• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi. Oleh: Maria Fatima Tallo NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi. Oleh: Maria Fatima Tallo NIM:"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KESESUAIAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENERIMAAN KAS USAHA MIKRO, KECIL, DAN

MENENGAH (UMKM) MENURUT COSO

(Studi Kasus di UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Fatima Tallo NIM: 142114131

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2018

(2)

i

EVALUASI KESESUAIAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENERIMAAN KAS USAHA MIKRO, KECIL, DAN

MENENGAH (UMKM) MENURUT COSO

(Studi Kasus di UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik)

HALAMAN JUDUL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Maria Fatima Tallo NIM: 142114131

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2018

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

Filipi 4:13

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Sang Penolong Sejati, Bapa dan mama yang saya cintai, My Bebe, My Puput, My Udit dan Isabella, Untuk semua penyemangatku, Terima kasih semuanya

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTASI-JURUSAN AKUNTANSI YOGYAKARTA

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi saya dengan judul:

EVALUASI KESESUAIAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENERIMAAN KAS USAHA MIKRO, KECIL, DAN

MENENGAH (UMKM) MENURUT COSO

(Studi Kasus di UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik) dan diajukan untuk diuji pada tanggal 17 Mei 2018 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, meniru dalam bentuk kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran, dari penulis lain yang saya aku sebolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini.

Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Mei 2018 Yang membuat pernyataan

Maria Fatima Tallo

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Fatima Tallo

Nomor Mahasiswa : 142114131

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Evaluasi Kesesuaian Penerapan Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan Kas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Menurut COSO

(Studi Kasus di UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik)

Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya melalui internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama saya tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada: 31 Mei 2018 Yang menyatakan

(Maria Fatima Tallo)

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan pernyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Evaluasi Kesesuaian Penerapan Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan Kas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Menurut COSO(Studi Kasus di UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik)” dengan baik. Penulisan ini bertujuan untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menerangi dan memberkati proses selama menyelesaikan skripsi ini.

2. Johannes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu dan mengembangkan minat dan bakat pada penulis.

3. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA selaku dosen pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Mas Andi Febriyanto selaku Pemilik UMKM Batik Seno dan Mas Afrian Irfani selaku pemilik UMKM Kurnia Lurik yang telah memberikan izin untuk

(9)

viii

melakukan penelitian dan telah banyak membantu pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Kedua orang tua Bapak Anselmus Tallo dan Ibu Kristina Lika yang telah memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil.

6. Kakak Amandus Jong Tallo, kakak Gaudens Remaja Putra Tallo, dan kakak Maria Gratiana Yudit Tallo yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan doa.

7. Teman kelas MPAT Kelas C (Arie, Elisa, Fosa, Keyza, Maya, Meri, Rina, Ririn, Rosi, Sari dan Yeni) yang selalu memberikan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Shervy dan Agnes serta semua teman-teman kelas C Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi angkatan 2014 yang telah memberikan semangat dan perhatiannya kepada penulis.

9. Teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara Cantus Firmus yang telah memberikan dukungan dan doa selama penulisan skripsi ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah hadir dalam membantu proses penyusunan skripsi dan menyelesaikan perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.

Yogyakarta, 13 April 2018

Penulis

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ….i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... …ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ...iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... …v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... ...vi

KATA PENGANTAR ... ..vii

DAFTAR ISI ... ...ix

DAFTAR TABEL ... . xii

DAFTAR GAMBAR ... .xiii

ABSTRAK ... .xiv

ABSTRACT ... ...xv

BAB I PENDAHULUAN ... ….1

A.Latar Belakang Masalah ... …...1

B.Rumusan Masalah ... …...4

D. Manfaat Penelitian ... …...4

E. Sistematika Penulisan... …...5

BAB II LANDASAN TEORI ... ….7

A. Pengendalian Internal ... …...7

1. Pengertian Pengendalian Internal.. ... ..7

2. Tujuan Pengendalian Internal… ... ..7

3. Komponen Pengendalian Internal... ... ..8

4. Keterbatasan Pengendalian Internal ... 12

B. Sistem Penerimaaan Kas ... ….13

1. Pengertian Sistem Akuntansi ... 13

2. Komponen Sistem... 14

3. Sistem Penerimaan Kas ... 14

4. Pengendalian Internal Sistem Penerimaan Kas ... 15

(11)

x

C. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ... ….18

1. Pengertian UMKM ... ...18

2. Tujuan UMKM ... ...19

3. Kriteria UMKM ... ...19

BAB III METODE PENELITIAN ... ...21

A. Jenis Penelitian ... ….21

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... ….21

1. Tempat Penelitian ...21

2. Waktu Penelitian ... ...21

C. Subjek dan Objek Penelitian ... ….22

1. Objek Penelitian ... 22

2. Subjek Penelitian ... 22

D. Metode dan Desain Penelitan ... ….22

E. Data yang diperlukan ... ….23

F. Teknik Pengumpulan Data ... ….23

1. Observasi ... 23

2. Wawancara ... 24

G. Teknik Analisis Data ... ….24

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 26

A. Lokasi UMKM... ….26

1. UMKM Batik Seno ... 26

2. UMKM Kurnia Lurik ... 27

B. Sejarah Berdirinya UMKM ... ….27

1. UMKM Batik Seno ... 27

2. UMKM Kurnia Lurik ... 29

C. Visi Dan Misi UMKM ... ….31

1. UMKM Batik Seno ... 31

2. UMKM Kurnia Lurik ... 31

D. Struktur Organisasi UMKM ... ….33

1. UMKM Batik Seno ... 33

2. UMKM Kurnia Lurik ... 35

(12)

xi

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Analisis Sistem Penerimaan Kas UMKM ... ….37

1. UMKM Batik Seno ... 37

2. UMKM Kurnia Lurik ... 45

B. Analisis Kesesuaian Penerapan Pengendalian Internal Sistem Penerimaan Kas UMKM dengan Komponen Pengendalian Internal Menurut COSO………53

1. Komponen Lingkungan Pengendalian ... 53

2. Komponen Penilaian Risiko ... 64

3. Komponen Aktivitas Pengendalian ... 72

4. Komponen Informasi dan Komunikasi ... 78

5. Komponen Aktivitas Pemantauan ... 83

C.Kesimpulan Hasil Kesesuaian Penerapan Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan Kas UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik dengan Komponen Pengendalian Internal menurut COSO ... ……..86

BAB VI PENUTUP ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Keterbatasan Penelitian ... 89

C. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN ... 95

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1 Prinsip-prinsip pengendalian internal yang efektif menurut COSO .... 11

Tabel 2. 2 Ancaman dan Pengendalian dalam Penerimaan Kas ... 16

Tabel 5. 1 Komponen Lingkungan Pengendalian ... 59

Tabel 5. 2 Komponen Penilaian Risiko... 68

Tabel 5. 3 Komponen Aktivitas Pengendalian ... 75

Tabel 5. 4 Komponen Informasi dan Komunikasi ... 81

Tabel 5. 5 Komponen Aktivitas Pemantauan ... 85

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4. 1 Struktur Organisasi UMKM Batik Seno ... 33 Gambar 4. 2 Struktur Organisasi UMKM Kurnia Lurik ... 35 Gambar 5. 1 Flowchart Dokumen Sistem Penerimaan Kas Penjualan Tunai Lukisan dan

Souvenir Batik UMKM Batik Seno ... 40 Gambar 5. 2 Flowchart Dokumen Sistem Penerimaan Kas Kursus Melukis Batik

UMKM Batik Seno ... 44 Gambar 5. 3 Flowchart Dokumen Sistem Penerimaan Kas Penjualan Tunai Pakaian dan

Kain Lurik UMKM Kurnia Lurik ... 48 Gambar 5. 4 Flowchart Dokumen Sistem Penerimaan Kas Penjualan Kredit Pakaian dan Kain Lurik UMKM Kurnia Lurik ... 52

(15)

xiv ABSTRAK

EVALUASI KESESUAIAN PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENERIMAAN KAS USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

(UMKM) MENURUT COSO

(Studi Kasus di UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik) Maria Fatima Tallo

NIM: 142114131 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan pengendalian internal pada sistem penerimaan kas yang diterapkan pada UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik dengan pengendalian internal menurut COSO. Penelitian ini penting untuk dilakukan agar UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik dapat memahami dan mengevaluasi penerapan pengendalian internal sistem penerimaan kas.

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Desain penelitian menggunakan analisis deskriptif dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara. Penelitian ini dilakukan dengan membandingan kesesuaian penerapan pengendalian internal pada sistem penerimaan kas UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik dengan 5 komponen yang terdiri dari 17 prinsip pengendalian internal menurut COSO.

Berdasarkan hasil dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkanUMKM Batik Seno menerapkan prinsip 11 pengendalian internal yang sesuai dengan prinsip pengendalian internal menurut COSO dan UMKM Kurnia Lurik menerapkan 16 prinsip yang sesuai dengan prinsip pengendalian internal menurut COSO.

Kata Kunci: pengendalian internal, sistem penerimaan kas, UMKM

(16)

xv ABSTRACT

THE EVALUATION OF INTERNAL CONTROL OF THE CASH RECEIPT SYSTEM IN MICRO SMALL MEDIUM ENTERPRISES

(MSME) ACCORDING TO COSO

(A Case Study at MSMEs Batik Seno and MSMEs Kurnia Lurik) Maria Fatima Tallo

Student Number: 142114131 Sanata Dharma University

Yogyakarta

The purpose of this research is to evaluate the appropriateness of internal control implementation towards the cash receipt system applied to MSMEs Batik Seno and MSMEs Kurnia Lurik towards COSO standard. This research is important for MSMEs Batik Seno and MSMEs Kurnia Lurik because it will help them to understand and able to evaluate the application of internal control of the cash receipt system.

The type of this research is case study. The research was applying descriptive analysis with qualitative research method. The technique of data collection were observation and interview. This research was conducted by comparing the appropriateness of the internal control application towards the cash receipt system of MSMEs Batik Seno and MSMEs Kurnia Lurik with the 5 components consisting of 17 principles of internal control according to COSO.

Based on the results of the analysis it can be concluded that MSMEs Batik Seno has been applying 11 internal principles control based on the principle of internal control according to COSO while MSMEs Kurnia Lurik has been applying 16 internal principles controlbased on the principle of internal control according to COSO.

Keywords: internal control, cash receipt system, MSMEs

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam serta memiliki budaya yang sangat beragam. Pemanfaatan sumber daya alam dan budaya tersebut dapat menjamin perkembangan perekonomian Indonesia.

Kenyataannya, kemiskinan dan pengangguran masih menjadi masalah utama yang dihadapi bangsa ini sehingga dapat menjadi penghambat perkembangan perekonomian Indonesia.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan mengembangkan perekonomian Indonesia pada sektor bisnis. Salah satu bidang bisnis di Indonesia adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM sebagai salah satu kegiatan usaha mampu memperluas lapangan kerja, menekan angka penganguran sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan.

Hal ini dapat diketahui dengan adanya UMKM tingkat pengangguran di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan sebesar 0,22%

pada bulan Februari 2017 sampai bulan Februari 2018.

Beberapa UMKM yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah adalah UMKM batik dan UMKM kain lurik. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki motif batik dan kain lurik yang berbeda-beda sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing. Akan tetapi, dalam menjalankan proses bisnis UMKM menghadapi hambatan internal dan

(18)

hambatan ektsernal. Hambatan internal yang dialami UMKM disebabkan karena kurangnya pemahaman dalam mengamankan kekayaan.

Setiap UMKM menjalankan aktivitas penerimaan kas yang merupakan aktivitas dari transaksi keuangan yang menyebabkan aset perusahaan berupa kas atau setara kas bertambah. Sumber penerimaan kas berasal dari transaksi penjualan baik penjualan tunai maupun penjualan kredit. Menurut Mulyadi (2016: 379), sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang berasal dari transaksi penjualan tunai. Risiko kecurangan penerimaan kas pada suatu perusahaan berskala kecil seperti UMKM lebih sering terjadi apabila dibandingkan dengan risiko kecurangan penerimaan kas yang terjadi pada perusahaan yang telah go public. Pernyataan ini didukung oleh fakta bahwa di Amerika Serikat selama tahun 2002 diperkirakan rata-rata kehilangan kekayaan pada perusahaan kecil seperti UMKM yang disebabkan penipuan dan penyalahgunaan setiap tahunnya sebesar $127,500 sedangkan pada perusahaan go public sebesar $97,000 (Ishan dan Reni, 2005:1). Oleh karena itu, setiap UMKM membutuhkan pengendalian internal pada sistem penerimaan kas agar UMKM dapat mengamankan harta kekayaan UMKM yang menjadi salah satu penjamin keberlangsungan UMKM pada masa yang akan datang. Menurut Ocktariani (2017: 2-3), “Pengendalian internal bertujuan untuk menjamin perusahaan agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat dicapai, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya dan kegiatan perusahaan sejalan dengan peraturan dan hukum yang berlaku”.

(19)

Salah satu pencetus kerangka penggendalian internal adalah Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commisions (COSO). Menurut Romney dan Steinbart (2015: 230), COSO terdiri dari Asosiasi Akuntansi Amerika (American Accounting Association), AICPA (American Institute of Certified Public Accountants), Ikatan Auditor Internal (Institute of Internal Auditors), Ikatan Akuntan Manajemen (Institute of Management Accountants), dan Ikatan Eksekutif Keuangan (Financial Executives Institute). Kerangka pengendalian internal menurut COSO merupakan salah satu kerangka pengendalian yang paling relevan diterapkan pada usaha berskala kecil seperti UMKM karena komponen dan tujuan pengendalian internal menurut COSO telah mencakup keseluruhan proses bisnis yang terdapat di UMKM.

UMKM yang sedang berkembang saat ini adalah UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik. Kedua UMKM ini memiliki latar belakang usaha yang sama yaitu didirikan berlandaskan kekeluargaan serta memiliki struktur organisasi, data dokumen-dokumen transaksi pemerimaan kas yang hampir sama. Akan tetapi, dalam menjalankan proses bisnis UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik menerapkan pengendalian internal yang berbeda sehingga penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengevaluasi kesesuaian penerapan pengendalian internal pada sistem penerimaan kas UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik berdasarkan pengendalian internal menurut COSO.

(20)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pengendalian internal sistem penerimaan kas UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik telah diterapkan sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commisions (COSO)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian penerapan pengendalian internal sistem penerimaan kas UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik dengan komponen pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commisions (COSO).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik tentang pengendalian internal pada sistem penerimaan kas yang telah diterapkan oleh UMKM.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pengendalian internal pada sistem penerimaan kas UMKM. Diharapkan pula penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi pustaka pada perpustakaan.

(21)

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang evaluasi kesesuaian penerapan pengendalian internal pada sistem penerimaan kas yang diterapkan UMKM.

4. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan dan mengembangkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dalam praktik mengenai evaluasi penerapan pengendalian internal pada sistem penerimaan kas yang diterapkan UMKM.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian, Bab V Analisis Data dan Pembahasan, Bab VI Penutup. Deskripsi dari masing-masing bab ini adalah:

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini membahas tentang teori-terori yang mendukung penelitian ini yaitu: pengendalian internal, sistem penerimaan kas dan penjelasan UMKM.

(22)

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, metode dan desain penelitian, data-data yang dibutuhkan, metode pengumpulan data, dan teknik analisisdata.

Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi, sejarah, visi mis, struktur organisasi dan uraian tugas UMKM.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai deskripsi data, analisis data dan hasil penelitian.

Bab VI Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

(23)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengendalian Internal

1. Pengertian Pengendalian Internal

Menurut Committe of Sponsoring Organizations of Treadway Commisions (COSO) (2013: 3) pengendalian internal adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya dalam entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan perundang- undangan.

2. Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commisions (COSO) (2013: 15), pengendalian internal mempunyai tiga kategori tujuan:

a. Tujuan Operasi

Tujuan ini berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasi entitas, termaksud tujuan kinerja operasional dan keuangan, dan menjaga aset terhadap kerugian.

b. Tujuan Pelaporan

Tujuan ini berkaitan dengan pelaporan keuangan dan pelaporan non keuangan, untuk internal maupun eksternal yang mencakup keandalan, ketepatan waktu, transparansi, atau persyaratan lain yang ditetapkan

(24)

oleh regulator, persyaratan yang diakui pembuat standar, atau kebijakan entitas itu sendiri.

c. Tujuan Kepatuhan

Tujuan ini berkaitan dengan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang mana entitas tunduk.

3. Komponen Pengendalian Internal

Menurut COSO (2013:4-5) komponen pengendalian internal terdiri dari: a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi. Lingkungan pengendalian terdiri atas komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika, melaksanakan tanggung jawab pengawasan, menetapkan struktur organisasi dan penugasan wewenang serta tanggung jawab, mendorong akuntabilitas atas pengendalian internal.

b. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber eksternal maupun internal. Risiko dapat dipahami sebagai kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan. Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko terhadap pencapaian tujuan diangap ‘relatif’ atau tergantung pada toleransi risiko yang ditetapkan entitas. Dengan demikian, penilaian

(25)

risiko (risk assessment) membentuk dasar untuk menentukan bagaimana risiko akan dikelola.

Salah satu syarat untuk penilaian risiko (risk assessment) adalah pembentukan tujuan, terkait pada tingkat yang berbeda dari entitas.

Manajemen menentukan tujuan dalam kategori yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan kerjasama yang cukup untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko juga mengharuskan manajemen untuk mempertimbangkan dampak dari kemungkinan perubahan dalam lingkungan eksternal dan dalam lingkungan internal yang mungkin membuat pengendalian internal menjadi tidak efektif.

c.

Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Kegiatan pengendalian (control activities) adalah tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Kegiatan pengendalian (control activities) dilakukan di semua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses bisnis dan pada lingkup teknologi. Kegiatan pengendalian (control activities) bersifat preventif atau detektif dapat mengacu berbagai kegiatan manual mapun otomatis, seperti otorisasi dan persetujuan, verifikasi, rekonsiliasi, dan ulasan kinerja bisnis.

d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi diperlukan entitas untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal untuk mendukung pencapaian tujuannya.

(26)

Manajemen menggunakan informasi yang relevan untuk mendukung berfungsinya komponen lain dari pengendalian internal. Sedangkan, komunikasi menyediakan informasi dan bersifat terus-menerus.

Melalui komunikasi entitas dapat memperoleh informasi yang diperlukan. Komunikasi internal adalah sarana untuk menyebarkan informasi ke seluruh organisasi. Hal ini memungkinkan personil atau karyawan menerima pesan yang jelas dari manajer senior yang mengontrol tanggung jawab.

Komunikasi oleh entitas tentang peran dan tanggung jawab pelaporan keuangan dan hal-hal signifikan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan mencakup penyediaan pemahaman peran dan tanggung jawab individu terkait dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

e. Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities)

Pemantauan atau pemonitoran adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian internal sepanjang masa.

Pemantauan pengendalian adalah suatu proses untuk menilai efektifitas pelaksanaan pengendalian internal. Kegiatan ini melibatkan penilaian efektifitas pengendalian secara berkala dan tepat waktu, serta melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan.

Manajemen melakukan pemantauan pengendalian melalui aktivitas yang sedang berlangsung, pengevaluasian secara terpiasah, atau kombinasi dari keduanya. Aktivitas pengendalian yang sedang

(27)

berlangsung sering dibangun dalam aktivitas berulang normal entitas dan mencakup aktivitas pengelolaan dan pengawasan regular.

Tanggung jawab manajemen yang paling penting adalah menetapkan dan memelihara pengendalian internal secara berkelanjutan. Pemantauan pengendalian oleh manajemen mencakup pertimbangan apakah pengendalian tersebut beroperasi sebagaimana yang telah dimaksutkan dan pengendalian tersebut dimodifikasi sebagaimana diperlukan sehubungan dengan perubahan dalam kondisi.

Pemantauan pengendalian dapat mencakup aktivitas seperti penelaahan manajemen tentang apakah rekonsiliasi bank dibuat secara tepat waktu.

Aktivitas pemantauan juga dapat mencakup penggunaan informasi yang berasal dari komunikasi dengan pihak eksternal yang dapat mengindikasikan masalah atau area yang menjadi perhatian yang memerlukan perbaikan.

Tabel 2. 1 Prinsip-prinsip Pengendalian Internal menurut COSO Komponen

Pengendalian

Prinsip-prinsip Pengendalian Internal Lingkungan

Pengendalian

1. Komitmen terhadap integritas dan nilai- nilai etika

2. Melaksanakan tanggung jawab pengawasan

3. Menetapkan struktur, wewenang dan tanggung jawab

4. Komitmen terhadap kompetensi

5. Mendorong akuntabilitas atas pengendalian internal

Sumber: COSO, 2013:6-7

(28)

Tabel 2.1 Prinsip-prinsip Pengendalian Internal menurut COSO (lanjutan)

Komponen Pengendalian

Prinsip-prinsip Pengendalian Internal Penilaian Risiko 6. Menentukan tujuan

7. Mengidentifikasikan dan menganalisis risiko

8. Menilai risiko fraud

9. Mengidentifikasi dan menanalisis perubahan signifikan

Aktivitas Pengendalian

10. Mengembangkan kegiatan pengendalian 11. Mengembangkan pengendalian umum

atas teknologi

12. Merinci kedalam kebijakan dan prosedur Informasi dan

Komunikasi

13. Menggunakan informasi yang relevan 14. Komunikasi internal yang efektif 15. Komunikasi eksternal yang efektif Aktivitas

Pemantauan

16. Evaluasi berkelanjutan dan/atau terpisah 17. Mengevaluasi dan melaporkan setiap

kekurangan Sumber: COSO, 2013:6-7

4. Keterbatasan Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2002: 282) keterbatasan bawaan yang melekat pada setiap pengendalian internal adalah:

a. Kesalahan dalam Pertimbangan

Seringkali, manajemen dan personel lain dapat salah paham dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam menjalankan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan lain.

b. Gangguan

Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan.

(29)

Perubahan yang bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur juga dapat mengakibatkan gangguan.

c. Kolusi

Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan kolusi (collusion). Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian internal yang dirancang.

d. Pengabaian oleh Manajemen

Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan semu.

e. Biaya Lawan Manfaat

Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal tersebut karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan. Manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian internal.

B. Sistem Penerimaaan Kas 1. Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Rommey (2015:3), “Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan”.

(30)

Menurut Mulyadi (2016:3), “Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”.

2. Komponen Sistem

Menurut Romney (2015:3), sistem terdiri dari lima komponen:

a. Orang-orang, yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.

b. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.

d. Software, yang dipakai untuk memproses data organisasi.

e. Infrastruktur teknologi informasi, termaksud komputer, peralatan pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

3. Sistem Penerimaan Kas a. Pengertian Kas

Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya, baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut. Menurut Mulyadi (2016: 163), kas diartikan sebagai alat pertukaran dan juga digunakan ukuran dalam akuntansi. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kas merupakan alat pertukaran atau pembayaran

(31)

keuangan yang memiliki sifat yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Kas juga menjadi begitu penting karena perusahaan harus mempertahankan likuiditas yang memadai, yakni memiliki uang yang cukup untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar perusahaan dapat terus beroperasi.

b. Penerimaan Kas

Pada umumnya setiap perusahaan memiliki jumlah transaksi kas yang sangat banyak, seperti penjualan barang atau jasa secara tunai.

Penerimaan kas atas setiap transaksi tunai dan transaksi nontunai yang terjadi seperti penagihan atas piutang penjualan, pendapatan bunga disebut sebagai penerimaan kas. Menurut Mulyadi (2016:379), berdasarkan sistem pengendalian internal yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan:

a) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.

b) Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

4. Pengendalian Internal Sistem Penerimaan Kas

Menurut Romney (2015: 440), oleh karena kas dapat dicuri dengan mudah, maka penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk

(32)

mengurangi risiko pencurian. Adapun ancaman dan pengendalian dalam penerimaan kas adalah:

Tabel 2. 2 Ancaman dan Pengendalian dalam Penerimaan Kas

Ancaman Pengendalian

Pencurian Kas a. Pemisahan tugas-orang yang menangani (setoran) pembayaran dari para pelanggan seharusnya tidak memposting pengiriman uang ke rekening pelanggan, membuat atau mengotorisasi memo kredit, merekonsiliasi rekening bank

b. Penggunaan Electronic Funds Transfer (EFT), Financial Electronic Data Interchange (FEDI), dan peti uang (lockbox) untuk meminimalkan penanganan pembayaran pelanggan oleh pegawai.

c. Mendapatkan dan menggunakan sebuah Universal Payment Identification Code (UPIC) untuk menerima pembayaran EFT dan FEDI dari pelanggan.

d. Mendapatkan dan menggunakan sebuah Universal Payment Identification Code (UPIC) untuk menerima pembayaran EFT dan FEDI dari pelanggan.

e. Segera setelah membuka surat, membuat daftar seluruh pembayaran pelanggan yang diterima.

f. Memiliki dua orang yang membuka seluruh surat yang mungkin berisis pembayaran pelanggan.

g. Penggunaan mesin kasir

Masalah Arus Kas h. Setoran harian dari seluruh penerima kas i. Pengaturan peti uang, Electronic Funds

Transfer (EFT), atau kartu kredit.

j. Diskon atas pembayaran dari pelanggan k. Anggaran arus kas

Sumber: Romney (2015: 419)

(33)

Unsur pengendalian internal yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai yang harus dimiliki oleh suatu entitas adalah:

a. Organisasi

1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas

Fungsi penjualan yang merupakan fungsi operasi harus dipisahkan dari fungsi kas yang merupakan fungsi penyimpanan.

Pemisahan ini mengakibatkan setiap penerimaan kas dari penjualan tunai dilaksanakan oleh dua fungsi yang saling mengecek.

2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi

Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi penerimaan, dan fungsi akuntansi.

b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

2) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan cap “Lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.

3) Pencatatan kedalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

4) Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

(34)

c. Praktik yang Sehat

1) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan

2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai harus disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.

3) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi penerima interen.

C. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 1. Pengertian UMKM

Menurut UU No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada Bab I pasal 1 defenisi UMKM adalah sebagai berikut:

a. Usaha Mikro

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

(35)

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

2. Tujuan UMKM

Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

3. Kriteria UMKM

Menurut UU No. 20 tahun2008 kriteria UMKM adalah:

a. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

(36)

b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

(37)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian studi kasus. Menurut Sekaran (2017: 118) penelitian studi kasus merupakan penelitian yang berfokus pada pengumpulan informasi terkait objek tertentu, acara atau kegiatan, seperti unit atau organisasi bisnis tertentu. Penelitian ini dilakukan secara langsung pada 2 UMKM yaitu UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 2 UMKM, yakni:

a. UMKM Batik Seno

Jalan Mantrijeron, MJ. III/80, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta

b. UMKM Kurnia Lurik

Krapyak Wetan RT 05 No. 133, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari hingga bulan Maret 2018.

(38)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Objek Penelitian

a. Sistem penerimaan kas yang diterapkan pada UMKM.

b. Pengendalian internal sistem penerimaan kas yang diterapkan pada UMKM.

c. Semua dokumen atau slip dan catatan akuntansi yang berkaitan dengan penerimaan kas yang digunakan UMKM.

2. Subjek Penelitian a. Pemilik UMKM

b. Karyawan yang bertanggung jawab mengelola keuangan UMKM D. Metode dan Desain Penelitan

Desain Penelitian yang digunakan penulis adalah analitis deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan pengendalian internal pada sistem penerimaan kas yang diterapkan pada UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik, kemudian melakukan evaluasi kesesuaian penerapan pengendalian internal pada sistem penerimaan kas UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik dengan komponen pengendalian internal menurut menurut Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commisions (COSO).

Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian dengan

(39)

cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Penelitian ini akan memberikan gambaran dan deskripsi penerapan pengendalian internal penerimaan kas UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik. Selanjutnya, penulis dapat menganalisis dan mengevaluasi kesesuaian penerapan pengendalian internal sistem penerimaan kas UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik menarik kesimpulan.

E. Data yang diperlukan

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

1. Sejarah UMKM

2. Skema organisasi UMKM 3. Visi, Misi, dan Tujuan UMKM 4. Prosedur penerimaan kas UMKM

5. Dokumen dan catatan akuntansi yang berkaitan dengan pengendalian internal prosedur penerimaan kas UMKM

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi merupakan studi yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan terhadap setiap fenomena atau kegiatan yang menjadi objek penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tahap atau langkah penerimaan kas dan bagaimana pengendalian internal yang diterapkan prosedur penerimaan kas UMKM. Dengan adanya observasi penulis dapat memperoleh tambahan data yang mendukung penelitian.

(40)

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukantanya jawab secara langsung untuk memperoleh informasi dari sumber yang bersangkutan atau bagian yang berwewenang yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Tujuan wawancara untuk mendapatkan informasi secara langsung kepada subjek atau staf bagian keuangan UMKM untuk mengetahui:

a. Gambaran umum UMKM b. Sistem penerimaan kas UMKM

c. Pengendalian internal sistem penerimaan kas UMKM

d. Prosedur-prosedur lain yang terkait dengan penerimaan kas UMKM

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu teknik penelitian yang menggambarkan tentang suatu variabel gejala, atau keadaan dengan cara yang sistematis dan akurat. Analisis deskriptif kualitatif mengungkapkan masalah yang ada, mengumpulkan data, menyusun data, menganalisis data, mengintrepretasi data, dan membuat kesimpulan serta memberikan saran yang kemudian dibahas sehingga fenomena atau gejala yang ada dapat dipahami.

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai objek yang diteliti yakni dengan mengevaluasi kesesuaian penerapan pengendalian internal pada penerimaan kas UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik dengan pengendalian internal menurut COSO.

(41)

Langkah-langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah

“apakah penerapan pengendalian internal sistem penerimaan kas UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik telah sesuai dengan komponen pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organizations of Treadway Commisions (COSO)” adalah:

a. Mendeskripsikan sistem penerimaan kas yang terdapat di UMKM.

b. Menggambarkan sistem penerimaan kas yang terdapat di UMKM dengan menggunakan bagan alir atau flowchart.

c. Mendeskripsikan dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas yang terdapat di UMKM.

d. Membandingkan kesesuaian antara pengendalian internal sistem penerimaan kas yang diterapkan pada UMKM Batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik dengan 5 komponen serta 17 prinsip pengendalian internal menurut COSO.

e. Melakukan evaluasi dengan memberikan saran untuk memperbaiki penerapan pengendalian internal pada sistem penerimaan kas UMKM batik Seno dan UMKM Kurnia Lurik.

(42)

26 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Lokasi UMKM 1. UMKM Batik Seno

UMKM Batik Seno beralamat di jalan Mantrijeron, MJ. III/80, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas UMKM Batik Seno kurang lebih 900 meter persegi. Lokasi UMKM Batik Seno terdiri dari tiga bagian yaitu:

a. Galeri Lukisan dan Souvenir Batik

Pada gedung ini UMKM Batik Seno memamerkan karya seni berupa lukisan batik yang dibuat oleh karyawan UMKM Batik Seno dalam hal ini para pelukis batik.

b. Tempat Produksi Lukisan dan Souvenir Batik

UMKM Batik Seno memiliki tempat untuk produksi lukisan batik dan souvenir batik. Lukisan dan souvenir batik yang telah diproduksi akan dipamerkan pada tempat galeri lukisan dan souvenir batik yang kemudian dijual kepada para wisatawan dan turis asing. Pada gedung ini juga terdapat tempat kursus bagi para wisatawan yang ingin mempelajari cara melukis batik.

c. Kantor Batik Seno

Kantor UMKM Batik Seno merupakan pusat informasi pemasaran produk-produk yang dijual oleh UMKM Batik Seno.

(43)

2. UMKM Kurnia Lurik

UMKM Kurnia Lurik berlokasi di Krapyak Wetan RT 05 No. 133, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Lokasi UMKM Kurnia Lurik terdiri dari 2 bagian yaitu:

a. Showroom Kain Lurik

Pada gedung ini terdapat produk-produk yang dijual di UMKM Kurnia Lurik seperti kain lurik, baju tenun, dan beberapa penghargaan yang diperoleh Kurnia Lurik.

b. Tempat Produksi Kain Lurik

Kurnia Lurik memiliki gedung tersendiri untuk memproduksi kain lurik yang akan disimpan di gedung showroom Kurnia Lurik.

B. Sejarah Berdirinya UMKM 1. UMKM Batik Seno

UMKM Batik Seno merupakan galeri lukisan yang telah lebih dari 30 tahun berkiprah dalam dunia seni batik dan merupakan galeri lukisan batik terbesar di Yogyakarta. Galeri ini didirikan oleh Bapak Taslim BS yang merupakan seorang maestro lukisan batik yang cukup terkenal.

Bapak Taslim BS memulai karir lukisnya pada tahun 1980 dan pada saat ini UMKM Batik Seno dikelola oleh Andi Febriyanto yang merupakan anak dari Bapak Taslim BS. UMKM Batik Seno merupakan sebuah bisnis keluarga yang menyediakan souvenir dan lukisan-lukisan batik.

Pada awalnya UMKM Batik Seno hanya sebuah tempat kecil yang hanya berisi lukisan pendiri, namun seiring waktu banyak pelukis lain

(44)

yang bergabung dengan galeri ini. UMKM Batik Seno mengalami perkembangan pesat sehingga menjadi salah satu galeri lukisan batik terbesar di Yogyakarta. Batik Seno memamerkan ribuan lukisan dan souvenir batik dalam berbagai yang bervariasi. Batik Seno bekerja sama dengan kurang lebih 20 pelukis dan 7 pelukis diantaranya merupakan karyawan UMKM Batik Seno. Pemilik UMKM Batik Seno juga memberikan pelatihan berbahasa Inggris kepada karyawan UMKM Batik Seno agar karyawan tidak merasa kesulitan dalam melayani para penunjung yang sbagian besar berasal dari turis dan wisatawan asing.

Secara turun temurun UMKM Batik Seno bekerja sama dengan agen-agen turis dan tukang becak yang biasanya mengantar para wisatawan dan turis mencari souvenir batik. Agen turis dan tukang becak biasanya merekomendasikan Batik Seno sebagai tempat membeli souvenir khas Indonesia.

UMKM Batik Seno memberikan beberapa layanan bagi para pengunjung yakni para pengunjung dapat melihat-lihat ribuan lukisan dan souvenir hasil karya seniman batik di Indonesia dan para pengunjung juga dapat mengikuti kursus melukis batik. Galeri UMKM Batik Seno menyediakan produk-produk batik seperti lukisan dan souvenir Batik.

Souvenir-souvenir batik yang terdapat di galeri UMKM Batik Seno seperti pakaian batik, kain-kain batik, topeng, wayang kulit, wayang kitik atau wayang karucil, wayang golek, wayang gong dan masih banyak lagi.

(45)

UMKM Batik Seno berusaha melestarikan kebudayaan batik yakni dengan membuka kursus bagi para turis asing, wisatawan, dan para penunjung yang ingin mempelajari cara melukis batik. Dengan adanya kursus ini UMKM Batik Seno berharap kebudayaan Indonesia dalam bidang seni yakni batik tidak akan hilang. Selain itu, kurus melukis batik ini diharapkan dapat memperkenalkan UMKM Batik Seno pada seluruh masyarakat Indonesia agar penjualan lukisan dan sovenir batik dapat meningkat serta terjadi peningkatan kesejateraan para seniman batik.

2. UMKM Kurnia Lurik

UMKM Kurnia Lurik merupakan salah satu UMKM yang menjual kain dan beberapa baju berbahan dasar kain tenun lurik. Lurik merupakan suatu kain hasil tenunan benang yang berasal dari daerah Jawa Tengah dengan motif dasar garis-garis atau kotak-kotak dengan warna-warna suram yang pada umumnya diselingi aneka warna benang. Kata lurik berasal dari akar kata rik yang artinya garis atau parit yang dimaknai sebagai pagar atau pelindung bagi pemakainya. Arti kain lurik dalam bahasa jawa adalah kain tenun yang memiliki corak lorek-lorek, atau dalam Bahasa Indonesia disebut garis-garis.

UMKM Kurnia Lurik berdiri sejak tahun 1962. Kurnia Lurik didirikan oleh alm. Bapak H. Dibyo Sumarto dan saat ini dijalankan oleh keluarga dari Bapak H. Dibyo Sumarto. Berawal dari kecintan Bapak H.

Dibyo Sumarto terhadap kain lurik hingga pada akhirnya Bapak H. Dibyo Sumarto memutuskan untuk mempelajari cara membuat kain lurik dengan

(46)

menggunakan alat tradisional. Kemudian Bapak H. Dibyo Sumarto mengajak beberapa pengrajin kain tenun untuk bergabung dengan usaha yang sudah didirikan. Sampai saat ini UMKM Kurnia memiliki 45 orang karyawan. 40 karyawan merupakan para pengrajin kain tenun dan beberapa diantara sudah bekerja di UMKM Kurnia Lurik sejak UMKM Kurnia Lurik didirikan sampai saat ini. UMKM Kurnia Lurik dijalankan berlandaskan kekeluargaan karena beberapa karyawan yang bekerja di UMKM Kurnia Lurik merupakan keluarga dari pendiri UMKM Kurnia Lurik. Saat ini pemilik Kurnia Lurik merupakan cucu dari almarhum Bapak H. Dibyo Sumarto yakni Afrian Irfani.

Seiring dengan berjalannya waktu UMKM Kurnia Lurik mengalami perkembangan pesat. Hal ini dikarenakan Kurnia Lurik mempertahankan penggunaan alat tradisional dalam memproduksi kain lurik. Alat tersebut adalah Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Alasan Kurnia Lurik mempertahankan alat tradisional tersebut dikarenakan kain yang diproduksi menggunakan ATBM akan menghasilkan seni yang lebih tinggi serta kain lurik yang diproduksi secara tradisional lebih disukai oleh para konsumen terutama para wisatawan luar negeri. Oleh sebab itu, kain lurik yang diproduksi menggunakan ATBM memiliki harga yang lebih mahal apabila dibandingkan dengan perusahaan yang memproduksi kain lurik menggunakan alat-alat teknologi.

(47)

C. Visi Dan Misi UMKM 1. UMKM Batik Seno

a. Visi UMKM Batik Seno

Melestarikan seni lukis batik agar dapat dikenal di kancah internasional dengan menjadi usaha yang senantiasa mampu bersaing secara sehat serta mensejahterahkan para seniman lukisan batik.

b. Misi UMKM Batik Seno

1) Melestarikan seni lukis batik sebagai salah satu kebudayaan yang dimiiki Indonesia.

2) Memperoleh keuntungan untuk mendukung perkembangan usaha.

3) Meningkatkan kesejateraan para seniman lukis batik.

4) Memproduksi lukisan dan souvenir batik yang berkualitas dengan harga yang mudah dijangkau.

c. Tujuan UMKM Batik Seno

Memperoleh keuntungan dan meningkatkan kesejateraan para seniman batik.

2. UMKM Kurnia Lurik

a. Visi UMKM Kurnia Lurik

Melestarikan dan menumbuhkan tradisi kain lurik sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pengrajin kain lurik pada khususnya dan menumbuhkan industri kerajinan kain lurik Indonesia pada umumnya dengan memproduksi kain lurik menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sehingga menjadi usaha penghasil serta

(48)

pengolah kain lurik yang dapat bersaing secara sehat serta dikenal oleh masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.

b. Misi UMKM Kurnia Lurik

1) Meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap kain lurik.

2) Memperkaya motif kain lurik untuk menambah perbendaharaan motif-motif tradisional yang sudah ada.

3) Melakukan inovasi desain produk dengan mengikuti perkembangan yang ada di masyarakat dengan tetap menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

4) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara mendidik tenaga-tenaga terampil dan produktif.

5) Meningkatkan kesejahteraan karyawan pengrajin kain lurik.

6) Meningkatkan kualitas dan daya saing yang berpotensi untuk memasuki pasar global.

7) Memperluas jaringan kerja dengan pusat-pusat kerajinan kain lurik melalui pertukaran informasi desain dan proses produksi.

c. Tujuan UMKM Kurnia Lurik

Memperoleh keuntungan dengan memproduksi kain lurik menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

(49)

D. Struktur Organisasi UMKM 1. UMKM Batik Seno

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi UMKM Batik Seno

a. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pemilik UMKM Batik Seno Tugas:

1) Mengawasi kegiatan penjualan, produksi, serta kegiatan Batik Seno.

2) Mengawasi kinerja manajer dan karyawan Batik Seno.

Tanggung jawab:

Mengawasi keseluruhan aktivitas-aktivitas pada Batik Seno.

b. Manajer Keuangan batik Seno Tugas:

1) Memotivasi karyawan agar dapat memberikan pelayanan yang ramah bagi para pengunjung sehingga penjualan UMKM dapat meningkat.

2) Mengawasi proses penjualan lukisan dan souvenir Batik Seno.

3) Mengawasi kinerja karyawan yang bertugas pada bagian penjualan.

Karyawan Karyawan Karyawan

MANAJER PRODUKSI Melinda T. Indini

Karyawan

MANAJER KEUANGAN Rusman

Karyawan PEMILIK UMKM

Andi Febriyanto

(50)

Tanggung Jawab:

1) Bertanggung jawab terhadap hasil penjualan lukisan dan souvenir batik.

2) Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pelaporan keuangan lukisan dan souvenir batik seno.

3) Bertanggung jawab terhadap bukti-bukti transaksi keuangan lukisan dan souvenir batik.

c. Manajer Produksi Batik Seno Tugas:

1) Membuat penjadwalan proses produksi lukisan dan souvenir Batik Seno

2) Melakukan pemilihan, pemesanan dan pembelian bahan baku lukisan dan souvenir batik.

3) Melakukan pemeriksaan alat produksi lukisan dan souvenir batik.

4) Mengawasi proses produksi lukisan dan souvenir Batik Seno.

5) Mengawasi kinerja karyawan yang bertugas pada bagian produksi lukisan batik.

6) Membuat laporan hasil produksi lukisan dan souvenir.

(51)

Tanggung Jawab:

1) Bertanggungjawab terhadap proses produksi.

2) Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan rutin alat-alat produksi lukisan dan souvenir batik.

3) Bertanggung jawab terhadap pelatihan melukis batik yang diadakan bagi para pengunjung Seno Batik.

2. UMKM Kurnia Lurik

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi UMKM Kurnia Lurik

a. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pemilik UMKM Kurnia Lurik Tugas:

1) Mengawasi dan mengawasi keseluruhan kegiatan di UMKM Kurnia Lurik.

2) Menilai kinerja karyawan dan manajer UMKM Kurnia Lurik.

Tanggung Jawab:

Bertanggung jawab penuh atas kekayaan, kewajiban, modal, UMKM Kurnia Lurik.

MANAJER KEUANGAN PEMASARAN

Desinta

MANAJER PRODUKSI Afrian Irfani

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan PEMILIK

Afrian Irfani

(52)

b. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Manajer Keuangan batik Seno Tugas:

1) Mengawasi kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas UMKM Kurnia Lurik.

2) Memasarkan kain lurik yang terdapat di UMKM Kurnia Lurik 3) Mempromosikan kain lurik kepada konsumen

Tanggung jawab:

1) Bertanggung jawab terhadap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas UMKM Kurnia Lurik.

2) Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan UMKM Kurnia Lurik.

3) Bertanggung jawab terhadap bukti-bukti transaksi keuangan UMKM Kurnia Lurik.

4) Bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada para konsumen UMKM Kurnia Lurik.

c. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Manajer Produksi Batik Seno Tugas:

Mengawasi keseluruhan proses produksi kain lurik serta melakukan penilaian kinerja karyawan bagian produksi.

Tanggung Jawab:

1) Bertanggungjawab terhadap proses produksi kain lurik serta pemeliharaan rutin alat-alat produksi kain lurik.

2) Bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan bagian produksi.

(53)

37 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Sistem Penerimaan Kas UMKM 1. UMKM Batik Seno

a. Sistem Penerimaan Kas UMKM

1) Penjualan Lukisan dan Souvenir UMKM Batik Seno secara Tunai Transaksi penjualan lukisan dan souvenir batik UMKM Batik Seno masih dilakukan secara manual tanpa menggunakan aplikasi atau bantuan alat elektronik lainnya. Karyawan UMKM Seno Batik yang bertanggung jawab dalam taransaksi penerimaan kas berjumlah 3 orang. Salah satu karyawan bertugas pada bagian kasir sedangkan 2 karyawan lainnya bertugas untuk melayani para wisatawan.

Transaksi penjualan lukisan dan souvenir pada UMKM Batik Seno diawali dengan tukang becak atau agen wisatawan membawa para turis asing atau wisatawan yang biasanya disebut pengunjung ke UMKM Batik Seno untuk membeli lukisan atau souvenir- souvenir batik. Para pengunjung berkeliling ke galeri UMKM Batik Seno untuk melihat-lihat lukisan dan souvenir yang diproduksi UMKM Batik Seno. Wisatawan dapat memilih lukisan dan souvenir yang ingin dibeli. Setelah memilih lukisan atau souvenir yang akan dibeli, wisatawan akan memberikan produk tersebut kepada karyawan untuk melakukan pembayaran. Karyawan bagian kasir akan membuat bukti transaksi penjualan menggunakan nota

(54)

penjualan rangkap tiga yang terdiri dari warna putih yang akan diberikan kepada konsumen, nota warna merah akan diberikan kepada bagian keuangan ketika tutup toko, serta nota berwarna kuning yang akan diberikan pada bagian produksi untuk diarsip secara permanen. Nota-nota tersebut diberi tanggal transaksi serta akan dicap “lunas” oleh karyawan yang bertugas pada bagian penjualan ketika terjadi penjualan secara tunai. Pemberian tanggal transaksi akan mempermudah bagian keuangan ketika membuat laporan penerimaan kas bulanan.

Setiap malam hari, karyawan bagian keuangan akan membuat catatan penerimaan harian berdasarkan nota penjualan harian.

Kemudian, nota penjualan akan diarsip berdasarkan tanggal transaksi oleh bagian keuangan. Hanya karyawan bagian keuangan yang dapat membuat catatan penerimaan harian atas penjualan lukisan atau souvenir batik. Catatan penerimaan yang dibuat oleh karyawan bagian penjualan tersebut akan diperiksa dan ditandatangani oleh manajer keuangan. Catatan penerimaan harian akan menjadi bukti penerimaan kas dari penjualan lukisan dan souvenir batik secara tunai. Catatan penerimaan harian akan diarsip sementara oleh bagian keuangan.

Setiap akhir bulan, karyawan bagian keuangan akan membuat laporan penerimaan bulanan berdasarkan catatan penerimaan harian yang akan diperiksa dan ditandatangani oleh manajer keuangan.

(55)

Laporan penerimaan bulanan akan diberikan kepada pemilik UMKM Seno Batik sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban penerimaan bulanan UMKM Batik Seno. Pemilik UMKM Batik Seno akan mengarsip laporan penerimaan secara permanen. Setelah itu, transaksi penerimaan kas penjualan tunai lukisan dan souvenir batik pada UMKM Batik Seno selesai.

(56)

Gambar 5. 1Flowchart Dokumen Sistem Penerimaan Kas Penjualan Lukisan dan Souvenir UMKM Batik Seno secara Tunai

UMKM Batik Seno

(57)

2) Kursus Melukis Batik

Selain menjual lukisan dan souvenir batik, UMKM Batik Seno juga menyediakan kursus batik bagi para pengunjung. Para pengunjung dapat berkeliling ke galeri dan gedung produksi UMKM Batik Seno untuk melihat cara produksi lukisan batik. Para pengunjung juga dapat mempelajari cara melukis batik dengan cara mengikuti kursus melukis batik yang disediakan oleh UMKM Batik Seno. Kursus melukis batik pada UMKM Batik Seno menjadi salah satu sumber penerimaan kas karena para pengunjung harus membayar Rp200.000,00.

Transaksi penerimaan kas kursus melukis batik diawali dengan para wisatawan dan turis asing mengunjungi UMKM Batik Seno dan memutuskan untuk mengikuti kursus melukis batik. Para pengunjung kemudian akan didampingi oleh karyawan bagian produksi untuk mengikuti kursus melukis batik. Kursus melukis batik diadakan selama 7 jam yaitu pada pukul 09.00-15.00. Setiap peserta mendapat garmen dengan ukuran 45 x 50 cm 1 canting atau alat batik sebagai souvenir dan makanan ringan. Para pengunjung akan didampingi oleh seniman batik yang bekerja di UMKM Batik Seno selama kursus berlangsung.

Transaksi penerimaan kas kurus melukis batik masih dilakukan secara manual. Transaksi penerimaan kas diawali dengan pembayaran melukis batik dari para pengunjung kepada bagian kasir

(58)

setalah kurus melukis batik sebelum mengikuti kursus batik.

Karyawan kasir merupakan salah satu karyawan bagian keuangan.

Karyawan akan membuat bukti transaksi penerimaan kas dari kursus melukis batik menggunakan nota penjualan rangkap tiga yang terdiri dari warna putih yang akan diberikan kepada para pengunjung, nota warna merah akan diberikan kepada bagian keuangan, serta nota berwarna kuning yang akan diberikan pada bagian produksi dan akan diarsip secara permanen. Nota penerimaan kas tersebut diberi tanggal transaksi serta akan dicap “lunas” oleh karyawan yang bertugas pada bagian kasir ketika terjadi pembayaran dari para pengunjung.

Setiap malam hari karyawan bagian keuangan akan membuat catatan penerimaan harian berdasarkan nota penjualan. Kemudian, nota penjualan akan diarsip permanen oleh bagian keuangan. Hanya karyawan bagian keuangan yang dapat membuat catatan penerimaan harian yang bersumber dari kurus melukis batik. Catatan penerimaan yang dibuat oleh karyawan bagian keuangan tersebut akan diperiksa dan ditandatangani oleh manajer keuangan. Catatan penerimaan harian akan menjadi bukti penerimaan kas dari kursus melukis batik. Catatan penerimaan harian akan diarsip sementara oleh bagian keuangan.

Setiap akhir bulan, karyawan bagian keuangan akan membuat laporan penerimaan bulanan berdasarkan catatan penerimaan harian.

(59)

Laporan penerimaan bulanan akan diperiksa dan ditandatangani oleh manajer keuangan dan akan diberikan kepada pemilik UMKM Seno Batik sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban penerimaan kas yang bersumber dari kursus melukis batik UMKM Batik Seno. Setelah itu, transaksi penerimaan kas dari kursus melukis batik yang terdapat di UMKM Batik Seno selesai.

(60)

Gambar 5. 2Flowchart Dokumen Sistem Penerimaan Kas Kursus Melukis Batik

UMKM Batik Seno

(61)

b. Dokumen, Catatan, dan Laporan Penerimaan Kas UMKM Batik Seno 1) Nota Penjualan

2) Catatan Penerimaan Harian 3) Laporan Penerimaan Bulanan 2. UMKM Kurnia Lurik

a. Sistem penerimaan kas yang terdapat di UMKM Kurnia Lurik 1) Deskripsi Penjualan Baju dan Kain Lurik secara Tunai

Produk-produk yang dijual di UMKM Kurnia Lurik adalah baju dan kain lurik. Transaksi penerimaan kas dimulai dengan konsumen mengunjungi UMKM Kurnia Lurik. Konsumen akan memilih produk yang akan dibeli kemudian produk tersebut akan diberikan kepada karyawan bagian kasir untuk memproses transaksi penjualan tunai. Karyawan bagian kasir akan membuat nota penjualan. Konsumen dapat melakukan pembayaran menggunakan uang tunai atau menggunakan mesin Electronic Data Capture (EDC). Setelah menghitung total pembayaran karyawan akan memberitahukan jumlah pembayaran kepada konsumen. Ketika konsumen memberikan uang tunai kepada karyawan maka karyawan akan membuat nota penjualan dengan cara manual sedangkan apabila konsumen membayar dengan kartu kredit maka karyawan akan menginput total pembayaran pada alat EDC.

Karyawan akan memberikan nota penjualan, uang kembali (jika

(62)

terdapat lebih bayar), serta barang yang telah dikemas. Apabila transaksi penjualan dilakukan dengan menggunakan mesin EDC, maka karyawan akan menginput total pembayaran pada mesin EDC kemudian karyawan akan memberikan mesin EDC kepada konsumen untuk menginput pin konsumen. Setelah itu, karyawan akan mencetak struk penjualan rangkap 2. Rangkap pertama berwarna putih akan diberikan kepada konsumen, sedangkan struk penjualan kedua akan digabung bersama nota penjualan. Nota penjualan akan dicetak rangkap 2. Nota penjualan rangkap 1 berwarna putih beserta struk berwarna putih (apabila konsumen melakukan pembayaran menggunakan mesin EDC) akan diberikan kepada pembeli, nota penjualan rangkap 2 berwarna kuning beserta struk penjualan berwarna kuning (apabila konsumen melakukan pembayaran menggunakan mesin EDC) akan diarsip sementara oleh bagian keuangan. Nota penjualan diurutkan sesuai dengan tanggal transaksi.

Bagian keuangan akan merekap nota penjualan menjadi catatan penjualan harian. Catatan penjualan harian akan dibuat oleh karyawan bagian keuangan dan akan diperiksa oleh manajer keuangan. Kemudian manajer keuangan akan menandatangani catatan penjualan sebagai bukti bahwa catatan penjualan harian telah disetujui oleh manajer keuangan. Catatan penjualan harian akan diarsip secara sementara oleh bagian keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

→ Menjawab pertanyaan tentang materi Sifat larutan penyangga yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan. → Bertanya tentang hal

(3) Tarif layanan atas jasa layanan di bidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan kontrak kerja sama antara Kepala Badan Layanan

Karena berkat izin dan ridho-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “Pengaruh Kompetensi dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Akuntabilitas

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Berpendekatan Sets Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis dan

Apakah ada hubungan positif yang signifikan pola asuh orangtua dengan kemandirian Siswa Kelas I (Satu) MI Hidayatuddiniyah Desa Jambu Burung Keramat Kecamatan

Lead: merupakan kompetisi dimana pemanjatan dilakukan dengan cara merintis (leading), atlit diamankan (di-belay) dari bawah, setiap titik pengaman (quickdraw) dikaitkan

Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Semua ini terjadi karena superioritas IQ (Intelligence Qutient) yang dimiliki umat manusia pada kenyataannya tidak dibarengi dengan pertumbuhan EQ (Emotional