• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Jepang merupakan salah satu negara yang patut diperhitungkan dalam perekonomian dunia. Jepang dewasa ini menjadi negara yang paling maju di Asia bahkan di dunia bisa disejajarkan dengan negara industri maju lainnya seperti Amerika Serikat, dalam hal ini berhubungan dengan industri. Industri Jepang bisa dikatakan sebagai salah satu industri termaju di dunia, bahkan dalam beberapa hal melebihi negara maju lainnya. Kemajuan industri yang pesat ini tidak lepas dari upaya bangsa Jepang yang dikenal sebagai pekerja keras untuk memajukan negaranya terutama semenjak Perang Dunia II berakhir.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Jepang terus membangun negaranya dengan memprioritaskan pada bidang ekonomi. Perkembangan ekonomi pada tahun 1950-an belum meningkat pesat seperti pada tahun 1960-an. Pertumbuhan ekonomi Jepang yang signifikan baru terlihat pada tahun 1960-an sampai awal tahun 1970-an yang mencapai lebih dari 10 persen tiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan perkiraan beberapa peneliti tentang perkembangan perekonomian Jepang.

Menurut Herman Kahn (1985:2), kecepatan pertumbuhan ekonomi Jepang akan lebih tinggi dibanding dengan negara-negara lain, untuk jangka waktu lebih lama daripada umumnya. Kekuatan untuk maju tersebut didukung sepenuhnya oleh

(2)

keinginan bangsa Jepang untuk memperoleh keuntungan materi yang lebih banyak.

Keberhasilan pertumbuhan ekonomi Jepang merupakan salah satu hasil kerja keras bangsanya untuk pulih dari kehancuran akibat Perang Dunia II dan menjadi negara yang lebih maju dari masa sebelum Perang Dunia II terjadi.

Pembangunan kembali industri yang ada di Jepang merupakan salah satu hasil perjuangan yang bisa dibanggakan. Walaupun sebagian besar fasilitas industrinya, baik itu industri berat maupun industri ringan, yang terbentuk pada masa sebelum terjadinya Perang Dunia II banyak yang hancur oleh serangan udara Sekutu pada saat Perang Dunia II terjadi, namun bangsa Jepang tidak mudah menyerah untuk memperbaiki perekonomiannya dari awal lagi. Dalam mencapai usahanya itu, dilakukan dengan tetap menerapkan nilai-nilai budaya tradisional Jepang yang oleh masyarakatnya terus dipertahankan, bahkan sampai sekarang setelah menjadi negara maju.

Nilai budaya yang menunjang perkembangan ekonomi Jepang salah satunya adalah Bushido. Bushido adalah suatu kode etik kaum samurai yang tumbuh sejak terbentuknya samurai (Sayidiman, 1987:48). Nilai-nilai dalam bushido oleh bangsa Jepang terus dipertahankan hingga jaman modern ini. Salah

satu sifatnya yakni suka bekerja keras. Menurut R.N. Belah sifat-sifat yang dimiliki oleh bangsa Jepang itu dipengaruhi oleh nilai-nilai bushi atau samurai yang pada perkembangannya nanti lebih dikenal dengan bushido. Nilai-nilai tersebut sudah menjadi nilai nasional bangsa Jepang semenjak zaman Tokugawa.

Karena Bushido telah menjadi suatu etika nasional, maka tidak mengherankan

(3)

etika bushido ini dimiliki oleh setiap orang Jepang. Sifat-sifat bushido mempengaruhi pula sikap individu di lingkungan pedagang dan industrialis Jepang, sehingga mendukung keberhasilan perkembangan ekonomi Jepang.

Seperti yang diungkapkan oleh Sayidiman bahwa sebab utama keberhasilan ini adalah sifat orang Jepang yang berkerja keras, tidak mau dikalahkan oleh keadaan dan pandai sekali memanfaatkan kesempatan yang timbul (1987:83).

Industri Jepang setelah Perang Dunia II mulai beralih dari industri senjata yang sebelumnya menjadi komoditas utama, menjadi industri lain. Industri- industri yang berkembang diantarnya yaitu industri perkapalan, otomotif, baja, manufaktur, dan lain-lain. Jepang setelah Perang tidak diperbolehkan untuk memproduksi senjata lagi, bahkan kekuatan militer pun dibatasi. Hal ini berdasarkan pula pada konstitusi baru yang dibuat Jepang setelah Jepang kalah pada Perang Dunia II, yakni pada fasal 9. Fasal 9 tersebut berbunyi:

“Chapter II Renunciation of War

Article 9. Aspiring sincerely to an international peace based on justice and order, the Japanese people forever renounce war as a sovereign right of the nation and the threat or use of force as means of settling international disputes. In order to accomplish the aim of the preceding paragraph, land, sea, and air forces, as well as other war potential, will never be maintained. The right of belligerency of the state will not be recognized(Suryohadiprodjo, 1987:240).”

( Bab-II Penolakan Perang

Fasal 9. Dengan maksud yang sungguh-sungguh untuk menciptakan perdamaian internasional berlandaskan keadilan dan ketertiban, maka rakyat Jepang untuk selamanya menolak perang sebagai hak bangsa yang berdaulat dan menolak pula penggunaan ancaman atau kekuatan sebagai cara untuk mengatasi persengketaan-persengketaan internasional. Untuk mewujudkan maksud tersebut, angkatan-angakatan darat, laut dan udara maupun potensi perang lainnya tidak akan pernah diadakan. Hak berperang yang ada pada negara tidak diakui.)

(4)

Berdasarkan pasal tersebut, pihak Jepang dibatasi dalam hal pertahanannya.

Hanya saja pada perkembangannya berdasarkan izin dari Amerika Serikat, dibentuklah suatu kekuatan beladiri yang dinamakan Jeitai atau Angkatan Bela Diri. Karena Jepang kalah, dari tahun 1945-1951 berada dalam pengawasan Amerika Serikat.

Semenjak tahun 1945-1950, perindustrian Jepang belum terlalu berkembang dengan pesat. Namun setelah 1950, ketika Amerika Serikat terlibat dalam perang dingin dengan Uni Soviet, industri Jepang mulai lebih berkembang dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada saat itu arah perindustrian Jepang pasca Perang Dunia II berubah. Ini karena Cina yang pada awalnya merupakan negara buffer state Amerika berubah ideologi ke komunis pada tahun 1949. Sehingga

sebagai pengganti negara buffer state dialihkan ke Jepang. Hal ini telah membuat industri Jepang mulai mengalami perubahan kearah yang lebih baik, dan pertumbuhan ekonomi di Jepang pun makin meningkat, sampai tahun 1970-an, ketika terjadi krisis mata uang internasional yang diakibatkan oleh kebijakan ekonomi baru yang dikeluarkan oleh Amerika tahun 1971.

Pada perjalanan perkembangan bangsa Jepang setelah Perang Dunia II, salah satu periode yang paling penting adalah manakala bangsa Jepang, seperti halnya berbagai negara di dunia mengalaminya, dilanda krisis akibat krisis minyak yang terjadi pada tahun 1973. Krisis minyak tahun 1973 dipicu oleh pertempuran Yom Kippur antara Israel dengan negara-negara Arab pada tanggal 6 Oktober 1973. Tanggal 19 Oktober 1973, Arab Saudi dan negara-negara Arab pengekspor minyak melakukan embargo minyak terhadap Amerika Serikat dan negara-negara

(5)

pendukung Israel. Menurut Rohadi, embargo ini menyebabkan harga minyak tinggi hampir empat kali lipat, menjadi 12 dolar AS per barel (http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=225238&kat_id=16&kat_id1=&

kat_id2). Embargo dihentikan April 1974 setelah diadakan Washington Oil Summit. Dampak embargo ini sangat mempengaruhi perekonomian Amerika dan

Jepang dalam waktu lama.

Salah satu aspek yang membuat krisis minyak sangat berpengaruh terhadap ekonomi Jepang adalah faktor geografis Jepang. Jepang sebagai negara kepulauan yang memanjang dari timur laut ke barat daya di wilayah Pasifik barat, mempunyai pantai yang menghadap ke samudera Pasifik yang sangat berpotensi baik untuk digunakan sebagai pelabuhan. Dengan adanya hal tersebut, membuat jalur arus lalu lintas perdagangan dan angkutan menjadi lebih mudah dilakukan daripada melalui darat. Hal ini memaksimalkan proses ekspor barang jadi maupun impor bahan metah dan sumber energi. Walaupun negara industri, namun Jepang memiliki kekurangan dalam hal memperoleh bahan mentah untuk industri dan juga sumber energi, khususnya minyak bumi. Jepang memperoleh kedua hal tersebut dari negara lain, sehingga ketika terjadi krisis minyak tahun 1973, Jepang juga terkena dampaknya.

Krisis minyak pada tahun 1973 merupakan krisis minyak pertama yang melanda seluruh dunia terutama terasa oleh negara-negara industri yang sangat bergantung kepada minyak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Rohadi dalam artikelnya:

“Minyak merupakan komoditas strategis, sumber energi yang mempengaruhi laju perekonomian semua negara. Karena itu, wajar jika

(6)

semua negara –terutama pengimpor minyak– menjadikannya sebagai faktor penting dalam menentukan kebijakan luar negeri, untuk menjamin kesinambungan pasokan. Akibatnya, pengaruh minyak pada peta dan tatanan hubungan global tidak dapat diabaikan lagi (http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=225238&kat_id=16&kat _id1=&kat_id2 ).”

Jepang sebagai salah satu negara pengimpor minyak, karena minim sumber energi, menjadi sangat tergantung terhadap minyak. Ketergantungan bangsa Jepang ini mengakibatkan sebuah masalah baru ketika minyak menjadi barang langka dan mahal. Dampak lain dari adanya krisis minyak tahun 1973 menyebabkan inflasi, resesi dan permasalahan lainnya yang muncul di tiap negara termasuk Jepang.

Bangsa Jepang dalam mengatasi permasalahan akibat krisis minyak ini melakukan berbagai upaya yang membuatnya bisa bangkit kembali. Hasilnya, dunia dapat melihat dalam waktu kurang lebih dua tahun semenjak krisis minyak pertama, mereka mampu bangkit, bahkan melebihi negara-negara industri lainnya di dunia. Bangkitnya Jepang dari krisis tentunya tidak lepas dari peran berbagai pihak, baik dari pemerintah, pengusaha, maupun dari masyarakat itu sendiri.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa pemulihan ekonomi Jepang berjalan dengan cepat setelah Perang Dunia II, khususnya semenjak tahun 1952 sampai tahun 1970-an. Setelah tahun 1971, ekonomi Jepang mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh keadaan global dunia saat itu. Kemudian pada tahun 1973, ketika terjadi krisis minyak dunia yang pertama, ekonomi Jepang, terutama dalam bidang industri mengalami penurunan produktivitas. Jepang mengalami resesi yang cukup berat, dan bisa dikatakan bila tahun tersebut merupakan puncak dari inflasi yang terjadi sejak awal tahun 1970-an.

(7)

Upaya-upaya yang dilakukan oleh bangsa Jepang dalam membangun kembali industrinya menarik perhatian penulis untuk melakukan kajian lebih mendalam. Selain itu sejauh yang penulis ketahui belum banyak kajian yang khusus membahas mengenai sejarah industri Jepang dalam kurun waktu 1973- 1980. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, penulis akan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Perkembangan Industri Jepang Pada Masa Resesi Ekonomi Dunia Tahun 1973 dan Tahun 1978”.

1.2. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Masalah pokok yang akan dibahas yakni “Bagaimana dampak krisis minyak pertama dan kedua yang mengakibatkan resesi ekonomi dunia

mempengaruhi ekonomi khususnya industri Jepang tahun 1973-1780”.

Untuk membatasi masalah penelitian, maka rumusan masalah tersebut diuraikan kedalam pertanyaan-pertanyaan pokok sebagai berikut:

1. Bagaimanakah latar belakang terjadinya krisis minyak dunia pada tahun 1973?

2. Bagaimana kondisi industri Jepang pada masa krisis minyak tahun 1973 hingga tahun 1980?

3. Bagaimana strategi pemerintah Jepang dalam mengatasi dampak krisis minyak tahun 1973 terhadap sektor industrinya?

4. Bagaimana dampak resesi yang dialami Jepang tahun 1973-1980 terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Jepang?

(8)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini berdasarkan rumusan dan batasan masalah diatas adalah :

1. Mengetahui bagaimana latar belakang terjadinya krisis minyak dunia yang pertama.

2. Menjelaskan kondisi industri Jepang pada masa krisis minyak 1973 hingga tahun 1980, dan pengaruh dari krisis minyak yang berakibat terjadinya resesi ekonomi dunia terhadap industri Jepang, baik dalam hal ekspor-impor, produksi, maupun sumber energi yang dipergunakan dalam industrinya.

3. Menjelaskan mengenai usaha atau strategi yang dilakukan oleh pemerintah, pengusaha, dan masyarakat Jepang dalam mengatasi resesi ekonomi yang melanda dunia pada tahun 1973, sebagai dampak dari terjadinya krisis minyak yang pertama sampai tahun 1980.

4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari adanya resesi ekonomi dan krisis minyak dunia bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Jepang.

1.4. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penyusunan skripsi ini adalah:

1. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan penelitian mengenai perekonomian di Asia Timur, khususnya Jepang, dalam aspek industri yang berhubungan dengan krisis minyak dan konversi minyak.

2. Memperkaya penulisan sejarah Jepang mengenai dampak dari resesi ekonomi dunia tahun 1973 akibat dari terjadinya krisis minyak dunia yang pertama,

(9)

terhadap perkembangan perekonomian Jepang, terutama pada sektor industri dan terhadap masyarakatnya.

1.5.Metode dan Teknik Penelitian

Pengkajian skripsi yang berjudul “Perkembangan Industri Jepang pada Masa Resesi Ekonomi Dunia Tahun 1973 dan Tahun 1978” menggunakan metode

historis, yaitu suatu metode yang menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1986:32). Dalam prosesnya, metode ini mencakup empat hal, yakni:

1. Heuristik

Pada tahapan ini penulis mengumpulkan berbagai sumber dan data, yang dapat dipergunakan dalam menjawab permasalahan yang akan dibahas.

Langkah pertama adalah mencari dan mengumpulkan sumber-sumber buku, browsing internet dan sumber tertulis lainnya yang relevan bagi studi literatur

mengenai perkembangan ekonomi Jepang khususnya mengenai perkembangan industri pada tahun 1973 sampai 1980. Kedua, penulis juga mencoba mengunjungi langsung ke Perpustakaan Museum Asia Afrika di Bandung dan CSIS di Jakarta, dimana banyak terdapat sumber buku dan literatur mengenai sejarah kawasan termasuk didalamnya mengenai sejarah Jepang. Selain itu juga sumber lainnya yang relevan dalam membantu pembahasan masalah, diantaranya yang berhubungan dengan ekonomi energi dan industri, dan mengenai Timur Tengah.

2. Kritik dan Analisa Sumber

(10)

Pada tahap ini, penulis mencoba untuk menilai dan mengkritisi sumber- sumber yang terkumpul. Adapun proses ini dilakukan untuk mengetahui apakah sumber-sumber yang dipergunakan itu relevan atau tidak dengan permasalah yang akan di kaji. Sumber-sumber ini dipilih dengan melalui kritik eksternal, dan kritik inetrnal. Kritik eksternal yakni suatu cara pengujian terhadap aspek-aspek luar dari berbagai sumber sejarah yang digunakan, baik itu sumber lisan maupun sumber tertulis. Sedang kritik internal, yakni suatu cara pengujian yang dilakukan terhadap aspek dalam yang dalam hal ini berupa isi dari sumber tersebut.

3. Interpretasi

Pada tahap ini, penulis berusaha untuk menafsirkan fakta-fakta yang diperoleh. Adapun pendekatan yang digunakan dalam menafsirkan fakta-fakta tersebut adalah pendekatan interdisipliner yang memakai disiplin ilmu ekonomi sebagai penunjang, yakni dengan menggunakan beberapa konsep dalam ilmu-ilmu tersebut yang relevan dengan permasalahan.

4. Historiografi

Setelah sumber-sumber ditemukan, dianalisis, ditafsirkan, kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku di Universitas Pendididikan Indonesia (Ismaun, 1992:125-131).

Adapun untuk teknik penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur. Dalam studi literatur, penulis mencari dan menelaah sumber-sumber tertulis yang ada berupa buku, artikel, arsip, skripsi, dan sumber-sumber lainnya yang relevan.

(11)

1.6. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dengan sistematika:

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode dan teknik penulisan, dan sistematika penulisan. Dalam bab ini juga penulis memaparkan mengenai hal yang mendasari dilakukannya penulisan tentang masalah yang akan dibahas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini dipaparkan mengenai berbagai sumber yang berkaitan dan relevan dengan perkembangan perekonomian Jepang khususnya mengenai perkembangan industri pada masa krisis minyak dunia tahun 1973 hingga tahun 1980. Selain itu, juga akan di analisis dampak krisis tersebut terhadap kehidupan bangsa Jepang, baik pada bidang ekonomi maupun sosial.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah yang dilakukan penulis serta teknik yang digunakan dalam penulisan skripsi ini.

BAB IV PEMBAHASAN. Bab ini, penulis kembangkan dalam sub bab-sub bab yang dibagi sesuai dengan keperluan penelitian. Adapun pada setiap sub bab tersebut akan dipaparkan analisa dan sintesa mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan masalah penelitian berdasarkan sumber-sumber yang ditemukan.

Adapun yang akan dipaparkan yakni mengenai perekonomian dan industri Jepang

(12)

pada masa sebelum tahun 1970, yang kemudian berlanjut pada bahasan mengenai krisis minyak tahun 1973 di dunia, mulai dari latar belakang terjadinya krisis

sampai dampak yang dihasilkannya bagi dunia termasuk Jepang. Selain itu bahasan lainnya yakni mengenai perkembangan industri di Jepang pada waktu terkena dampak krisis minyak dunia tahun 1973. Serta bagaimana pemerintah dan masyarakat Jepang dalam mengatasi krisis minyak tersebut, apalagi pada waktu itu Jepang sangat bergantung pada minyak sebagai sumber energi. Kajian yang terakhir adalah dampak dari resesi ekonomi dunia bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Jepang.

BAB V KESIMPULAN. Pada Bab ini penulis menyajikan kesimpulan yang ditemukan dan sekaligus merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis secara lebih mendalam terkait istighfar sebagai terapi dalam memperoleh keturu- nan. Istighfar merupakan ucapan yang memiliki makna ampunan kepada Allah SWT

Pada data tingkat kecelakaan inilah dapat ditentukan BOK (Biaya Operasional Kendaraan) yang berpedoman dengan menggunakan metoda the gross output/human capital

Inventory meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsikan dalam siklus operasi normal perusahaan

SKKNI dapat digunakan oleh perusahaan atau organisasi untuk acuan evaluasi dan asesmen kompetensi tenaga kerja, baik dalam kaitannya dengan rekrutmen, pengembangan karier

Tuna mata besar yang merupakan pelagis besar di perairan selatan Jawa banyak ditangkap dengan menggunakan longline. Produktivitas alat tangkap longline cukup tinggi dimana daya

CV Sinar Kencana merupakan perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan (order) dari pembeli. CV Sinar Kencana adalah salah satu badan usaha yang mengerjakan

yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan untuk menjadi Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Dalam hal Manajer Investasi menerima atau menyimpan permohonan penjualan kembali Unit Penyertaan dalam 1 (satu) Hari Bursa lebih dari 20% (dua puluh persen) dari total Nilai Aktiva