PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2015-2019)
Ahmad Fadil
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lakidende [email protected]
Liswatin, S.E, M.M.
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lakidende [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 193 perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria tertentu, sehingga sampel penelitian ini berjumlah 30 perusahaan. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan variabel ROA, ROE dan EPS berpengaruh terhadap harga saham.
Kata kunci: Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share dan Harga Saham.
ABSTRACK
This study aims to examine the Effect of Economic Value Added (EVA), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) and Earning Per Share (EPS) on Stock Prices (Study of Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2015-2019). The population in this study amounted to 193 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX), with the sampling technique using purposive sampling technique with certain criteria, so that the sample of this study amounted to 30 companies. The analytical method used in this research is multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that the variable EVA has no effect on stock prices, while the variables ROA, ROE and EPS affect stock prices.
Keywords: Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share and Stock Prices.
2 PENDAHULUAN
Perkembangan perekonomian semakin cepat dan kompleks dari waktu ke waktu. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perdagangan hampir di semua komoditi.
Perkembangan teknologi yang digunakan untuk memperkuat daya saing ekonomi dan arus informasi yang semakin cepat menjadikan suatu perusahaan terus bersaing untuk mempertahankan eksistensinya.
Pasar modal merupakan wahana bertemunya pihak yang memiliki dana dengan yang membutuhkan dana serta memberikan kesempatan investor untuk menambah investasi. Kehadiran pasar modal memperbanyak alternatif sumber dana bagi perusahaan, yang bisa dijadikan peluang untuk memperoleh tambahan dana bagi perusahaan.
Awalnya pasar modal di Indonesia belum menunjukkan peran yang penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini terjadi karena masih rendahnya minat masyarakat untuk melakukan investasi di pasar modal dan masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang pasar modal serta masih sedikitnya emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Seiring dengan berkembangnya pasar modal di Indonesia, tentu berkembang pula perusahaan- perusahaan yang listing di pasar modal tersebut. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan suatu tempat yang menyediakan sarana bagi perusahaan dan investor dalam melakukan transaksi jual beli efek/sekuritas. Pasar modal juga berperan penting dalam membantu perusahaan mendapatkan tambahan sumber pendanaan. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya membeli bahan baku kemudian mengolah bahan baku dengan
mengeluarkan biaya-biaya lain menjadi barang jadi yang siap untuk dijual.
Harga saham adalah faktor yang
membuat para investor
menginvestasikan dananya di pasar modal dikarenakan dapat mencerminkan tingkat pengembalian modal. Pada prinsipnya, investor membeli saham adalah untuk mendapatkan dividen serta menjual saham tersebut pada harga yang lebih tinggi (capital gain). Para emiten yang dapat menghasilkan laba yang semakin tinggi akan meningkatkan tingkat kembalian yang diperoleh investor yang tercemin dari harga saham perusahaan tersebut. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2009), saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Posisi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di dalam perusahaan tersebut.
Menurut Sundjaja, dkk (2003), EVA merupakan Ukuran yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan untuk menentukan apakah suatu investasi yang diusulkan atau yang ada, dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kekayaan pemegang saham.
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Harahap, 2009). Dalam penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan ROA, ROE dan EPS.
3 TINJAUAN PUSTAKA
Pasar Modal
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya (Darmadji dan Fakhruddin, 2009).
Laporan Keuangan
Menurut Darsono dan Azhari (2005), menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disebut dengan siklus akuntansi. Laporan keuangan menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode.
Harga Saham
Menurut Sunariyah (2006), harga saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di Bursa Efek Indonesia. Harga saham dapat dipengaruhi oleh situasi pasar antara lain harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten), berdasarkan analisis fundamental perusahaan. Sedangkan harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual.
Economic Value Added (EVA)
EVA merupakan pengukuran kinerja keuangan yang dianggap sesuai dengan harapan kreditur dan pemegang saham, karena EVA memperhitungkan tingkat risiko. Semakin tinggi risiko atau cost of capital yang ditanggung perusahaan, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian (return) yang harus diberikan kepada investor atau pemegang saham. Jika tingkat
pengembalian investasi perusahaan tidak mampu menutupi risikonya, EVA perusahaan itu akan bernilai negatif.
Sebaliknya, tingkat pengembalian investasi yang lebih besar dari cost of capital, maka akan menghasilkan EVA positif.
Profitabilitas
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian investasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan).
Profitabilitas dapat di ukur dengan berbagai macam cara diantaranya menggunakan ROA, ROE dan EPS.
a. Return on Assets (ROA)
ROA atau disebut juga rentabilitas ekonomi ialah laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba (Riyanto, 2010). Rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Mardiyanto, 2009: 196):
b. Return on Equity (ROE)
ROE adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha. ROE dapat dirumuskan sebagai berikut (Darmadji dan Fakhruddin, 2009):
ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%
4 c. Earning per Share (EPS)
EPS adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba (Harahap, 2008:306). EPS adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.
EPS dihitung dengan rumus berikut (Darmadji dan Fakhruddin, 2009):
METODE PENELITIAN Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan pengambilan data melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory) dan laporan keuangan tahunan periode 2015-2019 di www.idx.co.id.
Populasi dan Sampel
Populasi yang akan menjadi pengamatan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2015-2019. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 193 Perusahaan.
Teknik yang digunakan dalam mengambil sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode ini merupakan metode pengambilan sampel dengan cara menentukan kriteria-kriteria tertentu (Jogiyanto, 2014). Kriteria- kriteria yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2015-2019.
2) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya untuk periode yang berakhir pada 31 Desember.
3) Ketersediaan dan kelengkapan data selama penelitian. Data tersebut meliputi total ekuitas, total utang, total aset, aktiva lancar dan sebagainya.
Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 perusahaan.
Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data
1. Data kuantitatif adalah data ikhtisar laporan keuangan perusahaan manufaktur, yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui webiste resminya www.idx.co.id dari tahun 2015-2019.
2. Data kualitatif adalah data-data perusahaan manufaktur berupa profil perusahaan.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk kuantitatif baik yang bersifat dokumen atau laporan tertulis berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur serta dari berbagai sumber- sumber lain yang dapat mendukung penelitian ini.
Metode Pengukuran Data 1. Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan informasi mengenai deskripsi atau gambaran dari variabel yang digunakan dalam penelitian.
2. Analisis Asumsi Klasik ROE = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥 100%
EPS = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
5 Uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian.
Dalam penelitian uji normalitas data digunakan uji normalitas data dengan uji statistik Kolmogorov- Smirnov. Pengambilan keputusannya digunakan pedoman jika nilai Sig. < 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Begitu sebaliknya, jika nilai Sig. > 0,05 maka distribusi data adalah normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Panduan mengenai pengujian ini dapat dilihat dalam besaran nilai Durbin-Watson atau
nilai D-W. Pedoman
pengujiannya adalah:
1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas - Analisis Grafik
Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dengan pola gambar Scatterplot, regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas jika:
1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
4. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
- Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan adalah metode Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai absolute residuals. Jika probabilitas signifikasi di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas, (Ghozali, 2016).
Metode Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda adalah suatu prosedur statistik dalam menganalisis hubungan antara variabel satu atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan persamaan regresi sebagai berikut (Ferdinand, 2006:295):
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Di mana:
Y = Variabel harga saham
6 a = Konstanta
b1,b2,b3,b4 = Koefisien Regresi X1 = EVA
X2 = ROA X3 = ROE X4 = EPS e = Error 2. Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen yang diamati memberikan pengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Kriteria dalam uji F ini menggunakan probability (F statistic). Apabila probability (F statistic) < dari 5%, maka variabel independen dapat memberikan pengaruh secara simultan. Namun apabila probability (F statistic) >
dari 5%, maka variabel independen tidak memberikan pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.
b. Uji Parsial (Uji T)
Uji T digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Variabel independen dapat memberikan pengaruh yang signifikan kepada variabel dependen apabila nilai profitabilitas t statistic < 5%.
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Nilai koefisien determinasi (R²) berada di antara 0 (nol) dan 1 (satu), di mana nilai R² yang kecil atau mendekati 0 (nol) berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menerangkan variabel dependen sangat terbatas,
sedangkan jika nilai R² yang besar atau mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016).
Definisi Operasional Penelitian Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga saham. Harga yang nantinya digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan (closing price), harga akhir dari transaksi jual beli saham di Bursa Efek Indonesia yang berakhir per 31 Desember 2015-2019.
Variabel Independen (X)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. EVA (Economic Value Added) Rasio ini menghitung selisih antara adjusted NOPAT selama satu tahun buku dan capital charge, yang didasarkan pada Invested capital dikalikan dengan Weight Average Cost of Capital (WACC). Formula EVA (Young dan O’ Byrne: 2001) :
b. ROA (Return On Assets)
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap aset yang digunakan. Rasio ini dapat digunakan untuk menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan (Darsono dan Azhari, 2005). Rumus untuk menghitung ROA adalah:
EVA = NOPAT – Capital Charges
ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥 100%
7 c. ROE (Return On Equity)
ROE digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas modalnya sendiri. ROE dapat dirumuskan sebagai berikut (Darmadji dan Fakhruddin, 2009):
d. EPS (Earning Per Share)
Nilai EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. Rasio ini secara sistematis dapat di formulasikan sebagai berikut (Darmadji dan Fakhruddin, 2009):
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
1. Deskripsi Data Variabel Penelitian
Tabel 4.1. statistik deskriptif variabel EVA, ROA, ROE, EPS dan harga saham
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Harga Saham 30 88,60 67865,00 7460,7733 14295,1843
5 EVA 30 -3774820108000,00 4508223266000,
00
129966257275,5667 1289950090 542,98100
ROA 30 1,43 38,58 11,0890 7,95559
ROE 30 3,63 131,09 18,5877 22,46673
EPS 30 9,05 4110,00 435,1370 774,36888
Valid N
(listwise)
30
Tabel 4.1 menunjukkan nilai terendah, nilai tertinggi, nilai rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel, gambaran distribusi data sebagai berikut :
1) Berdasarkan uji deskriptif statistik pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata harga saham sebesar RP. 7.460,78 dan standar deviasinya sebesar Rp. 14.295,18. Hal ini menunjukkan adanya variasi besar karena standar deviasi diatas 30%
dari nilai rata-ratanya.
2) Berdasarkan uji deskriptif statistik pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata EVA sebesar Rp.
129.966.257.275 dan standar
deviasinya sebesar Rp.
1.289.950.090.542. Hal ini menunjukkan adanya variasi besar karena standar deviasi diatas 30%
dari nilai rata-ratanya.
3) Berdasarkan uji deskriptif statistik pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata ROA sebesar 11,1%
dan standar deviasinya sebesar 7,96%. Hal ini menunjukkan adanya variasi kecil karena standar deviasi dibawah 30% dari nilai rata-ratanya.
4) Berdasarkan uji deskriptif statistik pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata ROE sebesar 18,58%
dan standar deviasinya sebesar 22,47%. Hal ini menunjukkan adanya variasi kecil karena standar ROE = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠𝑥 100%
EPS = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
8 deviasi dibawah 30% dari nilai rata- ratanya.
5) Berdasarkan uji deskriptif statistik pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata EPS sebesar Rp.
435,14 dan standar deviasinya sebesar 774,37. Hal ini menunjukkan
adanya variasi besar karena standar deviasi diatas 30% dari nilai rata- ratanya.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 3615,10082325
Most Extreme Differences
Absolute ,219
Positive ,219
Negative -,176
Test Statistic ,219
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Dari hasil pengujian diatas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05), maka asumsi normalitas terpenuhi.
b. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
,298 3,361
,278 3,596
,181 5,514
,514 1,947
Dari hasil tersebut diatas diperoleh kesimpulan bahwa semua variabel terbebas dari multikolinearitas karena nilai FIV < 10.
9 c. Uji Autokorelasi
Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi
Durbin-Watson 1,214
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,214. Hal ini berarti model penelitian tidak mempunyai problem autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.1. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendukung hasil analisis grafik maka digunakan uji Heteroskedastisitas dengan metode statistik, yaitu dengan menggunakan metode Glejser. Hasil pengujian Heteroskedastisitas dengan metode Glejser tampak dalam tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1589,081 1031,007 1,541 ,136
EVA 7,728E-10 ,000 ,340 1,013 ,321
ROA 41,719 127,942 ,113 ,326 ,747
ROE -51,374 56,106 -,394 -,916 ,369
EPS ,342 ,215 ,305 1,588 ,125
a. Dependent Variable: Abs_Res
Tabel hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa dari hasil Uji Glejser masing-masing variabel independen memperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
10 3. Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji hipotesis secara simultan yaitu untuk menguji pengaruh secara bersama- sama variabel bebas terhadap variabel terikat, hasilnya dapat diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.6. Hasil Uji Simultan
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 5547216908,993 4 1386804227,248 91,478 ,000b Residual 378999664,906 25 15159986,596
Total 5926216573,899 29
a. Dependent Variable: Harga Saham
b. Predictors: (Constant), EPS, EVA, ROE, ROA
Dari hasil perhitungan persamaan regresi linier berganda diatas maka nilai signifikan F = 0,000 lebih kecil dari 5% maka secara bersama-sama variabel EVA, ROA, ROE dan EPS berpengaruh terhadap harga saham.
b. Uji Parsial (Uji T)
Uji hipotesis secara parsial digunakan uji T yaitu untuk menguji secara parsial variabel bebas (EVA, ROA, ROE dan EPS) terhadap variabel terikat (harga saham) dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.7. Hasil Uji Parsial
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -988,417 1388,700 -,712 ,483
EVA -5,490E-10 ,000 -,050 -,534 ,598
ROA -455,285 172,329 -,253 -2,642 ,014
ROE 376,262 75,571 ,591 4,979 ,000
EPS 15,111 1,303 ,819 11,600 ,000
a. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, persamaan regresi linier berganda yang diperoleh adalah:
Y = -988,417 - 5,490E-10X1 - 455,285X2 + 376,262X3 + 15,111X4
Penjelasannya hasil persamaan tersebut adalah:
o Konstanta sebesar -988,42, artinya jika EVA, ROA, ROE dan EPS nilainya nol, maka harga saham nilainya mengalami penurunan sebesar -988,42.
11
o Koefisien regresi X1 sebesar -5,49, artinya jika EVA mengalami kenaikan Rp.1, maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar Rp. 5,49.
o Koefisien regresi X2 sebesar -455,29, artinya jika ROA mengalami kenaikan 1% maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 455,29%.
o Koefisien regresi X3 sebesar 376,26, artinya jika ROE mengalami kenaikan 1%
maka harga saham akan mengalami peningkatan sebesar 376,26%.
o Koefisien regresi X4 sebesar 15,11, artinya jika EPS mengalami kenaikan Rp.1, maka harga saham akan mengalami peningkatan sebesar Rp. 15,11.
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Tabel 4.8. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,967a ,936 ,926 3893,58275
a. Predictors: (Constant), EPS, EVA, ROE, ROA b. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan hasil yang diperoleh adjusted R square sebesar 0,926 atau 92,6%
hal ini berarti persentase sumbangan pengaruh variabel EVA, ROA, ROE dan EPS terhadap harga saham sebesar 92,6% sedangkan sisanya sebesar 7,4%
dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Pembahasan
Pengaruh Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham
Hasil penelitian menyatakan bahwa EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian, dalam hubungan antara EVA dengan harga saham maka yang jadi persoalan adalah tidak selalu apakah harus positif atau tidak, sebab meski EVA menggambarkan bagaimana manajemen perusahaan mengelola aset yang dipercayakan kepadanya dalam periode tertentu, namun prospek perusahaan tersebut juga harus menjadi pertimbangan.
Menurut Manik (2018), pengukuran kinerja keuangan menggunakan EVA bukan merupakan faktor yang mempengaruhi harga saham artinya jika EVA perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan tidak akan mempengaruhi harga saham
dan tidak akan memberi arti yang serius bagi investor untuk menanamkan modalnya di pasar modal. Hasil ini menunjukkan laba yang di dapatkan perusahaan belum menunjukkan pengembalian atas biaya modal yang digunakan perusahaan untuk berinvestasi.
Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham
Hasil penelitian menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. ROA digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan total aktiva yang tersedia di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63). Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ROA berbanding terbalik dengan harga saham dengan kata lain, semakin bertambahnya nilai ROA berarti
12 semakin menurunkan harga saham perusahaan. Menurut Alifatussalimah dan Sujud (2020), bahwa meskipun ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya, ROA yang terlalu tinggi disuatu titik justru dapat menunjukkan bahwa perusahaan kurang menginvestasikan laba yang diperolehnya ke dalam aset yang nantinya berpotensi untuk meningkatkan laba perusahaan. Hal ini akan mengurangi minat investor untuk membeli saham yang bersangkutan, sehingga pada akhirnya justru dapat menyebabkan terjadinya penurunan harga saham.
Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham
Hasil penelitian menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan.
Umumnya para investor akan mempertimbangkan investasi sahamnya dalam suatu perusahaan dengan melihat besarnya ROE, apabila semakin tinggi nilai ROE menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang baik dalam menghasilkan laba.
Hal ini berarti menurut Ekawati dan Yuniati (2020), efektifnya perusahaan dalam mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu menghasilkan laba atas ekuitas, sehingga menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham yang menyebabkan bertambahnya minat investor.
Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham
Hasil penelitian menyatakan bahwa EPS berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham.
Menurut Marcellyna dan Hartini (2013), Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan nilai tiap lembar saham beredar, artinya perusahaan memiliki prospek yang baik, sehingga meningkatkan minat investor dalam berinvestasi. Dengan kata lain, jika investor berminat untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut, hal ini akan mempengaruhi permintaan saham perusahaan tersebut di pasar. Semakin tinggi permintaan saham atas suatu perusahaan, maka harga saham tersebut akan cenderung naik.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut:
1. Variabel Economic Value Added (EVA), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earning per Share (EPS) memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Hal ini menunjukkan bahwa fit model atau Goodness of fit yang digunakan memenuhi syarat.
2. Variabel Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Artinya perhitungan dari NOPAT – Capital Charges tidak memberikan pengaruh terhadap harga saham, karena laba yang di dapatkan perusahaan belum menunjukkan pengembalian atas biaya modal yang digunakan perusahaan untuk berinvestasi.
3. Variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
13 Indonesia periode 2015-2019. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tidak efektifnya perusahaan dalam pemanfaatan aktivanya untuk menghasilkan keuntungan, akibatnya terjadi penurunan minat investor dalam membeli saham dan diikuti dengan penurunan harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
4. Variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Hal ini dapat menunjukkan bahwa efektifnya perusahaan dalam mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu menghasilkan laba atas ekuitas, sehingga bertambahnya minat investor dalam membeli saham dan diikuti dengan peningkatan harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
5. Variabel Earning per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Hal ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan nilai tiap lembar saham beredar, artinya perusahaan memiliki prospek yang baik, sehingga meningkatkan minat investor dalam berinvestasi dan diikuti dengan peningkatan harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian diatas, maka dapat di ajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi investor dan calon investor, variabel Return on Equity dan variabel Earning per Share bisa dijadikan bahan informasi dan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi saham yang tepat, dikarenakan kedua variabel tersebut memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Namun untuk EVA dan ROA investor harus berhati-hati dikarenakan EVA dan ROA berpengaruh negatif sehingga lebih dianjurkan untuk melihat dari ROE dan EPS.
2. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini bisa dijadikan masukkan untuk memelihara dan menjaga kinerja keuangan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan agar saham-saham perusahaan manufaktur bisa menarik minat investor untuk berinvestasi yang nantinya dapat mendorong peningkatan pada harga sahamnya.
3. Bagi penelitian berikutnya diharapkan dapat menambah rasio keuangan lainnya. Selain itu dapat menambahkan variabel makro ekonomi seperti kurs rupiah, serta menambah rentang waktu penelitian yang lebih panjang juga dengan memperbesar sampel penelitian dan tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur tetapi mengambil perusahaan yang berbeda jenis, yaitu jasa atau bidang industri lain untuk melakukan analisis yang lebih baik dan akurat terhadap harga saham perusahaan.
14 DAFTAR PUSTAKA
Alifatussalimah dan Sujud, Atsari.
2020. Pengaruh ROA, NPM, DER Dan EPS Terhadap Harga Saham Perusahaan Subsektor Perkebunan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Oikonomia, Vol. 16, No. 2.
Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. 2009. Pasar Modal di Indonesia. Edisi 3. Jakarta:
Salemba Empat.
Darsono dan Azhari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Andifara.
Ekawati, Suryani dan Yuniati, Tri.
(2020). Pengaruh ROA, ROE, Dan EPS Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Transportasi.
Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen.
Ferdinand, M. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Jakarta: Balai Pustaka.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multifariate dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Safri, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Harahap, Sofyan Safri, 2009. Teori Kritis Laporan Keuangan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Jogiyanto. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman Pengalaman Edisi 6.
Yogyakarta: BPFE.
Manik, Antonia O. 2018. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Kelompok Indeks LQ45 Di BEI Periode 2012-2016). Skripsi.
Universitas Sanata Dharma.
Marcellyna, Fica dan Hartini, Titin.
(2013). Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal STIE MDP.
Mardiyanto, Handono. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta:
Grasindo.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE UGM.
Sawir, Agnes. 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sundjaja, R. S. dkk. 2003. Manajemen Keuangan 2. Edisi Keempat.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Syamsuddin, Lukman. 2009.
Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Young, S. David & O’ Byrne Stephen F. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai. Jakarta:
Salemba Empat.