• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMA MENGGANTUNG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN : Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X di SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMA MENGGANTUNG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN : Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X di SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Ani Andriyani, 2013

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMA MENGGANTUNG

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X di SMAN 7 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh Ani Andriyani

0906227

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMA MENGGANTUNG

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X

di SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh Ani Andriyani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Ani Andriyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMA MENGGANTUNG DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X di SMAN 7 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Ani Andriyani 0906227

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Siswa merasa kesulitan untuk menentukan ide atau topik, mengorganisasikan ide tersebut dan mengembangkannya menjadi sebuah tulisan. Di samping itu pembelajaran yang kurang melibatkan siswa membuat pembelajaran menulis cerpen terkesan membosankan. Pembelajaran yang melibatkan siswa bisa dilakukan dengan menggunakan teknik pembelajaran yang tepat. Teknik Drama Menggantung merupakan inovasi teknik pembelajaran dalam pembelajaran menulis cerpen. Sejauh ini belum diketahui pengaruh teknik tersebut terhadap pembelajaran menulis cerpen.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui (1) kemampuan siswa menulis cerpen sebelum dan sesudah diberi perlakuan teknik Drama Menggantung di kelas eksperimen; (2) kemampuan menulis cerpen di kelas kontrol; (3) adanya perbedan yang signifikan antara kemampuan menulis cerpen siswa di kelas eksperimen yang menggunakan teknik Drama Menggantung dan di kelas pembanding yang tidak menggunakan teknik Drama Menggantung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan desain Control Group Pretest–Posttest Non Random.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t dua kelompok. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian berupa tes menulis cerpen.

Pembelajaran menulis cerpen menggunakan teknik Drama Menggantung memberikan hasil yang positif. Nilai siswa di kelas eksperimen dan kelas pembanding mengalami perbedaan nilai yang signifikan. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh. Nilai rata-rata prates kemampuan siswa di kelas eksperimen sebesar 69,7 dan pascates sebesar 85,5 dengan peningkatan pada aspek pegaluran. Adapun nilai rata-rata prates kemampuan siswa di kelas pembanding sebesar 70,7 dan pascates sebesar 75,9 dengan peningkatan pada aspek ejaan dan tanda baca.

(5)

Ani Andriyani, 2013

ABSTRACT

This research background by a low of student skills to write a short story. Student feel difilculty to determine the idea or topic, how to organize and develop being a script. Beside that a learning less involve a student to make a short story learning feel so bored. A learning involve a student can be doing with use a right

learning technic. Drama Menggantung (hanging over drama) technic, it’s a new

inovation learning technic in short story learning. So far this tehnic not yet influence learning short story.

The destination of this research is to how knowing, (1) the student ability to write a short story before and after the student teach a Drama Menggantung technic in a eksperiment class; (2) the student ability to write a short story in control class; (3) being a significant different between the student ability to write short story in eksperiment class with using Drama Menggantung technic and in class control with not using Drama Menggantung technic.

The methode using in this research is to quasi eksperiment with using a design control group pretest-postest non random. Hypotehesis examination doing with t-test two group. Research data is getting with using research instrument be in the form of a short story test.

A short story learning is using Drama Menggantung technic give a

positive result. The student run in to a great significant progress. It’s proven with

the data. The average value pretes ability of student in eksperiment class is 69,7 and pascates is 85,5 with run into plot aspec. And the average value pretes of student ability in a class control is 70,7 and pascates is 75,9 with run into spelling and punctuation mark aspec.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 5

1.4 Perumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

1.6.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.6.2 Manfaat Praktis ... 7

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Ihwal Menulis ... 9

2.1.1.1 Tujuan Menulis ... 10

2.1.2 Ihwal Menulis Cerpen ... 12

2.1.2.1 Pengertian Menulis Cerpen ... 12

2.1.2.2 Ciri-ciri Cerpen ... 12

2.1.2.3 Unsur-unsur Cerpen ... 13

(7)

viii

Ani Andriyani, 2013

2.1.3 Ihwal Teknik Drama Menggantung ... 23

2.1.3.1 Landasan Teknik Drama Menggantung ... 23

2.1.3.1.1 Metode Simulasi ... 24

2.1.3.1.2 Metode Seeing How It Is ... 27

2.1.3.2 Kedudukan Metode Simulasi dan Seeing How It Is dalam Pembelajaran ... 28

2.1.3.3 Ihwal Teknik Drama Menggantung ... 29

2.1.3.3.1 Pengertian Teknik Pembelajaran ... 29

2.1.3.3.2 Pengertian Drama Menggantung ... 29

2.1.3.3.3 Langkah-langkah Penerapan Teknik Drama Menggantung ... 31

2.2 Kerangka Pemikiran ... 31

2.2.1 Anggapan Dasar ... 34

2.3 Hipotesis Penelitian ... 34

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Metode Penelitian ... 35

3.1.1 Desain Peneletian ... 35

3.1.2 Populasi dan Sampel ... 37

3.1.2.1 Populasi ... 37

3.1.2.2 Sampel ... 38

3.1.3 Teknik Penelitian ... 39

3.1.3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.1.3.2 Instrumen Penelitian ... 39

3.1.3.3 Teknik Pengolahan Data ... 46

3.2 Definisi Operasional ... 50

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 51

4.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 51

(8)

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 53

4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 53

4.2.2 Analisis Penilaian Cerpen ... 57

4.2.2.1 Prates Kelas Eksperimen ... 58

4.2.2.1.1 Kategori Nilai Tertinggi ... 58

4.2.2.1.2 Kategori Nilai Sedang ... 60

4.2.2.1.3 Kategori Nilai Terendah ... 61

4.2.2.2 Prates Kelas Pembanding... 63

4.2.2.2.1 Kategori Nilai Tertinggi ... 63

4.2.2.2.2 Kategori Nilai Sedang ... 65

4.2.2.2.3 Kategori Nilai Terendah ... 67

4.2.2.3 Pascates Kelas Eksperimen ... 68

4.2.2.3.1 Kategori Nilai Tertinggi ... 68

4.2.2.3.2 Kategori Nilai Sedang ... 70

4.2.2.3.3 Kategori Nilai Terendah ... 71

4.2.2.4 Pascates Kelas Pembanding... 73

4.2.2.4.1 Kategori Nilai Tertinggi ... 73

4.2.2.4.2 Kategori Nilai Sedang ... 75

4.2.2.4.3 Kategori Nilai Terendah ... 77

4.2.3 Analisis Data Hasil Penelitian ... 79

4.2.3.1 Uji Reliabilitas ... 79

4.2.3.2 Uji Prasyarat Analisis Data ... 89

4.2.3.2.1 Uji Normalitas ... 90

4.2.3.2.2 Uji Homogenitas ... 104

4.2.3.3 Uji Hipotesis ... 106

4.3 Pembahasan ... 110

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 117

5.2 Saran ... 118

(9)

Ani Andriyani, 2013

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pengajaran berbahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan pengajaran keterampilan-keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang berbahasa. Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan dalam pengajaran berbahasa Indonesia adalah keterampilan reseftif (menyimak dan membaca) dan keterampilan produktif (berbicara dan menulis).

Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, diantaranya adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam konteks pembelajaran, menulis merupakan salah satu keterampilan yang paling sulit. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurgiantoro (2001:422), bahwa;

“Dibanding tiga kompetensi berbahasa yang lain, kompetensi menulis

secara umum boleh dikatakan sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kompetensi menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan”

Keterampilan menulis merupakan kegiatan aktif produktif, dikatakan aktif produktif karena menulis merupakan proses aktif menyampaikan pesan melalui produk tulisan. Keterampilan menulis memerlukan kesabaran dan keuletan sehingga butuh proses pembelajaran dengan waktu lama untuk menumbuhkan keterampilan menulis tersebut. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Tarigan (1994:4) yang mengemukakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diperoleh melalui proses praktik dan latihan secara teratur.

(10)

kesulitan tersendiri bagi siswa dan guru sebagai pengajar. Kesulitan tersebut dialami siswa dalam penentuan ide cerita.

Dalam praktik pengajaran, kegiatan menulis banyak menuntut pengetahuan kognitif siswa. Hal ini mengindikasikan siswa yang memiliki kemampuan kognitif kurang, semakin tidak tertarik untuk menulis. Kemampuan menulis seharusnya dimulai dengan pengalaman afektif siswa, karena kemampuan kognitif bisa terasah dengan sendirinya jika siswa sudah memiliki minat dan banyak melakukan latihan menulis. Hal tersebut diutarakan oleh Chaedar Alwasilah (2007:5) yang berpendapat bahwa proses menulis lebih baik diawali dari keterampilan afektif.

Berdasarkan wawancara sederhana dengan salah satu pengajar Bahasa Indonesia tingkat SMA/SMK yaitu Yuliati Aslami, M.Pd., pembelajaran menulis cerpen masih jauh dari KKM. Kesalahan hasil cerpen siswa banyak terjadi pada pengaluran sehingga cerita yang siswa sajikan tidak jelas. Siswa yang diminta untuk menulis cerpen, masih sulit mencari ide untuk dijadikan tema cerpen. Selain sulit menemukan ide, siswa pun kesulitan untuk menuangkan ide yang sudah dimilikinya ke dalam bentuk tulisan. Kedua hal tersebut menurut penuturannya merupakan implikasi dari kurangnya minat baca anak sehingga kurangnya kosakata yang dikuasai anak. Kurangnya penggunaan metode dan teknik untuk merangsang ide dalam pembelajaran menulis cerpen juga menjadi penyebab minimnya nilai menulis cerpen pada siswa.

(11)

3

Ani Andriyani, 2013

untuk memulai tulisannya. Di samping itu siswa kesulitan dalam merangkai kalimat-kalimat yang membangun tulisan tersebut.

Untuk mengatasi kesulitan siswa dan pengajar dalam pembelajaran menulis cerpen dibutuhkan teknik pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran tersebut. Terdapat banyak teknik yang bisa digunakan untuk mendukung pembelajaran bahasa. Teknik pembelajaran bersifat implementasi, individual dan situasional. Istilah tersebut mengacu pada pengertian teknik yang diimplementasikan dalam jam tertentu, pembelajaran tertentu dan pengajar tertentu.

Teknik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia antara lain (1) ceramah, (2) tanya—jawab , (3) diskusi, (4) pemberian tugas dan resitasi, (5) demonstrasi dan eksperimen, (6) meramu pendapat (brainstorming), (7) mengajar di laboratorium, (8) induktif, inkuiri, dan diskoveri, (9) peragaan, dramatisasi, dan ostensif, (10) simulasi, main peran, dan sosio-drama, (11) karya wisata dan bermain-main, dan (12) eklektik, campuran, dan serta—merta. (Subana,2009: 195)

Salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen adalah teknik Drama Menggantung. Teknik Drama Menggantung merupakan teknik yang diadaptasi dari metode simulasi dan metode seeing how it

is. Dalam praktiknya teknik ini menyajikan sebuah simulasi melalui permainan

drama. Teknik ini dapat merangsang kerangka berpikir siswa dalam membangun sebuah cerita melalui proses simulasi. Hal tersebut sesuai dengan tujuan metode

seeing how it is yang menjadi landasan teknik ini. Metode seeing how it is ini

diperkenalkan oleh Mel Siberman. Tujuan metode seeing how it is ini yaitu untuk menguji perasaan, nilai dan sikap-sikap siswa setelah melihat simulasi yang dilakukan.

(12)

simulasi dan sifat karya sastra tersebut yang merupakan cerminan situasi realitas sosial, teknik ini diharapkan efektif dalam pembelajaran menulis cerpen.

Teknik Drama Menggantung yang memiliki tujuan untuk menguji perasaan, nilai dan sikap-sikap siswa setelah melihat simulasi yang dilakukan, dirasa dapat merangsang keterampilan afektif siswa dan membangun imajinasi siswa. Simulasi yang dirasakan tersebut dapat menjadi luapan perasaan yang kemudian disajikan dalam sebuah cerpen. Dengan merangsang keterampilan afektif tersebut, minat menulis siswa dapat terstimulus melalui kegiatan belajar ini. Selain merangsang keterampilan afektif. Dengan adanya kegiatan simulasi berupa drama menggantung yang disajikan guru, teknik ini dapat merangsang kerangka berpikir siswa untuk berimajinasi menciptakan sebuah ide dalam menulis cerpen.

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah penelitian yang ditulis oleh Novy Restianty dengan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas X dengan Menggunakan Teknik Show Not Tell ”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga siklus. Hasil penelitian dalam tiga siklus tersebut dapat dilihat dari perkembangan nilai siswa setelah diberikan teknik pembelajaran. Siklus I rata-rata nilai siswa 67,15, sikus II rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 82,09 dan siklus III rata-rata nilai siswa meningkat kembali menjadi 90,43. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat korelasi positif antara teknik pembelajaran dengan kemampuan menulis cerpen.

(13)

5

Ani Andriyani, 2013

Berdasarkan uraian para pakar di atas dan penelitian sebelumnya tentunya teknik pembelajaran sangat mendukung pembelajaran menulis. Penggunaan teknik yang tepat dan inovatif mampu merangsang kreativitas siswa dalam menciptakan ide dan menuangkannya dalam sebuah tulisan. Berdasar pada fakta di lapangan dan harapan dari para pakar di bidangnya serta penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan pembelajaran menulis cerpen, peneliti bermaksud melaksanakan penelitian sebagai bahan inovasi dalam pembelajaran menulis cerpen. Peneliti memberi judul penelitian ini “Efektivitas Teknik Drama Menggantung dalam Pembelajaran Menulis Cerpen”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat beberapa hal yang bisa diidentifikasi untuk diteliti. Beberapa hal tersebut diantaranya sebagi berikut.

a. Siswa kurang berminat untuk menulis cerpen karena sulit mengembangkan ide.

b. Siswa sulit memilih ide cerita untuk mengembangkan cerpennya karena kurangnya rangsangan pengajar untuk memunculkan ide tersebut.

c. Siswa sulit merangkai kalimat berdasarkan ide ceritanya karena kurangnya kosakata yang dimiliki siswa.

d. Teknik pembelajaran untuk merangsang kreativitas siswa menulis cerpen yang dilakukan guru di sekolah belum memberikan solusi untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis cerpen.

1.3Pembatasan Masalah

(14)

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah diberi perlakuan (teknik Drama Menggantung) pada kelas eksperimen di SMA Negeri 7 Bandung?

b. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen pada kelas pembanding di SMA Negeri 7 Bandung?

c. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis cerpen yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas pembanding di SMA Negeri 7 Bandung?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

a. kemampuan menulis cerpen siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan (teknik Drama Menggantung) pada kelas eksperimen di SMA Negeri 7 Bandung;

b. kemampuan menulis cerpen siswa pada kelas pembanding di SMA Negeri 7 Bandung;

c. perbedaan kemampuan menulis cerpen siswa pada kelas eksperimen dan kelas pembanding di SMA Negeri 7 Bandung.

1.6Manfaat Penelitian

(15)

7

Ani Andriyani, 2013

1.6.1 Manfaat Teoritis

Beberapa manfaat dari penelitian ini secara teoritis yaitu:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mencari alternatif pembelajaran menulis cerpen.

2. Penelitian ini dapat memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dalam hal pembelajaran menulis cerpen di kelas X.

3. Penelitian ini akan menguatkan berbagai teori menulis, metode, serta pengetahuan baru mengenai teknik Drama Menggantung.

4. Guru bidang studi Bahasa Indonesia dapat menggunakan teknik Drama Menggantung sebagai alternatif lain dalam pembelajaran menulis cerpen.

1.6.2 Manfaat Praktis

Selain manfaat teoretis dalam penelitian ini terdapat juga manfaat praktis. a. Bagi Siswa

1. Meningkatkan keterampilan berpikir siswa.

2. Menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran.

3. Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis cerpen. 4. Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan berkesan pada

siswa.

5. Siswa dapat menulis cerpen dengan kreatif menggunakan teknik Drama Menggantung.

b. Bagi Guru.

Memiliki referensi strategi pengajaran dalam menulis cerpen dengan menggunakan teknik Drama Menggantung.

c. Bagi Peneliti

1. Memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berharga bagi peneliti sebagai calon tenaga pendidik.

(16)

3. Melatih penulis untuk menerapkan teknik yang menarik dalam proses pembelajaran.

4. Mengukur seberapa besar prestasi yang dicapai siswa pada pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan teknik Drama Menggantung.

(17)

Ani Andriyani, 2013

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang dirumuskan sebelumnya yaitu menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2010:44) kuasi eksperimen atau eksperimen semu merupakan desain eksperimen dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada (situasional). Metode ini dipilih karena dalam pengambilan sampel data tidak dilakukan randomization (sampel acak) melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada.

Pertimbangan lain digunakannya eksperimen semu ini adalah situasi interaksi antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya yang mungkin terjadi, sehingga pengontrolan yang ketat sulit dilakukan. Untuk melaksanakan eksperimen secara murni, variabel yang mungkin berpengaruh dan mempengaruhi variabel bebas harus dapat dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Mengingat penelitian ini bukan dalam kondisi laboratorium tapi dalam kegiatan sehari-hari sehingga tidak dimungkinkan untuk mengontrol semua variabel bebas dan terikat secara ketat.

Metode penelitian dibagi menjadi tiga yaitu: (1) Desain Penelitian, (2) Populasi dan Sampel , dan (3) Teknik Penelitian

3.1.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Control Group

Pre Test – Post Test Non Random. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2010:44)

(18)

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelompok kelas ini harus memiliki karakter yang sama antara keduanya, Sudjana dan Ibrahim (2010:45) menyebutkan karakter tersebut sebagai variabel ekstra. Adapun variabel-variabel ekstra yang disebutkan adalah usia, tingkatan, jenis kelamin, kemampuan dan lain-lain. Dengan mempertimbangkan variabel ekstra tersebut kedua kelas ini harus memiliki kesamaan.

Prates digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis cerpen pada dua kelompok sedangkan pascates digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan.

Tabel 3.1

Desain Penelitian Control Group Pre-Test - Post Test Non Random

Kelompok Pre- Test Perlakuan Post-Test

E Y1 X Y2

K Y1 - Y2

(Sudjana dan Ibrahim, 2010:44) Keterangan :

E = kelas eksperimen

Y1 = prates kemampuan menulis cerpen kelas eksperimen X = perlakuan (teknik Drama Menggantung)

Y2 = pascates kemampuan menulis cerpen kelas eksperimen K = kelas pembanding

(19)

37

Ani Andriyani, 2013

Langkah-langkah yang peneliti tempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan prates pada kelas eksperimen dan kelas pembandinguntuk mengukur kemampuan menulis cerpen sebelum threatment atau perlakuan diberikan.

b. Memberikan perlakuan berupa penggunaan teknik Drama Menggantung dalam pembelajaran menulis cerpen kepada subjek.

c. Mengadakan pascates pada kelas eksperimen dan kelas pembanding untuk mengukur kemampuan menulis cerpen.

3.1.2 Populasi dan Sampel

Bagian ini akan menjelaskan secara singkat mengenai populasi dan sampel yang menjadi subjek data penelitian

3.1.2.1Populasi

(20)

Tabel 3.2

Sumber : Data TU SMA Negeri 7 Bandung 2012/2013

3.1.2.2Sampel

Arikunto (2010:174) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jumlah sampel yang harus diambil dari suatu populasi belum ada ketepatan angka yang pasti. Keabsahan terletak pada karakteristik yang mendekati populasi, bukan pada besar atau banyaknya sampel. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Sudjana dan Ibrahim (2010:45) bahwa sampel harus memiliki karakteristik yang sama, yang biasa disebut variabel ekstra.

(21)

39

Ani Andriyani, 2013

3.1.3 Teknik Penelitian

Bagian ini akan menjelaskan secara singkat mengenai teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik pengolahan data yang digunakan.

3.1.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan tes. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes menulis cerpen. Tes yang dilakukan dibagi menjadi dua yaitu prates dan pascates. Prates dilakukan sebelum siswa diberi perlakuan atau diberi eksperimen. Pascates dilakukan setelah siswa mendapat perlakuan atau eksperimen.

3.1.3.2 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010:192), instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Pendapatnya dapat diartikan bahwa instrumen adalah alat atau fasilitas yang dapat digunakan untuk pengumpulan data yang disesuaikan dengan metode pengumpulan data. Hal tersebut bertujuan agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pengumpulan data dan instrumen perlakuan.

3.1.3.2.1 Instrumen Pengumpulan Data

(22)

1) Tes Kemampuan Menulis Cerpen

Lembar Tes menulis Cerpen 2)

2) Kriteria Penilaian Cerpen

Tabel 3.3

Penilaian Cerpen Siswa Berdasarkan Skor

Jumlah Skor Kategori

91-100 Sangat Baik

71-90 Baik

51-70 Cukup

31-50 Kurang

10-30 Sangat Kurang

3) Pedoman Penilaian Cerpen

No Aspek Kriteria

Lakukan kegiatan di bawah ini !

(23)
(24)

tahu, kejutan

(25)

43

Ani Andriyani, 2013

3.1.3.2.2 Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa langkah-langkah pembelajaran yang terdapat pada rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) digunakan sebagai pegangan peneliti dalam melakukan pembelajaran di kelas. Dengan berpegang pada RPP maka pembelajaran dan proses penelitian menjadi terencana, terarah dan tidak keluar batas.

Berikut merupakan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun peneliti.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : X

Semester : 2

Alokasi Waktu : 2 x 45

A. STANDAR KOMPETENSI

16. Menulis: mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke

dalam cerpen

B. KOMPETENSI DASAR

16.2 Menulis karangan berdasarkan kehidupan orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar)

C. MATERI PEMBELAJARAN :

Ciri-ciri cerita pendek Syarat topik cerpen Kerangka cerita pendek

(26)

D. INDIKATOR

 Mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam bentuk cerpen (pelaku, peristiwa, latar) dengan memperhatikan pilihan kata, tanda baca dan ejaan

E. TUJUAN PEMBELAJARAN

 Siswa mampu menentukan topik yang berhubungan dengan pengalaman orang lain untuk menulis cerita pendek

 Siswa mampu menulis kerangka cerita pendek dengan memperhatikan pelaku, peristiwa dan latar

 Siswa mampu mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam bentuk cerpen (pelaku, peristiwa, latar) dengan memperhatikan pilihan kata, tanda baca dan ejaan

F. METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran : Simulasi dan Seeing How It Is Teknik pembelajaran : Teknik Drama Menggantung

G. SUMBER/BAHAN/ALAT

 Lembar Kerja Siswa

 Naskah drama yang telah ditampilkan

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

No KEGIATAN ALOKASI WAKTU

A.

B.

Kegiatan Awal

1. Menyapa dan mengecek kesiapan siswa 2. Menyampaikan SK-KD

3. Mengaitkan materi terdahulu dengan materi yang akan di sampaikan

Kegiatan Inti Pertemuan 1

1. Guru memperkenalkan dan memberitahu siswa bahwa akan diadakan simulasi berupa permainan drama

2. Guru membagi siswa menjadi peserta

5 Menit

(27)

45

Ani Andriyani, 2013

simulasi (pemeran dan penonton)

3. Guru meminta siswa yang telah mendapatkan peran untuk memainkan drama dan meminta siswa lain untuk mengamati drama yang diperankan temannya

4. Siswa bersama guru berdiskusi mengenai latar, peristiwa dan tokoh dalam drama tersebut.

5. Guru meminta siswa untuk melanjutkan drama yang telah disaksikan ke dalam bentuk kerangka karangan (tahapan alur) yang ada pada lembar kerja

6. Siswa mengembangkan kerangka karangan dalam bentuk cerpen dengan memperhatikan pemilihan kata, tanda baca dan ejaan

Pertemuan 2

1. Guru mengulas kembali mengenai simulasi berupa drama

2. Guru membagi siswa menjadi peserta simulasi (pemeran dan penonton)

3. Guru meminta siswa yang telah mendapatkan peran untuk memainkan drama

4. Guru meminta siswa lain untuk mengamati drama yang diperankan temannya

5. Siswa bersama guru berdiskusi mengenai latar, peristiwa dan tokoh dalam drama tersebut.

6. Guru meminta siswa untuk melanjutkan drama yang telah disaksikan ke dalam bentuk kerangka karangan (tahapan alur) yang ada pada lembar kerja

7. Siswa mengembangkan kerangka karangan dalam bentuk cerpen dengan memperhatikan pemilihan kata, tanda baca dan ejaan

(28)

C. Kegiatan Akhir

1. Guru membahas kekurangan cerpen yang telah dibuat siswa

2. Siswa menyampaikan kesan terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan reflexi.

3. Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa.

20 menit

I. SUMBER PEMBELAJARAN :

Somad, Adi Abdul,dkk. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

3.1.3.3Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dilakukan melalui perhitungan kuantitatif. Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui selisih rata-rata nilai prates dan pascates di kedua kelas, untuk masing-masing aspek yang dinilai sebagai indikator efektivitas perlakuan berupa penggunaan teknik Drama Menggantung dalam pembelajaran menulis cerpen. Keduanya tentu lebih lanjut harus diinterpretasikan sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang komprehensif, benar, dan akurat.

Adapun teknik pengolahan data melalui tahapan berikut.

(29)

47

Ani Andriyani, 2013

3) Melakukan uji reliabilitas antar penimbang. Uji reliabilitas antar penimbang ini digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antara penguji yang satu dan penguji lainnya bagi setiap testi. Uji reliabilitas ini didasarkan pada skor yang telah diolah menjadi nilai dengan menggunakan prinsip ANAVA.

Adapun format ANAVA sebagai berikut.

Format ANAVA

Sumber Variasi SS Dk Varians

Siswa/Testi SSt∑dt2 N-1

Penguji SSp∑d2p K-1 -

Kekeliruan SSk∑d2kk (N-1)(K-1)

Setelah itu, dilakukan penghitungan reliabilitasnya dengan rumus:

Keterangan:

r11 : reliabilitas yang dicari Vt : Variansi dari testi Vkk : Variansi dari kekeliruan

(30)

Tabel 3.4

Tabel Guilford

Nilai Tingkat Korelasi

< dari 0,20 Tidak ada korelasi

0,20-0,40 Korelasi rendah

0,40-0,60 Korelasi sedang

0,60-0,80 Korelasi tinggi

0,80-0,99 Korelasi tinggi sekali

1,00 Korelasi sempurna

4) Melakukan uji normalitas nilai menulis cerpen siswa hasil prates dan pascates dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat. Rumus Chi-kuadrat yang digunakan adalah sebagai berikut.

(Sugiyono, 2009:107)

Keterangan: = Chi Kuadrat

= Frekuensi yang diobservasi = Frekuensi yang diharapkan

Selanjutnya, menentukan nilai tabel dari daftar Chi Kuadrat dan membandingkan harga dengan dengan bantuan tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Untuk menentukan kriteria uji normalitas menggunakan ketentuan sebagi berikut.

(31)

49

Ani Andriyani, 2013

5) Melakukan uji homegenitas

Pengujian homogenitas sampel sangat penting jika peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitiannya serta penelitian yang data penelitiannya diambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi (Arikunto, 2010:364). Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan (homogenitas) variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.

Uji homogenitas varian berdasarkan rata-rata prates dan pascates dengan menggunakan rumus:

Vk Vb FHitung

(Sugiyono, 2009:140)

Keterangan:

= nilai yang dicari

Vb = varian terbesar Vk = varian terkecil

Data akan dinyatakan homogen jika <

6) Melakukan pengujian hipotesis

(32)

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

t =

(Arikunto, 2010 : 354)

Melakukan uji hipotesis dengan taraf signifikan (α) = 0,05 dan derajat kebebasan yang telah ditentukan sebelumnya.

Kriteria pengujian hipotesis yaitu sebagai berikut. Jika < maka Ha ditolak

Jika > maka Ha diterima 7) Menarik Kesimpulan

Setelah mengolah data menggunakan rumus-rumus statistik yang diperlukan, maka peneliti menyimpulkan hasil penelitian agar lebih bermakna.

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi tafsiran mengenai istilah yang digunakan oleh penulis. Definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Pembelajaran menulis cerpen adalah suatu proses belajar keterampilan

menulis yang mencakup kegiatan mengamati, berimajinasi dan menggambarkan sebuah perasaan serta pengalaman dalam bentuk cerita pendek.

(33)

Ani Andriyani, 2013

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa simpulan berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang penulis lakukan. Simpulan ini merupakan jawaban terhadap permasalah yang telah dikemukakan dalam subbab 1.4. Di samping itu, penulis juga mengemukakan saran-saran yang berhubungan dengan alternatif pemilihan teknik pembelajaran menulis cerpen.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan, yaitu sebagai berikut.

1) Kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan berupa teknik Drama Menggantung berada pada kategori cukup. Hal ini terlihat dari rata-rata prates kemampuan menulis cerpen siswa sebesar 69,7 yang berada di antara 51-70 dengan kategori cukup. Setelah diberi perlakuan berupa teknik Drama Menggantung, kemampuan siswa dalam menulis cerpen di kelas eksperimen berada pada kategori baik. Hal ini terlihat dari rata-rata pascates kemampuan menulis cerpen siswa di kelas tersebut sebesar 85,5 yang berada di antara 71-90 dengan kategori baik. Peningkatan tersebut terjadi karena aspek pengaluran yang dikemukakan pada cerpen siswa pada saat pascates lebih padu dan lebih jelas daripada hasil cerpen pada saat kegiatan prates.

(34)

cerpen sebesar 75,9 yang berada di antara 71-90 dengan kategori baik. Peningkatan tersebut terjadi karena penggunaan ejaan dan tanda baca dalam penulisan kalimat langsung pada cerpen siswa saat pascates sudah tepat penggunaannya, dibandingkan dengan penggunaan ejaan pada cerpen siswa saat kegiatan prates.

3) Berdasarkan perhitungan pembuktian hipotesis dengan dk = 58, dan taraf kesalahan 5% atau taraf kepercayaan 95%, diketahui bahwa harga t hitung lebih besar dari t tabel, yaitu 4,50 > 2,23. Hal tersebut berarti Ha diterima. Adapun Ha, yaitu penerapan teknik Drama Menggantung efektif dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut juga menunjukan terdapat perbedaan rata-rata nilai menulis cerpen di kelas eksperimen dan kelas pembanding yang signifikan. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan teknik Drama Menggantung lebih baik dengan yang tidak menggunakan teknik Drama Menggantung. Hal tersebut terlihat dari peningkatan hasil cerpen siswa pada aspek pengaluran di kelas eksperimen yang menggunakan teknik Drama Menggantung. Dengan demikian, teknik Drama Menggantung efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti merekomendasikan saran sebagai berikut :

1) Peneliti merekomendasikan teknik pembelajaran Drama Menggantung sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen, karena telah terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis cerpen.

(35)

119

Ani Andriyani, 2013

3) Dalam penerapan teknik Drama Menggantung ini, ciptakan suasana kelas yang menarik dengan penataan ruang kelas yang sesuai dengan drama yang ditampilkan. Misalkan dengan menata ruang kelas seperti suasana pedesaan jika drama yang ditampilkan mengenai kehidupan seorang petani. Hal tersebut perlu dilakukan agar siswa lebih tertarik dan fokus untuk menyaksikan drama tersebut.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. (1996). Menulis. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Alwasilah, A.Chaedar dan Senny S. Alwasilah. (2007). Pokoknya Menulis Cara

Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung : PT. Kiblat Buku

Utama.

Aminuddin.(2011). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Anitah, Sri, W, dkk.(2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Kosasih, Engkos. (2011). Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa

Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Kurniawan, Khaerudin. (2012). Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Bandung: CV.Bangkit Citra Persada.

Latifah, Mutia. (2012). “Penggunaan Media Foto Dramatik Untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Cerpen: Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas X-1SMA Kartika Siliwangi Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

(37)

121

Ani Andriyani, 2013

Mulyatiningsih, Endang. (2010). “Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif

dan Menyenangkan”. [Online]. Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-mpd/5cmodel-pembelajaran-paikem22810.pdf [28 Juni 2013]

Mulyono, Yoyo dkk. (1997). Sanggar Sastra. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.

Nugraha, Agung. (2009). “Efektivitas Permainan Simulasi untuk Mengembangkan Komitmen Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA 5 Kota Cimahi Tahun Pelajaran 2008/2009”. Skripsi pada FIP UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rahmawati, Ima Siti.(2012). “Penerapan Teknik Pikir Plus dalam Pembelajaran Menulis Cerpen: Eksperimen Semu di kelas x SMAN 1 Maja tahun ajaran 2012/2013”. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Ratnasari, Lisda.(2011). “Penggunaan Teknik Lingkaran Kecil Lingkaran Besar dalam Pembelajaran Menyimak Berita: Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011”.

Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

(38)

Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Margahayu Tahun Ajaran 2011/2012”. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin.(2009). Perencanaan Pendidikan

Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Setiawan, Ebta. (2013). “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. [Online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/ [ 27 Maret 2013]

Silberman, Melvin. L.(2009). Active Learnig (101 Strategi Pembelajran Aktif). Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Subana. (2009). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia berbagai

Pendekatan, Metode, Teknik dan Media pengajaran. Bandung: Pustaka

Setia.

Sudjana, Nana dan Ibrahim.(2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sudjiman, Panuti. (1990). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: UI-PRESS.

Sudrajat, Akhmad.(2008). “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan

Model Pembelajaran”. [Online]. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/ [24 Maret 2013]

Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

. (2010). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(39)

123

Ani Andriyani, 2013

Sumiyadi. (2010). “Kriteria Penilaian Menulis Cerpen”. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR_PEND_BHS_DAN_SASTRA_IN

DONESIA/196603201991031-SUMIYADI/SUMIYADI/KRITERIA_PENILAIAN_MENULIS_CERPE N.pdf. [28 April 2013]

Suriamiharja, Agus dkk. (1996). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis :Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Penyusun. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Waluyo, Herman J. (2002). Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widya Sari Press.

Widyamarta. (1997). Kreatif Mengarang. Yogyakarta : Kanisius.

Gambar

Desain Penelitian Tabel 3.1 Control Group Pre-Test - Post Test Non Random
Tabel 3.2 Tabel Populasi Penelitian
Tabel 3.3 Penilaian Cerpen Siswa Berdasarkan Skor
Tabel 3.4 Tabel Guilford

Referensi

Dokumen terkait

Unduh Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi No.07 Tahun 2016. Unduh Surat Edaran Pimpinan KPK No.08

Dengan meninjau permasalahan yang dibahas di skripsi ini yaitu Bagaimana hubungan transaksi antara konsumen dengan Ahli Tukang Gigi, Bagaimana tanggung jawab Ahli Tukang

Pengaruh Aktivitas Rekreasi Di Situ Buled Terhadap Motivasi Gerak Dasar Siswa Kelas V SDN 19 Nagri Kaler Kabupaten Purwakarta.. Universitas Pendidikan Indonesia |

MODEL CONCEPTUAL CHANGE PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF SISWA SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

EFEKTIVITAS METODE TARGĪB DAN TARHĪBDALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN IBADAH SALAT. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling rendah di beberapa Kecamatan Dairi yaitu 1,77 di Kecamatan Siempat Nempu Hulu Desa Sungai Raya.. Nilai Tingkat Bahaya Erosi yang paling

Yang berhak mengajar pada semester bersangkutan adalah dosen yang tidak sedang dalam tugas belajar (studi lanjut) atau dosen yang sedang tugas belajar

He continued with an explanation of the Transition Support Program (TSP), a framework for budgetary support from the Development Partners, for 3 years. He provided a brief report