PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE PADEPOKAN DAYANG SUMBI BANDUNG
(Sensus Kepada Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
Oleh
Diany Junita Chandra 0807192
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ABSTRAK
Diany Junita Chandra, 0807192, Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung. (Sensus Kepada Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi) di bawah bimbingan Dr. Elly Malihah, M.Si dan Oce Ridwanudin, SE.,MM.
Perkembangan industri pariwisata di Indonesia terus mendapatkan perhatian utama dalam perekonomian Indonesia. Saat ini, industri pariwisata Indonesia sedang memasuki era baru yang berskala besar dan global serta dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian Indonesia. Wilayah di Jawa Barat yang cukup banyak memiliki beragam destinasi wisata ialah Kabupaten Bandung. Salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung yang memiliki potensi di sektor pariwisata adalah Kecamatan Cimenyan yang berada di wilayah Bandung Timur. Kecamatan Cimenyan memiliki beberapa potensi pariwisata yang salah satunya adalah Padepokan Dayang Sumbi. Padepokan Dayang Sumbi merupakan suatu tempat wisata yang menawarkan kepada wisatawan tak hanya sekadar mendapat kesenangan saat berwisata tapi juga akan memperoleh tambahan ilmu, khususnya ilmu tentang sutera. Pada tahun 2011 Padepokan Dayang Sumbi mengalami penurunan kunjungan. Salah satu cara yang dilakukan Padepokan Dayang Sumbi untuk meningkatkan keputusan berkunjung adalah dengan melakukan perubahan dari segi ambient conditions, spatial layout and functionality, dan sign, symbol and artifact. Pada teori pemasaran hal ini dinamakan servicescape. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran servicescape, gambaran keputusan berkunjung dan pengaruh servicescape terhadap keputusan berkunjung. Objek dalam penelitian ini adalah instansi yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung, dengan jumlah populasi sebanyak 78 instansi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah servicescape (X). Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah keputusan berkunjung (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif, penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang digunakan adalah cross sectional method. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan program SPSS 18.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan servicescape berpengaruh terhadap keputusan berkunjung. Adapun rekomendasi untuk perusahaan dalam meningkatkan keputusan berkunjung adalah dengan dengan melengkapi peralatan pendukung untuk memenuhi kebutuhan pengunjung, seperti alat peraga berupa tempat menyimpan kepompong (seriprime) untuk mendukung pada saat menjelaskan mengenai proses ulat sutera dan menyesuaikan alunan musik yang diputar sesuai dengan tema dari Padepokan Dayang Sumbi.
ABSTRACT
Diany Junita Chandra, 0807192, Influence of Servicescape to Decision for Visit Padepokan Dayang Sumbi Bandung. (Census to the Institution Who Visit
Padepokan Dayang Sumbi) under the guidance Dr. Elly Malihah, M.Si and Oce Ridwanudin, SE.,MM.
The development of the tourism industry in Indonesian continues to receive major attention in the Indonesian economy. Currently, Indonesia's tourism industry is entering a new era of large-scale, global, and can make a significant contribution to the Indonesian economy. The area in West Java which pretty much has a variety of tourist destinations is Bandung Regency. One of the districts in Bandung which has potential in the tourism sector is the Sub-district Cimenyan who are in East Bandung. Sub-district Cimenyan has some potential for tourism, one of which is Padepokan Dayang Sumbi. Padepokan Sumbi Dayang is a tourist spot that offers the tourists do not just have fun when visit Padepokan Dayang Sumbi, but also will gain additional knowledge, especially knowledge about silk. In 2011 Padepokan Dayang Sumbi visit decreased. One way that made Padepokan Dayang Sumbi to enhance visit decision is make changes in terms of ambient conditions, spatial layout and functionality, and a sign, symbol and artifact. In marketing theory this is called servicescape. This study aims to reveal the servicescape, image-making visit and servicescape influence on the decision to visit. Objects in this study is the Institution. Padepokan Dayang Sumbi visiting Bandung, with a population of as many as 78 Institution. The independent variable in this study is the servicescape (X). The dependent variable in this study is the decision of visit (Y). The method used in this research is descriptive and verification, this study done in less than one year, the method used is the cross sectional method. The sampling technique used was saturated sampling and data analysis technique used is multiple regression with SPSS 18.0 for windows. Results showed servicescape affect the visit decision. The recommendation for the company to improve visit decision with support complement equipment to meet the needs of visitors, such as a place to props form a cocoon (seriprime) to support at the time to explain the process of silkworms and adjust the music being played in accordance with the theme of Padepokan Dayang Sumbi.
DAFTAR ISI COVER
ABSTRAK ... i
ABSTRACT…….. ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka... ... 13
2.1.1 Servicescape Bagian dari Physical Evidence ... 13
2.1.1.1 Physical Evidence (Bukti Fisik) ... 21
2.1.1.2 Konsep Servicescape ... 22
2.1.1.3 Peran Servicescape ... 25
2.1.1.4 Dimensi Servicescape ... 27
2.1.2 Keputusan Berkunjung ... 28
2.1.2.1 Definisi Keputusan Berkunjung ... 28
2.1.2.2 Langkah-langkah Pengambilan Keputusan Konsumen ... 29
2.1.2.3 Dimensi Keputusan Berkunjung ... 32
2.1.3 Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ... 33
2.1.4 Resume Penelitian Terdahulu dan Orisinalitas Penelitian ... 34
2.2 Kerangka Pemikiran ... 36
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 42
3.2 Metode Penelitian ... 43
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 43
3.2.2 Operasional Variabel ... 44
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 47
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel ... 48
3.2.4.1 Populasi ... 48
3.2.4.2 Sampel ... 50
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.2.6 Hasil Pengujian Realibilitas dan Validitas ... 52
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 52
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 54
3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 56
3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 56
3.2.7.2 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi... ... 62
4.1.1 Profil Perusahaan ... 62
4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 62
4.1.1.2 Sejarah Perusahaan ... 62
4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 64
4.1.2 Profil Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 64
4.1.2.1 Keterkaitan Karakteristik Jenis Instansi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 68
4.1.2.2 Keterkaitan Karakteristik Jenis Instansi Berdasarkan Usia dan Pendidikan Terakhir ... 70
4.1.3.1 Jumlah Kunjungan Intansi ke Padepokan Dayang
Sumbi ... 71
4.1.3.2 Daya Tarik Instansi Menurut Informasi Mengenai Padepokan Dayang Sumbi ... 72
4.1.3.3 Pengalaman yang Didapat Setelah Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 74
4.1.3.4 Alasan Instansi Memilih Padepokan Dayang Sumbi ... 75
4.2 Tanggapan Instansi Terhadap Servicescape ... 76
4.2.1 Tanggapan Instansi Terhadap Ambient Conditions ... 79
4.2.2 Tanggapan Instansi Terhadap Spatial Layout and Functionality ... 81
4.2.2 Tanggapan Instansi Terhadap Signs, Symbol, and Artifacts ... 84
4.3 Tanggapan Instansi Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 86
4.4 Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... ... 93
4.4.1 Hasil Pengujian Asumsi Regresi ... 93
4.4.1.1 Hasil Uji Asumsi Normalitas ... 93
4.4.1.2 Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas ... 95
4.4.1.3 Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas ... 96
4.4.1.4 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 97
4.4.1.5 Pengujian Model FIT dengan Data (ANOVA/Ujia F) ... 99
4.4.1.6 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikasi Secara Parsial (Uji t) ... 99
4.4.1.7 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ... 101
4.5 Implikasi Hasil Penelitian... 102
4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 102
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan ... ... 105
5.2 Rekomendasi ………. ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 109
DAFTAR TABEL
No Judul Tabel Hal
1.1 Data Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Jawa Barat Tahun 2007-2010 ... 2
1.2 Data Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Kabupaten Bandung 2007-2010... 4
1.3 Potensi Pariwisata di Kecamatan Cimenyan ... 5
1.4 Daftar Harga Paket Wisata di Padepokan Dayang Sumbi ... 6
1.5 Data Grup yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Tahun 2008-2011... 7
2.1 Elemen-elemen Physical Evidence ... 21
2.2 Typology of Servicescape ... 24
2.3 Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ... 34
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 45
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 48
3.3 Data Jumlah Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 49
3.4 Daftar Instansi yang Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Tahun 2011 ... 49
3.5 Hasil Pengujian Validitas Variabel (X) Servicescape dan Variabel (Y) Keputusan Berkunjung ... 53
3.6 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel (X) Servicescape dan Variabel (Y) Keputusan Berkunjung ... 56
4.1 Nama Instansi dan Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 65
4.2 Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 68
4.3 Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Berdasarkan Usia dan Pendidikan Terakhir ... 70
4.4 Alasan Instansi memilih Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 75
4.5 Rekapitulasi hasil penelian servicescape ... 78
4.6 Tanggapan Instansi Terhadap Temperature ... 79
4.7 Tanggapan Instansi Terhadap Lighting ... 80
4.8 Tanggapan Instansi Terhadap Music ... 81
4.10 Tanggapan Intansi Terhadap Peralatan ... 82
4.11 Tanggapan Intansi Terhadap Furniture ... 83
4.12 Tanggapan Instansi Terhadap Fungsional ... 84
4.13 Tanggapan Instansi Terhadap Signs ... 85
4.14 Tanggapan Instansi Terhadap Labels ... 86
4.15 Rekapitulasi Keputusan Berkunjung ... 87
4.16 Tanggapan Intansi Terhadap Pilihan Produk ... ……….. 88
4.17 Tanggapan Instansi Terhadap Pilihan Merek ... 89
4.18 Tanggapan Instansi Terhadap Pilihan Penyalur ... 90
4.19 Tanggapan Instansi Terhadap Waktu Kunjungan ... 91
4.20 Tanggapan Instansi Terhadap Metode Pembayaran ... 92
4.21 Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas ... 97
4.22 Hasil Analisis Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ... 98
4.23 Hasil Output ANOVA ……… ... 99
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Hal
2.1 Four Service Characteristic ... 14
2.2 Tiga Jenis Pemasaran Jasa ... 19
2.3 Five-Stage Model of the Consumer Buying Process ... 29
2.4 Steps between Evaluation of Alternatives and a Purchase Decision ... 31
2.5 Kerangka Pemikiran Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung ... 39
2.6 Paradigma Penelitian Pengaruh Servicescape Terhadap Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung ... 40
3.1 Regresi Berganda ... 60
4.1 Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 67
4.2 Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 69
4.3 Jenis Instansi Pengambil Keputusan Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Berdasarkan Usia dan Pendidikan Terakhir ... 71
4.4 Jumlah Kunjungan Instansi ke Padepokan Dayang Sumbi ... 72
4.5 Informasi mengenai Padepokan Dayang Sumbi ... 73
4.6 Pengalaman yang Didapat Setelah Berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi ... 74
4.7 Tanggapan Pengunjung Terhadap Servicescape ... 77
4.8 Tanggapan Pengunjung Terhadap Keputusan Berkunjung ... 87
4.9 Histogram Dependent Variable Keputusan Berkunjung... 94
4.10 Normal Probability Plot ... 95
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pengembangan industri pariwisata di Indonesia terus mendapatkan
perhatian utama dalam perekonomian Indonesia. Saat ini, industri pariwisata
Indonesia sedang memasuki era baru yang berskala besar dan global serta dapat
memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, pengelolaan pariwisata Indonesia sudah selayaknya
dilakukan dengan tata kelola destinasi pariwisata (Destination Management
Organization/DMO) yang terencana, dapat diukur, lentur dan padu serta memiliki
prospektif yang baik. Tanpa adanya tata kelola yang baik, maka pengembangan
destinasi pariwisata Indonesia akan sulit untuk dilakukan
(http://pariwisatindonesia.net).
Indonesia memiliki 33 Provinsi yang mempunyai beragam potensi
pariwisata. Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi yang besar
untuk dikunjungi oleh para wisatawan adalah Jawa Barat. Hal ini disebabkan
karena pengembangan pariwisata Jawa Barat didukung oleh keberagaman budaya
dan pesona alam yang memikat dari tiap kota dan kabupatennya.
Jawa Barat memiliki potensi pariwisata yang begitu beragam, baik dari sisi
produk wisata maupun pasar wisatawan, dengan alam dan budaya yang dimiliki,
Jawa Barat menawarkan berbagai daya tarik wisata. Jawa Barat kaya akan sumber
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Pada Tabel 1.1 dijelaskan
bahwa tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata.
TABEL 1.1
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA KE JAWA BARAT TAHUN 2007-2012
Tahun Wisatawan Nusantara
Pertumbuhan (%) Wisnus
2007 23.859.547
2008 23.782.802 -0,3
2009 24.075.027 1,2
2010 25.066.687 4,1
2011 25.781.420 2,9
Sumber : BPS (diolah kembali oleh P2DSJ), 2012
Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, jumlah
wisatawan nusantara yang berkunjung ke Jawa Barat sempat mengalami
penurunan. Berdasarkan Tabel 1.1 Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa
Barat pada tahun 2007 sebanyak 23.859.547 wisatawan yang pada tahun 2008
mengalami penurunan dengan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke
Jawa Barat hanya sebanyak 23.782.802 wisatawan. Namun hal tersebut tidak
berlangsung lama, pada tahun 2009 sampai tahun 2011 jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Jawa Barat terus mengalami peningkatan. Hal ini membawa
dampak positif bagi perkembangan sektor pariwisata di Jawa Barat.
Melihat fenomena tersebut, pengembangan kawasan-kawasan pariwisata
yang terdapat di Provinsi Jawa Barat harus dilakukan dengan maksimal.
Pengembangan potensi pariwisata dapat dilakukan baik secara internal maupun
3
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing destinasi pariwisata di
Jawa Barat. Pengembangan pariwisata secara internal diharapkan dapat
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar destinasi pariwisata dengan
cara memanfaatkan kelebihan yang dimiliki objek daya tarik wisata sehingga
dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Pengembangan
secara eksternal dilakukan dengan memperhatikan peluang dan ancaman yang
terdapat pada setiap destinasi pariwisata di Jawa Barat.
Wilayah di Provinsi Jawa Barat memiliki destinasi wisata yang cukup
beragam. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009
tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa destinasi pariwisata merupakan kawasan
geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang dalamnya
terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Sedangkan wisatawan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10
tahun 2009 tentang kepariwisataan wisatawan adalah orang yang melakukan
wisata. Wilayah di Jawa Barat yang cukup banyak memiliki beragam destinasi
wisata ialah Kabupaten Bandung. Terlihat dari jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Kabupaten Bandung seperti yang terlihat pada Tabel 1.2 sebagai
TABEL 1.2
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA KE KABUPATEN BANDUNGTAHUN 2007-2011
Tahun Wisatawan Nusantara
Pertumbuhan (%) Wisnus
2007 3.277.073
2008 3.342.044 2.0
2009 3.632.011 8.7
2010 4.021.239 10.7
2011 4.542.458 13
Sumber : Disbudpar Kabupaten Bandung, 2012
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan nusantara
yang berkunjung ke Kabupaten Bandung mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Pada tahun 2007 jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kabupaten
Bandung sebanyak 3.277.073 wisatawan dan jumlah tersebut mengalami
peningkatan setiap tahunnya terlihat pada tahun 2011 jumlah kunjungan
wisatawan nusataran yang berkunjung sebanyak 4.542.458 wisatawan.
Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 277
desa dan kelurahan (pasca-pemekaran). Pusat pemerintahan terletak di Kecamatan
Soreang. Salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung yang memiliki potensi di
sektor pariwisata adalah Kecamatan Cimenyan yang berada di wilayah Bandung
Timur. Wilayah yang masuk kedalam Kecamatan Cimenyan ialah Cibeunying,
Ciburial, Cikadut, Cimenyan, Mandalamekar, Mekarmanik, Mekarsaluyu,
5
daerah Bojongkoneng hingga perbatasan Cilengkrang. Kecamatan Cimenyan
memiliki beberapa potensi pariwisata yang dapat dilihat pada Tabel 1.3.
TABEL 1.3
POTENSI PARIWISATA DI KECAMATAN CIMENYAN
No. Objek Wisata
Lokasi 1 Mountain View Golf Resor Dago Pakar Desa Mekarsaluyu
2 Padepokan Dayang Sumbi Desa Mekarmanik
3 Caringin Tilu Kelurahan Padasuka
4 Oray Tapa Desa Mekarmanik
5 Budi Daya Madu Desa Ciburial
Sumber: www.kecamatancimenyan.wordpress.com
Berdasarkan Tabel 1.3, Kecamatan Cimenyan memiliki beberapa potensi
pariwisata yang salah satunya adalah Padepokan Dayang Sumbi. Padepokan
Dayang Sumbi terletak di Jl. Arcamanik Sindanglaya km.4, Kampung
Pamoyanan, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Bandung Timur.
Padepokan Dayang Sumbi merupakan suatu tempat wisata yang
menawarkan kepada wisatawan tak hanya sekadar mendapat kesenangan saat
berwisata tetapi juga memberikan wisatawan tambahan ilmu, khususnya ilmu
tentang kain sutera. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri untuk
Padepokan Dayang Sumbi.
Wisatawan yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi dapat melihat
proses pembuatan kain sutera dari tahap awal penangkaran bermula dari penetasan
yang kemudian menjadi larva, setelahnya berubah menjadi ulat hingga pada tahap
kepompong. Berlanjut ke proses pemintalan kepompong menjadi benang sampai
penenunan kain sutera dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Pendalaman
materi kegiatan disesuaikan dengan tingkatan kelompok usia yang berkunjung ke
Melalui jenis wisata yang berkonsep edukasi yang ditawarkan oleh
Padepokan Dayang Sumbi diharapkan akan membentuk pemahaman wisatawan
mengenai sutera. Hal ini memberikan pada anak-anak dan generasi muda
pengalaman yang unik. Di mana mereka tidak hanya mendengar secara teori saja
tentang proses pembuatan kain sutera tapi juga dapat bersentuhan langsung
dengan hewan yang menghasilkan serat sutera yaitu ulat sutera. Oleh karena itu,
para wisatawan yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi mendapatkan
ilmu atau pelajaran yang baru tanpa merasa bosan.
Padepokan Dayang Sumbi ini terletak di daerah pegunungan yang tidak
terlalu jauh dari kota dengan udara yang segar, pemilihan tempat di Desa
Mekarmanik dikarenakan pemeliharaan ulat sutera yang baik minimal berada 700
meter di atas permukaan laut dengan suasana yang cukup tenang dan cukup
tanaman murbei sebagai bahan makanan ulat sutera juga harus terbebas dari
polusi. Paket wisata yang ditawarkan Padepokan Dayang Sumbi relatif murah
dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini :
TABEL 1.4
DAFTAR HARGA PAKET WISATA PADEPOKAN DAYANG SUMBI
Paket Wisata Kapasitas Fasilitas Harga Tiket
Paket Kupu Sutera
- Pengenalan Budidaya Ulat Sutera - Meninjau Rumah Ulat Sutera - Reeling Benang Sutera - Penenunan Kain Sutera - LKS
- Tangkap Jangkrik
- Mini Lomba (balap karung dan bakiak)
- Bermain Dengan Kelinci Di Halaman Kelinci
- Cinderamata (buku ulat sutera, stek pohon murbei dan gantungan kunci kepompong ulat sutera)
Rp. 55.000,- / peserta
7
Lanjutan Tabel 1.4
Paket Wisata Kapasitas Fasilitas Harga Tiket
Paket Ulat Sutera
- Pengenalan Budidaya Ulat Sutera - Meninjau Rumah Ulat Sutera - Reeling Benang Sutera - Penenunan Kain Sutera - LKS Tangkap Jangkrik - Mini Lomba (balap karung dan
bakiak)
- Bermain Dengan Kelinci Di Halaman Kelinci
- Cinderamata (buku ulat sutera, stek pohon murbei dan gantungan kunci kepompong ulat sutera)halaman kelinci.
- Pengenalan Budidaya Ulat Sutera - Meninjau Rumah Ulat Sutera - Reeling Benang Sutera - Penenunan Kain Sutera - LKS
- Tangkap Jangkrik
- Mini Lomba (balap karung dan bakiak)
- Bermain Dengan Kelinci Di Halaman Kelinci
Rp. 25.000,- / peserta
Minimum 60 peserta
Sumber: Padepokan Dayang Sumbi, 2012
Berdasarkan pada Tabel 1.4 harga yang ditawarkan pada setiap paket
wisata yang ditawarkan relatif murah dibandingkan dengan objek wisata lainnya.
Fasilitas yang ditawarkan oleh Padepokan Dayang Sumbi cukup lengkap dan
menarik wisatawan untuk berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi. Jumlah
Instansi yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi dari tahun 2008-2011
dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut ini:
TABEL 1.5
DATA INSTANSI YANG BERKUNJUNG KE PADEPOKAN DAYANG SUMBI TAHUN 2008-2011.
Lanjut ke halaman berikutnya
No. Tahun Jumlah Jumlah Pertumbuhan
Instansi Orang (%)
1. 2008 60 6678
2. 2009 72 6711 0.49%
Lanjutan Tabel 1.5
No. Tahun
Jumlah Instansi
Jumlah Orang
Pertumbuhan (%)
4. 2011 78 6721 -3.50%
Total 296
Sumber: Padepokan Dayang Sumbi, 2012
Berdasarkan Tabel 1.5, terlihat jumlah instansi yang berkunjung ke
Padepokan Dayang Sumbi pada tahun 2011 mengalami penurunan dari tahun
2010. Pada tahun 2010 jumlah instansi yang berkunjung sebanyak 86 instansi.
Namun pada tahun 2011 jumlah instansi yang berkunjung berkurang sebanyak 8
instansi atau berkurang sebanyak 3,50% menjadi sebanyak 78 instansi.
Terjadinya penurunan presentase wisatawan yang berkunjung ke
Padepokan Dayang Sumbi dikarenakan terdapat objek wisata yang sejenis dimana
sama-sama berkonsep pendidikan, seperti Observatorium Bosscha di Lembang,
Bandung dan Saung Angklung Udjo di Padasuka, Bandung.
Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak pengelola, penurunan terjadi
karena adanya keterbatasan daya tampung di Ruang Audio Visual karena hanya
dapat menampung kurang dari 100 orang, sehingga pada akhir tahun 2011 pihak
pengelola membuat Ruang Audio Visual yang lebih besar yang dapat menampung
kurang lebih 300 orang. Selain itu, ada beberapa fasilitas fisik yang dinilai kurang
nyaman. Berdasarkan hal tersebut, selain mengalami masalah penurunan yang di
akibatkan oleh munculnya kompetitor, Padepokan Dayang Sumbi mengalami
masalah dengan fasilitas yang ada.
Mengatasi permasalahan yang tersebut, pihak Padepokan Dayang Sumbi
9
melakukan personal selling, dimana pihak Padepokan Dayang Sumbi
mengirimkan perwakilannya untuk berkunjung ke instansi-instansi untuk
memperkenalkan dan menjelaskan secara detail mengenai paket-paket wisata dan
fasilitas-fasilitas yang ada di Padepokan Dayang Sumbi secara langsung. Selain
itu, pihak Padepokan Dayang Sumbi melakukan kegiatan gathering dengan
mengundang perwakilan dari instansi untuk berkunjung ke Padepokan Dayang
Sumbi secara gratis. Hal ini dilakukan agar perwakilan instansi dapat merasakan
fasilitas yang ada di Padepokan Dayang Sumbi. Upaya-upaya tersebut harus
didukung oleh fasilitas fisik yang baik.
Oleh karena itu, pihak Padepokan Dayang Sumbi pada saat ini sedang
berupaya melakukan perubahan fasilitas fisik yang dalam teori pemasaran hal ini
dinamakan servicescape. Servicescape menurut Fitzsimmons (2011:154)
merupakan fasilitas fisik dalam pelayanan yang di desain untuk kebutuhan tamu
untuk mempengaruhi perilaku tamu dan memuaskan tamu dimana desain fasilitas
fisik akan memberikan dampak yang positif terhadap tamu dan karyawan.
Wisatawan membutuhkan fasilitas fisik (servicescape) yang baik untuk
memenuhi kebutuhannya pada saat berkunjung, sedangkan bagi pengelola
merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada wisatawan. Servicescape menurut
Fitzsimmons (2011:157) terdiri dari tiga unsur, yaitu:
1. Ambient Conditions
Didefinisikan sebagai dimensi yang berhubungan dengan latar belakang
lingkungan, seperti suhu, pencahayaan, suara, musik, dan aroma yang
Pada unsur ambient conditions pihak Padepokan Dayang Sumbi telah
melakukan perubahan pada ruang audio dan rumah ulat yang atapnya
menggunakan kirai sehingga ruangan tersebut terasa lebih sejuk dari
sebelumnya dan kelembabannya terjaga.
2. Spatial layout and Functionality
Meliputi penempatan peralatan, furniture dan hubungan diantaranya
menciptakan tata ruang dan fungsional untuk pelayanan.
Pada unsur spatial layout and functionality pihak Padepokan Dayang
Sumbi melakukan perubahan dengan mengganti furniture yang ada di
ruang produk, yaitu meja tempat display produk digantikan dengan lemari
kaca sehingga produknya pun dapat terlihat menarik dan terbebas dari
debu.
3. Signs, Symbols and, Artifacts
Segala sesuatu yang terdapat dalam lingkungan fisik yang berfungsi
sebagai sinyal secara langsung atau tidak langsung untuk
mengkomunikasikan norma dan perilaku yang diterima.
Pada unsur Sign, symbol and artifact pihak Padepokan Dayang Sumbi
melakukan perubahan dengan memberi tanda disetiap ruangan yang ada di
Padepokan Dayang Sumbi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh servicescape yang ditawarkan Padepokan Dayang Sumbi dapat
11
mengenai “PENGARUH SERVICESCAPE TERHADAP KEPUTUSAN
BERKUNJUNG KE PADEPOKAN DAYANG SUMBI BANDUNG”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas,
maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana servicescape yang terdiri dari ambient conditions, spatial
layout and functionality, sign, symbols and artifacts di Padepokan
Dayang Sumbi Bandung.
2. Bagaimana keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi
Bandung.
3. Bagaimana pengaruh servicescape yang terdiri dari ambient
conditions, spatial layout and functionality, signs symbols & artifacts
terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi
Bandung.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh gambaran mengenai servicescape yang terdiri dari
ambient conditions, spatial layout andfunctionality, sign, symbols and
artifacts di Padepokan Dayang Sumbi Bandung.
2. Untuk memperoleh gambaran mengenai keputusan berkunjung ke
Padepokan Dayang Sumbi Bandung.
symbols & artifacts terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan
Dayang Sumbi Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari kegunaan akademik
(teoritik) dan kegunaan praktis (empirik).
a. Kegunaan Teoritis
Memberikan masukan Ilmu mengenai kepariwisataan pada jurusan
Manajemen Pemasaran Pariwisata khususnya manajemen pemasaran
destinasi serta dapat memberikan saran bagi peneliti selanjutnya dalam
mengembangkan kajian mengenai ilmu pemasaran khususnya
mengenai Servicescape dan keputusan berkunjung.
b. Kegunaan Praktis ( Empirik)
1. Memberikan masukan bagi pihak Padepokan Dayang Sumbi untuk
meningkatkan servicescape sehingga dapat menarik minat untuk
berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi Bandung.
2. Menjadikan masukan bagi Padepokan Dayang Sumbi untuk
meningkatkan kinerja Padepokan Dayang Sumbi sebagai upaya
untuk meningkatkan keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai servicescape terhadap keputusan
berkunjung. Menurut Sugiyono (2010:59), variabel bebas adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya
variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi variabel bebas (independent
variable) adalah servicescape atau variabel X, yang terdiri dari tiga dimensi yaitu
Ambient conditions (X1), Spatial layout and functionality (X2), dan Sign, symbols
and artifact (X3). Varibel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variable terikat (dependent
variable) atau variabel Y adalah keputusan berkunjung yang terdiri dari
pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penyalur, waktu berkunjung, dan
metode pembayaran.
Unit analisis yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah para
instansi yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi. Penelitian ini dilakukan
dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka pendekatan yang digunakan
Cross sectional method adalah metode penelitian yang mempelajari objek dalam
kurun waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan
responden mengenai variabel-variabel tersebut dan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh servicescape terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan
3.2 Metode Penelitian
Metode Penelitian menurut Sugiyono (2010:2) merupakan cara ilmiah
yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan
tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris yang
mempunyai kriteria tertentu yaitu valid (ketepatan). Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional (masuk akal),
empiris (dapat diamati oleh indera manusia), dan sistematis (proses penelitian
menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis).
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Freddy Rangkuti (2011:17),
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menjelaskan karakteristik
pasar. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang
gambaran mengenai servicescape dan keputusan berkunjung di Padepokan
Dayang Sumbi.
Penelitian verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan mencari hubungan
antara sebab dan akibat (Sugiyono, 2011:24). Adapun penelitian verifikatif pada
dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui
pengumpulan data di lapangan. Dalam penelitian ini, penelitian verifikatif
bertujuan untuk mengetahui pengaruh servicescape terhadap keputusan
44
Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif
yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey.
Menurut Sugiyono (2010:11) bahwa:
Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.
Penelitian yang menggunakan metode ini yaitu informasi dari populasi
dikumpulkan langsung ditempat secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui
pendapat dari populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Penelitian ini
dilakukan pada satu saat tertentu yang dinamakan cross sectional (Freddy
Rangkuti, 2011:20). Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu
tahun.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah pengaruh Servicescape (X)
yang tediri dari ambient conditions(X1), spatial layout and functionality (X2) dan
signs symbols & artifacts (X3) terhadap keputusan berkunjung (Y). Secara lebih
rinci operasionalisasi masing-masing variabel itu dapat terlihat dalam Tabel 3.1
TABEL 3.1
Servicescape adalah fasilitas fisik dalam pelayanan yang di desain untuk kebutuhan tamu untuk mempengaruhi perilaku tamu dan memuaskan tamu dimana desain fasilitas fisik akan memberikan dampak yang positif terhadap tamu dan karyawan
Fitzsimmons (2011:154).
Tingkat kesesuaian suhu di Padepokan Dayang Sumbi
Tingkat pencahayaan di area Padepokan Dayang
Tingkat kesesuaian tata ruang di Padepokan Dayang Sumbi
Tingkat kelengkapan peralatan pendukung di ruangan audio video (LCD, sound system,
46
Tingkat kejelasan tanda atau petunjuk arah ke Padepokan Dayang Sumbi
Tingkat kejelasan petunjuk arah di dalam area Padepokan Dayang Sumbi
Tingkat kejelasan label penanda ruangan atau fasilitas yang ada di Padepokan Dayang
Purchase decision is in the evaluation stage, the consumers from preferences among the brands in the choice set and may also from an intention to buy the most
preferred brand. Kotler dan Keller (2012:170) Pilihan
Lanjutan Tabel 3.1
Kunjungan saat hari libur
Kunjungan saat hari kerja
Sumber: Pengolahan Data, 2012
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan sumber data yang diperlukan untuk
penelitian. Sumber data tersebut dapat diperoleh, baik secara langsung (data
primer) maupun tidak langsung (data sekunder), yaitu:
1. Data Primer menurut Ulber Silalahi (2009:289) adalah suatu objek atau
dokumen original-material mentah dari pelaku yang disebut
48
2. Data Sekunder menurut Ulber Silalahi (2009:291) adalah merupakan
data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang
selanjutnya diterangkan pada Tabel 3.2 .
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No Data Sumber Data Jenis Data
1. Statistik kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara Di Jawa Barat 2007 – 2010
Badan Pusat Statistik, 2011
Data Sekunder
2. Statistik kunjungan wisatawan di Kabupaten Bandung 2007-2011
Disbudpar Kabupaten Bandung, 2010
Data Sekunder
3. Potensi pariwisata di Kecamatan Cimenyan
Kecamatan Cimenyan, 2012
Data Sekunder
4. Data wisatawan dan instansi yang berkunjung di Padepokan Dayang Sumbi 2008-2011
Padepokan Dayang Sumbi, 2012
Data Sekunder
5. Tanggapan wisatawan mengenai Servicescape
Padepokan Dayang Sumbi, 2012
Data Primer
6. Tanggapan wisatawan mengenai keputusan berkunjung
Padepokan Dayang Sumbi, 2012
Data Primer
Sumber : Hasil pengolahan data dan referensi 2012
3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel 3.2.4.1 Populasi
Setiap kegiatan penelitian senantiasa memerlukan sumber data. Data yang
diperoleh dari lapangan untuk kemudian dianalisis dan digunakan untuk
menjawab masalah yang diteliti atau untuk menguji hipotesis. Menurut Sugiyono
(2010:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi juga
diartikan sebagai kelompok elemen yang lengkap, biasanya berupa orang, objek,
menjadikannya objek penelitian. Jadi seorang peneliti harus menentukan populasi
terlebih dahulu untuk menjadi sasaran penelitiannya.
Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka yang menjadi populasi
pada penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung di Padepokan Dayang
Sumbi dalam kurung waktu satu tahun. Populasinya diambil dari kunjungan
instansi ke Padepokan Dayang Sumbi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 78 instansi.
TABEL 3.3
DATA JUMLAH INSTANSI YANG BERKUNJUNG KE PADEPOKAN DAYANG SUMBI
Sumber : Padepokan Dayang Sumbi, 2012
Berikut ini daftar instansi yang berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi tahun 2011 :
TABEL 3.4
DAFTAR INSTANSI YANG BERKUNJUNG KE PADEPOKAN DAYANG SUMBI TAHUN 2011
No. Nama Instansi No. Nama Instansi
1 TK Az-Zahra 41 SD Santo Yusuf
2 Smile Kids 42 SD Salman AlFarisi
3 SD Indriyasana 43 SDN Banjarsari
4 Bandung Internatinal School 44 TK Anglia
5 SDK 5 BPK Penabur 45 TK Cerdas Muthahari
Lanjut Ke Halaman Berikutnya
No. Tahun Jumlah
Instansi
1. 2009 72
2. 2010 86
50
Lanjutan Tabel 3.4
14 Panti Asuhan Wisma Putra 54 SD BPK Singgasana
15 SDK Trimulia 55 SD Bintang Mulia
27 TK Permata Hati Padalarang 67 Sekolah Alam Bandung
28 TK Biruni 68 SD Plus Nuri Halli 34 TK Kemala Bhayangkari 74 SD Tunas Unggul 35 TKK BPK Penabur 246 75 TK BPI
Sumber : Padepokan Dayang Sumbi, 2012
3.2.4.2 Sampel
Pengertian sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Menurut
Sugiyono (2010:116) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel pada penelitian ini menggunakan populasi instansi yang
berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi yang berjumlah 78 instansi. Pada
penelitian ini menggunakan sampel jenuh yang istilah lainnya adalah sensus.
Menurut Sugiyono (2010:122) Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk
kepentingan penelitian. Data yang telah terkumpul digunakan untuk menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data secara langsung dari
sumber yang bersangkutan. Wawancara ini dilakukan pada pihak
pengelola Padepokan Dayang Sumbi untuk memperoleh data mengenai
profil perusahaan, fasilitas yang tersedia, dan jumlah instansi yang
berkunjung.
2. Observasi, Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan
pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu Padepokan
Dayang Sumbi, khususnya yang berhubungan dengan masalah yang
tengah diteliti dan tanggapan instansi terhadap servicescape di Padepokan
Dayang Sumbi.
3. Kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui
penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis. Kuesioner berisi
pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman
responden, penilaian responden terhadap servicescape dan keputusan
berkunjung. Kuesioner ditujukan kepada instansi yang berkunjung ke
Padepokan Dayang Sumbi.
4. Studi Literatur. Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi
yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah
52
berkunjung. Pada penelitian ini studi literatur didapat dari berbagai sumber
seperti skripsi, jurnal, media cetak, dan media elektronik.
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar.
Insrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid.
Pengujian Validitas dapat menggunakan rumus korelasi sederhana atau
sering kali disebut sebagai korelasi Pearson. Adapun rumus korelasi Product
Moment yang dikemukakan oleh Pearson dapat dijabarkan sebagai berikut:
2 2
2 2
rxy = koefisien validitas item yang dicari
X = skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = skor total
X = jumlah skor dalam distribusi X
Y
= jumlah skor dalam distribusi Y
2 X
= jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
2 Y
= jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = banyaknya responden
1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung < rtabel
3. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dan tingkat signifikansi α=0,05
Berdasarkan pengujian kuesioner terhadap 15 responden dengan tingkat
signifikasi 5%, maka didapat nilai rtabel sebesar 0,514. Berikut ini hasil pengujian
validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti.
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL (X) SERVICESCAPE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN BERKUNJUNG
No Variabel r hitung r tabel Keterangan
Servicescape (X) Ambient Conditions (X1)
1 Tingkat kesesuaian suhu di Padepokan Dayang Sumbi 0,842 0,514 Valid
2 Tingkat pencahayaan di area Padepokan Dayang Sumbi 0,683 0,514 Valid
3 Tingkat kesesuaian alunan musik yang diputarkan di
Padepokan Dayang Sumbi 0,758 0,514 Valid
Spatial layout and functionality (X2)
1 Tingkat kesesuaian tata ruang di Padepokan Dayang
Sumbi 0,902 0,514 Valid
2 Tingkat kelengkapan peralatan pendukung di ruangan
audio video (LCD, sound system, DVD player, dll) 0,883 0,514 Valid 3 Tingkat kesesuaian ukuran furniture di setiap ruang
Padepokan Dayang Sumbi. 0,815 0,514 Valid
4 Tingkat kegunaan peralatan di area Padepokan Dayang
Sumbi 0,921 0,514 Valid
Sign, symbols and artifact (X3)
1 Tingkat kejelasan tanda atau petunjuk arah ke
Padepokan Dayang Sumbi 0,808 0,514 Valid
2 Tingkat kejelasan petunjuk arah di dalam area
Padepokan Dayang Sumbi 0,811 0,514 Valid
3 Tingkat kejelasan label penanda ruangan atau fasilitas
yang ada di Padepokan Dayang Sumbi 0,781 0,514 Valid
Keputusan Berkunjung (Y)
1 Tingkat keunikan produk wisata yang ditawarkan 0,723 0,514 Valid
2 Tingkat keunggulan produk wisata yang ditawarkan 0,656 0,514 Valid
3 Tingkat kepopuleran brand Padepokan Dayang Sumbi
sebagai salah satu wisata edukasi 0,635 0,514 Valid
54
Lanjutan Tabel 3.5
No Variabel r hitung r tabel Keterangan
4 Tingkat pemilihan merek berdasarkan citra Padepokan
Dayang Sumbi sebagai wisata edukasi 0,707 0,514 Valid
5 Tingkat kestategisan lokasi Padepokan Dayang Sumbi 0,703 0,514 Valid
6 Tingkat kemudahan akomodasi untuk menjangkau
lokasi Padepokan Dayang Sumbi 0,673 0,514 Valid
7 Tingkat intensitas kunjungan pada saat hari libur 0,656 0,514 Valid
8 Tingkat intensitas kunjungan pada saat hari kerja 0,682 0,514 Valid
9 Tingkat intensitas kunjungan pada saat weekend 0,775 0,514 Valid
10 Tingkat keberagaman metode pembayaran 0,786 0,514 Valid
11 Tingkat kemudahan dalam melakukan pembayaran
secara transfer 0,650 0,514 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Berdasarkan Tabel 3.5 , dapat dilihat dimana semua item pertanyaan yang
di uji dinyatakan valid karena skor rhitung lebih besar dari rtabel yang bernilai 0,514.
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Menurut Freddy Rangkuti (2011:46), reliabilitas adalah tingkat
kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur. Reliabilitas memberikan kesesuaian
antara hasil-hasil pengukuran atau konsistensi pengukuran. Pengujian reliabilitas
kuesioner penelitian dilakukan dengan rumus alpha. Rumus alpha digunakan
untuk mencari reliabilitas instrument yang nilainya bukan 1 dan 0, misalnya
angket atau soal yang berisi uraian (Suharsimi Arikunto, 2006:196).
Koefisien Cronbach alpha (Cα) merupakan statistik yang paling umum
digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrument penelitian. Suatu instrument
penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas yang memadai jika koefisien
Cronbach alpha lebih besar atau sama dengan 0,70. Rumus yang digunakan
untuk mengukur reliabilitas adalah:
r11 = k ∑ σ b²
1- -
k - 1 σ t ² (Suharsimi Arikunto, 2006:196)
Keterangan :
r 11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
σ t ² = Varians total
∑ σ b ² = Jumlah varians butir
Jumlah varians butir dapat dicari dengan cara mencari nilai tiap butir,
kemudian jumlahkan seperti berikut ini :
( ∑ X²)
∑ X² N
σ 2
=
N (Suharsimi Arikunto, 2006:184)
Keterangan:
σ 2 =
Varians
∑ X = Jumlah Skor
N = Jumlah Responden
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL (X) SERVICESCAPE DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN BERKUNJUNG
No. Variabel Alpha
Cronbach
Hasil Keterangan
1. Servicescape 0,70 0,783 Reliabel
2. Keputusan Berkunjung 0,70 0,765 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012
Berdasarkan Tabel 3.5, dapat dilihat bahwa kedua variabel yang digunakan
56
3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, digunakan dua jenis analisis yaitu analisis deskriptif
khususnya untuk variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif yang
berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskriptif
digunakan untuk melihat faktor penyebab sedangkan analisis kuantitatif
digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Media penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner/angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan data yang terdapat
pada variabel penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai
pengaruh servicescape terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Padepokan
Dayang Sumbi. Variabel bebas atau variabel X dalam penelitian ini adalah
servicescape yang memiliki beberapa dimensi Ambient Conditions (X1), Spatial
Layout and Funcionality (X2), Signs, Symbol and Artifacts (X3). Sedangkan
variabel terikat atau variabel Y dalam penelitian ini adalah keputusan
berkunjung.
3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
(angket). Kuesioner ini disusun oleh peneliti berdasarkan variabel yang terdapat
dalam penelitian. Yaitu memberikan keterangan mengenai Servicescape (X) yang
terdiri dari Ambient Conditions (X1), Spatial Layout and Funcionality (X2),
Teknik analisis data merupakan cara untuk mengukur, mengolah dan
menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan
keterangan yang berguna serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dalam penelitian ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada
pengujian hipotesis serta menjawab masalah yang diajukan.
Analisis data deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan
variabel-variabel penelitian, yaitu:
1. Analisi deskriptif tentang servicescape di Padepokan Dayang Sumbi yang
terdiri dari ambient conditions, spatial layout and functionality, dan sign,
symbols and artifacts.
2. Analisi deskriptif tentang keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang
Sumbi.
3. Analisi deskriptif tentang servicescape yang terdiri dari ambient
conditions, spatial layout and functionality, dan sign, symbols and
artifacts terhadap keputusan berkujung ke Padepokan Dayang Sumbi.
3.2.7.2 Rancangan Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan data ordinal sehingga tidak langsung dapat
dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik regresi. Oleh karena itu,
semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala
interval dengan menggunakan Method of Succesive Interval. Langkah-langkah
untuk melakukan transformasi data tersebut sebagai berikut:
a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil
58
b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan
perhitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi
frekuensi dengan jumlah responden.
c. Berdasarkan proporsi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi
kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan
setiap pilihan jawaban.
e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan sebagai berikut :
(Dencity at Lower Limit)–(Dencity at Upper Limit) Scale Value =
(Area Below Upper Limit) – (Are Below Lower Limit)
f. Menghitung nilai hasil transformasi setiap pilihan jawaban melalui rumus
persamaan berikut:
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah análisis
korelasi dan regresi linear berganda yaitu didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal yang dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua
(Sugiyono, 2010:277).
Untuk bisa membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel
harus tersedia sehingga dapat menemukan persamaan melalui perhitungan. Dalam
penelitian ini persamaan regresi berganda ialah :
Keterangan:
Y = Subjek / nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a = konstanta
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel independen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. ambient
conditions = X1, spatial layout and functionality = X2, dan sign, symbols
and artifacts = X3.
Teknik analisis regresi linear berganda dilakukan dengan prosedur kerja
sebagai berikut:
a. Uji asumsi normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual
yang terdistribusi normal. Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi
adalah normalitas, yaitu data sampel hendaknya memenuhi persyaratan
distribusi normal. Untuk mengetahui apakah data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak, dapat menggunakan normal probability plot.
b. Uji asumsi multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang
tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear
berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya,
60
terganggu. Parameter yang sering digunakan untuk mendeteksi
multikolinearitas adalah nilai VIF (variance inflation factor). Suatu regresi
dikatakan terdeteksi multikolinearitas apabila nilai VIF menjauhi 1.
c. Uji asumsi heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau
disebut homoskedastisitas. Suatu regresi dikatakan tidak terdeteksi
heteroskedastisitas apabila diagram pencar residualnya tidak membentuk
pola tertentu.
Dalam penelitian ini menggunakan análisis regresi linear berganda yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen (X) yaitu
servicescape yang terdiri dari ambient conditions (X1), spatial layout and
functionality (X2), dan sign, symbols and artifacts (X3) terhadap variabel
dependen (Y) yaitu keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi, maka
terlebih dahulu hipotesis konseptual tersebut digambarkan dalam sebuah
paradigma seperti pada Gambar 3.1 berikut:
ε
GAMBAR 3.1 REGRESI BERGANDA
X
X X
Sebagai langkah terakhir dari analisis data ialah pengujian hipotesis untuk
menguji signifikansi koefisien korelasi ganda antara variabel X dan Y.
Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan uji F dihitung dengan rumus :
R : Koefisien korelasi ganda
m : Jumlah prediktor
n : jumlah anggota sampel
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipótesis yang diajukan adalah:
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima(signifikan)
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak signifikan)
Secara statistik hipótesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan
keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat di tulis sebagai berikut:
1. Ho : ρ = 0 , artinya :
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara servicescape terhadap
keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi.
2. Ha : ρ≠ 0 , artinya:
Terdapat pengaruh yang signifikan antara servicescape terhadap keputusan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisa deskriptif
dan verifikatif, dengan menggunakan regresi berganda, antara Servicescape yang terdiri
dari Ambient Conditions, Spatial Layout and Functionality, dan Sign,symbols and
Artifact terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang Sumbi dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Gambaran dari pelaksanaan servicescape di Padepokan Dayang Sumbi dapat dilihat
dari dimensi-dimensinya yaitu Ambient Conditions, Spatial Layout and Functionality,
dan Sign,symbols and Artifact yang mendapat penilaian yang tinggi dari instansi yang
berkunjung. Hal ini membuktikan bahwa Padepokan Dayang Sumbi memperhatikan
lingkungan fisik dengan baik. Penilaian tertinggi diperoleh oleh Sign,symbols and
Artifact sedangkan penilaian terendah diperoleh oleh Ambient Conditions seperti
dijelaskan di bawah ini:
a. Secara keseluruhan servicescape di Padepokan Dayang Sumbi sudah baik
terutama pada signs, symbols, and artifacts. Karena signs, symbols, and artifacts
yang telah dilaksanakan oleh Padepokan Dayang Sumbi telah membantu instansi
yang berkunjung dalam memberi petunjuk arah menuju ke lokasi maupun
b. Sedangkan, yang mendapat penilaian terendah adalah ambient conditions, hal ini
dikarenakan instansi yang berkunjung masih merasakan kekurangan pada
kesesuaian alunan musik yang diputar di Padepokan Dayang Sumbi. Karena
alunan musik yang diputar tidak sesuai dengan tema dari Padepokan Dayang
Sumbi yaitu tema pedesaan, dimana seharusnya alunan musik yang diputar adalah
musik tradisional sunda bukan musik klasik.
2. Gambaran mengenai tingkat keputusan berkunjung di Padepokan Dayang Sumbi
mendapat penilaian yang tinggi. Penilaian tertinggi diantara variabel dimensi
keputusan berkunjung yaitu pilihan produk. Hal ini dikarenakan Padepokan Dayang
Sumbi memiliki keunikan pada produk wisata yang ditawarkan sehingga menjadikan
keunggulan tersendiri bagi Padepokan Dayang Sumbi. Sementara penilaian
terendahnya adalah pilihan penyalur. Lokasi Padepokan Dayang Sumbi berada di
dekat jalan utama di kota Bandung tapi untuk menuju lokasi tersebut harus melalui
jalan yang cukup sempit dan terjal. Akomodasi untuk menuju lokasi pengunjung
harus membawa kendaraan pribadi atau menyewa bus, karena tidak ada angkutan
umum yang melewati lokasi Padepokan Dayang Sumbi.
3. Pada penelitian ini menunjukan bahwa Servicescape yang terdiri dari ambient
conditions, spatial layout and functionality, dan sign,symbols and artifact
berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung ke Padepokan Dayang
Sumbi. Subvariabel yang memiliki pengaruh terhadap keputusan berkunjung ke
107
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari temuan yang telah dihasilkan,
maka penulis memberikan rekomendasi seperti hal-hal sebagai berikut:
Konsep servicescape merupakan aspek yang sangat penting dalam pemasaran jasa
termasuk jasa wisata. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan rekomendasi seperti
hal-hal berikut:
1. Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan penulis, penilaian responden
terhadap servicescape di Padepokan Dayang Sumbi yang mendapatkan penilaian
terendah yaitu pada aspek keseseuaian alunan musik yang diputar di Padepokan
Dayang Sumbi mendapat penilaian yang masih rendah dari instansi yang
berkunjung. Oleh karena itu rekomendasi yang diberikan adalah agar pengelola
sebaiknya mengganti alunan musik yang diputar dengan musik tradisional sunda,
sehingga alunan musik yang diputar akan terasa lebih sesuai dengan tema dari
Padepokan Dayang Sumbi.
2. Keputusan berkunjung di Padepokan Dayang Sumbi yang mendapatkan nilai
terendah terdapat pada aspek akomodasi untuk mejangkau lokasi, untuk
menjangkau lokasi Padepokan Dayang Sumbi harus menggunakan kendaraan
pribadi atau menyewa bus. Maka dari itu rekomendasi yang diberikan adalah agar
pengelola menyediakan angkutan dari Padepokan Dayang Sumbi, yaitu berupa
mobil wara-wiri. Dimana mobil tersebut dapat digunakan untuk menjemput
pengunjung baik dari gerbang masuk jalan arcamanik sindanglaya maupun dari
berkunjung, namun hal terpenting yang harus diperhatikan oleh pengelola adalah
mengenai spatial layout and functionality, karena merupakan faktor yang
berpengaruh dalam meningkatkan keputusan berkunjung dengan melengkapi
peralatan pendukung untuk memenuhi kebutuhan pengunjung, seperti alat peraga
tempat menyimpan kepompong (seriprime) untuk mendukung pada saat
menjelaskan mengenai proses ulat sutera.
4. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya melakukan penelitian
dengan survei terhadap instansi yang berkunjung. Rekomendasi untuk peneliti
berikutnya diharapkan dapat melakukan pengamatan yang mencakup manajemen
dari Padepokan Dayang Sumbi, jadi tidak terbatas hanya pada instansi yang
berkunjung saja. Karena manajemen juga perlu diteliti sejauh mana strategi yang
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Fitzsimmons, James A and Mona J. Fitzsimmons. 2011. Service Management:
Operations, Strategy, Information Technology 7th edition,. The
McGraw-Hill. International Edition.
Hurriyati, Ratih. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
Alfabeta.
Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Principles of Marketing Global 14th
edition. New Jersey: Prentice.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 14th edition.
New Jersey: Prentice.
Lovelock, Christopher dan Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing:People,
Technology, Strategy.7th edition., Upper Saddle River, New Jersey: Pearson
Hall.
Morrison, Alastair. M. 2010. Hospitality and Travel Marketing. United State:
Delmar Thomson Learning.
Russel, Edward. 2010. The fundamental of marketin. Ava Book Production.Ltd.
Singapore
Schiffman, Leon. G and Leslie Kanuk. 2007. Consumer Behavior. New Jersey:
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kaulitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. 2009. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Suliyanto. 2005.
Tjiptono, Fandy. 2011. Pemasaran Jasa. Bayu Media Publishing.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Yazid. 2008. Pemasaran Jasa Konsep dan Implementasi. Yogyakarta: CV.
Adipura.
Zeithaml, Valerie.A., Mary Jo Bitner and Dwayne D. Gremler. 2009. Service
Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm 5th edition.
McGraw Hill.
Jurnal:
McDonnell, Angela dan C.Michael Hall.2008. A framework for the evaluation of
winery servicescape A New Zealand case. Journal of tourism and Cultural
Heritage Vol.6 No. 2 pages.231-247
Hightower, R and Thomas L.B. 2009. Inv Estimating The Role of The Physical
Environment in Hedonic Service Consumption. Journal of Business
Research.
Lengkong, Victor and Lumanauw Bode. Jurnal Megadigma Vol.2 No.2. April
Ginna Indah Avrianti.2011. Pengaruh lingkungan fisik organisasi (servicescape)
Terhadap Keputusan Untuk Mengunjungi Museum Negeri Sri Baduga
Bandung.
Rindiyantika Ermaya. 2011. Pengaruh Fasilitas Fisik Organisasi (Servicescape)
Terhadap Kepuasan Wisatawan Museum Konperensi Asia Afrika Bandung
Nurul Aini. 2012. Pengaruh Lingkungan Fisik Organisasi (Servicecape)
Terhadap Keputusan Berkunjung Konsumen Pada Pusat Perbelanjaan
Modern Braga City Walk Bandung
Moh. Raharso Dan Sri Raharso. 2008. Peran Servicescape Di Wisata Leisure
Terhadap Kepuasan.
Internet:
http://pariwisataindonesia.net
http://padepokandayangsumbi.blogspot.com