PROGRESS REPORT
CLUSTER PENELITIAN DASAR PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI (PT)
IMPLEMENTASI MANAJEMEN MAHASISWA PROGRAM KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI PTKIN
(STUDI DI IAIN SALATIGA DAN IAIN SAMARINDA)
Siti Julaiha, S.Ag., M.Pd Dr. Hj. Fathul Janah. M.SI
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang tidak terpisahkan dalam pembangunan, karena dia merupakan bagian integral dalam proses pembangunan itu sendiri. Di zaman modern seperti sekarang ini, pendidikan masih dianggap sebagai kekuatan utama dalam pembangunan, sebagai amunisi yang mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu kegagalan dalam dunia pendidikan merupakan kegagalan bagi kelangsungan pembangunan bangsa dan kehidupan bernegara.
Perguruan Tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, dan ikut bertanggung jawab dalam bidang pembangunan. Tanggung jawab tersebut tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pertama dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kedua bidang penelitian, dan ketiga dalam bidang pengabdian masyarakat. Untuk menghasilkan lulusan yang dapat berdaya saing tinggi serta mampu menjawab tantangan zaman dan seiring dengan perkembangan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pendidikan yang bermutu merupakan suatu keniscayaan.
Perguruan tinggi yang ideal adalah yang menyelenggarakan pendidikan bermutu dan berdaya saing, di mana semua sistem dalam perguruan tinggi tersebut dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Mastuhu mengemukakan ada 16 syarat atau
unsur yang menentukan sukses tidaknya penyelenggaraan pendidikan. Ke-16 unsur yang dimaksud adalah paradigma akademik, tata among, demokrasi pendidikan, otonom, akuntabilitas, evaluasi diri, akreditasi, kompetensi kecerdasan, kurikulum, metodologi pembelajaran, Sumber Daya Manusia, dana, perpustakaan, laboratorium dan alat pembelajaran, lingkungan akademik (academic athmosphere) dan terakhir adalah jaringan (network). Ke-16 unsur ini bekerjasama dalam satu kesatuan (sinergis) dalam satu sistem, bersama-sama mensukseskan penyelenggaraan pendidikan bermutu. Jika ada salah satu butir yang bekerja lamban, apalagi menyimpang, hal ini akan menggagalkan tujuan yang ingin dicapai yaitu pembelajaran bermutu1 .
Pendidikan tinggi diselenggarakan dalam rangka mengantarkan peserta didik (mahasiswa) menjadi manusia yang survive pada zamanya. Seiring dengan perjalanan waktu dan dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini, perguruan tinggi agama Islam tengah mengalami kegamangan dalam menentukan arah pengembangannya karena dihadapkan pada tantangan profesionalisme dan pasar tenaga kerja.
Peran perguruan tinggi agama Islam yang semula berorientasi pada penguatan keilmuan agama, peningkatan keberagamaan, dan pembentukan karakter harus dihadapkan dengan tuntutan mampu mencetak tenaga-tenaga professional yang dibutuhkan masyarakat. Bila mengacu pada kenyataan tersebut, maka perguruan tinggi agama Islam harus mampu memberi kontribusi bagi kemajuan masyarakat luas, selain menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik.
1 Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan nasional dalam Abad 21, (Yogyakarta: Safira Insani Press, 2003), h. 66-124.
Perguruan tinggi harus mempunyai distingsi dan excellensi sehingga mempunyai ciri khas dan berdaya saing serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, yang pada akhirnya harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
global. Pendidikan berkualitas Internasional merupakan keharusan dalam menyongsong menuju word class university.2 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda sebagai sebuah perguruan tinggi yang beralih status dari STAIN ke IAIN dan berharap bisa menjadi Universitas Negeri Islam (UIN) Kalimantan Timur telah melakukann salah satu trobosan dengan membuat suatu program yaitu kelas khusus Internasional (KKI) yang mememiliki kekhasan dan keunggulan sebagai ciri perguruan tinggi internasional dengan pengantar dalam perkuliahan menggunakan bahasa Internasional. Selain kelebihan dalam bidang bahasa, kelas internasional juga mentargetkan pesertanya menghafal al-Quran minimal 5 juz..
Demikian pula halnya dengan IAIN Salatiga yang sudah terlebih dahulu mempunyai program kelas Internasional bagi mahasiswanya. IAIN Salatiga sudah banyak meluluskan alumni jebolan kelas Internasional. Keunggulan kelas Internasional sudah dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang mendapatkan beasiswa bergengsi atau super ketat penyeleksiannya seperti LPDP dan setelah selesai kuliah mereka bekerja di kementerian Luar Negeri.
Program kelas Internasional ini dibuat oleh kampus sebagai salah satu cara menampung potensi mahasiswa yang memiliki keunggulan dan daya juang yang tinggi dalam mengasah keterampilan di bidang akademisi dan bahasa. Penentuan
2 Baharuddin, Prospektus Menuju World Class University : Aksentuasi dan Kapabilitas UIN Malang sebagai Pusat Peradaban Islam Global, Reorientasi Tradisi Perguruan Tnggi islamMenuju World Class University (Malang: UIN Maliki Press, 2014) h. 2
mahasiswa dinyatakan sebagai mahasiswa kelas Internasional melalui tahapan seleksi yang ketat. Muatan kurikulum yang disajikan kampus lebih padat dari mahasiswa yang bukan kelas internasional. Praktik kerja lapangan (PKL) harus ke Luar Negeri.
dari sekilas informasi yang peneliti dapatkan dapat diketahui bahwa ada pelayanan dan pengkondisian yang berbeda antara mahasiswa kelas Internasional dengan mahasiswa yang bukan kelas internasional. Hal ini membuat peneliti penasaran dan menurut peneliti dapat diteliti tentang manajemen mahasiswa kelas khusus Internasional yang ada di IAIN Salatiga dan IAIN Samarinda
B. Rumusan Masalah
Beranjak dari latar belakang di atas, maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana implementasi manajemen mahasiswa program Kelas Khusus Internasional di IAIN Salatiga ?
2. Bagaimana implementasi manajemen mahasiswa program Kelas Khusus Internasional di IAIN Samarinda.?.
3. Apa kemdala dalam implementasi manajemen mahasiswa program Kelas Khusus Internasional di IAIN Salatiga dan di IAIN Samarinda?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Implementasi manajemen mahasiswa program Kelas Khusus Internasional di IAIN Salatiga
2. Implementasi manajemen mahasiswa program Kelas Khusus Internasional di IAIN Samarinda
3. Kemdala dalam implementasi manajemen mahasiswa program Kelas Khusus Internasional di IAIN Salatiga dan di IAIN Samarinda
D. Kegunaan Penelitian
Dalam sebuah karya ilmiah, kegunaan penelitian dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kegunaan praktis dan kegunaan teoritis.
Penelitian ini diharapkan berguna secara praktis diantaranya:
1. Dapat memberikan gambaran mengenai manajemen mahasiswa khususnya manajemen mahasiswa kelas khusus Internasional, sehingga akan menjadi acuan bagi perguruan tinggi lain dalam pengelolaan potensi mahasiswa sesuai dengan potensi yang mereka miliki.
2. Dapat memberikan inspirasi bagi perguruan tinggi lain dalam meningkatkan sumber daya manusia khususnya dosen dan mahasiswa melalui program kelas khusus Internasional.
3. Dapat memberikan inspirasi bagi perguruan tinggi lain dalam hal penanaman nilai–nilai pembiasaaan dan karakter akademik di lingkungan kampus dan asrama.
4. Bagi pihak kampus yaitu IAIN Samarinda dan IAIN Salatiga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan- kebijakan dalam hal Pengelolaan Kelas Khusus Internasional
Sedangkan secara teoritis kegunaan hasil peneltian ini diharapkan diantaranya:
1. Sebagai informasi tertulis tentang implementasi manajemen mahasiswa kelas Khusus Internasional (KKI) di Perguan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN).
2. Sebagai informasi ilmiah bagi kalangan akademisi dan perguruan tinggi yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan kajian awal untuk mendorong para akademisi untuk melakukan penelitian lanjutan yang berkenaan dengan manajemen mahasiswa di Perguruan Tinggi.
E. Kajian Pustaka
Untuk penelitian yang dilakukan diperlukan kajian pustaka yang berguna sebagai bahan bahan pertimbangan dan bahan sistematis tentang hasil penilitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Diantaranya:
1. Artikel yang ditulis oleh Fajar Chairawati dengan judul Evaluasi Pembelajaran pada Kelas Internasional Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Tahun 2014.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, hasilnya terfokus pada pembelajaran yang ada di kelas internasional di Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry dengan mengambil populasi seluruh mahasiswa kelas Internasional Fakultas Dakawah IAIN Ar-Raniry. Metode pengajaran di kelas Internasional bukan hal yang mudah, khususnya dengan menggunakan dua bahasa asing. Tidak ada ada yang menyangkal bahwa bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dalam berintegrasi dan beradaptasi sosial di lingkungan masyarakat. Di kelas Internasioan, tidak hanya dosen tetapi juga mahasiswa khususnya harus mampu memahami dan menguasai kosa kata baik dalam Bahasa Inggris maupun
BahasaArab, sehingga setiap pembahasan dan penjelasan mata kuliah yang disampaikan oleh dosen pengajar dapat dipahami.3
2. Nurhafidah, Problematika Menghafal Al-Quran mahasiswa Kelas Khusus Internasional di IAIN Samarinda, Skripsi FTIK IAIN Samarinda Tahun 2020, hasil temuan Mahasiswa Kelas Internasional di IAIN Samarinda untuk angkatan pertama diwajibkan menghafal minimla 5 juz al Quran akan tetapi masih ada mahasiswa KKI yang hafalannya belum tercapai. Adapun problemnya bermacam- macam yakni lambat dalam menghafal, sering lupa, kurangnya tahsin dan murojaah, dan banyaknya kegiatan, salah satu alternatif solusi yang ditawarkan kepada pihak pengelola hendaknya membuat syahadah penghafalan 5 juz dan dijadikan sebagai syarat dalam mengikuti munaqasyah.
3. Syahadah Mardhatillah, Pembiasaan Karakter Disiplin Mahasiswa KKI IAIN Samarinda, Skripsi FTIK IAIN Samarinda Tahun 2020, Hasil penelitian menemukan upaya pembiasaan karakter disiplin bukan hanya dilakukan oleh pengelola KKI namun juga dari dosen pengajar KKI dengan menjadi teladan/contoh bagi mahasiswa dengan datang tepat waktu, disiplin, memberikan motivasi dan lainnya. Adapun faktor pendukung perilaku disiplin mahasiswa KKI IAIN Samarinda internal :, diri sendiri, teman, keluarga dan motivasi dari orang lain. Faktor penghambat perilaku disiplin seperti teman, tidak ada pengawasan yang ketat untuk KKI yang tinggal di asrama, dan pengaruh media sosial
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini diawali dengan
3 Chairawati Fajar, Evaluasi Pembelajaran pada Kelas Internasioanl Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry dalam Jurnal AL Bayan, Vol. 20 No 29 tahun 2014, h. 15-32
Bab I Pendahuluan yang terdiri atas Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka serta sistematika pembahasan.
Bab II Landasan Teori tentang PengertianManajemen, Prinsip Manajemen, Fungsi-Fungsi Manajemen, Pengertian Manajemen Kemahasiswaan, Tujuan Manajemen Kemahasiswaan, Ruang Lingkup Manajemen Kemahasiswaan.
Bab III tentang Metode penelitian yang mencakup Jenis penelitian, Pendekatan Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Teknis Analisis Data dan ditutup dengan Pertanyaan Penelitian.
Bab IV, Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi: Profil KKI IAIN Samarinda dan KKI IAIN Salatiga, Hasil temuan dan pembahasan.
Bab V, Penutup yang terdiri dari atas kesimpulan dan implikasi/saran.
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Manajemen
Kata manajemen secara etimologi diambil dari Bahasa Inggris yaitu dari kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur, menggerakkan dan mengelola4 sehingga pengertian manajemen menurut bahasa adalah pengurusan, pengaturan, penggerakan dan pengelolaan.
Sedangkan menurut pengertian terminologi kata manajemen sering disamakan dengan administrasi, asal kata administrasi diambil dari bahasa latin yaitu ad dan ministrare yang mempunyai arti tugas utama dari administrasi adalah memberikan pelayanan intensif dan prima kepada orang yang dilayani5. Namun demikian terdapat beberapa hal yang mendasar antara manajemen dan administrasi yang dapat dilihat pada : 1) ada yang memandang administrasi lebih luas dari pada manajemen; 2) arti manajemen lebih luas dari pada administrasi; 3) ada yang beranggapan bahwa antara manajemen sama dengan administrasi.6 Untuk penulisan selanjutnya istilah manajemen disamakan dengan administrasi, karena keduanya mempunyai fungsi yang sama. Pengertian Manajemen seperti yang dikemukakan oleh Terry selanjutnya dikutip oleh Ngalim Purwanto “management is a district proses consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and
4 1John M. Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 1996), cet. XXIII, h. 372
5 Husaini Usman, Manajemen : Teori, Praktik dan Riset Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 1
6 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), cet.III dan IV, h. 19
accomplish stated objectives by the use of human being and other resources”.7 Dalam terjemahan bebas dapat difahami bahwa Manajemen merupakan sebuah proses tertentu yang meliputi perencanaan, perorganisasian, pergerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh lembaga atau perusahaan tertentu seperti personal maupun material, manusia maupun benda untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Diantara pengertian manajemen secara terminologi adalah seperti yang dikemukakan oleh Henri L Sisk dalam buku Principles of management yaitu management as a process calling for the performanceof specific function, and there are those who view management as a profession, a science, or an art.8
Manajemen sebagai sebuah proses dari seluruh kegiatan yang dilakukan, dan ada yang memandang manajemen sebagai sebuah pekerjaan, sebuah ilmu atau sebuah seni. Istilah manajemen memiliki banyak arti, tergantung orang yang mengartikannya.
Ada yang mengartikan manajemen merupakan sebuah aktivitas yang terdiri dari proses pengarahan, pengawasan dan pengarahan untuk melakukan aktifitas tertentu yang sudah direncanakan.
Dengan demikian pengertian manajemen dapat fahami sebagai sebuah proses yang direncanakan untuk melakukan kerja sama, partisipasi dan keterlibatan sejumlah orang untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Manajemen memiliki makna yang di dalamnya terdapat unsur bimbingan,
7 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995), cet. VII, h. 7
8 Henry L Sisk, Principles of Management, (Philippine: By South-Westren Publikashing Company, 1969), h. 3
pengarahan, dan pengarahan sekelompok orang terhadap pencapaian sasaran umum.
Dari pandangam ilmu sosial, manajemen meletakkan fungsinya pada interaksi orang- orang, baik yang berada di bawah maupun berada di atas posisi operasional di mana dia berada dalam suatu organisasi.9
Dari pandangan-pandangan pendapat para ahli di atas dapat dipahami unsur- unsur yang terdapat dalam kata manajemen, yaitu:
a. Bahwa manajemen diperlukan untuk mencapai tujuan dan pelaksanaan suatu kegiatan tertentu.
b Manajemen adalah sebuah sistem kerja sama yang kooperatif dan rational.
c. Manajemen menitikberatkan pada perlunya prinsip-prinsip effeciency.
d Manajemen tidak dapat terlepas dari kepemimpinan.
B. Prinsip Manajemen
Dalam proses pelaksanaannya manajemen memiliki prinsip-prinsip dasar manajemen antara lain seperti penentuan metode kerja, pemilihan pekerjaan dan pengembangan keahlian, pemilihan prosedur kerja, penentuan batas-batas tugas, persiapan dan pembuatan spesifikasi tugas, proses pendidikan dan latihan, penentuan sistem dan besarnya imbalan yang dimaksudkan untuk meningkat efektivitas, efisiensi, dan produktivitas kerja.
Dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip dasar manajemen, Henry Fayol mengemukakan pendapatnya tentang sejumlah prinsip manajemen, yang meliputi:
9 Soebagio Admodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Arda DizyaJaya, 2000), h. .5
Pembagian kerja, Otoritas, Disiplin, Kesatuan perintih, Kesatuan arah, Pengutamaan kepentingan umum/organisasi dari pada kepentingan pribadi, Pemberian kontra prestasi, Sentralisasi/pemusatan, Hierarki, Teratur, Keadilan, Kestabilan staf, Inisiatif, Semangat kelompok 10.
C. Fungsi-Fungsi Manajemen
Para ahli mempunyai pendapat yang beraneka ragam tentang fungsi-fungsi manajemen. Diantaranya seperti yang dikemukakan Henry Fayol bahwa fungsi maanjemen terdiri dari planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling. Sementara Luther Gulich menjelaskan bahwa fungsi manajemen terdiri dari 7 fungsi yang dikenal dengan POSDCORB (Planning, organizing, staffing, directing, controlling, reporting dan budgeting), sedangkan George R. Terry berpendapat bahwa fungsi manajemen terdiri dari POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling).11
Pendapat-pendapat di atas adalah sebagai perwakilan dari sekian banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Para ahli tersebut mempunyai pendapat yang beragam, namun pada intinya mengandung arti yang sama. Kesamaan tersebut pada umumnya digunakan pada lembaga-lembaga pemerintahan di Indonesia yaitu menggunakan fungsi Planning, Organizing, Actuating dan Controlling (POAC).
Dari uraian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi manajemen meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
10 Nanang Fattah, Landasan manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.12.
11 Manullang, Dasar-dasar manajemen, (Yogyakarta: Gadjah Mada Univrsity Press, 2008 h.
7-8.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan meliput kegiatan menetapkan apa yang ingin di capai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biayanya. Perencanaan ini dibuat dengan menekankan pada question word 5 W dan 1 H yaitu (what, who, when, where, dan why serta yang terakhir How).
Perencanaan ini di buat sebelum suatu tindakan dilakukan. Perencanaan itu dapat diartikan sebagai proses penyususnan berbagai keputusan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan.12 Perencanaan bisa diibaratkan dengan jembatan penghubung antara keadaan sekarang dengan keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Perencanaan adalah salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan manajemen,13 tanpa perencanaan,maka pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Organizing merupakan suatu proses pengelompokan kegiatan yang dilakukan sebuah organisasi dengan cara menetapkan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut.
Pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktifitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan tercapainya aktifitas-aktifitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan
12 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 46-47
13 Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Mutiara, 1984), h. 25
yang telah ditentukan terlebih dahulu secara efektif dan efisien14. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengorganisaisan antara lain adalah pembagian tugas wewenang dan tanggungjawab hendaknya disesuaikan dengan pengalaman, bakat minat, pengetahuan dan kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas-tugas tersebut15 artinya ditentukan secara profesional dan proporsional.
3. Penggerakan (Actuating)
Menggerakkan (Actuating) menurut Terry (1977) berarti menstimulasi serta memotivasi anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan dengan baik, berbeda dengan pendapatnya Keith Davis yang mengemukakan bahwa penggerakan merupakana kemampuan pemimpin membujuk orang-orang mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan penuh semangat.16 Penggerakan dilakukan oleh pemimpin yaitu orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi prilaku orang lain dengan menggunakan kekuasaaan. Kekuasaan pemimpin adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mengatur bawahan terkait dengan tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang disepakati sebelumnya.
4. Kontrol/Evaluasi (Controlling)
Fungsi pengawasan bisa diartikan sebagai sebuah proses yang dibuat untuk melihat sejauhmana kesesuaian kegiatan yang dilakukan dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan apakah tingkat pencapaian tujuan organisasi
14 Manullang, Dasar-dasar manajemen …, h 10-11
15 M. Ngalim Purwanto, Administrasi …., h 27
16 Syaiful Sagala, Administrasi…, h. 52-53
sudah sesuai dengan yang dikehendaki.17 Pengawasan sering disebut juga dengan monitoring yang merupakan salah satu fungsi manajemen berupa mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar serta memberikan arahan serta masukan untuk perbaian selanjutnya. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk tercapainya tujuan yang sudah digariskan semula.18.
Menurut Nanang Fatah pengawasan dilakukan melalui 3 tahap yaitu (a) menetapkan standar pelaksanaan, (b) pengukuran pelaksanaan dibandingkan dengan standard dan, (c) menetukan kesenjangan antara pelaksanaan dengan standar rencana. Di dalamnya belum terdapat tahapan terakhir pengawasan yaitu upaya perbaikan, dengan demikian dapat di simpulkan bahwa pengawasan di laksanakan melaui empat tahap yaitu:
a. Penetapan standar pelaksanaan pekerjaan sebagai dasar melakukan kontrol . b. Pengukurn pelaksanaan pekerjaan dengan standar.
c. Penentuan kesenjangan (deviasi) bila trerjadi antara pelaksanaan dengan pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
d. Perbaikan jika terdapat kesenjangan (devisa) agar pelaksanaan dan tujuan sesuai rencana.
D. Pengertian Manajemen Kemahasiswaan
Manajemen kemahasiswaan diambil dari teori manjamen kesiswaan. Dari beberapa teori menyatakan bahwa manajemen kesiswaan adalah sebuah proses mengurus segala sesuatu yang ada hubungannya dengan siswa, pembinaan sekolah
17 Syaiful Sagala, Administrasi…, h. 59
18 Manullang, , Dasar-dasar manajemen h. 12
mulai dari penerimaaan siswa, pembinaan siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya mulai penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.19 Mulyono mengemukakan bahwa manajemen kesiswaan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh siswa (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM secara efektif dan efisien.20
Manajemen kesiswaan juga dapat diartikan dengan seluruh proses kegiatan merencanakan dan mengusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari sekolah21.
Dari teori manajemen siswa di atas dapat diadopsi pengertian manajemen mahasiswa merupakan serangkaian kegiatan dari masuknya mahasiswa tersebut ke Perguruan Tinggi hingga keluar dari perhuruan tinggi tersebut.
E. Tujuan Manajemen Kemahasiswaan
Secara umum adanya manajemen kesiswaan ditujukan untuk mengatur berbagai kegiatan siswa di sekolah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah.22Demikian
19 W.Manja, Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Malang: Elang Mas, 2007),h.35
20 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: AR-Ruzz Media Groups, 2008), h.78
21 Ary Gunawan, Administrasi Sekolah; Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet.I., h. 9.
22 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah…h. 46.
juga hal nya dengan manajemen kemahasiswaan yang tujuan untuk mengatur berbagai kegiatan kemahasiswaan agar kegiatan prose belajar mengajar di perguruan tinggi dapat berjalan dengan tertib, lancar, secara efektif dan efisien.
F. Ruang Lingkup Manajemen Kemahasiswaan
Dalam teori tentang administrasi siswa tergambar bahwa lembaga pendidikan diumpamakan sebuah transformasi, yang mengenal masukan (input), pengelolaan di dalam tranformasi (proses) dan keluaran (output). Dengan demikian ruang lingkup administrasi siswa dapat dilihat menurut aspek-aspek tersebut. Secara gamblang ruang lingkup administrasi siswa mencakup dari siswa memasuki sekolah sampai siswa meninggalkan sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi bahwa ruang lingkup administrasi siswa dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok pengadministrasian yaitu: (1) penerimaan murid, (2), pencatatan prestasi belajar (3) pencatatan bimbingan dan penyuluhan serta (4).Monitoring23. Demikian juga halnya dengan mahasiswa. Maka yang dimaksud dengan manajemen kemahasiswaan ruang lingkupnya mencakup dari penerimaan mahasiswa baru, proses pembelajaran dan juga kegiatan yang disediakan serta sampai dengan kegiatan melepas mahasiswa menjadi alumni.
23 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: aditya Media, 2008), h118-119
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif24. Pendekatan deskriptif selain meliputi analisa maupun interpretasi tentang arti data juga dilakukan klasifikasi, penilaian atau penetapan standar sehingga tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data saja. Interpretasi data dan kongklusi dapat dilakukan peneliti setelah peneliti mengklasifikasi data. Hal ini diharapkan agar hasil deskripsi penelitian lebih jelas dan detail. Silvermen mengatakan bahwa penelitian kualitatif yang berkembang versi terakhir yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
(1) a preference for natural setting as the primary source of data (2) a fidelity to the fenomena under study this requires as cultural description of the meanings of phenomena ti participant (3) the use of inductivist methodology whish a void the premature testing hypothesis.25
Pemilihan pendekatan penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa data yang hendak dicari adalah data yang menggambarkan implementasi manajemen mahasiswa Kelas Khusus Internasional.
Sesuai dengan metode penelitian yang dipilih, penelitian ini tidak berangkat dari suatu hipotesis untuk diuji keberlakuannya atau kecocokannya di lapangan,
24 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 1992) hlm. 4
25 Silverman D, Interpretating Qualitative Data, (New Delhi: SAGE Publication Ltd, 1993), p.
27
sehingga untuk pengumpulan data menggunakan instrumen pedoman wawancara, pedoman dokumentasi dan pedoman observasi.
B. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran yang mendalam tentang manajemen mahasiswa Kelas Khusus Internasional di PTAIN yaitu diambil dua perguruan tinggi yang dianggap mempunyai kemiripan dalam pengelolaan mahaisiswa kelas Khusus Internasional yaitu di IAIN Samarinda dan di IAIN Salatiga. Ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk pengumpulan data. Pada tahap pertama, dilakukan orientasi, peneliti mengumpulkan data secara umum dan luas tentang hal-hal yang menonjol, manarik, penting dan berguna untuk diteliti lebih dalam. Tahap kedua, peneliti mengadakan eksplorasi pengumpulan data yang dilakukan lebih terarah sesuai dengan fokus penelitian serta mengetahui sumber data atau informan yang kompeten dan mengetahui pengetahuan yang cukup banyak tentang hal yang diteliti. Tahap ketiga, peneliti melakukan penelitian terfokus, yaitu mengembangkan penelitian eksploratif kepada fokus penelitian, yaitu pada masalah implementasi manajemen mahasiswa Kelas Khusus Internasional studi di IAIN Samarinda dan IAIN Salatiga.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik observasi, wawancara serta dokumentasi.
a. Observasi. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mengandalkan dua indera yang sangat vital, yaitu mata dan telinga26. Observasi yang dilakukan dengan melihat secara langsung proses penerimaan atau rekrutmen mahasiswa kelas
26 Husaini, Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 54
internasional dan melihat proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas Khusus Internasional.
b. Wawancara. Wawancara digunakan kepada pengambil kebijakan yaitu Dekan di perguruan tinggi masing-masing dan pengelola Mahasiswa kelas khusus Internasional. Wawacara dilakukan dengan mengacu kepada pedoman wawancara.
c. Dokumentasi.Untuk dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini seperti data-data profil KKI di Lembaga masing-masing, dokumen perekrutan mahasiswa kelas khusus internasional, buku pedoman pengelolaan kelas khusus internasional.
dan dokumen formal lainnya yang ada serta relevan dengan fokus penelitian C. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif model Huberman yang terdiri beberapa alur kegiatan yang berjalan simultan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.27
1. Pengumpilan Data
27 Miles, M.B., & Huberman, M.A, Qualitative Data Analysis a Sourcebookof New Methods, (London: Sage Publication Ltd, 1985)., p. 23
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Data-data di lapangan tersebut dicatat dengan bentuk deskriftif tentang apa yang dilihat, apa yang didengar, dan apa yang dialami atau dirasakan oleh subjek penelitian.
Data tersebut alami apa adanya tanpa adanya komentar atau tafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai.
2. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul di lapangan.
Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung.
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan data yang diperlukan sesuai fokus permasalahan penelitian. Karena dalam penelitian ini menggunakan wawancara maka jawaban dari responden dikelompokan dan digolongkan sesuai dengan fokus permasalah penelitian
3. Penyajian data
Alur kegiatan yang kedua ini adalah dengan menggelar data dalam bentuk sekumpulan informasi, dengan cara ini diharapkan mempermudah penarikan kesimpulan, pengambilan verifikasi atau bisa melengkapi data yang masih kurang melalui pengumpulan data tambahan. Penyajian data merupakan tahapan untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya, untuk dianalisis dan diambil tindakan yang dianggap perlu.
c. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Kegiatan verifikasi dan penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh, karena penarikan kesimpulan juga diverifikasi sejak awal berlangsungnya penelitian hingga akhir penelitian, yang merupakan proses berkesinambungan dan berkelanjutan. Verifikasi dan penarikan kesimpulan berusaha mencari makna dari komponen-komponen yang disajikan dengan mencatat pola-pola, keteraturan, penjelasan, konfigurasi, hubungan sebab akibat, dan proposisi dalam penelitian. Dalam melakukan verifikasi dan penarikan kesimpulan, kegiatan peninjauan kembali terhadap penyajian data dan diskusi dengan teman sejawat adalah hal yang penting.28
4. Jadwal Penelitian
Fase dan pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2019 sampai selesai bulan Januari 2020. Secara lebih terperinci dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Tahap pralapangan/Tahap Persiapan (Juni-September 2019) meliputi:
a. Mencari masalah yang akan diangkat atau diteliti b. Penyusunan proposal dan istrumen penelitian c. Studi pendahuluan dan pematangan proposal d. Penyusunan jadwal dan metode penelitian
2. Tahap Pekerjaan Lapangan (bulan Oktober 2019) meliputi:
a. Wawancara
b. Mengkaji data yang terkumpul
c. Mengkaji masalah yang dianggap penting d. Pengklasifikasian dan penafsiran
28 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. (Bandung: Tarsito, 1992)., h 120
e. Persiapan analisis awal
3. Tahap Analisis Data (Desember 2019) meliputi:
a. Melakukan analisis awal
b. Melakukan analisis data temuan
c. Melakukan pengayaan dan pendalaman data d. Pengembangan implikasi dan saran
4. Tahap Penyusunan Laporan (Januari –maret 2020) meliputi:
BAB IV
HASIL PENELITIAN
NO Hari, Tanggal Kegiatan Catatan Kemajuan
Kendala 1 Rabu, 09
Maret 2020
Pembuatan surat penelitian di LP2M
Ditanggapi dengan baik dan dibuatkan dengan segera
-
2 Selasa, 10 Maret 2020
Pengajuan surat ijin penelitian ke Rektor IAIN Samarinda
Diijinkan dan dibuatkan surat permiohonan melaksanakan penelitian ke IAIN Salatoga
Surat ijin penelitian direspon 1 minggu
3 Senin, 16 Maret 2020
Pemasukan surat ijin penelitian dari LP2M ke IAIN Salatiga
Diberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian di Salatiga dan bisa pengambilan data
-
4 Selasa, 17 Maret 2020
Melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara dengan WR 3 IAIN Salatiga
Mendapatkan profil KKI Salatiga
-
5 Rabu, 18 Maret 2020
Melakukan
wawancara dengan tim pengelola KKI IAIN Salatiga dan dosen KKI serta Mahasiswa
Memperoleh informasi berkaitan dengan
perencanaan, implementasi dan evaluasi program KKI IAIN Salatiga, teknis mengajar dan pembelajaran di KKI IAIN Salatiga
-
6 2020 Pemasukan surat ijin penelitian dari LP2M ke pengelola KKI IAIN Samarinda
Diberikan ijin untuk
melaksanakan penelitian di IAIN Samarinda dan bisa pengambilan data 7 2020 Melakukan observasi,
dokumentasi dan
Memperoleh informasi berkaitan
wawancara dengan Dosen dan
Mahasiswa KKI IAIN Samarinda
dengan teknis mengajar dan pembelajaran di KKI IAIN Samarinda 8 2020 Penyusunan laporan
hasil penelitain
Dalam proses pengerjaan
-
Daftar Pustaka
Ary Gunawan, Administrasi Sekolah; Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 1996, Cet.I
Muhaimin, et.al., Manajemen Pendidikan,Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana, 2010
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito, 1992 Husaini, Usman, & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial., Jakarta:Bumi Aksara, 1996
Miles, M.B., & Huberman, M.A, Qualitative Data Analysis a Sourcebookof New Methods, (London: Sage Publication Ltd, 1985
Spadley, James P., Participant Observation, New York: Holt Rinehart and Winston, 1980
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 1992
Silverman D, Interpretating Qualitative Data, New Delhi: SAGE Publication Ltd, 1993
Robert C. Bogdan, &Sari K Biklen, Quality research for Education: An introduction to theory and methods, Boston: Allyn and Bacon, 1992
Muhaimin, et.al. Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, Jakarta: Kencana, 2010
Abd. Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan, Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat, Yogyakarta: Gama Media, 2003
Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara, 1995 Sudiyono, Manajemen Pendidikan Tinggi, Jakarta, Reneka Cipta, 2004
H.A. Tilar, Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung: Rosdakarya, 1992 Husaini, Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 1996
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta:
AR-Ruzz Media Groups, 2008
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: aditya Media, 2008 Henry L Sisk, Principles of Management, Philippine: By South-Westren Publikashing Company, 1969
W.Manja, Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Malang: Elang Mas, 2007 Chairawati Fajar, Evaluasi Pembelajaran pada Kelas Internasioanl Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry dalam Jurnal AL Bayan, Vol. 20 No 29 tahun 2014
Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan nasional dalam Abad 21, Yogyakarta: Safira Insani Press, 2003
Soebagio Admodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Arda DizyaJaya, 2000
Baharuddin, Prospektus Menuju World Class University : Aksentuasi dan Kapabilitas UIN Malang sebagai Pusat Peradaban Islam Global, Reorientasi Tradisi Perguruan Tnggi islamMenuju World Class University .Malang: UIN Maliki Press, 2014