• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI KM. IMJ LIMA PT. CILACAP SAMUDERA FISHERIES INDUSTRY, KENDARI TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI KM. IMJ LIMA PT. CILACAP SAMUDERA FISHERIES INDUSTRY, KENDARI TUGAS AKHIR"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PT. CILACAP SAMUDERA FISHERIES INDUSTRY, KENDARI

TUGAS AKHIR Oleh : FAISAL RUSLI

1622020284

PROGRAM STUDI PENANGKAPAN IKAN JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2019

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Perikanan (A.Md.Pi) di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Pangkep, 06 Agustus 2019 Yang menyatakan,

Faisal Rusli

(5)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan limpaham rahmat dan hidayah-Nya, sholawat salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan teladan terbaik bagi umatnya sehingga bisa meniru kegigihan dan kesungguhan beliau dalam berjuang.

Pada kesempatan ini, tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya baik secara moril ataupun material kepada anak-anaknya, sehingga anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan yang terbaik.

2. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

3. Bapak Syamsul Marlin, ST., M.Si. selaku Ketua Jurusan Penangkapan Ikan.

4. Bapak Ir. Muhammad Nadir, M.Si. dan Ir. Muslimin, M.P selaku dosen pembimbing yang membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Bapak/Ibu Dosen Serta Pegawai dan Pranata Laboratorium Pendidikan Jurusan Penangkapan Ikan

6. Sahabat-sahabat serta teman-teman dari Jurusan Penangkapan Ikan Angkatan XXIX.

(6)

Dalam menyusun dan menulis laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karenanya, berbagai bentuk kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat khususnya bagi semua pihak.

Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Pangkep, 06 Agustus 2019

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Definisi Alat Tangkap Purse Seine ... 3

2.2 Penggolongan Purse Seine ... 3

2.2.1 Berdasarkan Ukuran Purse Seine ... 4

2.3 Bagian Alat Tangkap Purse Seine ... 6

2.4 Perbaikan Jaring Alat Tangkap Purse Seine ... 9

2.5 SKKNI Perawatan dan Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine ... 14

2.5.1 Perawatan Alat Tangkap Purse Seine ... 14

2.5.2 Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine ... 15

BAB III. METODOLOGI ... 18

3.1 Waktu dan Tempat ... 18

3.2 Metode Pengambilan Data ... 18

(8)

BAB IV. KEADAAN UMUM LOKASI ... 19

4.1 Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari ... 19

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

5.1 Deskripsi Alat Tangkap Purse Seine ... 21

5.2 Perawatan Dan Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine ... 21

5.2.1 Perawatan Alat Tangkap Purse Seine di atas Kapal ... 22

5.2.2 Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine di atas Kapal ... 23

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

6.1 Kesimpulan ... 25

6.2 Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

L A M P I R A N ... 27

RIWAYAT HIDUP ... 31

(9)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2. 1. Cara Pengoperasian Purse Seine ... 5

Gambar 2. 2. Teknik Penyambungan Jaring dari Mesh ke Mesh ... 10

Gambar 2. 3. Menyambung Jaring dari Point ke Point ... 11

Gambar 2. 4. Menyambung Jaring Dengan (a) Menyisip (b) Merangkap ... 12

Gambar 2. 5. Menyambung Jaring Dengan Lashing ... 13

Gambar 4. 1. PT. Cilacap Samudera Fisheries Industry ... 20

Gambar 5. 1. Penyusunan Purse Seine di atas Kapal ... 22

Gambar 5. 2. Perbaikan Jaring Menjurai ... 23

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. KM. IMJ LIMA ... 28

Lampiran 2. Pemisahaan Jaring ... 28

Lampiran 3. Perbaikan Jaring ... 29

Lampiran 4. Alat Navigasi ... 29

Lampiran 5. Data Kapal ... 30

(11)

ABSTRAK

FAISAL RUSLI, 1622020284 Studi Tentang Kegiatan Perawatan dan Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine Di PT. Cilacap Samudera Fisheries Industry Kendari, Dibawah Bimbingan MUHAMMAD NADIR dan MUSLIMIN.

Purse seine adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan ke dalam kelompok jaring melingkar (surrounding nets) jaring ini dioperasikan dengan jalan melingkar gerombolan ikan, baik dari bagian samping maupun dari bagian bawah,sehingga gerombolan ikan tersebut tidak dapat meloloskan diri dari ujung jaring. Tugas Akhir ini bertujuan untuk mendeskpresikan perawatan dan perbaikan purse seine untuk memperpanjang pemakaian alat tangkap sehingga dapat meningkatkan kinerja dan prodiktifitas alat tangkap dan kegunaan dari Tugas Akhir ini sebagai bahan informasi dan acuan dalam perawatan dan perbaikan alat tangkap purse seine.

Data Tugas Akhir ini dilaksanakan selama 3 bulan. Terhitung mulai bulan Januari sampai April 2019, bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari khususnya KM IMJ LIMA PT. Cilacap Samudera Fisheries Industry, Kendari.

Metode pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan ABK, Nakhoda dan sumber lainnya yang dapat dipercaya serta dari pengalaman yang penulis dapatkan pada saat mengikuti peraktek laut. Adapun sumber informasi lainnya penulis dapakan dari studi literatur yang berkaitan dengan Tugas Akhir.

Dari hasil pengamatan data di lapangan menunjukan bahwa, untuk menjaga ketahanan alat tangkap purse seine maka dilakukan perawatan dan perbaikan alat tangkap purse seine yaitu dalam memelihara jaring dilakukan penanganan yang efektif agar mudah dioperasikan pada pengoperasian selanjutnya. Bagian-bagian jaring yang sobek harus dilakukan penjuraian atau penambalan.

Kata kunci : Perawatan, Perbaikan

(12)
(13)

Perikanan purse seine sebagai salah satu usaha yang berorintasi pada penangkapan untuk jenis-jenis ikan pelagis yang diusahakan seoptimal mungkin agar dapat mengekploitasi sumber daya alam laut demi tercapainya peningkatan produksi perikanan. Suatu peningkatan produksi perikanan ini tidak lepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya dapat menghasilkan dan meningkatkan komoditi ekspor. Sangat disayangkan apabila sumber daya alam tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu sumber daya alam tersebut adalah perikanan. Dimana sumber alam ini merupakan kebutuhan pokok manusia. Hal ini menyebabkan banyak permintaan dari masyarakat berupa produk-produk perikanan. Untuk mencapai semua itu maka diperlukan alat yang efesien untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang maksimal dan aman. Sumber daya perikanan pelagis kecil di duga merupakan salah satu sumber daya perikanan yang paling melimpah di indonesia.

Perawatan maupun perbaikan alat tangkap khususnya jaring sangat memegang peranan penting, oleh karena kelancaran operasional suatu penangkapan ikan sangatlah ditentukan olehnya. alat tangkap yang tidak mendapatkan perawatan sebagamaina mestinya akan mengalami penurunan kekuatan, sebagaimana bahwa setiap alat tangkap yang dipergunakan dalam suatu usaha penangkapan ikan akan berkurang kekuatannya dan dalam waktu yang tertentu akan rusak dan sama sekali tidak dapat dipergunakan lagi jika tidak mendapatkan pemeliharaan.

(14)

yang dimana kerusakan-kerusakan tersebut dipengaruhi oleh faktor alam maupun faktor manusia itu sendiri. Untuk itu apabila ada jaring mengalami kerusakan ataupun sobek, setelah pemakaian alat tangkap perlu diperbaiki, dirajut ataupun ditambal agar alat tangkap tersebut tidak terjadi kerusakan yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sadhori (1983) yang mengatakan bahwa, pada umunya alat penagkapan ikan setelah digunakan operasi pasti akan mengalami kerusakan yang disebakan oleh pergesekan antara benda lain seperti kapal dan sebagainya, digigit atau terkena sirip ikan yang akan melepas diri atau sengaja dirobek oleh nelayan karena terjadi kekusutan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam Tugas Akhir ini yaitu Perawatan dan Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine di KM. IMJ LIMA PT. Cilacap Samudera Fisheries Industry, Kendari.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan Penulisan Tugas Akhir ini untuk mendeskripsikan perawatan dan perbaikan alat tangkap purse seine.

Kegunaan dari Penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai bahan informasi dan acuan dalam perawatan dan perbaikan alat tangkap purse saine.

(15)

Purse seine adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan kedalam

kelompok jaring lingkar. Jaring ini dioperasikan dengan jalan melingkari gerombolan ikan, baik dari bagian samping maupun dari bagian bawah, sehingga gerombolan ikan tersebut tidak dapat meloloskan diri dari jaring. Purse seine smerupakan alat tangkap yang cukup dominan dipergunakan nelayan diberbagai perairan Indonesia dikarenakan alat tangkap ini cukup efisien dalam menangkap ikan (Baskoro dan Suherman, 2007).

Purse seine disebut juga pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi

dengan cincin dan tali kolor. Fungsi cincin dan tali kerut/tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan (Sudirman dan Mallawa, 2012).

Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gelombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan (Ayodhyoa, 1981).

2.2 Penggolongan Purse Seine

Panjang jaring purse seine dipengaruhi oleh ukuran dan kecepatan kapal yang digunakan, tingkah laku jenis ikan yang akan di tangkap khususnya kecepatan renang dan cara menemukan/menarik gerombolan ikan. Panjang

(16)

ikan layang, ikan kembung, atau pelagis besar seperti ikan cakalang dan ikan tuna, apabila menggunakan rumpon atau lampu dalam pengoprasian purse seine maka panjang jaring yang dianjurkan 400 meter, tetapi apabila dalam operasianya memburu gerombolan ikan (scouting) maka panjang jaring yang di anjurkan 850 meter (Sudirman dan Mallawa, 2012).

Lebar jaring atau tinggi jaring ditentukan berdasarkan juga tingkah laku ikan, dan kedalaman perairan. Tinggi jaring harus selalu lebih tinggi atau minimum sama dengan kemampuan menyelam ikan (swimming depth) dan tinggi jaring harus lebih kecil dari kedalaman perairan. Jumlah pemberat (sinker) dan pelampung (float) yang dipasang pada jaring purse seine harus memenuhi perbandingan tertentu, dimana daya apung pelampung harus lebih besar dibanding daya tenggelam pemberat dan jaring (Mallawa, 2012).

a. Berbentuk persegi panjang yang dioperasikan dengan satu kapal.

b. Berbentuk satu lengkungan (trapezium terbalik) yang dioperasikan dengan satu kapal.

c. Berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasikan dengan dua kapal.

2.2.1 Berdasarkan Ukuran Purse Seine

(17)

pantai. Sasaran utamanya adalah ikan tongkol dan kembung.

3. Pukat cincin berukuran besar: panjang lebih dari 600 – 1000 m, yang dioperasikan di perairan laut-dalam di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sasaran utama ikan cakalang dan ikan tuna.

4. Pukat cincin super panjang lebih dari 1000 m, berkembang di perairan laut bebas.

Pukat cincin dioperasikan dengan cara melingkarkan jaring terhadap gerombolan ikan. Pelingkaran dilakukan dengan cepat, kemudian secepatnya menarik purse line di antara cincin-cincin yang ada, sehingga jaring akan membentuk seperti mangkuk. Kecepatan tinggi diperlukan agar ikan tidak dapat meloloskan diri. Setelah ikan berada di dalam mangkuk jaring, lalu dilakukan pengambilan hasil tangkapan menggunakan serok atau penciduk.

Gambar 2. 1. Cara Pengoperasian Purse Seine Sumber : Ardidja, Supardi. 2007

Pukat cincin dapat dioperasikan siang atau mal am hari. Pengoperasian pada siang hari sering menggunakan rumpon atau payaos sebagai alat bantu pengumpul ikan. Sedangkan alat bantu pengumpul yang sering digunakan di

(18)

ketepatan melingkari gerombolan ikan, kecepatan tenggelam pemberat dan kecepatan penarikan tali kolor. Pengaturan jaring harus tepat dan cepat sehingga gerombolan atau kawanan ikan tidak punya kesempatan untuk keluar dari lingkaran jaring.

Hasil tangkapan utama adalah ikan pelagis antara lain: ikan kembung, tembang, japuh, lemuru, julung-julung layur, tetengkek, talang-talang, siro, selar kuning, parang-parang, layang, senuk, tongkol, cucut, tenggiri papan dan kenyar. Penyuluh dapat memilih alat tangkap apa yang sesuai dengan kondisi perairannya. Alat tangkap ini dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan daerah penangkapan, menurut Tomasila dan Usemahu (2004).

Purse seine digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol. Oleh

karena itu, jenis-jenis ikan yang tertangkap adalah jenis ikan pelagis yang hidupnya bergerombol seperti layang, lemuru, kembung dan tuna. Ikan-ikan yang tertangkap dengan purse seine tersebut dikurung oleh jaring sehingga pergerakannya terhalang oleh jaring dari dua arah, baik pergerakannya kesamping (horizontal) maupun pergerakan kearah dalam (vertical).

2.3 Bagian Alat Tangkap Purse Seine

(19)

Bagian yang memiliki ukuran yang sama pada bagian sayap dengan ukuran mata yang besar. Sementara pada bagian kantong ukuran matanya lebih kecil, karena pada bagian ini merupakan tempat berkumpulnya ikan-ikan yang tertangkap sebelum ikan diangkat ke permukaan. Untuk ukuran mata jaring yang terkecil adalah 2,5 cm. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang dituangkan dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia no: 85, tahun 1982.

2. Kantong (bag, bunt)

Yang dimaksudkan dengan kantong adalah bagian jaring yang pada waktu penarikan tali kolor dengan serentaknya membentuk suatu kantong, yang nantinya akan berfungsi sebagai tempat untuk mengurung/mengumpulkan ikan. Karena berfungsi sebagai penadah maka kantong memiliki ukuran mata jaring yang lebih kecil dibandingkan dengan mata jaring yang terletak pada kantong dan sayap sehingga diharapkan ikan-ikan yang telah terkumpul pada bagian kantong tidak dapat meloloskan diri.

3. Srampat (Salvage)

Pada tali ris bawah maupun tali ris atas, selvage merupakan mata jaring penguat yang dipasang untuk melindungi bagian pinggir dari jaring utama agar tidak mudah rusak atau robek pada saat operasi penangkapan. Bahan jaring srampat biasanya lebih kaku dari bahan jaring utama seperti polyethylene (PE).

Ukuran matanya selalu lebih besar dari jaring utama, demikian juga dengan nomor benangnya.

(20)

mencegah agar jaring tidak terbelit atau melintir. Biasanya tali ris menggunakan bahan kuralon atau polyethylene, dengan ukuran diameter 8-10 mm. (Usemahu, 2003).

5. Pelampung (Float)

Pelampung berguna untuk memberikan daya apung pada alat tangkap, agar alat tangkap dapat terbentang dengan sempurna pada saat dioperasikan. Bahan yang d igunakan adalah bahan yang berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis air laut. Pada saat ini bahan yang banyak digunakan adalah dari busa plastik yang keras. Ukuran pelampung disesuaikan dengan daya apung tiap pelampung misalnya bentuk oval dengan diameter 13 cm dan panjang 23 cm. (Usemahu, 2003).

6. Tali Cincin (Bridle Line)

Tali cincin merupakan tali yang dipergunakan untuk menggantungkan cincin pada tali ris bawah. Tali ini menghubungkan antara cincin dengan tali ris bawah. Biasanya tali cincin ini terbuat dari bahan yang sama dengan bahan tali ris atas atau tali ris bawah. Bahan yang digunakan untuk tali cincin ini adalah bahan kuralon atau polyethylene dengan diameter yang lebih kecil dengan tali ris.

(21)

8. Pemberat (Sinker)

Pemberat berguna untuk memberikan daya tenggelam pada alat tangkap sehingga jaring dapat terbentang dengan sempurna. Pemberat terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat, harganya murah dan mudah didapat misalnya timah.

Ukuran panjang pemberat biasanya 3 cm dan diameter 3-5 cm.

9. Tali Kerut (Purse Line)

Tali kerut yang dilewatkan pada cincin digunakan untuk menutup bagian bawah jaring pada saat dioperasikan. Dengan ditariknya tali kerut ini maka tali cincin akan terkumpul yang kemudian jaring akan membentuk sebuah kantong.

sehingga tali kerut biasanya dipilih dari tali yang permukaannya licin, kaku dan tidak mudah putus.

2.4 Perbaikan Jaring Alat Tangkap Purse Seine

Dalam memperbaiki jaring pastinya kita akan menemui istilah menjurai.

Sebenarnya jurai jaring adalah bagian dari perbaikan jaring dan setiap nelayan di indonesia pandai dalam menjurai jaring. Kerusakan pada jaring harus cepat di perbaiki. Dalam pola perbaikan jaring diantaranya menambal, menyambung dan memotong jaring (Sadhori, 1983).

Keterampilan memotong dan menyambung jaring haruslah telah dikuasai benar-benar. Dan penguasaan tentang teknik menjurai jaring di dapatkan biasanya dari belajar dengan nelayan atau mengikuti Diklat perikanan atau diklat nelayan.

Ketelitian dalam menentukan bentuk-bentuk kerusakan pada lembaran jaring serta keterampilan dalam membentuk kembali sebuah kerusakan pada jaring agar

(22)

(Sadhori 1983). Untuk memperbaiki kerusakan pada jaring, nelayan umunya menggunakan beberapa cara yaitu :

1. Menyambung jaring

Menurut Yahya dkk, (2012) menyambung jaring adalah merangkaikan beberapa lembaran jaring sehingga mempunyai bentuk tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Adapun beberapa macam penyambungan sebagai berikut :

a. Menyambung mesh dengan mesh

Sambungan ini digunakan untuk menyambung bagian jaring yang mempunyai jumlah mata yang akan disambung sama banyaknya dan sama potongannya yaitu semua potongan mesh. Penyambungan dapat dimulai dari ujung bertanda lingkaran ke jaring A dan selanjutnya disambung ke jaring B dan seterusnya sampai selesai.

(23)

mempunyai jumlah mata yang akan disambung sama jumlahnya dan sama potonganya yaitu semuanya potongan point.

Gambar 2. 3. Menyambung Jaring dari Point ke Point Sumber : Yahya dkk, 2012

c. Penyambungan dengan cara Take Up

Penyambungan ini biasa terjadi pada penyambungan mesh dengan mesh atau point dengan point yang jumlah mata kedua sisi yang akan

disambungkan tidak sama. Misalnya dari dua lembar jaring yang akan disambung tadi mempunyai jumlah mata masing-masing untuk lembaran A

= 200 mata sedangkan untuk lembaran B = 300 mata. Ada beberapa contoh dalam penyambungan dengan take up ini diantaranya :

- Cara menyisip yaitu mengambil perbandingan dari jumlah mata kedua sisi yang akan disambung tadi, misalnya sisi A = 200 mata dan sisi B = 300 mata, mata perbandingan A : B = 200 : 300 atau 2 : 3. Ini berarti bahwa tiap-tiap 2 mata pada harus disambung dengan 3 mata dari jaring B. Setiap dua mata pada jaring A dibuatkan anakan (mata gantungan) untuk disambungkan pada jaring B.

(24)

akan disambung.

(a)

(25)

jaring yang dilakukan seperti menjahit kain dengan tangan. Penyambungan dengan cara ini memang dapat dilakukan dengan cepat akan tetapi hasilnya sangat kasar. Oleh karena itu penyambungan cara lashing ini biasanya hanya dilakukan untuk menyambung dua bagian jaring yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini dapat terjadi bila kedua sisi atau salah satu dari sisi yang akan disambungkan tadi terdiri dari hasil potongan campuran atau potongan all bars.

Namun demikian lashing kadang-kadang dilakukan juga pada potongan-potongan jaring yang teratur all mesh atau all point bila mana jumlah yang akan disambung terlalu banyak sehingga apabila dilakukan penyambungan dengan cara mesh dengan mesh atau point dengan point atau take up dengan take up perbaikan cara lashing biasanya dilakukan dalam

keadaaan darurat misalnya menambal jaring yang rusak atau robek pada saat operasi dimana jaring yang akan kembali segera diopersikan. Bila operasi telah selesai, penambalan dengan cara biasa kembali dingunakan.

Gambar 2. 5. Menyambung Jaring Dengan Lashing Sumber : Yahya dkk, 2012

(26)

kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan atau keahlian serta sikap kerja yang revelen dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan untuk mencapai tujuan yang standardisasi kompetensi kerja nasional indonesia. SKKNI ini menciptakan suatu hubungan timbal balik antara dunia usaha dengan lembaga diklat yaitu bagi perusahaan, industri yang harus dapat merumuskan standar kebutuhan kualifikasi SDM yang diinginkan, dalam upaya menjamin kesenambungan usaha atau industri. Sedangkan pihak lembaga diklat akan menggunakan SKKNI sebagai acuhan dalam pengembagan program dan kurikulum pendidikan dan pelatihan.

Sementara pihak pemerintah menggunakan SKKNI sebagai acuhan dalam merumuskan kebijakan dalam pengembagan SDM secara makro.

2.5.1 Perawatan Alat Tangkap Purse Seine

Perawatan ini juga mencakup tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melakukan perawatan alat tangkap purse saine saat di laut atau dikapal. Sebelum pengoprasian alat tangka purse saine tersusun rapi di buritan kapal. Setelah di gunakan purse saine di bersihkan dari sisa-sisa ikan kemudian di susun rapi kembali ke buritan kapal.

(27)

- Tindakan perawatan dan pencegahan kerusakan alat tangkap ikan.

2. Menyiapkan jenis bahan dan peralatan untuk perawatan alat penangkap ikan.

- Spesifikasi peralatan perawatan dan penjegahan di darat diidentifikasi.

- Jenis, jumlah dan ukuran peralatan dan pencegahan kerusakan sesuai jenis alat tangkap ikan berbahan utama jaring.

3. Melakukan penyimpanan alat penangkap ikan.

- Tempat penyiapan alat tangkap alat tangkap ikan disiapkan.

- Penataan alat tangkap penagkapan ikan.

2.5.2 Perbaikan Alat Tangkap Purse Seine

Keterampilan membuat dan memotong jaring termasuk menyambung jaring haruslah telah dikuasai benar-benar. Dan Penguasaan tentang teknik menjurai jaring di dapatkan biasanya dari belajar dengan nelayan atau mengikuti Diklat perikanan atau diklat nelayan.

Ketelitian dalam menentukan bentuk-bentuk kerusakan pada lembaran jaring serta keterampilan dalam membentuk kembali sebuah kerusakan pada jaring agar mudah diperbaiki. Karena dalam memperbaiki jaring apabila tidak teliti dan mengetahui tekniknya maka kondisi jaring akan rusak dan tidak bisa di gunakan. Tanpa memiliki kedua modal dasar tersebut di atas tidaklah mungkin kita dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan pada jaring secara baik.

(28)

- Jenis kerusakan alat tangkap ikan diidentifikasi.

- Spesifikasi bahan dan peralatan alat tangkap ikan.

- Catatan penting lainnya dari alat penangkap ikan dan komponen yang rusak dibuat di dalam from isian kerusakan.

2. Melakukan bongkar muat alat penangkap ikan ke kapal.

- Pembongkaran alat tangkap ikan ke kapal dilaksanakan sesuai SOP.

- Pemuatan alat penagkap ikan ikan ke kapal dilaksanakan sesuai SOP.

3. Menyiapkan kebutuhan peralatan bahan perbaikan atau penganti kerusakan alat tangkap ikan.

- Tempat perbaikan ditentukan sesuai kebutuhan.

- Bahan dan perbaikan atau penganti bagian yang rusak dihitung.

- Peralatan bahan dan tenaga kerja sudah di pastikan.

- Alat penagkapan sudah di bentang.

4. Melakukan perbaikan dengan cara mengantikan bahan (replacing) komponen utama webbing alat penangkap ikan yang rusak..

- Jumlah mata jaring arah horisontal (mesh) dan vertikal (point) komponen webbing yang rusak dan bagian webbing di sisi terdekat

(29)

Penggantian dan pemasangan kembali komponen webbing yang rusak dilakukan.

5. Melakukan perbaikan dengan cara memperbaiki (repairing) sebagian komponen webbing alat penangkap ikan yang rusak.

- Perlakuan pra penjurai dilakukan.

- Penjuraian dilakukan.

6. Melakukan perbaikan dengan cara mengantikan bahan replacing atau sebagian komponen tali ris atas (float line) dan ris bawah (sinker line) alat penangkapan ikan yang rusak.

- Spesifikasi tali, pelampung dan pemberat yang rurak diidentifikasi.

- Interval jarak pelampung, pemberat dan tali pegantung (hanging line) yang rusak diukur.

- Rasio pengantungan (hang-in ratio) dan distribusi mata jaring pada hanging line sepanjang ris yang rusak dihitung.

- Tindakan pengantian seluruh atau sebagian atas ris bawah yang rusak dan pemasangan kembali komponen webbing ris bawah dan dikerjakan.

7. Melakukan perbaikan dengan cara memperbaiki (repairing) tali di sebagian komponen alat penangkap ikan yang rusak.

- Spesifikasi tali, pelampung dan pemberat yang rurak diidentifikasi.

- Interval jarak pelampung, pemberat dan tali pegantung (hang- in ration) yang rusak diukur.

- Rasio pengantungan (hang-in ratio) dan distribusi mata jaring pada hanging line sepanjang ris yang rusak dihitung.

(30)

Pengambilan data Tugas Akhir ini dilaksanakan pada bulan Jaunuari sampai April 2019, bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari khususnya di KM IMJ LIMA PT. Cilacap Samudera Fisheries Industry, Kendari.

3.2 Metode Pengambilan Data

Metode yang digunakan dalam pengambilan data Tugas Akhir ini adalah wawancara langsung dengan ABK, Nakhoda dan sumber lain yang dapat dipercaya serta dari pengalaman yang penulis dapatkan pada saat mengikuti praktek laut. Adapun sumber informasi lainnya penulis dapatkan dari studi literatur yang berkaitan dengan Tugas Akhir.

Gambar

Gambar 2. 1. Cara Pengoperasian Purse Seine  Sumber : Ardidja, Supardi. 2007
Gambar 2. 3. Menyambung Jaring dari Point ke Point  Sumber : Yahya dkk, 2012
Gambar 2. 5. Menyambung Jaring Dengan Lashing  Sumber : Yahya dkk, 2012

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menangkap ikan pelagis kecil seperti ikan layang, ikan kembung, atau pelagic besar seperti ikan cakalang dan ikan tuna, apabila menggunakan rumpon atau lampu dalam

Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine Produksi perikanan laut menurut jenis ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine selama periode 2007-2012 mengalami

Besarnya pengaruh variabel tinggi gelombang terhadap skala perubahan hasil tangkapan ikan kapal purse seine EMJ Lima 99 GT sebesar -0.49 yang artinya jika variabel

Oleh karena itu, diperlukan penelitian tentang selektivitas alat tangkap pukat cincin (purse seine) yang dioperasikan di perairan Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Penelitian produktivitas penangkapan diukur berdasarkan perbandingan jumlah hasil tangkapan dengan lama waktu pemancingan..Purse seine atau pukat cincin merupakan alat

Berbagai ukuran kapal perikanan pukat cincin ( purse seine ) dan jaring insang ( gill net ) yang beroperasi di daerah penangkapan ikan ( Fishing ground ) berpengaruh

Pengoperasiann alat tangkap purse-seine dapat dilakukan pada siang maupun malam hari, namun biasanya banyak dioperasikan pada malam hari karena ikan relatif tidak

Upaya pengelolaan sumber daya perikanan jaring purse seine sebaiknya dilakukan dengan mengikuti prioritas strategi yang dihasilkan yaitu peningkatan SDM pelaku kegiatan penangkapan