Company
LOGO
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MEMBANTU MENENTUKAN STRATEGI PADA PERMASALAHAN PENGAMANAN DI WILAYAH PERBATASAN
INDONESIA
Teguh Murdianto (1207.100.061)
LOGO Latar Belakang
(Pakar) Strategi
Pengamanan
?
LOGO Latar Belakang (lanjut)
Wilayah Perbatasan
Indonesia
Gangguan dan Ancaman
Certainty Factor Sistem Pakar
Strategi Pengamanan
Program Komputer
LOGO Rumusan Masalah
Bagaimana merancang sistem pakar yang dapat membantu menentukan strategi pada permasalahan pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia.
Bagaimana merancang suatu perangkat lunak yang mengaplikasikan sistem pakar tersebut dengan bahasa
pemrograman JAVA sehingga dapat dengan mudah membantu menentukan strategi pada permasalahan pengamanan di
wilayah perbatasan Indonesia.
LOGO Batasan Masalah
Metode yang dipakai untuk menghitung derajat kepastian adalah Certainty Factor.
Proses reasoning sistem pakar memakai Forward Chaining.
Penentuan strategi dikhususkan untuk permasalahan pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia.
Informasi-informasi untuk menyusun rule didapatkan dari fakta-
fakta yang diperoleh dari jurnal, artikel, dan media massa baik
elektronik maupun non elektronik.
LOGO Tujuan
Membuat sistem pakar yang dapat membantu menentukan
strategi pada permasalahan pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia.
Membuat perangkat lunak yang mengaplikasikan sistem pakar tersebut dalam bahasa pemrograman JAVA sehingga dapat dengan mudah membantu menentukan strategi pada
permasalahan pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia
LOGO Manfaat
Menghasilkan perangkat lunak yang membantu dalam menentukan strategi pada permasalahan pengamanan di wilayah perbatasan dengan hasil yang bersifat
relevan
menunjukkan bagaimana peran sistem pakar dalam
bidang keamanan wilayah perbatasan Indonesia.
LOGO Tinjauan Pustaka
Sistem Pakar
LOGO Tinjauan Pustaka (lanjut)
Arsitektur Sistem Pakar
LOGO Tinjauan Pustaka (lanjut)
Proses Reasoning
1. Forward Chaining (Forward Reasoning) 2. Backward Chaining (Backward Reasoning)
Rule
IF E
1[AND/OR] E
2[AND/OR] … E
nTHEN H (CF=CF
i)
E1, E2, E3,…, En : Fakta-fakta yang ada (Evidence) H : Konklusi yang dihasilkan (Hipotesis)
CF : Tingkat keyakinan (Certainty Factor) terjadinya hipotesa H akibat adanya fakta-fakta E1, E2, E3,…, En
Rule Based System
Rule-base system merupakan sistem yang paling sering dipakai dalam menyelesaikan permasalahan ketidakpastian dari knowledge base system yang berbeda (Gonzales, 1993).
Rule-base system mengandalkan serangkaian aturan-aturan yang merupakan representasi dari pengetahuan dan pengalaman manusia dalam memecahkan kasus yang rumit
LOGO Tinjauan Pustaka (lanjut)
Measure of Belief (MB) 𝑀𝐵 𝐻, 𝐸 =
1, 𝑃(𝐻) = 1 𝑚𝑎𝑥 𝑃 𝐻 𝐸 , 𝑃 𝐻 − 𝑃(𝐻)
1 − 𝑃 𝐻 , 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛
Measure of Disbelief (MD) 𝑀𝐷 𝐻, 𝐸 =
1, 𝑃(𝐻) = 1 𝑃 𝐻 − 𝑚𝑖𝑛 𝑃 𝐻 𝐸 , 𝑃 𝐻
𝑃 𝐻 , 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛
0 ≤ MB ≤ 1 0 ≤ MD ≤ 1
MB H, E : Ukuran yang menunjukkan peningkatan keyakinan pada suatu hipotesis (H) jika evidence (E) terjadi.
MD H, E : Ukuran yang menunjukkan penurunan keyakinan pada suatu hipotesis (H) jika evidence (E) terjadi.
P H : Peluang kejadian hipotesis (H)
P H E : Peluang kejadian hipotesis (H), bila evidence (E) terjadi.
LOGO Tinjauan Pustaka (lanjut)
Certainty Factor didefinisikan sebagai:
𝐶𝐹 𝐻, 𝐸 = 𝑀𝐵 𝐻, 𝐸 − 𝑀𝐷(𝐻, 𝐸) 1 − min[𝑀𝐵 𝐻, 𝐸 , 𝑀𝐷(𝐻, 𝐸)]
Dimana nilai CF dibatasi oleh:
−1 ≤ 𝐶𝐹 ≤ 1
Nilai 1 berarti sangat benar, nilai 0 berarti tidak diketahui dan nilai -1 berarti
sangat salah. Nilai CF negatif menunjuk pada derajat ketidakpercayaan
sedang nilai CF positif menunjuk pada derajat kepercayaan
LOGO Tinjauan Pustaka (lanjut)
Nilai MB dan MD untuk menentukan nilai CF tidaklah konstan, tetapi berubah sesuai dengan nilai MB dan MD di setiap evidence yang membentuk hipotesis tersebut. Untuk menghitung nilai perubahan MB dan MD didefinisikan rumus sebagai berikut (Buchanan, 1984):
MBbaru = 0, MDbaru = 1
MB H, E1 + MB H, E2 ∗ 1 − MB H, E1 , yang lain
MDbaru = 0, MBbaru = 1
MD H, E1 + MD H, E2 ∗ 1 − MD H, E1 , yang lain
Propagasi Keyakinan Rule
Propagasi Keyakinan untuk Rule dengan Satu Premis
MB(H, E)baru = MB(H, E)sistem∗ max 0, CF H, E sistem
MD(H, E)baru = MD(H, E)sistem∗ max 0, CF H, E sistem
LOGO Tinjauan Pustaka (lanjut)
Rule dengan Konjungsi
IF E1 AND E2 AND … THEN H CF(H, E)baru
MB H, E1 AND E2 AND … baru = CF(H, E)sistem∗ min MB H, E1 , MB H, E2 , … MD H, E1 AND E2 AND … baru = CF(H, E)sistem∗ min MD H, E1 , MD H, E2 , …
Rule dengan Disjungsi
IF E1OR E2OR … THEN H CF(H, E)baru
MB H, E1 OR E2 OR … baru = CF(H, E)sistem∗ max MB H, E1 , MB H, E2 , … MD H, E1 OR E2 OR … baru = CF(H, E)sistem∗ max MD H, E1 , MD H, E2 , …
Propagasi Keyakinan untuk Rule Lebih Dari Satu Premis
terdapat dua macam penghubung yang biasa digunakan untuk menghubungkan premis-premis tersebut, yaitu konjungsi dan disjungsi.
LOGO Tinjauan Pustaka (lanjut)
Rule dengan Konjungsi dan Disjungsi
Misal premis yang terbentuk adalah sebagai berikut:
IF E1AND E2 AND E3 OR E4 THEN H CF(H, E)baru
Solusinya :
MB H, E1AND E2 AND E3 OR E4 baru = MB H, E1AND E2 AND E3 OR E4 baru =
= CF(H, E)sistem∗ min MB H, E1 , MB H, E2 , MB H, E3 OR E4
= CF(H, E)sistem∗ min MB H, E1 , MB H, E2 , max MB H, E3 , MB H, E4
MD H, E1AND E2 AND E3 OR E4 baru = MD H, E1AND E2 AND E3 OR E4 baru =
= CF(H, E)sistem∗ min MD H, E1 , MD H, E2 , MD H, E3 OR E4
= CF(H, E)sistem∗ min MD H, E1 , MD H, E2 , max MD H, E3 , MD H, E4
LOGO Tinjauan Pustaka (lanjut)
𝐶𝐹
𝑘𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖𝐶𝐹
𝑙𝑎𝑚𝑎, 𝐶𝐹
𝑏𝑎𝑟𝑢=
𝐶𝐹
𝑙𝑎𝑚𝑎+ 𝐶𝐹
𝑏𝑎𝑟𝑢∗ 1 − 𝐶𝐹
𝑙𝑎𝑚𝑎, 𝐶𝐹
𝑏𝑎𝑟𝑢> 0 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝐹
𝑙𝑎𝑚𝑎> 0 𝐶𝐹
𝑙𝑎𝑚𝑎+ 𝐶𝐹
𝑏𝑎𝑟𝑢∗ 1 + 𝐶𝐹
𝑙𝑎𝑚𝑎, 𝐶𝐹
𝑏𝑎𝑟𝑢< 0 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝐹
𝑙𝑎𝑚𝑎< 0
𝐶𝐹
𝑙𝑎𝑚𝑎+ 𝐶𝐹
𝑏𝑎𝑟𝑢1 − 𝑚𝑖𝑛 |𝐶𝐹
𝑙𝑎𝑚𝑎|, |𝐶𝐹
𝑏𝑎𝑟𝑢| , 𝐶𝐹
𝑏𝑎𝑟𝑢𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐶𝐹
𝑙𝑎𝑚𝑎< 0
Rule dengan konklusi yang sama
LOGO Tinjauan Pustaka (lanjut)
Strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pengguna di masa mendatang. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang akan
terjadi dan bukan dimulai dari apa yang telah terjadi.
Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah kedepan untuk membangun visi dan misi pengamanan terhadap wilayah perbatasan di Indonesia. Beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk menyusun strategi, yaitu:
a. Mengidentifikasi lingkungan terutama negara tetangga yang berbatasan dengan Indonesia.
b. Melakukan analisa lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh Pemerintah dalam menjalankan misinya.
c. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
d. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan memper-timbangkan sumber daya yang dihadapi dan dimiliki.
e. Memiliki strategi yang paling sesuai untuk mencapai jangka pendek dan jangka panjang.
Perumusan Strategi
LOGO Tinjauan Pustaka (lanjut)
Masalah Perbatasan Negara Indonesia dengan Negara Tetangga
Vietnam
Jarak Pulau Sekatung (di Natuna) dengan Pulau Condore (Vietnam) terlalu dekat (<
245 Mil) sehingga berpotensi konflik.
Malaysia
Pebatasan Pulau Sebatik, persekitaran Sipadan dan Ligitan, perbedaan pemahaman rezim laut.
Thailand
Kerjasama perikanan kedua negara
Philipina
Perbedaan tentang batas wilayah laut.
Papua Nugini
Potensi permasalahan dari aspek kultural.
Palau
Perbedaan pendapat tentang batas ZEE (terutama di kepulauan Asia dan Mapia (Maluku Utara)).
India
Perbatasan Andaman dan Nicobar sering didatangi nelayan Aceh.
Singapura
Reklamasi yang dilakukan oleh Singapura.
RRC
Perbedaan pandangan tentang batas wilayah perbatasan di Kepulauan Natuna.
Timor Leste
Belum memiliki perjanjian batas wilayah laut (Pulau Batek).
Australia
Penataan ulang batas wilayah laut pasca Timor-Timur.
LOGO Tinjauan Pustaka (lanjut)
Object Oriented Analysis Design (OOAD)
OOAD merupakan suatu cara merepresentasikan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata. Dasar pembuatannya adalah obyek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas
Object Oriented Analysis (OOA) dan Unified Model Language (UML)
OOA mempelajari permasalahan dengan menspesifikasikan atau mengobservasi permasalahan tersebut dengan menggunakan metode berorientasi objek.
UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik/gambar/notasi untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan melakukan dokumentasi sebuah sistem pengembangan software berbasis OO (Object-Oriented).
Object Oriented Design (OOD)
OOD mengubah model konseptual yang dihasilkan dalam Object Oriented Analysis (OOA)