• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Setiap orang memiliki gaya belajarnya masing-masing yang sangat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Setiap orang memiliki gaya belajarnya masing-masing yang sangat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gaya belajar merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan di dalam dunia pendidikan. Setiap orang memiliki gaya belajarnya masing-masing yang sangat bervariasi. Masing-masing mahasiswa memiliki jenis konten dan metode pembelajaran tertentu yang disukai atau yang lebih mudah dipahami. Model gaya belajar digunakan untuk mengelompokkan pelajar/mahasiswa sesuai dengan cara mereka menerima dan memroses informasi. (Felder & Silverman, 1988).

Idealnya setiap pelajar/mahasiswa mendapat perlakuan yang berbeda-beda sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Akan tetapi, tentu tidak mudah bagi para pengajar untuk dapat menyesuaikan cara mengajarnya dengan kebutuhan tiap muridnya yang berbeda-beda. Gaya mengajar tiap pengajar mungkin cocok untuk sebagian pelajar dengan gaya belajar tertentu, tetapi tidak cocok untuk pelajar dengan gaya belajar yang lain. Hal ini memang tidak bisa dipaksakan karena terkait dengan kemampuan tiap-tiap dosen atau tentor itu sendiri (Velazquez dan Assar, 2007).

Meski demikian, keberagaman keinginan dan kebutuhan mahasiswa yang timbul dari berbagai gaya belajar mahasiswa tersebut sebaiknya tetap diakomodasi. Perlu ada sarana yang dapat melengkapi keterbatasan yang dimiliki para pengajar untuk mengakomodasi berbagai jenis gaya belajar dari para muridnya.

(2)

Salah satu sarana yang dapat mengakomodasi berbagai keinginan dan kebutuhan tersebut adalah e-Learning. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi beberapa tahun terakhir, e-Learning sudah mulai banyak diterapkan di berbagai institusi dan lembaga pendidikan untuk mendukung jalannya pembelajaran.

E-Learning juga dinilai oleh banyak pihak sebagai salah satu sarana pembelajaran yang efektif baik dari segi biaya, waktu, dan usahanya (Deborah et al., 2012).

Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dewasa ini, e-Learning memberikan berbagai macam bentuk pembelajaran yang beragam, mulai dari jenis materi, model interaksi, dan berbagai fitur dengan karakteristiknya masing-masing.

Keberagaman bentuk dan konten pembelajaran inilah yang dapat digunakan untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan dan keinginan mahasiswa terkait dengan gaya belajarnya. Seorang mahasiswa dengan gaya belajar tertentu akan lebih cocok mendapat konten pembelajaran tertentu, atau belajar dengan metode interaksi tertentu, yang sesuai dengan karakteristik gaya belajar mahasiswa tersebut.

Dengan adanya berbagai bentuk dan konten pembelajaran tersebut, e-Learning akan lebih baik jika mampu memfasilitasi keberagaman gaya belajar tiap individu, termasuk kebutuhan belajar dan jenis materi yang sesuai dengan berbagai gaya belajar tersebut (Ozpolat dan Akar, 2009; Lau et al., 2013). Sayangnya, beragam konten yang ada dalam e-Learning tersebut saat ini masih diberikan secara seragam kepada tiap penggunanya. Selain kurang mengakomodasi berbagai kebutuhan mahasiswa, hal tersebut mengakibatkan level psikologis antara pengguna dengan konten e-Learning tersebut menjadi kurang seimbang (Deborah et al., 2012).

(3)

Penelitian ini dilakukan untuk memodifikasi sistem e-Learning yang sudah ada agar dapat mengakomodasi berbagai kebutuhan terkait gaya belajar tiap individu.

Dalam penelitian ini, dibuat pemberian rekomendasi sederhana atas berbagai jenis konten dan bentuk interaksi dalam e-Learning bagi mahasiswa sesuai dengan karakteristik gaya belajarnya. Untuk dapat mengimplementasikan fungsi rekomendasi tersebut, diperlukan pemetaan karakteristik tiap gaya belajar dan jenis konten serta model interaksi yang sesuai bagi gaya belajar tersebut. Pemetaan konsep tersebut kemudian direpresentasikan dalam ontologi untuk kemudian digunakan sebagai dasar dalam membantu menentukan gaya belajar yang dimiliki oleh seorang individu dan memberikan rekomendasi konten yang sesuai dengan gaya belajarnya tersebut.

Ontologi dipilih karena mampu merepresentasikan suatu domain, dalam hal ini gaya belajar, secara detail dan terstruktur, serta dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Hal ini menyebabkan keseluruhan konsep akan lebih mudah dipahami, bukan hanya oleh manusia tetapi juga oleh mesin. Selain itu, ontologi juga mudah untuk digunakan kembali, sehingga akan memudahkan pengembangan atau penelitian selanjutnya, atau jika akan diimplementasikan di lingkungan yang lain. Meski demikian, ontologi yang kebanyakan dikembangkan di atas platform Java tidak dapat langsung diimplementasikan dalam e-Learning yang menggunakan platform selain Java. Diperlukan penghubung agar ontologi dapat digunakan sebagai dasar dalam pemberian rekomendasi pada e-Learning, terutama yang menggunakan platform selain Java.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

1. Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga muncul berbagai kebutuhan yang perlu diakomodasi dalam kegiatan pembelajaran.

2. E-learning yang standar masih memberikan jenis konten yang seragam kepada semua orang.

3. Diperlukan pemetaan karakteristik gaya belajar mahasiswa dengan jenis konten dan model interaksi dalam e-Learning yang sesuai dan dapat mendukung jenis gaya belajar tersebut.

4. Representasi konsep menggunakan ontologi umumnya tidak dapat langsung diimplementasikan pada wIebsite atau e-Learning dengan platform selain Java.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, batasan masalah yang diteliti dan solusi yang dikembangkan adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada e-Learning berbasis Moodle, terutama versi 2.7.

2. Hasil dari penelitian ini adalah ontologi tentang rekomendasi gaya belajar dalam lingkup e-Learning berbasis Moodle beserta cara implementasinya ke dalam sistem e-Learning berbasis Moodle.

(5)

3. Model gaya belajar yang digunakan sebagai acuan adalah Felder-Silverman Learning Style Model (FSLSM), dan instrumen pengukuran gaya belajar menggunakan Index of Learning Styles (ILS).

4. Pemetaan gaya belajar dan konten yang sesuai dilakukan dengan melihat karakteristik per dimensi secara terpisah.

5. Suatu jenis konten hanya dipetakan terhadap satu kecenderungan gaya belajar tertentu pada suatu dimensi tertentu dalam Felder-Silverman Learning Style Model (FSLSM).

6. Ontologi dikembangkan menggunakan Protege 4.3.

7. Server penyimpanan ontologi setelah dikembangkan diimplementasikan menggunakan Fuseki 0.2.5.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi berbagai jenis gaya belajar dan karakteristiknya.

2. Memetakan berbagai jenis dan karakteristik gaya belajar dengan konten pembelajaran dalam e-Learning yang sesuai.

3. Membuat representasi konsep pemetaan gaya belajar dengan konten yang sesuai dalam bentuk ontologi.

(6)

4. Mengimplementasikan ontologi ke dalam e-Learning sebagai dasar pemberian rekomendasi konten kepada mahasiswa.

1.5 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa:

a. Dapat mengetahui gaya belajarnya masing-masing, sehingga mereka dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih optimal dengan cara dan gaya yang sesuai untuk mereka.

b. Dapat memeroleh konten dan materi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing, sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui e- Learning.

2. Bagi dosen:

a. Dapat mengetahui karakteristik dan gaya belajar dari tiap mahasiswanya, sehingga lebih mudah untuk memantau dan memberikan perlakuan pada tiap mahasiswa sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing.

b. Dapat memberikan panduan untuk mempersiapkan berbagai jenis materi pembelajaran yang sesuai dengan berbagai gaya belajar mahasiswanya.

(7)

3. Bagi penelitian selanjutnya:

a. Dapat menjadi dasar untuk pengembangan e-Learning yang mengakomodasi gaya belajar mahasiswa, sehingga dapat dikembangkan e-Learning yang lebih dapat menyesuaikan tiap individu.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan naskah ini menggunakan sistematika sebagai berikut:

1. BAB I: Pendahuluan

Bab I berisikan dasar-dasar yang terkait dengan dilaksanakannya penelitian ini, meliputi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

2. BAB II: Tinjauan Pustaka dan Dasar Teori

Bab II berisikan berbagai penelitian yang sudah pernah dilakukan yang terkait dengan penelitian ini, beserta teori yang dibutuhkan sebagai dasar dalam melaksanakan penelitian. Teori-teori tersebut antara lain teori tentang e-Learning, Learning Management System, dasar-dasar ontologi, pengembangan ontologi, teori gaya belajar Felder-Silverman Learning Style Model.

3. BAB III: Metode Penelitian

Bab III berisikan spesifikasi alat dan bahan yang digunakan beserta alur dari penelitian ini. Bab III juga berisi proses perancangan yang dilakukan dalam penelitian ini, mulai dari proses perancangan awal berupa pemetaan gaya belajar

(8)

terhadap komponen dalam Moodle, perancangan ontologi berupa penggambaran umum berbagai istilah yang digunakan, hingga perancangan implementasi berupa alur dan skenario proses yang terkait dengan pemberian rekomendasi dalam e- Learning.

4. BAB IV: Hasil dan Pembahasan

Bab IV membahas hasil dari proses pengembangan ontologi dan implementasinya, mulai dari proses konseptualisasi ontologi, proses formalisasi ontologi, proses penyimpanan ontologi ke dalam server, hingga proses implementasi ontologi pada e- Learning berbasis Moodle. Pada akhir bagian Bab IV, dibahas kelebihan dan kekurangan dari hasil proses pengembangan dan implementasi tersebut.

5. BAB V: Kesimpulan dan Saran

Bab V merangkum dan menyimpulkan secara singkat hasil yang didapat dari keseluruhan proses dalam penelitian ini, beserta saran terhadap pengembangan atau penelitian lanjut untuk menyempurnakan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis cuplikan cairan hasil lindi peleburan pasir zirkon dengan alat analisis spektrograf emisi menunjukkan bahwa konsentrasi masing-masing unsur Si, Cu, dan

Memahami panggilan hidupnya sebagai umat Allah (Gereja) dengan menentukan langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut. 1 Melaksanakan panggilan hidupnya

Penilaian hubungan jumlah pohon aren yang dimiliki dengan pendapatan pengrajin gula merah (Koefisien korelasi Pearson). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan

Proses ini sangat menguntungkan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dengan perendaman sampel akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan

Dengan adanya pernikahan yang berbeda agama dalam suatu masyarakat juga akan menumbuhkan rasa kekeluargaan dan dengan sendirinya tertanamnya sifat saling toleransi dalam

Kelas kata yang akan dibahas dalam pembahasan ini adalah terkait pada reduplikasi verba denomina bahasa Banjar Hulu pada aspek bentuk afiksasi pembentuk reduplikasi

masih hidup selama 830 tahun. Sepanjang hidupnya, Mahalalel menjadi bapak dari beberapa anak laki-laki * 5:3 anak laki-lakinya Dalam bahasa Ibrani sudah jelas dari kisah