Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE
DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika Jurusan Pendidikan Fisika
oleh
Irma Lusiana NIM 0902278
PROGRAM STUDI FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE
DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Oleh Irma Lusiana
Sebuah skripsi yang ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Irma Lusiana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
oleh Irma Lusiana
0902278
Pembimbing I: Ahmad Aminudin, M.Si Pembimbing II: Nanang Sudrajat, S.T.
Program Studi Fisika, FPMIPA UPI
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan magnet permanen multipole dalam dunia industri sangat pesat. Namun magnet multipole saat ini masih di impor dari negara lain. Salah satu penyebab impor magnet multipole tersebut adalah Indonesia belum mempunyai alat yang mampu memagnetisasi material magnet menjadi multipole, alat tersebut dinamakan magnetizer multipole. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan alat magnetisasi atau magnetizer untuk memagnetisasi magnet menjadi multipole dengan sistem kontrol arus berbasis mikrokontroler. Magnetizer multipole yang dibuat terdiri dari delapan solenoid yang dialiri arus DC dengan arah arus antara solenoid berselingan. Besar arus pada magnetizer multipole dideteksi oleh sensor arus. Nilai input arus dari keypad dan nilai arus yang terukur oleh sensor pada magnetizer multipole di tampilkan pada lcd. Besar arus dapat dikontrol pada nilai 1 A-10 A. Nilai medan magnet pada magnetizer dipengaruhi oleh nilai arus, nilai medan magnet terendah adalah 25 Gauss pada 1 A dan tertinggi 117 Gauss pada 10 A. Kutub yang dihasilkan oleh magnetizer multipole dan magnet hasil magnetisasi adalah multipole, dengan delapan buah kutub atau empat pasang kutub.
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB II RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER 4 A. Prototipe Magnetizer Multipole... 4
1. Efek Arus Listrik Terhadap Kemagnetan ... 5
2. Magnetisasi Bahan Feromagnetik akibat Pengaruh Medan Luar .... 6
3. Magnetizer Multipole ... 7
B. Sistem Kontrol Arus Berbasis Mikrokontroler ... 10
1. Sumber Arus ... 10
2. Sensor Arus ACS712 ... 11
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Transistor ... ..12
5. Mikrokontroler ATMEGA 8535 ... 14
6. LCD ... 14
7. Keypad ... 16
8. Flowchart ... 17
9. Codevision AVR ... 17
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 18
A. Metode Penelitian ... 18
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 18
C. Alat dan Bahan ... 18
D. Prosedur Penelitian ... 19
1. Studi Literatur ... 20
2. Perancangan dan Pembuatan magnetizer Multipole ... 21
3. Pengujian magnetizer Multipole ... 24
4. Perancangan dan Pembuatan Sistem Kontrol Arus ... 24
5. Pengujian Kontrol Arus ... 36
6. Tahap Pengujian Sistem Keseluruhan ... 36
7. Analisis ... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37
A.Pengujian magnetizer Multipole ... 37
B. Pengujian Kontrol Arus Berbasis Mikrokontroler... 41
1. Karakterisasi Sensor Arus ACS712-20A ... 41
2. Pengujian Sensor Arus ACS712-20A ... 43
3. Pegujian Motor Servo ... 45
4. Pengujian Kontrol Arus ... 46
C. Pengujian Keseluruhan Sistem ... 52
1. Pengujian Magnetisasi Bahan Magnet Menggunakan magnetizer Multipole dengan Sistem Kontrol Arus ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Saran ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN ... 68
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. PIN LCD dan Fungsinya ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1. Nilai Resistansi kawat masing-masing solenoid ... 38
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Polaritas pada magnetizer Multipole ... 41
Tabel 4.3. Karakterisasi Sinyal Keluaran Sensor ... 42
Tabel 4.4. Hasil pengujian Sensor arus ... 45
Tabel 4.5. Respon Gerak Motor ... 46
Tabel 4.6. Pengujian Kontrol Arus ... 51
Tabel 4.7. Pengujian kontrol arus dengan alat ukur ... 52
Tabel 4.8. Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 1 ... 53
Tabel 4.9. Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 2 ... 54
Tabel 4.10. Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 3 ... 55
Tabel 4.11. Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 4 ... 56
Tabel 4.12. Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 5 ... 57
Tabel 4.13. Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 6 ... 58
Tabel 4.14. Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 7 ... 59
Tabel 4.15. Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 8 ... 60
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Aturan Tangan Kanan Pada Kawat Lurus Berarus Error! Bookmark
not defined.
Gambar 2.2. Garis medan magnet yang ditibulkan oleh solenoid ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.3. Arah Domain Feromagnetik dalam Kondisi Normal. ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.4. Arah domain-domain setelah diberi medan magnet luar. ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2.5. Rangkaian Pembangkit Medan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.6. Bahan Magnet yang Sedang Dimagnetisasi .... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2.7. (a)Magnet Multipole (b)Konfigurasi Arus untuk memagnetisasi
magnet multipole ... 10
Gambar 2.8. Skema Autotransformator Variabel ... 11
Gambar 2.9. Rangkaian Penyearah ... 11
Gambar 2.10. (a) Konfigurasi pin ACS 712 (datasheet)(b)Sensor Arus ACS712)
... 12
Gambar 2.11. Motor Servo ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.12. Susunan Transistor bipolar (a) transistor pnp (b) transistor npn
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 2.13. Transistor Daya ... 13
Gambar 2.14. LCD 16x2 ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.15. Keypad 3x4 ... 16
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian ... 20
Gambar 3.2. Skema Solenoid ... 21
Gambar 3.3. Arah Arus pada masing-masing Inti Besi ... 22
Gambar 3.4. (a) Gambaran proses magnetisasi (b)Bentuk Bahan magnet yang akan di magnetisasi ... 23
Gambar 3.5. Diagram Blok Perancangan Sistem Kontrol Arus ... 25
Gambar 3.6. Skematik Rangkaian Sensor Arus ... 26
Gambar 3.7. Skema rangkaian sistem minimum ATMega8535 . ... 27
Gambar 3.8. Rancangan Sistem Kontrol Arus ... 28
Gambar 3.9. Rangkaian Driver motor ... 29
Gambar 3.10. Skema rangkaian Keypad 3x4 ... 29
Gambar 3.11. Skema rangkaian LCD 16x2 ... 30
Gambar 3.12. Diagram Alir Program... 31
Gambar 3.13. Tampilan antarmuka proteus ... 32
Gambar 3.14. Source Code ... 34
Gambar 3.15. Tampilan Informasi Bahwa Tidak Ada Error ... 34
Gambar 3.16. Tampilan awal program Prog-Isp 172... 35
Gambar 3.17.Perbedaan Tampilan Prog-Isp yang (a) Belum Terbaca dan (b) Sudah Terbaca oleh Komputer ... 35
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.2 (a) Penyusunan Solenoid dan inti besi (b) Solenoid dirangkai seri
kemudian diletakan di fixture coil (c) delapan buah solenoid menjadi2 buah fixture
coil ... 39
Gambar 4.3 (a)Pengamatan polaritas inti besi 7(b) Pembesaran skala ke arah
utara ... 40
Gambar 4.4 (a)Pengamatan polaritas inti besi 8 (b)Pembesaran skala kearah
selatan ... 40
Gambar 4.5 Diagram Blok Sistem Kontrol ... 47
Gambar 4.6 Indikator Kebenaran Sistem Kontrol Arus ... 47
Gambar 4.7 (a) Material Magnet yang Akan di Magnetisasi (b) Material Magnet
diletakan diantara dua buah fixture coil. ... 61
DAFTAR GRAFIK
4.1 Grafik V = f(I) Karakterisasi Sensor Arus ... 43
4.2 Grafik B = f(I) Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 1 .... 53
4.3 Grafik B = f(I) Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 2 .... 54
4.4 Grafik B = f(I) Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 3 .... 55
4.5 Grafik B = f(I) Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi ... 56
4.6 Grafik B = f(I) Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 5 .... 57
4.7 Grafik B = f(I) Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 6 .... 58
4.8 Grafik B = f(I) Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 7 .... 59
4.9 Grafik B = f(I) Pengaruh Arus Terhadap Medan Magnet Pada Inti Besi 8 .... 60
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Listing Program Sistem Kontrol Arus Berbasis Mikrokontroler
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan magnet permanen
multipole dalam dunia industri sangat pesat. Namun magnet multipole saat ini
masih di impor dari negara lain. Salah satu penyebab impor magnet multipole
tersebut adalah Indonesia belum mempunyai alat yang mampu memagnetisasi
material magnet menjadi multipole, alat tersebut dinamakan magnetizer multipole.
Magnetizer pernah dibuat oleh Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi–
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET – LIPI), namun PPET-LIPI baru
mengembangkan magnetizer yang dapat memagnetisasi material magnet menjadi
satu pasang kutub dan arus pada magnetizer tersebut diatur oleh pengguna dengan
cara memutar variac secara manual.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis bekerja sama dengan LIPI
membuat prototipe alat yang dapat memagnetisasi material magnet menjadi
magnet yang memiliki kutub lebih dari satu pasang. Magnetizer multipole pada
penelitian ini terdiri dari delapan solenoid yang dialiri arus DC. Medan magnet
luar yang ditimbulkan oleh arus listrik dalam solenoid dapat menyearahkan
domain magnet sehingga membentuk simpal (kutub). Pembentukan kutub tersebut
diakibatkan karena arah arus yang mengalir pada solenoid. Kutub magnet pada
magnet permanen merupakan daerah pada ujung-ujung magnet yang memiliki
kekuatan magnet paling besar.
Selain itu, agar memudahkan pengguna dapat mengatur arus sesuai kebutuhan,
penulis menggunakan sistem pengatur arus berbasis mikrokontroler. Sistem
kontrol ini bekerja untuk menginputkan arus yang mengalir pada magnetizer
multpole. Mikrokontroler mengontrol besar arus pada magnetizer multipole
dimana arus tersebut bersumber dari variac yang diputar oleh motor servo. Nilai
input arus dari keypad dan nilai arus yang terukur oleh sensor pada magnetizer
2
kurang dari input keypad, maka motor terus berputar kekanan untuk memutar
variak hingga nilai arus pada magnetizer sama denga nilai input pada keypad.
Selanjutnya jika keduanya telah sama maka motor berhenti kemudian menurunkan
kembali arus pada magnetizer multipole dengan cara memutar motor servo ke kiri.
Penelitian mengenai pembuatan magnetizer multipole dan sistem kontrol arusnya
diberi judul “RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE
MENGGUNAKAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS
MIKROKONTROLER”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah pada tugas akhir
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana rancang bangun prototipe magnetizer multipole dan sistem kontrol
arus berbasis mikrokontroler ?
2. Bagaimana unjuk kerja prototipe magnetizer multipole menggunakan sistem
kontrol arus berbasis mikrokontroler ?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Membuat prototipe magnetizer multipole dan sistem kontrol arus berbasis
mikrokontroler.
2. Mengetahui unjuk kerja prototipe magnetizer multipole menggunakan sistem
kontrol arus berbasis mikrokontroler.
D. Batasan Masalah
Memfokuskan tujuan agar permasalahan sesuai dengan tujuan awal dan sesuai
dengan tema pokok permasalahan, maka diperlukan batasan-batasan masalah
sebagai berikut:
1. Unjuk kerja magnetizer multipole menghasilkan delapan kutub magnet atau
3
2. Kuat medan magnet yang dihasilkan oleh magnetizer multipole bergantung
pada nilai arus yang dikontrol, nilai arus dapat dikontrol pada 1 A – 10 A.
E. Manfaat
Pembuatan tugas akhir ini penulis berharap memberikan manfaat dilingkungan
mahasiswa, universitas dan masyarakat;
1. Mahasiswa
Dapat dipakai sumber informasi atau referensi untuk pengembangan
selanjutnya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Sekolah/ Universitas
Dapat menjadi media pembelajaran, khususnya di bidang listrik magnet.
3. Masyarakat
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Tugas akhir ini menggunakan metode deskriptif dan eksperimen. Melalui metode
deskriptif penulis akan membahas kajian literatur yang menyangkut dengan penelitian
ini. Sedangkan metode eksperimen penulis gunakan untuk merancang magnetizer
multipole beserta sistem kontrol arusnya. Data hasil pengukuran diperoleh dengan
cara observasi menyangkut rancang bangun dan unjuk kerja alat. Teknik analisis data
yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah deskriptif.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada :
Waktu Pelaksanaan : Februari 2013-Mei 2014
Tempat Pelaksanaan :Laboratorium Magnet, Pusat Penelitian Elektronika dan
Telekomunikasi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(PPET-LIPI), Jl. Cisitu 21/154D Komplek LIPI Sangkuriang
Gd.20 - Bandung 40135 Telp. 022-2504660, 2504661 Fax.
20
Secara umum prosedur penelitian dalam tugas akhir ini terbagi menjadi beberapa
tahap yaitu studi literatur, tahap perancangan dan pembuatan, pengujian, dan analisis.
Dalam proses pengerjaannya tugas akhir ini diawali dengan tahap persiapan mencari
ide awal untuk menentukan peneliatian apa yang akan dilakukan kemudian
dilanjutkan dengan studi literatur dari berbagai sumber yang menyangkut pada
penelitian. Studi literatur ini bertujuan untuk mencari referensi pendukung untuk
melakukan penelitian. Setelah itu, dilanjutkan pada tahap perancangan dan tahap
pembuatan. Perancangan dan pembuatan sistem terbagi menjadi dua bagian yakni
perancangan dan pembuatan hardware dan perancangan dan pembuatan software.
Untuk perancangan dan pembuatan hardware dalam tugas akhir ini di awali dengan,
perancangan dan pembuatan magnetizer multipole lalu dilanjutkan pada perancangan
21
menyangkut dengan program yang akan di injeksikan ke mikrokontroler sebagai
pengendali sistem kontrol arus yang dibuat. Setelah itu dilanjutkan pada tahap
pengujian sistem dan analisis dari hasil yang didapat. Berikut adalah diagram alir
yang menggambarkan prosedur penelitian
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
Adapun penjelasan dari masing masing tahapan adalah sebagai berikut : Tidak
Mulai
Studi Literatur
Perancangan dan Pembuatan magnetizer
Pengujian magnetizer multipole
Berhasil?
Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Kontrol Arus
Pengujian Rangkaian Kontrol Arus
Berhasil?
Pengujian Keseluruhan
Analisis
Selesai Tidak
22
1. Studi Literatur
Pada tahap ini penulis melakukan studi literatur dari berbagai sumber (buku,
karya ilmiah, internet) untuk mencari referensi pendukung penelitian. Referensi ini
mengenai sumber bacaan yang menyangkut penelitian.
2. Perancangan dan Pembuatan Magnetizer Multipole
Berdasarkan tujuan awal, untuk memagnetisasi bahan magnet menjadi multipole
maka diperlukan magnetizer multipole. Magnetizer multipole dalam penelitian ini
terdiri dari solenoid dan inti besi yang dialiri arus DC. Perancangan solenoid
ditunjukan pada gambar 3.2, dimana solenoid 1 dan solenoid 2 dirangkai secara seri
dan masing masing solenoid diletakan diatas inti besi berbentuk ¼ lingkaran.
Berdasarkan aturan tangan kanan pada gambar 2.1, jika arah arus masuk seperti
solenoid 1 pada gambar 3.2 maka arah utara medan magnet mengarah ke atas dan inti
besi yang berada dibawah solenoid akan mendapatkan pengaruh medan magnet luar
dari solenoid sehingga pada bagian bawah inti besi akan termagnetisasi membentuk
kutub selatan dan bagian bawah inti besi akan termagnetisasi membentuk kubut utara.
Begitu pula sebaliknya jika arah arus seperti solenoid 2 pada gambar 3.2 maka arah
selatan medan magnet mengarah ke bawah dan bagian bawah inti besi akan
membentuk kutub utara.
Gambar 3.2 Skema Solenoid
2
1
Arus masuk Arus Keluar
23
Dari skema tersebut maka untuk memagnetisasi material magnet menjadi magnet
multipole, arah arus solenoid 1 dan solenoid 2 harus dibalikan. Untuk memagnetisasi
bahan magnet yang memiliki delapan kutub magnet atau empat pasang kutub maka
diperlukan delapan buah solenoid yang disusun seperti gambar 3.3. Delapan buah
solenoid tersebut dirangkai seri dengan arah arus antara solenoid yang berdampingan
dibalikan. Dengan mengacu pada inti besi yang berada dibawah solenoid, pada
solenoid pertama jika arah arus sepert gambar 3.3 maka polaritas yang terbentuk
pada besi bagian bawah adalah utara, dan sebaliknya pada solenoid kedua jika arah
arus masuk seperti gambar 3.3 maka polaritas yang terbentuk pada bagian bawah
24
Gambar 3.3. Arah Arus pada masing-masing Inti Besi
Pada proses magnetisasi magnetizer ini disusun seperti gambar 3.4 (a) dimana
solenoid terbagi menjadi dua fixture coil. Kemudian, bahan magnet diletakan di
antara dua fixture coil solenoid tersebut. Bahan magnet yang akan dimagnetisasi
terbuat dari ferromagnetic berbentuk ring seperti gambar 3.4 (b).
2
Arus Keluar Arus Masuk
25
Gambar 3.4 (a) Gambaran proses magnetisasi (b) Bentuk bahan magnet yang akan di
magnetisasi
Setelah melakukan perencanaan selanjutnya adalah pembuatan magnetizer
multipole. Dalam penelitian ini terdapat bebeberapa tahap dalam pembuatan
magnetizer multipole yaitu:
i. Menyiapakan delapan buah solenoid dan delapan buah inti besi berbentuk ¼
lingkaran dan berbentuk batangan;
ii. Meletakan masing-masing solenoid diatas inti besi;
iii. Memasang inti besi batangan ketengah solenoid dan masukan pada lubang inti
besi yang berbentuk ¼ lingkaran;
iv. Merangkai solenoid secara seri, perhatikan arah masuk dan keluar arus pada
masing masing solenoid;
v. Masukan solenoid yang telah bersatu dengan inti besi ke dalam penahan inti
besi dan rekatkan;
(a) (b)
1 2
8 7
5 6
26
vi. Hubungkan rangkaian solenoid dengan arus DC;
3. Pengujianmagnetizer Multipole
Pengujian ini bertujuan untuk mengamati polaritas medan magnet pada masing
masing inti besi dibawah solenoid. Polaritas medan magnet inti besi satu dan lainnya
diharapkan multipole akibat arah arus yang sesuai dengan perencanaan. Jika hasil
pengujian sesuai dengan perencanaan maka dilanjutkan pada tahap berikutnya.
4. Perancangan dan Pembuatan Sistem Kontrol Arus
Arus yang mengalir pada magnetizer multipole adalah arus DC. Dalam
perancangannya, sistem kontrol arus pada penelitian ini terdiri dari sensor arus
ACS712, mikrokontroler atmega 8535, LCD 16x2, keypad 3x4, motor servo, variac,
rangkaian penyearah.
Untuk mendapatkan arus DC, sumber arus yang berasal dari variac berupa arus
AC disearahkan terlebih dahulu menggunakan rangkaian penyearah. Arus DC yang
dihasilkan oleh rangkaian penyearah dialirkan ke magnetizer multipole, kemudian
sensor arus ACS712 mendeteksi besar arus yang mengalir pada magnetizer multipole
tersebut. Setiap perubahan arus yang dideteksi pada magnetizer menghasilkan nilai
tegangan keluaran. Tegangan keluaran yang dihasilkan oleh sensor arus masuk ke
PORTA mikrokontroler atmega8535 kemudian dikonversi menjadi besaran arus
menggunakan pemograman bahasa C yang sebelumnya telah di injeksikan pada
mikrokontroler atmega8535. Nilai arus yang dideteksi oleh sensor arus pada
magnetizer multipole ditampilkan pada lcd 16x2.
Perancangan cara kerja sistem kontrol arus pada penelitian ini diawali dengan
penekanan tombol keypad untuk memberikan input arus yang dibutuhkan pada
magnetizer multipole, kemudian nilai input tersebut ditampilkan pada LCD 16x2,
selanjutnya tombol # ditekan dan mikrokontroler mengaktifkan driver motor untuk
memutar motor servo ke kanan. Saat motor putar kanan nilai arus yang mengalir
27
kopelkan dengan variac yang merupakan sumber arus. Perubahan arus ini di
tampilkan pada lcd 16x2. Ketika nilai arus yang dideteksi sensor pada magnetizer
sama dengan nilai input keypad maka motor berhenti selama 5 menit kemudian
motor berputar berlawanan arah (ke kiri) untuk menurunkan arus kembali pada
keadaan awal. Diagram blok perancangan kontrol arus ditunjukan pada gambar 3.5.
Gambar 3.5. Diagram Blok Perancangan Sistem Kontrol Arus
a. Rangkaian sensor arus
Sensor arus yang digunakan pada penelitian ini ialah ACS712-20A, sensor ini
mampu mendeteksi perubahan arus hingga 20 A. Namun pada penelitian ini sensor
ini cukup untuk mendeteksi arus hingga 10 A saja. Karakteristik sensor arus adalah
nilai tegangan keluaran berubah ubah sesuai dengan nilai arus yang dideteksinya.
Berdasarkan literature sensor ini memiliki sensitivitas sebesar 0.1 volt setiap
perubahan 1 ampere.
Skematik rangkaian sensor arus ditunjukan pada gambar 3.6, sensor ini
28
1&2 dihubungkan ke sumber tegangan yang akan dialirkan ke beban dan pin 3&4
dihubungkan pada beban yang akan dialirkan arus, pada penelitian ini beban yang
dimaksud ialah magnetizer multipole. Selanjutnya pin 5 dan 6 di paralelkan ke groud
yang sebelumnya kaki 6 sebagai filter dihubungkan ke kapasitor. Sinyal output pada
pin 7 dihubungkan ke kaki mikrokontroler yang nantinya akan di diolah menjadi data
digital pada ADC yang dimiliki oleh mikrokontroler. Pin 8 dihubungkan pada sumber
tegangan. Nilai vout pada keadaan awal atau saat sensor mendeteksi 0 Ampere ialah
.
Gambar 3.6. Skematik Rangkaian Sensor Arus
b. Mikrokontroler ATMega 8535
Mikrokontroler atmega 8535 merupakan otak dari sistem kontrol arus dalam
penelitian ini. Mikrokontroler membutuhkan sistem minimum untuk dapat bekerja.
Sistem minimum adalah rangkaian minimal dimana mikrokontroler dapat bekerja.
Sistem minimum untuk mikrokontroler hanya menghubungkan pin VCC dan AVCC
ke +5 V, pin GND dan AGND ke ground, serta pin reset tidak dihubungkan apa-apa
atau dapat menggunakan push button untuk memaksa pin RESET menjadi nol.
Kristal eksternal dihubungkan pada pin XTAL1 dan XTAL2. Berikut adalah skema
29
Gambar 3.7. Skema rangkaian sistem minimum ATMega8535
http://www.centralelectro.com
Mikrokontroler atmega8535 mempunyai empat port yaitu PORTA, PORTB,
PORTC, PORTD. Keempat dari PORT tersebut mempunyai peran masing-masing
dalam sistem kontrol arus pada penelitian ini.
PORTA digunakan untuk mengolah data analog yang masuk dari sensor arus
untuk diubah menjadi data digital. Port A pada mikrokontroler ATMega8535
pabrikan Atmel ini memiliki tugas sebagai Analog to Digital Converter (ADC).
Fungsi ADC sendiri telah dijelaskan pada bab II. Output pada sensor arus masuk ke
PORTA.0 .
PORT B digunakan sebagai port untuk rangkaian LCD 16 × 2. Rangkaian sistem
30
PORT C digunakan untuk memfungsikan tombol keypad 3x4. Pada keypad ini
jika ada penekanan tombol maka akan terbentuk kombinasi logika akibat
terhubungnya baris dan kolom pada proses scanning keypad.
PORTD dihubungkan ke driver motor servo. PORT ini mengendalikan kerja
motor servo untuk berputar kanan, kiri dan berhenti. Motor servo dihubungkan pada
PORTD.2 dan PORTD.3.
Gambar 3.8 menunjukan penggunaan komponen dalam setiap port pada
mikrokontroler.
Gambar 3.8. Rancangan Sistem Kontrol Arus
c. Rangkaian Driver Motor
Rangkaian driver motor ini terdiri dari 2 buah transistor NPN tipe TIP-41 dan dua
buah resistor 1 k. Resistor dihubungkan pada kaki mikrokontroler yakni PORTD.2
31
saklar dimana jika basis transitor mendapatkan arus yang cukup tinggi, besarnya arus
kolektor tidak dapat bertambah lagi karena telah mencapai kondisi saturasi, keadaan
ini menyebabkan transistor bekerja seperti saklar tertutup sehingga menyebabkan
motor berputar. Pemberian arus pada basis ini tergantung dari logika yang diberikan
oleh PORTD.2 dan PORTD.3 mikrokontroler. Jika PORTD.2 berlogika 1 maka basis
transistor mendapatkan arus yang cukup untuk mengaktifkan kolektor dan emitor
sehingga motor berpotar ke kanan. Begitupun sebaliknya jika PORTD.3 yang
berlogika 1 basis transistor mendapatkan arus yang cukup untuk mengaktifkan
kolektor dan emitor sehingga motor berpotar ke kiri. Namun jika kedua port berlogika
0 atau berlogika satu maka motor berhenti.
Gambar 3.9. Rangkaian Driver Motor
d. Rangkaian Keypad
Pin keypad 3x4 terdiri dari 7 buah pin yang seluruhnya di hubungkan pada
32
Gambar 3.10. Skema rangkaian Keypad 3x4
e. Rangkaian LCD 16x2
LCD 16x2 berfungsi untuk menampilkan nilai arus yang dideteksi sensor pada
magnetizer multipole serta menampilkan input arus yang diberikan melalui tombol
keypad. Penampilan kedua nilai ini menjadi indikator dalam sistem kontrol arus.
Rangkaian LCD 16x2 dihubungkan ke PORTB mikrokontroler (gambar 3.11).
33
f. Software
Perangkat lunak (Software) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proteus 7
Profesional dan CodeVisionAVR C Compile. Proteus digunakan untuk menggambar
rangkaian dan mensimulasikan sistem kontrol, sehingga penulis mengetahui sistem
yang akan di buat benar atau tidak. Selain itu, software ini juga digunakan dalam
pembuatan layout PCB.
Keseluruhan sistem dari sistem kontrol arus yang dikerjakan oleh mikrokontrler
tidak lepas dari pemograman yang ditulis menggunakan bahasa C yang dibuat dengan
program Codevision AVR. Progam yang diinjeksikan pada mikrokontroler terdiri dari
program untuk menkonversi nilai arus, memerintahkan motor servo putar kanan,
berhenti dan putar kiri, memfungsikan tombol keypad untuk input arus, menampilkan
karakter ke LCD.
Source Code program terdapat pada lampiran. Setelah program dibuat lalu di
compile ke dalam bentuk heksadesimal, lalu diunduhkan ke mikrokontroler dengan
menggunakan program downloader. Pada penelitian ini penulis menggunakan
program Prog-Isp dan downloader prog-ISP.
Program dibuat dalam bentuk bahasa C lalu disimpan dalam ekstensi *.c.
Kemudian program di-compile menjadi ekstensi *.hex. Setelah itu, file *.hex tersebut
di-unduh ke dalam minimum sistem ATmega 8535. Berikut diagram alir perencanaan
34
Gambar 3.12. Diagram Alir Program
Selanjutnya adalah tahapan pembuatan sistem kontrol arus berbasis
mikrokontroler. Dalam proses pembuatan ini hal pertama yang dilakukan adalah
merealisasikan skematik rangkaian kontrol arus ke dalam bentuk PCB. Pembuatan
PCB menggunakan software Proteus 7 Profesional. Untuk memulai menggunakan
35
Profesional | ISIS 7 profesional atau dengan double click lambang ISIS 7 Profesional
pada desktop. Berikut adalah tampilan awal program ISIS & Profesional:
Gambar 3.13. Tampilan antarmuka proteus
Hal pertama yang dilakukan sebelum meletakkan komponen ke dalam lembar
kerja adalah mencari komponen dari library. Setelah seluruh komponen yang akan
digunakan untuk membangun skematik rangkaian telah lengkap, langkah selanjutnya
adalah memindahkan komponen-komponen yang terdapat pada objek selector pada
window editing. Kemudian hubungkan komponen sesuai rangkaian yang akan dibuat.
Simpan dokumen yang telah dibuat.
Setelah skematik rangkaian dibuat di ISIS, selanjutnya adalah membuat layout
PCB melalui program ARES. Setelah skematik dibuat di ISIS, klik icon Netlist
Transfer to ARES yang terletak pada pojok kanan atas ( ). Mulailah meletakkan
komponen ke dalam lembar kerja. Jalur dapat dibuat manual atau otomatis. Jalur
manual dapat dibuat dengan menghubungkan trace yang diatur melalui toolbar track
mode. Sedangkan jalur otomatis dapat dibuat dengan mengklik Tools| Auto Router|
36
Hasil pembuatan layout PCB secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran.
Untuk merealisasikan layout PCB ke dalam bentuk yang sesungguhnya dapat dibuat
PCB sendiri atau diserahkan ke toko penerima jasa pembuatan PCB. Dalam
penelitian ini PCB dibuat di toko pembuatan PCB.
Setelah PCB selesai dibuat, tahapan selanjutnya adalah pemasangan komponen.
Proses ini biasanya disebut dengan soldering. Bahan yang digunakan untuk
melekatkan komponen adalah timah. Penyedot timah dan tang pemotong pun harus
dipersiapkan untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada
proses soldering.
Pembuatan perangkat lunak ini menyangkut pembuatan program yang akan
diinjeksikan pada mikrokontoler. Program yang dibuat menggunakan bahasa C yang
dibuat dengan Codevision AVR.
Untuk memulai menjalankan CodeVisionAVR, buka program melalui menu Start|
All Program| CodeVision| CodeVisionAVR C Compiler atau melaui desktop dengan double click lambang CodeVisionAVR. Pilih File| New| Pilih File Type→Project. Saat muncul tampilan konfirmasi dan menanyakan apakah akan menggunakan
CodeWizard untuk membuat project baru, pilih yes. Kemudian akan tampil
konfigurasi USART, Analog Comparator, ADC, SPI, I2C, 1 Wire, 2 Wire, LCD,
Bit-Banged, Project Information, Chip, Port, External IRQ, dan Timer. Atur program
yang akan dibuat melalui CodeWizard. Setelah mengonfigurasi project, pilih File|
Generate, Save, and Exit. Kemudian beri nama file source (*.c), file project (*.prj),
dan file project codewizard (*.cwp) sehingga akan tampil source code yang telah
37
Gambar 3.14. Source Code
Setelah berhasil membuat program menggunakan CodeWizardAVR, tambahkan
variabel dan instruksi-instruksi tambahan ke dalam program. Jika sudah membuat
program, compile program, pilih Project| Compile. Jika ada kesalahan, klik
keterangan error atau warning yang terdapat pada bagian messages, kemudian letak
kesalahan akan ditampilkan, perbaiki kesalahan tersebut dan compile kembali. Jika
sudah tidak terjadi error, pilih Project| Build.
38
Untuk pengunduhan program yang sudah dibuat ke dalam mikrokontroler penulis
menggunakan program prog-Isp 172. Berikut adalah tampilan awal program prog-Isp
172.
Gambar 3.16. Tampilan awal program Prog-Isp 172
Dalam proses pengunduhan ada beberapa tahap yaitu:
1. Hubungkan downloader prog-ISP dengan SPI pada rangkaian minimum sistem
mikrokontroler.
2. Buka program prog-isp 172 pada komputer jinjing, lalu hubungkan downloader
dengan komputer. Apabila downloader Prog-Isp sudah terbaca oleh komputer
maka logo pada prog isp akan berwarna.
(a) (b)
Gambar 3.17 Perbedaan Tampilan Prog-Isp yang (a) Belum Terbaca dan (b) Sudah
Terbaca oleh Komputer
3. Masukan program yang telah di compile menjadi file.hex
4. Untuk memulai proses pengunduhan tekan AUTO, maka program akan teruduh
39
5. Pengujian Kontrol Arus
Pengujian ini dilakukan untuk melihat kinerja dari kontrol arus yang dibuat,
apakah sudah sesuai dengan perencanaan. Nilai input dari keypad ditampilakan pada
lcd lalu motor berputar untuk memberikan nilai arus yang sesuai dengan input
keypad. Input dari keypad dan arus yang terukur tersebut ditampilkan pada media
penampil lcd sehingga bisa terlihat kesamaannya.
6. Tahap Pengujian Sistem Keseluruhan
Pengujian alat ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari alat tersebut, baik
kinerja tiap bagian maupun kinerja alat secara keseluruhan. Selain itu pengujian
bertujuan untuk mendapatkan data penelitian dari masing masing bagian maupun
keseluruhan kinerja alat. Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengembilan data
adalah multimeter dan gauss meter. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
setiap bagian dari perangkat yang telah dibuat bekerja dengan baik sesuai dengan
fungsi tujuan. Pengujian yang dilakukan terbagi atas beberapa blok, yakni pengujian
magnetizer multipole, pengujian sistem kontrol arus. Setelah kedua alat di uji satu
persatu, alat ini di uji secara keseluruhan dan selanjutnya diaplikasikan untuk proses
magnetisasi. Bahan magnet ini diamati polaritasnya pada beberapa sisi atau bagian,
serta diukur nilai besar medan magnetnya akibat perubahan arus. Polaritas bahan
magnet yang terbentuk diharapkan menjadi multipole, dan besar medan magnet yang
diukur diharapkan berubah seiring dengan perubahan nilai arus yang berubah.
7. Analisis
Data yang di dapat dari proses pengujian di analisis berdasarkan kajian literature
yang telah digunakan. Analisis dideskripsikan dalam bentuk alasan - alasan yang
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada penelitian maka dapat
diambil beberapa kesimpulan dan saran yang berguna untuk kedepannya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat diambil berkenaan
dengan rancang bangun magnetizer multipole dengan sistem kontrol arus berbasis
mikrokontroler ialah:
1. Rancang bangun prototipe magnetizer multipole pada penelitian ini terdiri
dari delapan solenoid dan di letakan pada dua fixture coil. Dan sistem
kontrol arus terdiri dari tiga pcb yakni pcb minimum sistem
mikrokontroler, pcb sensor arus dan pcb sistem kontrol yang di kemas
pada satu box.
2. Kutub magnet yang dihasilkan pada magnetizer berselingan sehingga
magnetizer ini dinamakan magnetizer multipole, kemudian hasil
magnetisasi bahan magnet yang dihasilkan pada proses magnetisasi oleh
magnetizer adalah multipole.
3. Kontrol arus ketika nilai input keypad 1 hingga 6, hasil kontrol arus pada
lcd menunjukan nilai yang cenderung sama sesuai dengan input yang
diberikan pada keypad, dan ketika nilai input keypad 7 hingga 10, hasil
kontrol arus menunjukan adanya selisih antara input keypad dengan
dengan hasil kontrol arus pada lcd sebesar 0.1 A hingga 0.3 A.
4. Nilai medan magnet pada inti besi di magnetizer multipole naik seiring
dengan kenaikan arus. Nilai tertinggi terdapat pada inti besi 4 yaitu
B=10.99(I)+27.53 dan nilai terendah terdapat pada inti besi 6 yaitu
B=9.363 (I)+12.
5. Nilai medan magnet remanen (Br) terbesar dihasilkan ketika bahan magnet
65
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai perancangan dan
pembuatan magnetizer multipole ini, saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Untuk mengurangi panas pada magnetizer multipole sebaiknya dipasang
peredam panas
2. Penelitian sebaiknya dilakukan ditempat yang tidak terpengaruh dari
medan magnet.
3. Gerak transformator variable (variak) dengan motor harus singkron agar
mendapatkan nilai presisi yang baik.
4. Perlu dilakukan penelitian dan pengembangan mengenai sistem ini dapat
dilakukan lebih lanjut demi terciptanya sistem alat yang memiliki akurasi
66
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Heri. (2013). Pemrograman Mikrokontoler AVR ATmega 16
Menggunakan Bahasa C (CodeVisionAVR). Edisi Revisi, Bandung:
Informatika.
Apriyanti-Devia, A. (2012). Analisis dan Rancang Bangun Sistem Informasi
Pengolahan Data Pembayaran Kredit Rumah Berjangka Pada PT Pulau Jaya
Abadi Palembang Menggunakan Pemograman Delphi 2007 dan SQL Server
2008. STMIK PalComTech Palembang.
A-Tipler,P. (2001). FISIKA Untuk Sains dan Teknik. Edisi Ketiga,
Jakarta:Erlangga.
Budiharto,W. (2011). Aneka Proyek Mikrokontroler Panduan Utama untuk
Riset/Tugas Akhir. Edisi Pertama,Yogyakarta:GRAHA ILMU.
Effendi, R. dkk. (2007). Medan Elektromagnetika Terapan. Jakarta:Erlangga.
Nugroho-Adi,A. (2010). Mekatronika. Edisi Pertama,Yogyakarta:GRAHA
ILMU.
Hani, S (2009). Proteksi arus lebih dengan menggunakan sensor ACS706ELC,
2(2), hlm 167-175.
Idayanti,N dan Dedi (2003). Pembuatan Magnet Barium Heksa Ferit Anisotrop. 5
67
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nurcahyo,S. (2012). Aplikasi dan Teknik Pemograman MikrokontrolerAVR
Atmel. Edisi Pertama, Yogyakarta:C.V ANDI OFFSET
Sudrajat, N.dkk (2010). Kompaksi Bahan Magnet Permanen Barium Ferit
Anisotropy Nano Partikel dalam Solenoid 0.5 T.
Wiyanto. (2008).ELEKTROMAGNETIKA .Edisi Pertama,Yogyakarta:GRAHA
68
Lusiana, Irma. 2014
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MAGNETIZER MULTIPOLE DENGAN SISTEM KONTROL ARUS BERBASIS MIKROKONTROLER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu