PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE – KOTA BANDUNG
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
DEDEN NUGRAHA 1101143
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA
Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja
Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Se-Kota Bandung
Oleh
Deden Nugraha
S.Pd. UPI Bandung, 2009
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana Prodi Administrasi
Pendidikan
© Deden Nugraha 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Danny Meirawan, M.Pd. NIP. 19620504 198803 1 002
Pembimbing II
Dr. Asep Suryana, M.Pd. NIP. 19720321 199903 1 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE – KOTA BANDUNG
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
DEDEN NUGRAHA 1101143
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA
Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja
Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Se-Kota Bandung
Oleh
Deden Nugraha
S.Pd. UPI Bandung, 2009
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana Prodi Administrasi
Pendidikan
© Deden Nugraha 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Danny Meirawan, M.Pd. NIP. 19620504 198803 1 002
Pembimbing II
Dr. Asep Suryana, M.Pd. NIP. 19720321 199903 1 002
Mengetahui
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 13
D. Manfaat Penelitian ... 13
E. Struktur Organisasi Tesis ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 16
1. Mutu Lulusan ... 16
2. Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran ... 21
a. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 22
b. Fungsi Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 23
3. Kinerja Mengajar Guru ... 53
a. Kinerja ... 53
b. Konsep Mengajar ... 53
c. Kinerja Mengajar Guru ... 54
d. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 59
e. Inikator Kinerja Mengajar Guru... 59
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Kerangka Pemikiran ... 62
C. Hipotesis Penelitian ... 65
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/Sampel Penelitian ... 66
1. Lokasi Penelitian ... 66
2. Populasi ... 66
3. Sampel ... 66
B. Desain Penelitian ... 69
C. Metode Penelitian... 69
D. Definisi Operasional... 70
E. Instrument Penelitian ... 71
F. Pengujian Validitas, Reliabilitas dan Homogenitas... 76
1. Uji Validitas ... 76
2. Uji Reliabilitas ... 81
3. Uji Homogenitas ... 86
G. Teknik Pengumpulan Data ... 87
H. Analisis Data ... 87
1. Perhitungan Rata-rata ... 87
2. Pengujian Normalitas ... 88
3. Pengujian Linieritas ... 89
4. Pengujian Hipotesis ... 91
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 96
1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 96
2. Pengujian Hipotesis ... 120
3. Interpretasi Hasil Analisis Penelitian ... 128
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 130
1. Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung... 130
2. Kinerja Mengajar guru pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung ... 133
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Terhadap Mutu
Lulusan pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung ... 139
5. Pengaruh Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung ... 141
6. Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung ... 144
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 153
B. Rekomendasi ... 154
DAFTAR PUSTAKA ... 156
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Indikator Sekolah Bermutu dan tidak Bermutu ... 3
1.2 Ujian Nasional SMP Kota Bandung ... 4
1.3 Prosentase Kelulusan SMP Kota Bandung ... 5
2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Kelas ... 30
2.2 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Perpustakaan ... 32
2.3 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Lab IPA... 35
2.4 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Pimpinan ... 42
2.5 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Guru ... 44
2.6 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Tata Usaha ... 45
2.7 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Beribadah ... 46
2.8 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Konseling ... 46
2.9 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang UKS ... 48
2.10 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Organisasi Kesiswaan ... 49
2.11 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Jamban ... 49
2.12 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Gudang... 50
2.13 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Olahraga ... 52
3.1 Jumlah SMP Berdasarkan Akreditasi A Se-Kota Bandung ... 68
3.2 Skala Likert ... 72
3.3 Kisi-kisi Instrument Penelitian ... 72
3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X1... 77
3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X2... 78
3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y ... 80
3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X1 ... 82
3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X2 ... 83
3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Y ... 85
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.11 Pengujian Normalitas ... 89
3.12 Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y... 90
3.13 Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y... 90
3.14 Interpretasi Koefisien kolerasi Nilai r ... 91
4.1 Skor Kecenderungan Rata-rata X1 SMP Negeri dan Swasta ... 97
4.2 Skor Kecenderungan Rata-rata X1SMP Negeri ... 99
4.3 Skor Kecenderungan Rata-rata X1SMP Swasta ... 101
4.4 Skor Kecenderungan Rata-rata X2 SMP Negeri dan Swasta ... 103
4.5 Skor Kecenderungan Rata-rata X2 SMP Negeri ... 106
4.6 Skor Kecenderungan Rata-rata X2 SMP Swasta ... 110
4.7 Skor Kecenderungan Rata-rata Y SMP Negeri dan Swasta... 113
4.8 Skor Kecenderungan Rata-rata Y SMP Negeri ... 116
4.9 Skor Kecenderungan Rata-rata Y SMP Swasta ... 118
4.10 Hasil Uji Regresi Berganda X1, X2 Terhadap Y ... 121
4.11 Hasil Uji Regresi Berganda X1, X2 Terhadap Y ... 121
4.12 Hasil Uji Regresi Berganda X1, X2 Terhadap Y ... 122
4.13 Hasil uji korelasi variabel X1 terhadap Y ... 123
4.14 Hasil uji korelasi variabel X2 terhadap Y ... 125
4.15 Hasil uji korelasi variabel X1,X2 terhadap Y ... 127
4.16 Rangkuman hasil pengujian hipotesis ... 129
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah... 11
2.1 Kerangka Pemikiran ... 64
3.1 Desain Penelitian X1 X2 dan Y ... 69
4.1 Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran (X1) SMP Negeri dan Swasta……… 98
4.2 Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran (X1) SMP Negeri……… 100
4.3 Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran (X1) SMP Swasta……… 102
4.4 Kinerja Mengajar Guru (X2) SMP Negeri dan Swasta ………. 106
4.5 Kinerja Mengajar Guru (X2) SMP Negeri ……… 109
4.6 Kinerja Mengajar Guru (X2) SMP Swasta ……… 113
4.7 Mutu Lulusan (Y) SMP Negeri dan Swasta ………. 115
4.8 Mutu Lulusan (Y) SMP Negeri ……… 118
4.9 Mutu Lulusan (Y) SMP Swasta ………. 120
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE-KOTA BANDUNG
Deden Nugraha (1101143)
ABSTRAK
Mutu lulusan merupakan keluaran atau hasil dari suatu proses pembelajaran yang memiliki kompetensi akademik dan non akademik yang baik dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Mutu lulusan dipengaruhi oleh kinerja guru dan ketersediaan fasilitas pembelajaran yang memadai. Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai mutu lulusan. Inti kajian yang menjadi fokus adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mutu lulusan diantaranya adalah kinerja mengajar guru dan pemanfaatan fasilitas pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 174 SMP Negeri dan Swasta yang berakreditasi A Se-Kota Bandung dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 sekolah dan 360 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup.
Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah Pemanfaatan fasilitas pembelajaran SMP Se-Kota Bandung berada pada kategori tinggi, Kinerja mengajar guru SMP Se-Kota Bandung berada pada kategori tinggi, Mutu lulusan SMP Se-Kota Bandung berada pada kategori tinggi, pemanfaatan fasilitas pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap mutu lulusan SMP Se-Kota Bandung, kinerja mengajar guru berpengaruh secara signifikan terhadap mutu lulusan SMP Se-Kota Bandung, pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru berpengaruh secara signifikan terhadap mutu lulusan SMP Se-Kota Bandung
Rekomendasi dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu lulusan diperlukan pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru.
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemenfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah MenengahPertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas
merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat,
makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa
terpisah dengan masalah pendidikan bangsa.
Dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang handal, pendidikan
memiliki peranan yang sangat penting sebagai sarana untuk membekali ilmu dan
keterampilan agar dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal tersebut akan
tercapai apabila penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara bermutu.
Hal ini dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Penjelasan di atas jelas, jika untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat adalah dengan
pendidikan. Karena pendidikan yang baik dan berkualitas dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusianya adalah dengan proses pendidikan yang bermutu.
Menurut Koswara dan Triatna (2010:275) menyatakan pendidikan yang
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang bermutu adalah guru-guru yang bermutu, peserta didik yang bermutu,
kurikulum yang bermutu, fasilitas yang bermutu dan berbagai aspek penyelenggara
pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses
pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang
memiliki kompetensi yang disyaratkan. Dan outcome pendidikan yang bermutu
adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau
terserap pada dunia usaha atau dunia industry.
Pendapat diatas jelas, dalam mencapai mutu pendidikan yang baik maka
perlu memperhatikan beberapa aspek-aspek penunjang diantaranaya adalah aspek
tenaga pengajar atau guru, siswa, kurikulum, fasilitas, dll. Dalam PP No. 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan Standar Nasional Pendidikan
adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah NKRI.
Sebagaimana diketahui standar tersebut meliputi standar isi, standar kompetensi
lulusan, standar proses, standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian
pendidikan. Selain itu juga di jelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
RI No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Pasal 1 menyatakan setiap satuan
pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang berlaku secara
nasional.
Penjelasan diatas jelas, didalam melaksanakan pendidikan harus
memperhatikan standar nasional pendidikan sehingga pendidikan yang dilaksanakan
dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan pendidikan yang bermutu. Dalam
koran Kompas 26 Desember 2012 dinyatakan bahwa mutu pendidikan dan kualitas
lulusan di Indonesia masih rendah. Satuan pendidikan di Indonesia, mulai tahap SD
hingga SMA, dianggap masih lemah dalam banyak hal dibanding negara lain. Mulai
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lulusannya. Hasil akreditasi untuk tingkat SD/MI 15,2 persen telah terakreditasi A,
56,9 persen telah terakreditasi B, dan 23,4 persen telah terakreditasi C. Sementara
untuk tingkat SMP/MTS, 28,5 persen telah terakreditasi A, 44,8 persen terakreditasi
B, dan 21,5 persen terakreditasi C. Untuk tingkat SMA/MA, 32,5 persen telah
terakreditasi A, 41,4 persen terakreditasi B, dan 20 persen terakreditasi C. Sementara
untuk tingkat SMK/MAK 41 persen terakreditasi A, 43,persen terakreditasi B, dan
12,9 terakreditasi C.
Berdasarkan fakta diatas jelas, bahwa pada dasarnya jika ingin memperoleh
output pendidikan yang berkualitas maka hal ini tidak terlepas dari proses dan input
pendidikan itu sendiri yang bermutu. Untuk itu pendidikan yang bermutu atau dalam
hal ini sekolah bermutu harus memiliki standar pembelajaran yang bermutu. Yang
ditunjang dengan fasilitas pembelajaran dan guru yang berkualitas. Engkoswara dan
Komariah (20011:310) menyatakan indikator-indikator sekolah bermutu dan tidak
bermutu, sebagai berikut:
Tabel 1.1
Indikator sekolah bermutu dan tidak bermutu
Sekolah Bermutu Sekolah tidak Bermutu
1. Masukan yang tepat 1. Masukan yang banyak
2. Semangat kerja tinggi 2. Pelaksanaan kerja santai 3. Gairah motivasi belajar tinggi 3. Aktivitas belajar santai 4. Penggunaan biaya, waktu, fasilitas,
tenaga yang proporsional
4. Boros memakai sumber-sumber
5. Kepercayaan berbagai pihak 5. Kurang peduli terhadap lingkungan
6. Tamatan yang bermutu 6. Lulusan hasil katrol
7. Keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat
7. Keluaran tidak produktif
Berdasarkan strandar sekolah bermutu tersebut, maka dapat dilihat banyak
aspek yang harus diperhatikan sekolah untuk mencapai sekolah yang bermutu. Hasil
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekolah swasta sebanyak 16 sekolah dan sekolah negeri sebanyak 14 sekolah. Tetapi
jika melihat indikator sekolah bermutu diatas, hasil UN tidak menjadi jaminan
sekolah tersebut menjadi sekolah bermutu.
Table 1.2
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28 SMP S K Yahya 37.80
29 SMP S Pandu 37.80
30 SMP S Pelita Nusantara 37.80 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung
Table 1.3
Prosentasi kelulusan ujian sekolah (US) dan ujian nasional (UN) SMP
Kota Bandung tahun pelajaran 2011/2012 dan 2012/2013
No Tahun Pelajaran Prosentasi Kelulusan
1 2011/2012 100%
2 2012/2013 100%
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung
Jika dilihat dari prosentase kelulusan Kota Bandung, dikatakan sukses karena
dalam dua tahun terakhir menghasilkan prosentasi kelulusan 100%. Tetapi, kelulusan
yang ada tidak berarti merupakan mutu sekolah yang menghasilkan lulusan yang
bermutu. Menurut Engkoswara dan Komariah (2011: 314) mengatakan mutu lulusan
tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak ada mutu didalam proses dan isi. Mutu
didalam proses tidak mungkin ada tanpa ada tenaga pendidik dan kependidikan
lainnya serta segala sumber baik sarana maupun pembiayaan yang ditata oleh
pengelola.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI (2007:361) menjelaskan bahwa
mutu lulusan sekolah ditandai oleh dimilikinya kompetensi yang terkait moralitas,
akademik, vokasional, dan social pribadi. Kompetensi-kompetensi ini bisa dicapai
melalui proses yang mencakup pemberian layanan implementasi kurikulum/proses
belajar mengajar, penciptaan lingkungan/kultur sekolah yang kondusi,
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masyarakat, dan pembinaan organisasi/kelembagaan sekolah yang baik, serta dengan
dukungan pembiayaan yang memadai, tenaga yang sesuai dengan kebutuhan baik
segi kuantitas maupun mutu, serta dukungan saranan dan prasarana yang memadai.
Oleh karena itu, proses pembelajaran itu menentukan mutu lulusan. Proses
pembelajaran sangat ditentukan oleh guru. Dalam hal ini, guru diibaratkan sebagai
ujung tombak proses pendidikan. Hal ini dikarenakan guru memiliki beberapa
persyaratan utama, diantaranya adalah (1) harus tajam, artinya harus memiliki
kecerdasan, tidak hanya kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional
dan spiritual, (2) harus luruh, artinya harus mempunyai kejujuran yang murni,
objektif dalam memberikan penilaian kepada siswa, dan (3) harus panjang, artinya
memiliki ketulusan dan keikhlasan (Suparlan, 2005:8).
Guru merupakan faktor yang sangat menentukan bagi mutu
pembelajaran/pendidikan yang akan berorientasi pada output pendidikan karena guru
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar dengan kinerjanya didalam
memberikan pengajaran. Sehingga dapat dikatakan mutu sekolah tergantung pada
mutu pembelajaran dan mutu pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kinerja mengajar
guru. Hasibuan (2001:94) menyebut kinerja sebagai prestasi kerja mengungkapkan
bahwa “prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang disandarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. Hal yang serupa di sampaikan oleh Martinis (2010:87) menyebutkan kinerja mengajar adalah perilaku
atau respon yang memberikan hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan
ketika ia menghadapi tugas.
Berdasarkan penjelasan di atas jelas, seorang guru harus memiliki kinerja
yang baik sehingga di dalam pengajaran dapat melaksanakan tugas-tugas dengan
profesional dan memberikan hasil yang baik. Berdasarkan Permendiknas No. 14
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional. Selain empat kompetensi tersebut, dalam Permendiknas No. 16 tahun
2007 dijelaskan bahwa seorang guru harus memiliki standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru. Dalam hal ini standar kualifikasi akademik yang di maksudkan
adalah minimal D-IV atau setara dengan S1. Data guru Sekolah Menengah Pertama
(SMP) untuk Kota Bandung berdasarkan data kemendikbud tahun 2012 sebanyak
3.976 guru dan Data Kota Bandung mencatat masih ada 492 guru yang belum sesuai
dengan standar kualifikasi yang ditentukan. Jika hal ini tidak cepat di perbaiki maka
untuk mencapai mutu pendidikan sangat susah karena kualifikasi akademik guru
sangat menentukan proses belajar mengajar yang dilaksanakan.
Selain komponen guru, pemanfaatan fasilitas pembelajaran juga sangat
diperlukan karena dapat menunjang proses pembelajaran sehingga sekolah menjadi
bermutu. Menurut Suparlan (2005:145-146) menyebutkan selain guru, peserta didik
dan kurikulum. Komponen pendidikan lain yang cukup penting adalah sarana dan
prasarana hal ini dikarenakan dapat menunjang proses belajar mengajar. hal yang
sama diungkapkan oleh Rukmana dan Suryana (2010:100-101) menyebutkan “untuk
mewujudkan manajemen kelas di sekolah, lingkungan fisik yang menguntungkan dan
memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan
mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.” Berdasarkan
pendapat diatas jelas bahwa fasilitas pembelajaran dapat menunjang pembelajaran
menjadi lebih baik. Sehingga proses pendidikan yang dikaksanakan dapat sesuai
dengan yang diharapkan.
Sedangkan jika dilihat sekarang ini, fasilitas pembelajaran yang ada di
Indonesia belum semuanya merata didalam menunjang pendidikan yang ada.
Sehingga proses pendidikan yang ada menjadi belum sesuai dengan yang diharapkan.
Koran Kompas, Rabu 23 Maret 2010 menyatakan bahwa sampai saat ini 88.8 %
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelayanan minimal karena layanan mulai dari guru, bangunan sekolah, fasilitas
perpustakaan dan laboratorium, buku-buku pelajaran dan pengayaan, serta buku
referensi masih minim. Pada jenjang SD baru 3,29% dari 146.904 yang masuk
kategori sekolah standar nasional, 51,7% kategori standar minimal dan 44,84% di
bawah standar pendidikan minimal, pada SMP 28,41% dari 34.185, 44,45%
berstandar minimal dan 26% tidak memenuhi standar pelayanan minimal. Hal ini
tmembuktikan bahwa pendidikan di Indonesia masih minim sarana dan prasananya.
Sarana dan prasarana pada SMP di Kota Bandung masih belum merata
diantaranya lahan, gedung dan fasilitas ICT. Hal ini dikarenakan keberadaan sekolah
yang tersebar di seluruh Kota Bandung. Sehingga sarana dan prasarana yang dimiliki
disesuaikan dengan keadaan lingkungan dimana sekolah tersebut berada. Dalam
koran Lintas Jabar, 3 Oktober 2013 dinyatakan pengembangan fasilitas pendidikan di
Kota Bandung terbentur masalah lahan. Kondisi ini berdampak banyak
penyelenggaraan pendidikan baik sekolah negeri maupun swasta masih jauh dari
batas minimal luas lahan yang ditentukan. Dengan luas minimal, menyebabkan
penyelenggaraan pendidikan seringkali kekurangan fasilitas penunjang pendidikan,
bahkan meminjam sarana milik sekolah lain dengan atau dengan system 2 atau 3 shift
jam sekolah. Selain itu, koran Tempo, 13 November 2013, Kepala Bidang Pendidikan
TK dan SD Dinas Pendidikan Kota Bandung Ende Mutaqin mengatakan sebanyak
109 ribu siswa sekolah dasar di wilayahnya tidak memiliki ruang kelas. Sebanyak
276 SD negeri yang ada hanya bisa menampung 150 ribu siswa.
Menurut Herlina (2011:108) dalam penelitiannya menyatakan kinerja
mengajar guru memberikan pengaruh cukup tinggi terhadap mutu layanan
pembelajaran, Hal ini dikarenakan mutu layanan pembelajaran akan terlaksana
dengan baik jika ditunjang dengan kinerja mengajar guru baik, tetapi untuk
menghasilkan kinerja mengajar yang baik seorang guru harus memiliki kompetensi
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyatakan bahwa seorang guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus
sesuai dengan tingkat kompetensi yang dikuasainya sehingga kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan tuntutan tugasnya.
Menurut Sa’ud (2000:40) dalam jurnal pendidikan menyatakan era globalisasi dan desentralisasi menuntut peningkatan kualitas guru yang tinggi melalui
pengembangan standar lulusan dan program pendidikan guru yang diakui secara
global.
Oleh karena itu, kinerja mengajar guru sangat mempengaruhi baik tidaknya
pembelajaran yang dilaksanakan sehingga keberhasilan lulusan yang dihasilkan
dipengaruhi oleh kinerja mengajar guru. Yunus (2012:114) menyatakan kinerja
mengajar guru berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Selain
itu juga untuk menghasilkan pembelajaran yang baik maka perlu ditunjang dengan
pemanfaatan fasilitas pembelajaran yang memadai. Menurut Sundari (2008:5) dalam
jurnal pendidikan menyatakan sarana dan prasarana dapat menunjang prestasi siswa
apabila dipergunakan secara optimal.
Menurut Gaffar dan Setiawan (2009:48) dalam jurnal pendidikan teknologi
informasi dan komunikasi menyatakan:
Perubahan-perubahan berbagai aspek kehidupan yang didorong oleh berbagai faktor yang amat kompleks memunculkan tuntutan bahwa kualitas dalam pendidikan yang berbasis kepada pemenuhan standar tidak lagi memadai sebagai jawaban terhadap tuntutan yang berkembang itu. Kualitas memang mutlak perlu tetapi tidak berhenti sampai kualitas saja. Karena itu komponen-komponen seperti high performance, efisiensi, efektifitas dan produktivitas yang didukung ICT dan value yang kokoh merupakan satu kesatuan yang harus terintegrasi dengan rapih dan cantik kedalam suatu system manajemen.
Penjelasan beberapa jurnal diatas maka dapat disimpulkan bahwa didalam
menghasilkan lulusan yang bermutu tidak terlepas dari peran komponen-komponen
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan dasar pemikiran diatas, maka penulis tertarik mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Se-Kota Bandung.”
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dalam pendidikan, menurut Danim (2007:53) mutu mengacu pada masukan,
proses, luaran dan dampaknya. Ia menambahkan bahwa mutu masukan dapat dilihat
dari beberapa sisi diantaranya sebagai berikut:
a. Kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia seperti kepala sekolah, guru, staf kelembagaan, staf tata usaha, siswa, dan lain-lain.
b. Memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, sarana dan prasarana sekolah.
c. Memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja, dan lain-lain.
d. Mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan seperti visi, misi, motivasi, ketekunan, cita-cita, dan lain-lain.
Fattah (1999:25) dalam Engkoswara dan Komariah (2011:313) memfokuskan
pada tiga faktor yang meningkatkan mutu pendidikan yaitu: (1) kecukupan
sumber-sumber pendidikan dalam arti mutu tenaga kependidikan, biaya, sarana belajar; (2)
mutu proses belajar yang mendorong siswa belajar efektif; dan (3) mutu keluaran
dalam bentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai. Hal ini sejalan
dengan Engkoswara dan Komariah (2011:314) mengatakan mutu lulusan tidak
mungkin dapat dicapai apabila tidak ada mutu didalam proses dan isi. Mutu didalam
proses tidak mungkin ada tanpa ada tenaga pendidik dan kependidikan lainnya serta
segala sumber baik sarana maupun pembiayaan yang ditata oleh pengelola.
Menurut Koswara dan Triatna (2010:275) menyatakan pendidikan yang
bermutu itu dilihat dari sisi input, proses, output maupun outcome. Input pendidikan
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurikulum yang bermutu, fasilitas yang bermutu dan berbagai aspek penyelenggara
pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses
pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang
memiliki kompetensi yang disyaratkan. Dan outcome pendidikan yang bermutu
adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau
terserap pada dunia usaha atau dunia industry.
Berdasarkan pendapat di atas dapat di analisis beberapa faktor yang
mempengaruhi mutu sekolah diantaranya sebagai berikut:
Gambar 1.1
Faktor yang mempengaruhi Mutu Lulusan
Fasilitas atau sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khsusnya proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat - alat dan media
pembelajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman,
kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, akan tetapi jika dimanfaatkan secara Mutu
Lulusan
Kepemimpi nan Kepala Sekolah
Guru
Siswa
Kurikulum Pembiayaan
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu langsung untuk proses belajar mengajar (Mulyasa, 2002:49).
Guru adalah pendidik professional karena guru telah menerima dan memikul
beban orang tua untuk ikut mendidik anak-anak (Daradjat dalam Suparlan, 2005:13).
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, guru dipandang
sebagai pendidik yang merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Mutu lulusan sekolah ditandai oleh dimilikinya kompetensi yang terkait
moralitas, akademik, vokasional, dan social pribadi. Kompetensi-kompetensi ini bisa
dicapai melalui proses yang mencakup pemberian layanan implementasi
kurikulum/proses belajar mengajar, penciptaan lingkungan/kultur sekolah yang
kondusi, penyelenggaraan administrasi dan manajemen sekolah yang baik, peran serta
masyarakat, dan pembinaan organisasi/kelembagaan sekolah yang baik, serta dengan
dukungan pembiayaan yang memadai, tenaga yang sesuai dengan kebutuhan baik
segi kuantitas maupun mutu, serta dukungan saranan dan prasarana yang memadai
(Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI, 2007:361).
Berdasarkan beberapa faktor yang mempengarui mutu lulusan di atas, maka
dalam penelitian ini akan diberikan batasan agar penjelasan yang diberikan tidak
meluas sehingga mengakibatkan penelitian ini menjadi tidak ada kejelasan. Oleh
karena itu, yang akan menjadi fokus penelitian adalah mutu lulusan yang dipengaruhi
pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah, maka lebih rinci pokok masalah
yang dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagaimana kinerja mengajar guru pada SMP Se-Kota Bandung?
3. Bagaimana mutu lulusan pada SMP Se-Kota Bandung?
4. Bagaimana pengaruh pemanfaatan fasilitas pembelajaran terhadap mutu lulusan
pada SMP S e-K o t a B a n d u ng?
5. Bagaimana pengaruh kinerja mengajar guru terhadap mutu lulusan pada SMP
S e - Ko t a B a n du ng?
6. Bagaimana p e n g a r u h pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja
mengajar guru terhadap mutu lulusan pada SMP S e - Ko t a B a n du ng?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh
pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap mutu lulusan
pada SMP Se-Kota Bandung.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran empiris
mengenai hal berikut:
a. Mengetahui bagaimana pemanfaatan fasilitas pembelajaran pada SMP Se-Kota
Bandung.
b. Mengetahui bagaimana kinerja mengajar guru pada SMP Se-Kota Bandung.
c. Mengetahui bagaimana mutu lulusan pada SMP Se-Kota Bandung.
d. Mengetahui bagaimana pengaruh pemanfaatan fasilitas pembelajaran terhadap
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Mengetahui bagaimana pengaruh kinerja mengajar guru terhadap mutu lulusan
pada SMP S e - K ot a B an d u ng.
f. Mengetahui bagaimana p e n g a r u h pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan
kinerja mengajar guru terhadap mutu lulusan pada SMP S e - K o t a B a n du ng.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
Secara teoritik penelitian ini dapat mengembangkan serta memperkaya ilmu
administrasi pendidikan khususnya mengenai pemanfaatan fasilitas pembelajaran,
kinerja mengajar guru dan mutu lulusan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis kegunaan dari penelitian ini adalah:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang
lebih luas khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi praktisi pendidikan.
b. Memberikan informasi mengenai mutu sekolah yang didukung oleh pemanfaatan
fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru.
c. Menambah ilmu bagi praktisi pendidikan bahwa mutu dapat dipengaruhi oleh
pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru.
d. Memberikan masukan kepada sekolah khususnya sekolah negeri dan swasta
yang ada di kota Bandung untuk terus meningkatkan mutu lulusan.
E. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis berisi urutan penulisan yang harus diperhatikan
didalam penulisan tesis. Untuk memahami alur pikir dalam penulisan tesis ini, maka
perlu adanya struktur organisasi yang berfungsi sebgai pedoman penyusunan laporan
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi latar belakang penelitian yang
membahas mengenai alasan penelitian, pentingnya masalah itu diteliti dan
pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, identifikasi
masalah dan perumusan masalah membahas mengenai rumusan dan analisis masalah
serta identifikasi variabel-variabel penelitian, tujuan penelitian menyajikan hasil yang
ingin dicapai setelah penelitian selesai, manfaat penelitian memaparkan kegunaan
penelitian baik secara teoritis maupun praktis, struktur organisasi tesis
memperlihatkan susunan pokok bahasan didalam tesis.
Bab II Kajian Pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian, dalam
bab ini berisi kajian pustaka yang mendukung penelitian, kerangka pemikiran
menggambarkan rumusan hipotesis dengan mengkaji hubungan antara teoritis dengan
variabel-variabel penelitian, hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara yang
dirumuskan dalam penelitian
Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini berisi lokasi dan subjek
populasi/sampel penelitian yang menjadi sasaran dalam penelitian, desain penelitian
menggambarkan bentuk variabel-variabel penelitian, metode penelitian menjabarkan
metode apa yang sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan, definisi
operasional dirumuskan untuk melahirkan satu indikator-indikator dari setiap variabel,
instrumen peneliti berupa angket, tes, dll, proses pengembangan instrumen berkaitan
dengan uji reliabilitas dan validitas, teknik pengumpulan data membahas mengenai
teknik yang dipilih untuk memperoleh informasi atau data, dan analisis data tugasnya
melaporkan secara rinci tahap-tahap analisis data .
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi pengolahan
atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah yang
diangkat oleh peneliti dan pembahasan atau temuan analisis memaparkan temuan
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, dalam bab ini berisi kesimpulan dan
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan dilakukan hal
ini dikarenakan penelitian ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya jika
lokasi penelitiannya tidak ada. Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini
yaitu SMP Negeri dan Swasta yang berakreditasi A Se-Kota Bandung.
2. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80).
Dalam hal ini yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 174 SMP Negeri
dan Swasta yang berakreditasi A Se-Kota Bandung.
3. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data
penelitian. Menurut Arikunto (2010:174) bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dikarenakan populasi dalam penelitian ini jumlahnya cukup besar dan heterogen artinya sampel dalam penelitian ini yaitu
guru. Dengan demikian, penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik Proportionate Stratified Random Sampling.
Langkah pertama perhitungan sampel dengan teknik Proportionate
Stratified Random Sampling yaitu menggunakan rumus Taro Yamane :
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 sekolah. Dimana
setiap sekolah diambil duabelas responden guru dari duabelas mata pelajaran
sehingga responden yang didapat menjadi 360 responden.
Berdasarkan perumusan diatas, maka secara terperinci sampel dan
responden dalam penelitian ini diambil berdasarkan sekolah yang berakreditasi A
karena mutu lulusan dapat juga dilihat dari akreditasi yang diperoleh sekolah
adalah sebagai berikut :
Dimana : n = jumlah sampel N = jumlah populasi
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Table 3.1
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan gambaran mengenai pendugaan pengujian
hipotesis serta untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubungan antara variabel
manajemen fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap mutu
sekolah. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas yaitu pemanfaatan fasilitas pembelajaran (X1) dan kinerja
mengajar guru (X2), sedangkan variabel terikat adalah mutu lulusan (Y).
Hubungan antar variabel tersebut dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini:
rx1y
fx1x2 R x1x2y
rx2y
Gambar 3.1
Desain Penelitian X1 X2 dan Y
Keterangan :
X1 : Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran
X2 : Kinerja Mengajar Guru
Y : Mutu Lulusan
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2009:2). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Menurut
Kalinger dalam Akdon dan Hadi (2005:91) menyatakan bahwa:
Y
X
2Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi (2003: 21) mengungkapkan bahwa
penelitian survei dapat digunakan untuk maksud 1) penjajagan (eksploratif), 2)
Deskriptif, 3) penjelasan (eksplanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan
hubungan kausal dan pengujian hipotesis, 4) evaluasi, 5) prediksi atau
meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang, 6) penelitian operasional,
7) pengembangan indikator-indikator sosial.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2009:8) menyatakan pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, metode survey dengan pendekatan kuantitatif cocok
untuk digunakan dalam penelitian ini karena sesuai dengan tujuan dari penelitian
ini, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pemanfaatan fasilitas
pembelajaran (X1) dan kinerja mengajar guru (X2) terhadap mutu lulusan (Y)
pada SMP Se-Kota Bandung.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna dari
setiap variabel penelitian. Singarimbun (Riduwan, 2010:281) mendefinisikan “definisi operasional sebagai unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel itu diukur.” Berikut ini adalah definisi operasional dari setiap variabel penelitian, yaitu:
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mutu lulusan adalah kompetensi atau kemampuan yang dimiliki oleh
peserta didik yang telah lulus yang mencakup kemampuan akademik dan non
akademik (diadaptasi dari Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI (2007:361),
Rohiat, (2010:53), (Usman, 2009:513), Fattah (1999:25) dalam Engkoswara dan
Komariah (2011:313). dan Danim (2007: 53-54)).
Jadi, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan mutu lulusan (Y) adalah
mutu lulusan yang memiliki kompetensi yang terkait prestasi akademik dan non
akademik.
2. Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran
Pemanfaatan fasilitas pembelajaran adalah penggunaan fasilitas
pendidikan yang secara langsung dan tidak langsung dalam menunjang proses
pendidikan atau proses belajar mengajar (diadaptasi dari Mulyasa (2002:49) dan
Herawan dan Nasihin (2005:123)).
Jadi, dalam penelitian ini pemanfaatan fasilitas pembelajaran (X1) adalah
pemanfaatan yang menggunakan sarana dan prasarana pendidikan
3. Kinerja Mengajar Guru
Kinerja mengajar guru adalah hasil kerja dalam melaksanakan tugas
mengajar seperti menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan interaksi belajar
mengajar, melakukan evaluasi dan melaksanakan tindak lanjut evaluasi
(diadaptasi dari Martinis, (2010: 87), Usman (2003:10-19) dan Suparlan
(2005:95-97)).
Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Kinerja Mengajar Guru
(X2) adalah kinerja dimana guru melaksanakan proses belajar mengajar.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sistematis dan dipermudah olehnya (Akdon dan Sahlan Hadi, 2005:130). Jadi,
instrumen ini merupakan alat yang dapat mempermudah peneliti dalam
memperoleh data mengenai masalah yang diteliti. Alat ukur yang digunakan
untuk variabel pemanfaatan fasilitas pembelajaran (X1), kinerja mengajar guru
(X2) dan mutu lulusan (Y) dalam penelitian ini berupa angket dengan
menggunakan 5 skala likert.
Tabel 3.2
Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor Pernyataan
Sering sekali 5
Definisi Operasional Definisi Teoritis Indikator
Mutu lulusan adalah ditandai oleh dimilikinya kompetensi yang terkait
moralitas, akademik,
vokasional, dan social pribadi 2. Output pendidikan merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitas, efektivitas, produktivitas, efisiendi, inovasi, kualitas kehidupan kerja dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan kualitas/mutu output
sekolah, dapat dijelaskan
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi Operasional Definisi Teoritis Indikator
54)). bahwa output sekolah
dikatakan
berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar
siswa, menunjukkan
pencapaian yang tinggi dalam: a) Prestasi Akademik, berupa nilai ulangan harian, nilai dari porto folio, nilai ulangan umum atau nilai nilai pencapaian ketuntasan kompetensi, UAN, UAS,
karya ilmiah, lomba
akademik dan karya-karya lain perserta didik. b) Prestasi Non-Akademik, seperti
IMTAQ, kejujuran,
kesopanan, olahraga,
kesenian, keterampilan kejuruan dan sebagainya (Rohiat, 2010:53).
3. Output dinyatakan bermutu jika hasil belajar akademik dan non-akademik siswa tinggi (Usman, 2009:513). 4. Mutu keluaran dalam bentuk
pengetahuan, sikap,
keterampilan, dan nilai-nilai Fattah (1999:25) dalam Engkoswara dan Komariah (2011:313).
5. Menurut Danim (2007: 53-54) yang menyatakan hasil pendidikan bermutu jika
mampu melahirkan
keunggulan akademik dan ektra kulikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus
untuk satu jenjang
pendidikan atau
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi Operasional Definisi Teoritis Indikator
pembelajaran tertentu.
menjelaskan bahwa fasilitas atau sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses
pendidikan, khsusnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat - alat dan
media pembelajaran.
prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang
jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, akan tetapi jika
dimanfaatkan secara
langsung untuk proses belajar mengajar.
2. Herawan dan Nasihin
(2005:123). Fasilitas pendidikan atau disebut juga sarana prasarana dibagi atas dua yaitu, pertama;
sarana dan
kedua:prasarana. Yang dimaksud dengan sarana adalah, mencakup semua peralatan dan perlengkapan
secara langsung
dipergunakan dan
menunjang dalam proses pendidikan, seperti :
Gedung, ruangan
belaja/kelas, alat- alat/media pendidikan, meja, kursi, dan sebagainya. Sedangkan yang
1. Sarana pendidikan 2. Prasarana
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi Operasional Definisi Teoritis Indikator
dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan,
seperti halaman,
kebun/taman sekolah, jalan menuju ke sekolah.
Kinerja mengajar guru adalah hasil kerja dalam
melakukan evaluasi dan melaksanakan tindak
lanjut evaluasi
(diadaptasi dari Martinis,
(2010: 87), Usman
2. Ada beberapa indikator guru dalam meningkatkan mengajar yang meliputi (1) menguasai
garis-menyusun program atau pembelajaran
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi Operasional Definisi Teoritis Indikator
hasil evaluasi
d. Pelaksanaan program
perbaikan dan pengayaan, yang meliputi (1) remedial
dan (2) pengayaan,
(Usman, 2003:10-19) 3. Menurut Suparlan
(2005:95-97) menjelaskan ada
beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru diantaranya (a) penyusunan rencana pembelajaran; (b) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (c) penilaian prestasi belajar peserta didik dan (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik
F. Pengujian Validitas, Reliabilitas dan Homogenitas
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas istrumen ini dilakukan untuk mengukur kualitas sebuah
instrumen dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Dari hasil
instrument yang telah diuji validitas dan reliabilitas, instrumen tersebut belum
tentu semuanya valid dan reliabel.
Menurut Arikunto dalam Akdon dan Hadi (2005:143) menjelasakan bahwa : “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.” Dalam pengujian validitas instrumen ini menggunakan rumus Pearson Product Moment, sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r hitung = Koefisien korelasi
∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus, sebagai berikut :
√
√
Dimana :
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi hasil r hitung
n = Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) kaidah keputusan :
Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya
Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel X1 (Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran)
No r hitung t hitung t tabel Keputusan
1 0.679 3.919 1.730 Valid
2 0.786 5.388 1.730 Valid
3 0.670 3.828 1.730 Valid
4 0.451 2.141 1.730 Valid
5 0.601 3.193 1.730 Valid
6 0.584 3.054 1.730 Valid
7 0.708 4.252 1.730 Valid
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 43 item, ada 2 item dinyatakan tidak
valid yaitu item no 31 dan 37, sedangkan 41 item dinyatakan valid. Untuk
item-item yang tidak valid diperbaiki atau direvisi terhadap isi pernyataan berdasarkan
kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari dosen pembimbing.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel X2 (Kinerja Mengajar Guru)
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No r hitung t hitung t tabel Keputusan
29 0.627 3.414 1.730 Valid
30 0.397 1.836 1.730 Valid
31 0.414 1.930 1.730 Valid
32 0.637 3.503 1.730 Valid
33 0.390 1.797 1.730 Valid
34 0.244 1.069 1.730 Tdk Valid
35 0.490 2.386 1.730 Valid
36 0.436 2.057 1.730 Valid
37 0.278 1.229 1.730 Tdk Valid
38 0.409 1.904 1.730 Valid
39 0.486 2.358 1.730 Valid
40 0.516 2.554 1.730 Valid
41 0.715 4.339 1.730 Valid
42 0.248 1.086 1.730 Tdk Valid
43 0.664 3.770 1.730 Valid
44 0.402 1.865 1.730 Valid
45 0.170 0.734 1.730 Tdk Valid
Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 45 item, ada 4 item dinyatakan tidak
valid yaitu item no 34, 37, 42 dan 45, sedangkan 41 item dinyatakan valid. Untuk
item-item yang tidak valid diperbaiki atau direvisi terhadap isi pernyataan
berdasarkan kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari dosen
pembimbing.
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Y(Mutu Lulusan)
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No r hitung t hitung t tabel Keputusan
39 0.499 2.442 1.730 Valid
40 0.614 3.299 1.730 Valid
41 0.737 4.622 1.730 Valid
42 0.593 3.125 1.730 Valid
Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 42 item, ada 2 item dinyatakan tidak
valid yaitu item no 31 dan 37, sedangkan 40 item dinyatakan valid. Untuk
item-item yang tidak valid diperbaiki atau direvisi terhadap isi pernyataan berdasarkan
kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari dosen pembimbing.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk pengujian reliabilitas instrument dalam hal ini angket, variabel X1,
X2 dan variabel Y menggunakan metode Split Half Method dengan cara
pembelahan ganjil-genap melalui tahap berikut ini:
Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus :
rb = n (∑XY) –(∑X).(∑Y)
√ {n.∑X² - (∑X)²}.{n.∑Y² - (∑Y)²}
Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown
r 11 = 2. r b
1 + r b
Dimana :
r 11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
r b = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil – genap) atau
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel X1 (Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran)
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No r b r 11 r tabel Keputusan
Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 43 item, ada 2 item dinyatakan tidak
reliabel yaitu item no 31 dan 37, sedangkan 41 item dinyatakan reliabel. Untuk
item-item yang tidak reliabel diperbaiki atau direvisi terhadap isi pernyataan
berdasarkan kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari dosen
pembimbing.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel X2 (Kinerja Mengajar Guru)
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 45 item, ada 4 item dinyatakan tidak
reliabel yaitu item no 34, 37, 42, dan 45, sedangkan 41 item dinyatakan reliabel.
Untuk item-item yang tidak reliabel diperbaiki atau direvisi terhadap isi
pernyataan berdasarkan kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari
Deden Nugraha, 2014
Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No r b r 11 r tabel Keputusan
Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 42 item, ada 2 item dinyatakan tidak
reliabel yaitu item no 31, dan 37, sedangkan 41 item dinyatakan reliabel. Untuk
item-item yang tidak reliabel diperbaiki atau direvisi terhadap isi pernyataan
berdasarkan kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari dosen
pembimbing.
3. Pengujian Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data sampel berasal dari
populasi dengan variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas dapat
menggunakan rumus uji F (Akdon dan Hadi, 2005:167) dengan langkah-langkah