• Tidak ada hasil yang ditemukan

- 2 - FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT: 3 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. Drs. Soehartono, M.Si. 2. Sri Wahyuni 3. Roberth Rouw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "- 2 - FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT: 3 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. Drs. Soehartono, M.Si. 2. Sri Wahyuni 3. Roberth Rouw"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

RISALAH RAPAT

RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI V DPR RI

DENGAN DIRJEN BINA MARGA, DIRJEN BINA KONSTRUKSI DAN DIRJEN SUMBER DAYA AIR

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI

Tahun Sidang : 2021-2022 Masa Persidangan : I

Rapat ke- : 10

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat (RDP) Sifat Rapat : Terbuka

Hari, Tanggal : Rabu, 1 September 2021 Waktu : Pukul 14.00 s.d. 21.10 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI (KK V) Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta

Ketua Rapat : -Lasarus, S.Sos., M.Si/Ketua Komisi V DPR RI/F- PDIP

-Ir. Ridwan Bae/ Wakil Ketua Komisi V DPR RI/F-PG Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin Budiastuti, S.H.

Acara : 1. Evaluasi Pelaksanaan APBN TA 2021 sampai dengan bulan Agustus 2021;

2. Membahas Alokasi Anggaran menurut Fungsi dan Program masing-masing Unit Eselon I K/L Mitra Kerja Komisi V DPR RI dalam RAPBN T.A.

2022.

Hadir Anggota : 50 Anggota hadir dari 53 orang Anggota Komisi V DPR RI dengan rincian sebagai berikut

A. Anggota DPR RI:

PIMPINAN :

1. Lasarus, S.Sos, M.Si/Ketua Komisi V DPR RI/F- PDIP

2. Ir. Ridwan Bae/Wakil Ketua Komisi V DPR RI/F- PG

3. H.Andi Iwan Darmawan Aras, S.E., M.Si/Wakil Ketua Komisi V DPR RI/F-PGERINDRA

4. H.Syarif Abdullah Alkadrie, S.H., M.H./Wakil Ketua Komisi V DPR RI/F-NASDEM

5. H. Moh. Arwani Thomafi/Wakil Ketua Komisi V DPR RI/F-PPP

(2)

FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN:

8 orang Anggota dari 9 Anggota:

1. Bob Andika Mamana Sitepu, S.H.

2. Mochamad Herviano

3. Hj. Sadarestuwati, S.P., M.MA 4. Sukur H Nababan, S.T.

5. Ir. Sudjadi

6. Sarce Bandaso Tandiasik, S.H., M.H.

7. Sri Rahayu 8. H. Irmadi Lubis

FRAKSI PARTAI GOLKAR:

7 orang Anggota dari 7 Anggota:

1. Drs. Hamka B Kady, MS 2. Cen Sui Lan

3. Ir. H. Anang Susanto, M.Si 4. H. Tubagus Haerul Jaman, S.E.

5. Ilham Pangestu

6. Bambang Hermanto, S.E.

7. Muhammad Fauzi, S.E.

FRAKSI PARTAI GERINDRA:

6 orang Anggota dari 6 Anggota:

1. Sudewo, S.T.,M.T.

2. Iis Edhy Prabowo, S.Hum., M.M.

3. Ir. Eddy Santana Putra, M.T.

4. Drs. H. Mulyadi, M.MA.

5. Hj. Novita Wijayanti, S.E., M.M.

6. Ir. Sumail Abdullah

FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT:

3 orang Anggota dari 4 Anggota:

1. Drs. Soehartono, M.Si.

2. Sri Wahyuni 3. Roberth Rouw

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA : 6 orang Anggota dari 6 Anggota:

1. H. Ruslan M. Daud

2. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, S.Th. I.

3. Sofyan Ali, S.H.

4. H. Syafiuddin, S.Sos.

5. H. Sukamto, S.H.

6. H. An’im Falachuddin Mahrus

FRAKSI PARTAI DEMOKRAT:

(3)

5 orang Anggota dari 5 Anggota:

1. Dr. H. Irwan, S.IP., M.P.

2. Willem Wandik, S.Sos.

3. drh. Jhonni Allen Marbun, M.M.

4. Lasmi Indaryani, S.E.

5. Ir. H. Ishak Mekki, M.M.

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA:

4 orang Anggota dari 5 Anggota:

1. H. Suryadi Jaya Purnama.,S.T.

2. Ir. H. Sigit Sosiantomo

3. H. Syahrul Aidi Maazat, Lc.,M.A.

4. KH. Toriq Hidayat, Lc.

FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL:

5 orang Anggota dari 5 Anggota:

1. H. A. Bakri H.M.,S.E.

2. Athari Ghauthi Ardi 3. Hj. Hanna Gayatri, S.H.

4. H. Boyman Harun, S.H.

5. Mesakh Mirin, S.KM.

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN:

1 orang Anggota dari 1 Anggota:

1. Dr. H. Muh. Aras, S.Pd., M.M.

B. UNDANGAN:

1. Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR RI (Dr. Ir.

Hedy Rahadian, M.Sc)

2. Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR RI (Ir.

Yudha Mediawan, M.Dev.Plg.)

3. Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR (Ir.

Jarot Widyoko, Sp-1)

(4)

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Pak Roberth, kita mulai Pak ya?

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW):

Lanjut.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Baik Bapak/Ibu sekalian, kita mulai rapat kita pada siang hari ini.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI,

Yang terhormat Dirjen Bina Marga, Dirjen Sumber Daya Air dan Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat beserta seluruh jajarannya, baik yang hadir secara fisik maupun yang hadir secara virtual karena para Kepala Balai hadir semua Pak Dirjen ya, monitor ya secara virtual,

Para Kepala Balai yang hadir secara virtual dari seluruh Indonesia yang kami hormati,

Hadirin yang berbahagia.

Mengawali rapat kita pada hari ini marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan rahmat-Nya kita dapat melaksanakan tugas-tugas kenegaraan ini, dalam rangka pembahasan RAPBN Tahun 2022 yang kita hadiri secara fisik maupun secara virtual.

Menurut laporan dari Sekretariat ya laporan dari Sekretariat, sudah hadir 39 orang Anggota, 26 hadir secara fisik dan 13 orang hadir secara hadir virtual dari 9 unsur Fraksi yang berbeda. Maka sesuai dengan ketentuan Pasal 281 Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib, izinkan kami membuka Rapat Dengar Pendapat pada hari ini dan sesuai ketentuan Pasal 276 Ayat (1) Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI pada hari ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 14.30 WIB)

Kami ucapkan terima kasih kepada Dirjen Bina Marga, Dirjen Sumber Daya Air dan Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR beserta seluruh jajarannya yang telah menghadiri undangan kami untuk melaksanakan rapat pada hari ini.

(5)

Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI yang kami hormati.

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam Rapat Kerja Komisi V DPR RI dengan Menteri Perhubungan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat maksudnya pada hari Kamis tanggal 26 Agustus 2021 yang lalu, telah disepakati beberapa hal diantaranya Komisi V DPR RI memahami penjelasan Kementerian PUPR mengenai Alokasi Anggaran Kementerian PUPR dalam Nota Keuangan RAPBN Tahun 2022 sebesar 100,597 triliun.

Dari lokasi tersebut anggaran untuk Ditjen Bina Marga adalah sebesar 39,7 triliun yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan antara lain: yang pertama pembangunan jalan sepanjang 286 kilometer; pembangunan dan duplikasi jembatan sepanjang 5.620 meter; peningkatan aksesibilitas fly over dan under pass sepanjang 633 meter; peningkatan konektivitas jalan bebas hambatan sepanjang 9,1 kilometer. Sementara Realisasi Anggaran Ditjen Bina Marga dalam APBN Tahun 2021 per Agustus 2021 adalah sebesar 47,07%.

Selanjutnya Ditjen Sumber Daya Air mendapatkan alokasi sebesar 41,23 triliun, yang akan dipergunakan untuk mendukung kegiatan antara lain:

yang pertama rehabilitasi rehabilitasi jaringan irigasi seluas 100.000 hektar.

Yang kedua, pengendalian banjir sepanjang 60 kilometer dan pengaman pantai sepanjang 40 kilometer. Yang ketiga, pembangunan 6 Bendungan baru dan lanjutan pembangunan 38 bendungan. Yang keempat, peningkatan kapasitas air baku sebesar 1,5 meter kubik per detik. Sementara Realisasi Anggaran Ditjen Sumber Daya Air dalam APBN Tahun 2021 per Agustus 2021 adalah sebesar 53,54%.

Kemudian Ditjen Bina Konstruksi mendapatkan alokasi sebesar 600 miliar yang akan dipergunakan untuk kegiatan diantaranya: pembinaan pengadaan jasa konstruksi; pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi;

dan pembinaan sistem keselamatan konstruksi serta Realisasi Anggaran Ditjen Bina Konstruksi dalam APBN Tahun 2021 per Agustus 2021 adalah sebesar 59,94%.

Selanjutnya dalam kesempatan ini kami tegaskan kembali agar dalam proses penyusunan pagu ini, agar tiap tiap unit organisasi Eselon 1 benar- benar dapat memperhatikan dan mengakomodir saran, pendapat, dan masukan dari Komisi V DPR RI yang sudah kita bahas cukup panjang. Mulai dari pendahuluan pembahasan anggaran beberapa waktu yang lalu sampai pada Raker yang terakhir dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat beberapa waktu yang lalu.

Pimpinan, Anggota Komisi V DPR RI dan para Dirjen Kementerian PUPR yang kami hormati,

Dirjen Bina Konstruksi, Dirjen Sumber Daya Air dan Dirjen Bina Marga.

(6)

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam Rapat Kerja Komisi V DPR RI dengan Menteri PUPR pada tanggal pada hari Kamis tanggal 26 Agustus 2021 yang lalu, kita sudah menyepakati banyak hal ya, termasuk soal kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan ketahanan ekonomi di masyarakat.

Selanjutnya berdasarkan pengawasan yang dilakukan oleh Komisi V DPR RI terdapat sejumlah permasalahan yang perlu mendapat perhatian dari Dirjen Bina Marga, Dirjen Sumber Daya Air, dan Dirjen Bina Konstruksi antara lain:

Yang pertama, perlu peningkatan upaya pemeliharaan jalan nasional di daerah yang tingkat kemantapannya belum maksimal.

Yang kedua, perlu kebijakan strategis sumber daya air yang lebih terarah dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan, pengendalian banjir, dan penyediaan air di daerah yang sering dilanda kekeringan.

Yang ketiga, perlu peningkatan evaluasi terhadap setiap tahapan proses tender dalam mewujudkan pelaksanaan tender yang lebih transparan dan akuntabel.

Yang keempat, perlu peningkatan keterlibatan penyedia jasa konstruksi lokal, utamanya untuk proyek strategis nasional di daerah

Pimpinan dan segenap Anggota Komisi V yang saya hormati, Para Dirjen yang kami hormati beserta seluruh jajarannya.

Demikianlah pengantar rapat saya kita pada hari ini dengan Dirjen Bina Marga, Dirjen Bina Konstruksi dan Dirjen Sumber Daya Air. Selanjutnya untuk mempersingkat waktu, saya beri kesempatan kepada masing-masing Dirjen untuk menyampaikan paparannya sesuai dengan agenda rapat kita pada hari ini. Saya persilakan terlebih dahulu biar berurutan dari ujung sebelah kiri.

Saya silakan Pak Dirjen Bina Marga, Pak Hedy saya persilakan.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW);

Ketua.

KETUA RAPAT/KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.Sos. M.Si./F-PDIP):

Untuk mengambil kesempatan yang pertama.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW);

Interupsi Ketua.

(7)

KETUA RAPAT/KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.Sos. M.Si./F-PDIP):

Ya, Pak Roberth silakan.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW);

Pimpinan yang saya hormati, Teman-teman yang saya hormati, Para Mitra.

Pimpinan, saya melihat bahan yang ada dan rapat yang telah kita lakukan selama ini, menurut kami, kami duduk dan melakukan pembahasan di sini, karena kami menjalankan undang-undang yang melekat dengan kami sebagai Anggota Dewan. Undang-Undang Budgeting yang kami lakukan pada saat ini, tetapi melihat apa yang disampaikan dan diberikan kepada kami bahan-bahan ini, menelaah semua itu bahwa masih banyak sekali ya hal-hal atau masalah-masalah yang kami hadapi di daerah yang kami hadir di dalam setiap Rapat Dengar Pendapat, Rapat Kerja dengan Mitra kami, itu tidak tergambarkan di dalam RKP yang diberikan kepada kami ini.

Maka saya ingin bertanya kepada mitra kami, apakah semua ini sudah baku? Kami cuma membahas saja, tidak ada space di sini untuk sebagai kami melakukan sesuai dengan Undang-Undang yang kami dibebankan.

Kami juga dibebankan untuk memberikan manfaat kepada daerah kami, tetapi di sini tidak ada space-nya. Untuk apa kami duduk berbicara hanya mitra kami punya yang kami setujui di sini, tetapi kami sebagai Anggota Dewan yang dituntut oleh Undang-Undang. Maka kalau itu tidak ada, maka Ketua dan saudara-saudara kita semua melanggar Undang-Undang yang kami dibebani.

Saya harap bahwa kami sepakat dulu, mana spacenya untuk kami yang ada di sini, baru kami bicarakan itu. Kalau tidak ada, untuk apa kami bicarakan selama ini. Ini yang perlu saya harap kepada teman-teman semua.

Kami cuma duduk berbicara mitra-mitra, tetapi beban yang diberikan, Undang-Undang yang dibebankan kepada kami untuk daerah-daerah yang kami duduk sebagai wakil, tidak ada sama sekali yang bisa kami lakukan di sini.

Maka menurut saya kalau cuma itu, tidak perlu kami duduk berbahas- bahas di sini dengan situasi yang Covid yang kami nekad untuk hadir di dalam ruangan ini. Itu yang ingin saya sampaikan.

Terima kasih, Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Baik, Pak Roberth sudah menyampaikan pemikirannya. Saya mohon izin kepada seluruh Anggota sekalian ya, kalau bisa beri kesempatan dulu

(8)

kepada para Dirjen untuk menyampaikan paparannya, nanti baru kita menanggapi satu per satu ya, sembari kita melihat dan mengusulkan apa yang ada pada kita nanti baru kita bahas lebih lanjut ya. Sebagaimana rapat- rapat kita terdahulu supaya rapat ini bisa berjalan sebagaimana mestinya.

Tentu apa yang tadi Pak Roberth sampaikan sudah terang benderang, kita bisa mendengar semua dan para-para Dirjen pun sudah mendengar semua apa yang disampaikan.

Saya persilakan Pak Dirjen Bina Marga.

DIRJEN BINA MARGA KEMENTERIAN PUPR RI (Dr. Ir. HEDY RAHADIAN, M.Sc.):

Terima kasih, Pak Ketua.

Yang kami hormati Pimpinan Komisi dan Anggota Komisi V.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat sore,

Salam sejahtera untuk kita semua.

Kami mohon, yang Pertama Bapak Pimpinan dan Anggota DPR, kami izin melaporkan Progress Pelaksanaan Kegiatan Ditjen Bina Marga yang Tahun 2021. Kami sampakan kronologisnya.

Pertama adalah usulan Pagu Indikatif 2021 itu adalah 60,09 triliun, yang kemudian berubah menjadi 38,87 triliun. Kemudian Pagu Anggarannya adalah 53,96 triliun, dan kemudian Pagu Alokasi per 2 Agustus itu adalah menjadi 53,96 triliun.

Kami laporkan setelah refocusing tahap 4, maka anggaran Pagu Anggaran adalah finalnya menjadi 48,51 triliun. Adapun mengenai progress realisasi kami sampaikan realisasi keuangan saat ini adalah 47,07% atau deviasi minus sekitar 10% dan fisiknya 51,71%, deviasi minus 4,37%.

Adapun Target Rencana Strategis dan Capaian Tahun Anggaran 2021 kami sampaikan, bahwa berdasarkan RPJMN 2020-2024 kita mentargetkan waktu tempuh bisa mencapai 1,9 jam per 100 kilometer dan ada jalan tol yang baru dan sudah beroperasi sepanjang 2.500 kilometer, jalan nasional baru 3.000 kilometer, dan kemantapan jalan nasional 97%.

Ini kemudian kami terjemahkan ke dalam Renstra 2020-2024 yang angka-angkanya kira-kira sama, cuma ada penambahan indikator nilai rating kondisi dua setengah atau kemantapan jalan nasional sebesar 97%. Ini artinya Bapak dan Ibu sekalian, berdasarkan Renstra 2024 pun masih ada 3% atau sekitar 1.500 kilometer jalan nasional yang tidak mampu kita tangani dalam keadaan rusak.

(9)

Nah untuk tahun 2021 ini dari target 1,9 jam per 100 kilometer, kita targetkan waktu tempuh bisa kita capai 2,16 jam per 100 kilometer dan jalan tol sepanjang 609 kilometer yang baru dan sudah beroperasi dan jalan nasional sepanjang 1.072 kilometer, dengan catatan nilai rating kondisi 2,75 dan kemantapan jalan nasional 92%.

Ini kami khusus ingin tekankan bahwa sampai akhir tahun ini, kita ada 4.000 kilometer jalan nasional yang tidak mampu kita tangani sebagaimana mestinya. Yaitu kira-kira hampir 4.000 kilometer yang jalannya dalam keadaan rusak ringan atau rusak berat.

Adapun padat karya, realisasi keuangannya 48,57%, tetapi serapan tenaga kerjanya sudah melebihi dari target yaitu 152%. Nah kami ada upaya percepatan realisasi anggaran yaitu, pertama dengan mempercepat lelang atau lelang dini, kemudian melakukan realokasi anggaran untuk kegiatan- kegiatan yang progress-nya rendah. Kemudian juga kita mempercepat penyesuaian atau revisi anggaran untuk optimalisasi penyerapannya dan juga meningkatkan monitoring dan pengawasan untuk memastikan percepatan pelaksanaan pekerjaan dengan tetap menjaga mutu.

Untuk padat karya kami pastikan bahwa padat karya terlaksana sesuai target dan sasarannya dan juga kami mempercepat pelaksanaan dukungan penanganan Covid-19 dan penanganan bencana.

Adapun untuk 2022 kami sampaikan kronologisnya usulan Pagu Indikatif adalah 68,1 triliun, Pagu Indikatif 39,70 triliun, Pagu Anggaran 39,70 triliun relatif sama ada penambahan yang sangat sedikit sekali. Jadi kalau kita bandingkan, tahun depan kita mengalami kontraksi anggaran yang cukup signifikan dari mendekati 50 triliun menjadi dibawah 40 triliun.

Kemudian Rencana Strategis dan Target TA 2022, penyesuaian target capaiannya adalah pembangunan jalan nasional menjadi sepanjang 286 kilometer, kemudian pembangunan jembatan fly over under pass sepanjang 6.253 meter dan target nilai rating kondisi 2,70 atau setara dengan 93,8%

kemantapan jalan. Ini juga menunjukan bahwa masih ribuan kilometer jalan nasional kita yang tidak mantap atau dengan kata lain masih dalam keadaan rusak berat dan rusak ringan yang mampu kita tangani hanya secara holding, artinya menjaga agar tetap lalu lintas bisa melewati.

Kemudian kami sampaikan Pagu Anggaran TA 2022 sebesar 39,7 triliun, meliputi belanja operasional pegawai sebesar 1 triliun kira-kira 2,59%;

kemudian operasional barang 0,76 triliun dan non operasional 37,91 triliun. Ini mencakup antara lain preservasi jalan dan jembatan dan capacity expantion.

Tahun 2022 ini kami memiliki utamanya dua program yaitu; program dukungan manajemen seperti belanja pegawai, operasional perkantoran dan non operasional yang mendukung kegiatan rutin perkantoran sebesar 2,40 triliun dan program infrastruktur konektivitas sebesar 37,3 triliun, itu terdiri dari kegiatan committed sebesar 18,63 triliun atau 46,9%. Ini masing-masing terdiri dari dana SBSN sebesar 9 triliun; PHLN 2,24 triliun; kebutuhan rupiah

(10)

murni pendamping 0,9 triliun; dan lanjutan multiyears contract rupiah murni sebesar 6,35 triliun. Kegiatan committed ini belum termasuk pemenuhan kebutuhan rasionalisasi tarif tol dan rupiah murni pendamping pembangunan jalan tol Serang-Panimbang.

Kemudian non committed 18,67 triliun 47,03% ini merupakan ruang fiskal yang ada di tahun depan yang bersifat, tapi ada yang bersifat wajib yaitu sebesar 6,19 triliun. Ini adalah antara lain jembatan khusus, kemudian biaya operasional pengadaan lahan tol, pembangunan jembatan gantung, rutin jalan dan jembatan, pembebasan lahan tol dan penanganan bencana alam, dan sisanya 12,48 triliun dialokasikan untuk preservasi jalan sebesar 7,42 triliun, jembatan sebesar 1,8 triliun, penggantian jembatan 1,27 triliun, pembangunan dan duplikasi jembatan sebesar 0,35 triliun, pelebaran menuju standar ini karena kita suasananya opor porsinya hanya sedikit 0,01 triliun dan dukungan teknis balai dan turbin wash pusat sebesar 1,75 triliun.

Kami sampaikan Bapak dan Ibu sekalian bagaimana kita menentukan alokasi preservasi jalan. Jadi ini diperoleh dari hasil survei kondisi aktual yang kita lakukan dua kali dalam setahun, yang kemudian kita proses melalui sistem manajemen aset di Ditjen Bina Marga dan kemudian dilakukan sinkronisasi dengan bottom up planing-nya dengan usulan-usulan dari Musrenbang, Konreg dan serta memperhatikan target Renstra dengan memperhatikan ketersediaan anggaran.

Jadi dari hasil proses ini kita kemudian mendapatkan bahwa untuk anggaran 39,70 triliun itu kita alokasikan untuk preservasi rutin jalan dan jembatan nasional, revitalisasi drainase, penanganan mendesak dan tanggap darurat sebesar 3,77 triliun. Antara lain untuk preservasi jalan 47.000 kilometer; jembatan 510.000 meter dan padat karya. Kemudian penanganan infrastruktur jembatan sebesar 6,96 triliun; kemudian penanganan infrastruktur jalan sebesar 21,79 triliun antara lain untuk pembangunan jalan 286 kilometer, kemudian preservasi dan pelebaran jalan menuju standar sepanjang 2.900,94 kilometer. Kemudian pembangunan flyover, underpass, terowongan sebesar 0,22 triliun atau sepanjang 633 meter. Kemudian untuk pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 9,1 kilometer sebesar 4,56 triliun.

Rencana Program Padat Karya adalah sebesar 4,5 triliun, dengan target penyerapan tenaga kerja sebesar 61.170 orang, terdiri dari rutin jalan, jembatan, revitalisasi drainase dan tambahan padat karya kontraktual. Ini maksudnya adalah pekerjaan yang memiliki karakteristik padat karya tapi dilakukan secara kontrak.

Untuk jembatan gantung sampai Oktober 2021 hingga proses pengadaan rangka dan pelaksanaan, kami harapkan dapat selesai pada bulan November 2022 dengan kriteria prioritas pembangunan jembatan gantung sebagai berikut: aspek sosial dan lingkungan, termasuk masalah lahan dan jalan akses serta institusi yang akan memelihara jembatan gantung tersebut. Kemudian tentunya aspek manfaatnya untuk masyarakat dan

(11)

bentangnya yang kami sediakan adalah 40 sampai 120 meter dan itu dimungkinkan lokasinya untuk mengirimkan material logistik.

Saya kira itu yang bisa kami sampaikan Pak Ketua, Pimpinan. Kami sudah menyampaikan informasi tambahan dalam dokumen terpisah yang mungkin nanti tidak akan saya sampaikan di sini, tapi bisa kita bahas nanti pada waktunya.

Terima kasih, Pak Ketua.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Baik, terima kasih Pak Dirjen Bina Marga. Mohon izin mic-nya Pak ya, terima kasih.

Selanjutnya dipersilakan Pak Jarot, Dirjen Sumber Daya Air.

DIRJEN SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. JAROT WIDYOKO, Sp-1):

Terima kasih, Bapak Pimpinan.

Yang kami hormati Bapak Pimpinan, Anggota Komisi V DPR RI yang hadir baik fisik maupun virtual.

Yang kami hormati Bapak...( suara kurang jelas) teman kolega Dirjen BM dan Dirjen Bikon dan Bapak/Ibu sekalian.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Shaloom,

Om swastyastu, Namo Buddhaya, Dan selamat sore.

Bapak/Ibu sekalian.

Pada kesempatan yang baik ini kami mau melaporkan progress tahun 2021 dan rencana tahun kegiatan tahun 2022. Kami sampaikan bahwa Pagu Awal Dirjen SDA Tahun 2021 adalah 58,547 triliun, di mana sudah ada penyesuaian Pagu menjadi 52,37 triliun dengan rincian sebagai berikut bahwa kami di-refocusing kurang lebih 9,46 triliun itu sampai tahap ke empat refocusing-nya.

Prioritas yang kami refocusing adalah bukan aspirasi atau bukan usulan dari Bapak/Ibu sekalian dari Komisi V, tetapi lebih banyak internal dengan cara penghematan dari pada honorarium perjalanan dinas, paket meeting, belanja, lalu juga ada kegiatan-kegiatan prioritas yang sebagai contoh KI Subang, food estate di Kalteng, ini juga karena apa namanya kondisi di lapangan belum memungkinkan kami potong. Lalu juga ada kegiatan yang tidak bisa diselesaikan tahun 2021 itu kami perpanjang, juga

(12)

kami masukkan adalah penghematan sisa lelang, penundaan kegiatan kontraktual yang belum atau sampai 3-4 kali lelang gagal, kami refocusing karena waktunya sudah tidak memungkinkan, juga termasuk komponen tunjangan kinerja, THR dan gaji 13 juga itu masuk di dalam refocusing.

Kami mendapat tambahan dana di mohon maaf, tambahan 52 totalnya 3,7 triliun ini ada juga luncuran dari pada SBSN sebesar 126,3 miliar dan juga ada percepatan dan luncuran dari loan tahun 2020 yang lalu di diluncurkan ke 2021 ada 2,56 triliun.

Adapun dampak dari pada refocusing adalah dengan penghematan yang pertama 1 dan 2 itu kurang lebih 6,19 triliun diantaranya adalah penghematan gaji, tunjangan 13 dan relaksasi kegiatan yang tidak bisa diselesaikan di tahun 2021 pada beberapa kegiatan tadi sudah kami sampaikan di KI Subang dan KI Batang, lalu food estate.

Sedangkan penghematan atau refocusing pada sesi ke-3 dan ke-4 kurang lebih 2,49 triliun, diantara juga bersumber dari honorarium, perjalanan dinas, paket meeting, belanja jasa, belanja operasional, kami yang kira-kira tidak atau tidak dipakai di dalam kegiatan-kegiatan kami potong.

Lalu juga ada kegiatan yang single year, kita perpanjang tambah menjadi MYC dan juga kami rekomposisi untuk kegiatan-kegiatan yang tahun 2021 tidak selesai kami perpanjang menjadi MYC menjadi 2022. Ini adalah semua semata-mata supaya program tetap jalan tidak mengganggu dari pada progress dan tujuan akhir dari pada termasuk sasaran di dalam tahun tersebut.

Saat ini Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati, total Pagu kurang lebih 52,37 triliun. Untuk program ketahanan SDA 50,23 triliun dan juga untuk manajemennya 2,14 triliun. Hingga tanggal 30 Agustus progress fisik SDA itu sudah 57,57% dan untuk keuangannya 53,54%.

Kami sampaikan juga laporan kepada Bapak/Ibu sekalian, bahwa progres untuk P3TGAI di mana ada 12.000 lokasi keuangannya sampai 30 Agustus kemarin sudah mencapai 90% dan juga ada kegiatan padat karya yang lain OP infrastruktur sampai 30 September kurang lebih 55,29%. Ada juga ABSAH sudah sampai 71,89%.

Sedangkan kami sampaikan Bapak/Ibu mengenai yang beberapa kali disampaikan mengenai penanganan lumpur Sidoarjo. Jadi kami mengejar dan berkoordinasi untuk penyusunan Peraturan Menteri terkait mekanisme jual beli tanah dan bangunan di luar PAT. Saat ini tahap proses harmonisasi di Biro Hukum Kementerian PUPR untuk kemudian ditindaklanjuti dengan Kementerian Hukum HAM dan Sekretariat Kabinet.

Yang kedua adalah penyusunan Peraturan Presiden untuk penuntasan permasalahan di dalam PAT sesuai hasil rapat pembahasan dengan Menkopolhukam pada 3 Juni 2021, saat ini masih tahap persiapan tindak lanjut rapat tersebut untuk Perpres-nya. Sedangkan pembayaran tanah beda

(13)

fungsi sesuai hasil keputusan MK, saat ini menunggu rapat dengan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tentang tata cara eksekusi pembayaran dengan tim verifikasi dan kekurangan pembayaran diprogramkan Tahun 2022.

Bapak Ibu yang kami hormati.

Saya kira menginjak ke progress 2022 kami laporkan bahwa total anggaran sampai saat ini 41,233 triliun. Untuk program ketahanan pangan sebesar 38,778 triliun, di mana rupiah murninya 29,101 triliun dan loan-nya 4,478 triliun dan SBSN-nya 5,199 triliun. Di mana usulan indikatif itu 58 triliun, sehingga kalau dilihat ini hampir 17 triliun kami kekurangan. Pagu sebesar 41,23 triliun tersebut, ini ada program ketahanan SDA kurang lebih tadi 29,1 triliun, loan-nya 4,48 dan SBSN 5,1 dan program dukungan manajemennya 2,45 triliun.

Dari 29 triliun rupiah murni pada program ketahanan pangan, sebesar 25,64 triliun merupakan kegiatan yang committed kontrak tahun jamak kurang lebih 13,7 triliun, kegiatan OP berupa...(suara kurang jelas) tanggap darurat, ini kurang lebih 6,3 triliun, padat karya kurang lebih 2,395 triliun dan pengadaan tanah sebesar 3,09 triliun.

Implikasi dari Pagu yang terbatas ini Ditjen SDA melakukan penyesuaian, salah satunya melakukan rekomposisi dan perpanjangan beberapa pekerjaan. Total alokasi kontrak tahun jamak yang dibutuhkan adalah 31,43 triliun, dengan demikian masih terdapat kurang lebih 17,65 triliun untuk kontrak tahun jamak yang sudah committed tersebut.

Bapak/Ibu yang kami hormati.

Bahwa pemanfaatan Pagu Anggaran sebesar 41,23 triliun tersebut dapat kami laporkan sebagai berikut: untuk jaringan irigasi 55.000 hektar, rehabnya 100.000 hektar, sedangkan untuk pembangunan bendungan 32 bendungan dan 6 bendungan baru. Lalu untuk pembangunan pengendalian banjir 60 kilo, pengaman pantai 40 kilo dan ada dua cekdam, lalu juga peningkatan kapasitas air baku 1,5 meter per kubik per detik, pelaksanaan ABSAH dan pembangunan embung sebesar 2,2 triliun, mohon maaf 2,02 triliun.

Untuk pelaksanaan kegiatan OP tanggap darurat dan P3TGAI sebesar 8,63 triliun. Untuk pengadaan tanah kurang lebih 3,09 triliun, pengendalian lumpur 207 miliar dan kegiatan turbin wash 0,58 triliun dan dukungan manajemennya 2,45 triliun meliputi; gaji, tunjangan dan administrasi Satker.

Program pada masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut, nanti akan kelihatan ini dan sudah kami sampaikan semoga sudah sampai.

Bapak/Ibu sekalian, kami memahami betul dengan kondisi yang ada, kalau ada Bapak/Ibu Anggota Komisi V tidak ada yang masuk di dalam program kami, silakan kami diberi dimarahin atau diberi sanksi. Kami berusaha semaksimal mungkin semua ada, tetapi kami menyampaikan permohonan

(14)

maaf kepada Bapak/Ibu sekalian bahwa tidak semua usulan itu bisa masuk.

Untuk itu kami dengan hormat mohon Bapak/Ibu berkenan yang menjadi prioritas akan kami tindaklanjuti, nanti tim kami dengan Bapak/Ibu atau yang ditunjuk apakah itu TA-nya kami siap mana yang menjadi prioritas urutan yang harus kami masukan.

Mohon izin, mohon izin ya. Mohon izin Bapak, mohon maaf sekali ini kami sampaikan, karena memang setiap masing-masing Bapak/Ibu usulannya bermacam-macam, tetapi kami pasti 1 atau 2 pasti masuk, tetapi kalau tidak masuk kami di sini pasrah. Kami pasrah, mau diapakan bahasanya ini manajemen sarung Bapak, sarung saya angkat ke atas kaki saya kelihatan, tapi kalau saya tutup kakinya dada saya kelihatan.

...:

Pak itu kalau gitu dijual saja Pak sarungnya Pak.

DIRJEN SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. JAROT WIDYOKO, Sp-1):

Mohon maaf Bapak. Ini semata-mata kami ingin betul-betul mengusahakan semaksimal mungkin.

F-PD (drh. JHONNI ALLEN MARBUN, M.M.):

Interupsi Pimpinan, saya kira interupsi Pimpinan, interupsi Pimpinan, interupsi.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Ya silakan Pak Jhonni.

F-PD (drh. JHONNI ALLEN MARBUN, M.M.):

Saya kira perlu diluruskan Pimpinan, saya kira ya mohon maaf Pak Dirjen, bahasanya tidak begitu, ini kan direkam, tidak bisa, Dirjen harusnya membuat pernyataan di sini semuanya bahwa Anggota DPR itu...(suara kurang jelas) mana yang bisa.

Jadi jangan bahasanya ini seolah-olah tidak bagus terus terang saja, saya tidak, Bapak nantang segala macam ini ya tidak ada itu, tidak ada aturan untuk Bapak diberikan sanksi dimarahin tidak ada itu Pak, tidak ada itu Pak.

Yang ada adalah mitra kerja, tentunya memang setuju, tidak semua bisa masuk itu paham, kenapa, karena keterbatasan gituloh, tapi tolong artinya kalau didengar orang ini seolah-olah kita memaksakan kehendak, ya toh dan bahasa Bapak juga bahasa nantangin siap kami...(suara kurang jelas), tidak ada juga kewenangan kita Pak.

(15)

Nah oleh karena itu mari kita bicara dalam konteks normatif Bapak sebagai pelaksana, kami sebagai katakanlah political will dan kepengawasan, saya kira di situ ininya bargaining position-nya. Ini mohon maaf Pak Dirjen, supaya didengarnya enak gituloh, kalau begitu mohon maaflah ya bukan karena apa-apa, ini perlu karena ini terbuka kan untuk umum ini ya mohon maaf.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Baik Pak Dirjen.

DIRJEN SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. JAROT WIDYOKO, Sp-1):

Siap mohon maaf Bapak, ini semata-mata karena anu tadi Bapak karena anu tadi Bapak jadi maksimal, mohon maaf.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Jadi begini kita kasih applause dululah kasih applause dulu.

DIRJEN SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. JAROT WIDYOKO, Sp-1):

Mohon maaf, mohon maaf sekali Bapak.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Ya jadi begini, begini betul Pak Jarot, saya rasa tidak segitunyalah kita di sini gitu ya.

DIRJEN SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. JAROT WIDYOKO, Sp-1):

Siap.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Jadi kami tetap menggunakan logika-logika sehat berdasarkan aturan dan ketentuan yang berlaku ya, mungkin itu Pak Jhonni ya? Jadi saya rasa silakan Pak Jarot diteruskan.

DIRJEN SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. JAROT WIDYOKO, Sp-1):

(16)

Siap, sekali lagi kami mohon maaf Bapak, ini semata-mata karena ini untuk rakyat Bapak/Ibu mewakili rakyat, kami semaksimal mungkin mohon maaf. Mohon maaf Bapak, sekali lagi mohon maaf ya.

... :

Pak Dirjen ini kalau nyalon DPR jadi ini Pak.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Sudah, jangan disela dulu, biar Pak Dirjen-nya selesai, haduh, silakan Pak Dirjen.

DIRJEN SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. JAROT WIDYOKO, Sp-1):

Siap Bapak. Untuk tahun 2022 direncanakan untuk program padat karya sebesar 4,85 triliun, untuk P3TGAI 2,25 triliun, dengan rencana penyerapan tenaga kerja 169.000 orang. Untuk ABSAH 145 miliar dengan penyerapan tenaga kerja kurang lebih 5,600 orang, sedangkan OP infrastruktur SDA dengan pola padat karya kurang lebih 2,455 triliun dengan target penyerapan tenaga kerja 158.000 orang. Totalnya kami berharap yang bisa terserap adalah 333.000 orang.

Kami pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan sekali lagi mohon maaf, kami mohon masukan dari Bapak Pimpinan dan Anggota Komisi V terkait lokasi P3TGAI dan ABSAH demikian dan rencana program 2022 ini yang kami sampaikan bersifat rekapan dan kami mohon masukan dari Bapak/Ibu sekalian. Sekali lagi pada kesempatan yang baik ini kami mohon maaf kalau ada tutur kata yang kurang pada tempatnya. Akhir kata kami kembalikan kepada Bapak Pimpinan.

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Terima kasih Pak Dirjen.

Cuma Pak Dirjen di paparan ini saya lihat batas waktu pengusulan itu satu minggu di awal bulan September kalau bisa ya itu di anu Pak. Jangan nanti itu jadi alasan besok kita sudah satu minggu ini, takutnya teman-teman pada belum nyusun semua tidak masuk semua nanti rapat ramai lagi kita.

Jadi mohon ininya apa namanya tenggang waktu yang sedikit apa namanya supaya teman-teman juga memilih lokasi ini tidak sembarangan juga gitulah, karena penempatan lokasi yang pas juga memudahkan pekerjaan teman- teman di lapangan, Pak.

(17)

Ya baik, selanjutnya silakan Pak Dirjen Bina Konstruksi. Pertama, saya mau mengucapkan selamat dulu Pak, jadi kita kasih applause dulu Dirjen Bina Konstruksi yang baru ini ya. Ya Pak Yudha, kita berdoa semoga Bapak panjang umur ya pasti sehat selalu ya Pak ya, melaksanakan tugas dan semakin membuat silaturahmi Komisi V dengan Kementerian PUPR semakin baik dari hari ke hari gitu Pak ya.

Baik, saya persilakan Pak Dirjen Bina Marga eh Dirjen Bina Konstruksi.

DIRJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PUPR RI (Ir. YUDHA MEDIAWAN, M.Dev.Plg.):

Baik.

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi V DPR RI, Anggota Bapak/Ibu Anggota Komisi V DPR RI.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Salam sejahtera,

Shaloom,

Om Swastyastu, Namo Buddhaya.

Bapak/Ibu yang saya hormati.

Sebelum saya memulai paparan saya, ini saya memperkenalkan dulu ini ada Direktur baru yang dilantik menggantikan Pak Sumito, yaitu Pak Insinyur Abdul Muis, M.T., silakan berdiri. Ini beliau dari Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung Pak, SDA. Kebetulan saya juga dulu lama di SDA, jadi sudah lama berinteraksi.

Bapak/Ibu yang saya hormati.

Ini kami lanjutkan untuk izinkan kami memaparkan kaitannya dengan Progress Capaian Tahun 2021 pada Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Nah ini seperti kita ketahui untuk kronologis anggaran DJBK, ini ada beberapa refocusing jadi refocusing 1 sampai 4. Namun di-refocusing 2 Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, tidak terdampak terhadap pemotongan itu. Ini yang pada perjalanannya dari awal DIPA awal 757,6 miliar, itu pada posisi saat ini Agustus, sekarang pagu yang dimiliki adalah kurang lebih 621,8 miliar. Tentu refocusing ini berdampak kepada beberapa output ya. Jadi output-nya di sini kalau Direktorat Jenderal Bina Konstruksi kebanyakan yang pertama adalah kegiatan belanja barang operasional lainnya yaitu pelatihan dan sertifikasi.

Kemudian yang kedua adalah dukungan manajemen dan secara progress keuangan, ini mungkin juga karena DIPA kita yang kecil sehingga progress- nya bisa baik gitu ya dan tidak ada belanja modal, sedikit belanja modalnya.

(18)

Jadi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi ini di atas rata-rata PUPR. Jadi progress capaiannya kurang lebih 59,54%.

Untuk progress fisiknya juga tidak jauh berbeda 59,91. Jadi ini kebanyakan belanja pegawai, belanja barang, dan belanja barang non operasional atau belanja barang lainnya.

Untuk progress yang telah dilakukan pada Direktorat Jenderal Bina Konstruksi ini, adalah bagaimana kita melakukan penyusunan NSPK yang kaitannya dengan izin usaha. Ini tentu sejalan dengan amanat Undang- Undang Cipta Kerja serta PP yang merupakan turunannya. Yaitu bagaimana kita sudah melakukan untuk pembuatan PP.05 kaitannya dengan perizinan berusaha berbasis resiko. Kemudian Permen PUPR Nomor 6 Tahun 2021 itu kaitannya dengan Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha yang Berbasis Resiko di Sektor PUPR.

Kemudian ada beberapa NSPK yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa. Ini sejalan dengan hasil kajian dari Komisi Pemberantasan Korupsi, jadi masuk dalam ren aksinya KPK, terkait dengan kode etik dan kode perilaku pegawai terkait dengan UKPBJ dan UPTBJ di Kementerian PUPR. Ini adalah respon dari kami untuk implementasinya.

Untuk material dan peralatan konstruksi, ini juga ada Permen PU Nomor 7 2021 kaitannya bagaimana kita mencatatkan semua sumber daya yang ada, ini nantinya akan diintegrasikan dalam sistem-sistem yang kita bangun, aplikasinya nanti saya jelaskan di belakang.

Untuk NSPK Penyelenggaraan Jasa Konstruksi juga ini PP.14 2001 itu adalah perubahan dari peraturan yang lama, termasuk juga kaitannya dengan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi dan Badan Usaha Jasa Konstruksi. Jadi ini beberapa Kepmen PUPR ya SE Menteri terkait dengan TKK dan BUJP.

Nah untuk NSPK konstruksi yang berkelanjutan, ini juga terkait dengan amanat Undang-Undang Cipta Kerja, maka perlunya ada pedoman di level implementasinya. Jadi di sini termasuk akan kegiatan kegagalan bangunan dan penilaian kegagalan bangunan. Ini ada Permen PUPR Nomor 08, kemudian pedoman tentang penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan, serta sistem manajemen keselamatan konstruksi dan juga Dewan Sengketa Konstruksi, ini adalah amanat dari Peraturan Pemerintah yang telah diterbitkan.

Kemudian produk pengaturan yang sedang disiapkan ini oleh rekan- rekan sudah dilakukan pembahasan dan ini kemarin juga kita melakukan FGD beberapa kegiatan ada 7. Jadi yang pertama kaitannya dengan evaluasi kewajaran harga, ini terutama untuk yang nantinya paket-paket yang ndlosor di bawah 80% itu perlunya ada suatu pedoman, sehingga untuk penyamaan persepsi dan cara menganalisanya atau mengevaluasinya itu sama, tidak ada perbedaan perlakuan. Nah ini sedang disusun juga, termasuk pekerjaan yang sifatnya repeat order atau pekerjaan yang berulang dan itu menjadi satu kesatuan. Nah ini perlu dilakukan nantinya produk-produk yang bisa mewadahi untuk kegiatan itu.

(19)

Yang ketiga adalah persiapan pemilihan, ini Pedoman Pelaksanaan Persiapan dan Penyusunan Dokumen Pemilihan. Seperti kita ketahui bahwa dokumen pemilihan ini harus standar, jadi harus sama, kalau memang itu sektornya di PUPR dan Sumber Daya Air, Bina Marga secara umum sama, hanya bedanya nanti ketika berbicara spesifikasi khusus, nanti itu yang berbeda, tapi harus itu template-nya sama.

Kemudian untuk rancang bangun, design and build, ini juga teman- teman banyak menghadapi permasalahan ketika pelaksanaan yang sifatnya mendadak penugasan, tetapi untuk payung di level tataran implementasi itu belum tersedia, ini juga sedang disiapkan.

Yang kelima adalah penunjukkan langsung terhadap konsultan dan pekerjaan yang merupakan satu kesatuan tanggung jawab. Jadi kalau itu pekerjaan lanjut dan itu merupakan satu kesatuan, ini sebaiknya memang konsultannya tidak berganti. Ini merupakan satu kesatuan nanti apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang bertanggung jawab itu sudah jelas.

Yang keenam adalah TPPBJ (Tim Peneliti Pengadaan Barang dan Jasa) APBN dan KPBU. Nah ini kalau yang APBN memang kami sudah melakukan, namun yang KPBU ini kan di Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur. Ini kami coba untuk diintegrasikan menjadi satu, sehingga tidak ada perbedaan, meskipun nanti aturan di atasnya mengacu kepada Peraturan Pemerintah yang berbeda, tapi namun itu harus menjadi satu kesatuan yang sifatnya general.

Kemudian untuk yang terakhir adalah Revisi Permen 28 Tahun 2016, ini terkait dengan AHSP bidang pekerjaan umum. Jadi Analisa Harga Satuan Pekerjaan, nanti koefisien ataupun juga standar dari biaya mata pembiayaan umum utama itu juga menjadi concern kita dan ini sedang dilakukan prosesnya.

Kemudian untuk pelaksanaan sosialisasi Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang dan PP Cipta Kerja, ini telah dilakukan beberapa tempat ya.

Yang pertama di April itu di Yogya, Jawa tengah dan Sultra, Mei di NTB dan Juni di Sulsel dan Sulut, ini yang next yang berikutnya itu kita jadwalkan September-Desember itu yang akan dilakukan sosialisasi nanti di Aceh, Sumatera Barat, Sumut, Sumsel, Riau dan seterusnya sampai Papua Barat.

Tentu ini nanti Bapak/Ibu kalau berkenan hadir bisa bersama-sama untuk melakukan sosialisasi.

Kemudian Bapak/Ibu yang saya hormati. Untuk capaian pembinaan tenaga kerja konstruksi, ini sebarannya berdasarkan 7 Balai Jasa Konstruksi Wilayah. Jadi berdasarkan lokus-lokus itu, selama ini yang melakukan pelatihan. Nah ini ke depan kami sudah meminta teman-teman kita jemput bola. Jadi kalau memang Bapak/Ibu nanti yang usulan dari Bapak/Ibu itu 100 orang yang akan dilatih, itu sudah siap misalnya di Kabupaten A, tempatnya apa, kita yang akan datang ke sana untuk menyelenggarakannya di lokus itu.

Jadi tidak dikumpulkan lagi misalnya, di Medan atau di Palembang, Jakarta

(20)

ataupun di Surabaya dan seterusnya sampai di Papua, jadi lebih mendekatkan kepada peserta.

Nah dari target 5.400, ini realisasinya baru 2.064 orang. Alasannya adalah karena kemarin PPKM sehingga PPKM level 4 tidak boleh mengadakan kegiatan yang berkumpul cukup banyak, serta pembatasan perjalanan dinas.

Untuk rekap pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja konstruksi 2021 berdasarkan wilayah usulan Anggota Komisi V DPR RI, ini kurang lebih seperti ini yang sudah dilaksanakan. Tentu untuk berikutnya nanti kami mohon masukan dari Bapak/Ibu, di mana yang ingin dilakukan dilaksanakan misalnya di kabupaten apa. Ini kita akan lakukan dan ini istilahnya mendekatkan pelatihan ke tempat peserta.

Lanjut, untuk capaian pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja konstruksi untuk realisasi di 2020 itu mencapai 84%, di mana ada TKK reguler dan TKK vokasi. Jadi untuk tenaga kerja konstruksi yang secara reguler yaitu yang terampil tadi, tukang batu, tukang bata, tukang besi, tukang plumbing, atau apa cat. Nah kalau yang vokasi ini adalah yang mempunyai keahlian misalnya dari SMK ataupun dari Politeknik ataupun Universitas.

Capaiannya yang dicapai adalah 84%, sementara di 2021 141%.

Mungkin pertanyaannya kenapa kok di 2021 bisa 141%? Ini karena ada refocusing, jadi sudah melampaui target yang ini DIPA. Dan dari total itu dari 2020 sampai 2021 itu sudah 179.375 orang dengan breakdown masing- masing reguler dan vokasi.

Untuk progress PBJ, Bapak/Ibu yang saya hormati bahwa total paket ini di Kementerian PUPR adalah 5.382 untuk konstruksi sendiri 2.600 sekian, jasa konsultasi juga kurang lebih 2.428, jasa lainnya dan barang 289. Kalau melihat dari capaian, ini antara Agustus 2020 dan Agustus 2021 ini ada kemajuan progress. Jadi dari tahun lalu itu 4.460, di tahun 2021 waktu yang sama adalah 484 dan ini kalau total PUPR sudah 90% yang dilelangkan. Jadi kami sedang menyiapkan untuk tender atau lelang dini seleksi di 2022 itu direncanakan dua kelompok. Jadi yang kelompok 1 itu 50% artinya yang mungkin paket-paket itu sudah tidak goyang lagi dari rekan-rekan ABCP dan inilah yang akan kita lelangkan di pertengahan Oktober ini. Jadi yang untuk tahap 1.

Yang untuk tahap kedua ini adalah yang masih istilahnya goyang- goyang dan ini perlu persiapan, baik itu perizinan PHLN atau multiyears contract-nya atau juga lahan. Nah ini diberi kesempatan lelang dini di minggu kedua bulan Desember, jadi kurang lebih itu yang rencananya, sisanya adalah di kelompok 3.

Bapak/Ibu yang saya hormati.

Untuk modernisasi pengadaan, nah ini yang saya sampaikan kepada Teman-teman P2JK ataupun Pokja bahwa kita harus segala sesuatunya itu

(21)

yang menyeleksi adalah suatu sistem, nah sistem ini yang harus dikembangkan supaya online atau inline terhadap data-data yang dimiliki di negara kita ini, termasuk mungkin pajak online dengan Dukcapil, LKPP, OSS yang baru diluncurkan oleh Bapak Presiden dan juga yang di Kemenkumham.

Sehingga tidak ada lagi nanti apa istilahnya kita tidak mengetahui, tidak tertelusur, apakah ini benar atau bodong ataupun memang ini dan itu juga nantinya dalam aplikasi yang sedang disusun oleh teman-teman. Baik Bu Sesditjen, Bapak-bapak Direktur ini bagaimana kita bisa pengalaman pekerjaan dari penyedia jasa itu ter-record dengan baik tenaga kerjanya, kemudian bagaimana untuk registrasinya, kemudian tenaga ahlinya, peralatannya. Ini bisa dalam satu sistem sehingga memudahkan ketika nanti proses pelelangan itu waktu bisa dipersingkat, tanpa harus klarifikasi satu- satu kepada instansi yang diperlukan.

Kemudian modernisasi pengadaan, ini juga saran dari kajian Komisi Pemberantasan Korupsi yaitu e-Catalog. E-Catalog ini sebetulnya ke depannya akan memudahkan, kita tidak perlu lelang lagi kalau sudah dilakukan seleksi penyedia jasa dan ada kontrak payungnya. Nanti akan tayang di dashboard LKPP, sehingga PPK ataupun Satker ketika perlu hanya tinggal menunjuk dan membuat kontrak sendiri. Jadi tidak perlu dilaporkan di SPSE lagi. Nah ini akan sangat memudahkan, tetapi ini perlu proses yang cukup lama kaitannya dengan membuat kontrak payung itu. Namun realisasinya sudah ada untuk SDA di tempatnya Pak Jarot itu yang sudah dalam dashboard LKPP itu adalah alat berat OP, Pak. Kemudian bahan banjiran, sprinkle, sementara di Cipta Karya di Air Minum IPA mobile dan di tempatnya Pak Hedy jembatan rangka baja. Ini telah dimanfaatkan dengan purchase total purchasing-nya 397 miliar. Nah sisanya yang 49 usulan ini sedang kita lakukan percepatan sesuai arahan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Bapak/Ibu yang saya hormati.

Ini kami juga menyampaikan, ini mungkin tayangan terakhir kaitannya dengan kronologis untuk 2022. Jadi Anggaran Awal itu 750,9 ini exercise ya Pagu Indikatif. Nah ini yang Pagu terakhir yang kami dapat dari RKA K/L dari surat Sekjen PUPR itu kurang lebih 600 miliar.

Nah apa saja yang menjadi pembelanjaan itu, kurang lebih dibagi yaitu Dukman, kemudian untuk program pendidikan dan pelatihan vokasi. Jadi kurang lebih itu. Kalau kita melihat dari struktur anggaran di Direktorat Jenderal Bina Konstruksi ini, paling besar itu adalah belanja barang non operasional. Jadi ini berupa dukungan manajemen, termasuk honor teman- teman Pokja dan juga dukungannya, belanja pegawai itu adalah yang fix, belanja modal ini variatif tergantung kebutuhan. Jadi hanya 6% kalau kami berbeda dengan di Bina Marga atau SDA belanja modal ini yang paling besar dan belanja barang operasional untuk perawatan kantor ataupun langganan daya dan jasa.

Lanjut, kemudian untuk target pembinaan tenaga kerja konstruksi, ini sama, ini rencananya 81.200 orang yaitu reguler 31.200, vokasional 50.000

(22)

orang dan ini ada breakdown-nya untuk pembinaan tenaga kerja konstruksi, yang tahun lalu hanya dialokasikan 100 untuk setiap Anggota Komisi V. Nah ini kami untuk 2022 sependapat dengan teman-teman, kita naikkan dua kali lipat jadi 200 per Anggota Komisi V. Jadi Bapak/Ibu nanti bisa mengusulkan untuk daerah Dapil-nya yang bisa mengikuti pelatihan di Balai Jasa Konstruksi Wilayah.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Mohon maaf kalau ada tutur kata yang kurang berkenan.

Wabillaahittaufik Walhidayah,

Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Terima kasih, Pak Dirjen Bina Konstruksi.

Selanjutnya kita langsung ke pedalaman. Ini sudah daftar ya kurang lebih 40 orang ya, tidak apa-apa.

Yang pertama Pak Soehartono dulu. Bersiap-siap Pak Bob.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW);

Interupsi Pak Ketua.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Silakan Pak.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW);

Pak Ketua, saya kira kita break dulu, biar kita Anggota dulu, jadi kita tidak lama-lama nanti sampai malam, percuma kita bicara semua ini, tidak ada di sini ini, biar kita bicara dulu, karena kita juga boleh sesuai dengan undang-undang kita juga boleh setelah kita, kita undang para Dirjen untuk kita bicara juga. Tidak harus di sini, di mana saja, karena ini masih di ruangan bukan di tempat keluar tetapi di dalam wilayah rapat kita. Jadi saya kira kita break dulu teman-teman saya usulkan bahwa kita break dulu, mohon teman- teman tanggapan.

(23)

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Baik, Pak Jhonni silakan. Jadi Pak Roberth ini kita harus dengar pendapat Pak ya, saya kalau mau break ini tidak bisa hanya karena pendapat Bapak terus kita break, saya harus dengarkan dulu pendapat forum ini.

F-PD (drh. JHONNI ALLEN MARBUN, M.M.):

Ya jadi begini.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Saya persilakan Pak Jhonni.

F-PD (drh. JHONNI ALLEN MARBUN, M.M.):

Memang teman-teman bisa berpendapat, tapi kita masuk dulu kepada substansi dan memang pertama terus terang saja ya Kementerian PU ini paling besar sebenarnya anggarannya di Sumber Daya Air dan Bina Marga, tetapi kita mohon maaf ini untuk ke depan ini secara RKA K/L-nya memang tidak tergambar Pak. Ini lebih pada peta mapping, sehingga teman-teman tidak bisa melihat.

Nah oleh karena itu menurut saya karena ini baru permulaan, kita masukkan, contoh nanti saya akan masukkan kepada itu soal konektivitas yang tertunda dimulai masukan itu. Nanti di dalam apa namanya rapat, ini kan baru tahap awal, anggaran kita untuk APBN kan baru penetapan pertama pasti ada perubahan nanti. Nah tentunya nanti di situ kami berharapkan untuk lebih detail dari pada masukan-masukan yang kami berikan tergambar tidak sesuai dengan apa namanya, kapasitas anggaran yang ada dan fungsi dari pada usulan itu kan juga harus dilihat betul, sehingga barangkali walaupun sebetulnya apa yang dikatakan teman itu boleh-boleh saja, tetapi ini kan mengingat kondisi waktu kita ya toh.

Nah kesempatan inilah kita untuk memberikan masukan atau apa yang kita usulkan dari Dapil kita, tapi nanti itu tergambar di dalam bentuk RKA K/L rincian kegiatan ini kan RKA K/L rincian kegiatan kementerian dan lembaga, ini masih apa highlight ini saya lihat ya. Termasuk juga realisasi Pak apa Pimpinan, kita harus tahu gambaran realisasi itu tidak hanya progress.

Progress itu adalah gambaran umum persentasi, tapi detail dari progress itu ya kapan kita tahu ya. Saya mohon maaf ya Departemen Perhubungan Darat waduh jelas banget itu Pak, oh 2020 sekian habis, 2021 sekian realisasi, 2022-nya oh ini sudah selesai connecting ini segala oh ditambah, ini kira-kira harapan kita begitu, karena rincian kegiatan kementerian atau lembaga.

Sehingga teman-teman tidak banyak bertanya oh sudah masuk, tidak masuk tambahkan, ya apabila masih memungkinkan penambahan dari sisi ketersediaan anggaran. Saya kira demikian Pimpinan.

(24)

Terima kasih.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Baik, masih ada yang lain? Pendapat yang lain Pak Hamka silakan Pak.

F-PG (Drs. HAMKA BACO KADY, M.S.):

Terima kasih, Pimpinan.

Kami bisa memahami apa yang disampaikan oleh Pak Roberth. Tadi juga saya sudah beberapa saat yang lalu juga saya sudah sampaikan kepada mitra kerja kita ya. Namun ini asal jangan ini yang baku ya ini kan prinsipnya Pak ya, kita bicara dengan, karena ada aturan main juga di kita. Kesimpulan kita nanti dengan Pimpinan tentu pasti Pimpinan menolak atau menerima setelah kita mendengarkan. Kalau menurut saya pendapat saya Pak Ketua ya. Kalau bahasanya Pak Dirjen SDA tadi mau diapakan terserah tidak tidak tidak diapa-apain Pak, InshaAllah, yang diapa-apain nanti tolak atau menerima itu saja, nggak ada, nggak ada hal yang perlu dipikirkan dengan terlalu jauh.

Jadi saya kira dilanjutkan saja kita mendengarkan, apabila nanti sesuai dengan keinginan kita tidak bisa terakomodir, ya tergantung rembukan dan hasil kesimpulan Pimpinan dan kita semuanya, saya kira demikian Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Baik, lanjut. Ini beberapa pendapat Pak Jhonni lanjut, ini lanjut.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW);

Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Sebentar Pak, saya harus mendengarkan pendapat yang lain dulu, karena arah Bapak saya sudah bisa baca Pak ya, kalau itu disetujui kita lakukan, tapi saya harus dengar pendapat yang lain, jadi dua pendapat tadi berbeda. Dari meja Pimpinan ada yang mau bicara?

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Pimpinan.

(25)

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Pak Dewo silakan.

F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Boleh saya bicara ya. Saya sangat bisa memahami apa yang dipikirkan dan diharapkan oleh Pak Roberth Rouw. Sebenarnya itu menjadi pemikiran saya dan menjadi pemikiran kita bersama Pak ya, tetapi dalam forum ini sudah direncanakan jauh sebelumnya dan merupakan bagian dari pada mekanisme yang harus kita jalankan. Slot waktu yang diberikan oleh Badan Anggaran kepada kami ini sangat terbatas, kalau tidak dilaksanakan secara baik, secara lancar, secara tuntas, pasti akan menghambat mekanisme yang sudah ditentukan, pasti tidak akan tercapai waktu yang diberikan oleh Badan Anggaran.

Kita lebih baik menjalankan mekanisme ini sesuai dengan komitmen dan amanah yang diberikan oleh Badan Anggaran oleh Pimpinan DPR RI kepada kami dan kami juga berharap apa yang menjadikan harapan Pak Roberth Rouw menjadikan harapan kita semua. Itu nantinya menjadi pemikiran dan mendapatkan suatu perhatian dari mitra kerja kita itu, tapi tidak harus apa yang menjadikan harapan kita itu mendapatkan jawaban secara cepat pada saat sekarang ini dengan harus menunda rapat. Kita dengarkan apa yang menjadikan pendalaman kawan-kawan semua dan kita dengarkan juga apa yang menjadi tanggapan oleh Pemerintah. Di situ nanti juga ada ruang bagi kita semua untuk bisa berdiskusi menyampaikan segala sesuatu.

Apalagi dari Dirjen Sumber Daya Air dengan rasa emosionalnya gitu karena semangatnya, karena kepatutannya sampai mengatakan kata-kata yang seperti itu, itu saya nilai merupakan suatu komitmen yang sangat tinggi.

Jadi lebih baik Pimpinan dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada Pak Roberth Rouw sebagai kawan kita, kita lanjutkan saja RDP pada kali ini ya. Saya mohon dengan hormat dengan kesabaran dan kesediaan karena ini merupakan bagian dari pada mekanisme yang harus kita jalankan.

Terima kasih, itu Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Baik. Masih ada yang lain? Dari meja Pimpinan ada yang mau bicara?

Cukup, sudah mewakili.

Nah jadi begini, Pak Roberth yang saya hormati, saya menghargai pendapat Bapak, tapi saya harus menghargai pendapat forum ruangan ini.

Teman-teman menginginkan proses rapat ini tetap jalan, sembari nanti usulan kita masukkan seperti yang tadi Pak Jarot sampaikan. Pak Jarot SDA sudah membuka seluas-luasnya kan begitu tadi Pak. Saya Pak kalau bicara soal apa yang ada di sini Dapil, Pak Roberth lihat ini Pak, saya ini dari Kalbar Pak,

(26)

dua Pimpinan di sini Pak sama-sama menandatangani APBN lihat di sini perbandingannya gitu loh. Nah sebentar dulu Pak sebentar, saya yakin yang lain pasti ngikut Pak Jarot gitu maksudnya.

Nah jadi usul saya karena kita ini juga dibatasi oleh waktu, seperti kata Pak Dewo tadi kenapa kemarin kita harus rapat malam, karena memang tidak ada slot waktu kita lagi. Tanggal 6 selesai tidak selesai Komisi ini harus membuat surat bahwa ke Badan Anggaran ya Pak Hamka ya. Opsi yang ada di kita di sini nanti tanggal 6 adalah menerima atau menolak. Silakan Fraksi mengambil sikap menerima atau menolak, itu adalah hak Fraksi menurut Undang-Undang, gunakan itu kalau dipandang perlu. Kalau nanti misalnya tetap tidak nyambung, tapi menghambat proses pembahasan ini kita ini terikat jadwal Pak dengan yang sudah disampaikan oleh Badan Anggaran lembaga kita ini.

Jadi saya sarankan nanti Pak Roberth dan kita semualah bukan hanya Pak Roberth, saya juga Pak bawa ini Pak catatan, sudah siap, kita serahkan ini semua ya nanti tambahan-tambahan. Sebentar, jadi kembali ke laptop, laptop. Jadi saya mohon pada kita semua supaya nanti tenggat waktu ini bisa Komisi V penuhi, biarlah rapat ini tetap berjalan. Nanti kurang tambahnya di mana nanti silakan kita menyampaikan, baik secara lisan maupun secara tertulis ya. Karena setelah kita Raker nanti tanggal 6, kita masih punya kesempatan selama satu minggu Pak untuk melakukan perbaikan-perbaikan manakala ada tambahan ada perubahan. Tapi manakala tidak ada tambahan dan perubahan, maka nanti kita akan tutup bahwa Komisi V tidak ada perubahan. Tapi saya berharap satu minggu ke depan setelah tanggal 6 itu adalah waktu untuk kita gunakan mensinkronisasikan seluruh program usulan pendapat dan masukan yang selalu kita buat di kesimpulan rapat setiap kali kita rapat di sini dan saya mohon dengan hormat juga kepada para Dirjen, mari kita gunakan forum ini untuk saling mendengar, saling mengisi, kita tidak saling ngotot dengan posisi kita masing-masing.

Manakala memungkinkan program dan usulan teman-teman ini untuk disampaikan, dengan rendah hati dari meja Pimpinan juga mohon Pak ya dibukakan ruang tempat untuk kiranya seluruh program sebagian program atau seberapalah program yang bisa diakomodir oleh teman-teman di kementerian.

Setuju ya? Setuju ya tetap kita lanjut ya?

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW);

Pimpinan, Pimpinan. Saya mendukung.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Oke, saya ketok dulu ini.

(RAPAT: SETUJU)

(27)

Ya, silakan Pak Roberth.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW);

Ya Pimpinan, saya artinya begini Pimpinan, saya ingin sampaikan bahwa supaya mitra juga tahu bahwa ada Undang-Undangnya, kami ini bukan bukan minta bukan mau minta apa, tapi Undang-Undang yang dibebankan kepada kami ini. Jadi setiap kali mereka buat ini, bahwa ada sekarang saya mau tanya di mana kita bisa masuk? Mereka sudah isi semuanya, dana sudah ada ini, sudah diplotkan semuanya, kami masuk di mana itu? Itu yang harus juga disiapkan sesuai Undang-Undang.

Jadi kalau membuat yang namanya RKA ini, baca juga Undang- Undang mitranya, ada ketentuannya di situ yang Pak Hamka bacakan kemarin itu, mungkin Pak Hamka nanti bisa baca lagi kasih ke mitra ini ya supaya tahu ada itu Undang-Undangnya. Nah itu disiapkan dong. Itu yang saya inginkan, kalau itu sudah ada, kita tidak berbusa-busa seperti ini Pak.

Kita tidak mempanjangkan waktu ini kita bicara percuma ini bicara-bicara- bicara-bicara percuma. Marah-marah segala macam, tutup telinga mereka tidak tahu bahwa ini ada Undang-Undang, kita menyalahi Undang-Undang Pak, itu saja. Itu yang ingin saya sampaikan.

Silakan kita jalan, tetapi harus juga ada beban Undang-Undang yang Ketua juga punya itu, Ketua juga tanggung jawab terhadap Undang-Undang itu.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT (LASARUS, S.Sos. M.Si./KETUA KOMISI V DPR RI F- PDIP):

Baik, terima kasih Pak, saya rasa kita satu ruangan ini memahami apa yang Pak Roberth sampaikan ya, karena berangkat dari Undang-Undang itulah kita rapat pada hari ini Pak ya.

Jadi saya rasa silakan sekarang pembicara pertama untuk mempersingkat waktu Pak Soehartono saya persilakan. Bersiap-siap Bob Andika.

F-P.NASDEM (Drs. SOEHARTONO):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Dalam rangka melaksanakan Undang-Undang, saya langsung saja Pak to the point. Tidak perlu saya uraikan Undang-Undang MD3 ya, tapi saya langsung saja mengusulkan, terutama dari Bapak Dirjen Bina Marga. Di Dapil saya itu ada jalan, 4 jalan Basuki Rahmat, Thamrin CS gitu, yang kira-kira 10 tahun yang lalu diambil alih oleh Negara. Yang dulu jalannya kota diambil alih oleh Negara, sehingga praktis semenjak itu tidak ada peningkatan jalan

(28)

tersebut. Bahkan tahun kedua pengambilalihan itu rusak berat karena Pacitan membangun PLN gitu ya, tapi juga direhab saja sampai sekarang kondisi 4 jalan itu menurut saya kurang pas. Menurut pendapat saya dan jalan ini di depan rumah saya kebetulan dan jalan ini juga, ketika saya menjadi kontraktor saya tahu persis 4 jalan ini apa badan jalannya bagus Pak, kuat.

Oleh karena itu singkat saja saya di anggaran Bapak ini juga tahu preservasi jalan, preservasi jalan ada, ini kan apa ya, slot besar ya toh.

Mungkin yang saya usulkan itu sudah di dalam ini Pak, makanya saya juga pikiran saya juga hampir seperti Pak Roberth, loh ini ini jalan yang saya usulkan kok tidak masuk gitu ya, tapi karena saya orang konstruksi, saya mengerti oh ini preservasi jalan kan ada, oh berarti slotnya di sini.

Nah oleh karena itu Pak Dirjen, ini jangan sampai tidak dianggarkan tahun ini, ini juga ada surat dari walikota dan sebagainya tapi hal itu tidak penting, saya lebih percaya Pak Dirjen dan kondisinya juga seperti itu, tadi Balai dan sebagainya sudah menghubungi saya, ya terima kasih kalau ada perhatian.

Kemudian untuk Pak Dirjen Pengairan, SDA ya. Untuk SDA ini saya terima kasih sudah dianggarkan namanya Kali Jeroan. Kali Jeroan itu dulu menjadi terkenal di seluruh negeri karena tol kebanjiran gara-gara Kali Jeroan itu 2 tahun yang lalu Pak ya. Nah cuma Kali Jeroan ini kira-kira rampungnya proyek itu ya 400 miliar gitu kan. Saya tidak yakin tahun ini bisa selesai dan seandainya tidak selesai, saya juga memahami betul karena refocusing- refocusing itu para Dirjen semuanya ini pasti pusing, karena apa, apa yang dipikirkan pasti tidak tepat gitu ya, jadi itu Pak.

Kemudian untuk SDA ya Kali Jeroan ini dimaksimalkan. Saat ini sedang dikerjakan volumenta sudah apa 80% Pak, saya yakin itu selesai karena itu juga seperti di depan rumah saya dan lokasi proyeknya di exit tol dekat sekali itu dengan exit tol. Itu yang pertama.

Yang ke dua, saya ingin mengusulkan agar P3TGAI itu alokasinya ditambah Pak, betapa pentingnya P3TGAI itu karena ini benar-benar proyek padat karya ini, padat karya. Apalagi di daerah saya Pak, di daerah saya itu bekas apa proyek besar yang namanya Rosida. Rosida itu dulu banyak sekali mengerjakan proyek seluruh eks-...(rekaman suara kurang jelas) itu dikerjakan Rosida semua. Cuma tersiernya itu dulu dari ranah. Nah itulah sasaran P3TGAI. Jadi saya pikir di daerah saya di Dapil saya untuk area P3TGAI itu masih sangat luas dan apa yang terjadi setelah P3TGAI itu diproyekan Pak, ini petani senangnya luar biasa.

Di daerah saya di Madiun ini sumbernya itu dangkal ya. Sebenarnya kalau tidak ada P3TGAI orang sana juga bisa tetap panen tiga kali, karena ngebor, tapi dengan adanya P3TGAI ini Pak, ini saluran sepanjang 3 kilo itu jalannya air tidak sampai 10 menit sudah sampai ke ujungnya apa sawah, nah itulah kegembiraan petani dengan adanya P3TGAI.

(29)

Terus yang ke tiga Pak, saya ingin nambah lagi itu yang namanya waduk di Madiun Dawuhan itu, itu pembangunannya zaman Belanda sampai sekarang itu kalaupun toh ada pemeliharaan itu hanya sedikit-sedikit Pak itu, tolong itu ditinjau kembali. Karena apa, karena fungsi Waduk Dawuhan ini besar dan bagus. Artinya bagus menurut pendapat saya itu dapat menampung air sebanyak-banyaknya karena di atasnya ada sumber. Yang pernah saya usulkan kepada Pak Menteri, namanya Sermo Waduk Sermo ya.

Saya kira itu untuk SDA.

Kemudian untuk Bina Konstruksi, Pak. Ini semenjak Bina Konstruksi itu ada, itu kesan masyarakat itu masih lebih baik saat dipegang oleh satuan kerja. Misalnya di saat dipegang Bina Konstruksi ini, ini ada kontraktor yang blacklist dimenangkan dan sebagainya dan sebagainya. Oleh karena itu Bina Konstruksi ini harus koordinasi dengan para Dirjen yang terkait, sehingga lucu jadinya kalau di salah satu instansi itu di-blacklist tapi dimenangkan gitu.

Kemudian polemik tentang harga rendah. Kemudian ujung-ujungnya pada kualitas proyek yang rendah juga. Ini menurut pendapat saya, Bina Konstruksi ini harus lebih berani mengacu kepada Undang-Undang Bina Konstruksi tentang persyaratan, persyaratan tender misalnya. Di situ ada Pak secara teknik bisa dijabarkan saya tidak tahu tekniknya, misalnya hotmix misalnya rigid. Kalau rigid itu proyeknya apa jarak pabrik rigid dengan proyek itu lebih dari 70 kilo ya tidak mungkin. Nah begitu-begitu itu tidak ada Pak.

Hotmix juga sama tidak ada pembatasan agar kualitas di dalam proyek tersebut bisa teruji. Coba misalnya, misalnya saja Pak dan itu terjadi di daerah saya, proyeknya di Madiun hotmix-nya dari Surabaya. Padahal di Madiun banyak sekali hotmix, banyak sekali...(suara kurang jelas) ya begitu- begitu itu.

Kemudian juga ini Pak, perlu diambil satu solusi, ini bukan keluhan dari Jawa Timur, tapi saya mendengar keluhan dari Kalbar, dari Ketua. Ketika ada proyek tender di situ yang menang itu orang Jakarta. Orang setempat itu tidak menang gitu. Karena apa, karena di dalam tender tidak ada persyaratan tentang alat. Nah lucunya ketika proyek dimenangkan oleh orang Jakarta, yang mengerjakan tetap orang Kalbar yang punya alat itu yang saat tender kalah. Ya itu terjadi di tempat saya juga begitu, cuma ini contoh...( suara kurang jelas) ya jangan contohnya di tempat saya gitu. Karena apa Pak?

Saya tahu persis kok ini tentang tender itu saya tahu persis gitu ya, karena saya mantan kontraktor, jadi ya seperti begitu Pak.

Terus kemudian yang terakhir Pak untuk Bina Konstruksi ini jadwal tender itu harus disiplin Pak. Saya selama ini pertenderan yang tidak disiplin itu semenjak dipegang oleh Bina Konstruksi. Jadwalnya tidak jelas. Adendum, adendum, adendum, wah kadang-kadang adendumnya tidak masuk akal.

Nah tolong yang lalu biarlah berlalu, tapi yang akan datang ini tolong diperhatikan Pak.

Dan yang terakhir Pak, Bapak mestinya harus mengacu kepada Undang-Undang Jasa Konstruksi tentang persyaratan tender terutama yang menyangkut peralatan Pak. Ini penting dan kalau Bapak mensyaratkan

Referensi

Dokumen terkait

Konsep Dasar Perancangan Pelatihan Beladiri Jepang di Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada tahap ini data atlet yang sudah didapat saat tes diproses kedalam tahap fuzzifikasi untuk didapatkan nilai derajat keanggotaannya pada setiap kriterianya

Berdasarkan hal tersebut, hasil kajian dengan tiga sudut pandang analisis (relasi gender, posisi, dan konten) yang memiliki afirmasi yang lebih tinggi untuk nilai

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati tentang Pedoman Umum

Keuangan penulis juga semakin menipis dengan adanya kuliah daring ini penulis terus-terusan membeli kuota yang biasanya satu kali dalam sebulan kini menjadi tiga kali

Dari mana aku akan mendapat uang untuk beli tiket pesawat ke Jakarta yang harganya tidak murah.. Jika naik bis, harus berangkat sore ini dan belum tentu sampai

Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana kedudukan Bank Indonesia dalam Hukum Perbankan di Indonesia, bagaimana keberadaan Otoritas Jasa Keuangan sebagai

Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan Sasaran 1 Meningkatnya kualitas pelayanan publik Sasaran 2 Meningkatnya kualitas kinerja birokrasi yang bersih dan akuntabel Sasaran