• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIASI, FUNGSI, DAN MAKNA PREFIKS N- DALAM BAHASA SEKAK. Variations, Functions, and Meaning Prefixes N- in The Sekak Laguage

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "VARIASI, FUNGSI, DAN MAKNA PREFIKS N- DALAM BAHASA SEKAK. Variations, Functions, and Meaning Prefixes N- in The Sekak Laguage"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM BAHASA SEKAK

Variations, Functions, and Meaning Prefixes N- in The Sekak Laguage

Rahmat Muhidin Balai Bahasa Sumatera Selatan

Jalan Seniman Amri Yahya, SU I, Jakabaring, Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan

Pos-el: [email protected]

Naskah masuk: 27 Mei 2019, revisi akhir: 23 April 2020, disetujui: 11 Mei 2020 Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan prefiks N- dalam bahasa Sekak yang dituturkan etnik Sekak di Desa Kedimpel Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung. Masalah penelitian ini adalah apa saja bentuk varian, fungsi, dan makna prefiks N- dalam bahasa Sekak. Untuk memecahkan masalah dan tujuan penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa prefiks N- berfungsi membentuk verba aktif transitif. Makna prefiks N- adalah melakukan, bekerja dengan alat, membuat barang, bekerja dengan bahan, memakan, meminum, atau menghisap, menuju ke arah, mengeluarkan, menjadi, dan memperingati.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prefiks N- dalam bahasa Sekak memiliki variasi prefiks sebagai berikut (1) prefiks N-, (2) prefiks NY-, (3) prefiks NG-, (4) NGE-, dan (5) prefiks M-. Dari hasil penelitian itu dapat disimpulkan bahwa variasi, fungsi, dan makna prefiks N- dalam bahasa Sekak adalah berfungsi membentuk verba aktif transitif yang dapat dideskripsikan menjadi lima varian prefiks.

Kata-Kata Kunci: bahasa, prefiks, variasi, fungsi, makna Abstract

The purpose of this research is to describe the N-prefix in the language of Sekak spoken by ethnic of Sekak in the Kedimpel Village, Namang Distric, Central Bangka Regency, Bangka Belitung Province. The problem of this research is what are the variants, functions, and meanings of the N- prefix in the Sekak language. To solve the research problem and its purpose, this research uses descriptive methods. The results show that the N- prefix has a function to form transitive active verbs. The meaning of the N-prefix is doing, working with tools, making goods, working with material, eating, drinking, sucking, walking to certain direction, issuing, becoming, and commemorating. The results show that the N- prefix in the Sekak language has the following prefix variations, such as (1) N-, (2) NY-, (3) NG-, (4) NGE-, and (5) M-. From the results of the research it can be concluded that the variation, function, and meaning of N- prefix in the Sekak language functions to form transitive active verbs that can be described in five variants of prefix.

Keywords: language, prefixes, variations, functions, meaning.

(2)

I. PENDAHULUAN

Proses morfologi adalah pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan afiks (dalam proses afiksasi), pengulangan (dalam proses reduplikasi), penggabungan (dalam proses komposisi), pemendekan (dalam proses akronimisasi), dan pengubahan status (dalam proses konversi).

Proses morfologi melibatkan komponen (1) bentuk dasar, (2) alat pembentuk (afiksasi, reduplikasi, komposisi, akronimisasi, dan konversi), (3) makna gramatikal, dan (4) hasil proses pembentukan.

Dalam proses afiksasi sebuah afiks diimbuhkan pada bentuk dasar sehingga hasilnya menjadi sebuah kata. Umpamanya pada bentuk dasar baca diimbuhkan afiks me- sehingga menghasilkan kata membaca yaitu sebuah verba transitif aktif; pada dasar kata juang diimbuhkan afiks ber- sehingga menghasilkan verba intrasitif berjuang.

Berkaitan dengan jenis afiksnya, proses prefiksasi itu dibedakan atas prefiksasi, yaitu proses pembubuhan prefiks, konfiksasi yakni proses pembubuhan konfiks, sufiksasi berupa proses pembubuhan sufiks dan infiksasi yakni proses pembubuhan infiks. Sedangkan wujud fisik dari hasil proses afiksasi adalah bentuk berafiks disebut juga kata berimbuhan, kata turunan atau kata terbitan.

Bahasa Sekak merupakan bahasa yang digunakan etnik Sekak yang tinggal di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Lepar dan Pulau Pongok Provinsi Bangka Belitung.

Suku Sawang sering disebut sebagai Suku Laut oleh masyarakat sekitar Pulau Belitung.

Suku bangsa Sekak/Sawang ini sering juga disebut orang Mapur, Lom, Belom. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri mereka

Ameng Sewang, yang artinya sama saja dengan “orang laut”. Nama Sekak diberikan oleh masyarakat Melayu sekitarnya. Menurut pengertian mereka, selain sekak artinya tuli, kata “sekak” berarti “tidak mau bergaul” dan berkonotasi merendahkan. Orang Sawang/

Sekak termasuk suku bangsa kecil yang agak terasing dari pergaulan dengan suku bangsa lain. Mereka berdiam di beberapa tempat di pesisir Pulau Belitung dan pesisir utara Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung.

Jumlah Populasinya sekitar 1.000 jiwa (1986) (Hidayah, 2015, hlm. 341). Suku Sawang merupakan suku pendatang di wilayah Kabupaten Belitung Timur. Mereka sudah lama menetap di Desa Selinsing Kecamatan Gantung sejak zaman penjajahan Belanda atau penjajahan Jepang. Suku Sawang diperkirakan berasal dari kepulauan Riau dan hidup berpindah-pindah (nomaden) di atas perahu (Kadir, 2013, hlm, 141).

Dalam Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2010) prefiks me- memiliki varian/

alomorf berupa me-, mem, men-,meny-, meng-, dan menge-. Jika dihubungkan dengan kajian bahasa-bahasa wilayah Sumatera Selatan, prefiks me- dalam bahasa Komering diidentikkan dengan prefiks N-. Untuk membuktikan bentuk prefiks N- dalam bahasa Komering apakah memiliki kesamaan atau perbedaaan dengan prefiks Me- dalam bahasa Indonesia, penelitian prefik N- dalam bahasa Sekak ini perlu dilakukan sebagai langkah awal pembuktian. Dengan demikian, kajian prefiks N bahasa bahasa Sekak ini semakin menarik sebagaimana lazimnya kajian linguistik struktural.

Prefiks N- dalam bahasa Sekak ini bila dibandingkan dengan prefik N- bahasa

(3)

Komering memiliki bentuk yang mirip, termasuk proses pelekatan dan pembentukan kata melalui proses prefiksasi. Untuk membuktikan prefiks N- mirip dan sejajar dengan prefiks N- dalam bahasa Sekak, kajian ini merupakan wujud pembuktiannya.

Demikian pula halnya dengan proses morfologis dalam bahasa Sekak terdapat juga suatu suatu proses yang dinamakan afiksasi.

Afiksasi merupakan salah satu proses dalam pembentukan kata baru di samping proses reduplikasi/pengulangan, komposisi atau perpaduan, abreviasi, dan derivasi. Sebagai bagian proses pembentukan kata, maka afiksasi dapat diterapkan pada bahasan ini.

Berdasarkan uraian pada latar belakang, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apa saja bentuk varian, fungsi dan makna prefiks N- dalam bahasa Sekak.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut mendeskripsikan ragam atau varian, fungsi, dan makna prefiks N- dalam bahasa Sekak.

Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar, (2) afiks, (3) makna gramatikal yang dihasilkan. Proses ini dapat bersifat inflektif dan dapat pula bersifat derivatif. Namun, proses ini tidak berlaku untuk semua bahasa. Ada sejumlah bahasa yang tidak mengenal proses afiksasi (Chaer, 2012, hlm. 177).

Dalam KBBI (2008) menyatakan bahwa afiks merupakan bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar akan mengubah makna gramatikal (seperti prefiks infiks, sufiks, dan konfiks); bentuk atau morfem terikat yang dipakai untuk menurunkan kata imbuhan (Chaer, 2013, hlm. 14).

Bentuk dasar atau dasar yang menjadi dasar dalam proses afiksasi dapat berupa akar, yaitu bentuk terkecil yang tidak dapat disegmentasikan lagi seperti meja, beli, makan, dan suka dalam bahasa Indonesia; atau go, write, sing, dan like dalam bahasa Inggris.

Dapat pula berbentuk kompleks seperti terbelakang, pada kata keterbelakangan, berlaku pada kata memberlakukan dan aturan pada kata peraturan.

Verhaar (2008, hlm. 107) mengemukakan di antara proses-proses morfemis, yang paling penting adalah afiksasi. Afiksasi ialah penambahan imbuhan berupa afiks. Afiks dapat prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks atau simulfiks, ambifiks, atau sirkumfiks (dalam Fatinah, 2013, hlm. 284).

Afiks adalah bentuk, biasanya berupa morfem terikat, yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Sesuai dengan sifat kata yang dibentuknya, dibedakan adanya dua jenis afiks inflektif dan derivatif.

Yang dimaksud afiks inflektif adalah afiks yang digunakan dalam pembentukan kata- kata inflektif atau paradigma infleksional.

Misalnya sufiks –s pada kata books sebagai penanda jamak, atau sufiks –ed pada kata looked sebagai penanda kala lampau dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia dibedakan adanya prefiks me- yang infllektif dan prefiks me- yang derivatif. Sebagai afiks inflektif prefiks me- menandai bentuk kalimat indikatif aktif, kebalikan dari prefiks di- yang menandai bentuk indikatif pasif. Sebagai derivatif aktif, prefiks me- membentuk kata baru, yaitu kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan bentuk dasarnya. Misalnya terdapat kata membengkak yang berkelas verba dari kata dasar adjektiva yakni bengkak;

(4)

atau mematung yang berkelas verba dari dasar patung yang berkelas kata nomina (Chaer, 2012, hlm. 178).

Dilihat dari posisi melekatnya pada bentuk dasar biasanya dibedakan adanya prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks, interfiks, dan tranfiks. Selain itu ada istilah ambifiks dan sirkumfiks. Prefiks adalah afiks afiks yang diimbuhkan di muka kata dasar atau bentuk dasar, seperti me- pada menghibur. Prefiks dapat muncul bersama sufiks atau afiks lain.

Misalnya prefiks ber- bersama sufiks –kan pada kata berdasarkan, prefiks me- dengan sufiks –kan pada kata mengeringkan, prefiks ber- dengan infiks –em- dan sufiks-an pada kata bergemetaran.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi atau mixed methods. Metode ini dilaksanakan dengan cara menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan campuran oleh Craswell (2010) mengungkapkan bahwa pendekatan campuran merupakan penggabungan dua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pendapat Craswell (2010) diperkuat pernyataan Sugiono (2011:404) yang mengungkapkan bahwa metode penelitian kombinasi merupakan suatu penelitian yang mengkombinasikan dan menggabungkan antara metode kualitatif dan metode kuantitatif untuk digunakan secara bersamaan dalam satu penelitian. Metode kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan mengklasifikasikan variasi, fungsi, dan makna prefiks N- dalam bahasa Sekak. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk memaparkan prefiks N- berdasarkan satuan lingual yang dianggap

memiliki kesahihan dan keabsahan terukur.

Penelitian ini dibedakan menjadi tiga tahapan, yakni tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Penyediaan data diawali dengan berada di tengah masyarakat etnik Sekak di Desa Kedimpel, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah.

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan dengan mempertimbangkan kaidah ilmiah agar dapat dipertanggungjawabkan maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Guna mengawali penelitian ini dilaksanakan studi kepustakaan (library research). Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman secara menyeluruh berkaitan dengan substansi penelitian ini.

2. Langkah berikutnya adalah dengan mengobservasi atau melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian dengan cara menjaring data dari penutur jati bahasa Sekak di Desa Kedimpel, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah.

3. Selanjutnya dilaksanakan wawancara dengan narasumber yang berhubungan dengan variasi, fungsi, dan makna prefiks N- dalam bahasa Sekak. Wawancara d i l a k s a n a k a n d e n g a n b e r b a g a i pertimbangan seperti kemungkinan distribusi variasi, fungsi, dan makna prefiks N- dalam bahasa Sekak agar tergali informasi terkait ranah unsur-unsur kultural kebahasaan dari narasumber.

Pengumpulan data dilaksanakan di Desa Kedimpel, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung melalui observasi langsung selama 14 hari dalam bulan Maret—

(5)

Juli 2016. Pengumpulan data disertai dengan instrumen kuesioner berupa kuesioner tertutup dengan disertai alat tape perekam yang dilengkapi dengan mencatat data-data hasil wawancara terkait prefiks N- dalam Sekak

Data yang dijadikan sumber penyusunan penelitian ini berasal dari data lisan sebagai data primer dan data sekunder berupa data tertulis yang bersumber data kepustakaan. Data lisan berasal dari penutur asli bahasa Sekak yang berdomisili di Desa Kedimpel Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Bangka Belitung.

Penutur yang diambil datanya berjumlah tiga orang. Satu orang informan inti dan dua orang informan pembanding. Informan inti adalah Bapak Batman diperkirakan berusia 75 Tahun. Informan pembanding sekaligus informan pelengkap adalah dua orang yang masih memiliki hubungan kerabat dengan Bapak Batman.

Untuk menganalisis data yang sudah dikumpulkan, peneliti melakukan pemilahan dengan mengelompokkan Prefiks N- itu berdasarkan jenisnya, makna kata setelah proses pelekatan prefiks N-, dan peluang distrubusi prefiks N- bergabung dengan sufiks tertentu.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, prefiks N- bahasa Sekak dikelompokkan, dipilah, dan dianalisis berdasarkan kaidah pelekatan proses afiksasi, maka prefik bahasa Sekak dapat dideskripsikan menjadi lima varian, yakni: prefiks m-, prefiks n-, prefiks ng-, nge-, dan prefiks ny-.

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan hasil pemilahan prefiks bahasa Sekak tersebut.

Morfem dalam bahasa Sekak dibagi menjadi dua jenis, yakni: morfem bebas

dan morfem terikat. Morfem bebas morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata asal, umpamanya koleq ‘perahu’, cengon

‘lihat’, saing ‘kawan’, dan sebagainya. Yang dimaksud morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata asal. Morfem seperti ini selalu bergabung dengan morfem lain untuk membentuk kata jadian, umpamanya, awalan pe- pada kata pemangkong ‘alat untuk memukul’ awalan di- pada didemiq ‘diambil’ dan lain sebagainya.

Morfem bebas dalam bahasa Sekak termasuk dalam kategori terbuka, yang terdiri dari morfem dasar. Morfem dasar yang dimaksud ialah morfem yang belum mengalami proses morfologis. Fungsi utama dari morfem dasar adalah sebagai kata penuh dan pembawa arti utama dari kata. Pertimbangan dasarnya adalah morfem dasar dapat bergabung dengan morfem lain untuk membentuk kata jadian.

Morfem bebas dapat dibedakan dengan sebagai morfem bebas yang selalu berfungsi sebagai kata dasar dan tidak pernah bergabung dengan morfem lain, dan morfem bebas dapat berdiri sendiri sebagai kata asal tetapi dapat bergabung dengan morfem imbuhan untuk membentuk kata jadian.

Morfem bebas yang tidak pernah bergabung dengan morfem imbuhan meliputi morfem-morfem dasar seperti iti ‘itu’, kaloq

‘kalau’, la ‘sudah atau telah’, dan sebagainya.

morfem bebas yang dapat bergabung dengan morfem imbuhan meliputi sebagian besar dari morfem dasar seperti bewaq ‘bawa’, tagem ‘besar’, buliq ‘botol’, dan sebagainya.

Morfem terikat termasuk dalam kategori morfem tertutup dan mencakup semua morfem imbuhan. Morfem imbuhan merupakan morfem yang hanya dapat bergabung dengan morfem

(6)

dasar dalam membentuk kata jadian. Sebagai contoh morfem N- dalam nyengon ‘melihat’

tidak pernah berdiri sendiri sebagai kata asal dan tidak pernah bergabung dengan imbuhan lain.

Dalam bahasa Sekak terdapat tujuh imbuhan sebagai awalan dalam membentuk kata, yakni:

(1) awalan N-, (2) awalan pe-N, (3) awalan be-,

(4) awalan ke-, (5) awalan te-, (6) awalan di-, (7) awalan se-. Bahasan dalam kajian ini hanya dititikberatkan pada kajian prefiks N- atau awalan N-. Prefiks lain dalam bahasa Sekak tidak dibahas lebih lanjut.

Bentuk variasi prefiks N- dalam bahasa Sekak dapat dideskripsikan sebagai berikut.

Prefiks N-+ju ‘jauh’ ngeju ‘menjauh’

Prefiks N-+kerat ‘iris’ ngerat ‘mengi

Prefiks N-+angka ‘angkat’ ngangkat’mengangkat’

Prefiks N-+tunu ‘bakar’ nunu ‘membakar’

Prefiks N-+bewa ‘bawa’ mewa ‘membawa’

Prefiks N-+pereng ‘lempar’ mereng ‘melempar’

Penambahan prefiks N- pada kata ju ‘jauh’

bentuknya akan menjadi ngeju ‘menjauh’, penambahan prefiks N- pada kata kerat ‘iris’

akan membuat kata tersebut menjadi ngerat

‘mengiris’, penambahan prefiks N- pada kata angkat ‘angkat’ bentuk akan berubah men- jadi ngangkat ’mengangkat’, prefiks N- bila ditambahkan pada kata tunu ‘bakar’ akan mengubah kata tersebut menjadi nunu ‘mem- bakar’, prefiks N- bila ditambahkan pada kata bewa ‘bawa’ akan mengubah bentuknya menjadi mewa ‘membawa’, prefiks N- bila ditambahkan pada kata pereng ‘lempar’ akan mengubah bentuknya menjadi mereng ‘me- lempar’. Prefiks N- beserta variannya secara umum berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif dan kata kerja intransitif.

Varian Prefiks N-

Dalam proses morfologis terdapat juga proses perubahan fonem yang lebih dikenal dengan proses morfofonemik. Proses morfologis tersebut dapat berupa proses

afiksasi dan proses reduplikasi. Perubahan fonem yang dimaksud mencakup penambahan, pergantian, pergeseran, dan gejala persandian fonem. Gejala morfofonemik mengacu pada proses pengimbuhan dalam membentuk kata baru atau kata jadian.

Morfofonemik Awalan N-

Prefiks N- dalam bahasa Sekak memiliki lima alomorf yang bergantung pada pemakaiannya padafonem yang mengawali bentuk dasar. Lima alomorf tersebut adalah /m-; n-; ny-; ng-, nge-/. Kelima varian prefiks N- dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Varian prefiks m- muncul bila prefiks N- dilekatkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /b, p/ maka N- berubah menjadi m- dan fonem /b, p/ menjadi luluh.

Bila N- dilekatkan pada bentuk dasar yang berfonem /l, r/ maka N- berubah menjadi m-, tapi fonem /l, r/ tidak luluh.

contoh:

(7)

Prefiks N-+puter ‘putar’ muter ‘memutar’

Prefiks N-+pangkong ‘pukul’ mangkong ‘memukul’

Prefiks N-+bewaq ‘bawa’ mewaq ‘membawa’

Prefiks N-+liber ‘lebar’ meliber ‘melebar’

Prefiks N-+lingkar ‘lingkar’ mlingkar ‘melingkar’

Prefiks N-+rabeq ‘raba’ mrabeq’meraba’

Prefiks N-+rusak ‘rusak’ mrusak ‘merusak’

Prefiks N- bila dilekatkan pada kata puter

‘putar’ maka akan menjadi muter ‘memutar’, prefiks N- bila dilekatkan pada kata pangkong

‘pukul’ menjadi mangkong ‘memukul’, prefiks N- dilekatkan pada kata bewak ‘bawa’ menjadi mewak ‘membawa’, prefiks N- ditambahkan pada kata liber ‘lebar’ menjadi meliber

‘melebar’, prefiks N- dilekatkan pada kata lingkar ‘lingkar’ menjadi mlingkar ‘melingkar’, prefiks N- dilekatkan pada kata rabek ‘robek’

akan menjadi mrabek ‘merobek’, prefiks N- dilekatkan pada kata rusak ‘rusak’ akan

menjadi mrusak ‘merusak’.Secara karakteristik, prefiks N- bila dilekatkan pada fonem /p,b/

akan lebur dan berubah menjadi fonem /m/

seperti kata puter menjadi muter, pangkong menjadi mangkong, sedangkan untuk kata bewak menjadi mewak. Pelekatan prefiks N- pada kata liber menjadi meliber, kata rabek menjadi mrabek, rusak menjadi mrusak.

Bila N- diletakkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /t,d/ maka N- berubah menjadi /n-/, dan fonem /t,d/menjadi luluh.

contoh:

Prefiks N-+depat ‘dapat’ nepat ‘mendapat’

Prefiks N-+denger ‘dengar’ nenger ‘mendengar’

Prefiks N-+tunu ‘bakar’ nunuq ‘menunggu’

Prefiks N-+ tunguq ‘tunggu’ nunguq ‘menunggu’

Prefiks N- bila dilekatkan pada fonem awal /t.d/ maka akan berubah menjadi /n/ dalam bahasa Sekak. Prefiks N- bila dilekatkan pada kata depat ‘dapat’ menjadi nepat ‘mendapat’, kata denger ‘dengar’ menjadi nenger

‘mendengar’, kata tunu ‘bakar’ menjadi nunu

‘membakar’, kata tunguq menjadi nunguq

setelah mendapat penambahan prefiks N-.

varian prefiks /n/ ini merupakan penanda bahwa prefiks N- mengalami variasi setelah dilekatkan pada bentuk kata berawal fonem /t, d/. Bila N- diletakkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /c,j,s/, maka N- berubah menjadi ny- dan fonem /c,j,s/ menjadi luluh.

Prefiks N-+cariq ‘cariq’ nyariq ‘mencari’

Prefiks N-+cubeq ‘coba’ nyebeq ‘mencoba’

Prefiks N-+joloq ‘jolok’ nyoloq ‘menjolok’

Prefiks N-+jengku ‘pungut’ nyengku ‘memungut’

(8)

Prefiks N-+sukung ‘dorong’ nyukung ‘mendorong’

Prefiks N-+samung ‘sambung’ nyamung ‘menyambung’

Prefiks N- bila ditambahkan pada fonem awal /c,j,s/ maka akan menjadi fonem /ny/. Fonem awal /c,j.s/ akan mengalami pelesapan dan berubah menjadi fonem /ny/.

Prefiks N- bila dilekatkan pada kata cariq

‘cari’ akan menjadi nyariq ‘mencari’, prefiks N- bila dilekatkan pada kata cubeq ‘coba’

akan menjadi nyebeq ‘mencoba’, prefiks N- dilekatkan pada kata joloq ‘jolok’ akan menjadi nyoloq ‘menjolok’,prefiks N- dilekatkan pada kata jengku ‘pungut’ akan menjadi nyengku

‘memungut’, prefiks N- dilekatkan kata sukung

‘dorong’ akan menjadi nyukung ‘mendorong’, dan prefiks N- dilekatkan pada kata samung akan menjadi nyamung ‘menyambung’. Varian /ny/ ini merupakan variasi dari prefiks N- yang terdapat dalam bahasa Sekak.

Bila N- dilekatkan pada bentuk dasar yang berfonem awal vokal, maka N- berubah menjaid /ng-/. sedangkan bila N- dilekatkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /g,k/, maka N- juga berubah menjadi /ng-/ dan fonem /g,k/ luluh.

Prefiks N- +amiq ‘ambil’ ngamiq ‘mengambil’

Prefiks N-+unyem ‘benam’ ngunyem ‘membenamkan’

Prefiks N-+itam ‘hitam’ ngitam ‘menghitam’

Prefiks N-+guris ‘garis’ nguris ‘menggaris’

Prefiks N-+gegu ‘garuk’ ngeguk ‘menggaruk’

Prefiks N-+kerat ‘iris’ ngerat ‘mengiris’

Prefiks N-+kupiq ‘kopi’ ngupiq ‘minum kopi’

Prefiks N- bila dilekatkan pada kata amiq

‘ambil’, unyem ‘benam’, itam ‘hitam’, guris

‘garis’, gegu ‘garuk’, kerat ‘iris’, dan kupiq

‘kopi’ akan menjadi ngamiq ‘mengambil’, ngunyem ‘membenamkan’, ngitam

‘menghitam’, nguris ‘menggaris’, ngeguk

‘menggaruk’, ngerat ‘mengiris’, dan ngupiq

‘minum kopi’. Dengan demikian, prefiks

N- bila dilekatkan pada kata berawal fonem berupa vokal dan fonem /k,g/ terbukti berubah menjadi /ng-/.

Prefiks N- bila dilekatkan pada bentuk dasar yang terdiri dari satu suku kata, maka N- menjadi /nge-/.

Perhatikan contoh berikut.

Prefiks N-+jit ‘jahit’ ngejit ‘menjahit’

Prefiks N-+ju ‘jauh’ ngeju ‘menjauh’

Prefiks N-+sat ‘koyak’ ngesat ‘mengoyakkan’

(9)

Pelekatan prefiks N- pada kata yang bersuku tunggal memiliki kekhasan dengan bentuknya menjadi /nge-/. Kekhasan itu dapat dibuktikan dengan prefiks N- dilekatkan pada jit ‘jahit’

sehingga menjadi ngejit ‘menjahit’, prefiks N- dilekatkan pada kata ju ‘jauh’ bentuknya menjadi ngeju ‘menjauh’, dan pelekatan prefiks N- pada bentuk sat ‘koyak’ sehingga bentuknya menjadi ngesat ‘mengoyakkan’.

Fungsi Prefiks N- dalam Membentuk Kata Baru

Afiksasi merupakan proses pembentukan kata dengan menambahkan imbuhan pada

bentuk dasar. Fungsi N- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif. Prefiks N dapat diimbuhkan pada bentuk dasar kata kerja, kata benda, kata sifat, dan kata bilangan.

Untuk lebih jelasnya dapat dideskripsikan Prefiks N- berdasarkan fungsi dan makna yang melekat pada bentuk dasar yang dimaksudkan.

a. Prefiks N-+kata kerja (kk) berbentuk kata kerja aktif transitif.

Makna yang melekat pada prefiks N adalah melakukan suatu perbuatan yang disebut dalam bentuk dasar.

contoh:

Prefiks N-+ amiq ‘ambil’ ngamiq ‘mengambil’

Prefiks N-+suru ‘suruh’ nyuru ‘menyuruh’

Prefiks N-+bewaq ‘bawa’ mewaq ‘membawa’

Prefiks N-+cengon ‘lihat’ nyengon ‘melihat’

Fungsi prefiks N- yang dilekatkan pada kata amiq ‘ambil’ menjadi ngamiq

‘mengambil’, prefiks N- dilekatkan pada kata suru ‘suruh’ menjadi nyuru

‘menyuruh’, dan prefiks N- dilekatkan pada kata bewaq ‘bawa’ menjadi mewaq

‘membawa’.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya variasi prefiks N- berupa prefiks m-, n, ng-, nge-, dan ny- dalam bahasa Sekak berfungsi membentuk kerja aktif transitif. Demikian juga dengan kata ngamiq ‘mengambil’, nyuru ‘menyuruh’, dan mewaq ‘membawa’ merupakan varian prefiks /ng/, /ny-/, dan /m-/ yang melekat pada berawal fonem /a/, /s/, dan /b/ sehingga bentuknya menjadi ngamiq

‘mengambil’, nyuru ‘menyuruh’, dan

mewaq ‘membawa’. Dengan demikian, prefiks N- beserta variannya Prefiks N- yang ditambahkan dengan kata kerja (kk) berbentuk kata kerja aktif transitif akan menghasilkan kata kerja aktif transitif.

Dalam proses pembubuhan varian prefik /m-/, /ng-/ dan /ny-/ dalam kata mewak

‘membawa’, ngamiq ‘mengambil’, dan nyuru ‘menyuruh’ diperoleh makna yakni adalah melakukan suatu perbuatan yang disebut dalam bentuk dasar.

b. Prefiks N-+kata kerja (kk) berbentuk kata kerja aktif transitif.

Makna yang melekat prefiks N- adalah mempergunakan atau bekerja dengan apa yang disebut dalam bentuk dasar kata tersebut.

(10)

Prefiks N-+ilang ‘hilang’ ngilang ‘menghilang’

Prefiks N-+rejaq ‘lompat’ mrejaq ‘melompat’

Prefiks N-+lancur ‘alir’ mlancur ‘mengalir’

Prefiks N- bila ditambahkan pada kata ilang ‘hilang’ bentuknya akan menjadi ngilang ‘menghilang’, prefiks N- bila ditambahkan pada kata rejaq

‘lompat’ maka bentuknya akan menjadi mrejaq ‘melompat’, dan prefiks N- bila ditambahkan pada kata lancur ‘alir’

maka bentuknya akan menjadi mlancur

‘mengalir’. Varian prefiks N- tersebut adalah /m-/ dan /ng-/. Penambahan prefiks N- ke dalam kata ilang ‘hilang’, rejaq

‘lompat’, dan lancur ‘alir’ menyebabkan varian prefiks N- tersebut berubah menjadi prefiks /m-/ dan prefiks /ng-/.

Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa penambahan varian prefiks /m-/ dan /ng/

berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif. Makna yang diperoleh akibat penambahan varian prefiks /m-/ dan / ng-/ adalah mempergunakan atau bekerja dengan apa yang disebut dalam bentuk dasar kata tersebut.

c. Prefiks N-+kata benda (kb) berbentuk kata kerja aktif transitif.

Prefik N- dalam bentuk ini memiliki makna mempergunakan atau bekerja dengan apa yang disebut bentuk dasar.

Contoh:

Prefiks N-+jelaq ‘jala’ nyelaq ‘menjala’

Prefiks N-+pancing ‘pancing’ mancing ‘memancing’

Prefiks N-+deyong ‘dayung’ neyong ‘mendayung’

Prefiks N-+tanguq ‘tangguk’ nanguq ‘menangguk’

Prefks N- bila ditambahkan pada kata benda akan berfungsi mengubah kata benda tersebut menjadi kata kerja aktif transitif. Varian prefiks N- akan berubah menjadi prefiks /ny-/, /m-/, /n-/ karena prefiks N- tersebut bertemu dengan awal fonem /j/, /p/, /d,t/. Dengan demikian, kata jala yang berkelas kata benda, pancing yang berkelas kata benda dan bisa berkelas kata kera, dayung yang berkelas kata

kerja, dan tangguk berkelas kata kerja dapat tetap berkelas kata yang sama atau berubah menjadi kelas kata kerja akibat ditambahkannya varian prefiks /ny-/, /m-/, /n-/ ke dalam kata tersebut. d. Prefiks N- ditambahkan dengan kata benda sehingga akhirnya berbentuk kata kerja aktif intransitif. Prefiks N- memiliki makna:

(1) menjadi seperti yang disebut bentuk dasar. Contoh:

Prefiks N-+betuq ‘batu’ metuq ‘menjadi seperti batu’

(11)

Prefiks N- bila ditambahkan pada kata betuq menjadi metuq ‘menjadi seperti batu atau menyerupai batu. Ini membuktikan bahwa prefiks N- bila ditambahkan pada kata benda yang

berawal /b/ seperti kata betuq ‘batu’ akan menjadi metuq ‘menjadi seperti batu’

berfungsi untuk membentuk kata kerja dengan makna baru yakni menjadi seperti yang disebut bentuk dasar.

Prefiks N-+debuq ‘debu’ nebuq ‘menjadi seperti

debu (menjadi hancur)

Prefiks N- bila ditambahkan pada kata debuq ‘debu’ akan menjadi nebuq

;menjadi seperti debu’. Prefiks N-ini dapat dibuktikan sebagai pembentuk kata benda aktif transitif dengan mengubah

kata debuq ‘debu’menjadi nebuq menjadi seperti debu’. Makna yang muncul akibat penambahan prefiks N- adalah menjadi yang disebut pada bentuk dasar.

Prefiks N-+kupiq ‘kopi’ ngupiq ‘minum kopi’

Penambahan prefiks N- pada kata kupiq ‘kopi’ akan menjadi bentuk kata yang berkelas kata kerja yakni ngupiq

‘minum kopi’. Secara umum prefiks N- ini bila dilekatkan kata yang sejenis bermakna minum atau makan. Bila berwujud cairan maka berarti minum atau diminum,

sedang berbentuk padat, makanan kering atau basah maka makan atau dimakan.

Prefiks N- ini berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif dengan makna yang diperoleh menjadi yang disebut pada bentuk dasar.

mencari, contoh:

Prefiks N-+renyiq ‘ikan renyik’ mrenyik ‘mencari ikan renyik’

Prefiks N-+renoq ‘ikan kecil’ mrenoq ‘mencari ikan kecil’

Penambahan prefiks N- pada kata renyiq ‘ikan renyik’ akan menjadi bentuk kata yang berkelas kata kerja yakni mrenyik ‘mencari ikan renyik’. Secara umum prefiks N- ini bila dilekatkan kata yang sejenis bermakna minum

atau makan. Bila berwujud cairn maka berarti minum atau diminum, sedang berbentuk padat, makanan kering atau basah maka makan atau dimakan.

Prefiks N- ini berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif dengan makna

(12)

yang diperoleh menjadi yang disebut pada bentuk dasar. Contoh lain adalah penambahan prefiks N- pada kata renoq

‘ikan kecil menjadi mrenoq ‘mencari ikan kecil’. Penambahan prefiks N- ini

berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif.

d. Prefiks N- ditambahkan dengan kata sifat akan membentuk kata kerja aktif transitif dan bermakna membuat jadi. contoh:

Prefiks N-+asin ‘asin’ ngasin ‘mengasinkan’

Prefiks N-+itam ‘hitam’ ngitam’menghitamkan’

Prefiks N-+ju ‘jauh’ ngeju ‘menjauhkan’

Prefiks N-+bewa ‘rendah’ mewa ‘merendahkan’

Prefiks N-+panyeng ‘panjang’ manyeng ‘memanjangkan’

Prefiks N-+tagem ‘besar’ nagem ‘membesarkan’

Prefiks N-+tingiq ‘tinggi’ ningiq ‘meninggikan’

Prefiks N- bila ditambahkan pada kata yang berkelas adjektiva atau kata sifat akan mengubah kata tersebut menjadi kata kerja aktif transitif dengan makna baru yang melekat yakni membuat jadi. Untuk lebih lebih jelasnya, dapat diperhatikan pada paparan sebagai berikut. Prefiks N-+asin ‘asin’ akan menjadi ngasin

‘mengasinkan’, Prefiks N-+itam ‘hitam’

akan menjadi ngitam’menghitamkan’, prefiks N-+ju ‘jauh’ akan menjadi ngeju

‘menjauhkan’, prefiks N-+bewa ‘rendah’

akan menjadi mewa ‘merendahkan’, prefiks N-+panyeng ‘panjang’ akan menjadi manyeng ‘memanjangkan’, prefiks N-+tagem ‘besar’ akan menjadi nagem

‘membesarkan’, prefiks N-+tingiq ‘tinggi’

akan menjadi ningiq ‘meninggikan’. Prefiks N- ini berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif dengan makna baru yakni membuat jadi yang terdapat pada bentuk dasar.

e. Prefiks N- ditambahkan dengan kata sifat berbentuk kata kerja aktif intransitif dan bermakna menjadi. contoh:

Prefik N-+panas ‘panas’ manas ‘menjadi panas’

Prefiks N-+kecit ‘kecil’ ngecit ‘menjadi kecil’

Prefiks N-+pesiq ‘dingin’ mesiq ‘menjadi dingin’

Prefiks N-+beret ‘berat’ meret ‘menjadi berat’

Prefiks N-+peneq ‘pendek’ meneq ‘menjadi pendek’

Prefiks N-+tagem ‘besar’ magem ‘menjadi besar’

Prefiks N- bila ditambahkan atau digabungkan dengan kata adjektiva arau kata sifat menjadi bentuk baru yakni kata berkelas kata kerja intransitif dengan

makna yang melekat adalah menjadi pada bentuk dasar. Untuk lebih jelasnya, dapat diperhatikan melalui paparan berikut. ini.

Prefik N-+panas ‘panas’ akan menjadi

(13)

bentuk baru yakni manas ‘menjadi panas’, prefiks N-+kecit ‘kecil’ akan menjadi bentuk baru yakni ngecit ‘menjadi kecil’, prefiks N-+pesiq ‘dingin’ akan menjadi bentuk baru yakni mesiq ‘menjadi dingin’, prefiks N-+beret ‘berat’ akan menjadi bentuk baru yakni meret ‘menjadi berat’,

prefiks N-+peneq ‘pendek’ akan menjadi bentuk baru yakni meneq ‘menjadi pendek’, prefiks N-+tagem ‘besar’ akan menjadi bentuk baru yakni magem ‘menjadi besar’.

f. Prefiks N- ditambahkan dengan kata bilangan berbentuk kata aktif intransitif bermakna menjadi. contoh:

Prefiks N-+dueq ‘dua’ nueq ‘menjadi dua’

Prefiks N-+tigeq ‘tiga’ nigeq ‘menjadi tiga’

Prefiks N-+empat ‘empat’ ngempat‘menjadi empat’

Prefiks N-+limaq ‘lima’ mlimaq ‘menjadi lima’

Prefiks N- bila ditambahkan pada kata berkelas numeralia atau kata bilangan akan berubah kelas kata menjadi kata kerja intransitif dengan mempunyai makna baru yakni menjadi seperti pada bentuk dasar. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan melalui contoh berikut.

Prefiks N-+dueq ‘dua’ bentuknya akan menjadi nueq ‘menjadi dua’, prefiks N-+tigeq ‘tiga’ akan berubah bentuknya setelah mendapat prefiks N-, sehingga

menjadi nigeq ‘menjadi tiga’, prefiks N-+empat ‘empat’ wujudnya akan berubah menjadi ngempat ‘menjadi empat’, prefiks N-+limaq ‘lima’akan berubah bentuknya setelah mendapat prefiks N-, sehingga wujudnya menjadi mlimaq ‘menjadi lima’.

g. Prefiks N- juga dapat ditambahkan pada kata ulang (reduplikasi) dengan melalui reduplikasi sebagian menjadi kata jadian yang dibentuk bentuk dasarnya. contoh:

Prefik N-+mrejaq ‘melompat’ mrejaq-rejaq ‘melompat-lompat’

Prefiks N-+mliat ‘melihat’ mliat-liat ‘melihat-lihat’

Prefiks N-+mrabeq ‘meraba’ mrabeq-rabeq ‘meraba-raba’

Prefiks N- juga dapat ditambahkan pada kata ulang atau sering disebut dengan reduplikasi sebagian sehingga menjadi bentuk baru. Namun, proses penambahan prefiks N- pada kata ulang sebagian ini tidak mengubah kelas katanya dari kelas kata semula. Perhatikan paparan berikut. Prefik N- bila ditambahkan ke

dalam rejaq ‘melompat’ kemudian kata tersebut mengalami proses reduplikasi maka bentuknya menjadi mrejaq-rejaq

‘melompat-lompat’, prefiks N- bila ditambahkan pada kata liat ‘lihat’ maka setelah mengalami proses reduplikasi maka bentuknya akan menjadi mliat-liat

‘melihat-lihat’. Demikan juga penambahan

(14)

paa prefiks N- kata rabek ‘robek’ akan menjadi mrabeq ‘meraba’, dan bentuknya akan berubah setelah mendapat proses reduplikasi. Bentuknya setelah mengalami pengulangan menjadi mrabeq-rabeq

‘meraba-raba’.

III. SIMPULAN

Berdasarkan deskripsi prefiks N- dalam bahasa Sekak dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut.

Prefiks N- dalam bahasa Sekak berfungsi (1) membentuk kata kerja aktif transitif bila prefiks N- dilekatkan pada kata kerja maka berbentuk aktif transitif dengan makna melakukan suatu perbuatan yang disebut pada kata dasar; (2) Prefiks N- dilekatkan dengan kata kerja berbentuk kata kerja aktif transitif dan memiliki makna mempergunakan atau bekerja dengan apa yang disebut seperti dalam bahasa Indonesia; (3) prefiks N- dilekatkan pada kata benda yang berbentuk kata benda menjadi kata kerja aktif transitif dan makna yang melekat adalah mempergunakan atau bekerja dengan apa yang disebut pada kata dasar; (4) prefiks N- ditambahkan dengan kata benda berbentuk kata kerja aktif intransitif dengan memiliki makna (a) menjadai seperti yang disebut bentuk dasar; (b) minum atau makan; (c) mencari, contoh; (5) prefiks N- ditambahkan dengan kata sifat akan berbentuk kata kerja akif transitif dan bermakna membuat jadi; (6) prefiks N- ditambahkan dengan kata sifat akan berbentuk kata kerja aktif intransitif dan bermakna menjadi; (7) prefiks N- ditambahkan dengan kata bilangan akan berbentuk kata kerja aktif intransitif bermakna menjadi; (8) prefiks N- juga dapat ditambahkan pada kata ulang dengan melalui

proses reduplikasi sebagian menjadi kata jadian yang dibentuk bentuk dasarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. (2011). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Alwi, Hasan et.al. (2003). Tata Bahasa Baku

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Chaer, Abdul. Chaer. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses).

Jakarta: Rineka Cipta.

---.2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Rineka Cipta.

Fatinah, Siti. “Sistem Derivasi dalam Bahasa Muna”. Dalam Sawerigading. Jurnal Bahasa dan Sastra. Volume 19, Nomor 2 Agustus 2013.

Kridalaksana, Harimurti. (1988). Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia. Seri ILDEP. Yogyakarta: Kanisius.

---. (2001). Kamus Linguistik. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Paryono, Yani. (2008). “Morfofonemik Bahasa Jawa Dialek Banyumas”. Tesis S-2 Surabaya: Universitas Negeri Surabaya (tidak dipublikasikan).

Ramlan, M. (cetakan ke-1:1967) Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Karyono.

Samsuri. (1988). Morfologi dan Pembentukan Kata. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan temuan dalam penelitian dan konsep di atas, maka kepada para kepala sekolah agar: (1) menganalisis dan mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah modul dengan pendekatan REACT pada materi barisan dan deret. Modul yang dihasilkan ini, akan divalidasi terlebih

Metode simpleks adalah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu pemecahan dasar yang fisibel ke pemecahan yang fisibel lainnya dan ini dilakukan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik pengguna skuter merek Vespa tahun 1960 – 1980 adalah laki-laki dewasa yang mempunyai pendidikan yang tinggi, (71,7%) sangat

Secara khusus mengeta- hui tingkat pengetahuan pedagang makanan jajanan mengenai (bahan baku makanan, tem- pat penyimpanan makanan, cara pengolahan makanan, cara pengangkutan,

Karena tidak terdapat pengaruh natrium siklamat terhadap luas area glomerulus dengan kapsula Bowman maka tidak dilakukan uji lanjut (Hanafiah, 2010).. Glomerulus

[r]

Inductively Couple plasma merupakan spektroskopi nyala untuk menganalisa unsur logam dalam suatu bahan.Bahan yang akan dianalisa harus berwujud larutan yang