• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL EVALUASI CIPP (CIPP EVALUATION MODEL) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL EVALUASI CIPP (CIPP EVALUATION MODEL) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

ACHMAD FAUZAN 10533 5914 09

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR

2009

(2)

ii

Nafas_ku adalah nafas-Nya

Yang telah tertib pada ubun-ubun jiwa ku Dan aku

Diajarkan untuk

Mencintai_Nya

Dengan setulus hati.

(3)

iii tercinta

Yang rela mengorbankan seluruh jiwa raganya buat penulis Sampai detik ini

Dalam mendidik dan membesarkan penulis sampai sekarang Dan dalam mengarungi bahtera kehidupan yang penuh dengan

suka duka.

Serta buat saudara-saudara dan sobat-sobat ku yang tidak

hentinya memberikan motivasi dan dorongan pada penulis.

(4)

iv

Segala puji bagi Allah swt, Tuhan semesta alam, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat terwujud dalam bentuk sederhana. Salawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad saw, yang telah menunjukkan kita semua ke arah keselamatan lewat jalan yang dibawanya.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penyusunan skripsi ini tidak luput dari adanya hambatan dan kesulitan yang dihadapi. Namun, berkat do’a dan ketekunan yang sungguh-sungguh, terutama ridho dari Allah Swt, hambatan yang dialami dapat teratasi dengan baik, begitu pun dengan bantuan dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan dukungan moril sejak memulai penulisan skripsi ini.

Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis pada Sang Khalik. Penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga pada beberapa pihak terutama untuk Ayahanda H.Hamdon dan ibunda Hamisah yang selama ini telah banyak berkorban untuk penulis, saudara-saudaraku, yang selalu memberikan kasih sayang dan do’a yang tulus untuk penulis, untuk Dr. Syafrudin, M.Pd selaku pembimbing I dan Dra.

Munira, M.Pd selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasi kepada, Dr. Irwan Akib,

M.Pd., selaku Rektor Universits Muhammadiyah Makassar; Ayahanda Dr. A. Sukri

(5)

v

Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar; Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah banyak memercikkan ilmunya pada penulis selama menempuh kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabatku Mila, Kak Lani, Yukeysya, Atiek, Ukhti, Erna, teman–teman seangkatan 2006, utamanya kelas D yang telah memberikan dukungan dan bantuan untuk penulis.

Demikian pula untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu dalam lembaran ini. Semoga semua pihak di atas, amalnya dapat diterima di sisi Allah swt, amin.

Makassar, Agustus 2010 Penulis

ABIDIN

(6)

vi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ………. iii

HALAMAN SURAT PERJANJIAN ……….. iv

HALAMAN PENGESAHAN ………. v

MOTO . ……….. vi

PERSEMBAHAN……….. vii

KATA PENGANTAR ……….. viii

DAFTAR ISI ……… ix

DAFTAR TABEL……….. x

ABSTRAK ……… xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… …... .1

B. Rumusan Masalah……… 4

C. Tujuan Penelitian………. ….. 4

D. Manfaat Penelitian ……… …… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ……….. 6

1. Pengertian Hasil Belajar Bahasa Indonesia dan Faktor-Faktor

yangMempengaruhinya ... 6

(7)

vii

A. Jenis Penelitian ... 18

B. Subjek Penelitian ... 18

C. Fokus dan Waktu Penelitian ... 18

D. Definisi Operasional ... 19

E. Prosedur Penelitian ... 20

F. Instrumen Penelitian ... 23

G. Teknik Pengumpulan Data ... 24

H. Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kegiatan Awal ... 26

B. Pelaksanaan Siklus ... 28

C. Deskripsi Kegiatan Akhir ... 37

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 38

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... xi

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... xii

(8)

viii

Kebudayaan ………. … .. 25 2. Hasil Tes Kemampuan Awal (pra tindakan) Kelas VIII.B SMP Karya

Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima... 27 3. Hasil Observasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Siklus 1……….. 30 4. Data Hasil Evaluasi Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Kelas

VIII.B SMA Karya Ikhlas Kecematan Belo Kabupaten Bima pada

Siklus 1……… 31 5. Data Hasil Obsevasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Siklus II... 34 6. Data Hasil Evaluasi Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Kelas

VIII.B SMP Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima pada Siklus II….. 35

(9)

ix

Pendidikan, Universitas Muhammadyah Makassar .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan CIPP Evaluation Model dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa Kabupaten Gowa

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan teknik statistik kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B Semester I (Ganjil) tahun pelajaran 2010 – 2011 dengan jumlah siswa 40 Orang. Pengumpulan data, yaitu teknik observasi dan tes.

Teknik analisis menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 3 terdapat 3 orang atau 7,50 % siswa yang tingkat hasil belajar bahasa Indonesia dalam hal keterampilan membaca pada kategori sedang, pada kategori tinggi mencapai 13 siswa atau 32,50 %; kemudian pada kategori sangat tinggi sebanyak 24 siswa atau 60,00.

Simpulan dalam penelitian ini, pada siklus I Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model), membuat rencana pembelajaran model evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model), membuat lembar kerja siswa, membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK,menggunakan alat evaluasi pembelajaran. Siklus I dilaksanakan selama empat kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan satu kali untuk pelaksanaan tes siklus I dengan menerapkan model evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model). Diawal pertemuan siklus pertama, selama proses belajar mengajar dengan model evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model) belum bisa mengikuti pelajaran ini dengan baik. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan proses evaluasi pembelajaran ini.

Pelaksanaan berjalan dengan lancar meskipun masih ada siswa yang bekerja sama dengan temannya, demikian pula pada proses belajar mengajar terlihat siswa yang masih pasif.

Maka dari itu, perlu dilanjutkan pada siklus II dengan perencanaan, Pelaksanaan tindakan I, observasi, tes, refleksi pada siklus I dengan mengadakan perbaikan pada siklus II.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan

metode Evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model) pada siswa kelas VIII SMP negeri 2

Sungguminasa Kabupaten Gowa dinyatakan berhasil.

(10)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini, kebutuhan akan pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang sangat mutlak diperlukan oleh semua lapisan masyarakat.

Oleh karena itu, pendidiakn harus mampu melahirkan output yang berkompetensi dalam berbagai aspek kehidupan. Pendidikan merupakan suatu hal yang vital dalam kehidupan. Dalam hal ini guru sebagai pengajar harus mampu menguasai atau profesional dalam bidangnya masing-masing dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Penguasaan bahasa Indonesia sekolah dasar dan menengah sangat penting karena penguasaan-penguasaan tersebut akan menjadi sasaran yang ampuh untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Mengingat peranan bahasa Indonesia sangat penting maka proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dan menengah harus menjadi perhatian khusus bagi para stakeholder pendidikan khususnya guru bahasa Indonesia yang terjun langsung di lapangan.

Salah satu hal yang harus dikuasai oleh para pendidik adalah bagaimana

mengajarkan bahasa Indonesia dengan baik agar tujuan pengajaran dapat dicapai

semaksimal mungkin. Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur

melalui evaluasi atau penilaian karena merupakan proses menetapkan kualitas

hasil belajar atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan

(11)

pembelajaran oleh peserta didik. Tolak ukur keberhasilan program pembelajaran bahasa Indonesia adalah hasil belajar siswa.

Kebanyakan guru berasumsi bahwa jika siswa sudah belajar lebih rajin, maka hasil belajar mereka akan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh gurunya.

Dengan kata lain, apabila guru sudah rajin mengajar maka sudah dapat dipastikan peserta didik akan mencapai kompetensi yang dituntut kurikulum. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Evaluasi yang dilakukan guru harus betul-betul mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan jenis dan alat evaluasi yang telah ada, apakah masih pantas digunakan atau tidak pada saat sekarang ini. Setiap jenis model evaluasi selain memiliki kelebihan juga kekurangan. Untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan tes. Salah satu kekurangan yang dimiliki tes hanya memberikan gambaran tentang apa yang telah dikuasai dan dimiliki oleh siswa pada saat mengerjakan tes dan kurang memberikan gambaran yang cukup tentang proses belajar yang telah dilakukan dan dipahami siswa.(Tatang, 2001: 23).

Hal inilah yang masih sering terjadi di sekolah-sekolah seperti di SMP

Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima adalah mengevaluasi siswanya hanya

dengan melihat hasil akhirnya saja tanpa mempertimbangkan komponen lain

yang turut mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga hasil belajar bahasa

Indonesia siswa tidak mengalami peningkatan yang memadai. Hubungan antara

pembelajaran dengan hasil belajar tidak hanya digambarkan sebagai garis lurus

tetapi saling berhubungan antara komponennya seperti guru, siswa, sarana

(12)

belajar, kurikulum, lingkungan, kegiatan pembelajaran itu sendiri dan yang terakhir adalah evaluasi. (Arikunto, 2007:06).

Karena evaluasi menentukan hasil belajar siswa maka seorang guru seharusnya menetapkan model evaluasi yang tepat sasaran.

Menjawab permasalahan di atas Arikunto menawarkan sebuah model evaluasi yang tepat di gunakan, model itu adalah CIPP (Context, Input, process, product) Evaluation model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Stuflebeam pada tahun 1967 dan telah banyak dipakai oleh para evaluator dalam mengevaluasi suatu program pendidikan.Komponen-komponen dari CIPP Evaluation Model adalah:

1. (Contex) adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, Konteks kebutuhan yang tidak terpenuhi, pupulasi dan sampel yang dilayani dan tujuan sebuah program.

2. Masukan (Input) mencakup kemampuan awal siswa dan sekolah dalam menunjang sebuah program pembelajaran.

3. Proses (Process) diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program pembelajaran terlaksana sesuai dengan rencana.

4. Produk (product) diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan, dalam hal ini pencapaian tujuan program. (Arikunto, 2007:29-30).

Model evaluasi ini memandang program pembelajaran, dalam hal ini

pembelajaran bahasa Indonesia sebagai sebuah sistem sehingga dalam proses

mengevaluasi seorang guru harus menganalisis berdasarkan komponen-

komponen yang telah disebutkan sebelumnya. Melihat tahapan komponen CIPP

Evaluation model yang begitu kompleks maka sangatlah tepat untuk

menerapkannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Tujuannya adalah

(13)

membantu guru menentukan kebijakan yang akan diterapkan dalam pembelajaran selanjutnya karena titik kelemahan yang menyebabkan hasil belajar siswa tidak mengalami peningkatan yang memadai sudah dapat diketahui. Oleh karena itu dianggap perlu melakukan pengkajian yang sistematik tentang CIPP Evaluation model dalam upaya meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesiasiswa khususnya di kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengangkat suatu judul skripsi yaitu Peningkatan Hasil Belajar bahasa Indonesia melalui Penerapan CIPP Evaluation Model Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa.

B. Rumusan Masalah

Untuk lebih mengarahkan pelaksanaan penelitian, maka masalah yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah”Apakah hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa dapat meningkat setelah diterapkan CIPP evaluation model?”

C. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah penerapan

CIPP Evaluation Model dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa.

(14)

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil pelaksanaan penelitian ini diantaranya adalah:

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberi motivasi belajar kepada siswa karena bukan hanya hasil ulangan yang dinilai tapi setiap aspek yang dapat mempengaruhi hasil belajar.

2. Bagi guru khususnya guru bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat mengetahui titik kelemahan yang menyebabkan hasil belajar siswa berkurang sehingga dapat mengambil strategi pembelajaran yang tepat sasaran.

3. Bagi sekolah, penelitian ini sebagai bahan masukan dalam rangka perbaikan

pembelajaran sehingga dapat menunjang tercapainya hasil belajar mengajar.

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Hasil Belajar Bahasa Indonesia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

a. Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Kata hasil dalam Kamus Besar bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha.(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, 1994:343).

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memilki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.(Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, 1994:13).

Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.

Menurut Zain, belajar dikatakan berhasil, apabila:Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

6

(16)

Perilaku yang digariskan dalam tujuan pelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok. ( Zain,2002:120).

Adapun hasil belajar menurut Tardif seperti dikutip oleh Syah adalah penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. ( Syah, 2000:141)

Pendapat lain dipaparkan oleh Sudjana hasil belajar diartikan sebagai terjadinya perubahan pada diri siswa ditinjau dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. (Sudjana, 2000:49).

Berdasarkan pengertian hasil belajar yang telah ditetapkan di atas, maka dapat dipahami mengenai makna hasil dan belajar. Apabila kedua kata tersebut dipadukan, maka dinyatakan bahwa hasil belajar adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh siswa dengan pengalamannya yang telah diberikan atau disiapkan oleh sekolah melalui proses belajar mengajar.

Setelah terjadi proses belajar mengajar, maka diharapkan terjadi suatu perubahan diri pembelajaran, baik perubahan pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Perubahan tidak langsung inilah yang disebut hasil belajar.

Jadi hasil belajar merupakan muara kegiatan belajar dan merupakan cerminan dari tingkat penguasaan dan keterampilan pelajar.(Abidin, 2007:18).

Demikian pula jika dikaitkan dengan belajar bahasa Indonesia maka

hasil belajar bahasa Indonesia merupakan kemampuan yang dicapai siswa

(17)

dalam memahami dan menerapkan struktur dan kaidah bahasa Indonesia setelah mengikuti proses belajar mengajar bahasa Indonesia. Untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar bahasa Indonesia digunakan tes sebagai alat ukurnya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Ada banyak hal yang menentukan dan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa yaitu:

 Keadaan fisik dan psikis siswa yang ditunjukkan oleh IQ (kecerdasan intelektual), EQ (kecerdasan emosi), kesehatan, motivasi, ketekunan, ketelitian, keuletan dan minat.

 Guru yang mengajar dan yang membimbing siswa seperti latar belakang penguasaan ilmu, kemampuan mengajar, perlakuan guru terhadap siswa

 .Sarana pendidikan yaitu ruang tempat belajar, alat-alat belajar, media yang digunakan guru dan buku sumber belajar. (Arikunto, 2007:01).

Selanjutnya suatu pendorong yang biasanya besar pengaruhnya dalam belajar adalah cita-cita karena cita-cita dapat memobilisasi energi psikis untuk belajar.

2. CIPP Evaluation Model (Model Evaluasi CIPP)

Sebelum membahas model evaluasi CIPP terlebih dahulu akan dibahas masalah evaluasi:

Secara harfiah, evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam

bahasa Arab disebut al-Taqdir diartikan sebagai penilaian. Menurut istilah,

evaluasi diartikan sebagai: “evaluation refer to the act or process to

(18)

determining the value of something” (suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu). (syahid, 2008:1).

Seorang ahli evaluasi yang bernama Stufflebeam dalam Arikunto mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan dalam menentukan alternative keputusan (Arikunto, 2007:01)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran adalah kegiatan untuk mengumpulkan sejumlah informasi tentang proses pembelajaran sehingga dapat diambil keputusan yang tepat sasaran untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Sedangkan fungsi evaluasi adalah:

a) Perbaikan pada tujuan pencapaian pada setiap materi pelajaran.

b) Perbaikan/perubahan pada metode mengajar yaitu penyesuaian metode dan bahan ajar.

c) Landasan untuk menilai hasil usaha anak didik.

d) Landasan untuk menentukan posisi dan status anak didik dalam kelompoknya serta menetapkan apakah anak didik dinyatakan naik kelas atau tidak, lulus atau tidak lulus.

e) Pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi anak didik yang memerlukan. (Syahid, 2008:03).

Hasil evaluasi kemudian dilaporkan dan dijadikan acuan dalam pengambilan langkah perbaikan terhadap hal-hal yang dianggap kurang.

CIPP Evaluation Model merupakan suatu model evaluasi yang telah dikembangkan oleh Stufflebeam dan kawan-kawan pada tahun 1967 di Ohio State University.CIPP merupakansebuah singkatan dariempat buah kata, yaitu:

1. Context evaluation : Evaluasi terhadap konteks

2. Input evaluation : Evaluasi terhadap masukan

(19)

3. Process evaluation : Evaluasi terhadap proses

4. Product evaluation :Evaluasi terhadap hasil. (Arikunto, 2007:01).

Keempat kata yang menyusun CIPP merupakan sasaran evaluasi.

Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan demikian, jika seorang guru akan mengevaluasi program pembelajarannya menggunakan model evaluasi CIPP maka mau tidak mau mereka harus menganalisis program pembelajaran tersebut berdasarkan komponen-komponennya. Berikut akan dijelaskan komponen-komponen model evaluasi CIPP dan penerapannya dalam pembelajaran khususnya penerapannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

1. Context Evaluation (evaluasi terhadap konteks)

Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani dan tujuan program.(Arikunto, 2007:29). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang lingkungan dan kesenjangan antara hal atau kondisi nyata dengan kondisi yang diinginkan, maka perlu dilakukan analisis kebutuhan. Sasarannya adalah siswa dan kelas serta guru sebagai pelaksananya.

Tiga langkah penting yang dilakukan oleh guru inovatif dalam

menyiapkan rencana pembelajaran yang memasukkan unsur analisis

kebutuhan adalah:

(20)

 Ketika diserahi tugas mengajar dan akan mulai melaksanakan tugas maka seorang guru harus memusatkan perhatian ke arah pencapaian tujuan lalu materi yang menunjang tujuan.

 Setelah terpilih materi yang akan diajarkan, guru menelaah kembali materi terpilih tersebut, untuk dicocokkan dengan kebutuhan siswa.

 Pada langkah ketiga, setelah guru yakin betul bahwa materi yang dipilih sudah memenuhi kebutuhan siswa yang akan diajar. Lalu menentukan strategi yang tepat untuk menyampaikan materi tersebut.

Meliputi pemilihan cara atau metode, pengelolaan kelas dan media yang digunakan untuk mendukung penyampaian.

2. Input Evaluation (evaluasi terhadap masukan)

Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi masukan. Maksud dari evaluasi masukan adalah kemampuan awal siswa dan sekolah dalam menunjang sebuah program. (Arikunto, 2007:53).

Siswa adalah subjek yang menerima pelajaran. Ada siswa yang pandai, kurang pandai dan tidak pandai. Setiap siswa mempunyai bakat intelektual, emosional, sosial dan lain-lain yang sifatnya khusus. Guru harus mampu mengenal kekhususan siswanya agar mampu memberikan pelayanan, pendidikan dan administrasi secara tepat. Aspek yang perlu diketahui dari siswa yang akan diajar adalah:

a) Kemampuan intelektual siswa

b) Bakatsiswa

(21)

c) Keadaan fisik misalnya kesehatan, kekebalan dan kerentanan.

(Arikunto, 2008:296).

3. Process Evaluation (evaluasi terhadap proses)

Evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam evaluasi CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan pertanyaan-pertanyaan untuk proses sebagai berikut:

a) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal?

b) Apakah staf yang terlibat di dalam proses pelaksanaan program akan sanggup menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan jika dilanjutkan?

c) Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal?

d) Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan? (Arikunto, 2008:30).

Berdasarkan penjelasan dari Stufflebeam di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dijadikan objek penelitian evaluasi proses ini adalah penilaian proses belajar mengajar yang terjadi di kelas dan guru dan siswa sebagai sumber datanya.

Penilaian proses belajar mengajar adalah upaya memberi nilai terhadap

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Dalam penilaian ini dilihat sejauh

(22)

mana keefektifan dan efisiensinya dalam mencapai tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. (Sudjana, 2000:03). Penilaian terhadap hasil belajar semata-mata, tanpa menilai proses, cenderung melihat siswa sebagai kambing hitam kegagalan pendidikan. Padahal tidak mustahil kegagalan siswa itu disebabkan oleh lemahnya proses belajar-mengajar dimana guru merupakan penanggung jawabnya. Di lain pihak, pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya. Setidak-tidaknya apa yang dicapai oleh siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajarnya.

(Sudjana, 2000:56).

Dimensi penilaian proses belajar mengajar berkenaan dengan komponen-komponen yang membentuk proses belajar mengajar dan komponen-komponen itu adalah:

1) Tujuan instruksional. Komponen tujuan instruksional meliputi aspek- aspek ruang lingkup tujuan, abilitas yang terkandung di dalamnya, rumusan tujuan, tingkat kesulitan pencapaian tujuan, kesesuaian dengan kemampuan siswa, jumlah dan waktu yang tersedia untuk mencapainya, kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, keterlaksanaannya dalam pelajaran.

2) Bahan pengajaran. Komponen bahan pengajaran meliputi kesesuaian

bahan dengan tujuan, tingkat kesulitan bahan, kemudahan memperoleh

dan mempelajarinya, daya gunanya bagi siswa, keterlaksanaannya

sesuai dengan waktu yang tersedia, sumber-sumber untuk

mempelajarinya, cara mempelajarinya, kesinambungan bahan,

relevansi bahan dengan kebutuhan siswa, prasyarat mempelajarinya.

(23)

3) Siswa. Komponen siswa meliputi kemampuan prasyarat, minat dan perhatian, motivasi, sikap, cara belajar, kebiasaan belajar, kesulitan belajar, fasilitas belajar yang dimiliki, hubungan sosial dengan teman sekelas, masalah belajar yang dihadapi, karakteristik dan kepribadian, kebutuhan belajar, identitas siswa dan keluarganya yang erat kaitannya dengan pendidikan di sekolah.

4) Guru. Komponen guru yang meliputi penguasaan mata pelajaran, keterampilan mengajar, sikap keguruan, pengalaman mengajar, cara mengajar, cara menilai, kemauan mengembangkan profesinya, keterampilan berkomunikasi, kepribadian, kemauan dan kemampuan memberikan bimbingan kepada siswa, hubungan dengan siswa dan dengan teman sejawatnya, penampilan dirinya, keterampilan lain yang diperlukan.

5) Alat dan sumber belajar. Komponen alat dan sumber belajar meliputi jenis alat dan jumlahnya, daya guna, kemudahan pengadaannya, kelengkapannya, manfaatnya bagi siswa dan guru, cara menggunakannya. Dalam alat dan sumber belajar ini termasuk alat peraga, buku sumber, laboratorium dan perlengkapan belajar lainnya 6) .Penilaian. Komponen penilaian meliputi jenis alat penilaian yang

digunakan, isi dan rumusan pertanyaan, pemeriksaan dan interpretasinya, sistem penilaian yang digunakan, pelaksanaan penilaian, tindak lanjut hasil penilaian, pemanfaatan hasil penilaian, administrasi hasil penilaian, tingkat kesulitan soal, validitas dan reliabilitas soal penilaian, daya pembeda, frekuensi penilaian dan perencanaan penilaian.(Sudjana, 2000:58).

Penilaian setiap komponen bukan hanya keberadaannya, tetapi juga

keterkaitan aspek-aspek yang ada pada setiap komponen dan keterkaitan

antar komponen itu sendiri. Sebagai contoh, menilai aspek-aspek yang

terdapat dalam komponen guru harus dilihat hubungannya dengan

komponen siswa, bahan dan tujuan pengajaran. Demikian pula menilai

komponen penilaian tidak terpisahkan dari komponen tujuan, bahan, siswa

dan guru.

(24)

4. Product Evaluation (evaluasi terhadap hasil)

Evaluasi produk atau hasil diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada masukan mentah. (Arikunto, 2007:31). Yang dimaksud masukan mentah adalah siswa yang akan dievaluasi dengan menggunakan model evaluasi CIPP. Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom dalam Sudjana dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.(Sudjana, 2000:22). Indikator ketiga ranah tersebut adalah:

1.Ranah Kognitif

a. Pengetahuan menekankan pada proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya. Informasi yang dimaksud di sini adalah simbol-simbol matematika, terminology, peristilahan, fakta-fakta, keterampilan dan prinsip-prinsip.

b. Pemahaman. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkannya dengan ide-ide lain dan segala implikasiny

c. Penerapan adalah kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemonstasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi matematika melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu. Untuk menunjukkan kemampuan tersebut, seorang siswa harus dapat memilih dan menggunakan apa yang mereka telah miliki secara tepat sesuai dengan situasi yang ada dihadapannya.

d. Analisis adalah kemampuan untuk memilah sebuah struktur informasi ke dalam komponen-komponen sedemikian hingga hierarki dan keterkaitan antar idea dalam informasi tersebut menjadi tampak dan jelas. Analisis berkaitan dengan pemilahan materi ke dalam bagian-bagian, menemukan hubungan antara bagian dan mengamati pengorganisasian bagian-bagian.

e. Sintesis. Dalam bahasa Indonesia, sintesis melibatkan

pengkombinasian dan pengorganisasian konsep-konsep dan

(25)

prinsip-prinsip bahasa Indonesia untuk mengkreasikannya menjadi struktur bahasa Indonesia yang baik dan bena

f. Evaluasi adalah kegiatan membuat penilaian berkenaan dengan sebuah ide, kreasi, cara atau metode. (Suherman, dkk, 2003:225).

2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

3. Ranah Psikomotoris. Tipe hasil belajar ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu.Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam kecenderungan- kecenderungan untuk berperilaku.

Bentuk-bentuk penilaian untuk evaluasi produk atau hasil adalah:

1) Alat ukur kognitif siswa adalah tes dan non tes. Tes terdiri atas tes lisan, pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif, jawaban singkat dan menjodohkan sedangkan non tes berupa portofolio.

2) Alat ukur untuk penilaian afektif dan psikomotorik adalah observasi

langsung berupa kerja sama, inisiatif dan perhatian, pertanyaan langsung

kepada siswa dan laporan pribadi siswa kepada gurunya. (Suherman,

2003:31)

(26)

B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir ini menggambarkan tentang model evaluasi CIPP sebagaimana gambar dibawah ini.

CIPP Evaluasion Model

Contek Input Proces Produk

Psikomotorik Afekt if

Kognitif

Kemampuan Siswa

Siklus 2 Siklus 1

Temuan

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(classroom action research)dengan tahapan pelaksanaan meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi yang berulang.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sungguminasa dengan subjek penelitian siswa kelas VIII B semester I (Ganjil) tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 40 orang.

C. Fokus Dan Waktu Penelitian.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester I (ganjil) tahun pelajaran 2010/2011 yang terbagi atas dua siklus, dimana antara siklus I dan siklus II merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Dalam arti pelaksanaan tindakan siklus II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus I jika masih terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

18

(28)

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya interpretasi yang berlainan antara peneliti dengan pembaca, maka dirasakan perlu untuk merumuskan variabel penelitian secara operasional sebagai berikut:

1. Hasil belajar bahasa Indonesia

Hasil belajar bahasaIndonesia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang menunjukan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa kelasVIII B SMP Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima dalam pelajaran bahasa

Indonesia setelah mengikuti proses belajar mengajar.

2. CIPP Evaluation Model (Model Evaluasi CIPP)

CIPP Evaluation model (model evaluasi CIPP) merupakan singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu Context, Input, Process, Product. Model evaluasi CIPP memandang pembelajaran sebagai sebuah system, sehingga dalam penelitian nantinya, pembelajaran akan dievaluasi berdasarkan komponen-komponennya yaitu:

a. Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani dan tujuan program. Adapun indikatornya adalah terpenuhinya kebutuhan dalam pengajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran.

b. Evaluasi input adalah kemampuan awal siswa dan sekolah dalam

menunjang program pengajaran. Indikatornya adalah siswa mengetahui

(29)

sebagaian besar materi yang akan diajarkan dan siswa dalam keadaan sehat mengikuti pelajaran.

c. Evaluasi proses adalah evaluasi yang diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rencana. Indikatornya adalah pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya, guru melaksanakan tugasnya secara profesional, sarana dan prasana dimanfaatkan secara maksimal dan hambatan yang terjadi di ruangan dapat diatasi.

d. Evaluasi produk adalah evaluasi yang diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada siswa akibat program pembelajaran yang telah dijalaninya. Indikatornya adalah hasil belajar siswa meningkat atau tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dapat tercapai secara maksimal.

E. Prosedur enelitian

Adapun model penelitian yang digunakan selama penelitian ini

berjalan adalah “Model Eveluasi CIPP (Cipp Evaluation Model)”. Yang dapat

dilihat seperti pada gambar berikut ini.

(30)

Skema penelitian tindakan kelas (model spiral dari kemmis dan taggar, dalam rochiati W; 2007: 66)

Alur dan tahapan pelaksanaan tindakan kelas seperti di bawah ini

TINDAKAN

OBSERVASI

REFLEKSI

PERENCANAAN

TINDAKAN

OBSERVASI

REFLEKSI

REVISI PERENCANAAN

Siklus I

Siklus II

(31)

Siklus I

a. Perencanaan tindakan I

1) Menelaah kurikulum materi pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas VIII 2) Membuat skenario pembelajaran di kelas dalam hal ini pembuatan RPP.

3) Membuatalat bantu pengajaran

4) Membuat pedoman evaluasi untuk evaluasi konteks, input, proses dan produk.

b. Pelaksanaan Tindakan I

1. Sebelum masuk kelas terlebih dahulu melakukan evaluasi konteks dengan mengamati lingkungan sekolah dan siswa kelas VIIIB Yapip Sungguminasa Kab. Gowa, merinci kebutuhan yang harus terpenuhi untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

3. Melakukan evaluasi input dengan memberikan tes diagnostik terhadap siswa untuk menguji pemahaman mereka terkait materi yang akan diajarkan

4. Melakukan pengajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya.

c. Observasi.

Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

atau selama proses pembelajaran.

(32)

Hasil observasi ini dimasukkan sebagai hasil evaluasi proses.

d. Tes

Memberikan tes pada pertemuan terakhir untuk menguji sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil tes yang diperoleh dimasukkan sebagai evaluasi produk.

e. Refleksi I

Hasil yang didapatkan dalam evaluasi konteks, input, proses dan produk dikumpulkan serta dianalisa. Hasil analisa data yang didapatkan pada siklus I dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

Siklus II

Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II relatif sama dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan I, observasi, tes, refleksi pada siklus I dengan mengadakan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I apakah yang dilakukan telah meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak.

F. InstrumenPenelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam penelitian karena berfungsi sebagai alat atau sarana pengumpulan data.

Dengan demikian, instrumen harus relevan dengan masalah dan aspek yang akan

diteliti agar supaya memperoleh data yang akurat.

(33)

Dari penjelasan tersebut, instrumen yang berfungsi mengumpulkan data atau sarana perolehan data dan informasi kelengkapan pembahasan ini yaitu:

Pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan hilang. Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan CIPP evaluation model.

Pedoman tes berisi serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan siswa setelah proses pembelajaran.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik observasi

 Data tentang hasil evaluasi konteks diambil dengan menggunakan lembar observasi.

 Data tentang hasil evaluasi input diambil dengan menggunakan tes diagnostik.

 Data tentang hasil evaluasi proses diambil dengan menggunakan lembar observasi.

2. Teknik Tes

Data tentang hasil evaluasi produk dengan menggunakan tes akhir.

(34)

H. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Data yang berupa hasil observasi pada evaluasi konteks dan proses dianalisis menggunakan analisis data kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan dan memberi penjelasan terhadap data yang didapatkan.

2. Data yang berupa hasil tes diagnostik pada evaluasi input dan hasil tes akhir pada evaluasi produk dianalisis menggunakan statistik deskriptif.

1

1 k i i i

k i i

f x x

f

 

 Tiro, 2000: 133).

Nilai hasil belajar dikategorisasikan dengan menggunakan kategorisasi skala lima berdasarkan teknik kategorisasi standar yang diterapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 1.Teknik Kategori Penilaian Standar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sumber:Standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 2003.

No Interval Nilai Kategori

1 0-34 Sangat Rendah

2 35-54 Rendah

3 55-64 Sedang

4 65-84 Tinggi

5 85-100 Sangat Tinggi

(35)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian pada proses pembelajaran peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model) pada siswa kelas VIII. SMP Negeri 2 Sungguminasa. Adapun yang dianalisis adalah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II.

A. Deskripsi Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, peneliti berkunjung ke SMP SMP Negeri 2 Sungguminasa berkaitan dengan penerapan model evaluasi CIPP pada pembelajaran siswa kelas VIII . Dari hasil wawancara dengan guru kelas VIII.

SMP Negeri 2 Sungguminasa kabupaten gowa, maka ditetapkanlah pelaksanaan observasi pratindakan proses pembelajaran dengan evaluasi pembelajaran pada saat mengikuti jadwal yang ada di sekolah tersebut.

1. Orientasi terhadap proses belajar mengajar

Gambaran awal pelaksanaan proses belajar mengajar dengan pokok materi keterampilan membaca yaitu peneliti memberikan materi wacana secara individu sebagai tes awal pemahaman membaca dengan menjawab soal-soal sesuai materi bacaan.

26

(36)

2. Analisi dan Refleksi Awal

Hasil pengamatan (orientasi awal) pelaksanaan interaksi proses belajar mengajar yang dilaksanakan membuktikan bahwa kondisi pembelajaran keterampilan membaca siswa masih rendah. Adapun data hasil pemberian tes awal dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Awal (pra tindakan) Kelas VIII.B SMP Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima.

Nilai Jumlah Siswa Kategori 0 – 34

35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100

7 11 17 4 1

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Jumlah 40

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dikemukakan bahwa dari 40 siswa

kelas VIII.B SMP Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima 7 siswa yang

tingkat hasil belajar bahasa Indonesia dalam hal keterampilan membaca pada

kategori masih sangat rendah, pada kategori rendah terdapat 11

siswa,kemudian pada kategori sedang terdapat 17 siswa pada kategori tinggi

terdapat 4 siswa, dan pada kategori sangat tinggi terdapat 1 siswa.

(37)

B. Pelaksanaan Siklus

Data setiap siklus dipaparkan secara terpisah untuk melihat adanya persamaan, perbedaan, dan perkembangan setiap siklus.

1. Siklus I (Pertama)

Siklus pertama terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan model evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model)

2) Membuat rencana pembelajaran model evaluasi CIPP (CIPP Evaluation Model)

3) Membuat lembar kerja siswa

4) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK 5) Menggunakan alat evaluasi pembelajaran

b. Pelaksanaan (Acting)

Siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali untuk pelaksanaan tes siklus I dengan menerapkan model evaluasi CIPP.

Pada awal pertemuan peneliti menilai kesiapan siswa dalam

melakukan proses belajar mengajar dalam hal ini lingkungan sekolah dan

lebih khusus ruangan (kelas). Untuk memudahkan peneliti menilai

(38)

keaktifan dalam proses belajar siswa maka peneliti membagi kelompok asal dibentuk berdasarkan kemampuan siswa yang heterogen, asal, dan latar belakang keluarga yang berbeda. Peneliti memberikan motivasi kepada siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran sekaligus menyajikan informasi (materi) melalui bahan bacaan.

Setelah informasi (materi) dibagikan pada kelompok asal, anggota kelompok asal dengan yang sama tergabung dalam kelompok ahli untuk diskusi.

Pada proses berlangsungnya diskusi kelompok ahli, peneliti (guru) memantau setiap kelompok, membimbing, serta mengarahkan dan menjelaskan materi atau persoalan yang belum dimengerti atau dipahami.

Setelah kembali dari kelompok ahli setiap anggota kelompok mempersiapkan untuk menyampaikan hasil tugasnya pada anggota kelompok asalnya masing-masing dan secara bergiliran siswa menyampaikan apa yang telah dibahas pada kelompok ahli. Dalam hal ini, guru menekankan pentingnya kerjasama dan kekompakan dalam kelompoknya.

c. Observasi dan Evaluasi

Di awal pertemuan siklus pertama, selama proses belajar mengajar

dengan model evaluasi CIPP belum bisa mengikuti pembelajaran ini

dengan baik. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa dengan proses

evaluasi pembelajaran ini.

(39)

Data hasil observasi selama proses pelaksanaan siklus I tercermin pada lembar observasi di bawah ini:

Tabel 3: Hasil Observasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Siklus

No

Aspek yang diamati

Pertemuan Ke-

I II III IV

1 Jumlah siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran

33 35 34 37

2 Siswa yang memperhatikan pada saat proses pembelajaran

20 23 21 35

3 Siswa yang aktif dalam pembelajaran 8 13 11 12 4 Siswa yang masih perlu bimbingan

dalam membaca

30 10 11 10

5 Siswa yang kurang terampil dalam membaca

15 13 4 4

6 Siswa yang mampu membaca dengan baik dan benar

4 4 6 3

7 Siswa yang melakukan aktifitas negatif pada saat pembelajaran (main-main, ribut, sering keluar masuk kelas, menganggu, dan lain- lain)

9

6

6

2

(40)

Pada tabel 3 di atas diperoleh bahwa pada siklus I dari 40 siswa, yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran sebanyak 85,00 %, siswa yang memperhatikan pada saat proses pembelajaran sebanyak 65,00 %, siswa yang aktif dalam pembelajaran 27,50 %, siswa yang masih perlu bimbingan sebanyak 38,12 %, siswa yang kurang terampil dalam membaca sebanyak 22,50 %, siswa yang mampu membaca dengan baik dam benar sebanyak 10,62 %, siswa yang melakukan aktifitas negatif selama proses pembelajaran (main-main, ribut, keluar masuk kelas, menganggu, dan lain-lain) mencapai 14,38 %.

Pada data hasil tes siklus I terdapat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Data Hasil Evaluasi Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Kelas VIII.B SMA Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima pada Siklus 1

Dari tes siklus I di atas tergambar bahwa dari 40 siswa kelas VIII.B SMP Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima, 7 siswa pada kategori rendah; pada kategori sedang mencapai 15 siswa, kemudian pada

Nilai

Jumlah siswa Kategori 0 – 34

35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100

- 7 15 13

5

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Jumlah 40

(41)

kategori tinggi sebanyak 13 siswa, sedangkan pada kategori sangat tinggi hanya 5 siswa.

Jadi, dari tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa yang mencapai batas ketuntasan sekitar 18 siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan yaitu 22 siswa.

d. Refleksi

Di awal pertemuan pertama dan kedua sebagian siswa belum dapat mengikuti pembelajaran ini dengan baik, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran model evaluasi CIPP dan masih perlu beradaptasi. Dari hasil pengamatan sering terjadi keributan terutama dalam pembagian kelompok, perpindahan untuk diskusi baik dari kelompok asal ke kelompok ahli maupun sebaliknya, selain menimbulkan keributan juga membutuhkan waktu yang banyak untuk mengarahkan siswa untuk berdiskusi pada tempatnya, penyebab yang lain adalah banyaknya waktu yang terbuang karena siswa masih bingung dengan pembelajaran ini.

Secara umum selama penelitian berlangsung hingga akhir siklus I

semangat belajar siswa semakin nampak, mereka semakin biasa

bekerjasama dengan anggota kelompoknya meskipun masih ada beberapa

kelompok yang masih belum bisa beradaptasi dan berkomunikasi dengan

baik. Pada akhir siklus I siswa diberi tes untuk menentukan sejauh mana

kemampuan mereka atas materi yang telah diberikan dan dibahas selama

(42)

siklus I. Pelaksanaan berjalan dengan lancar meskipun masih ada siswa yang bekerjasama dengan temannya. Demikian pula pada proses belajar mengajar masih terlihat siswa yang masih pasif, siswa yang demikian umumnya kurang memahami materi yang diberikan.

Maka dari itu, perlu dilanjutkan pada siklus II, dengan perencanaan sebagai berikut:

a) Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.

b) Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

c) Memberikan pengakuan dan penghargaan (reward) 2. Siklus II (Kedua)

Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan pada siklus kedua didasarkan pada perencanaan siklus pertama, yaitu:

1) Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.

2) Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

3) Memberikan pengakuan dan penghargaan.

4) Membuat perangkat pembelajaran dengan menggunakan model

evaluasi CIPP yang lebih mudah dipahami siswa.

(43)

b. Pelaksanaan (Acting)

Aktivitas yang dilakukan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya dengan tindakan-tindakan yang didasari oleh hasil observasi dan evaluasi serta refleksi. Pelaksanaan siklus II berlangsung 4 kali pertemuan, termasuk 1 kali pertemuan tes siklus II.

c. Observasi dan Evaluasi

Pada siklus II, model evaluasi CIPP yang diterapkan mengalami peningkatan, siswa mulai beradaptasi dengan kelompoknya, kerjasama sudah mulai terorganisir dengan baik, sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Hal tersebut bisa dilihat pada data hasil observasi di bawah ini:

Tabel 5. Data Hasil Obsevasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Siklus II

NO

Aspek yang diamati

Pertemuan Ke-

I II III IV

1 Jumlah siswa yang hadir pada saat kegiatan

pembelajaran 35 38

34 36 2 Siswa yang memperhatikan pada saat proses

pembelajaran

20 19

23

31 3 Siswa yang aktif dalam pembelajaran

10

17

14

15

4 Siswa yang masih perlu bimbingan dalam membaca

22

15

9

7 5 Siswa yang kurang terampil dalam membaca

7

6

5

3

6 Siswa yang mampu membaca dengan baik dan benar

4

5

9

12

(44)

7. Siswa yang melakukan aktifitas negatif pada saat pembelajaran

(main-main, ribut, sering keluar masuk kelas, menganggu, dan lain-lain)

12

9

4

2

Pada tabel 5 di atas diperoleh bahwa pada siklus II dari 40 siswa, yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran sebanyak 89,38 %, siswa yang memperhatikan pada saat proses pembelajaran sebanyak 58,12 %, siswa yang aktif dalam pembelajaran 35,00 %, siswa yang masih perlu bimbingan sebanyak 33,14 %, siswa yang kurang terampil dalam membaca sebanyak 13,12 %, siswa yang mampu membaca dengan baik dan benar mencapai 18,75 %, siswa yang melakukan aktifitas negatif selama proses pembelajaran (main-main, ribut, keluar masuk kelas, menganggu, dan lain- lain) mencapai 16,88 %. Sedangkan data hasil tes siklus II tergambar pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Data Hasil Evaluasi Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa Kelas VIII.B SMP Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima pada Siklus II

No Nilai Jumlah siswa Kategori

1.

2.

3.

4.

5.

0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 85 – 100

- - 3 13 24

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Jumlah 40

(45)

Dari tes siklus II di atas tergambar bahwa dari 40 siswa kelas VIII.B SMP Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab. Bima, 3 siswa atau 7,50

% siswa yang tingkat hasil belajar bahasa Indonesia dalam hal keterampilan membaca pada kategori sedang, pada kategori tinggi mencapai 13 siswa atau 32,50 %; kemudian pada kategori sangat tinggi sebanyak 24 siswa atau 60,00 %.

Jadi, dari tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa yang mencapai batas ketuntasan sekitar 37 siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan hanya 3 siswa.

d. Refleksi

Siklus II berlangsung 4 kali pertemuan, termasuk tes siklus II.

Pada siklus kedua ini, siswa sudah bisa melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunaan model evaluasi CIPP. Kerjasama mulai terorganisir dengan baik sehingga kegiatan diskusi kelompok terlihat kompak dan berlangsung dengan tertib, suasana yang biasanya ribut dan menyita banyak waktu mulai berkurang.

Pada siklus kedua ini, kendala-kendala yang dihadapi siklus I

sudah bisa teratasi, siswa yang biasanya melakukan kegiatan di luar materi

pembelajaran mulai berkurang, bahkan siswa yang tadinya pasif sudah

mulai aktif.

(46)

Dari hasil pengamatan ini, memberikan indikasi bahwa perinsip pembelajaran dengan menggunakan model evaluasi CIPP yang mengarah pada kerjasama, saling ketergantungan yang positif dapat terpenuhi.

C. Deskripsi Kegiatan Akhir

Seperti yang telah disebutkan pada teknik pengumpulan data pada poin

kedua bagian keempat, bahwa apabila tes hasil siklus II sudah mencapai batas

ketuntasan, dalam artian 85% siswa yang sudah mencapai nilai 65 ke atas, maka

tidak perlu dilakukan evaluasi tes akhir (tes pasca tindakan).

(47)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa:

1. Model evaluasi CIPP adalah salah satu model penilaiaan yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem yang terdiri dari context evaluation (Evaluasi terhadap konteks), input evaluation (Evaluasi terhadap masukan), procces evaluation (Evaluasi terhadap proses), product evaluation (Evaluasi terhadap hasil) kesemuanya memiliki keterkaitan aspek-aspek yang ada pada setiap komponen. Demikian pula menilai komponen penilaian tidak terpisah dari komponen tujuan, bahan, siswa dan guru.

2. Pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan dalam mengikutui langkah-langkah model evaluasi CIPP akan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam hal keterampilan membaca serta menumbuhkan sikap yang positif, sehingga prestasi belajar siswa akan lebih baik.

38

(48)

3. Kualitas pemahaman keterampialn membaca siswa kelas VIII.B SMP Karya Ikhlas kecematan Belo Kabupaten Bima menjadi meningkat melalui penerapan model evaluasi CIPP.

B. Saran

Dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada peningkatan keterampilan membaca disarankan : 1. Guru hendaknya menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran.

2. Untuk menghindari kegaduhan dan meminimalisir kehilangan waktu, pembentukan kelompok direncanakan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung.

3. Guru harus lebih memotivasi siswa.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Edisi Revisi, Cet.

III, Jakarta: Bumi Aksara).

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jafar,2007. Evaluasi Program Pendidikan;Pedoman Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan.Jakarta:

PT BumiAksara

Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain, 2002. Strategi Belajar Mengajar Jakarta:

Rineka Cipta.

Hasan, M. Iqbal, 1999. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensial), Jakarta : Bumi Aksara.

Hudojo, Herman, 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.

Malang: JICA, FMIPA Universitas Negeri Malang.

Kalsum,2007. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Pada Siswa Kelas VIII MTs. Muallimin Muhammadiyah Makassar. (Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar)

Muhammad Zainal Abidin, 2007. Efektivitas Penggunaan Maple terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Al-Falah Lemahabang Kec. Bone-Bone Kab.

Luwu Utara.Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan keguruan, UIN Alauddin.

Mulyasa, 2008. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Syahid, Ahmad, 2008. Evaluasi Pembelajaran. Makassar, UMI.

Sudjana, Nana, 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana, Nana,2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

(50)

Suherman, Erman,2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudjatmiko, Ponco, 2004. Matematika Kreatif, Konsep dan Terapannya. Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Syah, Muhibbin,2000 Psikologi Pendidikan, dengan Pendekatan Baru.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tiro, Arif, 2003. Dasar-dasar Statistika Edisi Revisi; Makassar: State University of

Makassar Press.

(51)
(52)

DAFTAR HADIR SIKLUS I DAN SIKLUS II

No

Nama Siswa

Pertemuan

Ke - Pertemuan Ke-

I II III IV I II III IV

1 Abi setia aryadin a    a   

2 Dedi saputra  a      a

3 Dita Ayu Pratiwi .S      a  

4 Dahlan a  a    a 

5 Erna Pratiwi        

6 Fadli Arsalam  a  a    

7 Fitriani Ibrahim        

8 Fatimah        

9 Firmansyah   a  a   

10 Gunawan       a 

11 Haidar Bahar     a   

12 Hermanto  a a     

13 Hari Darmawan        

14 Hasrawati      s  

15 Helmianti Aris    a    

16 Irmawati a  a     

17 Siti.syah        

18 Ilham Arijaya       a 

19 Indriani        

20 Intan Sari        

21 Fery ardiansyah   a     a

22 Firdaus     a   

23 Indar a    a   

(53)

24 Irdayanti     a   

25 Irwan junaidin a      a 

26 Jumriyati        

27 Jumita        

28 Nur Iksan Hamid        

29 Nilawati  a      

30 Mir’atun Syarifah        

31 Parman a  a    a 

32 Fajraini        

33 Farhan        a

34 Rahmat Awal        

35 Rahayu pratiwi        

36 Subhan   a    a 

37 Arani Husniati        

38 Faturahman a   a    

39 Erwin     a   

40 Yuliana Keyza     a   

(54)

HASIL TES KEMAMPUAN AWAL ( PRA TINDAKAN ) KELAS VIII SMP NEGERI 2 SUNGGUMINASA

No

Nama Siswa Pertemuan AWAL

1 Abi setia aryadin 55

2 Dedi saputra 65

3 Dita Ayu Pratiwi .S 64

4 Dahlan 34

5 Erna Pratiwi 60

6 Fadli Arsalam 60

7 Fitriani Ibrahim 60

8 Fatimah 64

9 Firmansyah 30

10 Gunawan 58

11 Haidar Bahar 64

12 Hermanto 55

13 Hari Darmawan 32

14 Hasrawati 54

15 Helmianti Aris 64

16 Irmawati 60

17 Siti syah 78

18 Ilham Arijaya 34

19 Ika Dianti Nasir 60

20 Intan Sari 54

21 Fery ardiansyah 33

(55)

22 Firdaus 34

23 Indar 49

24 Irdayanti 54

25 Irwan junaidin 60

26 Jumriyati 63

27 Jumita 60

28 Nur Iksan Hamid 60

29 Nilawati 63

30 Mir’atun Syarifah 85

31 Parman 53

32 Fajriani 63

33 Farhan 52

34 Rahmat Awal 50

35 Rahayu pratiwi 75

36 Subhan 53

37 Arani Husniati 60

38 Faturahman 52

39 Erwin 50

40 Yuliana Keyza 63

(56)

HASIL TES KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII.B SMP KARYA IKHLAS KECEMATAN BELO KAB.BIMA PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

No

Nama Siswa Pertemuan SIKLUS I SIKLUS II

1 Abi setia aryadin 55 85

2 Dedi saputra 65 90

3 Dita Ayu Pratiwi .S 70 90

4 Dahlan 53 65

5 Erna Pratiwi 60 85

6 Fadli Arsalam 50 53

7 Fitriani Ibrahim 86 90

8 Fatimah 80 85

9 Firmansyah 50 65

10 Gunawan 54 68

11 Haidar Bahar 65 80

12 Hermanto 50 54

13 Hari Darmawan 52 70

14 Hasrawati 85 88

15 Helmianti Aris 60 82

16 Irmawati 53 85

17 Siti. Syah 70 89

18 Ilham Arijaya 68 75

19 Ika Dianti Nasir 57 68

20 Intan Sari 65 83

21 Fery ardiansyah 60 60

22 Firdaus 63 86

(57)

23 Indar 56 67

24 Irdayanti 75 89

25 Irwan junaidin 55 85

26 Jumriyati 65 88

27 Jumita 60 86

28 Nur Iksan Hamid 69 90

29 Nilawati 55 86

30 Mir’atun Syarifah 63 90

31 Parman 56 85

32 Fajriani 70 98

33 Farhan 85 87

34 Rahmat Awal 80 68

35 Rahayu pratiwi 85 87

36 Subhan 64 85

37 Arani husniati 87 86

38 Faturahman 61 67

39 Erwin 70 85

40 Yuliana Keyza 63 84

(58)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : VIII.B

Alokasi Waktu : 2x45 Menit

Nama Sekolah : SMP KARYA IKHLAS

1. Standar Kompetensi

` Berbicara

1.1 Mengapresiasi kutipan novel remaja ( Asli atau terjemahan ) melalui kegiatan diskusi

2. Kompetensi Dasar

2.1 Mengomentari kutipan novel remaja ( Asli atau terjemahan ) 3. Indikator

3.1 Mampu mendata masalah-masalah yang perlu di komentari 3.2 Mampu mengomentari novel dengan logis

4. Kegiatan Pembelajaran

4.1 Membaca kutipan novel remaja terjemahan kemudian bertanya jawab tentang masalah yang ada dalam kutipan

4.2 Menunjukan keunggulan, kekurangan, pendapat, kritik, ataupun saran

dengan alasan yang logis

Gambar

Tabel  4.  Data  Hasil Evaluasi Peningkatan Keterampilan  Membaca Siswa    Kelas VIII.B SMA Karya Ikhlas Kecematan Belo Kab
Tabel  6.  Data  Hasil  Evaluasi  Peningkatan  Keterampilan  Membaca  Siswa    Kelas  VIII.B  SMP  Karya  Ikhlas  Kecematan  Belo  Kab

Referensi

Dokumen terkait

Proses belajar mengajar siklus I berlangsung dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit, dengan membahas materi tentang Sumber Daya Alam

Pada pertemuan pertama siklus II diperoleh skor 16 dengan persentase 80% kategori baik, aktivitas siswa pertama sudah meningkat, siswa dapat menghubungkan

Adapun hasil yang diperoleh dari pengamat/observer yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama siklus I adalah aktivitas siswa sudah kategori baik

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung siklus I pertemuan pertama persentase 50% (kategori cukup), hal ini disebabkan guru

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung siklus I pertemuan pertama persentase 50% (kategori cukup), hal ini disebabkan guru

Hasil observasi aktivitas siswa dan guru siklus I yang dibagi menjadi dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama kegiatan belajar mengajar dan pertemuan kedua adalah mengevaluasi

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa biologi dapat diungkap dengan menggunakan evaluasi model CIPP dimana pada hasil

Hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus I dengan menggunakan Macromedia Flash ketuntasan aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama jumlah skor diperoleh 7