• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I.1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Proyek adalah suatu usaha sementara yang bertujuan untuk menghasilkan produk, jasa atau hasil yang unik (Project Management Institute, 2017). Proyek konstruksi merupakan suatu pekerjaan yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi. Perkembangan suatu proyek biasanya terdiri dari beberapa fase yang memerlukan bermacam-macam jasa khusus (Sears, Sears, & Clough, 2008).

Proyek konstruksi di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Badan Pusat Statistik (2019) menyebutkan bahwa, nilai konstruksi triwulan IV-2019 mengalami peningkatan sebesar 2,92% dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada tahun 2019, kontribusi sektor konstruksi pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 11,26%. Kondisi ekonomi Indonesia juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Terbukti dari data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik (2019) yang menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia pada tahun 2019 meningkat sebesar 5,02% dari tahun sebelumnya, dengan nilai kontribusi sektor konstruksi sebesar 10,75%. Sektor konstruksi menempati peringkat ke-4 dalam total kontribusi ekonomi Indonesia, sehingga sektor konstruksi memiliki peran yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2019).

Dengan meningkatnya sektor konstruksi di Indonesia, maka jumlah sumber daya manusia pada sektor konstruksi makin meningkat pula. Badan Pusat Statistik (2019), menyebutkan bahwa jumlah perusahaan konstruksi di Indonesia meningkat sebesar 3,04% dari tahun sebelumnya menjadi sebanyak 160.576 perusahaan. Pertumbuhan jumlah perusahaan konstruksi akan menyebabkan meningkatnya jumlah sumber daya manusia pada proyek konstruksi. Pada tahun 2018, jumlah pekerja kontrak dan pekerja tetap pada sektor konstruksi adalah sebesar 1.121.092 orang, meningkat sebesar 2,02% dari tahun 2017 (Badan Pusat Statistik, 2019). Dengan jumlah sumber daya manusia pada sektor konstruksi yang terbilang besar, maka diperlukan

(2)

2

manajemen sumber daya manusia yang benar, agar kesuksesan suatu proyek dapat tercapai.

Sebagian besar literatur manajemen proyek menyebutkan bahwa manajemen proyek memiliki tiga tujuan utama yaitu proyek harus dikelola tepat waktu, sesuai biaya dan sesuai dengan spesifikasi kualitas atau performa (Wit, 1998). Tercapainya tujuan manajemen proyek akan mempengaruhi kesuksesan suatu proyek. Kesuksesan suatu proyek mereferensikan pada kesuksesan secara menyeluruh dari suatu tujuan proyek (Lamprou & Vagiona, 2018). Untuk mencapai kesuksesan proyek, maka alokasi sumber daya harus diperhatikan agar batasan biaya, kualitas dan waktu dapat tercapai.

Sumber daya manusia, alat, dan material adalah sumber daya yang penting dalam suatu proyek yang memerlukan perhatian khusus (Sears, Sears, & Clough, 2008). Tenaga kerja merupakan salah satu bagian penting dalam sumber daya. Pengalokasian sumber daya manusia yang baik, akan berdampak pada kinerja proyek. Semakin baik pengalokasian tenaga kerja, maka akan semakin baik pula kinerja dari proyek tersebut.

Setiap proyek seringkali dihadapkan dengan realita bahwa jumlah sumber daya manusia dan alat memiliki jumlah yang terbatas (Verzuh, 2005). Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan, maka diperlukan alokasi sumber daya (Larson & Gray, 2018). Dengan adanya batasan sumber daya, maka diharuskan untuk melakukan perencanaan sumber daya dengan batasan-batasan yang ada, sehingga kondisi optimal dapat tercapai. Alokasi sumber daya yang baik dapat menghemat biaya dan memastikan suatu proyek selesai tepat dengan jadwal yang dibuat dan rancangan anggaran. Sumber daya yang digunakan pada konstruksi tergolong mahal, dan fluktuasi harga sumber daya tersebut dapat mengakibatkan biaya tambahan (Sears, Sears, & Clough, 2008). Oleh karena itu, perencanaan yang matang sangat diperlukan untuk memperkirakan jumlah tenaga kerja, dan jenis tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan proyek.

(3)

3

Gambar I.1 Fishbone Diagram Pada Proyek Sumber (Pengolahan Data Proyek)

Gambar I.I menunjukan faktor-faktor yang mempengaruhi sumber daya tukang bangunan yang digunakan proyek melebihi batasan ketersediaan. Terdapat dua faktor yaitu man, dan method. Pada faktor man, terdapat keterbatasan jumlah tukang bangunan pada proyek, dan pada faktor method, terdapat permasalah pada penjadwalan yang ada membuat alokasi sumber daya manusia menjadi berlebih, dan penjadwalan pada tugas akhir terdahulu membuat batasan relasi aktivitas menjadi berubah. Pada manajemen proyek, metode penjadwalan digunakan untuk mengatasi ketidak pastian, dan efek negatif dari pencapain proyek dan proyek lainnya, tanpa harus menambahkan sumber daya (Tripiawan & Miranda, 2020).

Tabel I.1 Perbandingan Constraint Pada Penjadwalan Eksisting dan Tugas Akhir Terdahulu

Kode Predecessor Constraint Eksisting Constraint Pada Tugas Akhir Sebelumnya A - B - C - D C FS FS E D SS FS F D SS FS G D SS SS H E SS SS

(4)

4

Kode Predecessor Constraint Eksisting Constraint Pada Tugas Akhir Sebelumnya I F FS FS J G FS FS K G FS FS L G FS FS M H FS FS N J FS FS O K FS FS P L FS FS Q P FS FS R P FS FS S I FS FS T S FS FS U R FS FS V D SS SS W E;J SS; SF SS; SF X M FS FS Y M FS SS Z M FS SS AB B,N,O,Q,T,U,V,W,X,Y,Z FS FS

Tabel I.1 menunjukan perbandingan constraint paket pekerjaan pada penjadwalan tugas akhir terdahulu, dengan penjadwalan eksisting. Berdasarkan tabel I.1, terjadi perubahan constraint paket pekerjaan pada paket pekerjaan E, F, Y, dan Z. Perubahan pada batasan relasi pada paket pekerjaan, dapat membuat penjadwalan yang ada menjadi tidak dapat digunakan.

Gambar I.2 Histogram Pengguaan Tenaga Kerja Sumber (Pengolahan Data Proyek)

0 5 10 15 20 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73 77 81 85 89 Ju m lah T en aga Ke rja Periode (Hari) Penggunaan Ketersediaan

(5)

5

Gambar I.2 menunjukan histogram eksisting dari penggunaan tenaga kerja pada proyek. Garis berwarna oranye menujukan batasan penggunaan harian tenaga kerja, yaitu berjumlah 12 orang. Berdasarkan gambar I.2, terjadi overallocation pada proyek tersebut pada hari ke-12 hingga hari ke-26. Untuk menghindari fluktuasi harga dan biaya tambahan, maka digunakan metode resource levelling (Piryonesi, Mehran, & Ramezani, 2018).

Menurut Project Management Institute (2017), resource leveling adalah sebuah teknik dimana waktu mulai dan waktu selesai sebuah proyek disesuaikan berdasarkan batasan sumber daya sehingga dapat menyeimbangkan permintaan dan ketersediaan sumber daya. Dengan dilakukan resource leveling, maka alokasi sumber daya akan semakin merata, tanpa adanya lonjakan permintaan sumber daya pada aktivitas proyek. Adanya lonjakan permintaan dapat merugikan sebuah proyek, karena dengan adanya lonjakan permintaan, maka akan semakin sulit suatu proyek untuk memenuhi permintaan tersebut, sehingga alokasi sumber daya dapat melebihi atau kurang dari perancangan alokasi.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk melakukan resource leveling adalah metode modified minimum moment. Metode minimum moment mengasumsikan bahwa momen penggunaan sumber daya harian pada sumbu horizontal histogram sumber daya merupakan ukuran yang baik dari pemanfaatan sumber daya dan alokasi sumber daya optimal terjadi saat jumlah momen minimum, sehingga histogram sumber daya berbentuk persegi (Christodoulou, Ellinas, & Michaelidou-Kamenou, 2010). Keuntungan dari metode modified minimum moment dibandingkan dengan metode minimum moment adalah pengurangan jumlah kalkulasi dari metode minimum moment (Hiyassat M. A., 2001). Dengan menggunakan metode modified minimum moment dalam resource leveling, maka akan menghasilkan alokasi sumber daya manusia yang optimum.

(6)

6 I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan adalah “Bagaimana merancang kebutuhan sumber daya manusia pada proyek renovasi ruang keuangan (KUG) & sumber daya manusia (SDM) dengan menggunakan metode resource leveling?”

I.3 Tujuan Tugas Akhir

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, maka didapatkan tujuan dari tugas akhir sebagai berikut:

1. Mengetahui jumlah alokasi tenaga kerja maksimum harian setelah dilakukan resource leveling

2. Mengetahui perbaikan alokasi tenaga kerja setelah dilakukan resource leveling

3. Mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada jaringan kerja setelah dilakukan resource leveling.

I.4 Manfaat Tugas Akhir

Berdasarkan tujuan yang telah dibuat, maka diharapkan pembaca mendapatkan manfaat dari hasil tugas akhir sebagai berikut:

1. Memberikan gambaran mengenai proses resource leveling tenaga kerja menggunakan metode modified minimum moment.

2. Tugas ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan alokasi tenaga kerja tanpa merubah hubungan dari setiap aktivitas.

3. Tugas ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan alokasi tenaga kerja tanpa merubah waktu selesai dari suatu proyek.

4. Tugas ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan alokasi tenaga kerja tanpa merubah penggunaan sumber daya harian proyek.

(7)

7 I.5 Batasan Masalah

Berikut merupakan batasan masalah dari tugas akhir ini:

1. Resource leveling dilakukan hanya pada satu jenis sumber daya, yaitu tenaga kerja tukang bangunan.

2. Kapasitas sumber daya tenaga kerja yang tersedia selama satu hari adalah 12 orang.

3. Relasi pada setiap aktivitas proyek tidak dapat berubah.

4. Sumber daya yang digunakan pada setiap aktivitas diasumsikan konstan. 5. Durasi dari setiap aktivitas tidak dapat berubah, tanpa adanya pengurangan

atau penambahan.

6. Tidak dapat dilakukan pembagian (splitting) pada aktivitas proyek selama dilakukan proses resource leveling.

I.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Tugas akhir ini ditulis berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang tugas akhir, rumusan masalah, tujuan tugas akhir, manfaat tugas akhir, batasan tugas akhir, dan sistematika penulisan laporan tugas akhir.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan tentang literatur yang terkait dengan metode yang digunakan dalam tugas akhir yang dikaji sebagai landasan dalam pemilihan metode untuk pemecahan masalah tugas akhir. BAB III Sistematika Penyelesaian Masalah

Bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah terperinci yang harus dilakukan selama tugas akhir berlangsung. Tahap ini bertujuan untuk menyelesaikan tujuan dari tugas akhir, dengan menggunakan metode yang dipilih.

(8)

8

Bab ini menjelaskan mengenai data – data yang diperoleh yang berupa data eksisting yang digunakan untuk melakukan perancangan perbaikan.

Bab V Analisis dan Evaluasi Hasil Perancangan

Bab ini menjelaskan mengenai hasil perancangan, analisis dan pengolahan data berdasarkan data yang telah didapatkan.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini memuat tentang pernyataan singkat mengenai hasil penelitian dan analisis data yang relevan dengan tujuan serta saran untuk perusahaan dan peneliti selanjutnya.

Gambar

Gambar  I.I  menunjukan  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  sumber  daya  tukang  bangunan  yang  digunakan  proyek  melebihi  batasan  ketersediaan
Tabel  I.1  menunjukan  perbandingan  constraint  paket  pekerjaan  pada  penjadwalan  tugas  akhir  terdahulu,  dengan  penjadwalan  eksisting

Referensi

Dokumen terkait

Modul Sarana Penelusuran merupakan sebuah sistem temu kembali informasi (information retreival system), yaitu sarana bagi pengguna perpustakaan untuk menelusur (searching)

belajar siswa, 2)Mengetahui pengaruh motivasi berprestasi dalam pembelajaran matematika terhadap prestasi belajar siswa, 3) Mengetahuiinteraksiantarametodepembelajara n

Tahap awal yang perlu dilakukan untuk dapat menetapkan strategi dan program Pengelolaan Sumber Daya Air adalah dengan mengidentifikasi permasalahan pengelolaan sumber

b) Terkait dengan fungsi pembangunan, BP Batam memiliki wewenang untuk mengelola sarana dan prasarana seperti bandara, pelabuhan laut, listrik, air minum, rumah sakit,

Tanam setek 1 daun dengan posisi tegak lurus supaya tunas yang muncul tumbuh tegak.. Biasanya tunas muncul dari batang atau bagian dalam

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas III, beliau mengatakan bahwa terdapat tiga peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Dalam hal kesulitan membaca,

Menimbang : bahwa untuk memenuhi dan melaksanakan ketentuan Pasal 65 ayat (3) dan Pasal 84 ayat (4) Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 11 Tahun 2017

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Menggunakan metode wawancara mendalam kepada delapan informan yang terdiri dari