• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK MURABAHAH PADA KOPERASI SYARIAH BAITUT TAMWIL MUHAMMADIYAH AL KAUTSAR KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK MURABAHAH PADA KOPERASI SYARIAH BAITUT TAMWIL MUHAMMADIYAH AL KAUTSAR KOTA MAKASSAR"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Pada Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

NAMA : NURUL AFIANI NIM : 105251103917

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2021 M

(2)

i

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK MURABAHAH PADA KOPERASI SYARIAH BAITUT TAMWIL MUHAMMADIYAH AL

KAUTSAR KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

NAMA : NURUL AFIANI NIM : 105251103917

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/ 2021 M

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama: Nurul Afiani NIM:105251103917

Jurusan:Hukum Ekonomi Syariah Fakultas:Agama Islam

Kelas: A

Dengan ini menyatakanhal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi,saya menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi ini.

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir 1,2, dan 3 maka bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran

Makassar, 14 dzulhijjah 1442 H 24 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

Nurul Afiani NIM:105251103917

(7)

vi ABSTRAK

Nurul Afiani. 105 251 1039 17. 2021. Analisis Strategi Pemasaran Produk Murabahah pada Koperasi Syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah Al-Kautsar Kota Makassar. Di bimbing oleh Ibu Dr. St. Saleha, S. Ag.,M.H.I dan Bapak Ulil Amri, S.Sy.,SH.MH

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pemasaran Produk Murabahah pada Koperasi Syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah Al-Kautsar Kota Makassar.

Dari penelitian ini penulis melakukan analisa data maka dapat diketahui bahwa, strategi pemasaran yang dilakukan Koperasi Syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah melakukan prosedur strategi pemasaran sesuai dengan akad syariah dan menerapkan segmentasi, targeting dan positioning kemudian pihak BTM Al-Kautsar juga menerapkan sistem strategi bauran pemasaran. Sistem atau persyaratan pengajuan untuk mendapatkan pembiayaan produk murabahah di BTM Al-Kautsar akad mudah di pahami dan tidak begitu rumit sehingga menjadi daya tarik anggota untuk melakukan pembiayaan produk tersebut proses pelayanan di Koperasi BTM Al-Kautsar sangat cepat dan pengurus di BTM ramah,rapih dan sopan.

Kata Kunci: Strategi Pemasaran,Produk Murabahah, dan Baitut Tamwil Muhammadiyah

(8)

vii ABSTRACT

Nurul Afiani. 105 251 1039 17. 2021. Analysis of the marketing strategy of murabahah product at the Baitut Tamwil Muhammadiyah Al-Kautsar sharia cooperative in Makassar City. Guide by Mrs St.Saleha,S.Ag.,M.H.I and Mr Ulil Amri, S.Sy., SH.,M.H.

This study uses a qualitative method, wich aims to find out how the marketing strategy of Murabahah products at the Baitut Tamwil Muhammadiyah Al-Kautsar Sharia cooperative in Makassar City.

From this study the authors analysed the data,it can be seen that the marketing strategy carried out a markeing strategy procedure in accordance with the sharia contract and implemented segmentation, targeting and positioning, then BTM Al-Kautsar will be easy to understand and not so complicated that it becomes an attraction for members to finance the product, the service process at the BTM Al-Kautsar cooperative is very at BTM is friendly, neat and tidy, polite.

Keywords: Marketing Strategy,Murabahah Products, and Baitut Tamwil Muhammadiyah

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil alamn, puji dan syukur senantiasa teriring dalam setiap hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT. Bingkisan salam dan shalawat tercurah kepada Allah, Nabiullah Muhammad SAW,para sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqamah di jalan-Nya.

Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah, akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari uluran tangan bebagaii pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan moril dan materil.

Penulis skripsi dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Produk Murabahah pada Baitut Tamwil Muhammadiyah Al-Kautsar Kota Makassar . Di maksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selanjutnya Penulis akan memberikan ucapan terimahkasih teriring doa kepada sluruh pihak yang turut membantu, mendukung,memberi semangat dan mendorong lancarnya penyusuan skripsi ini sampai selesai.Khususnya penulis sampaikan Terimakasih kepada yang terhormat:

1. Kepada kedua orang tua dan nenekku tercinta, Ayahanda Risal dan Ibunda Sumiati dan Nenek Ibolong yang senantiasa mendoakan,membimbing,mendidik, mengarahkan memotivasi dan

(10)

ix

memberi dukungan moril maupun materil selama menempuh pendidikan sehingga menyadari penulis tidak akan bsa membalas dengan hal apapun.

2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. . Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,MSSi, selaku Dekan Fakultas Agama Islam 4. Ayahanda Dr. Ir H. Muchlis Mappangaja, MP selaku ketua prodi Hukum

Ekonomi Syariah dan Bapak Hasanuddin SE.Sy.,ME.I selaku sekertaris prodi Hukum Ekonomi Syariah yang selama ini banyak membantu penulis dalam pela akademik seta memberikan pengarahan,petunjuk ,motivasi dan doa pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Ibunda Dr. St. Saleha, S.Ag.,M.H.I dan Ayahanda Ulil Amri S.Sy.,SH.MH yang telah membimbing penulis masukan dan memberikan ilmu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassarr yang tak kenal lelah banyak memberikan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah sampai selesai.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassarr.

8. Segenap pengurus Baitut Tamwil Muhammadiyah Al-Kautsar kepada Bapak Drs. H. Ismail Nurdin Azrun dan seluruh informan yang telah membantu, menerima dan memberikan kesempatan kepada untuk meaksanakan kegiatan penelitian ini sampai selesai.

(11)

x

9. Sahabat penulis Agnes Ismalida FA,Sitt Sainab, Warnidah Syarifuddin , Heti Lestari yang selalu menyemangati dan memmberikan dorongan dalam proses penyelesain skripsi ini.

10. Kepada teman-teman seperjuangan Hes A angkatan 017 yang telah turut membersamai penulis dengan memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini Andi Syarifah Wahdah, Hesti Astuti,Wiwik Utami,Sri Nurmayanti,Umi Fatira dan Yuni.

11. Dan terakhir ucapan terimakasih kepada Hendri Hamzah dan salah satu teman penulis Ana Pertiwi yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

Makassar, 14 dzulhijjah 1442 H 24 Juli 2021

Penulis Nurul Afiani

(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PENGESAHAN KRIPSI ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 9

A. Produk Murabahah ... 9

B. Baitul Mal Tamwil ... 16

C. Strategi Pemasaran ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Desain Penelitian ... 39

1. Jenis Penelitian ... 39

2. Pendekatan Penelitian ... 39

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 39

C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Penelitian ... 40

D. Sumber Data ... 41

E. Instrument Penelitian ... 42

F. Tehnik Pengumpulan Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44

(13)

xii

B. Hasil dan Pembahasan... 48

BAB V PENUTUP ... 56

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

RIWAYAT HIDUP ... 60

LAMPIRAN ………....61

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Di setiap dunia perekonomian yang terus berubah seiring berjalannya waktu, ha ini tidak dapat dihindari karena aanya persaingan bisnis dengan lembaga keuangan lainnya untuk dapat erus bertahan dengan kondisi perekonomian yang semakin kompetitif. Kemudian ini akan jadi tolak ukur di setiap lembaga keuangan agar dapat berusaha melakukan hal-hal yang baru padasuatu produk yang akan menjadi factor utama keberhasilan lembaga keuangan untuk dapat bersaing.1

Dengan adanya sistem syariah terhadap karakteristik beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem lmbaga keuangan yang saling menuntungkan bagi masyarakat, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-niai kebersamaan dan persudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi. Adapun firman Allah SWT dalam QS. Al- Baqarah/2;201 yang berbunyi: :

اَنِق َّو ًحَنَسَح ِجَزِخٰ ۡلۡا ىِفَّو ًحَنَسَح اَيۡنُّدنا ىِف اَنِتٰا ٓاَنَّتَر ُل ۡىُقَّي ۡنَّي ۡىُهۡنِيَو ِراَّننا َباَذَع

Terjemahnya:

“Dan diantara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhanku berilah kami kebaikan didunia dan kebaikan dan lindungilah kami dari azab neraka. (QS. Al- Baqarah/2:201)”2

1Rahmat Ramadiansyah “Analisis Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan BMT AL MUNAWARAH PAMULANG” dalam reposity.uinjkt.ac.id (diakses 10 Agustus 2018)

2Depatemen Agama RI, AI QUR’AN dan Terjemahan,, PT Karya Toha Putra Semarang, Semarang 1998, Edisi Ke-3, h.60

(15)

Firman Allah SWT tersebut menunjukkan kepada kita betapa pentingnya dalam kehidupan manusia yang terpenting tersebut untuk dunia adalah bermualah, yang menitik beratkan kepada kehidupan duniawi.

Perkembangan perekonomian di negara Indonesia saat ini bisa dilihat setelah didapati berbagai lembaga keuangan yang melakukan prinsip syariat Islam seperti Perbankan Syariah, Pegadaian Syariah, Asuransi Syariah dan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BMT), Hal ini dapat menjadikan setiap lembaga keuangan Syariah dituntut agar lebih kreatif dan inovatif karena semakin ketat tingkat persaingan bisnis maka dibutuhkan fungsi pemasaran yang baik, sehingga tujuan yang diharapkan oleh Lembaga Keuangan Syariah akan tercapai, karena pemasaran merupakan faktor utama yang penting dalam proses kelangsungan hidup di Lembaga Keuangan tersebut.Islam merupakan agama yang universal, yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia baik itu menyangkut tentang ibadah,muamalah, dan bernegara hal tersebut diatur dalam Islam.

Berkaitan dengan peraturan BTM belum ada yang mengatur secara spesifik BTM, oleh sebab itu dalam operasional BTM di ambil melakukan kegiatan usahanya baik berupa menghimpun dana maupun menyalurkannya mengacu pada peraturan perundang-undangan UU. No 25 Tahun 1995 tentang Perkoperasian pasal 7 ayat 4, Peraturan Pemerinah RI No. 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan Kegiatan dan Usaha Kecil dan Mnengah Nomor 91/Kep/M.

KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah pasal 1 ayat 1-3 Peraturan lainnya antara lain UU No. 10

(16)

3

Tahun 1998 tentang Pokok-pokok Perbankan Syariah, Surat Keputusan Menteri Koperasi dan UKM, dan Fatwa DSN MUI.3

Lahirnyalembaga keuangan syariah “Baitut Tamwil Muhammadiyah”yang biasa disebut Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM), sesungguhnya dilatarbelakangi oleh pelanggaran riba secara tegas dalam Al- Qur‟an. Sementara disisi lain, kendati haramnya riba bersifat mutlsk dan disepakati oleh setiap pribadi muslim berdasarkan ayat-ayat Al-Qur‟an dan Ijma.4

Saat ini Baitut Tamwil Mujammadiyah adalahlembaga keuangan yang sangat diperlukan dikalangan masyarakat luas dalam hal permodalan. Baitut Tamwil Muhammadiyahlahir di tengah-tenah masyarakt dengan tujuan BaitutTamwil Muhammadiyah(BTM) sebagai suatu badan usaha yang menggunakan sistem bagi hasil, Baitut Tamwil Muhammadiyah terdapa banyak keunggulan, hal ini yang bisa menyebabkan pergerakan perekonomian Indonesia kea rah yang lebih positi diandai dengan munculnya hal-hal yang baru dengan sistem syariah.5

Hal ini adalah sebuah rintangan yang harus dihadapi oleh manajer Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) dalam menghadapi persaingan itu. Perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu untuk memenuhikebutuhan pelayanan masyarakat di masa depan diperoleh oleh perubahan ekonomi dan social. Anggota

3Desta Marta Nita “Analisis Strategi Pemasaran Produk BMT dalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif dalam Perspektif Ekonomi Islam” dalam repository.radenintan.ac.id (diakses 13 April 2017)

4Yaitu kesepakatan pendapat para ulama mahzab yang m[enjad[ibsumber rujukan ketiga nilai-nilai hukum Islam setelah Al-QUR‟AN dan Sunnah Rasulullah [SAW. (QS Al Baqarah ayat 25-281) Al Qur‟an dan terjemahannya.

5Asep Agus Sukoco “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Baitul Maal Tamwil (BMT) Mulya Jaya Mandiri Di Kecamatan sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan”dalam repository.radenintan.ac.id (diakses 22 Oktober 2020)

(17)

menjadi komitmen utama jasa pelayanan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) perlu diperhatikan keinginan dan kebutuhannya.Keinginan pemasaran Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) di Indonesia akhir-akhir ini mulai mendapat perhatian. Pada awalnya BaitutTamwil Muhammadiyah (BMT) menggunakan upaya pemasaran hanya untuk mencari nasabah dengan meningkatkan komunikasi dengan masyarakat.6

Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba (keuntungan) sudah pasti membutuhkan apa yang disebut Srategi Pemasaran, pengertian pemasaran itu sendiri yaitu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan kepada nasabah7. Pada umumnya oranng mengasumsikan mengenai pemasaran atau memasarkan barang yaitu menjual barang agar laku terjual, Hal tersebut hanyalah sebagian kecil dari kegiatan pemasaran. Pemasaran memiliki cakupan kegiatan yang luas dari itu.

Pemasaran meliputi perumusan jenis produk, bagaimana cara menyalurkan produk tersebut kepada konsumen, seberapa tinggi harga yang seharusnya ditetapkan terhadap produk tersebut yang cocok dengan kondisi konsumennya, bagaimana cara promsi untuk mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen, serta bagaimana mengatasi kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan dan sebagainyamemberikan solusi pendanaan yang mudah dan cepat.8

6Rahmat Ramadiansyah “Analisis Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan BMT AL MUNAWARAH PAMULANG” dalam reposity.uinjkt.ac.id (diakses 10 Agustus 2018)

7Kasmir,Pemasaran Bank,, (Jakarta:Kencana,2005), Cet Ke-1,h.63

8Ibid, h.3

(18)

5

Koperasi Syariah BTMmenjadi salah satu alternatif peminjam atau pembiayaan dengan prinsip syariah guna meningkatkan kinerja kegiatan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat kota Makassar.Koperasi syariah Baitul Tamwil Muhammadiyah Al-Kautsar satu embaga keuangan syariah yang berada di Jl.Tamalate I No.66, Bonto Makkio, Kec. Rappocini, Kota Makassa, Sulawesi Selatan, Indonesia.Jadi jelaskah masalah strategi bagi suatu lembaga keuangan sangatlah penting sebab strategi tersebut merupakan penentuan tercapainya tujuan yang elah direncanakan. Baitut Tamwil Muhammadiyah (BMT) Al-Kautsar menjadi salah satu aternatif peminjam atau pembiayaan dengn prinsip syariah guna meningkatkan kinerja kegiatan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat kota Makassar. Koperasi Syariah BTM mempunyai produk pembiayaan, salah satunya produk Murabahah.Agar produk murabahah dapat diminati oleh para konsumen maka BTM harus dapat menerapkan strategi pemasaran yang baik dan tepat guna menumbuhkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan produk yang ditawarkan tersebut..9

Baitut Tamwil Muhammadiyah Al-Kautsar merupakan lembaga keuangan mikro, berbadan hukum koperasi jasa keuangan syariah, serta menjadi alat dakwah bil halal di bidang ekonomi, Secara organisasi keberadaan Baitut Tamwil Muhammadiyah merupakan amanat muktamar 43 Jakarta, SK No.

1.19/KK=PP/I.A/1995 tanggal 15 Rabiul Awal 1416 H/10 September M. Badan hukum Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) beroperasi dengan sistem syariah semntara badan hukum koperasi syariah yang ada adalah sistem koperasi simpan

9 Ibid, h.8-9

(19)

pinjam (Konvensional) sehingga ada ketidaksingkronan. Agar landasan hukum operasi Baitul Tamwil Muhammadiyah sesuai dengan sistem syariah maka bentuk KSP (Koperasi Simpan Pijam) diubah susuai keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKSBTM).

Beberapa lembaga keuangan mmpunyai tujuan yang sama akan tetapi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sudah tentu berbeda. Pada umumnya semua jajaran manajeme suatu lembaga keuangan akan selalu membuat rencana-rencana yang baik dan tepat. Jadi jelaslah masalah strategi bagi suatu lembaga keuangan sangatlah penting sebab strategi tersebut merupakan penentuan tercapainya tujuan yang telah direncanakan..

Berdasarkan persoalan diatas penulis terterik dan termotivasi untuk mealkukan penelitian,. Maksud dari penelitian trsebut yaitu untuk mengetahui bagaimana “Analisis Strategi Pemasaran Produk Murabahah Pada Koperasi Syariah Baitul Maal Wat Tamwil Muhammadiyah Kota Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pemasaran pada produk murabahah Baitut Tamwil Muhammadiyah Kota Makassar ?

2. Bagaimanakah Upaya Koperasi Syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah Kota Makassar terhadap pemasaran produk Murabahah ?

(20)

7

C. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari tujuan penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Pemasaran pada Produk Murabahah Koperasi Syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah Kota Makassar ?

2. Untuk mengetahui Bagaimanakah Upaya Koperasi Syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah Kota Makassar terhadap pemasaran produk Murabahah ? D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis manfaat penelitian dalam tulisan ini adalah agar dapat menjadi tambahan literature atau referensi dan menambah ilmu pengetahuan penulis serta pembaca mengenai strategi pemasaran produk BMT khususnya produk Murabahah di Koperasi Syariah Baitul Maal Wat Tamwil Muhammadiyah.

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kalangan mahasiswa dan lapisan masyarakat luas terutama setiap orang yang ingin menggunakan Koperasi Syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah terutama produk Murabahah. Selain itu penelitian in juga berguna sebagai syarat akademisi untuk menyelesaikan strata 1 jurusan Hukum Ekonom Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bagi manajeral

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan serta informasi tentang masalah yang perlu diadakan perbaikan dan

(21)

pembenahan serta kualitas produk khususnya bagi Koperasi Syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah .

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat diharapkan dijadikan sebagai bahan informasi penelitian lebih lanjut. Memberi pengetahuan yang lebih luas lagi tentang Koperasi Syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah Al-Kautsar dan bagaimana dalam mengetahui produk Murabahah.

(22)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. PRODUK MURABAHAH

1. MURABAHAH

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyertakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.Dalam penerapan, BTM bertindak sebagai pembeli sekaligus penjual barang halal tertentu yang di butuhkan nasabah. Mula-mula BTM membeli barang sebagaimana di maksud kepada pihak ke tiga dengan harga tertentu, secara langsung atau melalui wakil yang di tunjuk, untuk selanjutnya barang tersebut di jual kepada nasabah dengan harga tertentu setelah di tambah keuntungan yang disepakati.10.

a. BTM menunjuk mitranya menjadi pihak untuk mewakili pembelian produk kemudian dituliskan menjadi nama BTM. BTM membayar nilai produk itu. Pembayaran harga beli dapat dikatakan sah jika dilengkapi dengan bukti pembayaran seperti kuitansi, tagihan dan dokumen sejenis.

b. Kemudian Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) menjual produk itu kepada mitra dengan arga yang telah disepakati bersama, yaitu harga beli ditambah dengan sejumlah margin.

10Asep Agus Sukoco “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Baitul Maal Tamwil (BMT) Mulya Jaya Mandiri Di Kecamatan sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan”dalam repository.radenintan.ac.id (diakses 22 Oktober 2020)

(23)

c. Mitra BTM memberikan pembayaran yaitu mengansur atau dibayar pada jangka waktu yang sudah ditetapkan bersama pihak Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) dengan mitara pembiayaan.11

2. Rukun dan Sahnya Jual Beli Murabahah Rukum Murabahah adalah:

a. Ada pihak-pihak yang mlakukan akad, yaitu: ada penjual dengan pembeli b. Objek yang di akadkan, yaitumencakup barang yang penjual belikan

harga

c. Akad atau Sighat yaitu: Ijab (serah) dan Qabul(terima).12

Kemudian setiap rukun itu harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

a. Pihak yang berakad, harus: Cakap hukum dan sukarela (ridha), tidak dengan kondisi terpaksa atau sedang dibawah tekanan dan ancaman.

b. Obyek yang diperjual belikan harus: tidak termasuk yang diharamkan dan dilarang. Terdapat manfaat dan sesuatu yang bermanfaat, penyerahan obyek murabahah dari penjual oleh pembeli dapatdilakukan.Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad. Sesuai spesifikasinya dengan yang diserahkan penjual dan yang diterima pembeli.

c. Akad atau Sighat, harus jelas dan disebutkan secara spesifik kepada siapa berakad. Antara ijab dan qabul (serah terima) harus sama baik dalam spesigfikasi barang engan harga yang disepakati. Tidak mengandung

11Widiyanto bin Mislan Cokrohadisunarto, Abdul Ghafar Ismail,Kartiko A. Wibowo,BTM Praktik dan Kasus, Depok:PT.Rajagrafindo Persada,2017),h.56-57

12Muhammad,Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah,(Yogyakarta,UII Press,2009),h.91

(24)

11

klausul yang bersifat menggantungkan keabsahaan transaksi pada kejadian yang akan datang.13

3. Landasa Hukum Murabahah

Landasan hukum Murabahah dalam QS. Al-Baqarah [2]:275 yang berbunyi :

َّمَحَأَو ٱ ٱلَّل

ََعْيَبْل َوَّزَحَو ٱ

ٰىَتر ل ا

Terjemahnya:

Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengaharamkan riba…(QS.Al-Baqarah[2]:275).

Ayat ini menunjukkan bolehnya melakukan transaksi jual beli dan Murabahah merupakan salah satu bentuk dari jual beli. Dan fiman Allah:

اَهَّيأ

ََنيِذٱل ٱ ٓىُهُكْأَتَناىُنَياَء َٰىْيَأا

ِةًُكَنْيَثًُكَن ٱ

ََ بْل

َِل ِط ََّٓلِّإ َِٰٰتَنىُكَتن كنًٍضاَزَتنَعًجَز

ْى

Terjemahnya:

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu” … (QS. Am- Nisaa[4]:29).14

Adapun ayat diatas menjelaskan yaitu,maka murabahah merupakan upaya mencari rezeki melalui jual bei dalam hal suka sama suka antara jedua belah pihak yang bertransaksi.

13Wiroso,Jual Beli Murabahah,Cet 1,(Yogyakarta:UII Press,2005),h.55

14Departemen Agama RI, Al qur’an DAN Terjemahan, PT Kara Toha Pura Semarang,Semarang 1998,Edisi Ke-3

(25)

4. Jenis-jenis Murabahah

Secara umum murabahah terbagi menjadi dua jeis yaitu murabahah pada pesanan dan murabahah pada cicilan berikut jenis-jenis murabahah15;

a. Murabahah pada pesanan

Murabahah berdasrkan pesanan adalah bank melakukan pembelian produk setelah terdapat pemesanan dari nasabah kemudian bersifat mengikat/tidak mengikat nasabah agar membeli produk yang dipesan (bank dapat meminta uang muka pembel kepada nasabah). Misalnya seseorang mau mebeli produk tersebut dengan spesifikasi beragam, akan tetapi produk itu tidak terdapat pada saat memesan, kemudian penjual tersebut mencari kemudian membeli produk yang diinginkan pada spesifikasinya, terus pihak ttersbut menjualnya kepada pemesan.

b. Murabahah tunai/cicilan

Pembayaran murabahah adalah dilakukan dengan tunai/cicilan, murabahah bisa diterapkan adanya perbedaan dalam harga produk atau cara membayar yang beda.

5. Mekanisme Murabahah

Terdapat beberapa tahap-tahap mekanisme pembiayaan murabahah pada BMT(Baitul Maal Tamwil) yaitu tahap-tahap alur pembiayaan murabahah sebagai berikut:16

15Adimarwan A Kasim,Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,(Jakara:PT.Raja Grafindo Persada,2010),h.113

16Rizal yaya,dkk,Akuntansi Perbankan Syariah Teoi dan Praktik Kontemporer,Edisi 2,(Jakara:Salemba Empat,2014),h.164-165.

(26)

13

a. Pertama dari mengajukan produk kepada nasabah, kemudian nasabah bernegosiasi harga barang, margin,jangka waktu pembayaran dan besaran angsuran perbulan..

b. Kedua sebagai penjual bank kemudian memahamikemampuan anggota terhadap pembayaran piutang murabahahjika strategi membeli produk disepakati kepadakedua belah pihak, maka dibuatkan, yaitu akad murabahah dapat mencakup bermacam hal kemudian rukun murabahah dapat terpenuhi terhadap transaksi jual beli yang terjadi.

c. Ketigaakad disepakati oleh murabahah pada pesanan,bank kemudian meakukan pembeliaan produk pada pemasok,tapi tapi pada murabahah tidak adapesanan bank bisa menyerahkan produk pada pemasok murabahah dengan pesanan bisa diwakili oleh nasabah dengan menggunakan nama bank. Dokumen membeli produk diserahkan kepada pemasok bank.

d. Keempat produk yang diminati oleh pembeli kemudian dibawa pada pemasokkemudian ke nasabah pembeli.

e. Kelima Selanjutnya menerimma produk, nasabah pembeli selanjutnyamembayar pada bank, pembayaran pada bank bisadilakukan dengan cicilan tertentu padawaktu yang disepakati.

Menurut pendapat Mansuri proses pembiayaan Murabahah pada lembaga keuangan syariah sebagai berikut :17

17 Lukman Haryoso “Penerapan Prinsip Pembiayaan Syariah (Murabahah) Pada BMT Bina Usaha di Kabupaten Semarang” ‘ (Universitas Sultan Agung: Semarang:2017), Vol. 21, No. 1,h.82

(27)

a) Nasabah Mengajukan pada lembaga keuangan syariah untuk melakukan permintaan pembelian produk yang diinginkan nasabah bisa diminta untuk menjelaskan barang yang diinginkan.

b) Dalam hal ini lembaga keuangan syariah menyepakati permintaannya, selanjutnya meminta nasabah pergi membeli produk itu dan melakukan kesepakatan tentang margin yang ditetapkan.

c) Kemudian melakukan tanda tangan usaha untuk pembelian, lembaga keuangan syariah memprosespembelian barang yang diinginkan nasabah.

d) Setelah lembaga keuangan syariah telah melakukan pembelian dan mengambil dari kepemilikan dari mereka, itu masuk dalam kontrak murabahah dengan nasabah. Kontrak tersebut masuk atas biaya barang dan jadwal pembayaran. Lembaga keuangan syariah memberikan barang ke nasabah sebagai pengganti cek barang tanggal masa sesuai pada jadwal pembayaran.

e) Guna menjamin pembayaran harga, lembaga keuangan syariah dapat meminta pembeli agar memberikan keamanan dalam bentuk jaminan.

B. Baitut Mal Wat Tamwil

1. Pengertian Baitul Tamwil Muhammadiyah

Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) Merupakan lembaga yang terdiri dua istilah, yaitu baitulmaal dan baitul tanwil. Baitul Tamwil Muhammadiyah lebih fokus kepada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, sepertil zakat, infaq, dan sedeqah. Adapun

(28)

15

baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana. Usaha-usaha itu adalah hal yang tidak terpisahkan dari BTM sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil yang berlandaskan Islam. Lembaga tersebut didirikan dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak bisa dijangkau terhadap pelayanan bank Islam atau BPR Islam, Prinsip operasionalnya berdasarkan atas prinsip bagi hasil, jual beli (ijarah), dan titipan (wadiah)..18

2. Produk dan Pelayanan Baitul Tamwil Muhammadiyah 1) Produk Pembiayaan

Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) adalah lembaga keuangan mikro yang memiliki fungsi sebagai pihak yang diberikan amanah kepada pemilik dana (anggota yang menabung) untuk menyalurkan dananya kepada pihak (anggota) yang memerlukan dana untuk keperluan pengembangan usaha dengan cara melakukan pemberian pembiayaan.

Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) akan mendapatkan manfaat adalah sebagai sumber membentuk kekayaan dan pendapatan yang bisa menjamin kelangsungan kegiatan usaha Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM).19

Baitul Tamwil Muhammadiyah (BM) bisa menyalurkan dana (memberikan pembiayaan) dalam bentuk sebagai berikut:

a. Transaksi jual beli berdasarkan prinsip:

a) Murabahah

18Nurul Huda, Mohammad Heyal,Lembaga Keuangan Islam(Jakarta:PT.Kencana Prenada Media Group,2010),h.363

19Wdiyanto bin Maslan Cokrohadisumarto,Abdul Ghafar Ismail,Kartiko A.Wibowo,Op,Cit,h.53

(29)

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang sudah disepakati.

b) Istishna

Transaksi istishna merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan penjual barang.

c) Salam

Salam berarti pembelian barang yang diserahkan kemudian hari,sedangkan pembayaran dilakukan pada saat awal transaksi dilakukan.

b. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip:

a) Mudharabah

Mudharabah yaitu bentuk kerja sama antara dua tau lebih pihak, dimana pihak pengelola modalmemberikan keperyaan sejumlah modal pada pihak pengelola akan tetapi terlbeih dahulu melakukan suatu perjanjian pembagian keuntungan.

b) Musyarakah

Musyarakah yaitu akad kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha terteentu dimana masing-masing pihak memberikan modal dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama-sama sesuai kesepakatan akad.(Skripsi Asep Agus Sukoco2020)

c. Pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip:

(30)

17

a) Ijarah yaitu akad kepemilikan hak atas manfaat dengan suatu barang dalam waktu tertentu pada pembayaran sewa (ujroh) tanpa diikuti dengan pemindahan pihak kepemilikan atas produk itu.

b) Qrdh yaitu pemberian harta pada orang lain bsa ditagih/diminta kembalu/bisa disebut dengan meminjamkan tanpa mengahrapkan imbalan.

c) Hawalah yaitu pengalihan hutang ari pihak yang berhutang pada pihak lain yang dapat menanggungnya.

2) Simpanan Lancar

Simpanan lancar yaitu dana yang ada dari anggota perorangan pda Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) dalam uang rupiah yang penarikan dengan penyetoran dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu dengan memakai kartu tabungan sebagai media.Tujuan adanya simpanan lancar yaitu berperan untukproduk yang bisa terjangkau di masyarakat luas termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah dan meningkatkan serta memperluas usaha penghimpun dana masyarakat.20

3) Simpanan Berjangka

Penempatan dana masyarakat ke dalam simpanan berjangka ini akan memperoleh pendapatan bagi hasil,yang pembayaran bagi hasil dibagi antara smggota Baitul Tamwil Muhammadiyah (BM) sesuai nisbah (porsi) yang

20Asep Agus Sukoco “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Baitul Maal Tamwil (BMT) Mulya Jaya Mandiri Di Kecamatan sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan”dalam repository.radenintan.ac.id (diakses 22 Oktober 2020)

(31)

disepakati dimuka melalui kontrak/aplikasi pembukuan simpanan berjangka.21

d.Ta‟awun Mikro Tafakul

Ta’awun Mikro Tafakul adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara anggota atau kumpulan anggota penerima pembiayaan dari Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) untuk menghadapi risiko yang terjadi melalui akad/perjanjian yang sesuai dengan prinsip perasional syariah.22

Dari berbagai produk-produk dan bentuk pelayanan Baitut Tamwil Muhammadiyahdiatas penulis hanya memmfokuskan terhadap produk pembiayaan Murabahah.

3. Fungsi Baitut Tamwil Muhammadiyah

BTM Terdapat beberapa fungsi, sebagai berikut:

a. Penghimpun dana,penyalur dana, dan menyimpan uang di BTM, uang tesebut bisa ditingkatkan utilitasnya, agar timbul pihak yang mempunyai dana berlebih dan unit pihak yang memiliki sedikit dana.

b. Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah dan mampu memberikan pemahaman untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga.

c. Sumber pendapatan, BTM dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang bisa memberikan pendapatan kepada para pekerjanya.

21Asep Agus Sukoco “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Baitul Maal Tamwil (BMT) Mulya Jaya Mandiri Di Kecamatan sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan”dalam repository.radenintan.ac.id (diakses 22 Oktober 2020)

22Ibid, h.77

(32)

19

d. Pemberi informasi, memberi informasi kepada calon anggota mengenai risiko keuntungan dan peluang yang terdapat pada lembaga.

e. Sebagai suatu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memberikan pembiayaan bagi usaha kecil, mikro, menengah dan juga koperasi dengan kelebihan tidak memberikan jaminan yang berat bagi UMKMK.23

4. Peran Baitut Tamwil Muhammadiyah

Baitut tamwil Muhammadiyah mempunyai beberapa peran, diantaranya yaitu:

a. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non Islam. Hal ini biasa dilakukan dengan pelatihan-pelatihan mengenai cara-cara bertransaksi yang Islami, misalnya supaya ada bukti dalam transaksi, dilarang curang dalam menimbang barang, jujur terhadap konsumen, dan sebagainya.

b. Melakukan pembinaan dan pendanaan modal kepada usaha kecil. BTM harus bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan pedampingan, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah.

c. Melepaskan ketergantungan pada rentenir,. Maka BTMharus mampu melayani masyarakat lebih baik.

d. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.

Misalnya dalam masalah pembiayaan, Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM)

23Nurul Huda, Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam (Jakarta:P.Kenana Prenada Media Group,2010),h364

(33)

harus memperhatikan kelayakan nasabah dalam hal golongan nasabah dan juga jenis pembiayaan yang dilakukan.24

5. Tujuan BTM

Didirkannya Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) bertujuan untuk menigkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggotanya,khususmya pada masyarkat. Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota diharapkan dengan menjadi anggota Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM) masyarkat bisa meningkatkan taraf hidup melalui usaha.25

Menurut Suhendi manfaat dan tujuan BTM sebagai lembaga pengelola dana masyarakat dalam skala kecil menengah menawarkan jasa dalam bentuk kredit dan pembiayaan kepada masyarakat. Beberapa manfaat dapat diperoleh dari pelayanan BTM adalah sebagai berikut:26

a. Meraih jeuntungan bagi hasil dan investasi dengan cara syairah.

b. Pengelolaan dan berdasarkan nilai-nilai kejujurab dan keadilan akan menjadikan setiap simpanan dan pinjaman di BTM aman baik secara syar‟I maupun ekonomi.

c. Komitmen kepada ekonomi kerakyatan, dimana BTM setiap transaksi keuangan,memperoleh kredit dan pengelolaannya bermanfaat bagi pengembangan ekonomi ummat Islam.

24Nurul Huda, Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam (Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group,2010),h.365

25Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2014), h.354

26Rini Hayati Lubis, “Peranan Baitul Maal Wat Tamwil Terhadap Perekonomian Sumatera Utara”.(Dosen FEBI:IAIN:Padangsidimpuan:2015), Vol 3,No.2,Juli-Desember 2015,h.121

(34)

21

d. BTM dan masyarakat dapat berperan membangun citra perekonomian yang dikelola ummat Islam.

e. Menggairahkan usaha-usaha kecil produktif dan membebaskan mereka dari jerat rentenir.

f. Partisipasi positif bagi kemajuanlembaga-lembaga keuangan dan perbankan Islam termasuk didalamnya BTM.(Skripsi Asep Agus Sukoco 2020)

5. Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah

A. Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Menurut Undang-Undang Penyelesain sengketa ekonomi syariah di Pengadilan Agama masih baru,pasca lahirnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Amandemen Terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, perkara ekonomi syariah mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi karena adanya factor kepercayaan masyarakat terhadap keansolutan putusan pengaldilan agama.

Disis lain, dengan lahirya Putusan Mahkamah Konsitsi Nomor 93 /PUU-X/2012 tentang pengujian terhadap Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 tenang Perbanka Syariah yang menghapus dualism lembaga peradilan dalam menyelesaikan sengketa ekonomi syariah.27

Akan tetapi,dalam perjalanannya,pada tahun 2008 diterbitkan UU NO.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa apabila terjadi persengketaan perbaankan syariah selain diselesaikan di pengadilan agama juga dapat diselesaikan di pengadilan umum sehinga terjadi dualism pengaturan penyelesaian sengketa ekonomi syariah. Ketidakharmonisan Undang-Undang ini akhinrya diselesaikan denan putusan MK No.93/PU- X/2012.28

27 Amran Suaidi ,Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah (Jakarta: Prenada Media Group),2018

28 Mulyadi, Pengadilan Agama berwenang memeriksa sengketa ekonomi syariah. Kompasia beyond blogging. Diakses pada tanggal 3 desember 2019

(35)

.1. Macam-macam Penyelesain Senketa Ekonomi Syariah a. Penyelesaian sengketa Ekonomi Litigasi

Penyelesaian sengketa ekonomi syariah adalah kompetensi dan kewenangan Pengadilan Agama yang didasarkan pada Penjelesan point (1) Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama,kemudian ditegaskan kembali dalam Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yang mengatakan apabila terjadi sengketa di bidang perbankan syariah, maka penyelesaian sengketa di ajukan ke Pengadilan Agama. Dalam hal ini Pengadilan agama memiliki hak dan wewenang uuntuk menerima,mengadili, dan menyelesaikan.29Sesuai dengan Pasal peraturan Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 2016 tentang Tata Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariat bisa diajukkan dengan lisan atau dengan tertulis dalam bentuk cetak atau pendaftaran perkara dengan cara elektronik dalam pemeriksaan perkara secara sederhana yang nilai paling banyak yaitu RP.200.000.000,00 (Dua Ratus Juta Rupiah) diselesaikan dengan cara pembukuan sederhana. Penyelesaian sengketa dengan cara biasa yaitu sengketa ekonomi syariat dengan cara gugatan biasa berpedoman pada hukum acara perdata yang berlaku kecuali yang sudah di atur dengan khusus dalam peraturan Mahkamah Agung. Penyelesaian seengketa ekonomi syariat diatur dalam nomor 14 Tahun 2019 Perautran Mahkamah Agung.

b. penyelesaian sengketa Non-Litigasi30

Non litigasi berasal dari Bahasa Inggris yang terdiri dari dua suku kata, yaitu Non Litigasi. Non berasal dari kataNone yaitu tidak atau menolak dan litigasi berasal dari litigation yaitu proses pengadilan atau jalannya perkara.

Namun Indonesia penyelesaian ini dikenal dengan penyelesaian sengketa sudah di lembagakan dengan lainnya Undang-Undang Nomor 30 tentang Arbitrase dan alternative penyelesaian sengketa. Alternatife penyelesaian sengketa menawarkan berbagai bentuk mekaisme yang mudah dengan

29 Richad Burton Simatupang,Aspek Hukum Dalam Bisnis,(Jakarta:rineka Cipta,2003).,41

30 Amran Suaidi,Penyelesaian Sengkea Ekonomi Syariah (Jakarta:Prenada media Group),2018.46

(36)

23

menerapkan satu atau beberapa bentuk mekanisme yang dirancang dan disesuaikan pada kebutuhan dan demikian sngketa diusahakan mencapai putusan final.

Ada beberapa prinsip dalam menyelesaikan sengketa ekonomi syariah yang harus dipegang diantara lain,yaitu:

1. Prinsip Perdamaian atau (Sulhu)

Prinsip perdamaian yaitu prinsip utama dari segala penyelesaian perkara. Hal tersebut juga ditgaskan bahwa Allah SWT dalam surah Al-Hujurat ayat 9, Upaya damai biasa ditempuh dengan cara musyawarah (syurah) guna mencapai Mufakat diantara para pihak yang bersengketa. Dengan Musyawarah yang mengedepankan prinsip-prinsip syariah yang diharapkan yang menjadi dapat terselesaikan.

2. Tahkim

Selain menempuh jalur perdamaian yang bisa dilakukan kedua belah oihak yang berselisisih paham,para pihak juga bisa menggunakan jasa orang ketiga sebagai wasit atau mediator untuk menengahi perselisihan.

B. Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Menurut Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM)

Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah Non Litigasi merupakan penyelesaian sengketa diluar Pengadilan Agama, di Indonesia,Alternatif penyelesaian sengketa sudah dilembagakan dengan lahirnya Undang_UNndang Nomor 30 Tentang Arbitrase dan Alternatif penyelesaian sengketa. Penylesaian sengketa ekonomi syariah non litigasi diantaranya;

a. Prinsip Perdamaian atau (Sulhu).

Prinsip perdamaian adalah prinsip utama dari segala penyeleseian perkara.

Serta prinsip adil juga ditegaskan Allah dalam Surat al-Hujurat ayat 9. Upaya damai biasanya ditempuh melalui musyawarah (syurah) untuk mencapai Mufakat diantara para pihak yang bersengketa. Dengan Musyawarah yang mengedepankan prinsip-prinsip syariah diharapkan apa yang menjadi masalah para pihak dapat terseleseikan.

(37)

b. Tahkim

Selain menempuh jalur perdamaian yang dilakukan kedua belah pihak yang berselisih, para pihak juga bisa menggunakan jasa orang ketiga sebagai wasit atau mediator untuk menengahi perselisihan. Institusi formal yang khusus dibentuk untuk menangani perselisihan atau sengketa disebut sebagai arbitrase, yaitu cara penyeleseian sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.

c. Lembaga Mediasi

Untuk penyelesaian sengketa yang melibatkan lembaga mediasi Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menerbitkan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia (Perma) Nomor 2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan tanggal 11 September 2003. Mediasi berarti menengahi atau penyelesaian sengketa melalui penengah (mediator). Dengan demikian sistem mediasi, mencari penyelesaian sengketa melalui mediator (penengah) .31

d. Sistem Konsolidasi

Konsolidasi (conciliation), dapat diartikan sebagai pendamai atau lembaga pendamai. Penyelesaian sengketa ekonomi syariah pada akad murabahah yang diterapkan oleh BTM yakni menggunakan asas kekeluargaan, Musyawarah, Perdamaian (Tahkim) antara kedua belah pihak baik Pemberi biaya (Koperasi) dan nasabah. Dalam menyelesaikan sengketa pada asas kekeluargaan (Perdamaian) Baitut Tawmil Muhammadiyah (BTM) menggunakan tahapan sebagai berikut, yaitu:

1. Bank atau Koperasi memberi srat atau memanggil pihak nasabah atau anggota.

2. Sebelum terjadinya akad kembali data nasabah atau anggota, selanjutnya nasabahatau anggota dan bank dipertemukan kemudian membahas kesanggupan nasabah atau anggota untuk mengansur dana kekurangan.

3. Stelah sepakat berdamai,nasabah atau anggota akanmenulis surat perjanjian pernyataan berdamai bermatrai 6000 yang berisi kesanggupan mengangsur dana.

4. Nasabah atau anggota melakukan pengajuan pembuatan kesepakatan baru,

31 Gunawan Wijaya dan Ahmad Yani,Hukum Arbitrase,(Jakarta:Rajawali Pers,2003),15

(38)

25

5. Kemudian setelah diajukan baru kedua belah pihak berijab qabul kembali kemudian melakukan akad baru dan kesepakatan yang telah dibuat bersama.

6. Kemudian terakhirdibuatkan akad baru danditandatangani akad tersebut,seperti saat elakukan akad awal.

C. STRATEGI PEMASARAN 1. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungkan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.32

Strategi pada dasarnya rencana menyeluruh,terpadu dan menyau dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan agar dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan dengan kata lain strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran kebijakan dan aturan yang memberikan arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu kewaktu pada masing-masing tingkat atau acuan serta alokasinya, terutama tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan pesing yang selalu berubah.33

Pada penjelasan di atas masud dari penulis ialah strategi pemasaran produk murabahah yang bagaimana yang diterapkan pada Baitut Tamwil

32Made Dharmawati,Kewirausahaan,(Jakarta:PT>Rajagrafindo,2016),h.281

33Sofjan Assauri,Manajemen Pemasaran,(Jakarta:Rajawali Pers,2011),h.5

(39)

Muhammadiyah Al Kautsar apa sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariahdalam proses memasarkan produk murabahah..

2. Peranan Pemasaran

Peran pemasaran saat ini tidak bisa dilakukan dengan menyampaikan produk/jasa sampai ketangan konsumPeran pemasaran saat ini tidak bisa dilakukan dengan menyampaikan produk/jasa sampai ketegangan konsumen,tapi ada hal yang lebih dari itu yang dapat memberikan rasa kepuasan terhadap pelanggan sagar bisa menarik pelanggan. Secara spesifik peranan pemasaran itu adalah sebagai berikut: (Skripsi Asep Agus Sukoco 2020)

a. Merubah (Convertional Marketing); seorang pemasar bisa merubah perilaku orang-orang yng semula tidak menyukai,tidak berminat pada produk atau jasa,berubah menjadi menyukai dan berminat

b. Mendorong (Stimulation Marketing) pemasar bisa berperan sebagai pendorong atau meransang kebutuhan orang-orang yang semula tidak mengetahui suatu produk atau jasa, terdorong atau teransang menjadi tahu.

c. Mengaktifkan kembali (Remarketing); konsumen yang telah menurun minatnya bahkan ada yang berpindah ke produk atau jasa lain, dapat bisa diaktifkan kembali dan peran serta seorang pemasar agar konsumen bisa kembali dan peran seorang pemasar agar konsumen bisa kembali menggunakan dan kembali membeli jasa atau produk.

(40)

27

d. Merintangi (Merintangi Marketing); menggunakan pemasar pula,bisa merintangi atau menghalangi permintaan atau keinginan orang oleh produk atau jasa lain.

e. Menyelaraskan (syncronmarketing); pemasar bisa pula berperan sebagai penyalras dengan pola permintaan dpat selaras dengan pola permintaan sudah berkurang.

f. Mengembangkan (Development Marketing); pemasaran adalah ujung tombak perusahaan, karena dia berinteraksi secara langsung dengan konsumen. Karena apa-apa yang menjadi kebutuhan konsumen, pemasar dapat mengetahuinya lebih dulu, dan menyarankan kepada atasannya untuk mengembangkan produk baru.

g. Memelihara (Maintenance);peran pemasaran pula untuk memelihara para langganannya apakah dengan memberi ucapan selamat ulang tahun,menelpon/menanyakan kabar,dan sebagainya.34

3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Pada pemasaran terdapat stratgi pemasaran yang disebut bauran pemasaran (marketing mix) yang mempunyai pran penting untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan kepada perusahaan.

Unsur-unsur bauran pemaran ialah semua variable yang bisa di control perusahaan agar bisa memuaskan para konsumen. Bauran pemasaran (Marketing Mix)ialah alat bagi pemasar yang terdiri dari beberapa unsur suatu program

34Cand suhardi,Pengantar Manajemen (Yogyakarta:Penerbit Gava Media,cetakan 1 2008)h.277

(41)

pemasaran yang ingin dipertimbangkan sehigga implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan bisa berjalan dengan sukses.35

Pada bauran pemasaran mempunyai seperangkat alat pemasaran yang dikenal dengan istilah 4p,ialah sebagai berikut produk (prduct), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) seedangkan pada pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran jasa tambahan yaitu orang (people),proses dan bukti fisik (phsycal evidence) sehingga dikenal dengan istilah 7p maka bisa ditarik kesimpulan yaitu bauran pemasaran jasa antara lain sebagai berikut;

product, price, place, promotion,people, process, and physical evidence. Seba bila salah satu tidak.(Skripsi Asep Agus Sukoco 2020)

a. Strategi produk

Produk (product) ialah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar guna memenuhi keinginan dan kebutuhan.

Suatu perusahaan ketika mengelurkan produk sebaiknya disesuaikan pada kebutuhan dan keinginan konsumen,dengan begitu produk bisa bersaing di pasaran, agar menjadikan konsumen mempunyai banyak alternative pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Keunggulan dari produk-produk bisa diketahui pada konsumen bila tertarik untuk mencoba dan kemudian bisa mengambil keputusan untuk mmbeli suatu produk tersebut.36

b. Strategi Harga

35Philip Kotler,dan Gary Amstrong,Prinsip-Prinsip Pemasaran,(Jakarta:Erlangga,Edisi 12,Jilid 1 2008),h.62

36Philip Kotler dan Gary Amstong,Principal Of Marketing,(Prentice-hal 1,Eisi 8,201),h.203

(42)

29

Harga (price) ialah sejumlah uang yang kemudian dibayarkan paada konsumen atau pelanggan guna mendapatkan suatu produk pada perusahaan.Harga bisa mempengaruhi konsumen dalam pengembalian keputusan konsumen dalam pengembalian suatu produk.37

c. Strategi Tempat

Tempat (Place),ialah kegiatan pemasaran yang bisa memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kemudian ke onsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang dperlukan (jenis,jumlah,harga,tempat dan sifat dibutuhkan).38

d. Strategi Promosi

Promosi (promotion)ialah salah satu penentu factor keberhasilan suau program pemasaran. Perusahaan dalam penjeleasan yang dimaksud ialah bank harus mampu mencari cara supaya bisa mncapai efektivutas dari sattu atau lebih alatt promosi,dengan cara garis bsar keempat macam-macam saranan promosi yang bisa dilakukan pada perbankan secara umum ialah:

1. Periklanan

Iklan ialah promosi yang digunakan pada perusahaan dalam hal ini adalah bank berguna menginformasikan segala informasi produk yang diperoleh oleh perusahaan.

2. Promosi Penjualan

37Fandy Tjiptono,Strategi Pemasaran,(Yogyakarta,2001),h.45

38Ibid, h.585

(43)

Selain dari promosi melalui iklan,promosi yang bisa dilakukan melalui promosi penjualan,tujuan promosi penjualan ialah untuk meningkatkan penjualan atau meningkatkan jumlah nasabah.

3. Personal Selling

Penjualan selling atau penjualan pribadi yang paling sering dinamakan sebagai pemasaran pada masyarakat. Dalam dunia perbankan penjualan ini secara pribadi dilakukan dengan caraumum oleh pegawai bank dengan cara door to door.

4. Publisitas

Publisitas ialah kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan sperti pameran,pembukaan stan promosi di pusat perbelanjaan,sponsorship kegiatan,mendukung dan berperan juga dalam kegiatan amal.

e. Orang

Orang (people),ialah semua pihak yang bersangkutan yang memiliki perananpenting dalam penyajian jasa agar bisa mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan,konsumen dan konsumen lain. Dari berbagi perilaku dan tindakan tindakan karyawan mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan..(Skripsi Asep Agus Sukoco 2020) f. Proses

Proses ialah semua prosedur,mekanisme dan kebiasaan dimana sebuah jasa diciptakan kemudian disampaikan pada pelanggan,termasuk keputusan

(44)

31

kebijakan mengenai beberapa keterlibaan pelanggan dan persoalan-persoalan keeluasaan karyawan.39

g. Bukti fisik (physical evidence)

Physical evidence ialah salah satu dari tujuh tahapan bauran pemasaran jasa yang terdiri dari semua variable yang dapat dikendalikan pada perusahaan dan bisa digunakan guna memuaskan konsumen sasaran.40

Berdasarkan pembahasan diatas tentang bauran pemasaran maka bisa ditarik kesimpulan bahwa bauran pemasaran mempunyai unsur-unsur yang berkaitan pada proses pemasaran karena unsur itu bisa memberi pengaruh minat konsumen ketika melakukan keputusan pembelian.

4. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran merupakan kunci dalam mencapai tujuan perusahaan meliputi usaha perusahaan dan menjadi lebih efektif daripada persaingannya dalam hal ini menciptakan,menyampaikan dan mengkomunikasikan kepada pasar sasaran yang telah ditetapkan nilai manfaat organisasi tergantung kepada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (konsumen) kemudian penyampaian kepuasaan yang harus diutamakan, itu lebih efektif dan efisien daripada pesaing..

Konsep Pemasaran Syariah ialah pasar adalah bagian terpenting pada kehidupan seorang muslim dan dapat dijadikan sebagai katalisator hubungan

39Drs. Danang Sunyoto, Fathonah Eka Susanti, Manajemen Pemasaran Jasa, (Yogyakarta: CAPS, 2015), h.65

40Asep Agus Sukoco “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Baitul Maal Tamwil (BMT) Mulya Jaya Mandiri Di Kecamatan sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan”dalam repository.radenintan.ac.id (diakses 22 Oktober 2020)

(45)

transcendental muslim pada tuhanny. Dengan kata lain bertransaksi pada pasar ialah ibadah seorang muslim pada kehidupan ekonomi.41

1. Karakteristik Pemasaran Syariah

Pemasar syariah ialah suatu disiplin bisnis strategi yang mengarah kepada proses penciptaan,penawaran dan perubahan nilai dari inisiator pada pihak-piak yang berkepentingan yang seluruh prosesnya sesuai dengan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam. Ada empa karakteristik pemasaran syariah yang bisa di jadikan acuan bagi pemasar. Adapun di antaranya yaitu; (Skrip Asep Agus Sukoco 2020)

a. Teistis (Rabbaniyah)

Jiwa seorang pemasar syariah meyakini bahwa hukum syariah ialah hukum yang sempurna, paling adil dan paling mampu mewujudkan kebenaran,memusnahkan kebatilan kemudian menyebarluaskan kemaslahatan.

b. Etis ( Akhlaqiyaah)

Pemasar syariah ialah mengedepankan nilai-nilai akhlak pada seluruh aspek kegiatannya .

c. Realistas (Waqi’iyah)

Pemasar syariah ialah pemasar yang berpenampilan bersih, rapih dan bersahaja dan bekerja secara professional dengan mengedepankan nila- nilai keIslaman.

41Asep Agus Sukoco “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Murabahah Pada Baitul Maal Tamwil (BMT) Mulya Jaya Mandiri Di Kecamatan sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan”dalam repository.radenintan.ac.id (diakses 22 Oktober 2020)

(46)

33

d. Humanistis (Insyaniyyah)

e. Pemasar syariah ialah mempunyai sifat humanistis sesuai dankapasitasnya tanpa memandang ras,warnakulit,kebangsaandan status.42

5.Kompenen Strategi Pemasaran

Untuk mencapai hasil pemasaran yang baik, terlebih dahulu menyiapkan konsep pemasaran yaitu dengan menentukan segmentasi,targeting dan positioning (STP),dalam rangkaian proses pemasaran strategi segemntasi,targeting dan positioning,ialah tahap yang paling penting karema bisa menentukan bagaimana menggarap pasar,adapun penjelasan tentang segmentasi,targeting dan positioningyaitu :43

a. Segmentasi

Tjiptono menyaakan segementasi pasar ialah proses mengelompokkanpasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok- kelompok atau segmen-segmen yang terdapat kesamaan dalam ke,butuhan,keinginan dan sikap pada program pemasaran spesifik.

Segmentasi pasar ialah konsep pokok yang diterapkan dalam rangka mengimplementasikan proses pemasaran..

42Nurul Huda,Purnama Putra,et.el. Baitul Maal Wat Tamwil (Jakarta:AMZAH,cetakan pertama,2016)h.194

43Philip Kotler dan kevin ketler,Manajemen Pemasaran,(Jakarta:Elangga2008),h.13

(47)

Tujuan segmentasi pasar ialah membuat para pemasar bisa menyelesaikan bauran pemasaran guna memenuhi kebutuhan satu atau lebih segmen pasar yang ditentukan,dasar-dasar yang dipakai untuk segmentasi pasar ialah::

1) Faktor demografis, yaitu: umur dan kepadatan penduduk, jenis kelamin, agama, kesukaan, pendidikan dan sebagainya.

2) Faktor sosiologi, seperti : kelompok budaya, kelas-kelas sosial dan sebagainya.

3) Faktor pskologis/psikografis, seperti: sikap, kepribadian, manfaat produk yang dinginkan dan sebagainya.

4) Faktor geografis, seperti: daerah sejuk, pantai, daerah koya, daerah desa dan sebagainya.

5) Tingkat penghasilan.(Skripsi Asep Agus Sukoco 2020) b. Targeting

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi target market, target market adalah sekumpulan nasabah yang dituju yang akan dilayani dengan program pemasaran tertentu. Targeting merupakan kegiatan memilih dan menilai satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.

Tujuan dari penentuan target ini adalah memberikan kepuasan konsumen (anggota) ketika konsumen puas, maka permintaan produk tersebut semakin meningkat, dengan meningkatnya permintaan maka keuntungan perusahaan pun mengalami peningkatan. Produk dari targeting adalah target market atau pasar

(48)

35

sasaran, yaitu satu segmen pasar yang menjadi fokus kegiatan-kegiatan marketing.

c. Positioning

Positioning adalah suatu strategi manajemen yang melakukan informasi guna menciptakan suatu kesan pada suatu produk yang sesuai pada keinginan pasar yang dituju atau pasarnya.Jadi positioning itu sendiri ialah suatu usaha yang digunakan pada perusahaan dalam mendesain produk-produk mereka agar bisa memperoleh kesan dan image tersendiri dalam pikiran konsumennya sesuai dengan apa yang diharapkan.

Segmentasi ialah langkah digunakan untuk memahami struktur pasar,targeting ialah persoalan memilih,menyeleksi dan menjangkau pasar,sedangkan positioning ialah suatu strategi guna memasuki jendela pikiran konsumen melalui dengan memberi kesan unik dan merek yang berkalitas agar dapat menarik minat konsumen.44

44Rahmi Yuliana“Analisis Strategi Pemasaran Pada Produk Sepeda Motor Metik Berupa Segmentasi, Targeting, Positioning Serta Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Konsumen di Semarang”, (STIE:Semarang,2013), Vol.5,No.2,Juni 2013,h.82

(49)

36 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

1. Jenis penelitian

Metode kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskripif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitaif. Landasan teori dimanfaatkan sebaga pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.45

2. Sifat Penelitian

Penelitian yang diunakan ialah jenis penelitian bersifat deskriptif, penelitian deskriptif dipake guna menghimpun dana actual. Ada dua definisi,pertama yaitu suatu kegiaan pengumpulan data dengan menggambarkan sebagaimana faktanya,tidak dengan melalui ulasan dan pandangan atau analisis dari penulis. Definisi kedua mengatakan yaitu metode deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memakai metode kualitaif.46 B. Lokasi Objek Penelitian

Penulis akan melakukan penelitian di Koperasi syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah Al Kautsar di Jl. Tamalate I No.66, Bonto Makkio, Kec.

Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.

C. Fokus dan Deskripsi Penelitian

Penelitian ini berfokus pada dalam 2 hal pokok permasalahan yaitu :

45Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif,dan R&D, (Cet. 26; Bandung:Alfabeta,2017), h.8

46 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: C. V Alphabeta,2001), h.43

(50)

37

1. Strategi Pemasaran pada Produk Murabahah Baitut Tamwil Muhammadiyah Al-Kautsar Kota Makassar

2. Upaya pemasaran pada produk murabahah Koperasi Syariah Baitut Tamwil Muhammadiyah Kota Makassar

D. Sumber Data

Adapun data yang di perlukan dalam penelitian ini yaitu : a. Data Primer

Adapun sumber data dari penelitian ini yaitu dari Al-QURAN dan Undang-Undang dan dengan melakukan wawancara dengan tujuan memperoleh data dari informasi dengan para pihak Koperasi Syariah Baitul Maal Wat Tamwil Muhammadiyah dimana informan dari sumber data tersebut yaitu pimpinan dan nasabah.

b. Data Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah dokumen atau bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti buku-buku, artikel, jurnal, hasil penelitian, makalah dan lain sebagainya yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas di penelitian ini.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipergunakan oleh peneliti dalam mendapatkan hasil riset yang berkualitas. Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan dokumentasi. Instrumennya adalah pedoman wawancara terbuka/tidak terstruktur). Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert, Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil training data JST dengan input berupa massa (m), kekakuan (k), redaman (c), elevasi (H), perioda natural (Tn) dan faktor beban dinamik (DLF) serta target

Penulisan journal ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui perban- dingan beban dinamik dan respons struktur pada bangunan bertingkat yang berdiri diatas tanah

Daftar isi dicetak pada halaman baru dan diberi judul DAFTAR ISI yang ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan titik.. Halaman ini memuat nomor bab, nomor

pekerja/buruh terhindar dari bahaya kecelakaan yang dapat ditimbulkan oleh alat-alat kerja atau bahan yang dikerjakan. Perlindungan sosial dan perlindungan ekonomis

Langgam arsitektur “Smart Pedestrian Hub” di kawasan sekitar Sunter Kelapa Gading Jakarta Pusat bukan merupakan tiruan dari “Smart Pedestrian Hub” yang telah ada, dan

Dipindahkan larutan dari tabung uji ke kuvet dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm, apabila absorbansinya lebih dari 0,8, maka dilakukan pengenceran sampel dengan

Tantangan memainkan tokoh Marno adalah cara aktor menggambarkan suasana yang terjadi antar tokoh Marno dengan Jane, karena konflik yang dimiliki tidaklah terlalu

1) Rendahnya jumlah penyalah guna dan keluarga penyalah guna Narkoba yang melapor diri ke IPWL berkaitan dengan masalah internal (predisposing) yang ada dalam diri penyalah guna