• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANGANAN HASIL TANGKAPAN IKAN DI ATAS KAPAL PURSE SEINE KM. IMJ SATU RAYA PT. CILACAP, KENDARI, SULAWESI TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENANGANAN HASIL TANGKAPAN IKAN DI ATAS KAPAL PURSE SEINE KM. IMJ SATU RAYA PT. CILACAP, KENDARI, SULAWESI TENGGARA"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENANGANAN HASIL TANGKAPAN IKAN DI ATAS KAPAL PURSE SEINE KM. IMJ SATU RAYA PT. CILACAP, KENDARI, SULAWESI TENGGARA

TUGAS AKHIR

Oleh:

Mukhlis 1722020027

PROGRAM STUDI PENANGKAPAN IKAN JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2020

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENANGANAN HASIL TANGKAPAN IKAN DI ATAS KAPAL PURSE SEINE KM. IMJ SATU RAYA PT. CILACAP KENDARI, SULAWESI TENGGARA

TUGAS AKHIR

Oleh:

Mukhlis 1722020027

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Husniati, S.Pi., M.Si Salman, S.Pi., M.Si

NIP.19691118 199702 2 001 NIP.19681231 199512 1 001

Dr. Ir. H. Darmawan, M.P Syamsul Marlin Amir, ST.,M.Si

NIP. 196702021998031002 NIP. 19790507 200501 1 001

Tanggal Lulus : 26 Agustus 2020

Tugas akhir ini sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada Program Studi Penangkapan Ikan Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan

Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Mengetahui :

Direktur, Ketua Jurusan,

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul : Penanganan Hasil Tangkapan Ikan di Atas Kapal Purse Seine KM. IMJ SATU RAYA PT.Cilacap Kendari, Sulawesi Tenggara.

Nama : Mukhlis

Nim : 1722020027

Program studi : Penangkapan Ikan

Jurusan : Teknologi Penangkapan Ikan Menyetujui, Tim Penguji:

1. Husniati, S.Pi., M.Si (………)

2. Salman, S.Pi., M.Si (………)

3. Ir.Sultan Alam, M.Si (………)

4. Irawan Alham, ST., M,Si (………)

Mengetahui, Ketua Program Studi,

Muhammad Aras, S.Pi., M.Si NIP. 19691231 199303 1 006

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir/skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar diploma di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Mandalle, 12 Juni 2020

Yang membuat pernyataan,

Mukhlis

(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Ucapan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua yakni, Ibunda ST. Hadira dan Ayahanda M.Jufri yang telah banyak memberi dorongan dan doa-doa yang tak pernah hentinya untuk memperoleh pendidikan yang terbaik.

Penulis yakin sepenuhnya bahwa dalam tugas akhir ini tidak akan mungkin dapat terwujud tanpa bantuan dan dukungan semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan rasa syukur yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

2. Bapak Syamsul Marlin Amir, ST.,M.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep beserta semua staf dosen dan administrasi kepegawaian yang telah membantu kelancaran penyelesaian tugas akhir

3. Ibu Husniati, S.Pi.,M.Si dan Bapak Salman, S.Pi.,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

(6)

vi

4. Bapak Haryono, selaku Nakhoda KM IMJ Satu Raya serta seluruh awak kapal KM. IMJ Satu Raya

5. Teman-teman seperjuangan yang selalu memotivasi untuk mengerjakan tugas akhir ini

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan yang bersifat membangun dalam upaya perbaikan ataupun sebagai bahan kajian selanjutnya guna kesempurnaan tugas akhir ini, sehingga berguna bagi penulis.

Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Pangkep, 12 Juni 2020

Penulis

(7)

vii DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSUTUJUAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Definisi Alat Tangkap Purse Seine ... 3

2.2 Jenis Hasil Tangkapan Purse Seine ... 3

2.2.1 Penangan Hasil Tangkapan ... 4

2.2.2 Pengertian Penanganan ... 4

2.2.3 Tujuan Penanganan ... 4

2.3 Proses Kemunduran Mutu Ikan ... 5

2.3.1 Penurunan Mutu Secara Prerigor ... 5

(8)

viii

2.3.2 Penurunan Mutu Secara Rigormortis ... 6

2.3.3 Penurunan Mutu Secara Autolysis. ... 6

2.3.4 Penurunan Mutu Secara Kimiawi ... 7

2.3.5 Penurunan Mutu Secara Bacterial ... 7

2.4 Tahapan Proses Penanganan Ikan ... 8

2.4.1 Pencucian. ... 8

2.4.2 Penyortiran ... 8

2.4.3 Penyiangan ... 9

2.4.4 Pendinginan ... 9

2.5 Sistem Penyusunan Ikan ... 10

III. METODOLOGI KEGIATAN ... 12

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 12

3.2 Metode Pengambilan Data ... 13

3.3 Analisis Data ... 13

IV. KEADAAN UMUM LOKASI ... 14

4.1 Letak Geografis Perusahaan ... 14

4.2 Sarana dan Prasarana PT. Cilacap Kendari. ... 15

4.3 Struktur Organisasi IMJ SATU RAYA ... 16

4.4 Tugas Jabatan di Atas KM. IMJ SATU RAYA ... 17

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18

5.1 Proses Penangan Ikan Hasil Tangkapan di Atas Kapal ... 18

5.1.1 Pendinginan ... 20

5.1.2 Pergantian Air Palkah ... 21

5.1.3 Pengontrolan Suhu ... 22

(9)

ix

5.1.4 Pembongkaran ... 23

5.2 Jumlah Hasil Tangkapan ... 24

5.3 Jenis Hasil Tangkapan ... 25

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

6.1 Kesimpulan ... 27

6.2 Saran ... 27 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(10)

x

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 5.1. Jumlah Hasil Tangkapan KM. IMJ SATU RAYA. ... 23 Tabel 5.2. Jenis Hasil Tangkapan Utama KM. IMJ SATU RAYA. ... 25 Tabel 5.3. Jenis Hasil Tangkapan Sampingan KM. IMJ SATU RAYA. ... 25

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 3.1. Lokasi Fising Ground. ... 12

Gambar 4.2. Struktur Organisasi KM. IMJ SATU RAYA ... 16

Gambar 5.3. Pengangkatan Hasil Tangkapan Menggunakan Scoop Net ... 18

Gambar 5.4. Prosedur Penanganan KM. IMJ SATU RAYA ... 19

Gambar 5.5. Pergantian Air Palka. ... 22

Gambar 5.6. Pembongkaran ... 23

Gambar 5.7. Penimbangan Hasil Tangkapan ... 24

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Data KM.IMJ SATU RAYA ...28

Lampiran 2. Alat Navigasi KM. IMJ SATU RAYA ...29

Lampiran 3. Dokumen-Dokumen KM. IMJ SATU RAYA ...30

Lampiran 4. Jenis Hasil Tangkapan ...32

Lampiran 5. Pengisian Es dalam palka ...35

(13)

xiii ABSTRAK

Mukhlis 1722020027. Penanganan Hasil Tangkapan Ikan Di atas Kapal Purse Seine KM. IMJ SATU RAYA PT.Cilacap Kendari, Sulawasi Tenggara (Dibimbing Oleh Husniati dan Salman ).

Purse Seine merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan- ikan pelagis yang bersifat bergerombolan dan hidup di dekat perairan yang dalam.

Alat tangkap ini bersifat aktif karena pengoperasiannya bersifat menghalangi, mempersempit ruang gerak baik kesamping (horizontal) maupun kearah dalam (vertical).

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah mendeskripsikan cara penanganan hasil tangkapan purse seine di KM. IMJ SATU RAYA. Pengumpulan data lapangan dilakukan selama 2 bulan yaitu dari bulan September sampai November 2019 di KM. IMJ SATU RAYA PT. Cilacap Kendari, Sulawesi Tenggara.

Metode pengambilan data adalah wawancara langsung dengan Nakhoda dan anak buah kapal, observasi secara langsung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan operasi penangkapan ikan dan penanganan hasil tangkapan, dokumentasi dan penelusuran literatur.

Penanganan hasil tangkapan di KM. IMJ SATU RAYA, dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan mutu ikan agar tidak membusuk maka proses penanganan harus cepat dilakukan, adapun jenis hasil tangkapan di KM. IMJ SATU RAYA terdiri dari hasil tangkapan utama yaitu: Tongkol (Euthynnus affinis), Layang (Decapterus reselli), Kembung (Rastrelliger kanagurta), dan Cakalang (Katsuwonus pelamis), sedangkan hasil tangkapan sampingan yaitu:

Cumi-cumi (Loligo indica), Ikan Tuna (Thunnus sp), Ikan Tembang (Sardinella sp), Ikan Lamadang (Choryphaena hippurus), Ikan Lemuru (Clupea leiogaster), dan Ikan Terbang (Exocoetus poecilopterus).

Penanganan hasil tangkapan di KM. IMJ SATU RAYA terdiri dari beberapa tahapan, yaitu 1. Pendinginan, dengan menggunakan es curah dan air laut di tambah dengan alat bantu mesin freezer, 2. Pergantian air palka, dilakukan berkisar 15 menit sampai 20 menit setelah hasil tangkapan selesai di masukkan kedalam palka dan pemberian es curah, 3. Pengontrolan suhu, dilakukan dengan menggunakan termometer dengan cara mempertahankan suhu palka serendah mungkin dari 0º C sampai -3º C.

Kata Kunci:Hasil Tangkapan, Penanganan,Purse Seine

(14)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia mempunyai wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km2 wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusi (ZEE) Indonesia. Sumberdaya ikan perairan Indonesia diperkirakan sebesar pemanfaatan sumberdaya ikan di ZEE, yaitu perairan 12 mil dari garis pantai titik terluar Kepuluan Indonesia (Alimi, 2005).

Purse Seine merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan- ikan pelagis yang bersifat bergerombolan dan hidup di dekat perairan yang dalam.

Alat tangkap ini bersifat aktif karena pengoperasiannya bersifat menghalangi, mempersempit ruang gerak baik kesamping (horizontal) maupun kearah dalam (vertical). Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap (Tomasila dan Usemahu, 2004).

Lama trip penangkapan, mengakibatkan kualitas ikan menjadi menurun.

Oleh karena itu, sangat di butuhkan pengetahuan yang cukup tentang penanganan ikan setelah penangkapan. Teknik penanganan pasca penangkapan berkorelasi positif dengan harga jual ikan dan hasil perikanan yang diperoleh. Semakin baik teknik penanganannya maka akan semakin baik mutu dan kualitas ikan, maka semakin tinggi nilai jual ikan tersebut. secara tidak langsung dapat membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Berdasarkan hal ini, maka Penulis mengangkat judul Penanganan Hasil Tangkapan di atas Kapal Purse Seine KM. IMJ SATU RAYA PT.Cilacap Kendari, Sulawesi Tenggara.

(15)

2 1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara mempertahankan kesegaran hasil tangkapan di KM. IMJ SATU RAYA di PT. Cilacap Kendari, Sulawesi Tenggara.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah mendeskripsikan penanganan hasil tangkapan di atas Kapal Purse Seine KM. IMJ SATU RAYA di PT.Cilacap Kendari, Sulawesi Tenggara.

Manfaat yang diharapkan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang perikanan tangkap purse seine dan sebagai bahan informasi bagi mahasiswa Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan khususnya bagi penulis sendiri.

(16)

3

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Alat Tangkap Purse Seine

Purse seine adalah alat penangkapan ikan yang berbentuk kantong dilengkapi dengan cincin dan tali purse seine yang terletak di bawah tali ris bawah berfungsi menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali purse line tersebut sehingga jaring membentuk kantong. Alat penangkapan ikan purse seine ini termasuk ke dalam klasifikasi pukat kantong (Nedelec, 2000).

Menurut Tomasila dan Usemahu (2004), Purse Seine digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol (schooling) di permukaan laut, oleh karena itu, jenis-jenis ikan yang tertangkap adalah jenis ikan pelagis yang hidupnya bergerombol seperti Cakalang, Layang, Lemuru, Lembung dan Tuna. Ikan-ikan yang tertangkap dengan Purse Seine tersebut dikurung oleh jaring sehingga pergerakannya terhalang oleh jaring dari dua arah, baik pergerakannya kesamping (horizontal) maupun pergerakan ke arah dalam (vertical).

2.2 Jenis Hasil Tangkapan Purse Seine

Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan- ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk schoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dengan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin (Subani dan Barus, 1989).

Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah laut Banda dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus

(17)

4

sp), Kembung, (Rastrelliger sp), lemuru (Clupea leiogaster, Tembang (Sardinella sp), cumi–cumi (Loligo sp), dan lain – lain. (Subani dan Barus, 1989).

2.2.1 Penanganan Hasil Tangkapan

Dalam industri perikanan, kesempurnaan penanganan ikan segar memegang peranan penting, baik buruknya penanganan ikan menentukan mutu ikan sebagai bahan makanan atau bahan mentah untuk pengolahan lebih lanjut. Penanganan yang buruk mengakibatkan ikan akan cepat rusak atau busuk sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi. (Moeljanto, 1992).

2.2.2Pengertian Penanganan

Penanganan merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai industri perikanan, karena hal ini dapat mempengaruhi mutu, di samping baik atau buruknya penanganan ikan sebagai bahan makanan dan bahan mentah untuk proses pegolahan lebih lanjut (Afrianto dan Liviawati, 1989).

Anonim (1987), mengatakan bahwa penanganan adalah semua perlakuan manusia atau pelaksanaan manusia terhadap ikan atau udang yang telah tertangkap, perlakuan ini dilakukan selama berada dikapal, pembongkaran, perlakuan didarat, pengangkutan dan pada akhirnya sampai ke tangan konsumen.

2.2.3 Tujuan penanganan

Tujuan penanganan adalah mengusahakan kesegaran hasil tangkapan yang dapat dipertahankan selama mungkin atau setidak–tidaknya masih cukup segar sampai ketangan konsumen.Pertama sebelum ikan tertangkap sampai ke atas dek kapal melakukan penanganan sebaik mungkin, demikian juga selanjutnya sehingga ikan masih cukup segar bila dikonsumsi atau diolah kembali (Afrianto dan Liviawati, 1989).

(18)

5

Purwaningsih (1995), mengatakan bahwa penanganan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menghambat terjadinya proses penurunan mutu secara autolisis maupun bakteriologis dengan suhu yang cukup dingin. Adapun tujuan dari proses penanganan ikan adalah mempertahankan sifat – sifat alami dari ikan sehingga tetap segar setelah sampai ke tangan konsumen.

2.3.Proses Kemunduran Mutu ikan

Proses penurunan mutu ikan segar diawali dengan perombakan oleh aktivitas enzim yang secara alami terdapat di dalam daging ikan hingga tahap tertentu dan disusul dengan proses pembusukkan (Wibowo dan Yunizal, 1998).

Proses perubahan yang terjadi pada ikan setelah mati meliputi perubahan pre rigor mortis, rigor mortis, aktivitas enzim (Autolysis), aktivitasmikroba (Bakteriologi) dan Oksidasi (Junianto, 2003).

2.3.1 Penururnan Mutu Secara Prerigor

Perubahan pertama yang terjadi ketika ikan mati adalah peredaran darah berhenti sehingga pasokan oksigen untuk kegiatan metabolisme juga terhenti.

Pada tahap ini juga terjadi proses Hyperaemia yakni lendir ikan terlepas dari kelenjar-kelenjarnya di dalam kulit, membentuk lapisan bening yang tebal di sekeliling tubuh ikan. Pelepasan lendir dari kelenjar lendir ini merupakan reaksi alami ikan yang sedang sekarat terhadap keadaan yang tidak menyenangkan.

Jumlah lendir yang terlepas dan menyelimuti tubuh dapat sangat banyak hingga mencapai 1-2,5% dari berat tubuhnya. Lendir tersebut terdiri atas glukoprotein mucin yang merupakan substrat yang sangat baik bagi pertumbuhan bakteri.

(Murniyati dan Sunarman, 2000).

(19)

6

Proses hyperaemia ini biasanya berlangsung 2 – 4 jam, makin lama pelepasan lendir makin banyak dan lendir ini menjadi media ideal bagi pertumbuhan bakteri pembusuk (Wibowo dan Yunizal, 1998).

2.3.2.Penurunan Mutu Secara Rigormortis

Ikan memiliki suatu senyawa yang disebut adenosin trifosfat (ATP).

Senyawa ini merupakan sumber energi paling cepat digunakan untuk kegiatan fisik saat ikan hidup, ketika ikan mati kondisi menjadi anaerob dan ATP terurai oleh enzim dalam tubuh dengan melepaskan energi dan bersamaan dengan terjadinya suatu proses perubahan biokimia yang menyebabkan bagian protein

otot (aktin dan miosin) berkontraksi dan

menjadi kaku (rigor), (Wibowo dan Yunizal, 1998). Tahap ini ditandai dengan tubuh ikan yang kejang setelah ikan mati (rigor = kaku, mortis = mati).

Kekejangan bervariasi dimulai beberapa jam sampai tiga hari tergantung jenis ikan, kondisi ikan, tingkat kelelahan, ukuran ikan, cara penanganan juga temparatur penyimpanan (Murniyati dan Sunarman, 2000).

2.3.3 Penurunan Mutu Secara Autolysis.

Autolysis adalah penguraian protein dan lemak enzim (protease dan lipase) yang terdapat di dalam daging ikan atau semua aktivitas enzim setelah kematian.

Enzim mempunyai kemampuan untuk bekerja secara aktif, namun kerja enzim menjadi tidak terkontrol karena organ pengontrol tidak berfungsi lagi, akibatnya enzim dapat merusak organ tubuh ikan, peristiwa ini disebut autolisis. Ciri terjadinya perubahan secara autolysis ini adalah dengan dihasilkannya amoniak sebagai hasil akhir, penguraian protein dan lemak dalam autolysis ini adalah dihasilkannya amoniak, dimana dengan terjadinya penguraian protein dan lemak

(20)

7

dalam autolysis menyebabkan perubahan rasa, tekstur, dan penampakan ikan (Junianto, 2003).

Kecepatan autolysis sangat tergantung pada suhu, dengan suhu 0˚C proses hanya berlangsung lebih lambat, kegiatan enzim dapat dikontrol dengan cara pendinginan, penggaraman, pengeringan dan pengasaman atau dapat dihentikan dengan cara pemasakan ikan tersebut (Ilyas, 1983).

2.3.4.Penurunan Mutu Secara Kimiawi

Proses perubahan pada ikan dapat juga terjadi karena proses oksidasi lemak sehingga timbul aroma tengik yang tidak diinginkan dan perubahan warna daging ke arah cokelat kusam (Junianto, 2003).

Ketengikan dapat dihambat dengan meminimalkan hubungan dengan udara bebas terutama dalam penyimpanan hasil olahan. Bau tengik timbul karena terjadi oksidasi lemak oleh O2 dan udara (Moeljanto, 1992 ).

2.3.5.Penurunan Mutu Secara Bacterial.

Penurunan mutu secara bacterial adalah tahapan dimana bakteri mulai banyak dan secara bertahap memasuki daging ikan, sehingga penguraian oleh bakteri mulai berlangsung intensif setelah rigor mortis berlalu, yaitu setelah daging mengendur dan celah-celah seratnya terisi cairan. Proses kemunduran mutu ikan dapat dihambat dengan menggunakan suhu rendah, dengan suhu rendah aktifitas enzim terhambat. Bakteri pembusuk hidup pada suhu antara 0º - 30ºC, dengan suhu optimal bila suhu diturunkan dengan cepat dibawah 0ºC, maka proses pembusukan dapat terhambat (Moelyanto,1992).

Cara paling sederhana, mudah, murah dan lazim digunakan untuk membuat ikan bersuhu rendah adalah menurunkan suhu dengan menggunakan es, dengan

(21)

8

cara ini ikan menjadi dingin tetapi tidak beku sehingga aktifitas penyebab kemunduran mutu ikan terhambat (Wibowo dan Singgih, 1998). Penggunaan es dengan ikan idealnya adalah 1:1, kalau penanganan baik dan wadah yang dipakai memiliki insulasi tinggi, es dapat dikurangi sampai kira-kira 1:2 atau 1:3, (Wibowo dan Yunizal, 1998).

2.4. Tahapan Penanganan Ikan

Menurut (Junianto, 2003).Tahapan-tahapan penanganan ikan di atas kapal meliputi pencucian, penyortiran, dan penyiangan yaitu:

2.4.1 Pencucian

Pencucian dapat menyingkirkan sisa-sisa darah, isi perut dan beberapa bakteri kulit. selain itu, pencucian menyingkirkan beberapa lapisan lendir ikan yang menjadi media perkembangbiakan yang baik bagi bakteri selama penyimpanan. Pencucian ikan dilakukan dengan penyemprotkan air laut bersih atau air tawar dingin yang bersih. pencucian bertujuan untuk membebaskan ikan dari bakteri pembusuk.

2.4.2 Penyortiran

Penyortiran adalah proses pemilihan dan pemisahan ikan berdasarkan jenis, ukuran, dan kualitasnya. Penyortiran dilakukan untuk memudahkan proses penjualan di darat dan memperkecil kontaminasi ikan oleh bakteri.

2.4.3 Penyiangan

Penyiangan merupakan kegiatan pembuangan sirip, insang, dan isi perut.

Kegiatan penyiangan terutama di tunjukan untuk ikan-ikan yang akan di bekukan atau untuk pabrik-pabrik pengolahan ikan. Tujuan pengeluaran isi perut adalah untuk menyingkirkan bagian utama perantara yang menyebabkan pembusukan,

(22)

9

misalnya, bakteri dan enzim. Proses penyiangan di lakukan secepat mungkin untuk menghindari proses pembusukan.

2.4.4 Pendinginan

Pendinginan ialah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang digunakan masih di atas titik beku bahan. Kisaran suhu yang digunakan biasanya antara -10C sampai -40C. Pada suhu tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses biokimia akan terhambat sehingga perubahan yang terjadi pada produk yang disimpan dapat diminimalisir atau diperlambat. (Olivianti, 2012).

Pengawetan ikan dengan suhu rendah merupakan suatu proses pengambilan atau pemindahan panas dari tubuh ikan ke bahan lain. Ada pula yang mengatakan, pendinginan adalah proses pengambilan panas dari suatu ruangan yang terbatas untuk menurunkan dan mempertahankan suhu di ruangan tersebut bersama isinya agar selalu lebih rendah dari pada suhu di luar ruangan. Selain itu pendinginan juga merupakan satuan operasi dimana suhu makanan berkurang menjadi antara - 1o sampai 8o C (Moelyanto, 1992)

Selanjutnya dikatakan kelebihan dari pengawetan ikan dengan pendinginan adalah sifat-sifat asli ikan tidak mengalami perubahan tekstur, rasa, dan bau.

Efisiensi pengawetan dengan pendinginan sangat tergantung pada tingkat kesegaran ikan sebelum pendinginan. Pendinginan yang di lakukan sebelum rigor mortis lalu merupakan cara yang paling efektif jika di sertai dengan teknik yang benar. Sedangkan pendinginan setelah proses autolysis berlangsung tidak akan banyak membantu.

Fungsi es dalam hal ini :

a. Menurunkan suhu daging sampai mendekati 0˚C

(23)

10 b. Mempertahankan suhu ikan tetap dingin

c. Menyediakan air es untuk mencuci lendir, sisa-sisa darah, dan bakteri dari permukaan badan ikan

d. Mempertahankan keadaan berudara (Aerobik) pada ikan, selama disimpan dalam palka ( Moelyanto, 1992)

2.5 Sistem Penyusunan Ikan

Fyson (1985) menyatakan bahwa metode penyimpanan di dalam palka dipengaruhi oleh jenis dan ukuran ikan, lama waktu penyimpanan dan jumlah ikan yang disimpan. Menurut Ilyas (1988) metode penyusunan ikan terdiri dari beberapa cara:

a. Bulking (Curah)

Bulking dilakukan dengan cara es batu disusun selapis demi selapis dalam sebuah wadah. Bagian dasar dan bagian tepi wadah harus diberi lapisan es batu setebal 5 cm untuk mencegah perambatan panas dari udara di bagian luar. Tebal antara ikan dan lapisan es batu sebaiknya sama dan usahakan agar setiap tubuh ikan tertutup lapisan es.

Bila jumlah ikan yang akan didinginkan sangat banyak, untuk mempermudah penyusunan ikan, sebaiknya wadah dilengkapi dengan sekat hidup (sekat yang dapat dibongkar pasang) terbuat dari kayu

b. Shelfing(Berlapis)

Prinsip kerja ini sama dengan bulking yang dilengkapi dengan sekat hidup.

Jarak antarsekat sekitar 20 cm dan setiap sekat hanya menampung satu lapis ikan.

Penyusunan ikan ini dianggap dapat menghabiskan waktu, tenaga, dan tempat sehingga biasanya hanya digunakan untuk penyimpanan ikan berukuran

(24)

11

besar. Namun demikian, dengan cara ini mutu ikan tetap baik dan kehilangan berat karena tertekan dapat dikurangi.

c. Boxing (Menggunakan Kotak/Boks)

Penyusunan ikan menggunakan kotak atau boks yang terbuat dari kayu, aluminium, plastik dan styrofoam. Ikan disusun di dalam kotak kemudian dicampur dengan es batu secukupnya. Keuntungan cara ini jika dibandingkan dengan dua cara penyusunan ikan lain yaitu ikan tidak banyak mengalami luka, tingkat kesegaran ikan tidak banyak mengalami perubahan, penyususnan dan pembongkaran ikan dari dalam kotak dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat.

(25)

12

BAB III. METODOLOGI KEGIATAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pengumpulan data lapang dilakukan selama kurang lebih 2 (dua) bulan yaitu dari bulan September sampai November 2019, di atas Kapal KM. IMJ SATU RAYA PT. Cilacap Kendari Sulawesi Tenggara, daerah penangkapan saat dilakukan pengambilan data terletak di Perairan Laut Banda dengan seputaran titik koordinat 2º 15’20.61” LS 125º 31’25.81” BT lokasi fishing ground dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:

Gambar 3.1 Likasi Fishing Ground Sumber: Aplikasi Boating Asia & Afrika, 2019

(26)

13 3.2 Metode Pengambilan Data

Penyusunan tugas akhir ini dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan yaitu:

1. Wawancara langsung dengan Nakhoda yang sekaligus sebagai pembimbing lapangan dan anak buah kapal KM. IMJ SATU RAYA 2. Observasi dengan cara mengamati secara langsung dan berpartisipasi aktif

dalam kegiatan operasi penangkapan ikan dengan alat tangkap Purse Seine dan penanganan hasil tangkapan di atas kapal operasi.

3. Dokumentasi merupakan foto-foto dan yang berhubungan dengan materi kajian.

4. Penelusuran literature yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir 3.3 Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap data atau informasi yang diperoleh serta disajikan dalam bentuk tabel dan gambar tentang Penanganan Hasil Tangkapan Purse Seine.

(27)

14 BAB IV

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN PT. CILACAP, KENDARI.

4.1 Letak Geografis Perusahaan

PT. Cilacap Samudera Fishing Industy bertempat Desa Puday, Kecematan Abeli. Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang jaraknya ± 19 km² dari kota Kendari tepatnya pada Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari di PT.

Cilacap Samudera Fishing Industry (CSFI) dengan posisi geografis yaitu 03°58´48" LS -122°34´17" BT.

PT. Cilacap Samudra Fishing Industry (CSFI) dibangun sejak tanggal, 23 Maret 2008 dan diresmikan pada tanggal, 6 Mei 2009, yang merupakan cabang dari PT. Arabika Tama Khatulistiwa Fishing Industry di bawah pimpinan Bapak Asman Sutioso.

PT. Cilacap Samudra Fishing Industry (CSFI) merupakan perusahaan dengan produksi ikan terbanyak setiap tahunnya di Sulawesi Tenggara yaitu ± 1.656 ton/tahun dan hasil tangkapannya diakui oleh negara-negara luar serta memiliki Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) dengan daerah penangkapan sekitar perairan Laut Banda. Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari dalam kegiatan ekonomi disekitarnya telah memberikan manfaat yang cukup tinggi seperti fasilitas produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan untuk pelestariannya, pelayanan kesyahbandaran, mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran.

(28)

15

4.2 Sarana dan Perasarana PT. Cilacap Kendari.

Di PT.Cilacap Kendari memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut : 1. Ruang Freezing 5 Ruang

2. Ruang Cold Storag 1 Ruang 3. Ruang Pengolahan ikan 1 Ruang 4. Pabrik es 1 buah

5. Bengkel 1 buah

6. Kapal Purse seine (Group) sebanyak 13 kapal 7. Kapal Gill Net sebanyak 10 Kapal

8. Kapal pancing sebanyak 18 kapal 9. Kapal pengangkut sebanyak 12 kapal 10. Kapal penampung sebanyak 36 kapal 11. Mobil bongkaran sebanyak 3 buah 12. Mobil pengangkut es sebanyak 2 buah 13. Mobil Forklift sebanyak 1 buah 14. Mess karyawan dan karyawati

(29)

16

4.3 Struktur Organisasi KM.IMJ SATU RAYA Kendari

Struktur organisasi di atas kapal dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut.

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Di Atas Kapal KM. IMJ SATU RAYA Sumber: KM. IMJ SATU RAYA, 2019

4.4 Tugas dan Jabatan di atas kapal KM. IMJ SATU RAYA

1. Nahkoda berperan juga sebagai Fishing Master bertanggung jawab sepenuhnya di atas kapal dalam suatu pelayaran, dan bertanggung jawab dalam menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan.

2. Muallim I atau Wakil bertugas untuk membantu nahkoda mengatur dan mengontrol kegiatan yang ingin dilakukan di atas kapal.

KOKI

MUALIM I KKM

BOSMEN

NAKHODA

ABK

(30)

17

3. Kepala Kamar Mesin (KKM) bertanggug jawab atas perawatan mesin dalam suatu pelayaran, melakukan pemeriksaan keliling kamar mesin dan mengatur suhu mesin pendingin.

4. Bosmen bertanggung jawab dalam kelancaran operasional alat tangkap dan memperbaiki peralatan alat tangakap baik pada setting maupun pada saat hauling.

5. Koki bertugas membuat menu makanan di atas kapal dan bertanggung jawab atas persediaan bahan makanan di atas kapal.

6. ABK bertugas untuk membantu kelancaran pada saat beroperasi baik pada saat setting maupun pada saat hauling dan membantu menyelesaikan kegiatan- kegiatan di atas kapal.

(31)

18

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Proses Penanganan Ikan Hasil Tangkapan di Atas Kapal

Setelah proses pengangkatan badan jaring selesai maka ABK melakukan pengangkatan hasil tangkapan dengan scoop net yaitu suatu alat yang terbuat dari jaring dengan lingkaran besi di atasnya dan cincin pada bagian bawahnya yang digunakan untuk mengangkat ikan kedalam palkah yang diturunkan oleh ABK, yang di bantu pipa besi dari atas untuk menenggelamkan scoop net tersebut kemudian ditarik menggunakan mesin gardang yang terhubung dengan tali pada bagian sisi kiri dan kanan dan kontrol untuk disambungkan pada alat tersebut.

Keberhasilan dalam pengangkatan hasil tangkapan tergantung kuatnya ikatan simpul pada bagian bawah scoop net. Pengangkatan ikan hasil tangkapan di atas kapal KM. IMJ SATU RAYA dapat dilihat pada Gambar 5.1 di bawah ini.

Gambar 5.1 Pengangkatan Hasil Tangkapan Sumber : KM IMJ SATU RAYA, 2019.

(32)

19

Penanganan merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai industri perikanan, karena hal ini dapat mempengaruhi mutu, di samping baik atau buruknya penanganan ikan sebagai bahan makanan dan bahan mentah untuk proses pegolahan lebih lanjut (Afrianto dan Liviawati, 1989).

Prosedur Penanganan hasil tangkapan di atas KM. IMJ SATU RAYA dapat dilihat pada Gambar 5.2 berikut ini :

Gambar 5.2 Tahapan Penanganan Hasil Tangkapan

Penanganan hasil tangkapan harus dilakukan dengan baik dan benar karena mutu dari hasil tangkapan sangat tergantung pada cara penanganannya. Penanganan hasil tangkapan pada kapal purse seine KM.

IMJ SATU RAYA menggunakan es curah dan kegiatan penanganannya dilakukan setelah selesai pengoperasian sekitar jam 09.00 sampai 10.00 dan sore sekitar jam 16.00 sampai 17.00.

Pengontrolan Suhu

Pembongkaran Pergantian Air Palkah

Pendinginan

(33)

20 5.1.1 Pendinginan

Pendinginan merupakan salah satu proses penanganan yang umum digunakan untuk mengatasi pembusukan, juga bertujuan agar daging ikan tidak cepat rusak.

Proses pendinginan di KM IMJ SATU RAYA menggunakan metode air laut yang direfrigerasi (refrigerated sea water) yaitu menggunakan air laut, mesin Freezer dan es curah. Es balok yang digunakan berukuran panjang 1 meter berbobot 50 kg sebanyak 700 balok yang sudah di hancurkan (es curah).

Penggunaan es pada ikan yaitu untuk menurunkan suhu dingin sampai 1º C dan mempertahankan suhu ikan tetap dingin dengan cara menambahkan es diatas ikan kemudian palka ditutup rapat, sedang mesin freezer berguna untuk pembekuan ikan selama 2 jam dan pembekuan es dalam palka selama ± 1 hari .

Palka dengan sistem pendingin terbuat dari fiber dan dibuat kedap air, kedap udara dan di beri intalasi panas. Adapun ukuran kapasitas yang bisa di muat dalam palka yaitu 12 ton. Jumlah palka itu sendiri berjumlah 10 palka dilengkapi dengan adanya pipa-pipa pendingin atau disebut evaporator yang di buat menyambung dari satu palka ke palka dengan tujuan untuk menyalurkan udara dingin/refrigant dari mesin pendingin ke palka Sedangkan freezer merupakan alat yang bekerja dengan membutuhkan tenaga mesin yang besar, dan dalam pembuatannya membutuhkan biaya mahal karena menggunakan tenaga mesin dengan sistem pendingin modern.

Adapun teknik penyusunan ikan dalam palka yaitu dengan cara merendam ikan dalam air dingin, air laut didinginkan dengan mesin pendingin yang sudah mulai dijalankan sejak kapal meninggalkan pelabuhan menuju daerah penangkapan, dengan maksud agar air sudah cukup dingin pada waktu hasil tangkapan pertama dinaikkan. Biasanya palka-palka diisi dengan sejumlah es

(34)

21

sebelum kapal meninggalkan pelabuhan (Lampiran 5). Palka ikan khusus untuk menampung air laut yang tercampur es kemudian di dinginkan menggunakan mesin freezer, Ikan direndam di dalam palka yang berisi es dan air laut yang sudah di dinginkan kemudian bagian atasnya ditumpuk es lagi, sampai pada saat ikan dibongkar di pelabuhan. Jika dilakukan dengan baik, cara ini menghasilkan ikan dengan mutu yang lebih baik, pendinginan berlangsung lebih cepat, ikan tidak menerima tekanan. Ikan-ikan besar seperti tuna dan ikan-ikan kecil seperti Cakalang, Layang, Tongkol, Lemuru dan Kembung dapat diperlakukan dengan cara seperti ini.

5.1.2. Pergantian Air Palkah

Sistem operasional degan refrigerated sea water Di KM. IMJ SATU RAYA adalah menggunakan air laut dan air es dengan perbandingan air laut 27%

dan air es 73% dengan suhu palkah antara -3ºC sampai -4º C sebelum hasil tangkapan diturunkan ke dalam palka, kemudian hasil tangkapan di masukkan kedalam palkah. Pada proses ini air laut yang bercampur dengan ikan akan bercampur dengan darah ikan maka air laut dalam palkah tersebut harus dibuang dan diganti secara bertahap dan seterusnya, dimana pada KM. IMJ SATU RAYA setelah hasil tangkapan selesai dimasukkan ke dalam palkah dan pemberian es curah maka 15 sampai 20 menit kemudian dilakukan pergantian atau penghisapan air palkah menggunakan mesin pompa dan selang untuk mengeluarkan darah ikan.

Ikan yang dimasukkan dalam palkah tidak melalui proses pencucian dan penyortiran terlebih dahulu maka air palka berubah menjadi darah ikan sehingga harus dilakukan penghisapan terhadap air palka untuk mencegah ikan membusuk

(35)

22

lebih cepat dan proses ini dilakukan selama operasi di kapal. Proses pergantian air palka dapat dilihat pada Gambar 5.3 berikut ini.

Gambar 5.3 Proses Pergantian Air Palka

Dalam melakukan pergantian air palka biasaya dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pada saat hasil tangkapan hendak di masukkan kedalam palka sekitar jam 08.30 dan pada saat selesai operasi sekitar jam 16.00 sampai 17.00.

5.1.3 Pengontrolan Suhu Palkah

Setelah selesai pergantian air, maka dilakukan pengukuran suhu palkah.

Suhu palkah diturunkan serendah mungkin dari 0ºC ke -3ºC maka perkembangan bakteri dapat dihambat dengan cara menambahkan es di atas ikan, hal ini sesuai pendapat Moelyanto (1992) bahwa proses kemunduran mutu ikan dapat dihambat dengan menggunakan suhu rendah, dengan suhu rendah aktifitas enzim terhambat.

Bakteri pembusuk hidup pada suhu antara 0º - 30ºC, dengan suhu optimal bila suhu diturunkan dengan cepat dibawah 0ºC, maka proses pembusukan dapat terhambat. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan thermometer.

Pengontrolan suhu yang di lakukan oleh ABK di setiap selesai pengoperasian

(36)

23

sekitar jam 09.00 sampai 10.00 pagi dan sore sekitar jam 16.00 sampai 17.00.

Suhu palkah ikan harus dijaga dilindungi dengan mempertahankan konstruksi palkah penyimpanan ikan supaya kesegaran ikan hasil tangkapan tetap terjaga dengan baik di dalam ruang palka baik pada saat di atas kapal maupun sampai di dermaga.

5.1.4 Pembongkaran

Setelah kapal tiba di dermaga Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Kendari, kapal langsung sandar didermaga untuk melakukan kegiatan pembongkaran ikan.

Sebelum melakukan pembongkaran terlebih dahulu dilakukan pengukuran suhu palka dan suhu ikan. Selanjutnya ikan diangkut menggunakan basket untuk di naikan ke mobil. Pembongkaran hasil tangkapan di KM. IMJ SATU RAYA dapat di lihat pada gambar 5.4 di bawah ini.

Gambar 5.4 Pembongkaran Hasil Tangkapan

(37)

24 5.2 Jumlah Hasil Tangkapan

Jumlah Hasil tangkapan KM. IMJ SATU RAYA selama 2 (dua) trip dapat kita lihat pada tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1 Jumlah Hasil Tangkapan di KM. IMJ SATU RAYA

Hari/Tanggal Jumlah Hasil Tangkapan (Ton)

Daerah

Pengoperasian Senin/ 09 September 2019 -

Kamis/ 26 September 2019

46 Laut Banda

Rabu/ 02 Oktober 2019 – Kamis/ 17 Oktober 2019

60 Laut Banda

Sumber: KM. IMJ SATU RAYA, 2019

Pada Tabel 5.1 terlihat bahwa operasi hasil tangkapan dilakukan selama 2 (dua) trip di KM. IMJ SATU RAYA, Trip pertama dari 9 September 2019 sampai 26 September 2019 selama 17 hari dimana dilakukan 9 (sembilan) kali operasi dan trip kedua dari 02 Oktober 2019 sampai 17 Oktober selama 15 hari di mana di lakukan 8 (delapan) kali operasi. Dari 2 (dua) trip ini dapat dilihat bahwa trip kedua terjadi peningkatan hasil tangkapan yang sangat signfikan. Hal ini disebabkan karena banyaknya ikan di lokasi penangkapan dan kurangnya arus dan angin sehingga kegiatan penangkapan ikan pada trip kedua lebih maksimal dan hasil tangkapan lebih banyak dari pada trip pertama, sedangkan pada trip pertama kegiatan penangkapan ikan memiliki kendala seperti kurangnya ikan di tempat pengoperasian dan terkendala oleh cuaca buruk sehingga pengoperasian tidak terlalu maksimal.

(38)

25

Adapun kegiatan penimbangan hasil tangkapan pada saat tiba di dermaga, dapat dilihat pada Gambar 5.1 di bawah ini

Gambar 5.5 Penimbangan Hasil Tangkapan

Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Ikan yang didapatkan selama operasi penangkapan di KM. IMJ SATU RAYA yaitu: ikan Tongkol (Euthynnus affinis), Layang (Decapterus reselli), Kembung (Rastrelliger kanagurta), dan Cakalang (Katsuwonus pelamis), sedangkan hasil tangkapan sampingan yaitu: Cumi-cumi (Loligo indica), Ikan Tuna (Thunnus sp), Ikan Tembang (Sardinella sp), Ikan Lamadang (Choryphaena hippurus), Ikan Lemuru (Clupea leiogaster), dan Ikan Terbang (Exocoetus poecilopterus) (Lampiran 4).

Adapun jenis ikan hasil tangkapan utama dapat kita lihat pada Tabel 5.2 sedangkan hasil tangkapan sampingan dapat diihat pada tabel 5.3.

(39)

26

Tabel 5.2 Jenis Hasil Tangkapan Utama di Atas KM. IMJ SATU RAYA.

No Jenis Hasil Tangkapan Nama Latin Ikan

1. Tongkol Euthynnus affinis

2. Layang Decapterus reselli

3. Kembung Rastrelliger kanagurta

4. Cakalang Katsuwonus pelamis

Sumber: KM. IMJ SATU RAYA, 2019

Tabel 5.3 Jenis Hasil Tangkapan Sampingan Di atas KM. IMJ SATU RAYA

No Jenis Hasil Tangkapan Nama Latin Ikan

1. Cumi-cumi Loligo indica

2. Ikan Tuna Thunnus sp

3. Ikan Tembang Sardinella sp

4. Ikan Lamadang Choryphaena hippurus

5. Ikan Lemuru Clupea leiogaster

6. Ikan Terbang Exocoetus poecilopterus

Sumber: KM. IMJ SATU RAYA, 2019

(40)

27

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penanganan hasil tangkapan pada KM.IMJ SATU RAYA terdiri dari beberapa tahapan :

1. Pendinginan dengan metode air laut yang direfrigerasi (refrigerated sea water) yaitu menggunakan es curah dan air laut di tambah dengan alat bantu mesin freezer.

2. Pergantian air palka, dilakukan berkisar 15 menit sampai 20 menit setelah hasil tangkapan selesai di masukkan kedalam palka dan pemberian es curah.

3. Pengontrolan suhu, dilakukan dengan menggunakan termometer dengan cara mempertahankan suhu palka serendah mungkin dari 0ºC sampai - 3ºC.

4. Pembongkaran, setelah kapal tiba di dermaga, selanjutnya ikan diangkut menggunakan basket untuk di naikan ke mobil.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya dilakukan penanganan yang tepat pada kapal pure seine yang menggunakan jenis pengawetan freezer dan es saat di kapal sampai didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari, agar kualitas ikan tetap terjaga sampai ikan di distribusikan ke pihak pengolahan ikan.

(41)

28

2. Sebaiknya penggunaan es dan mesin freezer pada jenis pengawetan pada kapal purse seine lebih dipertimbangkan lagi sebagai usaha penangkapan kerena kualitas hasil tangkapan yang dihasilkan tidak sebaik kualitas ikan pada saat sampai pelabuhan.

(42)

29

DAFTAR PUSTAKA

Alimi, T. 2005. Ekolabel dan Konsumen Konsumen Standarisasi Produk Meningkatkan Perdagangan Perikanan Indonesia. Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional Bogor. Bogor.

Afrianto dan Liviawati, 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius.

Yogyakarta.

Anonim. 1987. Pedoman Pengolahan Ikan Segar, Edisi I. Departemen Kesehatan RI Jakarta.

Fyson J. 1985. Design Of Smaal Fishing Vessel. England (UK). Fishing News Book Ltd: P 78

http://purse seine.blogspot.co.id/2011/02/purse seine. Html. 15 Februari 2020 Olivianti, 2012.Pendinginan Dan Pembekuan . Universitas Brawijaya.

Malang (Diakses 16 Februari 2020)

Ilyas, S., 1988. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan. Badan Penelitian Pengembangan Pertanian dan Pusat Penelitian Pengembangan Perikanan, Jakarta.

Junianto, 2003. Teknik Penanganan Ikan. Seri Agriwawasan. Penebar Swadya.Jakarta

Moelyanto, 1992.Pengawetan dan Pengolahan Hasil Tangkapan.Swadaya.

Jakarta.

Murniati dan Sunarman,2000 http://scholar.google user conten.com?/scholerq=ca che;bVmxmEhLEUJ:scholar.google.com/&hl=id&as_sdl=0,5&as_vis=I.

(Diakses 29 Februari 2020)

Nedelec. 2000. http.// fisheries.com/index.html Diakses pada (7 Juni 2020) Purwaningsih, 1995.Teknologi Pembekuan Ikan.Penebar Swadaya. Jakarta.

Subani. W dan H.R Barus.1989.Alat Penangkapan Ikan Dan Udang Laut Di Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta

Tomasila dan Usemahu, 2004. Teknologi Penanganan Ikan. Departemen Kelutan Perikanan. Jakarta

Wibowo danYunisal,1998 http://scholar.Googleuserconten.Com/scholar?

(43)

30

q=chsce:bVmxmELEUJ:scholar.google.com/&hl=id&as sdt=0,5&as vis1.

(Diakses 23 Februari 2020

Wibowo dan Singgih,1998 http://scholar.google user content.com/scholar ?q= ca che: bV mxm EhLEUJ : scholar. google.Com /&h l=id&as _ sd t = 0,5 &

as_vis=1. (Diakses 7 Maret 2020)

(44)

31 LAMPIRAN

Lampiran 1. Data KM IMJ SATU RAYA

a. Nama Kapal : KM IMJ SATU RAYA b. Tanda Panggilan : YEB.5277

c. Tempat Pendaftaran : BENOA

d. Tanda Pendaftaran : 2011 pd No.2133/ N e. Tahun Pembangunan : 2011

f. Bahan dasar : BAJA g. Gross Tonage : 99 GT h. Panjang : 28,75 meter i. Lebar : 6, Kapal 20 meter j. Dalam : 2,56 meter

k. Tanda Selar : GT.99 No.1767/pd l. Tonase Bersih : 37 NT

m. Mesin Induk : 1 buah

➢ Merek/Tipe : J D E C

➢ Kekuatan Mesin : 380 PK

➢ Jumlah Baling : 1

➢ Jumlah Gelada : 1

(45)

32

Gambar 1. Kapal IMJ SATU RAYA

Lampiran 2. Alat-Alat Navigasi KM IMJ SATU RAYA

Gambar 1. GPS Gambar 2. KOMPAS BASAH

Gambar 3. Fish Finder Gambar 4. VHF

(46)

33

Lampiran 3. Dokumen – Dokumen KM. IMJ SATU RAYA

S

Gambar 1. Surat Izin pemasanagan Rumpon

Gambar 2. Surat Ukur Internasional

(47)

34

Gambar 3. Sijil KM. IMJ SATU RAYA

(48)

35

Gambar 4. PAS BESAR

(49)

36

Lampiran 4. Jenis Hasil Tangkapan

Gambar 1. Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares)

Gambar 2. Tuna Mata Besar (Thunnus obesus)

(50)

37

Gambar 3. Ikan Layang Benggol (Decapterus ruselli)

Gambar 4. Lemadang (Crophynea hippurus)

Gambar 5. Cakalang (Katsuwonus pelamis)

(51)

38

Gambar 6. Hiu Coboy (Charhharhinus longimanus)

Lampiran 5. Pengisian Es dalam Palka

Gambar 1. Menghancurkan Es Balok Dengan Mesin Penghancur Es

(52)

39

Gambar 2. Meratakan Tumpukan Es dalam Palka

Gambar 3. Mencampurkan Air dengan Es ke dalam Palka

(53)

40

RIWAYAT HIDUP

NAMA : MUKHLIS

NIM : 1722020027

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Makassar, 09 juni 1998

JURUSAN : Teknologi Penangkapan Ikan

PROGRAM STUDI : Penangkpan Ikan

PENGALAMAN ORGANISASi : 1. Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Persatuan Olahraga (UKM POR) 2017- 2018

2. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Kajian Mahasiswa Islam (UKM LKMI)

3. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Polypangkep English Club

PELATIHAN/ SEMINAR : 1. Seminar Olahraga

2. Pelatihan Basic Safety Training

3. Pelatihan Security Awareness Training 4. Pelatihan Advanced Fire Fighting

ALAMAT : Jl. Kr. Patingalloang No. 03 Kel.

Bulurokeng

Kec. Biringkanaya, Kota Makassar

TELEPON : 085256291326

E-MAIL : mukhlismukhe23@gmail.com

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.

Mandalle, 26 Maret 2020

Mukhlis

(54)

41

Gambar

Gambar 3.1 Likasi Fishing Ground  Sumber: Aplikasi Boating  Asia & Afrika, 2019
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Di Atas Kapal KM. IMJ SATU RAYA  Sumber: KM. IMJ SATU RAYA, 2019
Gambar 5.1 Pengangkatan Hasil Tangkapan  Sumber : KM IMJ SATU RAYA, 2019.
Gambar 5.2 Tahapan Penanganan Hasil Tangkapan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Seiring dengan berjalannya waktu, semakin berkembang pula pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang perikanan dalam penggunaan alat tangkap yang efektif dan efisien

Untuk menangkap ikan pelagis kecil seperti ikan layang, ikan kembung, atau pelagic besar seperti ikan cakalang dan ikan tuna, apabila menggunakan rumpon atau lampu dalam

Suatu usaha perikanan purse seine di perairan Indonesia, perlu dilakukan penelitian-penelitian antara lain menyangkut dimensi gear,ukuran alat tangkap dan kapal

Hasil yang diperoleh dari pengoperasian alat-alat navigasi adalah 1 Global positioning system (GPS) yang berfungsi menentukan titik-titik kordinat suatu

Pengujian mutu organoleptik dilakukan dengan menggunakan score sheet ikan tuna segar sesuai dengan SNI SNI 7756:2013 setelah penangkapan, penyimpanan pada palka dan setelah pembongkaran