• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Determinan yang Memengaruhi Pembentukan Jiwa Wirausaha Siswa SMK (Studi tentang Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Kurikulum SMK).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Determinan yang Memengaruhi Pembentukan Jiwa Wirausaha Siswa SMK (Studi tentang Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Kurikulum SMK)."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI

PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

(Studi Path Analysis Kelas XIII, Tahun Ajaran 2013/2014,

SMK PIKA Semarang)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Master Pendidikan

Program Studi Pengembangan Kurikulum

Oleh:

Marsono

NIM: 1201352

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM S-2

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

LEMBAR PENGESAHAN

MARSONO

1201352

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI

PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

(Studi tentang Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Kurikulum

Sekolah Menengah Kejuruan)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. As’ari Djohar, MPd NIP. 195012051979031001

Pembimbing II

Dr. Rusman, M. Pd

NIP. 197205051998021001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pengembangan Kurikulum SPs UPI

(3)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

NIP. 194902271977031002

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “ FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK (Studi tentang Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Kurikulum SMK)” beserta dengan seluruh isinya merupakan karya pribadi saya dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya bersedia menanggung sanksi yang dijatukan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini ataupun klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan

(4)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv ABSTRAK

Marsono Faktor-Faktor Determinan yang Memengaruhi Pembentukan Jiwa Wirausaha Siswa SMK (Studi tentang Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Kurikulum SMK).

(5)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

Kata Kunci: Metode deskriptif, Path Analysis, Faktor Kepribadian, Faktor Motivasi, Faktor Evaluasi Diri, Faktor Karakteristik Kognitif.

ABSTARCT

Marsono Determinant Factors Influencing Establishment of Entrepreneurship Spirit Students of SMK (Studies about the Factors that Influence in Achieving Vocational Curriculum).

(6)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

entrepreneurial spirit in vocational learners by 59%; while 41% are likely influenced by other factors.

Keywords: Descriptive method, Path Analysis, Personality Factor, Factor Motivation, Self Evaluation Factors, Cognitive Characteristics Factors.

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan segala berkat dan rahmat kepada penulis. Karena berkat dan rahmat-Nya, penulis bisa mengawali, berproses, dan menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK (Studi tentang Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Kurikulum SMK)” dengan pergulatan dan tantangannya.

Dalam proses penyusunan tesis, Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung. Pada kesempatan yang baik ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua dan saudara-saudara tercinta atas cinta, dukungan, dan doanya.

2. Prof. Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum.

3. Prof. Dr. As’ari Djohar, M. Pd dan Dr. Rusman, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I & II yang telah mengarahkan dan membimbing dalam proses penyusunan tesis.

4. Prof. Dr. Ishak Abdulhak, M.Pd dan Dr. Dinn Wahyudin, MA, selaku Penguji I & II atas segala sarannya.

(7)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

6. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana Pengembangan Kurikulum angkatan 2012 atas kebersamaan dan persahabatnya selama ini.

Penulis menyadari bahwa proposal tesis ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Penulis mengharapkan kritik demi perbaikan selanjutnya. Atas segala masukan yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih.

Bandung, Agustus 2014 Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Perumusan Masalah ...11

1.3 Pertanyaan Penelitian ...12

1.4 Tujuan Penelitian ...12

1.5 Manfaat Penelitian ...13

BAB II FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK ...14

(8)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

2.1.1 Definisi ...14

2.1.2 Karakteristik Pendidikan Kejuruan ...15

2.1.3 Jenis-Jenis Pendidikan Kejuruan ...18

2.1.4 Kurikulum dan Pembelajaran SMK ...22

2.2 Konsep Wirausaha ...30

2.2.1 Definisi Wirausaha dan Jiwa Wirausaha ...30

2.2.2 Sejarah dan Perkembangan Wirausaha ...32

2.2.3 Indikator Jiwa Wirausaha ...37

2.2.4 Tahap-tahap dalam Berwirausaha ...41

2.2.5 Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha ...44

2.2.6 Implementasi Nilai-nilai Wirausaha dalam Pembelajaran ...46

2.3 Faktor-faktor Determinan yang Memengaruhi Pembentukan Jiwa Wirausaha ...56

2.3.1 Faktor Kepribadian (Personality) ...64

2.3.2 Faktor Motivasi (Motives) ...65

2.3.3 Faktor Evaluasi Diri (Core Self-evaluation) ...70

2.3.4 Faktor Karakteritik Kognitif (Cognitive Properties) ...71

2.4 Asumsi ...74

2.5 Hipotesa ...75

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...76

3.1 Metode dan Desain Penelitian ...76

3.1.1 Metode Penelitian ...76

3.1.2 Desain Penelitian ... 78

(9)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

3.3 Definisi Operasional...79

3.4 Instrumen Penelitian...82

3.5 Proses Pengembangan Instrumen ...83

3.5.1 Validitas Instrumen ...83

3.5.2 Reliabilitas Instrumen ...87

3.6 Teknik Pengumpulan Data ...88

3.7 Metode Analisis Data ...88

3.7.1 Skala Likert ...88

3.7.2 Analisis Jalur (Path Analysis) ...89

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 91

4.1 Hasil Penelitian ...91

4.1.1 Hasil Data Faktor Kepribadian (X1)...92

4.1.2 Hasil Data Faktor Motivasi (X2) ...96

4.1.3 Hasil Data Faktor Evaluasi Diri (X3) ...99

4.1.4 Hasil Data Faktor Karakteristik Kognitif (X4) ...103

4.1.5 Hasil Data Faktor Jiwa Wirausaha ...106

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...110

4.2.1 Faktor Kepribadian (X1) Berpengaruh terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha (Y) ...110

4.2.2 Faktor Motivasi (X2) Berpengaruh terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha (Y) ...116

4.2.3 Faktor Evaluasi Diri (X3) Berpengaruh terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha (Y) ...119

(10)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

Pembentukan Jiwa Wirausaha ...

4.2.5 Faktor Kepribadian, Faktor Motivasi, Faktor Evaluasi Diri, dan Faktor Karakteristik Kognitif Berpengaruh

terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha ...124

4.2.6 Keterbatasan Penelitian ...137

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...139

5.1 Simpulan ...139

5.2 Saran ...139

DAFTAR PUSTAKA ...141

(11)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Karakteristik Pendidikan Kejuruan dan

Pendidikan Umum ...16

Tabel 2.2 Perkembangan Wirausaha ...33

Tabel 2.3 Individual Factors Affecting the Discovery Process ...58

Tabel 2.4 Individual Factors Affecting the Exploitation Process ...58

Tabel 3.1 Deskripsi Indikator Faktor-Faktor Determinan ...81

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Validitas ...84

Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Butir Pernyataan Faktor Kepribadian ...84

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Butir Pernyataan Faktor Motivasi ...85

Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Butir Pernyataan Faktor Evaluasi Diri ...85

Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Butir Pernyataan Faktor Karakteristik Kognitif ...85

Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Butir Pernyataan Faktor Jiwa Wirausaha ...86

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Faktor Determinan ...87

(12)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

Tabel 4.2 Correlation Kepribadian ... 95

Tabel 4.3 Hasil Sebaran Frekuensi Variabel Motivasi ...96

Tabel 4.4 Correlation Motivasi ...98

Tabel 4.5 Hasil Sebaran Frekuensi Variabel Evaluasi Diri ...100

Tabel 4.6 Correlation Evaluasi Diri ...102

Tabel 4.7 Hasil Sebaran Frekuensi Variabel Karakteristik Kognitif ...103

Tabel 4.8 Correlation Karakteristik Kognitif ...105

Tabel 4.9 Hasil Sebaran frekuensi Variabel Jiwa Wirausaha ...106

Tabel 4.10 Model Summary ...109

Tabel 4.11 Coefficients ...109

(13)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Product Evolution Process ...42

Gambar 2.2 A Model of the Entrepreneurial Process ...61

(14)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen ...146

Lampiran 2 Instrumen Penelitian ...149

Lampiran 3 Tabulasi Skor Penelitian Variabel Kepribadian (X1) ...152

Lampiran 4 Tabulasi Skor Penelitian Variabel Motivasi (X2) ...153

Lampiran 5 Tabulasi Skor Penelitian Variabel Evaluasi Diri (X3) ...154

Lampiran 6 Tabulasi Skor Penelitian Variabel Karakteristik Kognitif (X4) ...155

Lampiran 7 Tabulasi Skor Penelitian Variabel Jiwa Wirausaha (Y) ...156

Lampiran 8 Rekapitulasi Jawaban Responden atas Kuesioner Essay ...157

Lampiran 9 Hasil Uji Validitas ...161

Lampiran 10 Hasil Uji Reliabilitas ...169

(15)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xv

Lampiran 12 Tabel Penolong untuk Menghitung Koefisien Korelasi

Spearman Rank... 180

Lampiran 13 Visi dan Misi SMK PIKA ...183

Lampiran 14 Kurikulum Implementatif ...184

Lampiran 15 Level Kualifikasi Kompetensi ...185

Lampiran 16 Struktur Kurikulum Baku ...188

Lampiran 17 Surat Pengangkatan Pembimbing ...195

(16)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Marsono Faktor-Faktor Determinan yang Memengaruhi Pembentukan Jiwa Wirausaha Siswa SMK (Studi tentang Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pencapaian Kurikulum SMK).

Meningkatnya jumlah pengangguran generasi muda di Indonesia dan minimnya jumlah lulusan SMK yang berani untuk memulai kegiatan wirausaha menjadi latar belakang penelitian.

Penelitian ini bertolak dari rumusan masalah yaitu, “Faktor-faktor apa yang memengaruhi

pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK?” Rumusan masalah dirinci menjadi: Pertama, Apakah faktor kepribadian memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha?; Kedua, Apakah faktor motivasi memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha?; Ketiga, Apakah faktor evaluasi diri memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha?; Keempat, Apakah faktor Karakteristik kognitif memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha?; dan Kelima, Apakah faktor kepribadian, faktor motivasi, faktor evaluasi diri, dan faktor karakteristik kognitif memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK? Tujuan dari penelitian ini yaitu: mengetahui faktor-faktor determinan yang memengaruhi terbentuknya jiwa wirausaha siswa SMK dan mengetahui bagaimana masing-masing faktor yaitu kepribadian, motivasi, evaluasi diri, dan karakteristik kognitif berpengaruh terhadap pembentukan jiwa wirausaha; dan mengetahui pengaruh faktor kepribadian, faktor motivasi, faktor evaluasi diri, dan faktor karakteristik kognitif terhadap pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional; sedangkan metode analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis). Analisis Jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variable terikat (endogen). Dalam proses pengumpulan data, penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil temuan dari penelitian ini yaitu faktor kepribadian mempunyai korelasi koefisien sebesar 0,656 dan koefisien determinasi sebesar 43,03% terhadap pembentukan jiwa wirausaha; faktor motivasi mempunyai korelasi koefisien sebesar 0,393 dan koefisien determinasi sebesar 15,44% terhadap pembentukan jiwa wirausaha; faktor evaluasi diri mempunyai korelasi koefisien sebesar 0,543 dan koefisien determinasi 29,48% terhadap pembentukan jiwa wirausaha; faktor karakteristik kognitif mempunyai korelasi koefisien sebesar 0,1105 dan koefisien determinasi sebesar 1,22% terhadap pembentukan jiwa wirausaha; dan faktor kepribadian, faktor motivasi, faktor evaluasi diri, dan faktor karakteristik kognitif terhadap pembentukan jiwa wirausaha peserta didik di SMK sebesar 59%; sedangkan 41% kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

(17)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Perumusan Masalah ...11

1.3 Pertanyaan Penelitian ...12

1.4 Tujuan Penelitian ...12

1.5 Manfaat Penelitian ...13

BAB II FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK ...14

2.1 Pendidikan Kejuruan ...14

2.1.1 Definisi ...14

2.1.2 Karakteristik Pendidikan Kejuruan ...15

2.1.3 Jenis-Jenis Pendidikan Kejuruan ...18

(18)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2 Konsep Wirausaha ...30

2.2.1 Definisi Wirausaha dan Jiwa Wirausaha ...30

2.2.2 Sejarah dan Perkembangan Wirausaha ...32

2.2.3 Indikator Jiwa Wirausaha ...37

2.2.4 Tahap-tahap dalam Berwirausaha ...41

2.2.5 Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha ...44

2.2.6 Implementasi Nilai-nilai Wirausaha dalam Pembelajaran ...46

2.3 Faktor-faktor Determinan yang Memengaruhi Pembentukan Jiwa Wirausaha ...56

2.3.1 Faktor Kepribadian (Personality) ...64

2.3.2 Faktor Motivasi (Motives) ...65

2.3.3 Faktor Evaluasi Diri (Core Self-evaluation) ...70

2.3.4 Faktor Karakteritik Kognitif (Cognitive Properties) ...71

2.4 Asumsi ...74

2.5 Hipotesa ...75

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...76

3.1 Metode dan Desain Penelitian ...76

3.1.1 Metode Penelitian ...76

3.1.2 Desain Penelitian ... 78

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ...79

3.3 Definisi Operasional ...79

3.4 Instrumen Penelitian ...82

(19)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.1 Validitas Instrumen ...83

3.5.2 Reliabilitas Instrumen ...87

3.6 Teknik Pengumpulan Data ...88

3.7 Metode Analisis Data ...88

3.7.1 Skala Likert ...88

3.7.2 Analisis Jalur (Path Analysis) ...89

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 91

4.1 Hasil Penelitian ...91

4.1.1 Hasil Data Faktor Kepribadian (X1) ...92

4.1.2 Hasil Data Faktor Motivasi (X2) ...96

4.1.3 Hasil Data Faktor Evaluasi Diri (X3) ...99

4.1.4 Hasil Data Faktor Karakteristik Kognitif (X4) ...103

4.1.5 Hasil Data Faktor Jiwa Wirausaha ...106

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...110

4.2.1 Faktor Kepribadian (X1) Berpengaruh terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha (Y) ...110

4.2.2 Faktor Motivasi (X2) Berpengaruh terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha (Y) ...116

4.2.3 Faktor Evaluasi Diri (X3) Berpengaruh terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha (Y) ...119

4.2.4 Faktor Karakteristik Kognitif (X4) Berpengaruh terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha ...121

(20)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diri, dan Faktor Karakteristik Kognitif Berpengaruh terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha ...

4.2.6 Keterbatasan Penelitian ...137

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...139

5.1 Simpulan ...139

5.2 Saran ...139

DAFTAR PUSTAKA ...141

(21)

183

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan menfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik

untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan berperan sangat penting dalam pengembangan seluruh aspek kehidupan manusia. Interaksi pendidik dan peserta didik dalam pencapaian tujuan, isi, dan proses pendidikan memerlukan perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang memadai agar pengembangan dapat terlaksana secara berkesinambungan. Tujuan pendidikan akan menjadi landasan dalam penetapan dan pelaksanaan suatu desain kurikulum. Secara makro tujuan pendidikan nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan bersifat otonom sehingga mampu melaksanakan inovasi untuk menuju lembaga yang beretika, menggunakan nalar, sosial yang positif, dan sumber daya manusia yang tangguh. Secara mikro pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, selanjutnya bertanggung jawab dan berbudi pekerti yang luhur.

Tujuan Pendidikan Nasional dirumuskan secara eksplisit dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, pasal 3, berbunyi, “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

(22)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasi kurikulum (Sanjaya, 2010, hlm. 85). Tujuan pendidikan akan menjadi landasan dalam pembuatan satu desain kurikulum di lembaga pendidikan tertentu. Selain itu, perwujudan tujuan pendidikan tersebut ada pada tujuan pembelajaran. Tujuan operasional merupakan tujuan pendidikan scara lebih operasional, yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran dari setiap mata pelajaran. Dengan kata lain, perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum (Sagala, 2011, hlm. 61).

Dalam dunia pendidikan, kurikulum memegang peranan penting dalam terlaksananya suatu proses pendidikan dan tercapainya upaya membentuk manusia-manusia yang berkepribadian, berkarakter, dan mempunyai kompetensi yang bisa diandalkan. Alasan yang melatarbelakanginya adalah pendidikan sebagai upaya sadar dan terencana untuk membantu peserta didik mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya memang tidak hanya terbatas pada pengembangan intelektualnya saja. Pendidikan juga perlu mengembangkan peserta didik menuju kematangan spiritual, moral, emosional dan sosialnya. Aspek pengetahuan sangat berperan dalam pendidikan, apalagi kalau pengetahuan yang dimaksud bukan hanya pengetahuan tentang alam semesta tetapi juga pengetahuan tentang dirinya sendiri sebagai manusia.

Pendidikan sebagai wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat dari semakin merebaknya tuntutan kepada dunia pendidikan agar lulusan lembaga pendidikan, baik pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi semakin terampil dan siap untuk memasuki dunia kerja. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah dengan memperkuat pendidikan vokasi di jenjang menengah, menambah jumlah dan mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada 2020, pemerintah

(23)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jumlah pengangguran di Indonesia adalah 7,170,523 orang dan mayoritas pengangguran merupakan lulusan Sekolah Menengah Umum (BPS, 2013).

Dalam realita pendidikan di Indonesia, jumlah lulusan dari tahun ke tahun terus meningkat, namun di sisi lain peningkatan tersebut tidak diiringi oleh pertambahan jumlah lapangan pekerjaan. Salah satu indikator penyebab meningkatnya jumlah lulusan yang menganggur adalah bahwa lulusan tidak mempunyai kompetensi yang dibutuhkan oleh pihak pemakai tenaga kerja. Dengan demikian suatu bentuk pembaruan sistem pendidikan di Indonesia perlu

memerhatikan keseimbangan antara pengetahuan umum yang bersifat akademis dan pengetahuan atau keterampilan yang bersifat kejuruan. Hal ini bertujuan agar pembaruan pendidikan tenaga kerja bisa berjalan beriringan dengan kebutuhan dunia kerja. Fenomena ini menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian antara apa yang diajarkan di sekolah dengan kebutuhan pasar kerja. Selain itu, kondisi seperti ini semakin diperparah dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja fresh graduated yang ada di Indonesia dari tahun ke tahun sedangkan jumlah lapangan pekerjaan terbatas. Dengan kata lain, kesimpulan awal yang dapat diambil adalah bahwa jumlah lulusan sangat minim sekali yang berani memulai usaha sendiri atau berwirausaha berdasarkan kemampuan dan kompetensi yang mereka pelajari.

UNESCO, sebagai badan PBB yang bergerak di bidang pendidikan berpandangan bahwa kepemilikan terhadap kewirausahaan dapat meningkatkan peluang kerja dan berusaha bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Ini berarti penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan yang tepat akan menghasilkan peluang usaha baru dan kemampuan lulusan dalam merakit sumber daya menjadi kegiatan usaha. Dengan kata lain, peranan para wirausahawan pada suatu negara berkembang dapat mendukung peningkatan dan kelancaran pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang lebih cepat apabila memiliki para wirausahawan yang

(24)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan hasrat, jiwa, dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang terus berupaya menghasilkan lulusan yang berkualitas, terampil, profesional, dan berdisiplin tinggi yang nantinya dapat bersaing di dunia kerja. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah

yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Hal ini didukung bahwa pendidikan kejuruan tidak lain dari upaya menyediakan stimulus berupa pengalaman belajar dan interaksi dengan dunia luar diri anak didik untuk membantu mengembangkan potensi siswa supaya terampil dalam bidangnya (Mukhidin, 2012, hlm. 2).

Kita bisa melihat atau mengetahui bahwa pendidikan yang berlangsung di Indonesia bisa dikatakan belum berhasil dari sisi hasil dan proses pendidikan. Kita tidak kesulitan untuk menemukan jumlah pengangguran yang semakin meningkat setiap akhir tahun ajaran. Kelulusan peserta didik dari proses pendidikan di jenjang tertentu belum menjamin kompetensi yang dimiliki. Dengan kata lain, peningkatan angka pengangguran anak-anak usia produktif yang diakibatkan dari rendahnya kemampuan dasar, keterampilan, dan keahlian menjadi cermin nyata bahwa bangsa ini masih menghadapi persoalan besar dalam bidang pendidikan. Selain permasalahan kompetensi lulusan yang belum memadai, dunia kerja juga dihadapkan pada persaingan antar tenaga kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Pemerintah melalui Depdiknas harus berusaha meyakinkan masyarakat terutama siswa lulusan SMP agar lebih berminat memilih pendidikan kejuruan dalam menempuh karier

(25)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses pendidikan kejuruan di Indonesia juga dihadapkan pada minimnya jumlah lulusan yang berani berwirausaha. Mayoritas lulusan SMK memilih bekerja di perusahaan orang lain dengan menjadi karyawan tanpa berani mengambil resiko dan keuntungan untuk berwiraswasta sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Dengan kata lain, pembelajaran di SMK telah berhasil membentuk lulusan sebagai pencari kerja (job seeker) dan bukan lulusan yang mampu menciptakan pekerjaan (job creator). Hal ini juga yang menyebabkan jumlah pengangguran meningkat karena jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak

sebanding dengan jumlah pencari kerja. Di satu pihak, meningkatnya jumlah pengangguran yang tinggi tidak berarti menjelaskan bahwa tenaga kerja tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan, tetapi kemampuan industri dalam menyerap tenaga kerja yang masih rendah. Dengan kata lain, penggangguran yang ada pada saat ini justru memiliki kemampuan dan keterampilan yang cukup memadai untuk bekerja, namun kemampuan industri / dunia kerja untuk menyediakan lapangan kerja tidak memadai. Dalam hal inilah akan timbul pengangguran dengan sebutan “pengangguran terdidik”.

Melihat fenomena yang telah di deskripsikan sebelumnya bahwa tingkat pengangguran terdidik di Indonesia masih sangat tinggi, pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional memasukan mata pelajaran Kewirausahaan sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa SMK. Sesuai dengan lampiran 1 KEPMENDIKNAS Nomor 053/U/2001, tujuan SMK adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa untuk menyiapkan mereka sebagai tenaga kerja tingkat menengah dan terampil, terdidik, dan profesional serta mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Keberadaan wirausaha merupakan faktor pendukung yang menentukan

(26)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidangnya. Secara lebih jauh, pihak SMK melalui kurikulum yang ditetapkan berusaha membekali peserta didiknya dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman di lapangan agar mereka berani untuk menjadi wirausaha dengan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan bidang yang telah mereka pelajari. Proses tersebut bertujuan agar menumbuhkan minat dan keberanian peserta didik untuk berwirausaha setelah mereka menyelesaikan pendidikan. Dengan diajarkannya mata pelajaran

kewirausahaan dan keterampilan pada masing masing bidang kejuruan, para siswa diharapkan setelah lulus sekolah mampu mengembangkannya pada dunia usaha dengan menciptakan lapangan pekerjaan sesuai dengan keterampilannya.

Pelaksanaan pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas memerlukan perbaikan yang komprehensif di berbagai sektor. Proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan merupakan upaya dasar untuk menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur dalam Undang-Undang sebagai salah satu lembaga penyedia utama human capital di Indonesia. Lembaga pendidikan formal seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk menghasilkan lulusan yang siap bekerja, memiliki sikap, watak dan perilaku wirausaha serta ketrampilan hidup (life skill) untuk bekerja di segala bidang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Dalam memutuskan pekerjaan yang diinginkan, tenaga kerja menghadapi pilihan yang kompleks, apakah menjadi pekerja penerima upah atau berusaha membuka lapangan kerja sendiri atau berkelompok. Ketika individu memutuskan untuk menjadi pekerja penerima upah atau membuka lapangan kerja sendiri, ada dua faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, etnis, kemampuan berbahasa, status

(27)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan yang telah mempelajari pengetahuan dan mengalami terjun berwirausaha diharapkan memiliki jiwa wirausaha yang tinggi. Dengan demikian, lulusan ini akan mampu membuka lapangan kerja yang lebih luas kedepannya. Kondisi seperti ini, tentu menjadikan para siswa SMK berani mengambil keputusan untuk berwirausaha dengan bekal yang telah mereka miliki. Adapun untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha dan sekaligus mampu melakukan wirausaha, selain harus memiliki keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat seorang

wirausaha harus memiliki minat pada usaha yang ingin ditekuninya.

Dalam realita pembelajaran di kelas teori maupun praktik, ada beberapa faktor yang memengaruhi kurang berkembangnya jiwa wirausaha peserta didik, antara lain: (a) faktor perilaku yang meliputi: faktor pengetahuan wirausaha dan motivasi wirausaha dan (b) faktor karakter wirausaha yang meliputi: faktor kepribadian (kebebasan, disiplin diri, dan kemampuan menghadapi risiko) dan kepercayaan diri.

Penyelenggaraan pendidikan pada SMK bertujuan untuk mencetak lulusan yang mempunyai kemampuan akademis dan kompetensi khusus sehingga bisa bersaing di dunia kerja. Tujuan SMK yaitu menyiapkan peserta didik: (a) Agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi kebutuhan dunia kerja saat ini dan masa yang akan datang; (b) Mampu merintis karir, ulet, gigih dalam berkompetisi serta dapat mengembangkan profesionalitas; (c) Mampu mengembangkan diri, dan (d) Membekali peserta didik dengan kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Dengan melihat tujuan penyelenggaraan pendidikan SMK tersebut, lembaga pendidikan tidak bersalah apabila sudah berhasil membentuk atau meluluskan siswa yang mempunyai kompetensi atau keterampilan yang dibutuhkan. Lembaga pendidikan menengah

(28)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesempatan, dan keberanian untuk memulai berwirausaha dan tanpa menggantungkan pada pihak lain. Upaya ini minimal akan mengurangi jumlah penggangguran atau bahkan mereka bisa menciptakan lapangan kerja yang baru sehingga bisa mempekerjakan para lulusan yang tidak berani mandiri dalam bekerja.

Berdasarkan uraian tersebut, pengembangan diri seorang lulusan SMK salah satunya adalah dengan berwirausaha. Selain sebagai pengembangan diri, berwirausaha juga bertujuan untuk dapat mengurangi ketergantungan lulusan

SMK pada dunia kerja yang sudah semakin sempit. Dengan demikian pemerintah secara tidak langsung berharap bahwa lulusan SMK nantinya tidak hanya mampu bekerja dengan baik dan memiliki keterampilan khusus, tetapi juga mampu membuka lapangan pekerjaan minimal untuk dirinya sendiri terlebih lagi untuk orang lain. Seorang lulusan SMK merupakan merupakan lulusan-lulusan terdidik dengan keterampilan yang memadai untuk dapat bekerja. Hal ini juga menjadi suatu keunggulan apabila dibandingkan dengan lulusan SMA yang belum memiliki keterampilan khusus untuk terjun dalam bidang kewirausahaan.

Proses pembelajaran adalah aspek yang terintegrasi dari proses pendidikan. Pembelajaran yang berlangsung di kelas, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa dibedakan menjadi dua, yaitu: pelajaran teori dan pelajaran praktik. Pembelajaran praktik merupakan suatu proses untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dengan menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan keterampilan yang diberikan dan peralatan yang digunakan. Selain itu, pembelajaran praktik merupakan suatu proses pendidikan yang berfungsi membimbing peserta didik secara sistematis dan terarah untuk dapat melakukan suatu ketrampilan. Pembelajaran praktik merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada peserta mendapatkan pengalaman langsung. Ide

(29)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komposisi antara teori dan praktik yang kurang memadai tersebut para pemegang kebijakan pendidikan hendaknya mulai mempertimbangkan apakah peserta didik mempunyai kesempatan yang optimal untuk mengembangkan kompetensi dan jiwa wirausaha yang dibutuhkan.

Dengan melihat penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa keberanian dan jiwa wirausaha tidak hanya didasari pada kemampuan akademik dalam bidang kewirausahaan yang baik, tetapi juga berdasarkan pada kemampuan diri sendiri dan bekal kemampuan yang dimiliki, misalnya kemampuan membaca

peluang menjadi sebuah rencana, keberanian untuk bertanggung jawab, kecakapan meminimalkan resiko dan keberanian mengambil keputusan. Kemampuan akademik dalam kewirausahaan tidak akan dapat diterapkan dengan maksimal apabila tidak didukung dengan kemampuan individu yang baik. Hal tersebut juga sejalan dengan bekal kemampuan atau keterampilan yang dimiliki. Banyak wirausahawan sukses memulai suatu bentuk usaha dari kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut sama halnya dengan siswa SMK yang setelah lulus nanti akan memiliki keterampilan khusus yang dapat dijadikan sebagai modal untuk berwirausaha.

Berdasarkan orientasi pendidikan kejuruan yang menyiapkan peserta didiknya untuk masuk dunia kerja, pendidikan kejuruan mempunyai peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan di SMK merupakan pembelajaran yang membekali peserta didiknya dengan pengetahuan dan keterampilan kejuruan tertentu. Pengetahuan dan keterampilan tersebut, bukan hanya dapat dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan di industri atau perusahaan, tetapi juga diharapkan dapat digunakan sebagai bekal untuk mandiri dengan membuka usaha sendiri. Dengan demikian, sumber daya manusia yang berkualitas akan berperan pada peningkatan perekonomian nasional.

(30)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan bisa memotivasi siswa untuk menjadi pengusaha ketika sudah menyelesaikan studinya. Pendidikan kewirausahaan juga diharapkan menjadi wahana menanamkan nilai-nilai kerja keras, ketekunan, tahan uji, memiliki need for achievement, keberanian untuk mencoba, independen, kreatif dan innovatif. Untuk mencapai pendidikan yang bisa memenuhi harapan seperti diatas, ada banyak faktor yang mempengaruhinya yang merupakan determinan dari pendidikan kewirausahaan. Faktor ini perlu diketahui agar ketika menjalankan pendidikan kewirausahaan, bisa melakukan treatment atau upaya untuk

menghasilkan pendidikan kewirausahaan yang berkualitas. Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu kreativitas. Kreativitas inilah yang akan membawa wirausahawan untuk berinovasi terhadap usahanya. Naisbitt dan Aburdene (dalam Hisrich, 2008, hlm. 65) berpandangan bahwa begitu perlunya suatu basis pendidikan yang dapat menciptakan kreativitas dalam suatu masyarakat informasi baru. Mereka menyebutnya dengan proses Teaching, Learning, and Creativity (TCL). Model pembelajaran ini merupakan suatu proses

pembelajaran bagaimana berpikir (learning how to think), pembelajaran bagaimana belajar (learning how to learn), dan pembelajaran bagaimana menciptakan sesuatu (learning how to create).

Dalam kehidupan yang penuh kompetisi, tuntutan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) terhadap kualitas lulusan semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan masyarakat semakin menyadari bahwa sekolah mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai tantangan masa depan. Dalam konteks ilmiah, beberapa sekolah, khususnya sekolah yang berbasis kejuruan berupaya menerapkan konsep kurikulum dan metode pembelajaran yang berbeda dengan sekolah lain dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya masing-masing.

(31)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2010/2011, SMK PIKA menerima murid sejumlah 45 siswa dan berhasil meluluskan 42 siswa. Dari 42 siswa tersebut, lulusan yang langsung bekerja di industri sejumlah 32 siswa dan sejumlah 10 siswa melanjutkan studi di perguruan tinggi; sedangkan pada Tahun Ajaran 2011/2012, SMK PIKA menerima murid sejumlah 46 siswa dan berhasil meluluskan 42 siswa. Dari 42 siswa tersebut, lulusan yang langsung bekerja di industri sejumlah 30 siswa, melakukan kegiatan wirausaha sejumlah 1 siswa dan sejumlah 11 siswa melanjutkan studi di perguruan tinggi. Pada Tahun Ajaran 2012/2013, SMK PIKA menerima murid

sejumlah 49 siswa dan berhasil meluluskan 44 siswa. Dari 44 siswa tersebut, lulusan yang langsung bekerja di industri sejumlah 36 siswa dan sejumlah 8 siswa melanjutkan studi di perguruan tinggi. Dari data tersebut, jumlah lulusan selama tiga tahun terakhir yang berani untuk melakukan kegiatan wirausaha hanyalah 1 (satu) siswa dari 128 lulusan. Dengan demikian, lulusan dari SMK PIKA selama 3 tahun ini yang berwirausaha sangatlah minim dan ini mungkin bisa menunjukan bahwa jiwa wirausaha yang dimiliki oleh para lulusan juga belum terolah secara optimal.

Dengan latar belakang minimnya jumlah lulusan yang berwirausaha tersebut, ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebabnya, antara lain: faktor demografi, faktor lingkungan makro, faktor industri, dan faktor psikologi. Karena judul penelitian yang akan perdalam dan dibahas berisi tentang pembentukan jiwa wirausaha, peneliti lebih memfokuskan pada faktor psikologi. Alasan yang melatarbalakangi adalah permasalahan lemahnya jiwa wirausaha peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan merupakan permasalah internal setiap pribadi yang terkait dengan kondisi psikologi seseorang. Dengan mengacu pada pendapat Shane, peneliti akan menggali faktor-faktor determinan yang memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha dari sisi personal (internal) peserta

(32)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jiwa wirausaha dan pada akhirnya, diungkapkan pengaruh keempat faktor terhadap pembentukan jiwa wirausaha peserta didik.

1.2 Perumusan Masalah

Penulis perlu membuat suatu rumusan masalah agar persoalan yang dibahas menjadi lebih jelas dan rumusan masalah tersebut bisa menjadi acuan bagi penulis bagaimana harus memberikan pembahasan. Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Faktor-faktor determinan apakah yang memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan?”

1.3 Pertanyaan Penelitian

Kegiatan berwirausaha merupakan suatu usaha yang dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung. Usaha ini merupakan sesuatu yang perlu direncanakan dan dikelola secara tersistematis agar proses dan hasil yang diperoleh bisa lebih optimal. Kegiatan wirausaha seorang lulusan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yang meliputi: faktor psikologi, faktor non psikologi, dan faktor lingkungan – industri. Berdasarkan judul yang akan diteliti terkait dengan pembentukan jiwa wirausaha, penelitian lebih difokuskan pada pengaruh faktor-faktor psikologi yang memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha. Adapun faktor-faktor psikologi tersebut meliputi:

a. Apakah faktor kepribadian memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK?

b. Apakah faktor motivasi memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK?

c. Apakah faktor evaluasi diri memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK?

(33)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Apakah faktor kepribadian, faktor motivasi, faktor evaluasi diri, dan faktor karakteristik kognitif memengaruhi pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor determinan yang memengaruhi terbentuknya jiwa wirausaha siswa SMK; sedangkan secara khusus tujuannya adalah:

a. Mengetahui pengaruh faktor kepribadian terhadap pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK;

b. Mengetahui pengaruh faktor motivasi terhadap pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK;

c. Mengetahui pengaruh faktor evaluasi diri terhadap pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK;

d. Mengetahui pengaruh faktor karakteristik kognitif terhadap pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK;

e. Mengetahui pengaruh faktor kepribadian, faktor motivasi, faktor evaluasi diri, dan faktor karakteristik kognitif terhadap pembentukan jiwa wirausaha siswa SMK.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada proses pendidikan di Indonesia, khususnya dalam perbaikan dan penerapan pembelajaran di SMK, yaitu:

a. Bagi Guru, penelitian merupakan bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam menerapkan pembelajaran wirausaha dengan fokus kajian pengaruh

(34)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bagi siswa, penelitian ini berguna untuk meningkatkan faktor kepribadian, faktor motivasi, faktor evaluasi diri, dan faktor karakteristik kognitif peserta didik agar berani berwirausaha setelah mereka menyelesaikan proses pendidikan di SMK.

c. Bagi peneliti lain, penelitian ini memberikan informasi bagi peneliti lain dalam mengembangkan kajian tentang pengaruh faktor kepribadian, faktor motivasi, faktor evaluasi diri, dan faktor karakteristik kognitif terhadap pembentukan jiwa wirausaha peserta didik di SMK.

(35)

183

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional; instrumen penelitian; proses pengembangan instrumen meliputi uji validitas, reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.

3.1 Metode dan Desain Penelitian

3.1.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif; sedangkan metode analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2012, hlm. 208). Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Jadi tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini pada penelitian deskriptif sebenarnya tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan atau komparasi, sehingga juga tidak memerlukan hipotesis. Namun demikian, dalam perkembangannya selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian yang sudah berlangsung sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk membuat komparasi maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel kepada variabel lain.

(36)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(endogenus). Dengan kata lain, kegunaan metode ini adalah untuk mengetahui hubungan struktural antara variabel eksogen (yang mempengaruhi) terhadap variabel endogen (yang dipengaruhi). Dengan demikian dapat diketahui besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total dari variabel endogen terhadap variabel eksogen.

Untuk menentukan besar pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya diperlukan persyaratan sebagai berikut: pertama, hubungan antara variabel harus merupakan hubungan linear dan aditif; kedua, semua variabel

residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain; ketiga, pola hubungan antara variabel adalah rekursif, dan keempat, skala pengukuran baik pada variabel penyebab maupun variabel akibat sekurang-kurangnya adalah interval (Riduwan, 2011, hlm. 118). Selanjutnya koefisien path dapat dihitung dengan langkah kerja sebagai berikut: pertama, mengggambarkan diagram path untuk hubungan-hubungan variabel secara lengkap yang mencerminkan hipotesis konseptual yang diajukan, kemudian menghitung besarnya pengaruh (parameter struktural) antara suatu variabel penyebab dengan variabel akibat.

(37)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu FAKTOR KEPRIBADIAN

Analisis jalur digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung, seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model analisis jalur merupakan pola hubungan sebab akibat atau a set of hypothesized causal asymmetric relation among the variable. Seperti yang dikemukakan

Sugiyono (2012, hlm. 72), dalam model kausal dibedakan antara variabel eksogenus dan variabel endogenus. Variabel eksogenus adalah variabel yang keberagamannya tidak dipengaruhi oleh penyebab di dalam sistem (model), variabel ini ditetapkan sebagai variabel pemula yang memberi efek kepada variabel lain. Variabel ini tidak diperhitungkan jumlah sisanya (disturbance) meskipun sebenarnya juga mempunyai sisa atau eror; sedangkan variabel

endogenus adalah variabel yang keragamannya terjelaskan oleh variabel

eksogenus dan variabel endogenus lainnya dalam model.

(38)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian dilakukan pada siswa SMK PIKA kelas XIII, jurusan Teknik Furnitur. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diberikan kepada setiap siswa pada waktu yang bersamaan. Pada saat menjawab kuesioner, peneliti mendampingi proses dan menjelaskan kepada responden jika ada pernyataan yang kurang jelas. Hal ini bertujuan agar responden dapat memahami maksud dari kuesioner secara lebih jelas sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Pengambilan data dilakukan dengan cara peneliti memberikan secara langsung kepada peserta didik pada masing-masing kelas.

Dalam penelitian ini ada lima variabel yang diteliti (1) Variabel bebas atau independent variable, terdiri atas empat buah, yakni faktor kepribadian (X1);

faktor motivasi (X2); faktor evaluasi diri (X3); faktor karakteristik kognitif (X4),

dan (2) variabel terikat atau dependent variabel, yakni pembentukan jiwa wirausaha (Y).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah SMK PIKA Semarang. SMK PIKA Semarang merupakan sebuah sekolah kejuruan yang mempunyai program studi Teknik Furniture. Visi SMK PIKA adalah menjadi pusat pendidikan menengah teknik furnitur, dengan lulusan yang kompeten, humanis, menghidupi nilai- nilai luhur dan peduli lingkungan hidup; sedangkan misinya adalah (1) Melaksanakan pendidikan dengan menerapkan system factory teaching; (2) Mendidik siswa menjadi lulusan yang kompeten di bidang teknik furniture; (3) Mendidik siswa menjadi lulusan yang humanis; (4) Mendidik siswa menjadi lulusan yang menghidupi nilai - nilai luhur; dan (5) Mendidik siswa menjadi lulusan yang

peduli lingkungan hidup.

(39)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

waktu pengambilan data ada 4 siswa yang tidak hadir. Dengan demikian, jumlah peserta didik yang menjadi responden adalah 37 siswa.

3.3 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, ada lima variabel yang menjadi inti kajian, yaitu variabel pembentukan jiwa wirausaha, variabel kepribadian, variabel motivasi, variabel evaluasi diri, dan variabel karakteristik kognitif. Untuk mendukung dalam proses penelitian selanjutnya, baik dalam penyusunan instrumen,

pengumpulan data, dan pembuatan indikator, kiranya perlu peneliti merumuskan definisi dari keduanya.

a. Variabel Kepribadian (X1). Kepribadian adalah semua corak perilaku dan

kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya.

b. Variabel Motivasi (X2). Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan internal

yang membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Motivasi tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi dapat diamati dengan memperhatikan sikap dan cara orang mengerjakan sesuatu.

c. Variabel Evaluasi Diri (X3). Proses evaluasi diri akan membantu seorang

wirausaha menjadi lebih mampu menemukan makna dari setiap tujuan yang dimiliki dan akan semakin memastikan, apakah tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya sudah terarah atau belum. Melalui evaluasi diri, seseorang dapat

memahami kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki.

d. Variabel Karakteristik Kognitif (X4). Kewirausahaan adalah hasil dari suatu

(40)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan tetapi kewirausahaan juga merupakan disiplin ilmu yang dapat diajarkan dan dipelajari. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk merubah persepsi dan tingkah laku seseorang agar memiliki motivasi kuat dalam menciptakan kreativitas dan inovasi demi terwujudnya wirausaha yang handal. Pemahaman yang baik mengenai pengetahuan kewirausahaan dapat menumbuhkan keberanian dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian usaha. Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah

satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda.

e. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan ide inovatif secara kreatif ke dalam dunia nyata. Entrepreneur– Person who undertakes an enterprise with chances of profit or loss. (As I have understood, Entrepreneur is a person who

undertakes a business activity of which he has no background and faces

considerable risks in the process. If either of the two elements, i.e.,”no background”or”considerable risk”is missing in the venture, it is no entrepreneurship). Entrepreneur –– An individual who bears the risk of

operating business in the face of uncertainty about the future conditions.

Common Meaning – one who starts his own, new and small businesS.

Entrepreneurship – It is a philosophy or process through which an

entrepreneur seeks innovation and employment.

Berikut rincian indikator faktor kerpibadian, faktor motivasi, faktor evaluasi diri, faktor karakteristik kognitif, dan faktor jiwa wirausaha yang akan diukur:

Tabel 3.1

Deskripsi Indikator Faktor-Faktor Determinan

Variabel Indikator

(41)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menciptakan ide-ide baru serta mengimplementasikannya

Mempunyai kebiasaan untuk menciptakan atau mengimplementasikan ide-ide baru

Mempunyai perilaku untuk mengambilan keputusan

Motivasi

Mempunyai semangat untuk terlibat dalam kegiatan

Mempunyai semangat untuk belajar sesuatu yang baru

Mempunyai keinginan untuk menghasilkan barang ang berbeda dengan orang lain.

Evaluasi Diri

Mempunyai sikap untuk berani mengevaluasi diri terhadap lingkungan

Mempunyai perilaku untuk memanfaatkan sumber daya yang ada.

Karakteristik Kognitif

Memahami cara memanfaatkan peluang usaha

Memahami cara membangun strategi baru

Jiwa

Wirausaha

Memiliki keinginan untuk mandiri

Memiliki perilaku percaya pada kemampuan diri sendiri

Memiliki cara pandang ke masa depan

3.4 Instrumen Penelitian

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui sumber asli secara langsung. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer ini adalah dengan alat kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada responden dengan panduan serta tata cara pengisian kuesioner. Sementara itu data sekunder merupakan data yang diperoleh dari lembaga yang bersangkutan maupun dari jurnal dan buku-buku yang menjadi referensi dalam penelitian.

(42)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kuesioner kepada siswa. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2012, hlm. 199). Pemilihan teknik pengumpulan data dengan angket didasarkan pada alasan bahwa: (a) responden memiliki waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan; (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan; (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban; dan (d) dapat digunakan untuk emngumpulkan data atau keterangan dari

banyak responden dan dalam waktu yang cepat. (Arikunto, 2006, hlm. 151). Melalui teknik ini akan dikumpulkan data yang berupa skor dari responden atas sejumlah pernyataan yang diajukan. Indikator-indikator dalam angket merupakan penjabaran dari variabel faktor kepribadian, faktor motivasi, faktor evaluasi diri, faktor karakteristik kognitif dan karakteristik jiwa wirausaha. Setiap variabel berisi 10 pernyataan yang harus dijawab oleh responden sehingga secara keseluruhan kuesioner berjumlah lima puluh (50) pernyataan.

Instrumen yang digunakan mempunyai validitas yang baik dan terukur. Untuk mendukung hal tersebut, lembar observasi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan mendapatkan validasi dari 3 (tiga) alumni yang berprofesi sebagai seorang wirausaha. (Lembar validasi terlampir).

3.5 Proses Pengembangan Instrumen

Analisis instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui kelayakan perangkat tes sebagai instrumen sebelum digunakan dalam penelitian. Analisis yang dilakukan meliputi analisis uji validitas dan reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen. Proses pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Uraian masing-masing pengujian disajikan sebagau

berikut ini.

(43)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebuah instrumen yang valid atau sahih berati alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (menguur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah hasil kuasioner dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesuangguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. (Sugiyono, 2012, hlm. 172). Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (content validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (Criteria Related

Validity). Untuk mengetahui uji validitas isi kuesioner, dilakukan judgement

terhadap butir-butir soal yang dilakukan oleh para ahli yang terjun langsung sebagai wirausaha dan praktisi pendidikan. Para ahli itu adalah Bapak Christian Prabowo, seorang alumni, pemilik, dan pengelola CV. Mebel Internasional, Bapak Kuswiadiarso, seorang alumni, pemilik dan pengelola PT. Madero Internasional dan Bapak RN. Among Subandi MM, seorang alumni dan selaku kepala lembaga Pengembangan dan Pelatihan PIKA.

Untuk megetahui Criteria Related Validity kuesiner diujicobakan kepada

peserta didik kelas XIII A dan B di SMK PIKA Semarang. Hasil uji coba soal ini diuji

validitasya dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment (Suherman, 2003:

120).

Keterangan:

rxy : Koefisien validitas

X : Skor tiap butir soal yang diraih oleh setiap peserta didik

Y : Skor total yang diraih setiap peserta didik dari seluruh peserta didik

N : Jumlah peserta didik

Interpretasi besarnya koefisien validitas dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut: (Suherman, 2003, hlm. 113).

(44)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi Koefisien Validitas

Hasil perhitungan validitas butir kuesioner untuk mengetahui korelasi setiap butir pernyataan dengan skor total dengan menggunakan software SPSS versi 18 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Faktor Kepribadian

No

Pernyataan Nilai Koefisien (rxy) Tafsiran

1 0,668 baik

Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Faktor Motivasi

No

Pernyataan Nilai Koefisien (rxy) Tafsiran

11 0,453 Cukup

12 0,626 Baik

13 0,512 Cukup

14 0,599 Cukup

(45)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 0,199 Sangat Rendah

Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Faktor Evaluasi Diri

No

Pernyataan Nilai Koefisien (rxy) Tafsiran

21 0,644 Baik

Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Faktor Karakteristik Kognitif

No

Pernyataan Nilai Koefisien (rxy) Tafsiran

(46)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Faktor Jiwa Wirausaha

No

Pernyataan Nilai Koefisien (rxy) Tafsiran

41 0,610 Baik

42 0,501 Baik

43 0,471 Baik

44 0,614 Baik

45 0,596 Baik

46 0,408 Baik

47 0,731 Baik

48 0,554 Cukup

49 0,310 Cukup

50 0,735 Baik

Dari tabel 3.3 sampai 3.7 di atas dapat dibaca bahwa, korelasi antara skor butir 1 dengan skor total = 0,668, antara butir 2 dengan skor total = 0,272 dan seterusna. Koralasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment yang rumusnya dapat dilihat pada bab analisis data. Dari uji coba tersebut ternyata koefisien korelasi semua butir dengan skor total mempunyai nilai positif atau di atas 0,00, sehingga semua butir instrumen kepribadian, motivasi, evaluasi diri, karakterstik kognitif, dan jiwa wirausaha dinyatakan valid. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir 32, dengan koefisien korelasi 0,742 dan paling rendah adalah butir nomor 6 dengan koefisien korelasi0,155.

3.5.2 Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

(47)

Marsono , 2014

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown dan diolah dengan software SPSS versi 18. Untuk keperluan itu maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok nomor ganjil dan kelompok nomor genap. Untuk setiap kelompok, skor tiap butirnya dijumlahkan sehingga mencari skor total. Dari skor total antara kelompok ganjil dan kelompok kontrol dihitung koefisien korelasinya dan nilai koefisien korelasinya dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown (Sugiono, 2012, hlm. 35):

r

i =

Hasil Uji Reliabilitas Faktor Determinan

Variabel Nilai rxy Nilai Tabel Tafsiran

Kepribadian (X1) 0,526 0,444 Reliabel

Motivasi (X2) 0,678 0,444 Reliabel

Evaluasi (X3) 0,703 0,444 Reliabel

Kognitif (X4) 0,837 0,444 Reliabel

Jiwa (Y) 0,758 0,444 Reliabel

Karena berdasarkan uji coba instrumen ini sudah valid dan reliabel seluruh butirnya, maka instrumen yag telah disusun dan dijudgement dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Gambar

Tabel 3.1 Deskripsi Indikator Faktor-Faktor Determinan
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Faktor Kepribadian
Tabel 3.5  Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Faktor Evaluasi Diri
Tabel 3.7  Hasil Uji Validitas Butir Pernyataan Faktor Jiwa Wirausaha
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dapat dilihat dari be- berapa novel fantasi populer yang ditu- jukan untuk pembaca muda dan remaja, yang menggunakan ilustrasi baik se- bagai sampul depan, maupun

Widyorini (2005) menyebutkan bahwa mekanisme proses repolimerisasi selama proses pembentukan binderless composite dapat diringkas sebagai berikut: (1) degradasi dari

memiliki latar belakang bidang studi yang berbeda dengan guru PAI yang akan dinilai, maka penilaian dapat dilakukan oleh Pengawas PAI Kepala Sekolah atau Guru PAI dari Sekolah

The results of the experiments were focused on the behavioural characteristics of moment versus rota- tion curve for the flush end-plate and extended end- plate

Tesis: Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Think Pair Share (TPS dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

Agar dapat dikonsuksi dengan mudah oleh penderita diabetes maka buah pare ini dimodifikasi menjadi kerupuk. Bukan hanya diperuntukkan bagi penderita diabetes saja

materi pelajaran yang sudah lama tersimpan dalam subsistem akal permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini terjadi apabila siswa

• Sebagian besar kegiatan manusia berhubungan dengan memori (ingatan) manusia, seperti saat manusia selalu mengingat semua yang terjadi, memori manusia berisi semua pengetahuan dari