30 BAB IV
Hasil Dan Pembahasan
4.1. Proses Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 7 Salatiga.Penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII berjumlah 26 siswa pada masing-masing kelas, dimana kelas VIII C terpilih sebagai kelas kontrol dan kelas VIIID terpilih sebagai kelas eksperimen. Alasan pemilihan kelas sebagai sampel penelitian, yang pertama yaitu kelas VIII C sebagai kelas kontrol karena kelas VIII C dianggap sebagai kelas sedikit lebih baik dalam pencapaian nilai. Sedangkan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen karena kelas VIII D dianggap sebagai kelas sedikit rendah dalam pencapaian nilai, oleh sebab itu kelas VIII D dijadikan sebagai kelas kontrol pada penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching.
Pada penelitian ini dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas kontrol
31
Adapun langkah-langkah proses pada penelitian sebagai berikut :
Kelas Eksperimen
Pertemuan pertama dilaksanakan di kelas eksperimen yaitu pada kelas VIIID, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching. Pada penelitian ini dilakukan dua (2) kali pertemuan.
Pertemuan Pertama
Tabel. 10
No Kegiatan Pelaksanaan
1 Pendahuluan Pada pertemuan pertama ini yaitu menu dan icon pada menu bar, toolbar standar .Sebelum mulai pembelajaran terlebih dahulu berdoa dipimpin oleh ketua kelas , setelah itu guru memberikan soal pre-test kepada siswa untuk melihat kemampuan awal siswa terhadap mata pelajaran TIK.
2 Penjelasan guru
Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan pengertia dan fungsi menu dan icon pada menu bar, toolbar standar pada microsoft excel dengan berbahan bantuan video pembelajaran menggunakan LCD, laptop, dan buku materi
3 Pembagian Kelompok
Guru membagi kelompok siswa dalam satu kelompok terdiri dari empat orang siswa
4 Pembagian peran
Guru meminta siswa untuk membagi perannya masing-masing dalam setiap kelompok, ada yang sebagai perangkum, penanya, pengklarifikasi, dan penduga.
32 Pertemuankedua
Tabel. 11
No Kegiatan Pelaksanaan
1 Pendahuluan Materi yang selanjutnya adalah menu dan icon pada toolbar formating dan toolbar drawing.Seperti biasanya sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas.
Guru memulai pembelajaran dengan mengkonfirmasikan kepada siswa bahwa pembelajaran akan dilaksanakan dengan pertukaran peran dalam kelompok, proses pembelajaran masih sama seperti pada pertemuan pertama hanya pada pertemuan kedua ini siswa diminta bertukar peran dengan teman dalam satu kelompok.
2 Penjelasan guru
Guru memulai pelajaran dengan menjelaskan mengenai pengertian dan fungsi menu dan icon pada toolbarformating dan toolbar drawing denan berbahan bantuan video pembelajaran menggunakan LCD, laptop, dan buku materi seperti biasa guru menunjukan langsung mengenai toolbar formating dan toolbar drawing supaya siswa lebih fokus dan bersemangat dalam belajar.
3 Pertukaran peran
Guru meminta siswa untuk bertukar peran dalam kelompok, kelompok masih sama pada pertemuan pertama hanya disini siswa dalam kelompok tersebut diminta bertukar peran yang tadi sebagai perangkum menjadi pengklarifikasi, sebagai penanya menjadi penduga, sebagai pengklarifikasi menjadi penanya dan sebagai penduga menjadi perangkum.
33 Kelas Kontrol
Pada pertemuan ini dilakukan di kelas kontrol yaitu pada kelas VIIIC, di kelas kontrol ini menggunakan model biasa yaitu model ceramah penelitian ini dilaksanakan dua kali pertemuan, yaitu :
Pertemuan pertama
Tabel. 12
No Kegiatan Pelaksanaan
1 Pendahuluan Pada pertemuan pertama ini yaitu menu dan icon pada menu bar, toolbar standar Sebelum mulai pembelajaran terlebih dahulu berdoa dipimpin oleh ketua kelas. Guru meminta siswa tetap tenang selama proses pembelajaran. Guru menyampaikan materi hanya dengan buku materi dan laptop saja.
2 Penjelasan guru
Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan pengertia dan fungsi menu dan icon pada menu bar, toolbar standar pada microsoft excel. Guru menjelaskan hanya dengan model belajar biasa yaitu dengan model ceramah.
34 Pertemuankedua
Tabel. 13
4.2. Analisis Data
4.2.1. Analisis Hasil Belajar
Tabel 14.
Hasil nilai pre-test dan post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol N
o
Kelas Rata-rata pretest
Nilai tertinggi pretest
Rata-rata postest
Nilai tertinggi postest
1 Eksperimen 70,38 80 89,81 95
2 Kontrol 70,92 80 74,42 85
No Kegiatan Kegiatan guru 1 Pendahulua
n
Materi yang selanjutnya adalah menu dan icon pada toolbar formating dan toolbar drawing.Seperti biasanya sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas. pertemuan kedua ini tentang menu dan icon pada toolbar formating dan toolbar drawing. 2 Penjelasan
guru Guru memulai pembelajaran dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan pengertia dan fungsi menu dan icon pada toolbar formating, toolbar drawing pada microsoft excel. Seperti pada pertemuan pertama guru menjelaskan hanya dengan model belajar biasa yaitu dengan model ceramah. 3 Penutup Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang toolbar
35
Dapat dilihat bahwa hasil pre-test (tes awal kemampuan siswa) .Dimana telah dihitung hasil dari rata-rata nilai siswa dengan menggunakan perangkat pengolah angka. Pertama adalah hasil nilai rata-rata pre-test pada kelas eksperimen hasil awal rata-rata mencapai 70,38 nilai tertinggi 80, sedangkan pada kelas kontrol hasil nilai rata-rata pre-test mencapai 70,92 nilai tertinggi 80, maka dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol lebih tinggi pencapaian nilai pre-test sedangkan pada kelas eksperimen pencapaian nilai lebih rendah.
Hasil nilai post-test dimana menentukan nilai akhir siswa yaitu nilai rata-rata. Pada kelas eksperimen perolehan nilai rata-rata mencapai 89,81 nilai tertinggi 95, sedangkan di kelas kontrol perolehan nilai rata-rata mencapai 74,42 nilai tertinggi 85, setelah memberikan treatmen ( perlakuan ) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, pada kelas eksperimen menggunakan model kooperatif reciprocal teaching, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model ceramah. Artinya ada perbedaan hasil nilai siswa setelah proses pembelajaran atau setelah memberikan treatmen ( perlakuan ) berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda (model ceramah pada kelas kontrol dan model kooperatif tipe reciprocal teaching pada kelas eksperimen), dari hasil nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
36 4.2.2. Analisis Keaktifan Siswa
Berikut data aktivitas siswa yang diamati dengan lembar observasi pada saat proses belajar mengajar.
Tabel 15.
38 Minat siswa terhadap pelajaran
Pada pertemuan pertama dikelas eksperimen persiapan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sebagai berikut 58,3 % artinya aktivitas siswa dalam belajar baik, sedangkan di kelas kontrol 50,0 % aktivitas siswa kurang, pada pertemuan kedua di kelas eksperimen aktivitas siswa sedikit meningkat 75,0 % artinya aktivitas siswa sudah lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, pada kelas kontrol aktivitas siswa sedikit meningkat menjadi 66,0 % cukup baik. Perhatian siswa terhadap pembelajaran :
Pertemuan pertama di kelas eksperimen aktivitas siswa 83,3 % aktivitas siswa cukup baik dalam proses belajar, pada kelas kontrol aktivitas siswa 66,7 % artinya cukup baik, pada pertemuan kedua di kelas eksperimen aktivitas siswa meningkat 91,7 % artinya sangat baik, dan di kelas kontrol 83,3 % aktivitas siswa cukup baik.
Aktivitas siswa :
Pada pernyataan ini siswa diminta untuk lebih aktif dalam proses belajar, pada kelas eksperimen aktivitas siswa mengalami peningkatan 66,7 % aktivitas siswa baik, di kelas kontrol 50,0 % aktivitas siswa kurang baik, pertemuan kedua dikelas eksperimen menjadi 83,3 % artinya aktivitas siswa cukup baik, dan pada kelas kontrol pertemuan kedua aktivitas siswa 58,3 % artinya aktivitas siswa cukup baik.
Semangat belajar :
Pertemuan pertama di kelas eksperimen aktivitas siswa 75,0 % aktivitas siswa cukup baik, dan di kelas kontrol aktivitas siswa 66,7 % artinya aktivitas siswa baik, pertemuan kedua pada kelas eksperimen aktivitas siswa 83,3 % aktivitas siswa cukup baik, dan di kelas kontrol aktivitas siswa 75,0 % aktivitas siswa baik.
39
Pertemuan pertama di kelas eksperimen aktivitas siswa 66,7 % aktivitas siswa baik, di kelas kelas kontrol aktivitas siswa 58,3 aktivitas siswa kurang, pada pertemuan kedua di kelas eksperimen 75,0 % aktivitas siswa cukup baik, di kelas kontrol 50,0 aktivitas siswa menurun.
Keadaan pembelajaran tertib :
Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen aktivitas siswa 91,7 % aktivitas siswa sangat baik, di kelas kontrol 58,3 % aktivitas siswa baik, pada pertemuan kedua di kelas eksperimen 83,3 % aktivita siswa cukup baik, dan di kelas kontrol 66,7 % aktivitas siswa baik.
Berikut adalah hasil keseluruhan nilai aktivitas siswa yang diperoleh dari pengamatan observasi.
Tabel 16.
Kelas Persentase nilai terendah Persentase nilai tertinggi
Eksperimen 73,6 % 81,9 %
Kontrol 56,3% 66,7 %
Pada table 17, dapat dilihat hasil pengamatan observasi keaktifan siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut, peningkatan nilai pada pertemuan pertama kelas eksperimen dengan hasil 73,6 dan pada pertemuan kedua dengan hasil 81,9 . Sedangkan pada kelas kontrol pertemuan pertama dengan hasil 56,3 dan pada pertemuan kedua 66,7. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif reciprocal techingdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, sedangkan pada kelas kontrol
dengan model belajar biasa
40 4.2.3. Hasil Pembahasan
Pada penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching pada kelas eksperimen yaitu VIIID, sedangkan kelas kontrol
VIIIC hanya menggunakan model biasa yaitu model ceramah. Di kelas eksperimen pada pertemuan pertama siswa diarahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa, setiap kelompok bebas untuk berkelompok baik laki-laki maupun perempuan, tiap kelompok harus ada satu siswa yang lebih pandai ( pintar ) agar bisa memandu teman yang lain dalam satu kelompok untuk saling bekerja sama dalam memecahkan masalah ( atau mencari solusi dalam setiap permasalahan ), setiap kelompok berdiskusi dalam masing-masing kelompok dan akan dipilih satu orang untuk maju kedepan mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok lain akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada kelompok yang maju.
Pertemuan pertama di kelas eksperimen masih belum berjalan dengan baik, hal tersebut dilihat pada saat aktivitas proses belajar masih belum meningkat yaitu 58,3 % dan hasil pre-test pertemuan pertama nilai rata-rata 70,38 nilai tertinggi 80 belum mencapai KKM. Pada pertemuan kedua strategi proses pembelajaran diperbaiki dengan mengubah anggota menjadi perkelompok. Dalam berkelompok siswa diberi kebebasan untuk memilih kelompok namun bergabung laki-laki dan perempuan yaitu dengan jumlah yang tetap 4 orang dalam setiap kelompok. Dengan cara demikian siswa diminta untuk saling bekerja sama, saling membantu dan berinteraksi satu sama lain. Pertemuan kedua aktivitas belajar siswa sudah cukup meningkat dari pertemuan pertemuan pertama. Pertemuan kedua terlihat siswa lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses belajar siswa lebih banyak bertanya.
41
menggunakan model biasa yaitu model ceramah. Pertemuan pertama dikelas kontrol terlihat siswa tidak terlalu bersemangat dalam mengikuti proses belajar cenderung terlihat bosan kebanyakan sibuk sendiri tidak memperhatikan penjelasan dari guru, dan lebih sedikit yang mau mengajukan pertanyaan, siswa yang aktif hanya sedikit terlihat karena pada kelas ini hanya menggunakan model biasa yaitu model ceramah. Dari proses belajar tersebut hasil pengamatan aktivitas siswa 58,3 % nilai rata-rata pre-test 70,92 nilai tertinggi 80. Pertemuan kedua aktivitas siswa sedikit lebih meningkat 66,7 % nilai post-test rata-rata 74,42 dan nilai tertinggi 85 .