• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petungan Perkawinan Di Desa Tasikagung Kabupaten Rembang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Petungan Perkawinan Di Desa Tasikagung Kabupaten Rembang."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

SARI

Hartatik, Dwi. 2007. Petungan Perkawinan Di Desa Tasikagung Kabupaten Rembang. Skripsi. Sastra Jawa. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Hardyanto, Pembimbing II: Drs. Agus Yuwono, M.Si.

Kata kunci: sistem dan fungsi.

Tradisi petungan merupakan sebuah perhitungan yang digunakan di dalam proses perkawinan seperti halnya primbon sehubungan dengan hal-hal yang bersifat pengharapan dengan mengambil pada arti dari suatu waktu, hari, bulan, dan tahun. Tradisi petungan sampai saat ini masih digunakan meskipun masyarakat Tasikagung sudah modern. Hal ini merupakan suatu fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian. Oleh karena itu perlu diteliti untuk mengetahui sistem petungan perkawinan di desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang, dan fungsi petungan perkawinan bagi kehidupan masyarakat Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

Permasalahan yang akan diteliti berhubungan dengan petungan perkawinan yaitu: (1) bagaimana sistem petungan perkawinan yang berlaku di desa Tasikagung Kabupaten Rembang?, (2) apakah fungsi petungan perkawinan bagi desa Tasikagung Kabupaten Rembang?.

Landasan teori yang digunakan yaitu teori folklor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, pendekatan folklor. Pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi yang diperoleh dari pengamatan tingkah laku, informan, dan dokumen ditempat penelitian. Setelah data diperoleh dari lapangan kemudian data tersebut diproses dengan peyajian data, reduksi data, analisis data, dan puncaknya pada penyimpulan data.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Tasikagung yang menggunakan petungan perkawinan terdapat empat komposisi pasangan yang dicocokan dengan realita kehidupan yaitu pasangan gathuk, pasangan baik-ora gathuk, pasangan tidak baik-gathuk dan pasangan tidak baik-baik-ora gathuk. Tradisi petungan perkawinan memiliki fungsi yaitu fungsi sebagai proyeksi atau alat pencerminan angan-angan kolektif, sebagai alat pengesahan pranata-pranata lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan anak, sebagai alat pemaksa dan pengawasan agar norma-norma masyarakat dipatuhi.

Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: tradisi petungan perkawinan merupakan bagian dari kebudayaan asli dari bangsa Indonesia umumnya dan Jawa pada khususnya. Setelah melalui proses perhitungan hendaknya hasil petungan diserahkan sepenuhnya kepada Tuhan sebagai penguasa yang mengatur seluruh aspek kehidupan.

Referensi

Dokumen terkait

rasa dari makanan tersebut tidak sesuai dengan seleranya, tidak mau rugi dengan jumlah uang yang dikeluarkan sehingga tidak mau mengurangi porsinya, dan seringnya mereka ke

[r]

1) Penelitian ini membantu siswa untuk memahami pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui media pembelajaran audio visual. Dengan menggunakan media pembelajaran audio

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah sistem pemberian kredit yang terdapat di CU Bererod Gratia telah sesuai dengan

Pelaksanaan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Dalam Mendorong Kemandirian Anggota Kelompok Tani Bunda Asri Di Desa Karyawangi Kecamatan Parongpong.. Universitas

1. Upaya yang ditempuh perusahaan rental mobil untuk menyelesaikan wanprestasi berupa kerusakan yang diakibatkan oleh penyewa pada perjanjian sewa menyewa mobil

dan Blower di Kapal Penumpang Pax 500 ini pada " aktu yang telah ditcntukan. Tugas akhir ini mcrupakan pcrsyaratan untuk menyelesaikan studi ting'kat1. sarjana pada

Dokumen yang diterima dari pos-pos terluar di Sulawesi diterima terlebih dahulu oleh pegawai VOC di Makasar dan juga diseleksi terlebih dahulu sebelum mereka