• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi yang bersifat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi yang bersifat"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi

Akuntansi merupakan alat untuk menghasilkan informasi yang bersifat keuangan secara akurat dan dapat dipercaya oleh seluruh pihak yang memerlukan untuk digunakan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Jadi jelaslah, bahwa akuntansi merupakan salah satu subsistem yang ada dalam suatu organisasi perusahaan disamping subsistem-subsistem lainnya. Subsistem akuntansi ini melaksanakan fungsi pemberian jasa kepada organisasi. Jasa yang diberikan akuntansi adalah mengolah data keuangan menjadi informasi yang bermanfaat dan membantu manajemen, kreditur, investor, dan pihak lainnya dalam aktivitas pengambilan keputusan.

Jika akuntansi merupakan penghasil dari informasi, maka yang menjadi bahan bakunya adalah data yang bersangkutan dengan kegiatan akuntansi itu sendiri. Dalam hal ini data menjadi input adalah transaksi sehari-hari PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Data yang berupa fakta atas transaksi- transaksi perusahaan baru merupakan masukan (input). Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang berfungsi sebagai pengolah data menjadi satu informasi.

B. Pengertian Pengakuan

Menurut Rosjidi (1995 :247) mendefinisikan Pengakuan sebagai berikut:

“Pengakuan adalah proses pencatatan formal atau memasukkan item tertentu

(2)

kedalam laporan keuangan, sebagai : aktiva, kewajiban, pendapatan dan dan beban/ biaya dari suatu entitas”.

Dalam pengertian tersebut diatas, unsur laporan keuangan yang terdiri dari aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya/beban, diperlukan pencatatan dan memasukan unsur - unsur yang memenuhi kriteria dalam bentuk uraian dan jumlah.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 15) menyebutkan tentang pengakuan sebagai berikut :

Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu proses yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca dan laba rugi.

Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca ataupun laporan laba rugi. Kelalaian untuk mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan.

Pengertian pengakuan merupakan proses menyatakan suatu item dalam laporan laba rugi dan neraca dalam jumlah uang ataupun keterangan dalam bentuk kata-kata, kesalahan dalam pengakuan tidak bisa diungkapkan dalam bentuk apapun.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan menyebutkan Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika :

a) Ada kemungkinan bahwa manfaaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau kedalam perusahaan; dan

b) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Dalam mengkaji apakah suatu pos memenuhi kriteria untuk diakui maka

(3)

suatu pos yang memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur tertentu misalnya, suatu aktiva, secara otomatis memerlukan pengakuan unsur lain, misalnya penghasilan dan kewajiban.

C. Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan hal yang penting dalam operasi suatu perusahaan, karena didalam melakukan suatu aktivitas usaha, perusahaan akan mengharapkan laba yang dipengaruhi oleh pendapatan dari aktivitas tersebut.

Pendapatan juga merupakan faktor untuk menjamin kelangsungan hidup dan sekaligus merupakan ukuran keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya.

Standar atau prinsip akuntansi yang mengatur penentuan atau pengukuran laba-rugi periodik, yaitu : prinsip realisasi pendapatan dan prinsip mempertemukan secara layak antara pendapatan dan biaya yang terkait. Didalam menetapkan prinsip realisasi, harus dipertimbangkan beberapa faktor termasuk saat, waktu, atau periode dan sifat pendapatan yang diakui. Didalam menerapkan prinsip mempertemukan secara layak antara pendapatan dan biaya yang terkait, harus diidentifikasi biaya-biaya yang harus dipertemukan dengan pendapatannya.

Permasalahan utama didalam akuntansi dalam hal pendapatan menentukan saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan didalam akuntansi, yaitu : pendekatan yang memusatkan perhatian pada arus masuk dari asset yang ditimbulkan oleh kegiatan

(4)

operasional perusahaan, dan pendekatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang dan jasa tersebut kepada konsumen atau produsen lain.

Perbedaan penghasilan dan biaya membantu kita untuk dapat memahami sebuah laporan laba rugi, maka definisinya adalah sebagai berikut :

Menurut Skousen, W. Steve Albrecht (2001 : 50-51) “ Penghasilan adalah kenaikan sumber-sumber perusahaan dengan penjualan barang atau jumlah asset yang dihasilkan melalui operasi usaha. Biaya adalah jumlah asset yang digunakan melalui kegiatan usaha untuk beban yang terjadi dalam kegiatan normal perusahaan untuk menghasilkan laba”.

Menurut Jay M. Smith dan K. Fred Skousen (1997: 123) “ Pendapatan (Revenue) adalah arus masuk atau penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas”.

Menurut Donald E. Kieso dan Jerry J. Weygandt (1995: 56)“ Pendapatan adalah arus masuk atau penambahan lain atas harta suatu kesatuan atau penyelesaian suatu kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama satu periode dari penyerahan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama kesatuan tersebut”.

Menurut Slamet Sugiri, MBA (1992 : 30) menerangkan tentang pendapatan, yaitu “ Penerimaan uang atau aktiva lainnya sebagai kontraprestasi

(5)

atau aktivitas penjualan barang atau penyerahan jasa dalam akuntansi disebut pendapatan”.

Ada dua pandangan tentang Revenue, Menurut Sofyan Syafri Harahap (1995 : 39) yaitu :

1. Secara luas, revenue dianggap termasuk seluruh hasil dari perusahaan dan kegiatan investasi. Termasuk revenue ialah seluruh perubahan net asset yang timbul dari kegiatan produksi dan dari laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi. Sikap ini dianut oleh Accounting Terminology Bulletin No. 2 dalam buku Harahap, yang menjelaskan definisi revenue sebagai berikut :

Revenue berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang dibebankan kepada langganan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Juga termasuk laba dari penjualan atau pertukaran asset (kecuali surat berharga), hak deviden dari investasi dan kenaikan lainnya pada equity pemilik kecuali yang berasal dari modal donasi dan penyelesaian modal.

2. Secara sempit, revenue hanya berasal dari kegiatan produksi tidak termasuk laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva tetap. Definisi ini membedakan istilah revenue dari laba rugi. AAA (American Accounting Association) dalam buku Harahap mendefinisikan net income sebagai berikut : Kelebihan revenue dibandingkan dengan biaya yang dibebankan ditambah dengan laba rugi perusahaan lainnya yang berasal dari penjualan, pertukaran, atau penggantian asset lainnya.

D. Sumber dan Jenis Pendapatan

Pendekatan pertama dalam konsep pendapatan berhubungan dengan pertambahan didalam sumber penghasilan suatu satuan usaha yang berasal dari penjualan barang-barang dan jasa. Pertambahan tersebut diperoleh dari operasi normal perusahaan. Pendapatan juga diartikan sebagai penghasilan yang sudah direalisir yang berasal dari transaksi selama periode tertentu dengan harga pokok historis yang bersangkutan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan No.23 (2007 : 23.1) menyebutkan tentang penghasilan sebagai berikut :

(6)

“ Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain)”.

Pendekatan kedua dalam konsep pendapatan yang memusatkan perhatian pada arus keluar menekankan bahwa dasar timbulnya pendapatan adalah diawali dengan proses penciptaan barang atau jasa yang kemudian menimbulkan pendapatan bagi perusahaan.

Pendapatan juga merupakan hasil usaha perusahaan, yakni penciptaan barang/jasa yang diperoleh atas usaha perusahaan secara keseluruhan melalui proses operasi yang terpadu.

Dari berbagai definisi pendapatan yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat diinterprestasikan bahwa pendapatan merupakan:

1. Arus masuk aktiva bersih sebagai hasil dari penjualan barang maupun jasa.

2. Arus keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada konsumen.

Pendapatan diperoleh melalui transaksi dan kegiatan ekonomi dari penjualan barang, penjualan jasa, dan penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak- pihak lain. Pendapatan dan laba diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas perusahaan yang memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan seluruh aktivitas perusahaan yang menimbulkan income secara keseluruhan disebut Earning Process. Pendapatan umumnya diklasifikasikan atas pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan.

(7)

Pendapatan yang diperoleh perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut : a. Hasil operasi, adalah semua hasil yang diterima perusahaan yang ada

hubungannya langsung dengan kegiatan operasi utama perusahaan.

b. Hasil non operasi, adalah hasil yang diterima perusahaan di luar hasil operasi utama dan tidak berhubungan dengan operasi utama perusahaan.

E. Pengertian dan Jenis Biaya

Untuk mengelola perusahaan dengan baik, diperlukan informasi beban yang sistematis dan lengkap, dengan maksud informasi tersebut disertai dengan dokumen-dokumen yang lengkap.

Istilah beban sering dianggap sebagai sama dengan biaya, padahal dalam kenyataannya kedua istilah ini memiliki pengertian yang berbeda. Secara umum, pengertian biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang atau jasa. Sedangkan beban adalah arus keluar atau penggunaan aktiva atau terjadinya hutang atau kombinasi keduanya akibat penyerahan jasa-jasa, penyerahan barang atau aktiva lainnya yang mengacu pada operasi-operasi utama dalam memperoleh pendapatan.

Perbedaan antara biaya (cost) dengan beban (expenses) terkait waktu penggunaan dan manfaat. Beban digunakan jika kejadian atau transaksi keuangan sudah memberikan manfaat dan sekarang sudah kadarluarsa, yang biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas, persediaan dan aktiva tetap, sedangkan biaya digunakan untuk transaksi yang belum memberikan manfaat serta belum kadarluarsa. Berikut dibawah ini dijelaskan beberapa pengertian biaya dan beban yang diambil dari beberapa buku.

(8)

Menurut Mulyadi (1999 : 7) “ biaya dapat didefinisikan yaitu Pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang sudah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.

Menurut Smith-Skousen (1997 : 123) “Biaya adalah pengeluaran yang belum habis masa manfaatnya dan masih harus dibebankan periode berikutnya.

Sedangkan beban adalah pengeluaran yang sudah habis masa manfaatnya dan seluruhnya sudah dibebankan pada periode yang berjalan serta merupakan pengurangan terhadap aktiva bersih perusahaan”.

Biaya merupakan jumlah yang diukur dengan satuan uang dari uang kas yang dibelanjakan, harta lainnya yang diserahkan, modal saham yang diterbitkan, jasa yang diberikan ataupun hutang yang terjadi dalam rangka memperoleh barang atau jasa yang diterima atau yang akan diterima. Beban merupakan seluruh biaya yang sudah terpakai yang akan dikurangkan dari pendapatan. Beban dalam istilah yang lebih sempit adalah seluruh beban operasional atau beban periode yaitu beban komersil (beban administrasi dan umum, beban pemasaran dan penjualan).

Menurut Rosjidi (1999 : 269) “Beban adalah setiap aliran keluar atau penggunaan aktiva, atau timbulnya kewajiban, atau kombinasi keduanya, dalam rangka pengiriman barang atau dihasilkannya barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya, dari operasi pokok perusahaan”.

Menurut Eldon S. Hendriksen & Nugroho Wibowo (1999 : 177) Beban adalah “penggunaan atau pemakaian barang dan jasa didalam proses mendapatkan pendapatan. Beban merupakan habisnya (expirations) jasa faktor yang berkaitan

(9)

langsung atau tidak langsung dengan pembuatan dan penjualan produk perusahaan”.

Yang dimaksud sumber beban, adalah faktor-faktor yang mengakibatkan timbul atau mengakibatkan terjadinya sesuatu beban.

Jenis biaya dijelaskan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hubungannya dengan produksi, beban/biaya terbagi kepada : a. Biaya pabrikase/biaya produksi (factory cost),yang meliputi biaya bahan

langsung, upah, dan overhead pabrik.

b. Beban komersial, yang dapat dibagi menjadi beban pemasaran dan penjualan, beban umum dan administrasi.

2. Berdasarkan hubungannya dengan volume produksi, biaya terbagi atas:

a. Biaya variable, secara umum biaya ini mempunyai ciri-ciri perubahan jumlah total dengan proporsi yang sama dengan perubahan volume, dapat dibebankan kepada departemen operasional dengan cukup mudah. Contoh : biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan langsung.

b. Biaya tetap. Menurut Hansen dan Mowen (1999 : 52), biaya tetap adalah

“biaya yang secara total tidak berubah dalam rentang relevan ketika tingkat output aktivitasnya berubah”. Rentang relevan adalah rentang tertentu yang mana hubungan biaya tetap yang diasumsikan masih berlaku.

Ciri-cirinya adalah jumlah keseluruhan yang tetap dalam jenjang keluaran yang relevan, penurunan biaya per unit bila volume bertambah dalam jenjang yang relevan, dapat dibebankan kepada departemen-departemen berdasarkan keputusan manajemen atau menurut metode alokasi biaya,

(10)

dan lain-lain. Contoh : beban penyusutan peralatan, beban asuransi, beban reparasi, dan lain-lain.

c. Biaya semi variable, yakni biaya yang mencakup suatu jumlah yang sebagian tetap dalam rentang keluaran yang relevan dan sebagian tetap dalam rentang keluaran yang relevan dan bagian lainnya bervariasi sebanding dengan perubahan jumlah output. Misalnya : biaya listrik yang digunakan untuk penerangan cenderung menjadi biaya tetap, karena berapapun jumlah output yang dihasilkan penerangan akan tetap diperlukan namun besarnya tenaga listrik yang digunakan untuk mengoperasikan peralatan akan bervariasi sesuai dengan pemakaian peralatan tersebut.

3. Berdasarkan hubungannya dengan departemen pabrikase, biaya terbagi atas : a. Biaya langsung dan biaya tidak langsung departemen. Jika biaya yang

berasal dari suatu departemen dapat segera diidentifikasi terhadap departemen tersebut, maka disebut biaya langsung. Contoh : biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Jika suatu biaya dipikul bersama oleh beberapa departemen yang mengambil manfaat dari terjadinya biaya tersebut, maka dinamakan biaya tidak langsung/ biaya bersama. Contoh : beban sewa gedung atau beban penyusutan gedung.

b. Biaya bersama dan biaya gabungan. Biaya bersama adalah biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa oleh dua operasi atau lebih, seperti gaji direktur pemasaran merupakan biaya bersama bagi wilayah tertentu jika segmen tersebut hanya menekankan pada pemasaran didaerah

(11)

tertentu. Biaya gabungan terjadi bila proses produksi pasti akan menghasilkan lebih dari satu jenis produk, contoh :industri pengepakan daging, industri perminyakan, dan lain-lain.

4. Berdasarkan hubungannya dengan periode akuntansi,biaya terbagi atas :

a. Pengeluaran modal (capital expenditure), dimaksudkan untuk menghasilkan manfaat dalam periode-periode mendatang dan dicatat sebagai aktiva ini akan masuk dalam arus beban bila digunakan atau habis masa manfaatnya. Contoh : biaya perawatan mesin dimana biaya ini dapat menambah masa manfaat mesin tersebut.

b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran ini memberi manfaat dalam periode berjalan dan dicatat sebagai beban. Contoh beban : beban reparasi mesin yang tidak menambah masa manfaat mesin.

F. Pengakuan Pendapatan dan Biaya 1. Pengakuan Pendapatan

Kriteria pengakuan pendapatan akan membantu dalam mengevalusi informasi pendapatan apakah memiliki nilai perkiraan dan umpan balik pada saat yang sama dan disampaikan pada waktu yang tepat. Informasi tersebut membantu pemakai menilai kebenaran proses informasi akuntansinya.

Menurut Dyckman, empat kriteria dasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui :

1. Definisi

Item atau kejadian dalam pernyataan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban- beban, keuntungan atau kerugian).

2. Dapat diukur.

(12)

Item atau kejadian tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu : karakteristik, sifat, atau aspek yang dapat diukur.

Contohnya adalah biaya historis, biaya sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direalisasi dari nilai bersih sekarang.

3. Relevansi.

Informasi mengenai item atau kejadian tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam keputusan pemakai.

4. Reliabilitas.

Informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar, dapat diuji, dan netral.

Pendapatan diakui pada saat proses merealisasikan pendapatan sudah diselesaikan dan transaksi pertukaran yang menyangkut pertukaran barang atau jasa telah terjadi (pengakuan pendapatan saat penjualan). Biasanya tanggal penjualan merupakan ukuran objektif dan dapat diverifikasi untuk mengakui pendapatan selama produksi, pengakuan pendapatan setelah proses produksi selesai dan pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas.

Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Pendapatan untuk suatu periode umumnya ditentukan tersendiri terlepas dari beban dengan menerapkan prinsip pengakuan pendapatan.

Menurut Donald E. Kieso dan Jerry J. Weygandt (1995 : 61) Pengakuan pendapatan dan keuntungan selama periode, secara konseptual dapat diakui pada saat :

1. Direalisasi atau dapat direalisasi.

Pendapatan dapat direalisasi bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan untuk kas atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan dapat direalisasi bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas atau klaim

(13)

2. Dihasilkan.

Pendapatan dihasilkan bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan dari pendapatan, yakni bila proses mencari laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.

Didalam akuntansi, istilah pendapatan berkaitan erat dengan konsep return on investment, yang berarti perusahaan melakukan investasi berupa

sumber-sumber dalam suatu usaha atau kegiatan dengan harapan untuk memperoleh return dari usaha atau kegiatan tersebut.

Secara konseptual, pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk sumber-sumber atau kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban dari suatu entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan barang, penyerahan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi yang berkelanjutan atau usaha pokok dari entitas terkait. Analisa secara cermat terhadap definisi pendapatan tersebut akan diperoleh beberapa karakteristik penting yang harus dimiliki atau terdapat dalam suatu peristiwa atau transaksi untuk dapat diakui sebagai suatu elemen pendapatan.

Menurut Harnanto (2003 : 389) berpendapat :

“ Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh sesuatu untuk dapat diakui sebagai pendapatan, yaitu : (1) harus sudah diperoleh;

(2) dapat diukur; (3) kolektibel. Pendapatan harus diakui pada saat yang paling awal dari ketiga kriteria pengakuannya tersebut. Untuk pendapatan yang berasal dari aktivitas pengadaan barang, saat yang paling awal tersebut seringkali adalah pada saat terjadinya penjualan atau penyerahan barang.

Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat direalisasi dan dihasilkan. Pendapatan direalisasi pada saat barang dan jasa, barang dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas

(14)

dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan dari pendapatan, yakni bila proses mencari laba telah selesai. Untuk memberikan keseragaman akuntansi, antar pengakuan pendapatan yang sebanding dengan aturan harga perolehan untuk penilaian harta sangat dibutuhkan. Pengakuan pada saat penjualan memberikan suatu pengujian yang seragam dan layak.

Sesuai dengan prinsip pengakuan pendapatan, maka saat diakuinya pendapatan diperjelas dengan perincian sebagai berikut :

a. Pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, umumnya merupakan tanggal penyerahan produk kepada langganannya.

b. Pendapatan atau jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut telah dilakukan dan dibuat fakturnya.

c. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva/sumber-sumber ekonomis perusahaan oleh pihak lain, seperti : pendapatan bunga, sewa, dan royalty diakui sejalan dengan berlalunya waktu pada saat digunakannya aktiva yang bersangkutan.

d. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan, seperti : penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui pada tanggal penjualan.

Sebagai tambahan untuk kriteria pengakuan pendapatan diatas, prinsip pendapatan menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika :

1. Pendapatan dihasilkan.

(15)

Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari pendapatan yang terkait.

2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.

Pendapatan direalisasi ketika kas diterima untuk barang atau jasa yang dijual.

Pendapatan dapat direalisasi ketika klaim atas kas (misalnya piutang usaha) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan kedalam jumlah kas tertentu.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007 : 23.13) Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi :

a. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.

c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.

d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut ; dan

e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.

Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan akan memiliki identifikasi tertentu. Kriteria pengakuan ditetapkan secara terpisah kepada setiap transaksi. Kegiatan normal perusahaan bisa berupa penjualan barang, penjualan jasa, dan penggunaan aktiva perusahaan oleh perusahaan/pihak lain yang menimbulkan pendapatan dalam bentuk bunga, royalty, dan dividen.

Barang yang dijual atau jasa yang diberikan untuk dipertukarkan dengan barang atau jasa yang tidak sama maka pertukaran dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Tetapi bila barang atau jasa yang dipertukarkan

(16)

tersebut sama, maka pertukaran itu tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (1994 : 81) umumnya pendapatan akan diakui secara :

1. Accrual Basis

Pengakuan pendapatan secara accrual basis berarti bahwa revenue harus dilaporkan selama kegiatan produksi (dimana laba dapat dihitung secara proporsional dengan penyelesaian pekerjaan) pada akhir produksi, pada saat penjualan barang atau pada saat penagihan piutang.

a. Pendapatan umumnya diakui selama kegiatan produksi dalam hal :

1. Sewa, bunga, komisi dianggap diakui sebagai pendapatan berdasarkan perjanjian yang dibuat sebelumnya yang menjelaskan tentang kenaikan bertahap dari klaim kepada langganan.

2. Perusahaan/lembaga profesional seperti konsultan, akuntan, dokter, notaris, pengacara, dan lain-lain.

b. Pendapatan atas kontrak jangka panjang diakui berdasarkan kemajuan kerja atau persentase siap. Persentase siap dapat dihitung dengan cara : 1. Taksiran para ahli.

2. Jumlah biaya yang sudah dikeluarkan dibandingkan dengan taksiran biaya seluruh proyek.

c. Pendapatan dari cost plus fixed fee contract, kontrak yang dibuat berdasarkan fee yang tetap ditambah biaya-biaya tertentu.

d. Perubahan asset sebagai akibat pertumbuhan yang menaikkan pendapatan seperti pabrik anggur, perkayuan, perternakan, hutan tanaman industri.

2. Critical Event Basis/Cash Basis

Dalam metode ini, yang diperhatikan adalah kejadian-kejadian penting dalam siklus operasi perusahaan, kejadian kritis itu dapat berupa :

a. Pada saat penjualan.

Cara pengakuan revenue pada saat penjualan dapat digunakan apabila : 1. Harga pokok produk diketahui secara pasti.

2. Pertukaran telah selesai dengan penerimaan barang sehingga sudah dapat diketahui biaya yang sudah dikeluarkan.

3. Dari segi realisasi, penjualan tersebut dianggap sebagai kejadian penting.

b. Pada saat selesainya produksi.

Cara pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi dapat digunakan dalam situasi pasar stabil dan harga komoditi juga stabil.

c. Pada saat pembayaran setelah dilakukan penjualan.

Cara pengakuan pendapatan pada saat pembayaran dapat dilakukan apabila penjualan yang akan dilakukan pada barang yang akan diserahkan tersebut. Metode ini sering disebut Installment Method.

(17)

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001 : 229) alternatif yang dipakai dalam pengakuan pendapatan, yaitu :

1. Selama produksi.

Pengakuan pendapatan selama proses produksi berlangsung diterapkan pada proyek pembangunan jangka panjang.

2. Pada saat proses produksi selesai.

Pada saat selesainya produksi dapat diterapkan pada kegiatan pertanian atau pertambangan.

3. Pada saat penjualan.

Dipakai untuk barang perdagangan.

4. Pada saat penagihan kas.

Pada saat penagihan diterapkan pada metode penjualan angsuran.

2. Pengakuan Biaya

Biaya berhubungan dengan hasil yang akan datang. Sedangkan beban adalah biaya yang sudah memberikan manfaat pada periode berjalan. Biaya-biaya yang sudah memberikan manfaat pada periode berjalan diakui dan dilaporkan pada daftar laba rugi, sedangkan biaya yang berhubungan dengan hasil yang akan datang diakui dan dilaporkan di neraca sebagai aktiva.

Untuk pengukuran yang layak, maka penentuan dan pengakuan biaya harus sama dengan pengakuan dan penentuan pendapatan sehingga penentuan laba rugi menjadi akurat.

Menurut Smith and Skousen (1992:123), pada umumnya ada tiga prinsip penandingan biaya yang penting untuk pelaporan biaya pada akhir periode usaha dalam hubungannnya dengan penentuan dan pengakuan pendapatan dan laba pada periode yang bersangkutan yaitu:

a. Pengasosiasian sebab akibat

Dalam konsep penandingan biaya ini pendapatan dapat dibandingkan secara

(18)

langsung dalam hal ini. Menurut pandangan umum, konsep penandingan seluruh biaya produk yang layak dan perlu dibebankan ke produk dan dilaporkan sebgai biaya pada saat pelaporan pendapatan yang berkaitan.

Sehingga dalam laporan keuangan dapat dilihat dengan jelas adanya penandingan antara pendapatan dan biaya.

b. Alokasi sistematis dan rasional

Jika biaya tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan pendapatan, maka biaya-biaya tersebut dibandingkan dalam suatu pola yang sistematis dan rasional dengan produk atau periode yang memperoleh manfaat darinya.

Konsep alokasi ini didalam akuntansi adalah suatu proses pemisahan jumlah nilai serta pembebanan yang dihasilkan ke periode waktu yang berbeda.

Alokasi ini meliputi baik pembebanan aktiva ke beban dan pembebanan kewajiban atau aktiva ke pendapatan pada beberapa periode. Contoh dalam konsep ini adalah penyusutan.

c. Pengakuan segera

Ini dilakukan apabila cara yang pertama dan kedua tidak dapat dilaksanakan.

Untuk biaya pengembangan pada perusahaan yang baru berdiri disajikan dengan cara yang sama seperti untuk perusahaan yang sudah mapan. Akan tetapi biaya ini masih sering dikompensasikan ke depan untuk dibandingkan dengan pendapatan dimasa mendatang dengan alasan bahwa biaya tersebut dianggap akan memberikan manfaat bagi beberapa periode mendatang, tetapi dalam beberapa hal perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian periode untuk

(19)

yang lalu. Umumnya hal ini dilakukan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu.

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian

Rini Afriyanti Hasibuan (2006)

Analisa pengakuan pendapatan dan biaya konstruksi sesuai dengan standar akuntansi keuangan no.34 pada PT. Harfa Rahmat Utama

Hasil penelitian

menyatakan bahwa pada PT. Harfa Rahmat Utama mempunyai kebijakan akuntansi yang sesuai dari Standar Akuntansi

Keuangan no.34, metode yang digunakan adalah metode kontrak selesai, metode persentase penyelesaian.

Elsa Butar-butar (2005)

Pengakuan pendapatan dan beban pada PT.

Pomona Indah Permai

Pengakuan pendapatan dan beban pada PT. Pomona Indah Permai telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana yang diakui sebagai pendapatan dan beban adalah dari laporan keuangan pendapatan dan beban terlihat pada laporan laba rugi perusahaan.

Andry Roy P.S (2004)

Analisa Pengakuan dan Pengukuran Biaya selama kegiatan bongkar muat kapal pada

PT.Pelayaran Nusantara Meratus Cabang Medan

PT. Pelayaran Nusantara Meratus Cabang Medan telah menerapkan suatu bentuk pelaporan mengenai biaya yang timbul selama kegiatan bongkar muat kapal dan sebaiknya laporan ini dimanfaatkan oleh pihak manajemen dalam mengambil keputusan.

(20)

Yusnita Nasution (2005)

Penerapan PSAK No.23 dan 36 dalam pengakuan dan pengukuran

pendapatan pada PT.

Adisarana Wana Artha

PT. Adisarana Wana Artha telah sesuai dengan PSAK No.23 sebab jumlah pendapatan dapat diakui dan diukur dengan andal, sedangkan PSAK No.36 kurang sesuai, sebab pendapatan terkadang tidak diakui berdasarkan periode kontrak maupun pada saat jatuh tempo dari pemegang polis, walaupun tidak berpengaruh terhadap jumlah pendapatan.

Irmayenti (2004)

Pengakuan dan

Pengukuran Beban pada Perusahaan Jasa

Angkutan Darat Antar Kota Propinsi di Lingkungan Dinas Perhubungan Sumatera Utara

Hasil penelitian

menyatakan bahwa pada Perusahaan Jasa Angkutan Darat Antar Kota Propinsi di Lingkungan Dinas Perhubungan Sumatera Utara telah sesuai dengan standar yang berlaku maupun SAK, seperti halnya pengakuan, dalam hal pengukuran beban.

H. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual dari penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 2.1

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Akuntansi Pendapatan dan Biaya

Laporan Keuangan

(21)

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah perusahaan jasa penyediaan listrik yang memiliki pendapatan dan biaya yang digunakan dalam rangka mendukung kegiatan operasional perusahaan. Dalam penggunaan akuntansi pendapatan dan biaya PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berpedoman pada kebijakan akuntansi pendapatan dan biaya yang berlaku dari laporan keuangan.

Akuntansi Pendapatan dan Biaya adalah rangkaian prosedur formal di bagian pendapatan dan biaya yang timbul dari aktifitas perusahaan antara lain transaksi penjualan dan penerimaan kas dimana data dikumpulkan, diproses menjadi laporan pendapatan dan biaya yang memadai diharapkan dapat mendukung kelancaran aktivitas di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

Akuntansi Pendapatan dan Biaya juga diharapkan untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan andal. Hasil analisis ini kemudian dirangkum sehingga menghasilkan suatu laporan keuangan yang baik dan akurat sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Inilah titik sentral uraian ini, yakni ingin melihat berbagai tantangan yang muncul dan akan dihadapi oleh dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi dan lebih

Setiap perbuatan korupsi mengandung penipuan, biasanya dilakukan oleh badan publik atau umum (masyarakat). Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan. Korupsi

Dalam penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder, berupa laporan keuangan (APBD) Kabupaten OKU, OKU Selatan, dan OKU Timur periode 2005 - 2010 yang

Target pertumbuhan kinerja tersebut sejalan dengan target kontrak baru yang dipatok perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode ACST ini sebesar Rp 4,5

Source: Bisnis Indonesia Kalbe Farma (KLBF) menargetkan komersialisasi vaksin Covid-19 hasil kerja sama dengan Genexine Inc pada akhir 2021.. Uji klinis fase 2 dilakukan di

• Seluruh komunikasi data antar jaringan pribadi akan melalui tunnel ini, sehingga orang atau user dari jaringan publik yang tidak memiliki izin untuk masuk tidak akan

Sering sulit bagi perusahaan memproduksi lokal (secara murah) unluk melayani pasar global untuk memanfaatkan kurva pengalaman karena produk harus disesuaikan dengan kebutuhan

Metode penelitian yang digunakan yaitu yuridis normatif yang difokuskan pada studi dokumen tentang kewenangan daerah dalam penanaman modal. Analisa data yang