• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA),

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA),"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2017-2019

ABSTRAK

Early Armein (early@staff.gunadarma.ac.id) Diah Aryati (diah_aryati@staff.gunadarma.ac.id

Andree Setiawan (andeee_S@gmail.com)

Berbagai aktivitas perusahaan seperti perencanaan, pengambilan keputusan, evaluasi dan sebagainya harus membutuhkan sebuah informasi yang dapat membuat prediksi, terutama dalam hal transaksi ataupun hal yang berkaitan dengan masalah keuangan yang sangat membutuhkan laporan keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ROA, ROE dan DER terhadap harga saham pada sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019 secara parsial dan simultan. Sektor Makanan dan Minuman mengambil peran yang cukup dominan dalam membangun perkenomian Negara.

Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu menggunakan data sekunder yang telah diolah dan dipublikasikan. Adapun data-data yang diperoleh penulis berasal dari situs resmi IDX. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji normalitas dan uji asumsi klasik. Setelah itu analisis regresi linier berganda, uji t, uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji t variabel ROA dan ROE berpengaruh secara parsial terhadap harga saham, sedangkan pada DER tidak berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji F ketiga variabel ROA, ROE, dan DER berpengaruh secara simultan (bersama) terhadap harga saham.

Kata kunci : ROA, ROE, DER, HARGA SAHAM

PENDAHULUAN

Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah pasar modal. Hal ini dikarenakan perusahaan yang terdaftar di pasar modal adalah perusahaan besar dan kredibel yang memberikan kontribusi yang signifikan di negara bersangkutan. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional, dimana ada pedagang, pembeli, dan juga ada tawar menawar harga. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk obligasi, saham, instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pada umumnya,

(2)

perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dikatakan cukup pesat, hal ini dapat dilihat pada beberapa indikator yang penting untuk melihat perkembangan pasar modal, yaitu IHSG, nilai kapitalisasi pasar, nilai rata-rata perdagangan per hari, dan porsi perdagangan investasi asing dan investasi domestik.

Harga saham adalah faktor yang membuat para investor menginvestasikan dananya di pasar modal dikarenakan dapat mencerminkan tingkat pengembalian modal. Pada prinsipnya, investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen serta menjual saham tersebut pada harga yang lebih tinggi (capital gain). Para emiten yang dapat menghasilkan laba yang semakin tinggi akan meningkatkan tingkat kembalian yang diperoleh investor yang tercemin dari harga saham perusahaan tersebut.

Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada. Rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan (Sugiono & Untung, 2016). Jadi, dengan meningkatnya ROA berarti perusahaan dianggap mampu menghasilkan laba perusahaan yang tinggi dan sebagai dampaknya akan menarik investor untuk menanamkan modalnya sehingga harga saham meningkat.

Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan (Agnes Sawir, 2015). ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri (saham). Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Semakin besar ROE berarti semakin optimalnya penggunaan modal sendiri suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dan peningkatan laba berarti terjadinya pertumbuhan yang bersifat progresif.

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang membandingkan jumlah hutang terhadap ekuitas. Rasio DER menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. DER yang tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan juga semakin berat dan menggerus laba yang bisa dibagikan kepada investor akibatnya harga saham akan menurun (Harahap, 2011)

BEI membagi perusahaan-perusahaan yang tercatat (listing) ke dalam berbagai sektor berdasarkan kegiatan usahanya. Salah satu sektor di dalam BEI adalah sektor Makanan dan Minuman. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu usaha yang menjanjikan disebabkan karena kebutuhan masyarakat akan makanan semakin hari semakin meningkat.

(3)

Perkembangan industri kuliner di Indonesia terus menunjukkan peningkatan bahkan mampu bersaing di pasar nasional.

Tren Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman, 2010–2020 adalah seperti pada gambar 1.1 berikut :

Sumber:www.dataindustri.com

Gambar 1 Tren Pertumbuhan Industri makanan dan Minuman Tahun 2010-2020

Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa kinerja industri makanan semester 1 2020 terhadap semester 1 2019 tetap mengalami pertumbuhan yang positif 2,0 persen. Sedangkan, pertumbuhan kuartal 2 2020 terhadap kuartal 2 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 1,9%.

Hal ini terbukti bahwa pertumbuhan industri makanan dan minuman terus mengalami peningkatan tiap tahun.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menjadi objek penelitian yaitu ROA, ROE dan DER sebagai variabel independen dan Harga Saham sebagai variabel dependen pada subsektor perusahaan makanan dan minuman periode 2017-2019.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data sekunder berupa laporan tahunan (Annual Report) subsektor perusahaan makanan dan minuman periode 2017-2019. Data tersebut diperoleh dari website http://www.idx.co.id.

Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan Makanan dan Minuman di BEI dengan kriteria sebagai berikut:

1. Saham perusahaan yang masih aktif dibidang perdagangan yang terdaftar di BEI yaitu perusahaan Makanan dan Minuman selama tahun 2017-2019.

2. Perusahaan Makanan dan Minuman yang menyajikan laporan keuangan dan rasio secara lengkap sesuai dengan variabel yang akan diteliti berdasarkan sumber yang digunakan.

(4)

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 8 perusahaan selama 3 periode. Adapun perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat jelas pada Tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1

Populasi dan Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI 2017-2019

24

Data yang tidak memenuhi kriteria (9)

Perusahaan yang dijadikan sebagai sampel 15

Tahun pengamatan 3

Setelah peneliti menghitung sampel pada perusahaan yang terdaftar di BEI sesuai dengan kriteria yang ada diperoleh nama-nama perusahaan seperti tertera pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 2

Sampel Penelitian Subsektor Perusahaan Makanan dan Minuman Periode 2017-2019.

Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah).

No Perusahaan Nama Perusahaan

1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk 2 CLEO PT. Sariguna Primatirta Tbk 3 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk

4 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 5 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 6 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 7 MYOR PT. Mayora Indah Tbk

8 ROTI PT. Nippon Indosari Corpoindo Tbk 9 CAMP PT. Campina Ice Cream Industry Tbk 10 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 11 HOKI PT. Buyung Poetra Sembada Tbk 12 SKBM PT. Sekar Bumi Tbk

13 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 14 STTP PT. Siantar Top Tbk

15 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk

(5)

Variabel Dependen

Variabel Dependen (Terkait) merupakan variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Variabel terkait disebut juga variabel kriteria adalah variabel yang nilainya tergantung pada variabel lain, dimana nilainya akan berubah jika variabel yang mempengaruhinya berubah. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah n harga penutupan saham. (n yang dimaksud adalah tahun).

Variabel Independen

1. Return on Assets

Variabel ini menunjukkan ukuran profitabilitas perusahaan yang memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas operasi perusahaan.

𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%

2. Return On Equity

Variabel ini menunjukkan bagaimana untuk mengukur kinerja, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham, mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.

𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑥 100%

3. Debt to Equity Ratio

Variabel ini menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan menggunakan modal yang ada dalam memenuhi kewajibannya.

𝐷𝐸𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, dimana sebelu menentukan analisis ini perlu dilakukan beberapa uji, berikut analisis yang digunakan untuk mengethui seberapa besar pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel terkait, dengan model sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Dimana Y adalah variabel terikat, yaitu harga saham dan X adalah variabel bebas, yaitu Return On ssets, Return On Equity, dan Debt to Equity Ratio bila Y dan X diganti dengan nama masing-masing variabel, maka rumus regresi linear berganda akan seperti :

Harga Saham = α + β1 ROA + β2 ROE + β3 DER + e

(6)

Keterengan :

Harga saham = n harga closing saham

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi

ROA = Return On Assets

ROE = Return On Equity

DER = Debt to Equity Ratio

Hipotesis

H1: ROA mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham.

H2: ROE mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham.

H3: DER mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham

H4: ROA, ROE, dan DER mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif

Uji statistik deskriptif yaitu uji yang menggambarkan atau mendeskripsikan setiap variabel independen dan variabel dependen secara individu. Return On Assets, Return On Equity,dan Debt To Equity Ratio, sebagai variabel independen sedangkan Harga Saham sebagai variabel dependen. Uji ini menampilkan banyaknya data, nilai minimum, nilai maximum, mean dan standar deviasi pada setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 3

Statistik Deskriptif Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA_X1 45 -,162 ,188 ,03736 ,083339

ROE_X2 45 0,021 15,165 3,78530 3,762322

DER_X3 45 -10,188 162,192 4,18864 24,286733

HargaSaham_Y 45 152,000 16000,000 3578,511 3279,721014 Valid N (listwise) 45

Sumber : Data diolah, 2021

(7)

Hasil analisis data statistik Deskriptif penelitian sebagai berikut : 1. Return On Assets (X1)

Pada tabel 4.2 bahwa hasil berdasarkan olah data yang di transformasi data yang digunakan berjumlah 45 data (N) dengan periode penelitian (2017- 2019) menunjukan variabel nilai perusahaan yang diproksikan dengan ROA, memiliki nilai terkecil sebesar -,162, nilai tertinggi sebasar 0,188, serta nilai rata- rata sebesar 0,3736. Dari hasil tersebut kinerja keuangan yang terkecil terjadi pada perusahaan PT. Sekar Bumi Tbk pada tahun 2019, kinerja keuangan terbesar terjadi pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2017.

2. Return On Equity (X2)

Pada tabel 4.2 bahwa hasil berdasarkan olah data yang di transformasi data yang digunakan berjumlah 45 data (N) dengan periode penelitian (2017- 2019) menunjukan variabel nilai perusahaan yang diproksikan dengan ROE, memiliki nilai terkecil sebesar 0,021, nilai tertinggi sebasar 15,165, serta nilai rata- rata sebesar 3,78530. Dari hasil tersebut kinerja keuangan yang terkecil terjadi pada perusahaan PT. Sekar Bumi Tbk pada tahun 2019, kinerja keuangan terbesar terjadi pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2017.

3. Debt To Equity Ratio (X3)

Berdasarkan tabel 4.2 variabel keputusan pendanaan yang diproksikan dengan DER selama periode penelitian (2017-2019) memiliki nilai terendah sebesar -10,188, nilai tertinggi sebasar 162,192, dan nilai rata-rata sebesar 0,3736. Dari hasil tersebut nilai keputusan pendanaan terendah terjadi pada perusahaan PT. Campina Ice Cream Industry Tbk pada tahun 2019, sedangkan keputusan pendanaan tertinggi terjadi pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2019.

4. Harga Saham (Y)

Pada tabel 4.2 bahwa hasil berdasarkan olah data yang ditransformasi data yang digunakan berjumlah 45 data (N) dengan periode penelitian (2017- 2019) menunjukan variabel harga saham yang diproksikan dengan Harga Saham, memiliki nilai terkecil sebesar 152, nilai tertinggi sebasar 16000, serta nilai rata- rata sebesar 3578,511. Dari

(8)

hasil tersebut nilai perusahaan yang terkecil terjadi pada perusahaan PT. Sariguna Primatirta Tbk pada tahun 2017, nilai perusahaan terbesar terjadi pada perusahaan PT.

Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2018.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan agar nilai parameter penduga tidak bias. Model regresi yang baik dalam melakukan peramalan adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Pengujian asumsi klasik yang digunakan antara lain uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas

Uji Normalitas

Penggunakan uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat, variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogorof-Smirnov untuk data terdistribusi normal atau tidak.

Table 4

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2848,70548000 Most Extreme Differences Absolute ,205

Positive ,205

Negative -,126

Test Statistic ,205

Asymp. Sig. (2-tailed) ,085c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Hasil Olah Data Transformasi menggunakan SPSS 24, 2021.

Berdasarkan hasil uji normalitas pada table 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa hasil nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,205 dan signifikansinya sebesar 0,085 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

(9)

Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari Ghozali, (2016).

a. Nilai Tolerance harus lebih dari 0,1.

b. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) harus kurang dari 10.

Tabel 5

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1772,756 653,074 2,714 ,010

ROA_X1 1289,559 5650,970 ,483 3,361 ,002 ,892 1,121

ROE_X2 264,217 123,246 ,303 2,144 ,038 ,921 1,086

DER_X3 ,549 18,868 ,004 ,029 ,977 ,943 1,061

a. Dependent Variable: HargaSaham_Y a. Dependent Variable: PBV (Y)

Sumber: Hasil Olah Data Transformasi menggunakan SPSS 24, 2021.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Tolerence dan VIF memenuhi syarat, yaitu Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10. Dengan rincian sebagai berikut, pada model regresi pertama menunjukkan bahwa nilai Tolerance untuk variabel ROA sebesar 0,892, ROE sebesar 0,921, dan DER sebesar 0,943. Begitu juga dengan nilai VIF variabel ROA sebesar 1,121, ROE sebesar 1,086, dan DER sebesar 1,061. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi tersebut tidak terjadi multikolinieritas dan dapat dilakukan analisis lebih lanjut.

Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas. Pada

(10)

penelitian ini uji heterokedastisitas menggunakan grafik scattrerplot untuk mendeteksi ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Gambar 2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

(Sumber: Hasil Olah Data Transformasi menggunakan SPSS 24, 2021)

Dari gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas sebab tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat dikatakan uji heterokedastisitas terpenuhi.

Analisis Inferensial Analisis Regresi

Pada uji asumsi klasik yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa data yang digunakan terdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat heteroskedastisitas. Oleh karena itu data yang tersedia telah memenuhi syarat untuk menggunakan model regresi linier berganda.

(11)

Regresi linier berganda dapat dilakukan ketika hasil uji asumsi klasik sudah diterima.

Kolom yang perlu diperhatikan untuk menyusun persamaan regresi linear berganda adalah kolom beta pada unstandardized coefficients. Unstandardized coefficient dapat digunakan untuk untuk menginterpretasikan koefisien, dengan begitu uji koefisien regresi dan determinasi lebih mudah dilakukan.

Berdasarkan pada hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan, diketahui bahwa data sudah memenuhi syarat yang baik untuk digunakan sebagai model regresi linier berganda.

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

Table 6

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1772,756 653,074 2,714 ,010

ROA_X1 1289,559 5650,970 ,483 3,361 ,002

ROE_X2 264,217 123,246 ,303 2,144 ,038

DER_X3 ,549 18,868 ,004 ,029 ,977

a. Dependent Variable: HargaSaham_Y

Sumber: Hasil Olah Data Transformasi menggunakan SPSS 24, 2021.

Mengacu pada hasil uji regresi linier berganda pada table 4.5 dapat diketahui bahwa persamaan regresi sebagai berikut ini.

Y = 1772,756 + 1289,559 X1 + 264,217 X2 + 0,549 X3 Dimana :

Y : Harga Saham

α : Konstanta persamaan regresi β 1,2,3 : Koefisien regresi setiap variable X1 : Return On Assets (ROA) X2 : Debt to Equity Ratio (DER) X3 : Current Ratio (CR)

e : Pengaruh faktor lain

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas maka maka dapat dijelaskan sebagai berikut.

(12)

1. Konstanta bernilai 1772,756, hal ini menunjukan bahwa apabila variabel (ROA), (ROE), dan (DER), jika masing-masing dianggap konstan ta nol (0) atau tetap maka harga perusahaan pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019 akan bernilai sebesar 1772,756

2. Koefisien regresi variabel (ROA) atau b1 sebesar 1289,559, hal ini berarti jika variabel likuiditas mengalami kenaikan satu-satuan, maka nilai perusahaan pada perusahaan sektor makanan dan minuman di bursa efek indonesia tahun 2017- 2019 akan mengalami kenaikan sebesar 1289,559 satuan dengan asumsi variabel keputusan pendanaan dan kebijakan dividen bernilai konstan nol (0) atau tetap.

2 Koefisien regresi variabel (ROE) atau b2 sebesar 264,217, hal ini berarti jika variabel profitabilitas mengalami kenaikan satu-satuan, maka nilai perusahaan pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019 akan mengalami kenaikan sebesar 264,217 satuan dengan asumsi variabel keinerja keuangan dan kebijakan dividen bernilai konstan nol (0) atau tetap.

3 Koefisien regresi variabel (DER) atau b3 sebesar 0,549, hal ini berarti jika variabel solvabilitas mengalami kenaikan satu-satuan, maka nilai perusahaan pada perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019 akan mengalami kenaikan sebesar 0,549 satuan dengan asumsi variabel kinerja keuangan dan keputusan pendanaan bernilai konstan nol (0) atau tetap.

Hasil Uji T (Parsial)

Uji parsial t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Penolakan atau penerimaan hipotesis berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1.2 Jika signifikan sig ≥ 0.05 menyatakan bahwa secara partial variabel independen (profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Harga Saham). 


1.3 Jika signifikan sig < 0.05 menyatakan bahwa secara partial variabel independen (profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas) berpengaruh terhadap variabel dependen (Harga Saham)

(13)

Tabel 7 Hasil Uji T (Parsial) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1772,756 653,074 2,714 ,010

ROA_X1 1289,559 5650,970 ,483 3,361 ,002

ROE_X2 264,217 123,246 ,303 2,144 ,038

DER_X3 ,549 18,868 ,004 ,029 ,977

a. Dependent Variable: HargaSaham_Y

Sumber: Hasil Olah Data Transformasi menggunakan SPSS 24, 2021.

Data dapat dilihat pada Tabel 4.6, berikut hasil pengujian t atau parsial dalam penelitian ini :

a) Variabel ROA (X1)

Hasil pengujian terhadap variabel ROA (X1), berdasarkan pengujian ini diketahui nilai signifikansi sebesar 0,002. Nilai tingkat singnifikansi 0,002 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya “variabel ROA berpengaruh terhadap harga saham” diterima.

b) Variabel ROE (X2)

Hasil pengujian terhadap variabel ROE (X2), berdasarkan pengujian ini diketahui nilai signifikansi sebesar 0,038. Nilai tingkat singnifikansi 0,038 < 0,05 maka H0 ditolak dan H2 diterima, artinya “variabel ROE berpengaruh terhadap harga saham” diterima.

c) Variabel DER (X3)

Hasil pengujian terhadap variabel ROE (X3), berdasarkan pengujian ini diketahui nilai signifikansi sebesar 0,977. Nilai tingkat singnifikansi 0,977 > 0,05 maka H0 diterima dan H3 ditolak, artinya “variabel DER tidak berpengaruh terhadap harga saham”

ditolak.

Uji Simultan (F-test)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Penolakan atau penerimaan hipotesis berdasarkan kriteria sebagai berikut: Jika nilai signifikansi > 0.05 maka H0 diterima, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

(14)

Jika nilai signifikansi < 0.05 maka H1 diterima, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Rangkuman hasil analisis data dengan teknik uji f ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 8 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 116223668,700 3 38741222,890 4,448 ,009b

Residual 357065408,100 41 8708912,393

Total 473289076,800 44

a. Dependent Variable: HargaSaham_Y

b. Predictors: (Constant), DER_X3, ROE_X2, ROA_X1

Sumber: Hasil Olah Data Transformasi menggunakan SPSS 24, 2021.

Dilihat dari hasil uji F pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi 0,009.

Nilai signifikansi 0,009 < 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menolak H0 dan menerima H4.

Dari hasil uji F disimpulkan ROA, ROE, dan DER berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham.

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel independen ROA, ROE, dan DER dalam menjelaskan variabel dependen Harga Saham. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Apabila angka koefisien determinasi semakin mendekati 1 maka kemampuan menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen adalah semakin kuat, yang berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi.

Tabel 9

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,496a ,246 ,190 2951,086646

a. Predictors: (Constant), DER_X3, ROE_X2, ROA_X1

Berdasarkan Tabel 4.8 Hasil Uji Determinasi (R2) diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) adalah sebesar 0,246. Nilai ini menunjukkan kemampuan variabel

(15)

independen yaitu ROA, ROE, dan DER dalam menjelaskan variabel dependen yaitu Harga Saham hanya sebesar 24,6%. Sehingga masih ada variabel lain yang turut mempengaruhi harga saham sebesar 75,4% antara lain Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), Price Earning Ratio (PER),

Pembahasan

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan atau pengaruh antar variabel independen yaitu ROA, ROE dan DER terhadap harga saham. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari summary perusahaan dan annually report yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian 2017-2019.

1. Pengaruh ROA terhadap Harga Saham

Pengujian parsial Return On Asset menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002, artinya Return On Asset berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) periode 2017-2019. Return On Asset (ROA) yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Perkembangan harga saham tidak terlepas dari perkembangan kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan profitabilitas perusahaan. Secara teoritis jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, demikian sebaliknya. Ini menunjukkan bahwa manajemen dapat menggunakan total aktiva perusahaan dengan baik (aktiva lancar dan aktiva tetap) dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan sehingga menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

2. Pengaruh ROE terhadap Harga Saham

Pengujian parsial Return On Equity (ROE) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,977, artinya Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2019. Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kenerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan. Return on Equity (ROE) untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas modalnya sendiri. Secara teoritis

(16)

jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, demikian sebaliknya. Ini menunjukkan bahwa manajemen dapat menghasilkan laba yang baik atas modal perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan sehingga menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan peningkatan laba atas modal perusahaan

3. Pengaruh DER terhadap Harga Saham

Pengujian parsial Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,038, artinya Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2019. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk melihat perbandingan modal sendiri dan modal yang didapat dari luar atau kreditur. Utang dalam perusahaan timbul diakibatkan dari ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi modal sendiri sehingga perusahaan memilih opsi mencari modal dengan cara meminjam atau utang dari pihak luar (kreditur). Nur'aidawati (2018) mengutarakan bahwa tingginya hutang dapat mempengaruhi ekuitas. DER yang tinggi dapat menjadi pertanda buruk dan dapat mengurangi keinginan para investor untuk menanam modal pada perusahaan tersebut. Namun, apabila hasil pengukuran rasio rendah, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena ekuitas tidak digunakan sebaik mungkin. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat memperkuat atau menjadi acuan bahwa ketidakjelasan kondisi Debt to Equity Ratio (DER) ini menjadi dasar bagi investor tidak menggunakan informasi Debt to Equity Ratio (DER), sehingga tidak dapat mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasinya.

4. Pengaruh ROA, ROE dan DER terhadap Harga Saham

Pengujian antara Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) bersama-sama (simultan) mempengaruhi Harga Saham pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2019. Maka apabila ketiga variabel tersebut meningkat secara bersama-sama maka akan terjadi perubahaan terhadap Harga Saham

Berikut ini akan disajikan hasil rangkuman berupa tabel untuk menganalisis hasil hubungan antara independen dan dependen yang diperoleh. Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat berikut ini:

(17)

Tabel 10

Rangkuman Hasil Penelitian

Variabel Independen

Uji T (Parsial)

Uji F

(Simultan) Hasil Uji

Hipotesis Kesimpulan Nilai Sig. Nilai Sig.

ROA 0,002 H1 diterima Berpengaruh

ROE 0,038 H2 diterima Berpengaruh

DER 0,977 H3 ditolak TIdak Berpengaruh

Simultan 0,009 H4 diterima Berpengaruh

Nilai Koefisien Determinasi (R2) 0,190

Pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa Return On Aset (ROA) secara parsial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil daripada taraf nyata penelitian ini yaitu 0,05. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa Return On Aset (ROA) berpengaruh terhadap Harga Saham sehingga H1 diterima.

Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) secara parsial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,038 yang lebih kecil daripada taraf nyata penelitian ini yaitu 0,05. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham sehingga H2 diterima.

Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,977 yang lebih besar daripada taraf nyata penelitian ini yaitu 0,05. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham sehingga H3 ditolak.

Pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,009 yang lebih kecil daripada taraf nyata penelitian ini yaitu 0,05. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER berpengaruh terhadap Harga Saham sehingga H4 diterima.

(18)

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada perusahaan sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) periode 2017-2019.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Ratio On Assets (ROA) berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2019.

2. Ratio On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2019.

3. Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017- 2019.

4. Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2019.

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. 2015. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahan.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Agus, Riyanto. 2013. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: Nuha Medika

Ahmad Ulil Albab Al Umar, Anava Salsa Nur Savitri. 2020. “Analisis Pengaruh ROA, ROE, EPS terhadap Harga Saham”

Arif Darmawan. 2018. “Pengaruh DER, ROA, ROE, EPS dan MVA terhadap Harga Saham pada Indeks Saham Syariah Indonesia”

Gerald E. Y. Egam, Ventje Ilat, dan Sonny Pangerapan. 2017. “Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2015”

Hade Chandra Batubara. 2017. “Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015"

(19)

Kusuma Kumaidi. 2017. “Pengaruh ROA, ROE, DER, DPR, dan LDR terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Bei Periode 2011 – 2016 (Dengan Penggolongan Kapitalisasi Kecil dan Kapitalisasi Besar )”

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta Syahyunan. 2015. Manajemen Keuangan. Medan: USU Press.Van Horne, James C.dan John M. Wachowicz, Jr. 2012. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan (Fundamentals of Financial

Management). Edisi 13 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Widoatmodjo, Sawidji. 2012. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Edisi Revisi. Jakarta: PT.

Jurnalindo Aksara Grafika.

Laporan Laba Rugi dan Neraca Sub Sektor Perusahaan Makanan dan Minuman www.idx.co.id 2017-2019.

Gambar

Gambar 1 Tren Pertumbuhan Industri makanan dan Minuman   Tahun 2010-2020
Tabel 7  Hasil Uji T (Parsial)  Coefficients a Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig
Tabel 8   Hasil Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian bahwa sejarah perkembangan astronomi memperlihatkan semakin banyak kepingan puzzle yang terbuka dan tersusun menjadi sebuah jalan menuju

keterbatasannya (Candra, 2010). Bagaimana petani perkebunan rakyat menghadapi sistem sertifikasi merupakan isu yang sangat menarik untuk dikaji. Penelitian ini bertujuan

1) Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan memengaruhi pilihan

Anggota assosiasi yang tergolong anggota aktif berjumlah 20 orang, (Diskoperindag 2011). Anggota aktif tersebut diantaranya adalah: Sanjai Nina, Kerupuk Sanjai

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas gizi makan pagi, jumlah kalori rata-rata makan pagi, tingkat konsentrasi belajar, serta hubungan antara

Berbeda dengan penelitian Susilowati dan Turyanto (2011) yang melakukan penelitan pada perusahaan manufaktur dengan menggunakan variabel EPS, NPM, ROA, ROE, dan DER untuk

Menurut Jones dan Rama (2006, p61), Detailed Activity Diagram memberikan gambaran secara detail dari suatu aktifitas yang terjadi dengan suatu atau lebih event yang

This study aims to modify the bioplastics production by using various ratios of sorghum starch and cellulose from red seaweed eucheuma spinossum, and the usage of glycerol