i SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
ACHMAD FAUZAN 10533 5914 09
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR
2009
ii
Nafas_ku adalah nafas-Nya
Yang telah tertib pada ubun-ubun jiwa ku Dan aku
Diajarkan untuk
Mencintai_Nya
Dengan setulus hati.
iii tercinta
Yang rela mengorbankan seluruh jiwa raganya buat penulis Sampai detik ini
Dalam mendidik dan membesarkan penulis sampai sekarang Dan dalam mengarungi bahtera kehidupan yang penuh dengan
suka duka.
Serta buat saudara-saudara dan sobat-sobat ku yang tidak
hentinya memberikan motivasi dan dorongan pada penulis.
iv
Segala puji bagi Allah swt, Tuhan semesta alam, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat terwujud dalam bentuk sederhana. Salawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad saw, yang telah menunjukkan kita semua ke arah keselamatan lewat jalan yang dibawanya.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penyusunan skripsi ini tidak luput dari adanya hambatan dan kesulitan yang dihadapi. Namun, berkat do’a dan ketekunan yang sungguh-sungguh, terutama ridho dari Allah Swt, hambatan yang dialami dapat teratasi dengan baik, begitu pun dengan bantuan dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan dukungan moril sejak memulai penulisan skripsi ini.
Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis pada Sang Khalik. Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga pada beberapa pihak terutama untuk Ayahanda H.Hamdon dan ibunda Hamisah yang selama ini telah banyak berkorban untuk penulis, saudara-saudaraku, yang selalu memberikan kasih sayang dan do’a yang tulus untuk penulis, untuk Dr. Syafrudin, M.Pd selaku pembimbing I dan Dra.
Munira, M.Pd selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasi kepada, Dr. Irwan Akib,
M.Pd., selaku Rektor Universits Muhammadiyah Makassar; Ayahanda Dr. A. Sukri
v
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar; Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah banyak memercikkan ilmunya pada penulis selama menempuh kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabatku Mila, Kak Lani, Yukeysya, Atiek, Ukhti, Erna, teman–teman seangkatan 2006, utamanya kelas D yang telah memberikan dukungan dan bantuan untuk penulis.
Demikian pula untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu dalam lembaran ini. Semoga semua pihak di atas, amalnya dapat diterima di sisi Allah swt, amin.
Makassar, Agustus 2010 Penulis
ABIDIN
vi
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ………. iii
HALAMAN SURAT PERJANJIAN ……….. iv
HALAMAN PENGESAHAN ………. v
MOTO . ……….. vi
PERSEMBAHAN……….. vii
KATA PENGANTAR ……….. viii
DAFTAR ISI ……… ix
DAFTAR TABEL……….. x
ABSTRAK ……… xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… …... .1
B. Rumusan Masalah……… 4
C. Tujuan Penelitian………. ….. 4
D. Manfaat Penelitian ……… …… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ……….. 6
1. Pengertian Hasil Belajar Bahasa Indonesia dan Faktor-Faktor
yangMempengaruhinya ... 6
vii
A. Jenis Penelitian ... 18
B. Subjek Penelitian ... 18
C. Fokus dan Waktu Penelitian ... 18
D. Definisi Operasional ... 19
E. Prosedur Penelitian ... 20
F. Instrumen Penelitian ... 23
G. Teknik Pengumpulan Data ... 24
H. Teknik Analisis Data ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kegiatan Awal ... 26
B. Pelaksanaan Siklus ... 28
C. Deskripsi Kegiatan Akhir ... 37
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 38
B. Saran ... 39
DAFTAR PUSTAKA ... xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... xii
viii
Kebudayaan ………. … .. 25 2. Hasil Tes Kemampuan Awal (pra tindakan) Kelas VIII.B SMP Karya
Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima... 27 3. Hasil Observasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Siklus 1……….. 30 4. Data Hasil Evaluasi Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Kelas
VIII.B SMA Karya Ikhlas Kecematan Belo Kabupaten Bima pada
Siklus 1……… 31 5. Data Hasil Obsevasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Siklus II... 34 6. Data Hasil Evaluasi Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Kelas
VIII.B SMP Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima pada Siklus II….. 35
ix
Pendidikan, Universitas Muhammadyah Makassar .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan CIPP Evaluation Model dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan teknik statistik kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B Semester I (Ganjil) tahun pelajaran 2010 – 2011 dengan jumlah siswa 40 Orang. Pengumpulan data, yaitu teknik observasi dan tes.
Teknik analisis menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 3 terdapat 3 orang atau 7,50 % siswa yang tingkat hasil belajar bahasa Indonesia dalam hal keterampilan membaca pada kategori sedang, pada kategori tinggi mencapai 13 siswa atau 32,50 %; kemudian pada kategori sangat tinggi sebanyak 24 siswa atau 60,00.
Simpulan dalam penelitian ini, pada siklus I Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model), membuat rencana pembelajaran model evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model), membuat lembar kerja siswa, membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK,menggunakan alat evaluasi pembelajaran. Siklus I dilaksanakan selama empat kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan satu kali untuk pelaksanaan tes siklus I dengan menerapkan model evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model). Diawal pertemuan siklus pertama, selama proses belajar mengajar dengan model evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model) belum bisa mengikuti pelajaran ini dengan baik. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan proses evaluasi pembelajaran ini.
Pelaksanaan berjalan dengan lancar meskipun masih ada siswa yang bekerja sama dengan temannya, demikian pula pada proses belajar mengajar terlihat siswa yang masih pasif.
Maka dari itu, perlu dilanjutkan pada siklus II dengan perencanaan, Pelaksanaan tindakan I, observasi, tes, refleksi pada siklus I dengan mengadakan perbaikan pada siklus II.
Berdasarkan hasil analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode Evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model) pada siswa kelas VIII SMP negeri 2
Sungguminasa Kabupaten Gowa dinyatakan berhasil.
1 A. Latar Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini, kebutuhan akan pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang sangat mutlak diperlukan oleh semua lapisan masyarakat.
Oleh karena itu, pendidiakn harus mampu melahirkan output yang berkompetensi dalam berbagai aspek kehidupan. Pendidikan merupakan suatu hal yang vital dalam kehidupan. Dalam hal ini guru sebagai pengajar harus mampu menguasai atau profesional dalam bidangnya masing-masing dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Penguasaan bahasa Indonesia sekolah dasar dan menengah sangat penting karena penguasaan-penguasaan tersebut akan menjadi sasaran yang ampuh untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Mengingat peranan bahasa Indonesia sangat penting maka proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dan menengah harus menjadi perhatian khusus bagi para stakeholder pendidikan khususnya guru bahasa Indonesia yang terjun langsung di lapangan.
Salah satu hal yang harus dikuasai oleh para pendidik adalah bagaimana
mengajarkan bahasa Indonesia dengan baik agar tujuan pengajaran dapat dicapai
semaksimal mungkin. Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur
melalui evaluasi atau penilaian karena merupakan proses menetapkan kualitas
hasil belajar atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran oleh peserta didik. Tolak ukur keberhasilan program pembelajaran bahasa Indonesia adalah hasil belajar siswa.
Kebanyakan guru berasumsi bahwa jika siswa sudah belajar lebih rajin, maka hasil belajar mereka akan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh gurunya.
Dengan kata lain, apabila guru sudah rajin mengajar maka sudah dapat dipastikan peserta didik akan mencapai kompetensi yang dituntut kurikulum. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Evaluasi yang dilakukan guru harus betul-betul mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan jenis dan alat evaluasi yang telah ada, apakah masih pantas digunakan atau tidak pada saat sekarang ini. Setiap jenis model evaluasi selain memiliki kelebihan juga kekurangan. Untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan tes. Salah satu kekurangan yang dimiliki tes hanya memberikan gambaran tentang apa yang telah dikuasai dan dimiliki oleh siswa pada saat mengerjakan tes dan kurang memberikan gambaran yang cukup tentang proses belajar yang telah dilakukan dan dipahami siswa.(Tatang, 2001: 23).
Hal inilah yang masih sering terjadi di sekolah-sekolah seperti di SMP
Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima adalah mengevaluasi siswanya hanya
dengan melihat hasil akhirnya saja tanpa mempertimbangkan komponen lain
yang turut mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga hasil belajar bahasa
Indonesia siswa tidak mengalami peningkatan yang memadai. Hubungan antara
pembelajaran dengan hasil belajar tidak hanya digambarkan sebagai garis lurus
tetapi saling berhubungan antara komponennya seperti guru, siswa, sarana
belajar, kurikulum, lingkungan, kegiatan pembelajaran itu sendiri dan yang terakhir adalah evaluasi. (Arikunto, 2007:06).
Karena evaluasi menentukan hasil belajar siswa maka seorang guru seharusnya menetapkan model evaluasi yang tepat sasaran.
Menjawab permasalahan di atas Arikunto menawarkan sebuah model evaluasi yang tepat di gunakan, model itu adalah CIPP (Context, Input, process, product) Evaluation model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Stuflebeam pada tahun 1967 dan telah banyak dipakai oleh para evaluator dalam mengevaluasi suatu program pendidikan.Komponen-komponen dari CIPP Evaluation Model adalah:
1. (Contex) adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, Konteks kebutuhan yang tidak terpenuhi, pupulasi dan sampel yang dilayani dan tujuan sebuah program.
2. Masukan (Input) mencakup kemampuan awal siswa dan sekolah dalam menunjang sebuah program pembelajaran.
3. Proses (Process) diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program pembelajaran terlaksana sesuai dengan rencana.
4. Produk (product) diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan, dalam hal ini pencapaian tujuan program. (Arikunto, 2007:29-30).
Model evaluasi ini memandang program pembelajaran, dalam hal ini
pembelajaran bahasa Indonesia sebagai sebuah sistem sehingga dalam proses
mengevaluasi seorang guru harus menganalisis berdasarkan komponen-
komponen yang telah disebutkan sebelumnya. Melihat tahapan komponen CIPP
Evaluation model yang begitu kompleks maka sangatlah tepat untuk
menerapkannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Tujuannya adalah
membantu guru menentukan kebijakan yang akan diterapkan dalam pembelajaran selanjutnya karena titik kelemahan yang menyebabkan hasil belajar siswa tidak mengalami peningkatan yang memadai sudah dapat diketahui. Oleh karena itu dianggap perlu melakukan pengkajian yang sistematik tentang CIPP Evaluation model dalam upaya meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesiasiswa khususnya di kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengangkat suatu judul skripsi yaitu Peningkatan Hasil Belajar bahasa Indonesia melalui Penerapan CIPP Evaluation Model Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa.
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih mengarahkan pelaksanaan penelitian, maka masalah yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah”Apakah hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa dapat meningkat setelah diterapkan CIPP evaluation model?”
C. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah penerapan
CIPP Evaluation Model dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil pelaksanaan penelitian ini diantaranya adalah:
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberi motivasi belajar kepada siswa karena bukan hanya hasil ulangan yang dinilai tapi setiap aspek yang dapat mempengaruhi hasil belajar.
2. Bagi guru khususnya guru bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat mengetahui titik kelemahan yang menyebabkan hasil belajar siswa berkurang sehingga dapat mengambil strategi pembelajaran yang tepat sasaran.
3. Bagi sekolah, penelitian ini sebagai bahan masukan dalam rangka perbaikan
pembelajaran sehingga dapat menunjang tercapainya hasil belajar mengajar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Hasil Belajar Bahasa Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
a. Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Kata hasil dalam Kamus Besar bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha.(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, 1994:343).
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memilki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, 1994:13).
Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.
Menurut Zain, belajar dikatakan berhasil, apabila:Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
6
Perilaku yang digariskan dalam tujuan pelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok. ( Zain,2002:120).
Adapun hasil belajar menurut Tardif seperti dikutip oleh Syah adalah penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. ( Syah, 2000:141)
Pendapat lain dipaparkan oleh Sudjana hasil belajar diartikan sebagai terjadinya perubahan pada diri siswa ditinjau dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. (Sudjana, 2000:49).
Berdasarkan pengertian hasil belajar yang telah ditetapkan di atas, maka dapat dipahami mengenai makna hasil dan belajar. Apabila kedua kata tersebut dipadukan, maka dinyatakan bahwa hasil belajar adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh siswa dengan pengalamannya yang telah diberikan atau disiapkan oleh sekolah melalui proses belajar mengajar.
Setelah terjadi proses belajar mengajar, maka diharapkan terjadi suatu perubahan diri pembelajaran, baik perubahan pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Perubahan tidak langsung inilah yang disebut hasil belajar.
Jadi hasil belajar merupakan muara kegiatan belajar dan merupakan cerminan dari tingkat penguasaan dan keterampilan pelajar.(Abidin, 2007:18).
Demikian pula jika dikaitkan dengan belajar bahasa Indonesia maka
hasil belajar bahasa Indonesia merupakan kemampuan yang dicapai siswa
dalam memahami dan menerapkan struktur dan kaidah bahasa Indonesia setelah mengikuti proses belajar mengajar bahasa Indonesia. Untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar bahasa Indonesia digunakan tes sebagai alat ukurnya.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Ada banyak hal yang menentukan dan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa yaitu:
Keadaan fisik dan psikis siswa yang ditunjukkan oleh IQ (kecerdasan intelektual), EQ (kecerdasan emosi), kesehatan, motivasi, ketekunan, ketelitian, keuletan dan minat.
Guru yang mengajar dan yang membimbing siswa seperti latar belakang penguasaan ilmu, kemampuan mengajar, perlakuan guru terhadap siswa
.Sarana pendidikan yaitu ruang tempat belajar, alat-alat belajar, media yang digunakan guru dan buku sumber belajar. (Arikunto, 2007:01).
Selanjutnya suatu pendorong yang biasanya besar pengaruhnya dalam belajar adalah cita-cita karena cita-cita dapat memobilisasi energi psikis untuk belajar.
2. CIPP Evaluation Model (Model Evaluasi CIPP)
Sebelum membahas model evaluasi CIPP terlebih dahulu akan dibahas masalah evaluasi:
Secara harfiah, evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam
bahasa Arab disebut al-Taqdir diartikan sebagai penilaian. Menurut istilah,
evaluasi diartikan sebagai: “evaluation refer to the act or process to
determining the value of something” (suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu). (syahid, 2008:1).
Seorang ahli evaluasi yang bernama Stufflebeam dalam Arikunto mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan dalam menentukan alternative keputusan (Arikunto, 2007:01)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran adalah kegiatan untuk mengumpulkan sejumlah informasi tentang proses pembelajaran sehingga dapat diambil keputusan yang tepat sasaran untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Sedangkan fungsi evaluasi adalah:
a) Perbaikan pada tujuan pencapaian pada setiap materi pelajaran.
b) Perbaikan/perubahan pada metode mengajar yaitu penyesuaian metode dan bahan ajar.
c) Landasan untuk menilai hasil usaha anak didik.
d) Landasan untuk menentukan posisi dan status anak didik dalam kelompoknya serta menetapkan apakah anak didik dinyatakan naik kelas atau tidak, lulus atau tidak lulus.
e) Pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi anak didik yang memerlukan. (Syahid, 2008:03).
Hasil evaluasi kemudian dilaporkan dan dijadikan acuan dalam pengambilan langkah perbaikan terhadap hal-hal yang dianggap kurang.
CIPP Evaluation Model merupakan suatu model evaluasi yang telah dikembangkan oleh Stufflebeam dan kawan-kawan pada tahun 1967 di Ohio State University.CIPP merupakansebuah singkatan dariempat buah kata, yaitu:
1. Context evaluation : Evaluasi terhadap konteks
2. Input evaluation : Evaluasi terhadap masukan
3. Process evaluation : Evaluasi terhadap proses
4. Product evaluation :Evaluasi terhadap hasil. (Arikunto, 2007:01).
Keempat kata yang menyusun CIPP merupakan sasaran evaluasi.
Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan demikian, jika seorang guru akan mengevaluasi program pembelajarannya menggunakan model evaluasi CIPP maka mau tidak mau mereka harus menganalisis program pembelajaran tersebut berdasarkan komponen-komponennya. Berikut akan dijelaskan komponen-komponen model evaluasi CIPP dan penerapannya dalam pembelajaran khususnya penerapannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
1. Context Evaluation (evaluasi terhadap konteks)
Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani dan tujuan program.(Arikunto, 2007:29). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang lingkungan dan kesenjangan antara hal atau kondisi nyata dengan kondisi yang diinginkan, maka perlu dilakukan analisis kebutuhan. Sasarannya adalah siswa dan kelas serta guru sebagai pelaksananya.
Tiga langkah penting yang dilakukan oleh guru inovatif dalam
menyiapkan rencana pembelajaran yang memasukkan unsur analisis
kebutuhan adalah:
Ketika diserahi tugas mengajar dan akan mulai melaksanakan tugas maka seorang guru harus memusatkan perhatian ke arah pencapaian tujuan lalu materi yang menunjang tujuan.
Setelah terpilih materi yang akan diajarkan, guru menelaah kembali materi terpilih tersebut, untuk dicocokkan dengan kebutuhan siswa.
Pada langkah ketiga, setelah guru yakin betul bahwa materi yang dipilih sudah memenuhi kebutuhan siswa yang akan diajar. Lalu menentukan strategi yang tepat untuk menyampaikan materi tersebut.
Meliputi pemilihan cara atau metode, pengelolaan kelas dan media yang digunakan untuk mendukung penyampaian.
2. Input Evaluation (evaluasi terhadap masukan)
Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi masukan. Maksud dari evaluasi masukan adalah kemampuan awal siswa dan sekolah dalam menunjang sebuah program. (Arikunto, 2007:53).
Siswa adalah subjek yang menerima pelajaran. Ada siswa yang pandai, kurang pandai dan tidak pandai. Setiap siswa mempunyai bakat intelektual, emosional, sosial dan lain-lain yang sifatnya khusus. Guru harus mampu mengenal kekhususan siswanya agar mampu memberikan pelayanan, pendidikan dan administrasi secara tepat. Aspek yang perlu diketahui dari siswa yang akan diajar adalah:
a) Kemampuan intelektual siswa
b) Bakatsiswa
c) Keadaan fisik misalnya kesehatan, kekebalan dan kerentanan.
(Arikunto, 2008:296).
3. Process Evaluation (evaluasi terhadap proses)
Evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam evaluasi CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk proses sebagai berikut:
a) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal?
b) Apakah staf yang terlibat di dalam proses pelaksanaan program akan sanggup menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan jika dilanjutkan?
c) Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal?
d) Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan? (Arikunto, 2008:30).
Berdasarkan penjelasan dari Stufflebeam di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dijadikan objek penelitian evaluasi proses ini adalah penilaian proses belajar mengajar yang terjadi di kelas dan guru dan siswa sebagai sumber datanya.
Penilaian proses belajar mengajar adalah upaya memberi nilai terhadap
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh
mana keefektifan dan efisiensinya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. (Sudjana, 2000:03). Penilaian terhadap hasil belajar semata-mata, tanpa menilai proses, cenderung melihat siswa sebagai kambing hitam kegagalan pendidikan. Padahal tidak mustahil kegagalan siswa itu disebabkan oleh lemahnya proses belajar-mengajar dimana guru merupakan penanggung jawabnya. Di lain pihak, pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya. Setidak-tidaknya apa yang dicapai oleh siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajarnya.
(Sudjana, 2000:56).
Dimensi penilaian proses belajar mengajar berkenaan dengan komponen-komponen yang membentuk proses belajar mengajar dan komponen-komponen itu adalah:
1) Tujuan instruksional. Komponen tujuan instruksional meliputi aspek- aspek ruang lingkup tujuan, abilitas yang terkandung di dalamnya, rumusan tujuan, tingkat kesulitan pencapaian tujuan, kesesuaian dengan kemampuan siswa, jumlah dan waktu yang tersedia untuk mencapainya, kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, keterlaksanaannya dalam pelajaran.
2) Bahan pengajaran. Komponen bahan pengajaran meliputi kesesuaian
bahan dengan tujuan, tingkat kesulitan bahan, kemudahan memperoleh
dan mempelajarinya, daya gunanya bagi siswa, keterlaksanaannya
sesuai dengan waktu yang tersedia, sumber-sumber untuk
mempelajarinya, cara mempelajarinya, kesinambungan bahan,
relevansi bahan dengan kebutuhan siswa, prasyarat mempelajarinya.
3) Siswa. Komponen siswa meliputi kemampuan prasyarat, minat dan perhatian, motivasi, sikap, cara belajar, kebiasaan belajar, kesulitan belajar, fasilitas belajar yang dimiliki, hubungan sosial dengan teman sekelas, masalah belajar yang dihadapi, karakteristik dan kepribadian, kebutuhan belajar, identitas siswa dan keluarganya yang erat kaitannya dengan pendidikan di sekolah.
4) Guru. Komponen guru yang meliputi penguasaan mata pelajaran, keterampilan mengajar, sikap keguruan, pengalaman mengajar, cara mengajar, cara menilai, kemauan mengembangkan profesinya, keterampilan berkomunikasi, kepribadian, kemauan dan kemampuan memberikan bimbingan kepada siswa, hubungan dengan siswa dan dengan teman sejawatnya, penampilan dirinya, keterampilan lain yang diperlukan.
5) Alat dan sumber belajar. Komponen alat dan sumber belajar meliputi jenis alat dan jumlahnya, daya guna, kemudahan pengadaannya, kelengkapannya, manfaatnya bagi siswa dan guru, cara menggunakannya. Dalam alat dan sumber belajar ini termasuk alat peraga, buku sumber, laboratorium dan perlengkapan belajar lainnya 6) .Penilaian. Komponen penilaian meliputi jenis alat penilaian yang
digunakan, isi dan rumusan pertanyaan, pemeriksaan dan interpretasinya, sistem penilaian yang digunakan, pelaksanaan penilaian, tindak lanjut hasil penilaian, pemanfaatan hasil penilaian, administrasi hasil penilaian, tingkat kesulitan soal, validitas dan reliabilitas soal penilaian, daya pembeda, frekuensi penilaian dan perencanaan penilaian.(Sudjana, 2000:58).
Penilaian setiap komponen bukan hanya keberadaannya, tetapi juga
keterkaitan aspek-aspek yang ada pada setiap komponen dan keterkaitan
antar komponen itu sendiri. Sebagai contoh, menilai aspek-aspek yang
terdapat dalam komponen guru harus dilihat hubungannya dengan
komponen siswa, bahan dan tujuan pengajaran. Demikian pula menilai
komponen penilaian tidak terpisahkan dari komponen tujuan, bahan, siswa
dan guru.
4. Product Evaluation (evaluasi terhadap hasil)
Evaluasi produk atau hasil diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. (Arikunto, 2007:31). Yang dimaksud masukan mentah adalah siswa yang akan dievaluasi dengan menggunakan model evaluasi CIPP. Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom dalam Sudjana dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.(Sudjana, 2000:22). Indikator ketiga ranah tersebut adalah:
1.Ranah Kognitif
a. Pengetahuan menekankan pada proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya. Informasi yang dimaksud di sini adalah simbol-simbol matematika, terminology, peristilahan, fakta-fakta, keterampilan dan prinsip-prinsip.
b. Pemahaman. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkannya dengan ide-ide lain dan segala implikasiny
c. Penerapan adalah kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemonstasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi matematika melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu. Untuk menunjukkan kemampuan tersebut, seorang siswa harus dapat memilih dan menggunakan apa yang mereka telah miliki secara tepat sesuai dengan situasi yang ada dihadapannya.
d. Analisis adalah kemampuan untuk memilah sebuah struktur informasi ke dalam komponen-komponen sedemikian hingga hierarki dan keterkaitan antar idea dalam informasi tersebut menjadi tampak dan jelas. Analisis berkaitan dengan pemilahan materi ke dalam bagian-bagian, menemukan hubungan antara bagian dan mengamati pengorganisasian bagian-bagian.
e. Sintesis. Dalam bahasa Indonesia, sintesis melibatkan
pengkombinasian dan pengorganisasian konsep-konsep dan
prinsip-prinsip bahasa Indonesia untuk mengkreasikannya menjadi struktur bahasa Indonesia yang baik dan bena
f. Evaluasi adalah kegiatan membuat penilaian berkenaan dengan sebuah ide, kreasi, cara atau metode. (Suherman, dkk, 2003:225).
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.
3. Ranah Psikomotoris. Tipe hasil belajar ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu.Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam kecenderungan- kecenderungan untuk berperilaku.
Bentuk-bentuk penilaian untuk evaluasi produk atau hasil adalah:
1) Alat ukur kognitif siswa adalah tes dan non tes. Tes terdiri atas tes lisan, pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif, jawaban singkat dan menjodohkan sedangkan non tes berupa portofolio.
2) Alat ukur untuk penilaian afektif dan psikomotorik adalah observasi
langsung berupa kerja sama, inisiatif dan perhatian, pertanyaan langsung
kepada siswa dan laporan pribadi siswa kepada gurunya. (Suherman,
2003:31)
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir ini menggambarkan tentang model evaluasi CIPP sebagaimana gambar dibawah ini.
CIPP Evaluasion Model
Contek Input Proces Produk
Psikomotorik Afekt if
Kognitif
Kemampuan Siswa
Siklus 2 Siklus 1
Temuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(classroom action research)dengan tahapan pelaksanaan meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi yang berulang.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sungguminasa dengan subjek penelitian siswa kelas VIII B semester I (Ganjil) tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 40 orang.
C. Fokus Dan Waktu Penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester I (ganjil) tahun pelajaran 2010/2011 yang terbagi atas dua siklus, dimana antara siklus I dan siklus II merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Dalam arti pelaksanaan tindakan siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus I jika masih terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
18
D. Definisi Operasional Variabel
Untuk menghindari terjadinya interpretasi yang berlainan antara peneliti dengan pembaca, maka dirasakan perlu untuk merumuskan variabel penelitian secara operasional sebagai berikut:
1. Hasil belajar bahasa Indonesia
Hasil belajar bahasaIndonesia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang menunjukan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa kelasVIII B SMP Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima dalam pelajaran bahasa
Indonesia setelah mengikuti proses belajar mengajar.
2. CIPP Evaluation Model (Model Evaluasi CIPP)
CIPP Evaluation model (model evaluasi CIPP) merupakan singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu Context, Input, Process, Product. Model evaluasi CIPP memandang pembelajaran sebagai sebuah system, sehingga dalam penelitian nantinya, pembelajaran akan dievaluasi berdasarkan komponen-komponennya yaitu:
a. Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani dan tujuan program. Adapun indikatornya adalah terpenuhinya kebutuhan dalam pengajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Evaluasi input adalah kemampuan awal siswa dan sekolah dalam
menunjang program pengajaran. Indikatornya adalah siswa mengetahui
sebagaian besar materi yang akan diajarkan dan siswa dalam keadaan sehat mengikuti pelajaran.
c. Evaluasi proses adalah evaluasi yang diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rencana. Indikatornya adalah pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya, guru melaksanakan tugasnya secara profesional, sarana dan prasana dimanfaatkan secara maksimal dan hambatan yang terjadi di ruangan dapat diatasi.
d. Evaluasi produk adalah evaluasi yang diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada siswa akibat program pembelajaran yang telah dijalaninya. Indikatornya adalah hasil belajar siswa meningkat atau tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dapat tercapai secara maksimal.
E. Prosedur enelitian
Adapun model penelitian yang digunakan selama penelitian ini
berjalan adalah “Model Eveluasi CIPP (Cipp Evaluation Model)”. Yang dapat
dilihat seperti pada gambar berikut ini.
Skema penelitian tindakan kelas (model spiral dari kemmis dan taggar, dalam rochiati W; 2007: 66)
Alur dan tahapan pelaksanaan tindakan kelas seperti di bawah ini
TINDAKAN
OBSERVASI
REFLEKSI
PERENCANAAN
TINDAKAN
OBSERVASI
REFLEKSI
REVISI PERENCANAAN
Siklus I
Siklus II
Siklus I
a. Perencanaan tindakan I
1) Menelaah kurikulum materi pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas VIII 2) Membuat skenario pembelajaran di kelas dalam hal ini pembuatan RPP.
3) Membuatalat bantu pengajaran
4) Membuat pedoman evaluasi untuk evaluasi konteks, input, proses dan produk.
b. Pelaksanaan Tindakan I
1. Sebelum masuk kelas terlebih dahulu melakukan evaluasi konteks dengan mengamati lingkungan sekolah dan siswa kelas VIIIB Yapip Sungguminasa Kab. Gowa, merinci kebutuhan yang harus terpenuhi untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
3. Melakukan evaluasi input dengan memberikan tes diagnostik terhadap siswa untuk menguji pemahaman mereka terkait materi yang akan diajarkan
4. Melakukan pengajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya.
c. Observasi.
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
atau selama proses pembelajaran.
Hasil observasi ini dimasukkan sebagai hasil evaluasi proses.
d. Tes
Memberikan tes pada pertemuan terakhir untuk menguji sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil tes yang diperoleh dimasukkan sebagai evaluasi produk.
e. Refleksi I
Hasil yang didapatkan dalam evaluasi konteks, input, proses dan produk dikumpulkan serta dianalisa. Hasil analisa data yang didapatkan pada siklus I dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
Siklus II
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II relatif sama dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan I, observasi, tes, refleksi pada siklus I dengan mengadakan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I apakah yang dilakukan telah meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak.
F. InstrumenPenelitian
Instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penelitian karena berfungsi sebagai alat atau sarana pengumpulan data.
Dengan demikian, instrumen harus relevan dengan masalah dan aspek yang akan
diteliti agar supaya memperoleh data yang akurat.
Dari penjelasan tersebut, instrumen yang berfungsi mengumpulkan data atau sarana perolehan data dan informasi kelengkapan pembahasan ini yaitu:
Pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan hilang. Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan CIPP evaluation model.
Pedoman tes berisi serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan siswa setelah proses pembelajaran.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik observasi
Data tentang hasil evaluasi konteks diambil dengan menggunakan lembar observasi.
Data tentang hasil evaluasi input diambil dengan menggunakan tes diagnostik.
Data tentang hasil evaluasi proses diambil dengan menggunakan lembar observasi.
2. Teknik Tes
Data tentang hasil evaluasi produk dengan menggunakan tes akhir.
H. Teknik Analisis Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Data yang berupa hasil observasi pada evaluasi konteks dan proses dianalisis menggunakan analisis data kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan dan memberi penjelasan terhadap data yang didapatkan.
2. Data yang berupa hasil tes diagnostik pada evaluasi input dan hasil tes akhir pada evaluasi produk dianalisis menggunakan statistik deskriptif.
1
1 k i i i
k i i
f x x
f