• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE – KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE – KOTA BANDUNG."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE – KOTA BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

DEDEN NUGRAHA 1101143

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja

Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Se-Kota Bandung

Oleh

Deden Nugraha

S.Pd. UPI Bandung, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana Prodi Administrasi

Pendidikan

© Deden Nugraha 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Danny Meirawan, M.Pd. NIP. 19620504 198803 1 002

Pembimbing II

Dr. Asep Suryana, M.Pd. NIP. 19720321 199903 1 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

(4)

PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE – KOTA BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

DEDEN NUGRAHA 1101143

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

(5)

Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja

Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Se-Kota Bandung

Oleh

Deden Nugraha

S.Pd. UPI Bandung, 2009

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana Prodi Administrasi

Pendidikan

© Deden Nugraha 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(6)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Danny Meirawan, M.Pd. NIP. 19620504 198803 1 002

Pembimbing II

Dr. Asep Suryana, M.Pd. NIP. 19720321 199903 1 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

(7)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Struktur Organisasi Tesis ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 16

1. Mutu Lulusan ... 16

2. Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran ... 21

a. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 22

b. Fungsi Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 23

3. Kinerja Mengajar Guru ... 53

a. Kinerja ... 53

b. Konsep Mengajar ... 53

c. Kinerja Mengajar Guru ... 54

d. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 59

e. Inikator Kinerja Mengajar Guru... 59

(8)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Kerangka Pemikiran ... 62

C. Hipotesis Penelitian ... 65

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/Sampel Penelitian ... 66

1. Lokasi Penelitian ... 66

2. Populasi ... 66

3. Sampel ... 66

B. Desain Penelitian ... 69

C. Metode Penelitian... 69

D. Definisi Operasional... 70

E. Instrument Penelitian ... 71

F. Pengujian Validitas, Reliabilitas dan Homogenitas... 76

1. Uji Validitas ... 76

2. Uji Reliabilitas ... 81

3. Uji Homogenitas ... 86

G. Teknik Pengumpulan Data ... 87

H. Analisis Data ... 87

1. Perhitungan Rata-rata ... 87

2. Pengujian Normalitas ... 88

3. Pengujian Linieritas ... 89

4. Pengujian Hipotesis ... 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 96

1. Deskripsi Variabel Penelitian ... 96

2. Pengujian Hipotesis ... 120

3. Interpretasi Hasil Analisis Penelitian ... 128

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 130

1. Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung... 130

2. Kinerja Mengajar guru pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung ... 133

(9)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Terhadap Mutu

Lulusan pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung ... 139

5. Pengaruh Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung ... 141

6. Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung ... 144

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 153

B. Rekomendasi ... 154

DAFTAR PUSTAKA ... 156

(10)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Indikator Sekolah Bermutu dan tidak Bermutu ... 3

1.2 Ujian Nasional SMP Kota Bandung ... 4

1.3 Prosentase Kelulusan SMP Kota Bandung ... 5

2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Kelas ... 30

2.2 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Perpustakaan ... 32

2.3 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Lab IPA... 35

2.4 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Pimpinan ... 42

2.5 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Guru ... 44

2.6 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Tata Usaha ... 45

2.7 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Beribadah ... 46

2.8 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Konseling ... 46

2.9 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang UKS ... 48

2.10 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Organisasi Kesiswaan ... 49

2.11 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Jamban ... 49

2.12 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Gudang... 50

2.13 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Olahraga ... 52

3.1 Jumlah SMP Berdasarkan Akreditasi A Se-Kota Bandung ... 68

3.2 Skala Likert ... 72

3.3 Kisi-kisi Instrument Penelitian ... 72

3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X1... 77

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X2... 78

3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y ... 80

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X1 ... 82

3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X2 ... 83

3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Y ... 85

(11)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.11 Pengujian Normalitas ... 89

3.12 Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y... 90

3.13 Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y... 90

3.14 Interpretasi Koefisien kolerasi Nilai r ... 91

4.1 Skor Kecenderungan Rata-rata X1 SMP Negeri dan Swasta ... 97

4.2 Skor Kecenderungan Rata-rata X1SMP Negeri ... 99

4.3 Skor Kecenderungan Rata-rata X1SMP Swasta ... 101

4.4 Skor Kecenderungan Rata-rata X2 SMP Negeri dan Swasta ... 103

4.5 Skor Kecenderungan Rata-rata X2 SMP Negeri ... 106

4.6 Skor Kecenderungan Rata-rata X2 SMP Swasta ... 110

4.7 Skor Kecenderungan Rata-rata Y SMP Negeri dan Swasta... 113

4.8 Skor Kecenderungan Rata-rata Y SMP Negeri ... 116

4.9 Skor Kecenderungan Rata-rata Y SMP Swasta ... 118

4.10 Hasil Uji Regresi Berganda X1, X2 Terhadap Y ... 121

4.11 Hasil Uji Regresi Berganda X1, X2 Terhadap Y ... 121

4.12 Hasil Uji Regresi Berganda X1, X2 Terhadap Y ... 122

4.13 Hasil uji korelasi variabel X1 terhadap Y ... 123

4.14 Hasil uji korelasi variabel X2 terhadap Y ... 125

4.15 Hasil uji korelasi variabel X1,X2 terhadap Y ... 127

4.16 Rangkuman hasil pengujian hipotesis ... 129

(12)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Faktor yang Mempengaruhi Mutu Sekolah... 11

2.1 Kerangka Pemikiran ... 64

3.1 Desain Penelitian X1 X2 dan Y ... 69

4.1 Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran (X1) SMP Negeri dan Swasta……… 98

4.2 Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran (X1) SMP Negeri……… 100

4.3 Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran (X1) SMP Swasta……… 102

4.4 Kinerja Mengajar Guru (X2) SMP Negeri dan Swasta ………. 106

4.5 Kinerja Mengajar Guru (X2) SMP Negeri ……… 109

4.6 Kinerja Mengajar Guru (X2) SMP Swasta ……… 113

4.7 Mutu Lulusan (Y) SMP Negeri dan Swasta ………. 115

4.8 Mutu Lulusan (Y) SMP Negeri ……… 118

4.9 Mutu Lulusan (Y) SMP Swasta ………. 120

(13)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE-KOTA BANDUNG

Deden Nugraha (1101143)

ABSTRAK

Mutu lulusan merupakan keluaran atau hasil dari suatu proses pembelajaran yang memiliki kompetensi akademik dan non akademik yang baik dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Mutu lulusan dipengaruhi oleh kinerja guru dan ketersediaan fasilitas pembelajaran yang memadai. Masalah yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah mengenai mutu lulusan. Inti kajian yang menjadi fokus adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mutu lulusan diantaranya adalah kinerja mengajar guru dan pemanfaatan fasilitas pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 174 SMP Negeri dan Swasta yang berakreditasi A Se-Kota Bandung dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 sekolah dan 360 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup.

Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah Pemanfaatan fasilitas pembelajaran SMP Se-Kota Bandung berada pada kategori tinggi, Kinerja mengajar guru SMP Se-Kota Bandung berada pada kategori tinggi, Mutu lulusan SMP Se-Kota Bandung berada pada kategori tinggi, pemanfaatan fasilitas pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap mutu lulusan SMP Se-Kota Bandung, kinerja mengajar guru berpengaruh secara signifikan terhadap mutu lulusan SMP Se-Kota Bandung, pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru berpengaruh secara signifikan terhadap mutu lulusan SMP Se-Kota Bandung

Rekomendasi dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu lulusan diperlukan pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru.

(14)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemenfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah MenengahPertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas

merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat,

makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa

terpisah dengan masalah pendidikan bangsa.

Dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang handal, pendidikan

memiliki peranan yang sangat penting sebagai sarana untuk membekali ilmu dan

keterampilan agar dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Hal tersebut akan

tercapai apabila penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara bermutu.

Hal ini dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Penjelasan di atas jelas, jika untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat adalah dengan

pendidikan. Karena pendidikan yang baik dan berkualitas dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusianya adalah dengan proses pendidikan yang bermutu.

Menurut Koswara dan Triatna (2010:275) menyatakan pendidikan yang

(15)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bermutu adalah guru-guru yang bermutu, peserta didik yang bermutu,

kurikulum yang bermutu, fasilitas yang bermutu dan berbagai aspek penyelenggara

pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses

pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang

memiliki kompetensi yang disyaratkan. Dan outcome pendidikan yang bermutu

adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau

terserap pada dunia usaha atau dunia industry.

Pendapat diatas jelas, dalam mencapai mutu pendidikan yang baik maka

perlu memperhatikan beberapa aspek-aspek penunjang diantaranaya adalah aspek

tenaga pengajar atau guru, siswa, kurikulum, fasilitas, dll. Dalam PP No. 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan Standar Nasional Pendidikan

adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah NKRI.

Sebagaimana diketahui standar tersebut meliputi standar isi, standar kompetensi

lulusan, standar proses, standar tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, standar

sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian

pendidikan. Selain itu juga di jelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

RI No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Pasal 1 menyatakan setiap satuan

pendidikan wajib memenuhi standar pengelolaan pendidikan yang berlaku secara

nasional.

Penjelasan diatas jelas, didalam melaksanakan pendidikan harus

memperhatikan standar nasional pendidikan sehingga pendidikan yang dilaksanakan

dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan pendidikan yang bermutu. Dalam

koran Kompas 26 Desember 2012 dinyatakan bahwa mutu pendidikan dan kualitas

lulusan di Indonesia masih rendah. Satuan pendidikan di Indonesia, mulai tahap SD

hingga SMA, dianggap masih lemah dalam banyak hal dibanding negara lain. Mulai

(16)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lulusannya. Hasil akreditasi untuk tingkat SD/MI 15,2 persen telah terakreditasi A,

56,9 persen telah terakreditasi B, dan 23,4 persen telah terakreditasi C. Sementara

untuk tingkat SMP/MTS, 28,5 persen telah terakreditasi A, 44,8 persen terakreditasi

B, dan 21,5 persen terakreditasi C. Untuk tingkat SMA/MA, 32,5 persen telah

terakreditasi A, 41,4 persen terakreditasi B, dan 20 persen terakreditasi C. Sementara

untuk tingkat SMK/MAK 41 persen terakreditasi A, 43,persen terakreditasi B, dan

12,9 terakreditasi C.

Berdasarkan fakta diatas jelas, bahwa pada dasarnya jika ingin memperoleh

output pendidikan yang berkualitas maka hal ini tidak terlepas dari proses dan input

pendidikan itu sendiri yang bermutu. Untuk itu pendidikan yang bermutu atau dalam

hal ini sekolah bermutu harus memiliki standar pembelajaran yang bermutu. Yang

ditunjang dengan fasilitas pembelajaran dan guru yang berkualitas. Engkoswara dan

Komariah (20011:310) menyatakan indikator-indikator sekolah bermutu dan tidak

bermutu, sebagai berikut:

Tabel 1.1

Indikator sekolah bermutu dan tidak bermutu

Sekolah Bermutu Sekolah tidak Bermutu

1. Masukan yang tepat 1. Masukan yang banyak

2. Semangat kerja tinggi 2. Pelaksanaan kerja santai 3. Gairah motivasi belajar tinggi 3. Aktivitas belajar santai 4. Penggunaan biaya, waktu, fasilitas,

tenaga yang proporsional

4. Boros memakai sumber-sumber

5. Kepercayaan berbagai pihak 5. Kurang peduli terhadap lingkungan

6. Tamatan yang bermutu 6. Lulusan hasil katrol

7. Keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat

7. Keluaran tidak produktif

Berdasarkan strandar sekolah bermutu tersebut, maka dapat dilihat banyak

aspek yang harus diperhatikan sekolah untuk mencapai sekolah yang bermutu. Hasil

(17)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah swasta sebanyak 16 sekolah dan sekolah negeri sebanyak 14 sekolah. Tetapi

jika melihat indikator sekolah bermutu diatas, hasil UN tidak menjadi jaminan

sekolah tersebut menjadi sekolah bermutu.

Table 1.2

(18)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 SMP S K Yahya 37.80

29 SMP S Pandu 37.80

30 SMP S Pelita Nusantara 37.80 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung

Table 1.3

Prosentasi kelulusan ujian sekolah (US) dan ujian nasional (UN) SMP

Kota Bandung tahun pelajaran 2011/2012 dan 2012/2013

No Tahun Pelajaran Prosentasi Kelulusan

1 2011/2012 100%

2 2012/2013 100%

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung

Jika dilihat dari prosentase kelulusan Kota Bandung, dikatakan sukses karena

dalam dua tahun terakhir menghasilkan prosentasi kelulusan 100%. Tetapi, kelulusan

yang ada tidak berarti merupakan mutu sekolah yang menghasilkan lulusan yang

bermutu. Menurut Engkoswara dan Komariah (2011: 314) mengatakan mutu lulusan

tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak ada mutu didalam proses dan isi. Mutu

didalam proses tidak mungkin ada tanpa ada tenaga pendidik dan kependidikan

lainnya serta segala sumber baik sarana maupun pembiayaan yang ditata oleh

pengelola.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI (2007:361) menjelaskan bahwa

mutu lulusan sekolah ditandai oleh dimilikinya kompetensi yang terkait moralitas,

akademik, vokasional, dan social pribadi. Kompetensi-kompetensi ini bisa dicapai

melalui proses yang mencakup pemberian layanan implementasi kurikulum/proses

belajar mengajar, penciptaan lingkungan/kultur sekolah yang kondusi,

(19)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat, dan pembinaan organisasi/kelembagaan sekolah yang baik, serta dengan

dukungan pembiayaan yang memadai, tenaga yang sesuai dengan kebutuhan baik

segi kuantitas maupun mutu, serta dukungan saranan dan prasarana yang memadai.

Oleh karena itu, proses pembelajaran itu menentukan mutu lulusan. Proses

pembelajaran sangat ditentukan oleh guru. Dalam hal ini, guru diibaratkan sebagai

ujung tombak proses pendidikan. Hal ini dikarenakan guru memiliki beberapa

persyaratan utama, diantaranya adalah (1) harus tajam, artinya harus memiliki

kecerdasan, tidak hanya kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan emosional

dan spiritual, (2) harus luruh, artinya harus mempunyai kejujuran yang murni,

objektif dalam memberikan penilaian kepada siswa, dan (3) harus panjang, artinya

memiliki ketulusan dan keikhlasan (Suparlan, 2005:8).

Guru merupakan faktor yang sangat menentukan bagi mutu

pembelajaran/pendidikan yang akan berorientasi pada output pendidikan karena guru

menentukan keberhasilan proses belajar mengajar dengan kinerjanya didalam

memberikan pengajaran. Sehingga dapat dikatakan mutu sekolah tergantung pada

mutu pembelajaran dan mutu pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kinerja mengajar

guru. Hasibuan (2001:94) menyebut kinerja sebagai prestasi kerja mengungkapkan

bahwa “prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang disandarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. Hal yang serupa di sampaikan oleh Martinis (2010:87) menyebutkan kinerja mengajar adalah perilaku

atau respon yang memberikan hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan

ketika ia menghadapi tugas.

Berdasarkan penjelasan di atas jelas, seorang guru harus memiliki kinerja

yang baik sehingga di dalam pengajaran dapat melaksanakan tugas-tugas dengan

profesional dan memberikan hasil yang baik. Berdasarkan Permendiknas No. 14

(20)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional. Selain empat kompetensi tersebut, dalam Permendiknas No. 16 tahun

2007 dijelaskan bahwa seorang guru harus memiliki standar kualifikasi akademik dan

kompetensi guru. Dalam hal ini standar kualifikasi akademik yang di maksudkan

adalah minimal D-IV atau setara dengan S1. Data guru Sekolah Menengah Pertama

(SMP) untuk Kota Bandung berdasarkan data kemendikbud tahun 2012 sebanyak

3.976 guru dan Data Kota Bandung mencatat masih ada 492 guru yang belum sesuai

dengan standar kualifikasi yang ditentukan. Jika hal ini tidak cepat di perbaiki maka

untuk mencapai mutu pendidikan sangat susah karena kualifikasi akademik guru

sangat menentukan proses belajar mengajar yang dilaksanakan.

Selain komponen guru, pemanfaatan fasilitas pembelajaran juga sangat

diperlukan karena dapat menunjang proses pembelajaran sehingga sekolah menjadi

bermutu. Menurut Suparlan (2005:145-146) menyebutkan selain guru, peserta didik

dan kurikulum. Komponen pendidikan lain yang cukup penting adalah sarana dan

prasarana hal ini dikarenakan dapat menunjang proses belajar mengajar. hal yang

sama diungkapkan oleh Rukmana dan Suryana (2010:100-101) menyebutkan “untuk

mewujudkan manajemen kelas di sekolah, lingkungan fisik yang menguntungkan dan

memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan

mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.” Berdasarkan

pendapat diatas jelas bahwa fasilitas pembelajaran dapat menunjang pembelajaran

menjadi lebih baik. Sehingga proses pendidikan yang dikaksanakan dapat sesuai

dengan yang diharapkan.

Sedangkan jika dilihat sekarang ini, fasilitas pembelajaran yang ada di

Indonesia belum semuanya merata didalam menunjang pendidikan yang ada.

Sehingga proses pendidikan yang ada menjadi belum sesuai dengan yang diharapkan.

Koran Kompas, Rabu 23 Maret 2010 menyatakan bahwa sampai saat ini 88.8 %

(21)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelayanan minimal karena layanan mulai dari guru, bangunan sekolah, fasilitas

perpustakaan dan laboratorium, buku-buku pelajaran dan pengayaan, serta buku

referensi masih minim. Pada jenjang SD baru 3,29% dari 146.904 yang masuk

kategori sekolah standar nasional, 51,7% kategori standar minimal dan 44,84% di

bawah standar pendidikan minimal, pada SMP 28,41% dari 34.185, 44,45%

berstandar minimal dan 26% tidak memenuhi standar pelayanan minimal. Hal ini

tmembuktikan bahwa pendidikan di Indonesia masih minim sarana dan prasananya.

Sarana dan prasarana pada SMP di Kota Bandung masih belum merata

diantaranya lahan, gedung dan fasilitas ICT. Hal ini dikarenakan keberadaan sekolah

yang tersebar di seluruh Kota Bandung. Sehingga sarana dan prasarana yang dimiliki

disesuaikan dengan keadaan lingkungan dimana sekolah tersebut berada. Dalam

koran Lintas Jabar, 3 Oktober 2013 dinyatakan pengembangan fasilitas pendidikan di

Kota Bandung terbentur masalah lahan. Kondisi ini berdampak banyak

penyelenggaraan pendidikan baik sekolah negeri maupun swasta masih jauh dari

batas minimal luas lahan yang ditentukan. Dengan luas minimal, menyebabkan

penyelenggaraan pendidikan seringkali kekurangan fasilitas penunjang pendidikan,

bahkan meminjam sarana milik sekolah lain dengan atau dengan system 2 atau 3 shift

jam sekolah. Selain itu, koran Tempo, 13 November 2013, Kepala Bidang Pendidikan

TK dan SD Dinas Pendidikan Kota Bandung Ende Mutaqin mengatakan sebanyak

109 ribu siswa sekolah dasar di wilayahnya tidak memiliki ruang kelas. Sebanyak

276 SD negeri yang ada hanya bisa menampung 150 ribu siswa.

Menurut Herlina (2011:108) dalam penelitiannya menyatakan kinerja

mengajar guru memberikan pengaruh cukup tinggi terhadap mutu layanan

pembelajaran, Hal ini dikarenakan mutu layanan pembelajaran akan terlaksana

dengan baik jika ditunjang dengan kinerja mengajar guru baik, tetapi untuk

menghasilkan kinerja mengajar yang baik seorang guru harus memiliki kompetensi

(22)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyatakan bahwa seorang guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus

sesuai dengan tingkat kompetensi yang dikuasainya sehingga kegiatan yang

dilaksanakan sesuai dengan tuntutan tugasnya.

Menurut Sa’ud (2000:40) dalam jurnal pendidikan menyatakan era globalisasi dan desentralisasi menuntut 
peningkatan kualitas guru yang tinggi melalui

pengembangan standar lulusan dan program pendidikan guru yang diakui secara

global.

Oleh karena itu, kinerja mengajar guru sangat mempengaruhi baik tidaknya

pembelajaran yang dilaksanakan sehingga keberhasilan lulusan yang dihasilkan

dipengaruhi oleh kinerja mengajar guru. Yunus (2012:114) menyatakan kinerja

mengajar guru berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Selain

itu juga untuk menghasilkan pembelajaran yang baik maka perlu ditunjang dengan

pemanfaatan fasilitas pembelajaran yang memadai. Menurut Sundari (2008:5) dalam

jurnal pendidikan menyatakan sarana dan prasarana dapat menunjang prestasi siswa

apabila dipergunakan secara optimal.

Menurut Gaffar dan Setiawan (2009:48) dalam jurnal pendidikan teknologi

informasi dan komunikasi menyatakan:

Perubahan-perubahan berbagai aspek kehidupan yang didorong oleh berbagai faktor yang amat kompleks memunculkan tuntutan bahwa kualitas dalam pendidikan yang berbasis kepada pemenuhan standar tidak lagi memadai sebagai jawaban terhadap tuntutan yang berkembang itu. Kualitas memang mutlak perlu tetapi tidak berhenti sampai kualitas saja. Karena itu komponen-komponen seperti high performance, efisiensi, efektifitas dan produktivitas yang didukung ICT dan value yang kokoh merupakan satu kesatuan yang harus terintegrasi dengan rapih dan cantik kedalam suatu system manajemen.

Penjelasan beberapa jurnal diatas maka dapat disimpulkan bahwa didalam

menghasilkan lulusan yang bermutu tidak terlepas dari peran komponen-komponen

(23)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan dasar pemikiran diatas, maka penulis tertarik mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Se-Kota Bandung.”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dalam pendidikan, menurut Danim (2007:53) mutu mengacu pada masukan,

proses, luaran dan dampaknya. Ia menambahkan bahwa mutu masukan dapat dilihat

dari beberapa sisi diantaranya sebagai berikut:

a. Kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia seperti kepala sekolah, guru, staf kelembagaan, staf tata usaha, siswa, dan lain-lain.

b. Memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, sarana dan prasarana sekolah.

c. Memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja, dan lain-lain.

d. Mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan seperti visi, misi, motivasi, ketekunan, cita-cita, dan lain-lain.

Fattah (1999:25) dalam Engkoswara dan Komariah (2011:313) memfokuskan

pada tiga faktor yang meningkatkan mutu pendidikan yaitu: (1) kecukupan

sumber-sumber pendidikan dalam arti mutu tenaga kependidikan, biaya, sarana belajar; (2)

mutu proses belajar yang mendorong siswa belajar efektif; dan (3) mutu keluaran

dalam bentuk pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai. Hal ini sejalan

dengan Engkoswara dan Komariah (2011:314) mengatakan mutu lulusan tidak

mungkin dapat dicapai apabila tidak ada mutu didalam proses dan isi. Mutu didalam

proses tidak mungkin ada tanpa ada tenaga pendidik dan kependidikan lainnya serta

segala sumber baik sarana maupun pembiayaan yang ditata oleh pengelola.

Menurut Koswara dan Triatna (2010:275) menyatakan pendidikan yang

bermutu itu dilihat dari sisi input, proses, output maupun outcome. Input pendidikan

(24)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurikulum yang bermutu, fasilitas yang bermutu dan berbagai aspek penyelenggara

pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses

pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang

memiliki kompetensi yang disyaratkan. Dan outcome pendidikan yang bermutu

adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau

terserap pada dunia usaha atau dunia industry.

Berdasarkan pendapat di atas dapat di analisis beberapa faktor yang

mempengaruhi mutu sekolah diantaranya sebagai berikut:

Gambar 1.1

Faktor yang mempengaruhi Mutu Lulusan

Fasilitas atau sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang

secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khsusnya proses

belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat - alat dan media

pembelajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak

langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman,

kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, akan tetapi jika dimanfaatkan secara Mutu

Lulusan

Kepemimpi nan Kepala Sekolah

Guru

Siswa

Kurikulum Pembiayaan

(25)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu langsung untuk proses belajar mengajar (Mulyasa, 2002:49).

Guru adalah pendidik professional karena guru telah menerima dan memikul

beban orang tua untuk ikut mendidik anak-anak (Daradjat dalam Suparlan, 2005:13).

Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, guru dipandang

sebagai pendidik yang merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Mutu lulusan sekolah ditandai oleh dimilikinya kompetensi yang terkait

moralitas, akademik, vokasional, dan social pribadi. Kompetensi-kompetensi ini bisa

dicapai melalui proses yang mencakup pemberian layanan implementasi

kurikulum/proses belajar mengajar, penciptaan lingkungan/kultur sekolah yang

kondusi, penyelenggaraan administrasi dan manajemen sekolah yang baik, peran serta

masyarakat, dan pembinaan organisasi/kelembagaan sekolah yang baik, serta dengan

dukungan pembiayaan yang memadai, tenaga yang sesuai dengan kebutuhan baik

segi kuantitas maupun mutu, serta dukungan saranan dan prasarana yang memadai

(Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI, 2007:361).

Berdasarkan beberapa faktor yang mempengarui mutu lulusan di atas, maka

dalam penelitian ini akan diberikan batasan agar penjelasan yang diberikan tidak

meluas sehingga mengakibatkan penelitian ini menjadi tidak ada kejelasan. Oleh

karena itu, yang akan menjadi fokus penelitian adalah mutu lulusan yang dipengaruhi

pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah, maka lebih rinci pokok masalah

yang dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

(26)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagaimana kinerja mengajar guru pada SMP Se-Kota Bandung?

3. Bagaimana mutu lulusan pada SMP Se-Kota Bandung?

4. Bagaimana pengaruh pemanfaatan fasilitas pembelajaran terhadap mutu lulusan

pada SMP S e-K o t a B a n d u ng?

5. Bagaimana pengaruh kinerja mengajar guru terhadap mutu lulusan pada SMP

S e - Ko t a B a n du ng?

6. Bagaimana p e n g a r u h pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja

mengajar guru terhadap mutu lulusan pada SMP S e - Ko t a B a n du ng?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh

pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap mutu lulusan

pada SMP Se-Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran empiris

mengenai hal berikut:

a. Mengetahui bagaimana pemanfaatan fasilitas pembelajaran pada SMP Se-Kota

Bandung.

b. Mengetahui bagaimana kinerja mengajar guru pada SMP Se-Kota Bandung.

c. Mengetahui bagaimana mutu lulusan pada SMP Se-Kota Bandung.

d. Mengetahui bagaimana pengaruh pemanfaatan fasilitas pembelajaran terhadap

(27)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Mengetahui bagaimana pengaruh kinerja mengajar guru terhadap mutu lulusan

pada SMP S e - K ot a B an d u ng.

f. Mengetahui bagaimana p e n g a r u h pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan

kinerja mengajar guru terhadap mutu lulusan pada SMP S e - K o t a B a n du ng.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Secara teoritik penelitian ini dapat mengembangkan serta memperkaya ilmu

administrasi pendidikan khususnya mengenai pemanfaatan fasilitas pembelajaran,

kinerja mengajar guru dan mutu lulusan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis kegunaan dari penelitian ini adalah:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang

lebih luas khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi praktisi pendidikan.

b. Memberikan informasi mengenai mutu sekolah yang didukung oleh pemanfaatan

fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru.

c. Menambah ilmu bagi praktisi pendidikan bahwa mutu dapat dipengaruhi oleh

pemanfaatan fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru.

d. Memberikan masukan kepada sekolah khususnya sekolah negeri dan swasta

yang ada di kota Bandung untuk terus meningkatkan mutu lulusan.

E. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis berisi urutan penulisan yang harus diperhatikan

didalam penulisan tesis. Untuk memahami alur pikir dalam penulisan tesis ini, maka

perlu adanya struktur organisasi yang berfungsi sebgai pedoman penyusunan laporan

(28)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi latar belakang penelitian yang

membahas mengenai alasan penelitian, pentingnya masalah itu diteliti dan

pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, identifikasi

masalah dan perumusan masalah membahas mengenai rumusan dan analisis masalah

serta identifikasi variabel-variabel penelitian, tujuan penelitian menyajikan hasil yang

ingin dicapai setelah penelitian selesai, manfaat penelitian memaparkan kegunaan

penelitian baik secara teoritis maupun praktis, struktur organisasi tesis

memperlihatkan susunan pokok bahasan didalam tesis.

Bab II Kajian Pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian, dalam

bab ini berisi kajian pustaka yang mendukung penelitian, kerangka pemikiran

menggambarkan rumusan hipotesis dengan mengkaji hubungan antara teoritis dengan

variabel-variabel penelitian, hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara yang

dirumuskan dalam penelitian

Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini berisi lokasi dan subjek

populasi/sampel penelitian yang menjadi sasaran dalam penelitian, desain penelitian

menggambarkan bentuk variabel-variabel penelitian, metode penelitian menjabarkan

metode apa yang sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan, definisi

operasional dirumuskan untuk melahirkan satu indikator-indikator dari setiap variabel,

instrumen peneliti berupa angket, tes, dll, proses pengembangan instrumen berkaitan

dengan uji reliabilitas dan validitas, teknik pengumpulan data membahas mengenai

teknik yang dipilih untuk memperoleh informasi atau data, dan analisis data tugasnya

melaporkan secara rinci tahap-tahap analisis data .

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi pengolahan

atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah yang

diangkat oleh peneliti dan pembahasan atau temuan analisis memaparkan temuan

(29)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, dalam bab ini berisi kesimpulan dan

(30)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan dilakukan hal

ini dikarenakan penelitian ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya jika

lokasi penelitiannya tidak ada. Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini

yaitu SMP Negeri dan Swasta yang berakreditasi A Se-Kota Bandung.

2. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80).

Dalam hal ini yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 174 SMP Negeri

dan Swasta yang berakreditasi A Se-Kota Bandung.

3. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data

penelitian. Menurut Arikunto (2010:174) bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dikarenakan populasi dalam penelitian ini jumlahnya cukup besar dan heterogen artinya sampel dalam penelitian ini yaitu

guru. Dengan demikian, penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik Proportionate Stratified Random Sampling.

Langkah pertama perhitungan sampel dengan teknik Proportionate

Stratified Random Sampling yaitu menggunakan rumus Taro Yamane :

(31)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 sekolah. Dimana

setiap sekolah diambil duabelas responden guru dari duabelas mata pelajaran

sehingga responden yang didapat menjadi 360 responden.

Berdasarkan perumusan diatas, maka secara terperinci sampel dan

responden dalam penelitian ini diambil berdasarkan sekolah yang berakreditasi A

karena mutu lulusan dapat juga dilihat dari akreditasi yang diperoleh sekolah

adalah sebagai berikut :

Dimana : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

(32)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Table 3.1

(33)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(34)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan gambaran mengenai pendugaan pengujian

hipotesis serta untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubungan antara variabel

manajemen fasilitas pembelajaran dan kinerja mengajar guru terhadap mutu

sekolah. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas yaitu pemanfaatan fasilitas pembelajaran (X1) dan kinerja

mengajar guru (X2), sedangkan variabel terikat adalah mutu lulusan (Y).

Hubungan antar variabel tersebut dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini:

rx1y

fx1x2 R x1x2y

rx2y

Gambar 3.1

Desain Penelitian X1 X2 dan Y

Keterangan :

X1 : Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran

X2 : Kinerja Mengajar Guru

Y : Mutu Lulusan

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2009:2). Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Menurut

Kalinger dalam Akdon dan Hadi (2005:91) menyatakan bahwa:

Y

X

2

(35)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi (2003: 21) mengungkapkan bahwa

penelitian survei dapat digunakan untuk maksud 1) penjajagan (eksploratif), 2)

Deskriptif, 3) penjelasan (eksplanatory atau confirmatory), yakni menjelaskan

hubungan kausal dan pengujian hipotesis, 4) evaluasi, 5) prediksi atau

meramalkan kejadian tertentu dimasa yang akan datang, 6) penelitian operasional,

7) pengembangan indikator-indikator sosial.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2009:8) menyatakan pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, metode survey dengan pendekatan kuantitatif cocok

untuk digunakan dalam penelitian ini karena sesuai dengan tujuan dari penelitian

ini, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pemanfaatan fasilitas

pembelajaran (X1) dan kinerja mengajar guru (X2) terhadap mutu lulusan (Y)

pada SMP Se-Kota Bandung.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna dari

setiap variabel penelitian. Singarimbun (Riduwan, 2010:281) mendefinisikan “definisi operasional sebagai unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel itu diukur.” Berikut ini adalah definisi operasional dari setiap variabel penelitian, yaitu:

(36)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mutu lulusan adalah kompetensi atau kemampuan yang dimiliki oleh

peserta didik yang telah lulus yang mencakup kemampuan akademik dan non

akademik (diadaptasi dari Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI (2007:361),

Rohiat, (2010:53), (Usman, 2009:513), Fattah (1999:25) dalam Engkoswara dan

Komariah (2011:313). dan Danim (2007: 53-54)).

Jadi, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan mutu lulusan (Y) adalah

mutu lulusan yang memiliki kompetensi yang terkait prestasi akademik dan non

akademik.

2. Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran

Pemanfaatan fasilitas pembelajaran adalah penggunaan fasilitas

pendidikan yang secara langsung dan tidak langsung dalam menunjang proses

pendidikan atau proses belajar mengajar (diadaptasi dari Mulyasa (2002:49) dan

Herawan dan Nasihin (2005:123)).

Jadi, dalam penelitian ini pemanfaatan fasilitas pembelajaran (X1) adalah

pemanfaatan yang menggunakan sarana dan prasarana pendidikan

3. Kinerja Mengajar Guru

Kinerja mengajar guru adalah hasil kerja dalam melaksanakan tugas

mengajar seperti menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan interaksi belajar

mengajar, melakukan evaluasi dan melaksanakan tindak lanjut evaluasi

(diadaptasi dari Martinis, (2010: 87), Usman (2003:10-19) dan Suparlan

(2005:95-97)).

Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Kinerja Mengajar Guru

(X2) adalah kinerja dimana guru melaksanakan proses belajar mengajar.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

(37)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistematis dan dipermudah olehnya (Akdon dan Sahlan Hadi, 2005:130). Jadi,

instrumen ini merupakan alat yang dapat mempermudah peneliti dalam

memperoleh data mengenai masalah yang diteliti. Alat ukur yang digunakan

untuk variabel pemanfaatan fasilitas pembelajaran (X1), kinerja mengajar guru

(X2) dan mutu lulusan (Y) dalam penelitian ini berupa angket dengan

menggunakan 5 skala likert.

Tabel 3.2

Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

Sering sekali 5

Definisi Operasional Definisi Teoritis Indikator

Mutu lulusan adalah ditandai oleh dimilikinya kompetensi yang terkait

moralitas, akademik,

vokasional, dan social pribadi 2. Output pendidikan merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitas, efektivitas, produktivitas, efisiendi, inovasi, kualitas kehidupan kerja dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan kualitas/mutu output

sekolah, dapat dijelaskan

(38)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi Operasional Definisi Teoritis Indikator

54)). bahwa output sekolah

dikatakan

berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar

siswa, menunjukkan

pencapaian yang tinggi dalam: a) Prestasi Akademik, berupa nilai ulangan harian, nilai dari porto folio, nilai ulangan umum atau nilai nilai pencapaian ketuntasan kompetensi, UAN, UAS,

karya ilmiah, lomba

akademik dan karya-karya lain perserta didik. b) Prestasi Non-Akademik, seperti

IMTAQ, kejujuran,

kesopanan, olahraga,

kesenian, keterampilan kejuruan dan sebagainya (Rohiat, 2010:53).

3. Output dinyatakan bermutu jika hasil belajar akademik dan non-akademik siswa tinggi (Usman, 2009:513). 4. Mutu keluaran dalam bentuk

pengetahuan, sikap,

keterampilan, dan nilai-nilai Fattah (1999:25) dalam Engkoswara dan Komariah (2011:313).

5. Menurut Danim (2007: 53-54) yang menyatakan hasil pendidikan bermutu jika

mampu melahirkan

keunggulan akademik dan ektra kulikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus

untuk satu jenjang

pendidikan atau

(39)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi Operasional Definisi Teoritis Indikator

pembelajaran tertentu.

menjelaskan bahwa fasilitas atau sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan

menunjang proses

pendidikan, khsusnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat - alat dan

media pembelajaran.

prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak

langsung menunjang

jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, akan tetapi jika

dimanfaatkan secara

langsung untuk proses belajar mengajar.

2. Herawan dan Nasihin

(2005:123). Fasilitas pendidikan atau disebut juga sarana prasarana dibagi atas dua yaitu, pertama;

sarana dan

kedua:prasarana. Yang dimaksud dengan sarana adalah, mencakup semua peralatan dan perlengkapan

secara langsung

dipergunakan dan

menunjang dalam proses pendidikan, seperti :

Gedung, ruangan

belaja/kelas, alat- alat/media pendidikan, meja, kursi, dan sebagainya. Sedangkan yang

1. Sarana pendidikan 2. Prasarana

(40)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi Operasional Definisi Teoritis Indikator

dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan,

seperti halaman,

kebun/taman sekolah, jalan menuju ke sekolah.

Kinerja mengajar guru adalah hasil kerja dalam

melakukan evaluasi dan melaksanakan tindak

lanjut evaluasi

(diadaptasi dari Martinis,

(2010: 87), Usman

2. Ada beberapa indikator guru dalam meningkatkan mengajar yang meliputi (1) menguasai

garis-menyusun program atau pembelajaran

(41)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi Operasional Definisi Teoritis Indikator

hasil evaluasi

d. Pelaksanaan program

perbaikan dan pengayaan, yang meliputi (1) remedial

dan (2) pengayaan,

(Usman, 2003:10-19) 3. Menurut Suparlan

(2005:95-97) menjelaskan ada

beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru diantaranya (a) penyusunan rencana pembelajaran; (b) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (c) penilaian prestasi belajar peserta didik dan (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik

F. Pengujian Validitas, Reliabilitas dan Homogenitas

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas istrumen ini dilakukan untuk mengukur kualitas sebuah

instrumen dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Dari hasil

instrument yang telah diuji validitas dan reliabilitas, instrumen tersebut belum

tentu semuanya valid dan reliabel.

Menurut Arikunto dalam Akdon dan Hadi (2005:143) menjelasakan bahwa : “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.” Dalam pengujian validitas instrumen ini menggunakan rumus Pearson Product Moment, sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

(42)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r hitung = Koefisien korelasi

∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus, sebagai berikut :

Dimana :

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) kaidah keputusan :

Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya

Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel X1 (Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran)

No r hitung t hitung t tabel Keputusan

1 0.679 3.919 1.730 Valid

2 0.786 5.388 1.730 Valid

3 0.670 3.828 1.730 Valid

4 0.451 2.141 1.730 Valid

5 0.601 3.193 1.730 Valid

6 0.584 3.054 1.730 Valid

7 0.708 4.252 1.730 Valid

(43)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

(44)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 43 item, ada 2 item dinyatakan tidak

valid yaitu item no 31 dan 37, sedangkan 41 item dinyatakan valid. Untuk

item-item yang tidak valid diperbaiki atau direvisi terhadap isi pernyataan berdasarkan

kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari dosen pembimbing.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel X2 (Kinerja Mengajar Guru)

(45)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No r hitung t hitung t tabel Keputusan

29 0.627 3.414 1.730 Valid

30 0.397 1.836 1.730 Valid

31 0.414 1.930 1.730 Valid

32 0.637 3.503 1.730 Valid

33 0.390 1.797 1.730 Valid

34 0.244 1.069 1.730 Tdk Valid

35 0.490 2.386 1.730 Valid

36 0.436 2.057 1.730 Valid

37 0.278 1.229 1.730 Tdk Valid

38 0.409 1.904 1.730 Valid

39 0.486 2.358 1.730 Valid

40 0.516 2.554 1.730 Valid

41 0.715 4.339 1.730 Valid

42 0.248 1.086 1.730 Tdk Valid

43 0.664 3.770 1.730 Valid

44 0.402 1.865 1.730 Valid

45 0.170 0.734 1.730 Tdk Valid

Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 45 item, ada 4 item dinyatakan tidak

valid yaitu item no 34, 37, 42 dan 45, sedangkan 41 item dinyatakan valid. Untuk

item-item yang tidak valid diperbaiki atau direvisi terhadap isi pernyataan

berdasarkan kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari dosen

pembimbing.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Y(Mutu Lulusan)

(46)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

(47)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No r hitung t hitung t tabel Keputusan

39 0.499 2.442 1.730 Valid

40 0.614 3.299 1.730 Valid

41 0.737 4.622 1.730 Valid

42 0.593 3.125 1.730 Valid

Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 42 item, ada 2 item dinyatakan tidak

valid yaitu item no 31 dan 37, sedangkan 40 item dinyatakan valid. Untuk

item-item yang tidak valid diperbaiki atau direvisi terhadap isi pernyataan berdasarkan

kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari dosen pembimbing.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Untuk pengujian reliabilitas instrument dalam hal ini angket, variabel X1,

X2 dan variabel Y menggunakan metode Split Half Method dengan cara

pembelahan ganjil-genap melalui tahap berikut ini:

Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus :

rb = n (∑XY) –(∑X).(∑Y)

√ {n.∑X² - (∑X)²}.{n.∑Y² - (∑Y)²}

Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown

r 11 = 2. r b

1 + r b

Dimana :

r 11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item

r b = Korelasi Product Moment antara belahan (ganjil – genap) atau

(48)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel X1 (Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran)

(49)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No r b r 11 r tabel Keputusan

Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 43 item, ada 2 item dinyatakan tidak

reliabel yaitu item no 31 dan 37, sedangkan 41 item dinyatakan reliabel. Untuk

item-item yang tidak reliabel diperbaiki atau direvisi terhadap isi pernyataan

berdasarkan kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari dosen

pembimbing.

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel X2 (Kinerja Mengajar Guru)

(50)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(51)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 45 item, ada 4 item dinyatakan tidak

reliabel yaitu item no 34, 37, 42, dan 45, sedangkan 41 item dinyatakan reliabel.

Untuk item-item yang tidak reliabel diperbaiki atau direvisi terhadap isi

pernyataan berdasarkan kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari

(52)

Deden Nugraha, 2014

Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Pembelajaran Dan Kinerja Mengajar Guru Terhadap Mutu Lulusan Pada Sekolah Menengah Pertama Se-Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No r b r 11 r tabel Keputusan

Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 42 item, ada 2 item dinyatakan tidak

reliabel yaitu item no 31, dan 37, sedangkan 41 item dinyatakan reliabel. Untuk

item-item yang tidak reliabel diperbaiki atau direvisi terhadap isi pernyataan

berdasarkan kerangka keilmuan serta persetujuan dan bimbingan dari dosen

pembimbing.

3. Pengujian Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data sampel berasal dari

populasi dengan variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas dapat

menggunakan rumus uji F (Akdon dan Hadi, 2005:167) dengan langkah-langkah

Gambar

Tabel Halaman
Gambar                                                                                                              Halaman
Tabel 1.1 Indikator sekolah bermutu dan tidak bermutu
Table 1.2 SMP Negeri dan Swasta dengan nilai tertinggi  Ujian Nasional Kota Bandung
+7

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR PESERTA SOSIALISASI DAN WORKSHOP HIBAH PENELITIAN MUHAMMADIYAH.. Senin, 30 Januari 2017 Jam : 09.00 WIB Ruang : Aula

Komik merupakan suatu bentuk karya seni yang memilik unsur dalam penciptaannya.. Unsur-unsur yang terdapat dalam komik adalah unsur intrinsik dan

[r]

L Mei 2OL7, mal&lt;a untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan dipandang perlu untuk menugiskan Wakil Presiden melaksanakan tugas sehari-hari preiiden

In addition, the implementation of this project had several strengths, such as the students’ frequency of reading increased, students were accustomed to write their ideas,

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

KAJIAN STRUKTUR DAN NILAI BUDAYA DALAM LEGENDA ORANG KAYO HITAM DI JAMBI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR KAJIAN PROSA FIKSI DI FKIP UNIVERSITAS

GBPP Matematika Kurikulum Pendidikan Dasar 1994, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayam.. Penjelazan Kurikuum SD 1994, Jakarta: Departemen Pendidikan