• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN REDAKSI MAJALAH POPULER ONLINE SCIENTIFIC NEWS MAGAZINE (SCIMAG) UNIT SUMBER DAYA INFORMASI UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN REDAKSI MAJALAH POPULER ONLINE SCIENTIFIC NEWS MAGAZINE (SCIMAG) UNIT SUMBER DAYA INFORMASI UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DEWAN REDAKSI MAJALAH POPULER ONLINE SCIENTIFIC NEWS MAGAZINE (SCIMAG)

UNIT SUMBER DAYA INFORMASI UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016

Pelindung:

Ketut Suastika (Rektor)

Penanggung-jawab:

I Made Suastra (Wakil Rektor IV)

I Ketut Gede Darma Putra (Ketua Unit Sumber Daya Informasi)

Ketua Redaktur:

I Dewa Nyoman Nurweda Putra

Sekretaris Redaktur:

Made Pharmawati

Anggota Redaktur:

I Ketut Ngurah Sulibra I Made Kusuma Negara Yohanes Kartika Herdiyanto

I Made Mahaputra Wijaya I Gusti Ngurah Janardana Made Gde Subha Karma Resen

Editorial:

Nyoman Gunantara (Koordinator) Putu Ayu Indrayathi

Putu Oka Samirana

Disain Grafis dan Web:

Putu Arya Dharmaadi Dewa Gede Rai Indrayana

Fotografer:

Kadek Suar Wibawa Komang Agus Mudani

Sekretariat:

I Putu Gede Hendra Suputra

Putu Yanita Pratiwi

(3)

DAFTAR ISI

Scimag Edisi V (April 2017)

1.

Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Kebijakan Pemerintah

Ni Luh Gede Astariyani, SH., MH.

1-5

2.

Pemberdayaan UMKM Melalui Pendirian Perusahaan Daerah e-Commerce di Pemerintahan Kabupaten/Kota

I Putu Arya Dharmaadi, ST., MT.

6-8

3.

Pencahayaan Ruang Perkuliahan Malam Hari

I Gusti Ngurah Janardana

9-12

4.

Metafor (Simile) Dalam Bahasa Bali: Ancangan Dalam Penerjemahan ke dalam Bahasa Indonesia

Ni Ketut Ratna Erawati, I Ketut Ngurah Sulibra

13-18

(4)

DEWAN REDAKSI

SCIENTIFIC NEWS MAGAZINE UNIVERSITAS UDAYANA

Pelindung:

Ketut Suastika (Rektor)

Penanggung-jawab:

I Ketut Gede Darma Putra (Ketua Unit Sumber Daya Informasi) I Made Suastra (Wakil Rektor IV)

Ketua Redaktur:

I Dewa Nyoman Nurweda Putra

Sekretaris Redaktur:

Made Pharmawati

Anggota Redaktur:

I Ketut Ngurah Sulibra I Made Kusuma Negara Yohanes Kartika Herdiyanto

I Made Mahaputra Wijaya

I Gusti Ngurah Janardana

Made Gde Subha Karma Resen

(5)

Editorial:

Nyoman Gunantara (Koordinator)

Putu Ayu Indrayathi Putu Oka Samirana

Disain Grafis dan Web:

Putu Arya Dharmaadi Dewa Gede Rai Indrayana

Fotografer:

Kadek Suar Wibawa Komang Agus Mudani

Sekretariat:

I Putu Gede Hendra Suputra

Putu Yanita Pratiwi

(6)

Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Kebijakan Pemerintah

SSN: 2528-3049

Scientific News Magazine

HOME

ABOUT

o o

GUIDE FOR AUTHOR

CONTACT US

Edisi V

Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Kebijakan Pemerintah

Ni Luh Gede Astariyani.,SH.,MH

Fakultas HukumUniversitasUdayana Email: [email protected]

https://scimag.unud.ac.id/posts/tanggung-jawab-dan-tanggung-gugat-kebijakan-pemerintah

Highlight

Perumusan kebijakan pada prinsipnya harus memenuhi wewenang, prosedur dan substansi yang tepat.

Ketiga hal tersebut harus dipenuhi dalam setiap tahap yaitu: perumusan masalah kebijakan, penyusunan agenda kebijakan, penentuan tujuan kebijakan, penentuan alternative kebijakan, penetapan sarana kebijakan. Tidak terpenuhinya tiga komponen legalitas tersebut di atas mengakibatkan cacat yuridis suatu tindak pemerintahan sehingga dapat menimbulkan adanya tanggung gugat dan tanggung jawab.

Kata kunci: Kebijakan Pemerintah, Tanggung Jawab, Tanggung Gugat

@2017.Ni Luh Gede Astariyani. All rights reserved

(7)

Gambar Topik (Sesuai Dengan Artikel ditampilkan di Website)

Sumber: http://www.lynchlaw.ie/services/administrative-law

Pendahuluan

Kebijakan yang dibuat oleh negara terdapat tujuan yang pada umumnya adalah memelihara ketertiban umum dan membagi berbagai materi (negara sebagai akolator) [1]. Perumusan kebijakan pada prinsipnya harus memenuhi wewenang, prosedur dan substansi yang tepat.

Wewenang, prosedur dan substansi harus dipenuhi dalam setiap tahap dalam kebijakan yang dimulai dari: perumusan masalah kebijakan, penyusunan agenda kebijakan, penentuan tujuan kebijakan, penentuan alternatif kebijakan, penetapan sarana kebijakan, pengesahan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Pemahaman tersebut menunjukkan harus adanya kehati-hatian dalam merumuskan suatu kebijakan mengingat dampak dari suatu kebijakan tersebut sangat luas.

Permasalahan akan timbul apabila kebijakan tersebut tidak memenuhi wewenang, prosedur dan substansi yang tepat apakah kebijakan tersebut dapat dipidana hal ini menjadi isu hukum yang perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut. Pengkajian terhadap isu hukum tersebut dituangkan dalam pembahasan yang berjudul Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Kebijakan Pemerintah.

Uraian Isi

Pemahaman tentang tanggung gugat negara berkaitan dengan konsep Hukum Administrasi yang menyangkut penggunaan wewenang dalam menjalankan tugas untuk pelayanan publik.

Memang tidak setiap konsep Hukum Administrasi Negara yang dikemukakan mengandung unsur yang sama, tetapi unsur pengujian atau pengawasan terhadap kewenangan pemerintah harus selalu ada.

H.W.R.Wade dalam bukunya Administrative Law, pembentuk undang-undang berwenang mendelegasikan pengaturan lebih lanjut secara terperinci dengan menyediakan pedoman yang merupakan dasar pengaturan yang permanen, ”Parliament is obliged to delegate very extensive law-making power over matters of detail and to content itself with providing a framework of more or less permanent statutes [2].” Menurut Philipus M.Hadjon legalitas tindakan pemerintahan meliputi : a.wewenang, b.prosedur dan c.substansi [3]. Wewenang dan subtansi merupakan landasan formal. Atas dasar legalitas formal melahirkan asas preasumptio iusta causa. Atas dasar asas tersebut mengakibatkan gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya keputusan badan atau pejabat tata usaha Negara yang digugat (sebagaimana diatur dalam Pasal 67 ayat (1) UU No 5 Tahun 1986. Tidak terpenuhinya tiga komponen legalitas tersebut di atas mengakibatkan cacat yuridis suatu tindak pemerintahan. Cacat yuridis menyangkut wewenang, prosedur dan substansi. Dalam setiap tindakan pemerintahan diisyaratkan harus bertumpu pada kewenangan yang sah.

Kewenangan itu diperoleh dari tiga sumber yaitu : atribusi, delegasi dan mandat [4].

(8)

Asas umum prosedur bertumpu atas tiga landasan utama hukum administrasi yaitu: asas negara hukum, asas demokrasi, dan asas instrumental. Asas negara hukum dalam prosedur utamanya berkaitan dengan perlindungan hak-hak dasar asas demokrasi dalam prosedur berkenaan dengan asas keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan, asas instrumental meliputi asas efisiensi (doelmatig: daya guna) ada asas efektivitas (doeltreffenheid: hasil guna) di samping rechtmatig dan doelmatig. Kewenangan pemerintahan yang berisi wewenang pengaturan dan pengendalian kehidupan masyarakat, dibatasi secara substansial yang menyangkut “apa” dan “untuk apa.” Cacat subtansial menyangkut “apa” merupakan tindakan sewenang-wenang; cacat substansial menyangkut “untuk apa” tindakan penyalahgunaan wewenang. Perlindungan hukum tidak hanya untuk melindungi rakyat terhadap sikap tindak administrasi negara, tetapi juga melindungi administrasi negara itu sendiri [5]. Dalam Bab VI Pasal 30 tentang Diskresi Undang-Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, Penggunaan Diskresi dikategorikan melampaui wewenang apabila bertindak melampaui batas waktu dan wilayah berlakunya Wewenang yang diberikan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam kaitannya dengan maladministrasi (baca: mal-administrasi) diambil dari bahasa Inggris maladministration yang diartikan: Tata usaha buruk; Pemerintahan buruk/jelek [6]. Kata administrasi berasal dari bahasa latin administrare yang berarti to mange, devirasinya antara lain menjadi administratio yang mengandung makna bersturing atau Pemerintah. Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia, dijelaskan maladministrasi. Tanggung jawab dan tanggung gugat negara negara merupakan unsur yang dominan dengan 3 pendekatan dalam Hukum Adminitrasi Negara antara lain [7]: pendekatan kekuasaan berdasarkan pada wewenang dan berdasarkan pada asas legalitas (rechtmatigheid, pendekatan hak asasi manusia dan pendekatan perilaku berkaitan dengan sikap perilaku dan aparat yang meliputi sikap melayani.

Tanggung jawab atau tanggung gugat negara berkaitan dengan penggunaaan wewenang pemerintah yang memberikan kerugian bagi masyarakat dapat terjadi karena cacat dalam penggunaan wewenang berkaitan dengan perilaku aparat selaku pribadi. Kedua hal tersebut menjadi parameter ada atau tidaknya suatu tanggung jawab atau tanggung gugat negara atas kerugian yang ada. Dalam konsep Prancis dasar pelayanan publik didasarkan pada legalite dan responsabilite. Di Prancis ukuran kesalahan dan tanggung gugat atas kerugian didasarkan pada 2 unsur : Foutepersonelle (kesalahan pribadi) dan Faute de servicei (kesalahan jabatan) Dalam konsep Inggris, Badan-badan pemerintah mengunakan wewenang dengan batas prinsip the rule of law dan pengujian penggunaan kewenangan adalah dengan doktrin ultra vires. Dalam doktrin ultra vires mengandung: ada 3 bentuk antara lain : substanstive express ultra vires (batal demi hukum), substanstive implied ultra vires (dapat dibatalkan), procedural ultra vires (persyaratan prosedur yang membuat tindakan yang diambil menjadi cacat).

(9)

Badan-badan pemerintah mengunakan wewenang dengan batas prinsip the rule of law dan pengujian penggunaan kewenangan adalah dengan doktrin ultra vires. Dalam doktrin ultra vires mengandung: ada 3 bentuk antara lain: substanstive express ultra vires (batal demi hukum), substanstive implied ultra vires (dapat dibatalkan), procedural ultra vires (persyaratan prosedur yang membuat tindakan yang diambil menjadi cacat). Pengambilan keputusan tidak hanya ada di ranah publik tetapi juga swasta juga dikenal. Dalam mengambil keputusan atau kebijakan ada dasar hukum dan norma-norma yang harus diperhatikan. Satu hal yang pasti, para pengambil kebijakan bukanlah peramal yang dapat menerawang ke depan. Kebijakan benar atau salah hanya dapat diketahui pasca pengambilan kebijakan (post factum). Kebijakan yang tidak memenuhi wewenang, prosedur dan substansi dengan benar dapat dikatakan suatu kebijakan yang salah, sehingga sangat diperlukan kehati-hatian.

Menurut Hikmahanto Juwana memang ada pengecualian sebuah kebijakan dapat diberikan sanksi pidana kepada para pengambilnya. Pertama, kebijakan pejabat yang bernuansa kejahatan internasional, seperti kejahatan kemanusiaan dan genosida. Kedua, pengambilan kebijakan yang secara tegas dianggap sebagai suatu kejahatan dalam undang-undang.

Perilaku koruptif yang dimaksud di sini ialah perilaku yang dapat memberi keuntungan bagi pribadinya sendiri, orang lain, atau korporasi dari pengambilan kebijakan [8].

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, tindakan terhadap pejabat harus dicermati apakah tindakan tersebut termasuk tanggung jawab jabatan atau tanggung jawab pribadi. Perumusan kebijakan pada prinsipnya harus memenuhi wewenang, prosedur dan substansi yang tepat. Wewenang, prosedur dan substansi harus dipenuhi dalam setiap tahap dalam kebijakan yang dimulai dari: perumusan masalah kebijakan, penyusunan agenda kebijakan, penentuan tujuan kebijakan, penentuan alternatif kebijakan, penetapan sarana kebijakan, pengesahan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Tidak terpenuhinya tiga komponen legalitas tersebut di atas mengakibatkan cacat yuridis suatu tindak pemerintahan sehingga dapat menimbulkan adanya tanggung gugat dan tanggung jawab.

Dalam pemaparan di atas tindakan terhadap pejabat harus dicermati apakah tindakan tersebut termasuk tanggung jawab jabatan atau tanggung jawab pribadi. Adanya cacat yuridis menyangkut wewenang, prosedur dan substansi. Tindakan pemerintahan merupakan tanggung jawab jabatan kecuali ada unsur maladministrasi yang merupakan tanggung jawab pribadi.

Referensi

1.

Hoogerwerf. Isi dan Corak-Corak Kebijaksanaan, dalam Hoogerwerf, A, des, Ilmu

Pemerintahan. Terjemahan, Erlangga, Jakarta. 1983.

(10)

2.

Wade, H.W.R. Adminittratif Law, Fifth Edition ELBS English Language Book Society oxford University Press. 1982.

3.

Philipus M Hadjon. Tanggung Jawab Pribadi atas Tindakan Pemerintahan,2011.

4.

Wairocana, I Gusti Ngurah. Makalah Tanggung Jawab Dan Tanggung Gugat Tindak Pemerintah Dalam semangat Good Governance, Disampaikan dalam Seminar Nasional Pertanahan dengan Tema Reformasi Regulasi, Birokrassi dan Institusi Pertanahan/Agraria Menuju Keadilan Dan Kepatian Pengelolaaan Pertanahan/Agraria Untuk Sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat Indonesia, 2013.

5.

Parsa, I Wayan. Sanksi Paksaan Pemerintahan ( Bestuursdwang) Dalam Rangka Penegakan Peraturan Daerah, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu Hukum/ Hukum Administrasi negara pada Fakultas Hukum Universitas Udayana, UNUD. 2009.

6.

Philipus M.Hadjon. Maladminitrasi sebagai adasar penilaian perilaku administrasi, Makalah . 2004.

7.

Djatmiati, Tatiek Sri. Kesalahan Pribadi Dan Kesalahan Jabatan Dalam Tanggung Jawab Atau tanggung Gugat Negara, Makalah Disampaikan Pada Lokakarya Hukum Dan Korupsi Hukum adminitrsai dan Korupsi, Diselenggarakan Oleh FH UNAIR, 2008.

8.

Kompas, Jumat 16 Mei 2014.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Undang-Undang No 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaran Negara ,Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman.

Undang-Undang No 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.

Download file

(11)

Pencahayaan Ruang Perkuliahan Malam Hari

May 19, 2017

(12)

Pemberdayaan UMKM Melalui Pendirian Perusahaan ...

May 19, 2017

(13)

Metafor (Simile) dalam Bahasa Bali: Ancangan da...

May 19, 2017

(14)

Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Kebijakan Pem...

May 19, 2017 Informasi

Universitas Udayana

LPDP

LPPM Udayana

Career Development Center Scientific News Magazine Jimbaran Jalan Kampus Bukit Jimbaran-Bali Phone: (0361) 701812

Fax: -

Email: [email protected]

(15)

ISSN: 2528-3049

Universitas Udayana

USDI Udayana © 2015-17

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi fungsi open space secara umum Layaknya sebuah open space, Taman Edu Park Universitas Muhammadiyah Surakarta merupakan tempat untuk berinteraksi satu orang

Navigasi darat, adalah bagian dari ilmu untuk menentukan posisi suatu objek dan arah perjalanan serta menggambarkan kondisi fisik daerah pegunungan baik pada

Selanjutnya akan dibicarakan konsep-konsep yang akan melandasi definisi kelengkapan dari suatu ruang metrik dan juga pembahasan selanjutnya.. Setiap barisan  konvergen

Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja dimana

Air putih, huruf Alif, nasihat-nasihat hidup yang ia tulis dalam bahasa Jawa, dan laku berpuasa berhari-hari, adalah bagian dari "wajah mistik" Sosrokartono, orang Indonesia

Kotak plastik berukuran 14 cm x 18,5 cm x 18,5 cm, yang terbuat dari plastik mika (tebal 0,6 mm), dan dilengkapi dengan tabung reaksi (panjang 10 cm, diameter 1 cm) dapat

Metode penelitian yang digunakan adalah observasi lapangan dengan mengamati parameter yang diteliti, pengumpulan data primer dan sekunder pada sistem irigasi yang ditinjau

Buellin mukaan ympäristötekstin etiikassa tulisi näkyä juuri edellä esitetyn kaltainen pohdinta ihmisen eduista muuhun luontoon nähden (Buell 1995, 7). Runoon