• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELATIHAN. Pelatihan Partisipatif Berorientasi Tindakan (PAOT) Perbaikan Kondisi Kerja dan K3 Perkebunan Sawit Simalungun, Maret 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PELATIHAN. Pelatihan Partisipatif Berorientasi Tindakan (PAOT) Perbaikan Kondisi Kerja dan K3 Perkebunan Sawit Simalungun, Maret 2019"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

0

LAPORAN PELATIHAN

Pelatihan Partisipatif Berorientasi Tindakan (PAOT) Perbaikan Kondisi Kerja dan K3 Perkebunan Sawit

Simalungun, 14 – 15 Maret 2019

ILO MEDAN Maret 2019

(2)

1 Pendahuluan

Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan di Indonesia dan telah membawa kemakmuran yang cukup besar bagi negara dalam meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan. Namun industri kelapa sawit juga sering menjadi sorotan masyarakat di tingkat nasional maupun internasional, salah satunya terkait dengan aspek ketenagakerjaan.

Untuk meningkatkan citra sawit Indonesia di mata dunia Internasional, tantangan terbesar aspek ketenagakerjaan yang masih perlu ditingkatkan adalah terkait dengan isu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), status kontrak, pekerja anak dan waktu kerja. GAPKI sebagai organisasi pengusaha sawit bertanggungjawab dalam menjawab tantangan tersebut sesuai misi organisasi untuk mewujudkan industri kelapa sawit Nasional yang berkelanjutan sebagai kesejahteraan. GAPKI menyadari bahwa tantangan tersebut nyata dan perlu perhatian seksama, dan peran para pihak yang relevan: pemerintah, organisasi non pemerintah dan pelaku industri sawit sendiri.

International Labor Organization (ILO) adalah salah satu lembaga teknis PBB (perserikatan bangsa-bangsa) yang mempunyai mandat menyusun dan memastikan standar ketenagakerjaan Internasional. Dalam rangka merealisasikan misi ‘pekerjaan layak untuk semua’, kantor ILO jakarta melaksanakan sebuah proyek “Mempromosikan pekerjaan layak di perkebunan sawit”. Salah satu komponen ‘pekerjaan layak’ adalah jaminan keselamatan dan kesehatan ditempat kerja atau dikenal dengan K3. Dalam hal ini, ILO telah mengembangkan modul pelatihan yang berorientasi tindakan partisipatif (PAOT) untuk meningkatkan kondisi lingkungan kerja dan keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) di perkebunan sawit.

Ditingkat Nasional, ILO-Project dan GAPKI sepakat untuk melaksanakan kerjasama pelatihan peningkatan kondisi ketenagakerjaan, kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dasar ketenagakerjaan, dan dialog sosial melalui penguatan pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam GAPKI. Ditingkat Provinsi, ILO-Project bekerjasama dengan GAPKI Sumatera Utara telah melaksanakan pelatihan perbaikan kondisi lingkungan kerja dan K3 untuk perkebunan Sawit pada 14-15 Maret 2019, dan akan disusul pelatihan group 2 untuk pabrik kelapa sawit pada 4-5 April 2019. Sebanyak 60 pekerja yang mewakili 30 perusahaan kelapa sawit anggota GAPKI Sumut akan mendapatkan pelatihan tersebut.

Tujuan

Secara umum kerjasama pelatihan bertujuan mempromosikan pekerjaan yang layak di sector kelapa sawit dan secara khusus pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas anggota GAPKI Sumatera Utara dalam melaksanakan perbaikan kondisi kerja dan K3 melalui:

 Pelatihan partisipatif berorientasi tindakan (PAOT) tentang peningkatan kondisi kerja dan K3 di Perkebunan Kelapa Sawit;

 Menyusun rencana aksi perbaikan dan mendokumentasi progress perbaikan dan praktek- praktek baik (good practices) dalam bidang K3 perkebunan kelapa Sawit;

 Melaksanakan lokakarya berbagi pengalaman progress perbaikan dan praktek baik dalam bidang K3 di perkebunan sawit.

(3)

2 Keluaran

 31 karyawan perkebunan sawit meningkat pengetahuan-nya tentang perbaikan kondisi lingkungan kerja dan K3 di perkebunan sawit;

 31 Rencana aksi perbaikan yang akan dilakukan dalam 2 bulan kedepan dan daftar isian tindakan perbaikan (Checklist) ditempat kerja masing-masing;

 Dokumentasi perbaikan dan praktek baik dalam bidang kondisi kerja dan K3;

Peserta dan Fasilitator

 Pelatihan group 1 dilakukan pada 14-15 Maret 2019 di PTPN-IV Bah Jambi, Kabupaten

Simalungun, Sumatera Utara yang diikuti 31 peserta level pekerja dan mandor yang berasal dari 15 perusahaan perkebunan Sawit anggota GAPKI Sumut. Nama-nama peserta terlampir.

 Fasilitator pelatihan adalah Irfan Afandi dari ILO-Medan, dan dibantu co-fasilitator Edi Sinaga dari SAMADE simalungun.

Pelaksanaan Pelatihan Hari Ke-1 (Kamis, 14 Maret 2019)

Pembukaan

Sesi pembukaan dilakukan oleh Sekretaris GAPKI Sumut

‘Bapak Timbas Ginting’ yang menekankan bahwa tantangan industry sawit terkait kampanye hitam harus dilakukan dengan upaya-upaya perbaikan. Karena itu, kerjasama dengan ILO merupakan salah satu upaya melakukan perbaikan kepada perusahaan anggota GAPKI Sumut sesuai dengan aturan- aturan ketenagakerjaan yang berlaku secara Internasional, termasuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Sesi Pengantar

Pada sesi ini, fasilitator menyampaikan pengantar tentang maksud dan tujuan pelatihan K3 dan metode PAOT yang digunakan dalam pelatihan. Secara garis besar, agenda pelatihan mencakup hal-hal sebagai berikut:

Sesi 1: Pengenalan kesehatan dan keselamatan kerja (K3), Bahaya dan resiko ditempat kerja Sesi 2: Diskusi kelompok dan presentasi sesi teknis

A. Penanganan dan penyimpanan material

B. Disain tempat kerja: Ergonimic kerja dan Lingkungan Fisik, Sarana dan prsarana C. Keamanan mesin, peralatan kerja dan kelistrikan

D. Penaganan bahan kimia dan limbah berbahaya E. Fasilitas Kesejahteraan dan Kegawatdaruratan F. Organisasi kerja, Gender dan Pekerja Anak

Sesi 3: Penjelasan PAOT dan Checklist dan pembagian kelompok prakte lapangan Sesi 5: Praktek Lapangan

Sesi 6: Diskusi kelompok dan presentasi hasil praktek lapangan

(4)

3 Sesi 7: Rencana aksi perbaikan kondisi kerja Sesi 8: Refelksi Pelatihan

Sesi 9: Pre-test (awal) dan post-test (akhir)

Sesi 1: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Bahaya dan Resiko kerja dilingkungan perkebunan sawit

Sesi ini dinamakan “WORD RALLY” dimana peserta dibagi dalam 5 kelompok dan setiap kelompok berbaris menghadap sebuah kertas flipchart. Dalam waktu 2 menit setiap kelompok berlomba menuliskan ‘dua kata yang berkaitan dengan K3’ secara bergantian dalam setiap kelompok. Hasil permainan sebagai berikut:

Kelompok 1: Sawit Unggul Kelompok 2: Tenera Kelompok 3: Hama 1. Kena egrek

2. Kena gancu 3. Kena kampak 4. Tertimpa pelepah 5. Tertusuk duri 6. Pake sepatu 7. Sakit pinggang 8. Kena ulat 9. Kena sangkur

1. Gunakan helm 2. Tertimap pelepah 3. Tertusuk duri 4. Mata kelilipan 5. Pake masker 6. Kena kampak

7. Tertimpa brondolan 8. Pake celemek

1. Tertimpa pelepah 2. Kena duri

3. Kena egrek

4. Tertimpa berondolan 5. Terminum racun 6. Terpapar panas 7. Tersengat listrik 8. Tergores arit 9. Jatuh diteras 10. Kena gancu 11. Terkena kampak Kelompok 4: Semangat Kelompok 5: Keset

1. Terkena egrek 2. Tertusuk duri 3. Terkena pelepah 4. Tertusuk gancu 5. Tersengat hama 6. Menggunakan helm

1. Tertusuk duri 2. Tertimpa buah 3. Tertimpa pelepah 4. Extra poding 5. Kena agrek 6. Kena kampak 7. Kelilipan sampah 8. Terkena serbuk 9. Terkena hama

Selanjutnya presentasi tentang ‘Bahaya dan Resiko’ yang diilustrasikan sebagai berikut:

(5)

4

Secara sederhana, Bahaya didefinisikan segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian lainnya, atau sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya. Bahaya ini tidak dapat diukur sehingga tidak mungkin bisa dikendalikan. Sedangkan Risiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya insiden/kecelakaan karena terpapar bahaya. Risiko ini dapat diukur dan dikendalikan.

Presentasi tentang 7 langkah bekerja dengan aman diilustrasikan sebagai berikut:

1. Mengidentfikasi sumber bahaya 2. Menganalisa resiko

3. Menghilangkan sumber bahaya 4. Mengganti dengan yang tidak berbahaya

5. Melokalisir sumber bahaya 6. Melindungi diri dari sumber bahaya

7. Menghindar dari sumber bahaya Presentasi sumber bahaya adalah sebagai berikut:

1. Bahaya Fisik: Kebisingan, penerangan, getaran, iklim, temperatur, radiasi, dsb.

2. Bahaya Kimia: Pestisida, pupuk, bahan beracun, dsb.

3. Bahaya Biologi: Serangga, hewan buas dan piaraan, mikroba, bakteri, dsb.

4. Bahaya Ergonomi: jongkok, bungkuk, posisi kerja lebih tinggi, posisi miring, dsb.

5. Bahaya Mekanik: Peralatan kerja, listrik, dsb;

6. Bahaya Topografi: Ketinggian, licin, kemiringan, jalan bergelombang, dsb.

7. Bahaya Psikologis: stres, ketakutan, kesendirian, kegelapan, pelecehan, dsb.

Berdasarkan daftar sumber bahaya, peserta secara berkelompok berlatih mengexplorasi sumber-sumber bahaya dan resiko yang terjadi dari berbagai pekerjaan, serta bagaimana mengelola resiko tersebut. Hasil diskusi kelompok ditampilkan sebagai berikut:

(6)

5 Kelompok I

Sumber Bahaya Resiko Penanganan Resiko

Posisi jongkok Sakit pinggang  Menggunakan korset;

 Gunakan alat ungkit sebagai pengganti manusia

Tandan buah sawit Cidera kaki tertimpa tandan buah Menggunakan sepatu Pikulan Patah dan menimbulkan cidera Timbangan yang kuat/besi Panas matahari Terpapar panas matahari Menggunakan caping/topi

Kelompok II

Sumber Bahaya Resiko Penanganan Resiko

Mata pisau Kemungkinan mata pisau patah berakibat cidera kaki/cacat

Menggunakan sepatu;

Menutup bagian pisau yg berputar atau mengganti mata pisau dengan tali plastik

Batu atau kerikil Lontaran batu berakibat cidera

mata (kebutaan) Menggunakan kaca mata Getaran mesin Berakibat kebas pada punggung

(kesemutan) Melapisi bagian mesin yang menempel pada punggung Asap mesin Batuk dan gangguan

pernapasan Menggunakan masker

Merawat mesin secara berkala

(7)

6 Kelompok III

Sumber Bahaya Resiko Penanganan Resiko

Binatang buas (ular) Cidera digigit ular Menggunakan sepatu & celana panjang Duri buah Cidera tertusuk duri buah Menggunakan helm dan kacamata Tandan buah sawit Tertimpa tandan buah Memperbaiki posisi panen agak

miring/menjauh

Kelompok IV

Sumber Bahaya Resiko Penanganan Resiko

Panas matahri Dehidrasi; kulit menghitam

 Menggunakan caping/topi/helm dan pakaian lengan panjang;

 Istirahat ditempat teduh

Pestisida Keracunan Menggunakan masker, kacamata,

sarung tangan dan baju lengan panjang Ular, kelabang Tergigit ular dan tersengat

kelabang

 Membersihkan dan memastikan área kerja aman;

 menggunakan APD lengkap Beban alat semprot Sakit pinggang  Mengurangi beban semampunya

 Istirahat secukupnya

(8)

7 Kelompok V

Sumber Bahaya Resiko Penanganan Resiko

Tandan buah sawit Cidera kepala tertimpa TBS

 Mengangkat beban secukupnya;

 Menggunakan alat bantu/katrol;

 Memperbesar wadah tampung Alat tonjok Cidera tangan atau kaki

terkena bagian tajam  Menggunakan tonjok berkualitas

 Menggunakan APD lengkap Ergonomik kerja Sakit pinggang/punggung Memperbaiki posisi kerja agar

loading tidak terlalu tinggi/sejajar

Kelompok VI

Sumber Bahaya Resiko Penanganan Resiko

Parit/sungai

(topografi) Terpeleset atau terjatuh Menggunakan titian yang lebar dan kokoh

Ular/serangga Cidera digigit/tersengat Menggunakan APD lengkap

Beban berat Sakit pinggang/punggung  Mengatur beban yang diangkut

 Memperbaiki/merawat alat angkut Bekerja sendirian Ketakutan, stress Bekerja secara berkelompok

Sesi 2: Sesi Teknis

Pada sesi ini, metode yang digunakan adalah ‘World Café’, dimana peserta berdiskusi secara berkelompok dan bergilir antar kelompok mengeksplorasi contoh-contoh baik dari tempat

(9)

8

kerja masing-masing, berdasarkan pembagian 6 area pengamatan teknis. Hasil diskusi world café, ditampilkan sebagai berikut:

A. Penanganan dan penyimpanan material (I)

 Penyimpanan material terhindar dari hujan dan panas

 Material disimpan jauh dari jangkauan anak-anak

 Material disusun rapi dalam gudang

 Terdapat pengamanan dalam gudang

 Pupuk diberi alas papan pada lantai

 Menggunakan APD bagi pekerja

 Membuat rak penyimpanan barang

 Membuat peti/tempat peralatan dari papan/triplek

 Memasang symbol atau rambu keamanan pada gudang

 Memperhatikan ventilasi gudang

 Menyediakan air bersih pada gudang

 Menyediakan sling pengaman dan bidy harness untuk memindahkan pupuk ke tempat yg lebih tinggi

 Menyediakan gudang yang luas dan besar

 Terdapat pintu keluar/masuk yang terbebas, jika dalam kondisi darurat

 Terdapat petugas gudang yang kompeten

Berdasarkan hasil diskusi world café, secara umum temuan contoh-contoh baik dari tempat kerja peserta sesuai dengan prinsip-prinsip dalam penyimpanan dan penganan material sebagai berikut:

1. Penyimpanan yang terorganisir dengan baik;

2. Pemindahan dan penanganan yang lebih pendek dan singkat 3. Mengangkat beban berat sedikit demi sedikit dan lebih efisien

B. Tempat kerja: Ergonomik kerja (II) dan Kondisi fisik lingkungan kerja (IV)

 Akses jalan terawat dengan baik

 Lahan (tempat kerja) yang bersih dan aman

 Memiliki lahan yang rata

 Jauh dari kebisingan

 Suasana kerja yang nyaman

 Penanganan limbah/sampah sesuai dengan standar

 Terhindar dari paparan sinar matahari secara terus menerus

 Menerapkan 5R pada pekerja (Resik, Ringkas, Rapi, Rajin dan Rawat)

 Penerangan yang baik

(10)

9

 Fasilitas kesejahteraan yang nyaman

 Terhindar dari area banjir

 Titi panen yang lengkap

Berdasarkan explorasi contoh-contoh baik, beberapa prinsip dalam ergonomic dan lingkungan fisik ditampilkan sebagai berikut:

Ergonomik Kerja (II):

1. Mudah dijangkau: Letakkan material, peralatan dan tombol pengendali ditempat yang mudah terjangkau;

2. Siku: Bekerja pada ketinggian siku dan ruang kaki yang cukup;

3. Alat bantu: Gunakan penjepit, pasak, catok, pengungkit dan alat bantu lainnya 4. Mudah dilihat: buat tampilan dan pengendali mudah dilihat dan dipahami Lingkungan fisik (IV)

1. Pencahayaan yang baik;

2. Penyaringan panas, kebisingan, debu, dan bahan kimia;

3. Pencegahan kebakaran dan tersengat listrik.

C. Keamanan Mesin, Peralatan kerja dan Kelistrikan (III)

 Membuat kamar/ruang mesin sesuai standard

 Selalu memeriksa kondisi mesin sebelum digunakan

 Perawatan mesin dilakukan secara rutin

 Menggunakan spare parts asli untuk mesin

 Membuat laporan mingguan dan bulanan dari penggunaan mesin

 Memperhatikan masa berlaku umur mesin

 Instalasi/jaringan listrik terbebas dari pepohonan

 Mengisolasi bagian kabel listrik yang terbuka

 Menggunakan peralatan listrik yang hemat energi

 Memasang rambu-rambu atau simbol-simbol pengamanan

 Menggunakan peralatan listrik sesuai SIN (Standard Nasional Indonesia)

Berdasarkan explorasi contoh-contoh baik, beberapa prinsip dalam keamanan mesin, peralatan kerja dankelistrikan ditampilkan sebagai berikut:

1. Belilah mesin yang aman di mana semua titik operasional terbebas dari bahaya;

2. Gunakan alat bantu untuk memasukan dan mengeluarkan benda agar tidak berbahaya;

3. Gunakan pelindung pada bagian yang berbahaya;

4. Jagalah perawatan mesin & peralatan kerja yang baik D. Penanganan bahan kimia dan Limbah Berbahaya (V)

 Memasang papan peringatan bahaya atau rambu-rambu K3 pada gudang penyimpanan bahan kimia

 Memberi ventilasi udara yang cukup atau blower pada gudang penyimpanan

(11)

10

 Wadah bekas racun dikumpulkan pada tempat yang aman

 Membuat pagar pembatas untuk area yang terpapar racun

 Menyediakan tempat mandi atau bak bilas pada gudang penyimpanan

 Menggunakan APD standar (makser, sarung tangan dan kacamata) bagi pekerja yang terpapar bahan kimia

 Membuat penampungan/kolam limbah beracun

 Penyimpanan bahan kimia jauh dari pemukiman penduduk

 Membuat alas pembatas lantai atau rak pada gudang penyimpanan bahan kimia

 Memasang label/symbol bahaya pada setiap bahan kimia

Berdasarkan explorasi contoh-contoh baik, beberapa prinsip dalam penanganan bahan kimia dan limbah berbahaya ditampilkan sebagai berikut:

1. Simpan zat berbahaya dengan aman 2. Pastikan semua pestisida adalah labelnya.

3. Tetapkan metode yang aman untuk mengolah botol dan kaleng pestisida dan bahan kimia bekas.

4. Kumpulkan informasi tentang kimia penggunaan yang aman.

E. Fasilitas kesejahteraan: Sarana dan prasarana (VI) dan Kegawatdaruratan (VIII)

 Tersedia perumahan karyawan di kebun

 Tersedia transport (uang transport) bagi pekerja kebun

 Tersedia fasilitas kesehatan di kebun

 Tersedia seragam kerja bagi pekerja kebun

 Tersedia fasilitas olah raga di kebun

 Tersedia sarana komunikasi di kebun

 Tersedia sarana pendidikan dasar di kebun

 Tersedia tempat penitipan anak bagi pekerja di kebun

 Tersedia koperasi pekerja di kebun

 Tersedia fasilitas pertemuan di kebun

 Terdapat organisasi pekerja (Serikat pekerja) di kebun

 Tersedia racun api atau APAR

 Tersedia struktur P2K3 di kebun

Berdasarkan explorasi contoh-contoh baik, beberapa prinsip dalam Sarana dan prasarana dan kagawatdaruratan ditampilkan sebagai berikut:

1. Sediakan fasilitas penting;

(12)

11 2. Bersiap untuk kondisi darurat;

3. Gunakan fasilitas penting yang murah;

F. Organisasi kerja (VIII) dan Gender dan Pekerja Anak ((IX)

 Tersedia struktur organisasi kerja perusahaan di kebun

 Tersedia job deskripsi/uraian pekerjaan

 Membentuk P2K3 di kebun

 Adanya PKB (Perjanjian kerja bersama), SOP (standar operasional prosedur) dan Instruksi kerja

 Adanya Komite Gender di Kebun

 Tidak mempekerjakan anak dibawah umur (18 tahun)

 Memastikan tidak ada pelecehan sexual (komite gender) di Kebun

 Adanya kemitraan kerja di kebun

 Adanya organisasi serikat pekerja/buruh di kebun

 Adanya organisasi PKK bagi istri pekerja di kebun

 Adanya koperasi karyawan di kebun

 Adanya fasilitas TPA (tempat penitipan anak)

 Tersedia fasilitas umum (fasum) dan fasilitas social (fasos)

Berdasarkan explorasi contoh-contoh baik, beberapa prinsip dalam organisasi kerja dan Gender dan Pekerja anak ditampilkan sebagai berikut:

Organisasi Kerja (VIII) 1. Sistem Manajemen K3;

2. Jam Kerja;

3. Perjanjian Kerja Bersama;

Gender dan Pekerja Anak (IX)

1. Non-Diskriminasi pada perempuan;

2. Fasilitas kerja sesuai kodrat Perempuan;

3. Hapuskan Pekerja Anak

Sesi 3. Penjelasan PAOT dan action checklist dan persiapan praktek lapangan

Sesi ini menampilkan penjelasan PAOT dengan permainan ‘photo voting’ untuk memilih beberapa gambar/photo perbaikan atau praktek baik tentang kondisi kerja dan K3 sesuai prinsip-prinsip PAOT, yaitu: Sederhana (S), Murah (M) dan Pintar (P).

Secara individual, peserta diminta menempelkan post-it 3 warna pada gambar-gambar yang menurut mereka sesuai dengan prinsip PAOT, yaitu: Warna Hijau untuk prinsip ‘Sederhana’, Warna Kuning untuk prinsip ‘Murah’ dan warna Merah untuk prinsip ‘Pintar’. Pada akhir game, salah satu peserta yang memilih gambar mayoritas diminta untuk menyampaikan alasan-nya, begitu juga dengan gambar mayoritas lainnya.

(13)

12

Salah satu perangkat PAOT adalah ‘action checklist’ (atau daftar tindakan perbaikan) yang merupakan alat bantu peserta untuk melakukan penilaian secara mandiri atas kondisi suatu tempat kerja, dan menentukan prioritas perbaikan. Jika suatu titik periksa dianggap kondisinya sudah baik, maka pernyataan yang dimaksud dijawab ‘TIDAK’, dan jika dianggap perlu perbaikan, maka dijawab ‘YA’, atau jika dianggap sangat mendesak (berkaitan dengan keselamatan atau kebahayaan), maka dijawab ‘PRIORITAS’.

Sesi ini menjelaskan tentang struktur dan cara mengisi ‘action checklist’ dalam praktek lapangan. Pembagian kelompok praktek lapangan diatur, sebagai berikut:

 Group A. Melakukan pengamatan pada area I (penanganan dan penyipanan material)

 Group B. Melakukan pengamatan tempat kerja yang meliputi área II (ergonomik kerja) dan area IV (kondisi fisik lingkungan kerja)

 Group C. Melakukan pengamatan pada area III (keamanan mesin, peralatan kerja dan kelistrikan)

 Group D. Melakukan pengamatan pada area V (penanganan bahan kimia dan limbah berbahaya)

 Group E. Melakukan pengamatan pada area VI (Fasilitas Kesejahteraan, Sarana dan prasarana) dan area VII (Kegawatdaruratan)

 Group F. Melakukan pengamatan pada area VIII (Organisasi Kerja) dan area IX (Gender dan Pekerja Anak)

Hari Ke-2 (Jumat, 15 Maret 2019)

Sebelum kelapangan peserta melakukan review hari pertama melalui game lempar bola.

Peserta yang menangkap bola menyebutkan hal-hal yang diingat pada hari pertama pelatihan.

Sesi 4: Praktek Lapangan

Karena lokasi kebun afdeling yang cukup jauh (sekitar 45 menit perjalanan dari tempat pelatihan), maka praktek checklist dilakukan disekitar lokasi pelatihan yang meliputi gudang penyimpanan, bengkel, perkantoran dan fasilitas perumahan.

Pemeriksaan checklist dilakukan secara individu sesuai pembagian kelompok, namun penentuan 3 poin baik (good point) dan 3 poin yang perlu diperbaiki (3 points to be improved) dilakukan melalui diskusi kelompok, sebagai berikut:

(14)

13

Group A: I (Penanganan dan Penyimpanan Material) Poin-Poin Baik

1. Jalur transportasi depan pabrik dalam kondisi baik terbebas hambatan

2. Gerobak dorong dalam

kondisi baik dan terawat 3. Terdapat rak

penyimpanan material yang rapi dan baik Poin-poin yang perlu diperbaiki

4. Titi besi menuju gudang perlu diperkuat atau plat besi pada pinggiran untuk pejalan kaki/gerobak

5. Beda ketinggian pada jalur gudang dibuat lebih landai untuk memudahkan jalur

transportasi 6. Pelatakan batu bata yang lebih rapi dan tidak membahayakan

Group B. Tempat Kerja: II (ergonimik kerja) dan IV (Kondisi Fisik Lingkungan Kerja) Poin-Poin Baik

1. Tempat duduk yang

digunakan cukup nyaman 2. Peralatan kerja yang sering

digunakan tersusun rapid 3. Posisi siku sejajar meja kerja sesuai pekerjaan yang

(15)

14 dan memiliki sandaran

punggung

an mudah dijangkau membutuhkan waktu lama Poin-poin yang perlu ditingaktkan

4. Pos security diberikan tirai atau atap untuk

menghindari paparan panas berlebihan

5. Area pembibitan perlu dibuat pondok atau topi teduh untuk mengurangi paparan panas

6. Jalur menuju kamar mandi sebaiknya terbebas dari hambatan dan perlu dirapikan

Group C: III (Keamanan Mesin, Peralatan Kerja dan Kelistrikan) Poin-Poin Baik

1. Tombol pengendali dan pemberhentian darurat terlihat jelas, mudah dikenali dan diakses

2. Sistem pelindung dan pengaman berfungsi baik dan diperiksa secara berkala

3. Tanda dipasang pada mesin yang rusak atau tidak digunakan

Poin-poin yang perlu ditingaktkan

4. Peralatan kerja tersedia, sebaiknya gunakan yang aman sesuai standart

5. Perlu perbaikan pada sentral agar aman

6. Perlu adanya perawatan mesin secara berkala oleh orang yang kompeten

(16)

15

Group D: V (Penanganan bahan kimia dan limbah berbahaya) Poin-Poin Baik

1. APD stándar tersedia bagi pekerja dan pengunjung

2. Bahan kimia tersusun rapi 3. Penyimpanan limbah B3 baik dan berizin Poin-poin yang perlu ditingaktkan

4. Perlu pemasangan

symbol/rambu K3 5. Perlunya alat bantu utk

memindahkan bahan kimia 6. Perlu mengatur susunan pupuk lebih rapi & aman Group E. Fasilitas Kesejahteraan VI (Sarana & prasarana) dan VII (Kegawatdaruratan)

Poin-Poin Baik

1. Tersedia sarana ibadah dan tempat istirahat di área pembibitan

2. Tersedia moda transportasi

yang aman dan baik 3. Pemeriksaan kesehatan karyawan dilakukan berkala dan baik Poin-poin yang perlu ditingaktkan

(17)

16 4. Tempat permainan anak

tersedia baik namun perlu ada pemagaran keliling

5. Rambu titik kumpul tersedia namun perlu ada tambahan simbol jalur evakuasi di beberapa tempat

6. Peruma han karyawan tersedia namun beberapa rumah perlu ada perbaikan agar lebih sehat dan aman Group F. VIII (organisasi Kerja) dan IX (Gender dan Pekerja Anak)

Poin-Poin Baik

1. Adanya kebijakan tertulis tentang K3 dan terpampang

(foto tidak tersedia) 2. Adanya Komite K3 di

Perusahaan

(foto tidak tersedia) 3. Adanya keterlibatan

peran perempuan dalam organisasi kerja

Poin-poin yang perlu ditingaktkan (foto tidak tersedia)

4. Ijin pulang bagi pekerja menyusui namun sebaiknya dibuatkan ruang laktasi yang bersih dan sehat

(foto tidak tersedia) 5. Perlu adanya TPA untuk

menitipkan anak pekerja

Sesi Rencana Aksi

Sesi ini, peserta menyusun rencana aksi secara individual sebagai tindak lanjut pelatihan, yaitu dengan menentukan maksimal 3 perbaikan yang akan dilakukan dalam waktu 2-3 bulan.

Perbaikan tersebut akan dimonitor dan didokumentasikan dalam bentuk foto-foto SEBELUM dan SESUDAH perbaikan dan selanjutnya akan dibahas dalam sebuah lokakarya berbagi pengalaman.

Selain itu membuat rencana perbaikan, peserta juga ditugaskan mengamati kondisi lingkungan kerjanya dengan mengisi checklist yang akan dikumpulkan dalam waktu 30 hari setelah pelatihan.

(18)

17 Daftar rencana aksi perbaikan sebagai berikut:

NO. NAMA PERUSAHAAN RENCANA AKSI 2 BULAN

1 Eka Juli Sastra PT PP London Sumatra

Indonesia, Tbk  Membuat konekting teras di ancak panen untuk mempermudah pemanen

 Membuat sarung kampak dari bahan bekas 2 Sandi PT PP London Sumatra

Indonesia, Tbk  Menanam sayuran dibelakang perumahan

 Membuat lubang sampah 3 Hendri

Simanjuntak PT Kwala Gunung  Membuat tempat sampah didepan rumah

 Memasang label pada peralatan dan bumbu dapur 4 Tatuk Indrala PT Kwala Gunung  Membuat tempat penampungan sampah

 Membuat tempat penampungan air yang besar 5 Musliadi PT Tolan Tiga Indonesia  Perbaikan dapur rumah

 Perbaikan halaman belakang rumah

 Perbaikan tempat sampah

6 Listiono PT Tolan Tiga Indonesia  Membersihkan pekarangan rumah dari batu bekas bahan bangunan dan menjaga kewaspadaan dari binatang liar

7 Heri Suseno PT Socfindo  Memasang label bahan kimia yang belum ada/rusak

 Memasang kebijakan K3 pada lokasi strategis

 Melengkapi tempat sampah pada lokasi yang membutuhkan

8 Sumardi PT Socfindo  Istirahat malam lebih awal (Jam lembur dikurangi)

 Mempersiapkan alat kerja dan APD

9 Dedi Mulya PT Gunung Melayu  Membuat akses titi untuk kelancaran pemanen 10 Faisal Pohan PT Gunung Melayu  Memasang titi panen

 Perbaikan jalur transportasi panen

 Perawatan pokok batang sawit 11 Supriaman PT Perkebunan Sumatera

Utara  Perbaikan jalan panen pada tanah miring

 Melakukan penunasan pohon sawit 12 Suriono PT Perkebunan Sumatera

Utara  Perawatan pohon sawit dari gulma 13 Sutariyo PT Perkebunan Nusantara

IV  Memasang rambu-rambu jalan

 Memasang dan memperbaiki jalur evakuasi 14 Eko Suwarno PT Perkebunan Nusantara

IV  Membuat titi panen di ancak panen

 Membuat gerobak angkut buah sawit 15 Budi PT Perkebunan Nusantara

II  Memasang label pada peralatan semprot

 Memasang label pada bahan kimia

 Memasang label pad arak lemari dan tempat arsip 16 Abdul Kholik PT Perkebunan Nusantara

II  Memasang banner K3 didepan kantor

 Membuat rambu-rambu jalan

17 Mulianto PT Hasrat Tjipta  Membuat dan memasang rambu-rambu K3 di kantor Direksi Medan

 Menata dan membuat label pada kabel jaringan internal di kantor Medan

 Membuat laporan secara berkala perawatan genset di Kandir Medan

18 Irwan

Handaya PT Karya Hevea Indonesia  Memasang rambu larangan membuang sampah sembarangan

 Memperbaiki kamar mandi

19 Randi PT Karya Hevea Indonesia  Memisahkan karung bekas/kosong dari gudang

 Menata peralatn dapur dan bengkel di rumah 20 H. Abd. Wahab

Lubis PT Bakrie Sumatera

Plantations  Memperbaiki kursi kantor divisi

 Membuat patok field di area TBM kelapa sawit 21 Sudarwin PT Bakrie Sumatera

Plantations  Memasang rambu larangan hewan ternak

 Membuat tempat sampah di rumah

22 M. Nuh PT Fajar Agung  Memasang titi agar hasil panen dapat dikeluarkan

 Membuat sarung egrek

(19)

18

23 Irwansyah PT Fajar Agung  Membuat alat pengutip berondolan bauh sawit

 Membuat tangga didepan kanor afdeling

 Membuat nama blok sesuai prinsip SMP 24 Hasmizar

Zywar PT Indah Pontjan  Memberikan contoh tindakan kerja sesuai PAOT

 Melakukan perbaikan kerja dilapangan sesuai kemampuan

 Memberi masukan kepada atasan hasil pelatihan 25 Sandy PT Indah Pontjan  Perawatan alat kerja (angkong)

 Merubah cara kerja sesuai PAOT

 Perawatan fiber/agrek

26 Jumari PT Gotong Royong Jaya  Membuat lubang sampah daun kering untuk dibuat kompos

 Menanam bunga di pot halaman rumah 27 Wagino PT Gotong Royong Jaya  Membuat lubang sampah

 Menata pakaian

 Menata peralatan dapur 28 Ronni Miranda

Basri PT Paya Pinang  Memasang label pada tempat bumbu dapur

 Merapikan gudang barang

29 Bagus Adityo PT Sumber Sawit Makmur  Menata housekeeping agar jalur evakuasi lancer

 Memasang rambu-rambu K3 30 Edi Supianto Pusat Penelitian Kelapa

Sawit  Membuat tanda panah arah pos kerja

 Melengkapi papan informasi di pos kerja

 Mengembangkan penanaman bunga tenera 31 Purwanto Pusat Penelitian Kelapa

Sawit  Memperingan pengumpulan tandan bibit kelapa sawit di TPH

 Membuat jembatan penyebrangan yang sederhana

Pre dan Post Test

Sebanyak 28 peserta mengikuti pre test dan 31 peserta mengikuti post test. Secara umum terjadi peningkatan score peserta dan 7 peserta mendapatkan nilai sempurna.

Grafik Perbandingan Pre dan Post Test

(20)

19 Sesi Refelksi dan closing Pelatihan

Pada akhir pelatihan, peserta melakukan refleksi dengan mengingat kembali harapan masing- masing pada awal pelatihan dan pengetahuan yang diperoleh selama 2 hari pelatihan.

Sebagian besar peserta menyatakan bahwa harapan mengikuti pelatihan telah tercapai dan mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat dalam melaksanakan pekerjaan, Namun beberapa peserta masih ingin mendapatkan pengetahuan yang lebih jauh tentang pengetahuan K3.

Temuan dan Rekomendasi:

Temuan:

 31 peserta semuanya laki-laki sebagian besar level pekerja (pemanen) dan mandor.

Beberapa Peserta ada ahli K3 (pernah mengikuti pelatihan AK3 umum). Menurut beberapa Peserta, metode PAOT lebih bisa diterima karena menampilkan hal-hal yang bersifat positif.

 Metode World café pada sesi teknis lebih efektif dan eksploratif bagi Peserta dalam menampilkan praktek-praketk baik ditempat kerja-nya sebelum diberikan materi sesi teknis.

 Koordinasi fasilitator dengan pendamping lapangan (tuan rumah) sangat penting untuk memastikan lokasi yang akan dikunjungi dalam praktek lapangan. Karena keterbatasan waktu dan transportasi, pemilihan lokasi yang berbeda dan berjauhan tidak efektif dalam melaksanakan praktek lapangan secara paralel.

Rekomendasi:

 Dalam merealisasikan komitmen pasca pelatihan, ILO dan GAPKI Sumut perlu

menginstruksikan kepada 15 perusahaan peserta pelatihan agar mendorong Peserta yang mengikuti pelatihan untuk menyelesaikan 2 tugas tindak lanjut, sebagai berikut:

1. Mengisi ‘checklist’ (terlampir) ditempat kerjanya masing-masing dan membuat foto-foto sesuai ‘titik periksa’ pada cheklist, dan dikumpulkan paling lambat 1 bulan setelah pelatihan (16 April 2019);

2. Membuat foto-foto SEBELUM dan SESUDAH perbaikan berdasarkan rencana aksi jangka pendek (2 bulan) sesuai matrix rencana aksi diatas.

 ILO perlu membantu mendokumentasikan progress sebagai proses monitoring pelaksanaan perbaikan;

 Setelah 2 atau 3 bulan pasca pelatihan, ILO dan GAPKI SUMUT perlu melaksanakan lokakarya berbagi pengalaman tentang progres perbaikan dan praktek-praktek baik dalam perbaikan kondisi kerja dan K3 dari perusahaan peserta pelatihan.

(21)

20

AGENDA PELATIHAN PERBAIKAN K3 BAGI PEKERJA PERKEBUNAN SAWIT ANGGOTA GAPKI SUMATERA UTARA

14-15 Maret 2019

Time Activity PIC

Hari-1, Kamis: 14 Maret 2019

08.00-08.15 Registrasi GAPKI Sumut

08.15-08.30 Opening oleh GAPKI Sumut 08.30-09.00 Perkenalan & Tujuan Pelatihan

Pre-test

ILO 09.00-10.30 Tentang K3 (Word rally)

Bahaya dan Resiko kerja (Diskusi kelompok)

ILO

10.30-10.45 Coffee break GAPKI Sumut

10.45-12.00 Sesi Teknis: World Café, Presentasi dan Game 1. Penanganan dan Penyimpanan Material 2. Tempat kerja: ergonomi dan lingkungan fisik 3. Keamanan mesin, peralatan kerja dan kelistrikan 4. Penanganan kimia dan limbah berbahaya 5. Fasilitas Kesejahteraan & kegawatdaruratan 6. Organisasi Kerja, Gender & Pekerja Anak

ILO

12.00-13.00 ISOMA GAPKI Sumut

13.00-15.00 Lanjutan sesi teknis ILO

15.00-15.15 Coffee Break 15.15-17.15 Game PAOT

Metode PAOT dan Checklist

ILO Hari 2, Jumat: 15 Maret 2019

08.00-08.30 Review hari-1 ILO

08.30-10.30 Kunjungan Lapangan:

G-1: Penanganan dan Penyimpanan Material G-2: Tempat kerja (ergonomic & lingkungan fisik) G-3: Keamanan mesin, peralatan kerja & kelistrikan) G-4: Penanganan kimia dan limbah berbahaya G-5: Fasilitas Kesejahteraan & Kagawatdaruratan G-6: Organisasi Kerja, Gender & Pekerja Anak

10.30-10.45 Coffee break GAPKI Sumut

10.45-12.00 Menentukan 3 poin baik dan 3 poin yang perlu diperbaiki

 Diskusi Kelompok

 Presentasi

ILO

12.00-14.00 ISOMA GAPKI SUmut

14.00-15.30 Pelaksanaan Perbaikan Rencana Aksi

ILO 15.30-15.45 Coffee break

15.45-16.30 Post test

Refleksi dan Penutupan

ILO

(22)

0

Data peserta pelatihan

NO. NAMA PERUSAHAAN JABATAN L/P HP/Email

1 Eka Juli Sastra PT PP London Sumatra Indonesia, Tbk

Mandor panen L 085362902029

2 Sandi PT PP London Sumatra

Indonesia, Tbk

Pemanen TBS L 085262576219 3 Hendri

Simanjuntak

PT Kwala Gunung Keamanan

kebun

L 085275322408

4 Tatuk Indrala PT Kwala Gunung Perawatan L 081277577382

5 Musliadi PT Tolan Tiga Indonesia Mandor panen L 082272704843 6 Listiono PT Tolan Tiga Indonesia Pemanen TBS L 083175220567

7 Heri Suseno PT Socfindo Mandor panen L 082367614444

8 Sumardi PT Socfindo Pemanen TBS L 082161285996

9 Dedi Mulya PT Gunung Melayu Mandor panen L 085358083180 10 Faisal Pohan PT Gunung Melayu Pemanen TBS L 081396130578 11 Supriaman PT Perkebunan Sumatera Utara Mandor panen L 082164967436 12 Suriono PT Perkebunan Sumatera Utara Mandor

perawatan

L 085262656102 13 Sutariyo PT Perkebunan Nusantara IV Mandor panen L 085297638195 14 Eko Suwarno PT Perkebunan Nusantara IV Krani produksi L 082363985956 15 Budi PT Perkebunan Nusantara II Mandor panen L 085261508696 16 Abdul Kholik PT Perkebunan Nusantara II Mandor panen L 082273240512 17 Mulianto PT Hasrat Tjipta Admin officer L 081376524676 18 Irwan Handaya PT Karya Hevea Indonesia Mandor panen L 082210291075 19 Randi PT Karya Hevea Indonesia Pemanen TBS L 081263507120 20 H. Abd. Wahab

Lubis

PT Bakrie Sumatera Plantations Mandor kepala L 082165330310 21 Sudarwin PT Bakrie Sumatera Plantations Pemanen TBS L 082366201142

22 M. Nuh PT Fajar Agung Mandor panen L 082175890115

23 Irwansyah PT Fajar Agung Pemanen TBS L 085358248527

24 Hasmizar Zywar PT Indah Pontjan Mandor panen L 082370178282

25 Sandy PT Indah Pontjan Pemanen TBS L 085805570855

26 Jumari PT Gotong Royong Jaya Mandor I L 0811621474

27 Wagino PT Gotong Royong Jaya Pemanen TBS L 085833057759 28 Ronni Miranda

Basri

PT Paya Pinang Staff kebun L 085296667092

29 Bagus Adityo PT Sumber Sawit Makmur Staff kebun L 082166410402 30 Edi Supianto Pusat Penelitian Kelapa Sawit Teknisi L 081263099006 31 Purwanto Pusat Penelitian Kelapa Sawit Pemanen TBS L 082167474811

(23)

1

FOTO-FOTO KEGIATAN

Pembukaan oleh Sekretaris GAPKI SUMUT Suasana Diskusi kelompok

Peserta menyampaikan hasil diskusi Saat praktek lapangan

Refleksi Pelatihan Happy Ending

Gambar

Grafik Perbandingan Pre dan Post Test

Referensi

Dokumen terkait

Lahirnya ide pendirian bank syariah sendiri tentunya tidak lepas dari peran para pemikir fundamental, yang mereka berpendapat bahwa bunga bank itu adalah riba,

Hasil response time yang didapat dari pengujian dengan LOS dan NLOS memperlihatkan bahwa XBee dapat melakukan pengiriman data dengan kondisi lapangan tanpa

Secara umum baik hasil survei 2016 maupun 2017 menunjukkan bahwa publik yang mengakses lembaga keuangan/non-keungan memiliki tingkat pemahaman terhadap TPPT lebih baik dari

Peneliti memilih SMA Negeri 1 Rendang karena beberapa alasan, yaitu: (1) SMA Negeri 1 Rendang menerapkan kurikulum 2013, artinya siswa harus lebih aktif ketika

Puji Syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa Yesus Kristus yang maha bijaksana, yang senantiasa memberikan anugerah pengetahuan serta rahmat kehidupan yang

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 November 2016 dengan melakukan wawancara kepada 2 petugas rekam medis di Rumah Sakit Griya Waluya

Teridentifikasi tingkat kepentingan indikator kapabilitas implementasi PBC dengan tiga peringkat teratas adalah kepastian pembiayaan penanganan jalan tahun jamak oleh

Dari rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran Quipper School terhadap hasil