PELAYANAN ADMINISTRASI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) PADA KANTOR CAMAT BENGKAYANG
KABUPATEN BENGKAYANG
Oleh:
YUSTINUS.K
1* NIM. E1013141001
Dr Yulius Yohanes. M, Si Dra.Rupita, M.Kes2
1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak
2. Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak
*Email: Donatha @yahoo.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis proses administrasi terhadap Pelayanan Administrasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada Kantor Camat Bengkayang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Pelayanan Publik. Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah melakukan Penelitian lapangan (field research) dan Penelitian kepustakaan (library research. Hasil penelitian dapat dilihat bahwa Penyampaian pelayanan informasi mengenai IMB masih tergolong sulit dipahami oleh masyarakat, karena kemampuan petugas khususnya Kantor Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang masih belum seperti yang diharapkan oleh masyarakat, baik dari cara pelayanan informasi ataupun ketepatan waktu yang digunakan kurang baik. Cara penyebarluasan informasi mengenai IMB yang dilakukan oleh pemerintah khususnya Kantor Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang tidak langsung dengan memberikan informasi melalui pengumuman dan brosur. Sedangkan melalui komunikasi langsung penyuluhan (tatap muka) yang dilakukan yaitu dalam satu tahun frekuensinya satu kali pertemuan atau sesuai dengan permintaan yang memerlukan informasi dari pihak warga masyarakat. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah Agar penyampaian informasi IMB mencapai sasaran maka sangat diperlukan fasilitas yang mendukung artinya setiap fasilitas yang digunakan disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan yang diperlukan masyarakat dalam memahami prosedur memiliki IMB. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang IMB perlu ditingkatkan penyebaran informasi kepada masyarakat secara langsung melalui penyuluhan berkala dan berkesinambungan dengan mempersiapkan tenaga penyuluh yang berkualitas dan mempunyai kemampuan menguasai materi disertai dengan pemberian sanksi yang tegas kepada pihak yang tidak memenuhi persyaratan yang dikeluarkan Kantor Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang khususnya tentang IMB.
Kata-kata Kunci: Pelayanan Publik, IMB, Proses Administrasi
2 ADMINISTRATION SERVICES FOR BUILDING PERMITS AT BENGKAYANG SUB
DISTRICT CAMAT OFFICE OF BENGKAYANG REGENCY
Abstract
The research aimed at analiysing the administrative process of Building Permit Administration Services at the Bengkayang District Head Office. The theory used in this study is the Public Service Theory. The results of the study can be seen that the delivery of information services regarding is still quite difficult to understand by the public, because the ability of officers, especially Bengkayang District Office, Bengkayang Regency is still not as expected by the community, either from the way information service or timeliness is used poorly. How to disseminate information about the carried out by the government, especially the Bengkayang District Office, Bengkayang Regency, is not direct by providing information through announcements and brochures. Whereas through direct communication counseling which is carried out in one frequency year one meeting or in accordance with requests that require information from the community members. The recommendation in this study is that in order to convey the information to achieve the target, it is very necessary that supporting facilities mean that each facility used is adapted to the functions and needs needed by the community in understanding the procedure. To increase public awareness about it is necessary to increase the dissemination of information to the community directly through periodic and continuous counseling by preparing qualified extension workers and having the ability. to master the material accompanied by strict sanctions those requirements
Keywords: Public
Service, Building Permits, Administration Process.PENDAHULUAN
Pelayanan yang berkualitas sangat tergantung pada berbagai aspek, yaitu bagaimana pola penyelenggaraannya (tata laksana), dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan. Dilihat dari sisi pola penyelenggaraannya, pelayanan publik masih memiliki berbagai kelemahan antara lain:
kurang responsif, kurang informatif, kurang accessible, kurang koordinasi, kurang birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat, dan inefisien Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia memiliki kekurangan rumah sebanyak 13,6 juta unit atau 70% di atas data Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) yaitu sebanyak 8,1 juta unit. Dari data BPS
disebutkan bahwa dari 240 juta penduduk Indonesia yang terdiri dari 61 juta rumah tangga sejumlah 22% atau sebanyak 13,6 juta rumah tangga tidak memiliki rumah.
Sebagian besar yang tidak memiliki rumah layak huni ini masih bertempat tinggal di daerah kawasan penghijauan milik pemerintah, rumah mertua, mengontrak atau menyewa rumah. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada pribadi atau badan usaha untuk mengatur mengawasi serta mengendalikan terhadap setiap kegiatan membangun, memperbaiki, merombak atau merobohkan bangunan agar desain pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tata ruang yang berlaku.
Adapun tujuan dari IMB ini adalah
terwujudnya tertib bangunan yang aman, nyaman, serasi, dan).
Data Rekomendasi IMB Kecamatan Bengkayang tahun 2018:
No Jenis Bangunan Jumlah Unit
Ketera ngan
1. Ruko 3
2. Perumahan 222
3. Ruang Kelas AKMEN Bumi Sebalo
4
4. Rumah Tinggal 1
5. Aula Kapel 1
6. Gudang dan
Kantor
1
7. RSU
Bengkayang
1
(Sumber: Kantor Camat Bengkayang tahun 2018)
Mendasari Pelayanan Administrasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Pada Kantor Camat Bengkayang.
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah
2. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Izin Mendirikan Bangunan
3. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkayang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
4. Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2014 tentang Pendelegasian Kewenangan
dan Non Perizinan Kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bengkayang
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor 24/PRT/M/2007 tentang pedoman teknis izin mendirikan bangunan gedung (IMB) menyatakan bahwa Izin Mendirikan Bangunan adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah daerah, dan oleh pemerintah atau pemerintah provinsi untuk bangunan fungsi khusus,
Setiap pelayanan akan menghasilkan beragam penilaian yang datangnya dari pihak yang dilayani atau pengguna layanan. Pelayanan yang baik tentunya akan memberikan penilaian yang baik pula dari para pelanggan, tetapi apabila pelayanan yang diberikan tidak memberikan kepuasan, misalnya terkait jangka waktu pelayanan yang tidak tepat waktu maka akan menimbulkan kekecewaan pelanggan dan bisa memperburuk citra instansi pemberi layanan.
Untuk dapat menilai sejauh
mana mutu atau kualitas pelayanan
IMB yang diberikan pegawai
3 bisa dihindari, bahwa menjadi tolok
ukur kualitas pelayanan dapat dibedakan dari kriteria dimensi- dimensi kualitas pelayanan publik.
Zeithaml dkk 1990 dalam buku Hardiyansyah (2011: 46-47) kualitas pelayanan dapat diukur dari 5 dimensi, yaitu: Tangible (Berwujud), Reliability (Kehandalan), Responsiviness (Ketanggapan), Assurance (Jaminan), dan Emphaty (Empati).
Masing-masing dimensi memiliki indikator-indikator sebagai berikut:
a. Dimensi Tangible (Berwujud),
b. Dimensi Reliability (Kehandalan), terdiri atas indikator:
c. Dimensi Assurance (Jaminan), terdiri atas indikator:
d. Dimensi Emphaty (Empati), terdiri atas indikator:
1. Mendahulukan
Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana menurut Kountur (2005:105) bahwa: “penelitian deskriptif adalah
penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti”. Metode deskriptif
dipilih karena peneliti ingin memperoleh gambaran dan deskripsi fenomena yang terjadi
Permasalahan