• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR - Contoh Laporan penelitian Matematika.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KATA PENGANTAR - Contoh Laporan penelitian Matematika.doc"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

MODEL THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN

KUALITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS ……….

TAHUN 2002/2003

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH

………..

NIP: ………..

▸ Baca selengkapnya: contoh kata pengantar laporan pemilihan ketua osis

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatas Guru pada Golongan IV a ke IV b.

Kepala Sekolah ………

………. Penulis

……….. ………..

NIP: ……… NIP: ……….

Mengetahui Mengetahui

Pustakawan ………. Kepala Cab. Din. Pendidikan ……….. ……….

……….. ………

NIP: ………..

Mengetahui Mengetahui

Kepala Dinas Pendidikan PGRI Ketua PD II

……… ………

Pembina Utama Muda NPA: ………

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan

karya ilmiah dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think

Pair Share Untuk Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa

Kelas ……… ………. ……….. Tahun Pelajaran 2002/2003”,

penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan

sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah

bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka

pembinaan karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya

kepada:

1. Yth. Kepala Dinas Pendidikan ………

2. Yth. Ketua PD II PGRI ……….

3. Yth. Rekan-rekan Guru ………

4. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna

untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu

(4)

ABSTRAK

………, 2002. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas ………Tahun Pelajaran 2002/2003

Kata Kunci: matematika, metode kooperatif think pair share

Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share? (b) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share terhadap motivasi belajar siswa?

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share pada siswa Kelas ………. tahun pelajaran 2002/2003. (b) Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa ……….. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (66,67%), siklus II (77,78%), siklus III (88,89%).

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul ... Lembar Pengesahan ... Kata Pengantar ... Abstrak ... Daftar Isi ... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Definisi Operasional Variabel ... F. Batasan Masalah ... BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran ... B. Pembelajaran Kooperatif ... C. Keterampilan-keterampilan Kooperatif ... D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share

(6)

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian ... B. Rancangan Penelitian ... C. Instrumen Penelitian ... D. Metode Pengumpulan Data ... E. Teknik Analisis Data ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Item Butir Soal ... B. Analisis Data Penelitian Persiklus ... C. Pembahasan ... BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Manusia adalah makhluk hidup individual, berbeda satu sama lain. Karena sifatnya yang individual, maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama siswa.

(8)

aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas matematika dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).

Langkah-langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu ada metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Adapun metode yang dimaksud adalah metode pembelajaan kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. Felder, (1994: 2).

Pembelajaran kooperatif lebih menekankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi tersebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “siswa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).

Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. (Nur, 1996: 2).

(9)

secara kelompok. Dalam kelas pertama hanya 36% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik, dan dalam kelas yang bekerja secara kooperatif ada 58% dan 65% siswa yang mendapat nilai C atau lebih baik (Felder, 1994:14).

Berdasarkan paparan tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Kooperatif Model Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa ………Tahun Pelajaran 2002/2003.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share pada siswa Kelas ……… tahun pelajaran 2002/2003?

(10)

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share pada siswa Kelas ……….. tahun pelajaran 2002/2003.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share pada siswa Kelas ……… tahun pelajaran 2002/2003.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:

1. Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika. 2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan metode

pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

3. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

(11)

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif :

Suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama.

2. Motivasi belajar adalah:

Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

3. Prestasi belajar adalah:

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

F. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas ……….tahun pelajaran 2002/2003.

(12)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).

Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993:120).

(13)

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.

B. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama. (Felder, 1994:2).

Wahyuni (2001:8) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.

Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih (2001:8) mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan aktivitas di kelas pada siswa dengan cara pengelompokan siswa untuk bekerjasama dalam proses pembelajaran.

Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah hiterogen.

(14)

secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran kooperatif merupakan metode alternatif dalam mendekati permasalahan, mampu mengerjakan tugas besar, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan kepercayaan diri.

Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar, saling memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. (Nur, 1996:4). Dalam pembelajaran kooperatif lebih mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan cara kerjasama.

Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang perlu diperhatikan. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut:

1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.

2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggungjawab terhadap dirinya sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.

3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama.

4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagai tanggungjawab sama besarnya diantara para anggota kelompok.

(15)

6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar.

7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Johnson, Johnson, dan Smitt dalam Felder (1994: 2) menambahkan unsur-unsur dalam pembelajaran koopratif sebagai berikut:

1. Ketergantungan Positif

Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan. Jika ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap anggota harus menerima konsekuensinya.

2. Kemampuan Individual

Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab melakukan pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk dipelajari.

3. Promosi tatap muka interaktif

Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap individu, beberapa diantarannya harus dilakukan secara interaktif, anggota kelompok saling memberikan timbal balik.

(16)

Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan pembangunan kepercayaan, kepemimpinan, pembuatan keputusan, komunikasi dan konflik manajemen keahlian. 5. Kelompok Proses

Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai apa yang mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan mengidentifikasi perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif di waktu selanjutnya.

Berdasarkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif, Johnson, Johnson dalam Wahyuni (2001:10) menyebutkan peranan guru dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Menentukan objek pembelajaran

2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar sebelum pembelajaran dimulai.

3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa.

4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas.

5. Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara mendiskusikan cara kerjasama.

C. Keterampilan-Keterampilan Kooperatif

(17)

kooperatif yang perlu dimiliki siswa seperti diungkapkan Nur (1996:25) adalah keterampilan kooperatif tingkat awal, tingkat menengah dan tingkat mahir.

1. Keterampilan kooperatif tingkat awal

Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi hal-hal sebagai berikut: - Menggunakan kesepakatan

Menggunakan kesepakatan artinya setiap anggota kelompok memiliki kesamaan pendapat. Menggunakan kesepakatan bertujuan untuk mengetahui siapa yang memiliki pendapat yang sama.

- Menghargai kontribusi

Maksud dari menghargai kontribusi yaitu memperhatikan atau mengenal apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota kelompok yang dibuat lain. Tidak selalu harus menyetujui, dapat saja tidak menyetujui yang berupa kritik, tetapi kritik yang diberikan harus terhadap ide dan tidak terhadap pelaku.

- Menggunakan suara pelan

Tujuan menggunakan suara dalam kerja kelompok adalah agar anggota kelompok dapat mendengar percakapan dengan jelas dan tidak frustasi oleh suara keras dalam ruangan.

(18)

Setiap anggota kelompok harus bisa menggantikan seseorang yang mengemban tugas tertetentu dan mengambil tanggungjawab tertentu dalam kelompok.

- Berada dalam kelompok

Untuk menciptakan pekerjaan kelompok yang efisien setiap anggota kelompok harus tetap duduk atau berada dalam tempat kerja kelompok.

- Berada dalam tugas

Setiap anggota kelompok harus meneruskan tugas yang menjadi tanggungjawabnya agar kegiatan selesai tepat waktunya.

- Mendorong partisipasi

Anggota kelompok selalu mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan sumbangan terhadap penyelesaian tugas kelompok. Karena jika satu atu dua orang anggota kelompok tidak berpartisipasi atau hanya memberikan sedikit sumbangan, maka hasil dari kelompok tersebut tidak akan terselesaikan pada waktunya atau hasilnya kurang orisinil atau kurang imajinatif. - Mengundang orang lain untuk berbicara

(19)

Tugas yang dikerjakan harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan agar memperoleh nilai yang tinggi.

- Menyebutkan nama dan memandang bicara

Memangil satu sama lain menggunakan nama dan menggunakan kontak mata akan memberikan rasa bahwa mereka telah memberikan kontribusi penting kelompok.

- Mengatasi gangguan

Mengatasi gangguan berarti menghindari masalah yang diakibatkan karena tidak atau kurangnya perhatian terhadap tugas yang diberikan. Gangguan dapat membuat suatu kelompok tidak dapat menyelesaikan tugas belajar yang diberikan.

- Menolong tanpa memberi jawaban

Agar siswa tidak merasa telah memahami atau menemukan konsep, dalam memberikan bantuan tidak dengan menunjukkan cara pemecahannya.

- Menghormati perbedaan individu.

(20)

serta masing-masing individu anggota kelompok dapat meningkatkan rasa kebaikan, sensitivitas dan toleransi.

2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah

Keterampilan kooperatif tingkat menengah meliputi: - Menunjukkan penghargaan dan simpati

Menunjukkan rasa hormat, pengertian dan rasa sensitivitas terhadap usulan-usulan yang berbeda dari usulan orang lain.

- Menggunakan pesan “saya”

Dalam berbicara perlu menggunaan kata “saya” agar orang lain tidak merasa terancam atau merasa bersalah sehingga permusuhan dapat dihindari.

- Menggunakan ketidak setujuan dengan cara yang dapat diterima Menyatakan pendapat yang berbeda atau menjawab pertanyaan harus dengan cara yang sopan dan sikap yang baik karena jika mengkritik seseorang dan memadamkan ide seseorang dapat menimbulkan atmosfir yang negatif dalam kelompok.

- Mendengarkan dengan aktif

(21)

kelompok akan menunjukkan tingkat pemikiran dan komunikasi yang tinggi.

- Bertanya

Bertanya artinya meminta atau menanyakan suatu informasi atau penjelasan lebih jauh. Dengan bertanya dapat menjelaskan konsep, seseorang yang sedang tidak aktif dapat didorong untuk ikut serta, dan anggota kelompok yang malu dapat dimotivasi untuk ikut berperan serta.

- Membuat ringkasan

Membuat ringkasan maksudnya mengulang kembali informasi. Ini dapat digunakan untuk membantu mengatur apa yang sudah dikerjakan dan apa yang perlu dikerjakan.

- Menafsirkan

Menafsirkan artinya menyatakan kembali informasi dengan kalimat yang berbeda. Informasi dapat dijelaskan dan hal-hal yang penting dapat diberi penekanan.

- Mengatur dan mengorganisir

(22)

- Memeriksa ketepatan

Membandingkan jawaban dan memastikan bahwa jawaban itu benar. Manfaatnya yaitu pekerjaan akan bebas dari kesalahan dan kekurang tepatan. Pemahaman terhadap bidang studi juga akan berkembang.

- Menerima tanggungjawab

Menerima tanggungjawab bersedia dan mampu memikul tangungjawab dari tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok, untuk meyelesaikan tugas yang diberikan.

- Menggunakan kesabaran

Bersikap toleran pada teman, tetap pada pekerjaan dan bukan pada kesulitan-kesulitan, serta tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa.

- Tetap tenang/mengurangi ketegangan

(23)

3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir

Keterampilan tingkat mahir meliputi hal-hal sebagai berikut: - Mengelaborasi

Mengelaborasi berarti memperluas konsep, kesimpulan dan pendapat-pendapat yang berhubungan dengan topik tertentu. Mengelaborasi dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan prestasi yang lebih tinggi.

- Memeriksa secara cermat

Bertanya dengan pokok pembicaraan yang lebih mendalam unuk mendapatkan jawaban yang benar. Memeriksa secara cermat dapat menjamin bahwa jawabannya benar.

- Menanyakan kebenaran

Menanyakan kebenaran maksudnya membuktikan bahwa jawaban yang dikemukakan adalah benar atau memberikan alasan untuk jawaban tersebut. Menanyakan kebenaran akan membantu siswa untuk berfikir tentang jawaban yang diberikan dan untuk lebih meyakinkan terhadap ketepatan jawaban tersebut.

- Menganjurkan suatu posisi

Menganjurkan suatu posisi maksudnya menunjukkan posisi kelompok terhadap suatu masalah tertentu.

(24)

Menetapkan tujuan maksudnya menentukan prioritas-prioritas. Pekerjaan dapat diselesaikan lebih efeisien jika tujuannya jelas. - Berkompromi

Berkompromi adalah menentukan pokok permasalahan dengan persetujuan bersama. Kompromi dapat membangun rasa hormat kepada orang lain dan mengurangi konflik antar pribadi.

- Mengahadapi masalah khusus

Mengahadapi masalah khusus maksudnya menunjukkan masalah dengan memakai pesan “saya”, tidak menuduh, tidak menggunakan sindiran, atau memanggil nama. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya sikap yang dapat berubah bukan ciri atau ketidak mampuan seseorang semuanya itu bertujuan untuk memecahkan masalah dan bukan untuk memenangkan masalah. Dengan hal ini konflik pribadi akan berkurang. Tingkat kebaikan, sensitivitas dan toleran akan meningkat.

D. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share

(25)

siswa untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan suatu sajian pendek atau para siswa telah selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta kepada para siswa untuk menyadari secara lebih serius mengenai apa yang telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah dibaca. Guru tersebut memilih metode Think-Pair-Share daripada metode Tanya jawab untuk kelompok secara keseluruhan (whole-group question and answer). Lyman dan kawan-kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Langah 1 – Berpikir (Thinking): Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.

2. Langkah 2 – Bepasangan (Pairing): Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu soal khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

(26)

dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat atau separo dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.

Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.

Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen. Setiap siswa mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai keterampilan dan mengikuti tes.

(27)

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil dilampaui.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997:8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai penelitia; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental.

(28)

kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di ………tahun pelajaran 2002/2003.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November semester ganjil 2002/2003.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas

(29)

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:3).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000:5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000:5).

(30)

1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1 Alur PTK Penjelasan alur di atas adalah:

(31)

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model thinks pair share.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah

dilaksanakan.

(32)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.

4. Tes formatif

(33)

telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisi butir soal adalah sebagai berikut:

a. Validitas Tes

Validitas butir soal atau validitas item digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:



Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment N : Jumlah peserta tes

ΣY : Jumlah skor total ΣX : Jumlah skor butir soal

(34)

Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah dua sebagai berikut:

)

(Suharsimi Arikunto, 2001:93)

Dengan: r11 : Koefisien reliabilatas yang sudah disesuaikan r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel.

P (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)

Dengan: P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:

(35)

- Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda desebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:

D : Indeks diskriminasi

BA: Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar BB: Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

JA : Jumlah peserta kelompok atas JB : Jumlah peserta kelompok bawah

(36)

Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal sebagai berikut:

- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek - Soal dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup - Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik

- Soal dengan D = 0,701 sampai 1,000 adalah sangat baik

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

(37)

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu: 1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

N X X

Dengan : X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

(38)

menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

a. Lembar observasi pengelola metode pembelajarn koooperatif model Think Pair Share.

Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share digunakan rumus sebagai berikut :

X = P12P2

Dimana P1 = Pengamat 1 dan P2 = Pengamat 2 b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut :

% = xx

 x 100 % dengan

X = JumahJumlah.hasil.pengama.pengamatantan = P12P2

(39)

P1 = Pengamat 1 P2 = Pengamat 2

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.

Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

(40)

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share.

A. Analisis Item Butir Soal

Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:

1. Validitas

Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa

Soal Valid Soal Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30 ,36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45

5, 6, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 31, 32, 33, 34, 35, 40, 46

2. Reliabilitas

(41)

Untuk jumlah siswa (N = 27) dengan r (95%) = 0,381. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.

3. Taraf Kesukaran (P)

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat:

- 21 soal mudah - 15 soal sedang - 10 soal sukar 4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 21 soal, berkriteria baik 9 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

B. Analisis Data Penelitian Persiklus

(42)

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 November 2002 di Kelas …………..dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

(43)

rata 3. Menghubungkan dengan pelajaran

sebelumnya

4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar

2

2 22 22

B. Kegiatan inti

1. Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif

2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Melatih keterampilan kooperatif

4. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran

5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan

1. Membimbing siswa membuat rangkuman

2. Memberikan evaluasi 33 33 33

II Pengelolaan Waktu 2 2 2

III Antusiasme Kelas1. Siswa antusias 2. Guru antisias

(44)

Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase

1

No Aktivitas siswa yang diamati Presentase

1

Bekerja dengan sesama anggota kelompok Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru Menyajikan hasil pembelajaran

(45)

cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5 %.

Pada siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominanuntuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.

Table 4.3. Nilai Tes Pada Siklus I

No. Urut Nilai KeteranganT TT No. Urut Nilai KeteranganT TT

1 70 √ 15 80 √

2 50 √ 16 70 √

3 90 √ 17 60 √

4 70 √ 18 80 √

5 80 √ 19 30 √

6 80 √ 20 70 √

7 70 √ 21 80 √

8 30 √ 22 70 √

9 80 √ 23 40 √

10 60 √ 24 80 √

11 80 √ 25 40 √

12 50 √ 26 80 √

13 80 √ 27 60 √

14 80 √ Jumlah 840 8 5

Jumlah 970 10 4

Jumlah Skor 1810

(46)

TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 18

Jumlah siswa yang belum tuntas : 9

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

67,04 18 66,67

(47)

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

(48)

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dan lembar observasi guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 November 2002 di Kelas …………. dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

(49)

pertanyaan/ide (5,4%), dan mengerjakan tes evaluasi (10,8%). Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II

No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rata

P1 P2 3. Menghubungkan dengan pelajaran

sebelumnya

4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar

3

3 34 3,53

E. Kegiatan inti

1. Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif

2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 2. Melatih keterampilan kooperatif

3. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran

4. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan

1. Membimbing siswa membuat rangkuman

2. Memberikan evaluasi 34 44 3,54

II Pengelolaan Waktu 3 3 2

III Antusiasme Kelas1. Siswa antusias

(50)

kurang. Namun demikian penilaian tesebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

Dengan penyempurnaan aspek-aspek I atas alam penerapan metode pembelajarn kooperatif model Think Pair Share diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa ynag telah mereka lakukan.

Berikut disajikan hasil observasi akivitas guru dan siswa :

Tabel 4.2. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase

1

No Aktivitas siswa yang diamati Presentase

1 2 3

Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru Membaca buku

Bekerja dengan sesama anggota kelompok

(51)

5 Menulis yang relevan dengan KBM Merangkum pembelajaran dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah memberi umpan balik/evaluasi/ Tanya jawab (16,6%), mnjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa merangkum pelajaran (6,7%).

(52)

Table 4.3. Nilai Tes Pada Siklus II

No. Urut Nilai KeteranganT TT No. Urut Nilai KeteranganT TT

1 80 √ 15 80 √

2 60 √ 16 80 √

3 70 √ 17 70 √

4 80 √ 18 70 √

5 80 √ 19 40 √

6 60 √ 20 80 √

7 70 √ 21 80 √

8 40 √ 22 90 √

9 80 √ 23 90 √

10 70 √ 24 30 √

11 80 √ 25 50 √

12 80 √ 26 90 √

13 80 √ 27 80 √

14 80 √ Jumlah 930 10 3

Jumlah 1010 11 3

Jumlah Skor 1940

Jumlah Skor Maksimal Ideal 2700 Skor Rata-Rata Tercapai 71,85

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 21 Jumlah siswa yang belum tuntas : 6

(53)

No Uraian Hasil Siklus II 1

2 3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

71,85 21 77,78

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 71,85 dan ketuntasan belajar mencapai 77,78% atau ada 21 siswa dari 27 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi utnuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share.

c. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Memotivasi siswa

(54)

d. Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belelajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain:

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

(55)

formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif model Thing Pair Share dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 19 November 2002 di Kelas ………. dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III

No Aspek yang diamati Penilaian Rata-rata

P1 P2 I Pengamatan KBM

A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa

3

(56)

3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya

4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar

B. Kegiatan inti

1. Mempresentasikan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif 2. Membimbing siswa melakukan

kegiatan

3. Melatih keterampilan kooperatif 4. Mengawasi setiap kelompok

secara bergiliran

5. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan

4

1. Membimbing siswa membuat rangkuman

2. Memberikan evaluasi 44 44 44

II Pengelolaan Waktu 3 3 3

III Antusiasme Kelas1. Siswa antusia

2. Guru antisias 44 44 44

Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.

(57)

Tabel 4.2. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus III

No Aktivitas Guru yang diamati Presentase

1

No Aktivitas siswa yang diamati Presentase

1

Bekerja dengan sesama anggota kelompok Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru Menyajikan hasil pembelajaran

(58)

Adapun aktivitas ynag tidak menglami perubahan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan memotivasi siswa (6,7%).

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus III adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (22,1%) dan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang mengalami peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru (15,0%). Sedangkan aktivitas yang lainnya mengalami penurunan. Table 4.3. Nilai Tes Pada Siklus III

No. Urut Nilai KeteranganT TT No. Urut Nilai KeteranganT TT

1 90 √ 15 90 √

Jumlah Skor Maksimal Ideal 2700 Skor Rata-Rata Tercapai 81,48

Keterangan: T : Tuntas

(59)

Jumlah siswa yang belum tuntas : 3

Klasikal : Tuntas

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

81,48 24 88,89

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 81,48 dan dari 27 siswa yang telah tuntas sebanyak 24 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 88,89% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

c. Refleksi

(60)

mengajar dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa

aktif selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan. d. Revisi Pelaksanaan

(61)

meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 66,67%, 77,78%, dan 88,89%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

(62)

dengan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas isiswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

BAB V

(63)

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan kooperatif model Think Pair Share memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,67%, siklus II (77,78%, siklus III (88,89%). 2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share

mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengn metode pembelajaran kooperatif model Think Pair Share sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model Think

(64)

diterapkan dengan model kooperatif model Think Pair Share dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di ……….. tahun pelajaran 2002/2003.

(65)

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindon.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Felder, Richard M. 1994. Cooperative Learning in Technical Corse, (online), (Pcll\d\My % Document\Coop % 20 Report.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(66)

Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria Dearcin University Press.

Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta. Mursell, James ( - ). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars. Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya Usaha Nasional.

Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Suharta, I.G.P. 2002. Pemecahan Masalah, Penalaran. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang, 12 Oktober.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(67)

Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.

...

Lampiran 4

(68)

Nama Sekolah : ……… Nama Guru : ………

Mata pelajaran : ……… Hari/Tanggal : ………

Sub konsep : ……… Pukul : ………

Petunjuk

Berikan penialaian anda dengan memberikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sesuai.

No Aspek yang diamati Penilaian

Ya Tidak 1 2 3 4

1. Mendiskusikan langkah kegiatan bersama siswa.

2 Membimbing siswa melakukan kegiatan.

2. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok. 3. Memberikan kesempatan pada

siswa untuk mempresentasikan hasil penyelidikan.

4. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan /menemukan konsep. C. Pentup

1. Membimbing siswa membuat rangkuman.

2. Memberikan evaluasi. II Pengelolaan waktu

III 1.2. Antusiasme kelasGuru Antusias

Keterangan :

1.Kurang baik …………, ……….2005

2.Cukup baik Pengamat

3.Baik 4.Sangat baik

( ……… )

Lampiran 5

(69)

Kelas/ Semester : ……… Waktu : ……… Bahan Kajian : ……… Nama Guru : ………

Petunjuk Pengisian

Amatilah aktivitas gur dan siswa dalam kelompok sample selama kegiatan belajar berlangsung, kemudian isilah lembar observasi dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua aktivitas siswa yang diamati.

2. Setiap 2 menit pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan, kemudian 1 menit pengamat menuliskan kode kategori pemngamatan.

3. pengamatan ditujukan untuk kedua kelompok yang melakukan secaraa bergantian setiap periode waktu tiga menit .

4. kode-kode kategori dituliskan secaraa berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia.

5. Pengamatan dilakukan sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secaraa serempak.

(70)

1. Menyampaikan tujuan

2. Memotivasi siswa/ merumuskan masalah 3. mengaitkan dengan pelajaran

sebelumnya.

4. menyampaikan langkah-langkah/ strategi. 5. Menjelaskan materi yang sulit.

6. membimbing menemukan konsep. 7. Meminta siswa menyajikan dan

mendiskusikan hasil kegiatan.

8. Memberi umpan balik/ evaluasi/ tanya jawab.

9. Membimbing siswa merangkum pelajaran.

1. Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru.

2. Membaca buku.

3. Bekerja dengan sesamaa anggota kelompok.

4. Diskusi antar siswa/ antara siswa dengan guru.

5. Menyediakan hasil pembelajaran.

6. Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ ide.

7. Menulis yang relevan dengan kbm. 8. Merangkum pembelajaran. 9. Mengerjakan tes evaluasi.

(71)

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

Nama Murid

………., ………..2003 Pengamat,

(72)

Lampiran 6

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran I

No Nama (Guru – Siswa) P RP I (90 menit) Jumlah

Prosentase % 6,67 5 6,67 3,3 16,67 15 10 21,67 15 100

1 ……………… P1P2 2 2 5 6 2 4 3 2 4 30

Prosentase rata-rata % 16,67 12,08 17,29 14,38 4,16 10,63 9,38 7,08 8,33 100

Keterangan:

Rata-rata (x) Jumlahhasijumlahratalpengamarata

tan

x 100%

Prosentase rata-rata (%) = jumlahratarata ratarata

 

(73)

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran II

Prosentase rata-rata % 17,9 12,1 21 13,8 4,6 5,4 7,7 6,7 10,8 100

Keterangan:

Rata-rata (x) Jumlahhasijumlahratalpengamaratatan x 100%

prosentase rata-rata (%) = jumlahratarata ratarata

 

x 100%

(74)

Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Putaran III

Prosentase rata-rata % 20,8 13,1 22,1 15 2,9 4,2 6,1 7,3 8,5 100

Keterangan:

Rata-rata (x) Jumlahhasijumlahratalpengamarata

tan

x 100%

prosentase rata-rata (%) = jumlahratarata ratarata

 

Gambar

Gambar 3.1 Alur PTK
Tabel 4.2. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I
Tabel 4.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II
Tabel 4.2. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

menghormati artis yang telah meninggal dengan sedih. Kami juga jarang.. mengadakan pameran koleksi tetapi sesekali, jika saya benar-benar tersentuh oleh seorang seniman, kami

Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode prospektif agar peneliti dapat mengamati secara langsung kondisi pasien dan terapi obat yang diberikan

Dari Gambar 4 dapat diperlihatkan hubungan konsentrasi dan waktu kontak pada desorpsi yang dilakukan pada filtrat pemurnian pemurnian SiO 2 gel sebagai fungsi

Doktrin promissory estoppel wajib untuk dituangkan dan diterapkan pada salah satu bagian dalam pengaturan tahapan pra kontrak di Indonesia walaupun Indonesia tidak

yang terdapat dalam dokumen Perencanaan Strategis dengan Visi dan Misi Majelis Adat Aceh Kabupaten Bireuen adalah yang selaras dengan indikator Kinerja adalah

Harvested area, production and average of corn production by village in Kokap Subdistrict 2009 Desa Villages Luas Panen Harvested area (Ha) Produksi Production (Ton)

Hasil penelitian dari 30 sampel rata-rata nilai tertinggi didapat olek kelompok perlakuan dengan kategori baik sebanyak 86,7% sedangkan pada kelompok kontrol jumlah terbanyak

Dalam 2 tahun ke depan, jumlah UKM Indonesia yang memiliki kebutuhan untuk melakukan transaksi internasional akan meningkat sebesar 11%. Same amount of