasi dan mencegah kesepian. Lalu, saran selanjutnya untuk pembuat atau pengelola aplikasi dating online untuk dapat memanfaatkan platform aplikasi dating online untuk mendorong pengguna aplikasi tersebut untuk membangun afiliasi yang sehat dan penuh arti sehingga memenuhi kebutuhan afiliasi dan mencegah kesepian pada pengguna aplikasi dating online tersebut. Terakhir, untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor lain yang sekiranya dapat berkontribusi terhadap kesepian pada populasi dewasa muda seperti self- esteem, keterbukaan diri, dan lainnya. Serta menggunakan desain penelitian eksperimen untuk memperjelas hubungan sebab-akibat antar variabel.

(22)

14 DAFTAR PUSTAKA

Anderson, M., Vogels, A. E., Turner, E. (2020). The Virtues and Downsides of Online Dating.

Internet and Technology. Washington, DC: Pew Research Center.

Barreto, M., Victor, C., Hammond, C., Eccles, A., Richins, M. T., & Qualter, P. (2021).

Loneliness around the world: Age, gender, and cultural differences in loneliness. 169. 1-6 Personality and Individual Differences. https://doi.org/10.1016/j.paid.2020.110066

CNN. (2019). 5,2 Juta Pengguna Rela Membayar Buat Main Tinder. Retrived August 19, 2019, from https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190808141158-185-419539/52-juta- pengguna-rela-membayar-buat-main-tinder

Coduto, K. D., Lee-Won, R. J., & Baek, Y. M. (2020). Swiping for trouble: Problematic dating application use among psychosocially distraught individuals and the paths to negative outcomes. Journal of Social and Personal Relationships. 1-21.

https://doi.org/10.1177/0265407519861153

Dayakisni, T. & Hudaniah. (2015). Psikologi Sosial. (Ed. Revisi). Malang: UMM Press.

Decker, W. H., Calo, T. J., & Weer, C. H. (2012). Affiliation motivation and interest in entrepreneurial careers. Journal of Managerial Psychology. 27(3), 302-320.

http://dx.doi.org/10.1108/02683941211205835

Ekasari, M. D., & Hartati, S. (2014). Hubungan Antara Kebutuhan Afiliasi dengan Kesepian pada Remaja di Panti Asuhan Putri Aisyiyah dan Putra Muhammadiyah Tuntang dan Salatiga. Empati. 1-11

Fernando, A. (2021). Modal Jualan Aplikasi Kencan Saat WFH, Emiten Ini Raup Rp 2 T,

Retrieved August 12, 2021, from

https://www.cnbcindonesia.com/market/20210812091259-17-267865/modal-jualan- aplikasi-kencan-saat-wfh-emiten-ini-raup-rp-2-t

Franssen, T., Stijnen, M., Hamers, F., & Schneider, F. (2020). Age differences in demographic, social and health-related factors associated with loneliness across the adult life span (19–

65 years): a cross-sectional study in the Netherlands. BMC Public Health, 20(1), 1-12.

https://doi.org/10.1186/s12889-020-09208-0

(23)

15

Haliza, N., & Kurniawan, A. (2021). HUBUNGAN ANTARA KETERBUKAAN DIRI DENGAN KESEPIAN PADA DEWASA AWAL PENGGUNA APLIKASI DATING ONLINE. NURSING ANALYSIS: Journal of Nursing Research, 1(1), 51-61.

Hays, R. D., & DiMatteo, M. R. (1987). A short-form measure of loneliness. Journal of personality assessment, 51(1), 69-81. https://doi.org/10.1207/s15327752jpa5101_6 Hill, C. A. (1987). Affiliation motivation: people who need people… but in different ways.

Journal of personality and social psychology, 52(5), 1008.https://doi.org/10.1037/0022- 3514.52.5.1008

Hofer, J., & Busch, H. (2011). When the needs for affiliation and intimacy are frustrated: Envy and indirect aggression among German and Cameroonian adults. Journal of Research in Personality. 45, (2), 219-228 https://doi.org/10.1016/j.jrp.2011.02.003

Kemp, S. (2020). Digital 2020: 3.8 Billion People Use Social Media. Digital 2020 Global Overview Report. New York: We Are Social.

Krisnawati, E., & Soetjiningsih, C. H. (2017). Hubungan Antara Kesepian dengan Selfie- Liking pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi. https://doi.org/10.14710/jp.16.2.122-127 López, M., Sicilia, M., & Moyeda-Carabaza, A. A. (2017). Creating identification with brand

communities on Twitter. Internet Research, 27(1), 21–51. doi:10.1108/intr-12-2013-0258 Marissa, A. (2016). Correlation of Affiliation Needs with Intensity of Using Facebook in Young Adulthood. European Journal of Social and Behavioural Science. 17, 2216-2223.

https://doi.org/10.15405/ejsbs.2016.08.issue-3

Marpaung, W. (2018). Affiliation Need Viewed From Loneliness on Students Living at Dormitory of University of Sari Mutiara Indonesia. Jurnal Psychomutiara, 1(1), 51-58.

Minanti, R. D. (2017). Hubungan Kebutuhan Afiliasi dengan Pengungkapan Diri pada Pengguna Media Sosial. (Undergraduate Thesis, University of Muhammadiyah Malang).

Nupus, P. K. (2017). Kebutuhan Afiliasi pada Remaja Ditinjau Dari Jenis Kelamin.

Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Populix. (2020). Menguak Cerita Para Pengguna Aplikasi Kencan Online di Indonesia. Riset Populix. Jakarta: Info.Populix

(24)

16

Putra, D. R. (2012). Hubungan antara kesepian dengan kecenderungan kecanduan internet pada dewasa awal (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Putra, I. P. G. D., & Marheni, A. (2015). Hubungan Kebutuhan Afiliasi dengan Intensitas Penggunaan Jejaring Sosial Twitter pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologi Udayana. 2, (1), 48-58 https://doi.org/10.24843/jpu.2015.v02.i01.p05

Rinjani, H., & Firmanto, A. (2013). Kebutuhan afiliasi dengan intensitas mengakses facebook pada remaja. Jurnal Imiah Psikologi Terapan.1, (1), 76-85

Santrock, J. W. (2012). Life SpanDevelopment : Perkembangan Masa Hidup. Jilid 1. Edisi 13.

Jakarta: Erlangga.

Sumter, S. R., & Vandenbosch, L. (2019). Dating gone mobile: Demographic and personality- based correlates of using smartphone-based dating applications among emerging adults.

New Media & Society, 21(3), 655-673. https://doi.org/10.1177/1461444818804773

Suyono. (2018). Analisis Regresi Untuk Penelitian. Yogyakarta: Deepublish.

Xu, S., Qiu, D., Hahne, J., Zhao, M., & Hu, M. (2018). Psychometric properties of the short- form UCLA Loneliness Scale (ULS-8) among Chinese adolescents. Medicine, 97(38).

(25)

17 LAMPIRAN

Lampiran 1. Blueprint Skala

Blueprint Skala Kebutuhan Afiliasi

No. Aspek Aitem

Favorable

Aitem Unfavorable

Total Jumlah Aitem 1. Positive Stimulation:

Kebutuhan individu untuk berada di situasi yang menyenangkan, sehingga individu tersebut mampu merasa nyaman dan mendapatkan kepuasan saat bersama orang lain.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

- 9

2. Emotional Support:

Kebutuhan individu untuk mendapatkan simpati dari orang lain sehingga, perasaan-perasaan negatif yang dimiliki individu tersebut akan berkurang.

10, 11, 12, 13, 14, 15

- 6

3. Social Comparison:

Kebutuhan individu untuk membandingkan nilai-nilai yang dimilikinya dengan orang lain yang memiliki kesamaan secara umum dengan individu tersebut

16, 17, 18,

19, 20 -

5

4. Attention:

Kebutuhan individu untuk memperoleh penerimaan dan pujian dari orang lain.

sehingga, individu tersebut mampu menjadi dirinya sendiri dihadapan orang lain.

21, 22, 23, 24, 25

26 6

Jumlah 26

(26)

18

Blueprint Skala Kesepian

No. Aspek Aitem

Favorable

Aitem Unfavorable

Total Jumlah Aitem 1. Trait Loneliness:

Yaitu kesepian yang diakibatkan oleh kepribadian individu itu sendiri

2 2 4

2. Social Desirability Loneliness:

Kesepian yang terjadi karena individu tersebut tidak mendapatkan kehidupan sosial yang diinginkannya pada

kehidupan sosial di lingkungannya

2 - 2

3. Depression Loneliness:

Yaitu kesepian yang terjadi karena perasaan yang dimiliki oleh individu tersebut berpusat pada kegagalan yang dialami individu tersebut.

1 1 2

Jumlah 8

(27)

19 Lampiran 2. Naskah Expert Judgement

Skala Kebutuhan Afiliasi

Aspek Item Bahasa Inggris Item Bahasa Indonesia F/UF Skoring

(1-5) Keterangan Positive Stimulation:

Kebutuhan individu untuk berada di situasi yang menyenangkan, sehingga individu tersebut mampu merasa nyaman dan mendapatkan kepuasan saat bersama orang lain.

The main thing I like about being around other people is the warm glow I get from

contact with them

Hal utama yang saya sukai saat bersama orang lain adalah kehangatan saat berinteraksi dengan mereka

F

I think I get satisfaction out of contact with others more than most people

Dibandingkan orang lain pada umumnya, saya merasa lebih puas saat berinteraksi

dengan orang lain F

Just being around others and finding out about them is one of the most interesting things

Bagi saya, berada di sekitar orang lain dan mengetahui tentang diri mereka adalah hal

yang paling menyenangkan F

I seem to get satisfaction from being with others more than a lot of other people do.

Saya sudah merasa puas hanya

dengan bersama orang lain F

I feel like I have really

accomplished something valuable when I am able to get close to someone.

Saya merasa telah melakukan hal yang berguna ketika bisa dekat dengan

seseorang. F

I think it would be satisfying if I could have very close friendships with quite a fewpeople

Saya rasa akan menyenangkan jika saya berteman dekat dengan beberapa orang

F

I think being close to others, listening to them, and relating to them on a one-to-one level is one of

Saya sangat menikmati ketika berada di dekat orang lain, mendengarkan cerita

mereka, dan berteman dengan mereka F

(28)

20

my favorite and most satisfying pastimes

I would find it very satisfying to be able to form new friendships with whomever I like.

Saya merasa sangat puas jika dapat menjalin pertemanan dengan siapa pun yang saya suka

F

One of the most enjoyable things I can think of that I like to do is just watching people

and seeing what they are like

Salah satu hal yang menurut saya paling menyenangkan adalah melihat orang lain dan memahami seperti apa mereka sebenarnya.

F Emotional Support:

Kebutuhan individu untuk mendapatkan simpati dari orang lain sehingga, perasaan- perasaan negatif yang dimiliki individu tersebut akan berkurang.

One of my greatest sources of comfort when things get rough is being with other people.

Salah satu sumber kenyamanan saya dalam kondisi sulit adalah saat bersama-

sama dengan orang lain F

It seems like whenever something bad or disturbing happens to me I often just want to bewith a close, reliable friend.

Jika terjadi hal buruk, saya seringkali ingin bersama dengan teman yang dekat

dan dapat diandalkan F

When I have not done very well on something that is very important to me, I can get tofeeling better simply by being around other people

Saat sedang mengalami suatu kegagalan, saya dapat merasa lebih baik hanya dengan berada di sekitar orang lain

F

During times when I have to go through something painful, I usually find that having

someone with me makes it less painful

Saat menghadapi situasi sulit, Saya biasanya merasa lebih mudah

menghadapinya jika ada seseorang yang menemani saya

F

If I feel unhappy or kind of

depressed, I usually try to be around other people to make mefeel better.

Ketika merasakan kesedihan yang mendalam, saya biasanya berusaha berada di dekat orang lain agar merasa lebih baik F

I usually have the greatest need to have other people around me when I feel upset aboutsomething

Biasanya saya merasa sangat perlu berada di dekat orang lain ketika merasa kesal akan sesuatu.

F

(29)

21 Social Comparison:

Kebutuhan individu untuk membandingkan nilai-nilai yang dimilikinya dengan orang lain yang memiliki kesamaan secara umum dengan individu tersebut.

I prefer to participate in activities alongside other people rather than by myself because Ilike to see how I am doing on the activity.

Saya lebih senang terlibat dalam kegiatan bersama-sama dengan orang lain daripada sendiri karena saya senang melihat bagaimana saya terlibat dalam kegiatan

tersebut F

When I am not certain about how well I am doing at something, I usually like to bearound others so I can compare myself to them.

Saat tidak yakin dalam mengerjakan sesuatu, saya biasanyamendekat ke orang lain agar bisa membandingkan diri saya

dengan orang lain. F

If I am uncertain about what is expected of me, such as on a task or in a social situation, Iusually like to be able to look to certain others for cues.

Ketika tidak yakin harus berbuat apa, saya biasanya mencari petunjuk dari orang- orang di sekeliling saya

F

I find that when I am unsure of what is going on I often have the desire to be around otherpeople who are experiencing the same thing I am

Ketika tidak yakin tentang apa yang terjadi, saya cenderung ingin berada di sekitar orang lain yang memiliki

pengalaman yang sama F

I find that I often look to certain other people to see how I compare to others.

Saya merasa sering membandingkan diri saya dengan orang lain.

F

Attention:

Kebutuhan individu untuk memperoleh penerimaan dan pujian dari orang lain.

I mainly like people who seem strongly drawn to me and who seem infatuated with me.

Saya paling senang bersama orang yang nampak tertarik dan tergila-gila dengan

saya F

(30)

22 sehingga, individu tersebut mampu

menjadi dirinya sendiri dihadapan orang lain.

I like to be around people when I can be the center of attention

Saya senang berada di sekitar orang-orang saat saya bisa menjadi pusat perhatian

F

I often have a strong need to be around people who are impressed with what I am likeand what I do.

Seringkali saya sangat ingin berada di sekitar orang lain yang mengagumi saya dan apa yang saya lakukan

F

I mainly like to be around others who think I am an important, exciting person

Saya paling senang berada di sekitar orang yang menganggap saya penting dan

menarik F

I often have a strong desire to get people I am around to notice me and appreciate what Iam like

Saya sering memiliki keinginan kuat agar orang di sekeliling saya memperhatikan

dan menghargai saya F

I do not like being with people who may give me less than positive feedback aboutmyself

Saya tidak senang berada bersama orang- orang yang tidak banyak memberi

masukan positif pada saya UF

(31)

23

Skala Kesepian

Aspek dan

Definisi Item Bahasa Inggris Item Bahasa Indonesia F/UF Skoring

(1-5) keterangan Trait Loneliness:

Yaitu kesepian yang diakibatkan oleh kepribadian individu itu sendiri

I am an outgoing person Saya adalah individu yang ramah UF

I feel left out Saya merasa ditinggal sendiri

F

I can find companionship when I want it Saya bisa memulai sebuah hubungan pertemanan

ketika saya ingin UF

People are around me but not with me

Banyak orang di sekeliling saya tetapi mereka tidak sepenuhnya

menganggap saya ada

F Social Desirability

Loneliness:

Kesepian yang terjadi karena individu tersebut tidak mendapatkan kehidupan sosial yang

diinginkannya pada kehidupan sosial di lingkungannya

I lack companionship Saya tidak punya banyak teman F

I feel isolation from others Saya merasa terkucilkan dari yang lain

F

There is no one I can turn to Saya tidak memiliki seseorang untuk diajak

berbagi F

(32)

24 Depression

Loneliness:

Yaitu kesepian yang terjadi karena perasaan yang dimiliki oleh individu tersebut berpusat pada kegagalan yang dialami individu tersebut.

I am unhappy being so withdrawn

Saya merasa tidak bahagia sehingga saya menarik diri dari sekitar

UF

(33)

25

Lampiran 3. Blueprint Skala Setelah Expert Judgement Blueprint Skala Kebutuhan Afiliasi

No. Aspek Aitem

Favorable

Aitem Unfavorable

Total Jumlah Aitem 1. Positive Stimulation:

Kebutuhan individu untuk berada di situasi yang menyenangkan, sehingga individu tersebut mampu merasa nyaman dan mendapatkan kepuasan saat bersama orang lain.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

- 9

2. Emotional Support:

Kebutuhan individu untuk mendapatkan simpati dari orang lain sehingga, perasaan-perasaan negatif yang dimiliki individu tersebut akan berkurang.

10, 11, 12, 13, 14, 15

- 6

3. Social Comparison:

Kebutuhan individu untuk membandingkan nilai-nilai yang dimilikinya dengan orang lain yang memiliki kesamaan secara umum dengan individu tersebut

16, 17, 18,

19, 20 -

5

4. Attention:

Kebutuhan individu untuk memperoleh penerimaan dan pujian dari orang lain.

sehingga, individu tersebut mampu menjadi dirinya sendiri dihadapan orang lain.

21, 22, 23, 24, 25

26 6

Jumlah 26

(34)

26

Blueprint Skala Kesepian

No. Aspek Aitem

Favorable

Aitem Unfavorable

Total Jumlah Aitem 1. Trait Loneliness:

Yaitu kesepian yang diakibatkan oleh kepribadian individu itu sendiri

2 2 4

2. Social Desirability Loneliness:

Kesepian yang terjadi karena individu tersebut tidak mendapatkan kehidupan sosial yang diinginkannya pada

kehidupan sosial di lingkungannya

2 - 2

3. Depression Loneliness:

Yaitu kesepian yang terjadi karena perasaan yang dimiliki oleh individu tersebut berpusat pada kegagalan yang dialami individu tersebut.

1 1 2

Jumlah 8

Gambar

Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian  8
Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian
Tabel 2. Kategori Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait