• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SIMNATEKS SIMPOSIUM NASIONAL TEKNIK SIPIL KE-2. Aplikasi Teknologi pada Infrastruktur dan Mitigasi dalam Pembangunan Berkelanjutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROSIDING SIMNATEKS SIMPOSIUM NASIONAL TEKNIK SIPIL KE-2. Aplikasi Teknologi pada Infrastruktur dan Mitigasi dalam Pembangunan Berkelanjutan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING

SIMPOSIUM NASIONAL TEKNIK SIPIL KE-2

SIMNATEKS

Aplikasi Teknologi pada Infrastruktur dan Mitigasi dalam Pembangunan Berkelanjutan

Banda Aceh, 25 November 2020

ISBN: 978-623-95727-0-9

(2)

i

COVER DALAM

PROSIDING

SIMPOSIUM NASIONAL TEKNIK SIPIL KE-2

SIMNATEKS

Aplikasi Teknologi pada Infrastruktur dan Mitigasi dalam Pembangunan Berkelanjutan

Banda Aceh, 25 November 2020

Editor:

Dr. Benazir, S.T., M.Eng.

Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, S.T., M.T., Ph.D.

Prof. Dr. Ir. Krishna Suryanto Pribadi Dr.Eng. Muhammad Isran Ramli, S.T., M.T.

Ahmad Muhajir, S.T., M.Eng.Sc.

Cover dan tata letak:

Shofiyyah Putri Anjani

Diterbitkan oleh:

JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SYIAH KUALA Jl. Syeh Abdurrauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh, 23111 Indonesia.

Phone: (0651) 7552222

Email: [email protected]

ISBN: 978-623-95727-0-9

(3)

vi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA PERMUKIMAN KUMUH

DI KOTA BANDA ACEH

Teuku Kudratul Amal Husfa, Sugiarto, M. Isya ... 296 PENILAIAN DAN PENATAAN ASET IRIGASI D.I. TEUREBEH KECAMATAN

JANTHO KABUPATEN ACEH BESAR

Beryl Choliq Ar-rahman, Azmeri, Cut Dwi Refika ... 304 Makalah Tema: Material ... 311

PENGARUH PENGGUNAAN FIBERGLASS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON NORMAL

Mohamad Zaki Musyaffa, Budi Kudwadi, Ben Novarro Batubara, Istiqomah .. 312 Makalah Tema: Mitigasi Kebencanaan ... 318

PENGARUH SOSIALISASI MITIGASI BENCANA LONGSOR DAN STABILISASI LERENG MENGGUNAKAN METODE TERASERING (STUDI KASUS DI

KABUPATEN WONOGIRI)

Brilian Budi Prakosa, Niken Silmi Surjandari, Noegroho Djarwanti, Siti

Nurlita Fitri, Agus P. Saido ... 319

(4)

2

DEWAN PENASEHAT

Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. Rektor Universitas Syiah Kuala

Prof. Dr. Ir. Marwan Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Syiah Kuala

Dr. Ir. Agussabti, M.Si. Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Universitas Syiah Kuala

Dr. Ir. Alfiansyah B.C. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Syiah Kuala

Dr. Hizir Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat

Dr. Ir. Taufiq Saidi, M.Eng. Dekan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

KOMITE PELAKSANA

Penanggung Jawab

Dr. Renni Anggraini., S.T., M.Eng.

Dr. Yusria Darma, S.T., M.Eng.Sc.

Ketua Pelaksana

Dr. Cut Dwi Refika, S.T., M.Eng.

Sekretaris

Purwandi Hasibuan, S.T., M.Eng.

Bendahara

Dr. Halida Yunita, S.T., M.T.

Editorial Board

Dr. Benazir, S.T., M.Eng.

Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, S.T., M.T., Ph.D.

Prof. Dr. Ir. Krishna Suryanto Pribadi Dr.Eng. Muhammad Isran Ramli, S.T., M.T.

Ahmad Muhajir, S.T., M.Eng.Sc.

Kesekretariatan

Dr. Eng. Sugiarto, S.T., M.Eng.

Juliana Fisaini, S.T., M.T.

Publikasi dan Dokumentasi Ahmad Muhajir, S.T., M.Eng.Sc.

Acara

Purwandi Hasibuan, S.T., M.Eng.

Alfi Salmannur, S.T., M.T.

Mubarin, S.H.

(5)

3

SCIENTIFIC COMMITTEE

Editor

Dr. Benazir, S.T., M.Eng. (Universitas Syiah Kuala)

Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, S.T., M.T., Ph.D. (Universitas Gadjah Mada) Prof. Dr. Ir. Krishna Suryanto Pribadi (Institut Teknologi Bandung) Dr.Eng. Muhammad Isran Ramli, S.T., M.T. (Universitas Hasanuddin) Ahmad Muhajir, S.T., M.Eng.Sc. (Universitas Syiah Kuala)

Steering Committee

Dr. Ir. Taufiq Saidi, M.Eng. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Renni Angraini, S.T., M.Eng. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Yusria Darma, S.T., M.Eng.Sc. (Universitas Syiah Kuala) Prof. Dr. Ir. Munirwansyah, M.Sc. (Universitas Syiah Kuala) Ir. Dedi Apriadi, M.T., Ph.D. (Institut Teknologi Bandung) Dr. Gusfan Halik, S.T., M.T. (Universitas Jember)

Ir. Mawardi (Dinas Pengairan Provinsi Aceh)

Prof. Dr. Ir. Sofyan M. Saleh, M.Sc.Eng. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Yulia Hayati, S.T., M.Sc. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Munira Sungkar, S.T., M.T. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Yunita Idris, S.T., M.Eng.Structure (Universitas Syiah Kuala) Dr. Anita Rauzana, S.T., M.T. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Eng. Syamsidik, S.T., M.Sc. (Universitas Syiah Kuala)

Dr. Kuswandi, S.T., M.T. (Institut Teknologi Medan)

Reviewer

Dr. Yusria Darma, S.T., M.Eng.Sc. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Eng. Sugiarto, S.T., M.Eng. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Ir. Muttaqin Hasan, M.T. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Halida Yunita, S.T., M.T. (Universitas Syiah Kuala) Dr. David S.V.L Bangguna, S.T., M.T. (Universitas Sintuwu Maroso) Dr. Hasdinar Umar, S.T., M.T. (Universitas Hasanuddin) Dr. Cut Dwi Refika, S.T., M.Eng. (Universitas Syiah Kuala) Dr. Fatmawati Amir, S.T., M.Eng. (Universitas Tadulako)

Dr. Abadi Dwi Saputra, S.SiT., M.Sc. (Kementerian Perhubungan RI) Dr. Edward Ngii, S.T., M.T. (Universitas Halu Oleo)

Nora Abdullah, S.T., M.Eng.Sc. (Universitas Syiah Kuala)

Nurisra, S.T., M.T. (Universitas Syiah Kuala)

(6)

304

Paper ID 044

PENILAIAN DAN PENATAAN ASET IRIGASI D.I. TEUREBEH KECAMATAN JANTHO KABUPATEN ACEH BESAR

Beryl Choliq Ar-rahman1,*, Azmeri2, dan Cut Dwi Refika2

1Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

2Jurusan Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

*Email: [email protected] ABSTRAK

Daerah Irigasi (D.I) Teurebeh merupakan salah satu daerah irigasi potensial di Desa Teureubeh Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar, memiliki sistem irigasi teknis yang melayani area pertanian seluas 750 Ha. Melihat cakupan area pertanian yang dilayani cukup luas maka perlu adanya suatu pengelolaan irigasi yang baik guna mencapai tingkat pelayanan yang optimum. Indeks Pertanaman (IP) di D.I. Teurebeh yaitu 150% di mana ini menunjukan pada 1 tahun mengalami 2 kali masa tanam dengan luasan yang berbeda. Sejak awal pembangunan sampai sekarang ini D.I.

Teurebeh terus mengalami penyusutan luasan hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya alih fungsi lahan dan penyusutan debit air, baik karena patahan maupun bocoran pada saluran, sehingga air yang sampai ke sawah terus berkurang ditambah lagi adanya sadap liar dan lainnya.

Lokasi penelitian ini terletak di D.I. Teurebeh Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kinerja sistem irigasi, upaya penanganan serta prioritas penangan pada D.I. Teurebeh. Metode penelitian berupa Observasi langsung/pengamatan lapangan serta wawancara untuk mendapatkan nilai indeks penilaian kinerja. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut, Prasarana Fisik 28,81%, Produktivitas Tanam 12,85%, Sarana Penunjang 1,68%, Organisasi Personalia 9,75%, Dokumentasi 0,70% dan P3A 5,38%. Selanjutnya hasil nilai kondisi Kinerja Sistem Irigasi Teurebeh dari 6 aspek penilaian diperoleh nilai 59,16% dari maksimal 100% hal ini jika mengacu pada Permen PUPR No.12/PRT/M/2015, maka dikatagorikan “Kinerja Kurang dan Perlu Perhatian”.

Kata kunci: Daerah Irigasi, Irigasi Teurebeh, inventaris aset.

1. PENDAHULUAN Latar belakang

Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20, 2006).

Irigasi secara umum didefinisikan sebagai penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanam-tanaman (Hansen,1992).

D.I. Teurebeh sendiri merupakan salah satu daerah irigasi potensial di Desa Teureubeh Kecamatan Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar, sebagaimana dimaksud pada Permen No. 14 /PRT/M/2015, D.I. yang luasnya lebih dari 3000 ha merupakan kewenangan pusat, D.I. yang luasnya 1000 ha - 3000 ha merupakan kewenangan provinsi dan D.I. yang luasnya kurang dari 1000 ha merupakan kewenangan kabupaten/kota. Dengan luasan 750 Ha D.I. Teurebeh cukup besar menjadi salah satu sumber atau penyangga di sektor pertanian lebih tepatnya untuk kawasan Kota Jantho dan sekitarnya.

Dari awal pembangunan sampai sekarang ini D.I. Teurebeh terus mengalami penyusutan luasan hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor diantaranya alih fungsi lahan dan penyusutan debit air baik karena patahan maupun bocoran pada saluran, sehingga air yang sampai ke sawah terus berkurang

(7)

305

ditambah lagi adanya sadap liar dan lainnya. (Dinas PUPR Aceh Besar, 2019). Salah satu kinerja jaringan irigasi dapat dilihat dari konsistensi nilai efisiensi jaringan irigasi. Kondisi aset irigasi yang buruk akan menyebabkan penurunan efisiensi pada jaringan irigasi. Meskipun jumlah air tersedia cukup, namun bila konsistensi efisiensi distribusi air tidak terjaga, maka dapat menyebabkan air tidak dapat mencukupi seluruh areal yang direncanakan. Hal ini akan mengancam ketersediaan air untuk irigasi (Rizalihadi, 2014).

Awal perencanaan indeks pertanaman (IP) D.I. Teurebeh 200, tetapi dari data pertanian luas lahan yang ditanami padi menggunakan irigasi tahun 2018 seluas ± 550 Ha sedangkan pada tahun 2017 luas lahan yang mampu ditanami padi ± 790 Ha. Pengurangan luasan ± 240 Ha ini jelas cukup besar dan signifikan (Dinas Pertanian Aceh Besar, 2019).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi, pasal 2 ayat 2, bahwa pengelola irigasi harus mampu melaksanakan pengelolaan aset irigasi secara efektif dan efisien serta berkelanjutan. Oleh karena itu, maka perlu peningkatan efisiensi irigasi yang optimal untuk menjamin ketersediaan air selama umur pelayanan aset irigasi. Inventarisasi merupakan langkah awal dalam rangka Pengelolaan Aset Irigasi (PAI), sebagaimana tercantum dalam Pasal 65 Peraturan Pemintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi.

2. METODOLOGI Lokasi penelitian

Daerah Irigasi Teurebeh terletak di Kec. Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh yang berjarak ± 5 Km dari Kota Jantho yang dapat di tempuh melalui jalur darat. Untuk sampai ke lokasi penelitian dapat di tempuh menggunakan kendaraan roda dua selama ± 15 menit dari Kota Jantho dan ± 1 jam dari Kota Banda Aceh.

Gambar 1. Indikator kuantitatif kondisi

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi/penelusuran langsung ke daerah irigasi tersebut disini peneliti melakukan pengukuran kondisi fisik dan fungsi pada saat musim tanam gadu yaitu berkisar dari bulan mei sampai juli. Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini meliputi data primer dan dan sekunder.

Prosedur pengelolaan aset irigasi

a. Efisiensi di Saluran Pembawa (Conveyance Efficiency)

(8)

306

Menurut Bos (1990) saluran pembawa (conveyance) yaitu perjalanan air dari sumbernya dibawa melalui saluran primer, saluran sekunder sampai bangunan sadap tersier (tertiary offtake). Efisiensi di saluran pembawa (conveyance efficiency) dinyatakan dengan:

𝐸𝑐 =

𝑉𝑑+𝑉2

𝑉𝑐+𝑉1

𝑋 100%

(1) Ec = efisiensi di saluran pembawa, Vc = volume air yang diberikan dari sumbernya, Vd = volume air yang keluar dari saluran pembawa, V2 = tambahan volume air non irigasi dari saluran pembawa, V1= tambahan volume air dari sumber lain

b. Efisiensi di Saluran Tersier (Distribution Efficiency)

Menurut Bos (1990) saluran tersier (distribution) yaitu perjalanan air dari pintu sadap tersier dibawa melalui saluran tersier dan saluran kwarter sampai ke box tersier atau box kuarter (field inlet).

Efisiensi di saluran tersier (distribution efficiency) dinyatakan dengan:

𝐸𝑑 =

𝐸𝑓+𝑉3

𝑉𝑑

𝑋 100%

(2) Ed = efisiensi di saluran tersier, Ef = volume air yang sampai ke sawah, V3 = tambahan volume air non irigasi dari saluran tersier, Vd = volume air yang keluar dari saluran pembawa.

c. Efisiensi Sistem Irigasi (Irrigation System Efficiency)

Menurut Bos (1990) efisiensi sistem irigasi (irrigation system efficiency) merupakan kombinasi dari efisiensi di saluran pembawa (conveyance efficiency) dan efisiensi di saluran tersier (distribution efficiency). Efisiensi sistem irigasi (Es) dinyatakan dengan:

𝐸𝑠 =

𝑉𝑓+𝑉2+𝑉3

𝑉𝑐+𝑉1

𝑋 100%

(3)

𝐸𝑐 = 𝐸𝑐 + 𝐸𝑑

(4) Vf = volume air yang sampai ke sawah, V1 = tambahan volume air dari sumber lain, V2= tambahan volume air non irigasi dari saluran pembawa, V3 = tambahan volume air non irigasi dari saluran tersier, Es = efisiensi sistem irigasi (Irrigation System Efficiency), Ec = efisiensi di saluran pembawa (Conveyance Efficiency), Ed = efisiensi di saluran tersier (Distribution Efficiency).

Kriteria kondisi dan fungsi aset

Sebagai indikator dapat digunakan angka kuantitatif (%) untuk menentukan tingkat kerusakan masuk katagori mana kondisi suatu aset ini dapat dilihat seperti Tabel 1.

Tabel 1. Indikator kuantitatif kondisi Tingkat Kerusakan Katagori Kondisi

0 % - 20 % Baik

20 % - 40 % Rusak Ringan

40 % - 80 % Rusak Berat

80 % - 100 % Rusak Total

Sumber: Modul Pelatihan Inventarisasi Aset Tahun 2008

Tabel 2. Indikator deskripsi kondisi bangunan sipil dan lining No. Kondisi Kerusakan (salah satu atau semuanya)

1. Baik Retak rambut

2. Rusak Ringan Retak lebar, tergerus, terkelupas, dan lapuk 3. Rusak Berat

Terlihat besi penulangan, berongga, melendut atau melengkung, bergeser dari tempat semestinya, miring dari seharusnya tegak, sebagian bangunan turun elevasinya, dan terjadi aliran air di bawah pondasi

4. Rusak Total Seluruh bangunan turun elevasinya dan bangunan roboh

(9)

307

Tabel 3. Indikator deskripsi kondisi pintu

No. Kondisi Kerusakan (salah satu atau semuanya)

1. Baik Karatan ringan

2. Rusak Ringan Mur dan baut hilang 3. Rusak Berat

Berlubang dan bocor, karatan berat, batang pengangkat patah, hilang roda / stang pegangan, hilang gigi-gigi pengangkat, mesi pengangkat rusak, dan mesin pengangkat terbakar

4. Rusak Total Pintu hancur

Sumber: Modul Pelatihan Inventarisasi Aset Tahun 2008

Tabel 4. Indikator deskripsi kondisi tanggul saluran No. Kondisi Kerusakan (salah satu atau semuanya)

1. Baik Rembes

2. Rusak Ringan Bocor kecil, bocor besar, tergerus dasar dan talud, dan rusak akibat ulah manusia/hewan

3. Rusak Berat Longsor kearah dalam, longsor kearah luar, dan muka tanggul turun 4. Rusak Total Tanggul jebol

Sumber: Modul Pelatihan Inventarisasi Aset Tahun 2008

Tabel 5. Indikator fungsi aset Tingkat Kerusakan Katagori Kondisi

0 % - 20 % Baik

20 % - 40 % Kurang

40 % - 80 % Buruk

80 % - 100 % Tidak Berfungsi

Sumber: Modul Pelatihan Inventarisasi Aset Tahun 2008

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan efisiansi pada saluran primer bewarna oren dan sekunder bewarna putih, perhitungan efisiensi dilakukan dengan membandingkan debit pada akhir saluran dengan debit pada awal saluran sehingga diketahui berapa kehilangan debit pada saluran seperti pada Persamaan 1.

Perhitungan realisasi luas tanam adalah perbandingan luas baku dan luas realisasi tanam.

Berdasarkan skema irigasi Teurebeh adalah 750 Ha sedangkan berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada MT I seluas 750 Ha dan MT II seluas 375 Ha, jadi total luas tanam yaitu 1.125 Ha.

Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung:

Indeks Pertanaman (IP)

𝐼𝑃 = (𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚)

(𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑘𝑢) 𝑥 100% = 1.125

750 𝑥 100% = 150%

Persentase Luas Tanam

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚 = (𝐼𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎)

(𝐼𝑃 𝑀𝑎𝑘𝑠) 𝑥 100% = 150

200 𝑥 100% = 75%

Hasil perhitungan penilaian kinerja Daerah Irigasi Teurebeh meliputi 6 indikator yaitu prasarana fisik, produktifitas tanam, sarana penunjang, organisasi personalia, dokumentasi dan kondisi P3A yang memiliki nilai total 59,16%. Nilai tersebut apa bila ditinjau berdasarkan permen No.12/PRT/M/2015, “KINERJA D.I. TEUREBEH ADALAH KURANG DAN PERLU PERHATIAN”.

(10)

308

Tabel 6. Perhitungan efisiensi saluran pembawa

Tabel 7. Rekap penilaian kinerja Irigasi Teurebeh

URAIAN Yang Ada

%

Maks

%

Min

%

Optimum

%

Prasarana Fisik 28,81 45,00 25 35

Produktifitas Tanam 12,85 15,00 10 12,5

Sarana Penunjang 1,68 10,00 5 7,5

Organisasi Personalia 9,75 15,00 7,5 10

Dokumentasi 0,70 5,00 2,5 5

P3A 5,38 10,00 5 7,5

TOTAL 59,16 100 55 77,5

Gambar 2. Grafik penilaian kinerja D.I Teurebeh

No Nama H(m) B(m) B1(m) A1(m2) V1(m/s) Q1(m3/s) H(m) B(m) B1(m) A2(m2) V2(m/s) Q2(m3/s) EFF Rerata

SUNGAI 0,50 16,00 25,00 10,25 0,45 4,61

1 BDT.0 - 0,33 1,80 2,40 0,69 1,07 0,74 0,25 1,50 1,80 0,41 0,76 0,31 0,42

2 BDT.1 -

BDT.2 0,32 1,20 1,45 0,42 0,54 0,23 0,29 0,80 1,00 0,26 0,72 0,19 0,82

3 BDT.2 -

BDT.3 0,29 0,80 1,00 0,26 0,67 0,17 0,26 0,80 1,00 0,23 0,63 0,15 0,84

4 BDT.3 -

BDT.4 0,25 0,60 0,80 0,18 0,60 0,11 0,22 0,60 0,80 0,15 0,55 0,08 0,81

5 BDT.4 -

BDT.5 0,22 0,60 0,80 0,15 0,55 0,08 0,20 0,60 0,80 0,14 0,50 0,07 0,83

6 BDT.5 -

BDT.6 0,25 0,50 0,50 0,13 0,53 0,07 0,23 0,50 0,50 0,12 0,54 0,06 0,94

7 BDT.6 -

BDT.7 0,23 0,50 0,50 0,12 0,53 0,06 0,20 0,50 0,50 0,10 0,51 0,05 0,84

8 BDT.7 -

BDT.8 0,20 0,50 0,50 0,10 0,50 0,05 0,17 0,50 0,50 0,09 0,40 0,03 0,68

0,70

0,82

(11)

309

Gambar 3. Peta skema bangunan irigasi

5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Nilai kondisi Kinerja Sistem Irigasi Teurebeh dari 6 aspek penilaian diperoleh nilai 59,16% dari maksimal 100% hal ini jika mengacu pada Permen PUPR No.12/PRT/M/2015, maka dikatagorikan “Kinerja Kurang dan Perlu Perhatian”.

2. Nilai dari masing – masing aspek adalah sebagai berikut, Prasarana Fisik 28,81%, Produktivitas Tanam 12,85%, Sarana Penunjang 1,68%, Organisasi Personalia 9,75%, Dokumentasi 0,70%

dan P3A 5,38% (dapat dilihat pada tabel rekapitulasi dari 6 aspek penilaian).

Saran

1. Penilaian kinerja irigasi sebaiknya dilakukan setiap tahun untuk mendapatkan gambaran kondisi terkini daerah irigasi sehingga dapat meningkatkan kinerja dari irigasi tersebut.

3. Sebaiknya dilakukan penelusuran lebih lanjut sampai ke jaringan tersier atau kuarter dan dilakukan pengukuran luasan irigasi secara lebih detail agar ke akuratan penilaian lebih baik.

DAFTAR KEPUSTAKA

Djarwanto, Statistik Non Parametrik. Yogyakarta : BPFE, 2004.

Hansen Vaughn E, Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi, 1992.

Junaidi Aditya, Penerapan Manajemen Asset Irigasi Pada Daerah Irigasi Taposan Wilayah Kerja Pengamat Pengairan Probolinggo, 2016.

Kementerian Pekerjaan Umum, Peraturan Menteri pekerjaan umum Republik Indonesia Nomor 32/PRT/2007 Tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Irigasi. Jakarta, Departemen Pekerjaan Umum, 2007.

(12)

310

Kementerian Pekerjaan Umum, Peraturan Menteri pekerjaan umum Republik Indonesia Nomor 13/PRT/2012 Tentang Pengelolaan Aset Irigasi. Jakarta, Departemen Pekerjaan Umum, Nopember 2012.

Kementrian Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi : Kriteria Perencanaan Jaringan Irigasi (KP – 01). Direktorat Jendral Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum. Bandung, 2013.

Kementrian Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan Irigasi : Kriteria Perencanaan Jaringan Irigasi (KP – 03). Direktorat Jendral Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum. Bandung, 2013.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2006, Tentang Irigasi.

Gambar

Gambar 1. Indikator kuantitatif kondisi
Gambar 2. Grafik penilaian kinerja D.I Teurebeh

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan : jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat pada paragraph rumpang adalah Jawaban E, yang menyatakan pertanyaan punyakah hewan piaraan. Karena pada kalimat

Meskipun pembangkit berbahan bakar gas yang terdiri dari PLTG, PLTMG, dan PLTGU memiliki kapasitas terpasang paling besar, namun berdasarkan optimasi penyediaan,

Dalam pasal 1340 ayat 2 KUH Perdata juga menegaskan bahwa suatu perjanjian tidak dapat membawa rugi kepada pihak ketiga, dari pasal ini maka terlihat bahwa pengenaan kewajiban

Untuk mengatasi antusiasme serta mengendalikan rasa keingintahuan anak-anak yang memanfaatkan jejaring sosial seperti ini, maka akan dikembangkan lebih spesifik lagi

pengakses akan website yang kaya oleh informasi terkait pemerintahan,. berita kegiatan, proses hukum, dan hal lainnya seputar Kota Surabaya

Pada penelitian ini hanya meninjau trend pola aliran dan kecepatan aliran yang terjadi pada sungai berbelok menggunakan krib tipe permeable dengan posisi

Amplitudo dari hasil integrasi ini dikurangi oleh amplitudo sinyal LDV kemudian dibagi oleh amplitudo sinyal LDV sehingga diperoleh kesalahan amplitudo akibat

Pedoman Teknis Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim ini merupakan acuan bagi pelaksanaan kegiatan Fasilitasi lomba Petani/Kelompok Usaha Berprestasi yang