• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN TEPAT GUNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN TEPAT GUNA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN TEPAT GUNA

AMEILIA ZULIYANTI SIREGAR NIP. 1973052720012002

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI F A K U L T A S P E R T A N I A N UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 1 5

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……… ……….1

PENDAHULUAN ... 2

1. Pengertian dan Penggolongan Limbah Pertanian ... 2

2. Tujuan Pengolahan Limbah ... 4

3. Contoh-Contoh Pengolahan Limbah Dalam bidang Pertanian ... 4

LIMBAH INDRUSTRI KELAPA SAWIT ... 4

LIMBAH INDRUSTRI KARET ... 5

LIMBAH TEBU ... 8

LIMBAH PADI ... 8

LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE DAN TAHU ... 10

LIMBAH KAKAO ... 11

PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI SUMBER BIOETANOL ... 11

Gas Bio untuk Pembuatan Biochar... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(3)

PENDAHULUAN

1. Pengertian dan Penggolongan Limbah Pertanian

Limbah Pertanian diartikan sebagai bahan yang dibuang di sektor pertanian, misalnya sabut dan tempurung kelapa, jerami dan dedak padi, kulit,tulang pada ternak potong serta jeroan & darah pada ikan. Secara garis besar limbah pertanian itu dibagi ke dalam limbah pra dan saat panen serta limbah pasca panen. Limbah pasca panen juga bisa terbagi dalam kelompok limbah sebelum diolah dan limbah setelah diolah atau limbah industri pertanian. (Rachmawan,2001).

Pengertian limbah pertanian pra panen yaitu materi-materi biologi yang terkumpul sebelum atau sementara hasil utamanya diambil. Sebagai contoh daun, ranting, atau daun yang gugur sengaja atau tidak biasanya dikumpulkan sebagai sampah dan ditangani umumnya hanya dibakar saja. Kotoran ternak umumnya hanya dijadikan pupuk kandang saja walaupun sebenarnya masih bisa diolah menjadi bahan bakar langsung, difermentasi menjadi gas bio, media atau campuran media jamur, campuran makanan ternak lainnya (seperti misalnya pada peternakan sistem longam atau peternakan di atas kolam ikan).

Berdasarkan jenis dan wujud limbah pertanian terutama limbah industry pertanian dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :

A.Limbah Padat

Bahan-bahan buangan baik dari limbah pra panen, limbah panen, limbah pasca panen dan limbah industri pertanian yang wujudnya padat dikelompokkan pada limbah padat, contoh : Daun-daun kering, jerami, sabut dan tempurung kelapa, kulit dan tulang dari ternak potong, bulu ayam, ampas tahu, jeroan ikan dan lain sebagainya. Limbah-limbah tersebut di atas kalau dibiarkan menumpuk saja tanpa penanganan tertentu akan menyebabkan/menimbulkan keadaan tidak higienis karena menarik serangga (lalat,kecoa) dan tikus yang seringkali merupakan pembawa berbagai jenis kuman penyakit.

(4)

B. Limbah Cair

Limbah cair banyak mengandung bahan organik yang merupakan nutrient untuk mikroorganisme, karena itu mikroorganisme akan berkembang biak dengan cepat, dan dalam proses itu menghabiskan oksigen yang terlarut dalam air.

Akibatnya air menjadi kotor dan berbau busuk sehingga kehidupan akuatik mati.

Secara normal, air mengandung kirakira 8 ppm oksigen terlarut. Standar minimum oksigen terlarut untuk kehidupan ikan adalah 5 ppm dan di bawah standar ini akan menyebabkan kematian ikan. Limbah cair industri pertanian sangat banyak karena air digunakan untuk :

1). membersihkan bahan pangan dan peralatan pengolahan.

2). menghanyutkan bahan-bahan yang tidak dikehendaki (kotoran).

C. Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah berupa gas yang dikeluarkan pada saat pengolahan hasil-hasil pertanian, misalnya gas yang timbul berupa uap air pada proses pengurangan kadar air selama proses pelayuan teh dan proses pengeringannya. Limbah gas ini supaya tidak menimbulkan bahaya harus disalurkan lewat cerobong.

Pengolahan limbah gas yaitu Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan gas. Dasar pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran, penyerap ion, kolam netralisasi dan pembersihan partikel.

Berdasarkan sumber atau asal limbah, maka limbah dibagi kedalam golongan berikut ini:

1) Limbah domestic, yaitu semua limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur, tempat cuci pakaian, dan lain sebagainya, yang secara kuantitatif limbah tadi terdiri atas zat organik baik padat maupun cair, bahan berbahaya dan beracun (B-3), garam terlarut, lemak.

(5)

2) Limbah nondomestic, yaitu limbah yang berasal dari pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan transportasi serta sumber-sumber lainnya. Limbah pertanian biasanya terdiri atas pestisida, bahan pupuk dan lainnya.

Pada pembahasan ini kita akan membahas tentang beberapa manfaat pengolahan limbah dalam bidang pertanian. (Kristianto,2002)

2. Tujuan Pengolahan Limbah

Tujuan pengolahan limbah adalah menurunkan kandungan bahan organic dan bahan lainnya di dalam limbah, baik dalam bentuk cair maupun gas sehingga diperoleh konsentrasi yang aman untuk dibuang. Teknologi pengolahan maupun pemanfaatan limbah telah berkembang sehingga pihak perkebunan mempunyai beberapa pilihan untuk pengolahan limbahnya. Pemilihan teknologi tersebut bergantung pada jenis dan potensi industri di sekitar lokasi perkebunan kelapa sawit.

3. Contoh-Contoh Pengolahan Limbah Dalam Bidang Pertanian A. LIMBAH INDRUSTRI KELAPA SAWIT

Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses pengolahan kelapa sawit. Limbah ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan gas.

a) Limbah Padat

Salah satu jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Limbah padat mempunyai ciri khas pada komposisinya.

Komponen terbesar dalam limbah padat tersebut adalah selulosa, disamping komponen lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa dan liqnin.

b) Limbah Cair

Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit terutama dari centrifuge waste dan claybath waste. Limbah cair ini apabila dibuang keperairan akan mengakibatkan perubahan sifat fisika, kimia, dan biologi perairan

(6)

sehingga akan merusak lingkungan. Oleh karena itu industri kelapa sawit melakukan suatu perlakuan terhadap limbah cairnya sebelum dibuang kebadan air sehingga mengurangi pencemaran limbah cair PKS pada badan air.

c) Limbah Gas

Industri kelapa sawit selain menghasilkan limbah padat dan cair, juga menghasilkan limbah bahan gas. Limbah bahan gas ini antara lain dari gas buangan uap air pada saat perebusan.

Pengolahan limbah Pada Kelapa Sawit pada dasarnya terdiri dari dua aspek, yaitu penanganan dan pemamfaatan limbah cair. Proses pengolahan limbah cair kelapa sawit ini terdiri dari perlakuan awal dan pengendalian pengutipan minyak (fat-pit). Penurunan suhu limbah dari 700C-800C menjadi 400C-450 Selanjutnya limbah cair dialirkan ke kolam pengasaman. Air limbah di dalam kolam ini akan mengalami asidifikasi, yaitu terjadinya kenaikan konsentrasi asam-asam mudah menguap (volatile fatty acid) dari 1000 mg/l menjadi 5000 mg/l sehingga air limbah yang mengandung bahan organik lebih mudah mengalami biodegradasi dalam suasana anaerobik. Sebelum diolah di unit C melalui menara atau bak pendingin.

Hampir seluruh buangan pabrik kelapa sawit mengandung bahan organik yang dapat terdegradasi.

B. LIMBAH INDRUSTRI KARET

proses pengolahan karet menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung senyawa organik. Pengendalian pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah karet perlu mendapat perhatian yang serius untuk dipelajari dan diteliti agar tingkat pencemaran limbah yang dibuang keperairan limbah yang terbentuk pada industri karet dapat berupa limbah cair, limbah padat.

a) Limbah Cair

Limbah cair karet merupakan air sisa produksi dari pengolahan karet menjadi benang karet dan air dari pembersihan alat/area. Limbah karet mengandung amoniak dan nitrogen total yang berbahaya apabila melewati batas standar yang telah

(7)

ditetapkan sehingga dapat mencemari air sungai dan lingkungan sekitar nya.

Pengolahan limbah cair tersebut dilakukan dengan menampungnya pada bak penampungan limbah untuk kemudian diendapkan, dsaring dan sisanya dialirkan ke lingkungan.

b) Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan berupa busa lateks dan sisa slab.Limbah padat hasil pengolahan dari IPAL berasal dari proses koagulasi kimia dengan Ferosulfat dikeringkan di drying bed ditampung di bak penampung. Pengolahan air limbah dari indrustri karet dihasilkan dengan proses-proses berikut ini:

• Collecting Reservoir

Air buangan yang berasal dari pengolahan benang karet dialirkan melalui saluran parit ke bak collecting reservoir.Didalam bak collecting reservoir terdapat 3 sekat atau sisi dimana pada tiap-tiap pintu/ sekat tersebut ada terdapat saringan. Bak ini berguna sebagai bak pengontrol sludge atau residu asam asetat dan karet sehingga diharapkan waste water yang akan mengalir keproses selanjutnya terbebas dari sludge dan karet tersebut.

• Equalisation Basin

Air buangan dari collecting reservoir dialirkan kedalam bak Equalisation Basin. Proses ini bertujuan untuk mengurangi atau mengembalikan variasi – variasi karakteristik air limbah agar segera tercapai kondisi yang optimum pada proses pengolahan selanjutnya. Dengan adanya bak equalisasi ini diharapkan debit aliran dan beban pencemaran yang bervariasi dapat diubah menjadi konstan atau mendekati konstan.

• Alkalization Basin

Setelah dari bak equalisasi, air kemudian dipompakan kedalam bak alkalization basin. Proses alkalisasi ini dilakukan untuk memisahkan logam berat dari air limbah dengan menaikkan pH asam menjadi basa. Dimana dalam hal ini air limbah mengandung kadar zink yang tinggi, dan zink merupakan salah satu jenis logam yang mudah terikat dengan zat – zat lainnya.

(8)

Pada bak alkalization ini dilakukan pengandjusan larutan caustic soda (penambahan NaOH 30%) dan penambahan polielektrolit yang secara otomatis akan membentuk endapan. Dan yang berupa sludge cair akan dialirkan ke bak sedimentasi basin.

• Sedimentasi Basin

Air buangan yang berasal dari bak alkalization akan dialirkan kedalam bak sedimentasi. Proses sedimentasi ini bertujuan untuk mengendapkan fase lumpur yang terdapat pada air limbah sebagai hasil dari proses alkalisasi. Partikel air harus cukup besar agar dapat diendapkan dalam jangka waktu tertentu. Kecepatan pengendapan akan berbanding langsung dengan kuadrat diameter partikel – partikelnya. Jika partikel membentuk aglomerat maka kecepatan akan bertambah besar.

Bak sedimentasi ini berbentuk spiral atau dapat dikatakan berbentuk lingkaran yang mempunyai 3 lapisan. Air limbah yang akan diolah akan masuk kebagian tengah pada bak pengendapan, kemudian dialirkan kebagian bawah dan kesamping. Pada waktu air mengalir kepermukaan sludge akan jatuh ke dasar bak secara gravitasi, kemudian air keluar melalui saluran yang dipasang secara radial.

• Lifhting Pump Station

Air limbah dari bak sedimentasi akan dialirkan ke Lifhting pump station, dimana lifhting pump station ini berfungsi sebagai post sementara untuk pengumpulan phase cair. Kemudian air akan dimasukkan kedalam neutralisasi Basin.

• Neutralisasi Basin

Bak netralisai dilakukan untuk menetralkan air limbah dari pH 10 menjadi pH 7 (netral). Pada proses ini dilakukan pengadjusan dengan menambahkan asam sulfat 30%. Proses netralisasi ini bermanfaatuntuk proses biologi, dimana diperlukan pH air limbah antara 6 - 8 sehingga tercapainya kondisi yang optimum.

(9)

C. LIMBAH TEBU

Tebu adalah bahan baku dalam pembuatan gula (gula kristal putih, white sugar plantation) di pabrik gula. Dalam operasionalnya setiap musim giling (setahun), pabrik gula selalu mengeluarkan limbah yang berbentuk cairan, padatan dan gas.

Limbah cair meliputi cairan bekas analisa di laboratorium dan luberan bahan olah yang tidak disengaja. Limbah padat meliputi ampas tebu, abu dan debu hasil pembakaran ampas di ketel, padatan bekas analisa laboratorium, blotong dan tetes.

Limbah gas meliputi gas cerobong ketel dan gas SO2 dari cerobong reaktor pemurnian cara sulfitasi.

Pengelolaan limbah pabrik tebu berupa pembuatan bioetanol, pemanfaatan pucuk tebu sebagai bahan pakan ternak, ampas tebu untuk pakan ternak dan pembuatan senyawa furfural besrta turunannya, serta pembuatan pupuk kompos dari blotong. Sedangkan untuk limbah berupa asap dapat dikelola dengan jalan menekan pengeluaranya diudara bebas.Limbah dari pabrik gula yaitu tetes, dapat dipakai sebagai bahan baku pabrik alcohol. Limbah cair yang dikeluarkan pabrik merupakan limbah organik dan bukan Limbah B3 (bahan beracu dan berbahaya).

Limbah cair ini dikelola melalui dua tahapan.Limbah padat berupa ampas tebu (bagasse) dapat dapat dijadikan bubur pulp dan dipakai untuk pabrik kertas, untuk makanan ternak; bahan baku pembuatan pupuk, particle board, bioetanol, dan sebagai bahan bakar ketel uap (boiler) sehingga mengurangi konsumsi bahan-bakar minyak oleh pabrik. (Salamah,et al., 2009).

D. LIMBAH PADI

Limbah padi merupakan sisa Pengolahan dari Hasil tanaman padi.

Salah satu contoh dari limbah tanaman padi adalah jerami padi. Jerami padi merupakan limbah pertanian yang pemanfaatannya belum optimal. Biasanya jerami hanya digunakan untuk membakar batu bata sehingga energinya tidak termanfaatkan secara optimal.

(10)

Pengelolaan Limbah Padi

Pengelolaan limba padi dapat dilakuukan dengan dua cara yaitu pengelolaan secara padat dan pengelolaan secara cair.

✓ Pengelolaan Secara Padat

Dalam pengelolaan secara padat,limbah tanaman padi bisa di hasilkan antara lain sekam kasar, dedak, dan menir. Sekam banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengisi untuk pembuatan bata merah, dipakai sebagai bahan bakar, media tanaman hias, diarangkan untuk media hidroponik, diekstrak untuk diambil silikanya sebagai bahan empelas dan lain-lain. Dedak halus digunakan sebagai pakan ternak ayam, bebek atau kuda, sementara menirnya dimanfaatkan sebagai campuran makanan bayi karena kandungan vitamin B1 nya tinggi, makanan burung.

✓ Pengelolaan Secara Cair

Salah satu pengelolaan limbah tanaman padi adalah sekam padi.Sekam padi merupakan salah satu limbah pertanian yang pemanfaatannya masih sedikit. Limbah sekam padi dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan asap cair dengan proses pirolisa. Asap cair yang dihasilkan dari proses pirolisa ini dapat digunakan sebagai insektisida organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase asap cair yang dihasilkan setiap kilogram sekam padi, melakukan pengujian asap cair sebagai insektisida dan mengetahui pengaruh variasi lama waktu pirolisa terhadap volume asap cair yang dihasilkan. Variasi lama waktu pirolisa yang dilakukan yaitu 1, 1.5, dan 2 jam dengan massa sekam padi 2 kg pada setiap ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pirolisa yang optimum adalah 2 jam pada suhu berada dalam interval 380-430 °C, dimana rata-rata volume asap cair yang dihasilkan sebanyak 25,83 ml, rata-rata sekam padi setelah pirolisa 83,3 %, kinerja alat 1,24 gr/jam.m kondensor, dan komponen yang hilang sebesar 13,45 %. Asap cair dapat membunuh serangga yang ada pada pohon kakao. Lama pirolisa berpengaruh terhadap asap cair yang dihasilkan. Semakin lama waktu pirolisa, maka semakin banyak asap cair yang dihasilkan.

(11)

E. LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE DAN TAHU

Teknologi pengolahan ini dipadukan dengan penambahan EM4 sebagai starter untuk proses anerob dalam upaya mempercepat proses dekomposisi material organik dalam limbah, dengan metode ini pengelolaan limbah tidak hanya bersifat

“penanganan” namun juga memiliki nilai guna/manfaat sebagai energi pedesaan.

Dengan teknologi ini nilai COD dapat diturunkan berkisar 75-90%.

Proses an-aerob yang dimanfaatkan pada pengolahan limbah cair industri kecil tahu dan tempe dalam rangka menghasilkan energi biogas yang ramah lingkungan adalah teknologi an-aerob menggunakan Digester/tangki pencerna.

Digester atau tangki pencerna merupakan sebuah tangki pencerna kedap udara yang digunakan untuk memproses limbah cair tahu dan tempe secara anaerob dengan menguraikan material organic sehingga menghasilkan gas methane (CH4) yang dikenal dengan biogas.

Limbah cair industri tempe umumnya dibuang ke lingkungan sekitarnya, terutama ke perairan atau ke sungai. Limbah cair dari proses pembuatan tempe terutama terdiri dari 99,9% atau lebih air dan 0,1% berupa benda-benda padat yang terdiri dari zat organik dan anorganik. Limbah cair industri tempe berasal dari proses pencucian,perendaman, dan perebusan kedelai yang mengandung sejumlah besar unsur hara esensial terutama nitrogen yang sangat dibutuhkan

tanaman. Pada limbah perendaman kedelai, dari rendaman 50kg kedelai akan terkandung nitrogen yang cukup tinggi sekitar 1,5% protein terlarut.

Untuk mengatasi masalah pencemaran yang disebabkan oleh limbah industri diperlukan suatu langkah yang cermat, sehingga limbah dapat dibuang ke lingkungan sekitarnya dengan aman. Jika pencemaran itu tidak dapat dihindari setidaknya harus diupayakan untuk meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi.

Pencemaran lingkungan yang terjadi akibat dari pengolahan limbah yang kurang tepat dapat diperkecil dengan memanfaatkan limbah secara maksimal sebagai sumber energi yang dapat diperbarui terutama untuk peningkatan produksi pertanian, salah satu cara pemanfaatan limbah adalah penggunaanya sebagai pupuk.

Karena dalam limbah cair industri tempe terkandung senyawa organik yang cukup

(12)

tinggi seperti sakarida, lemak, dan protein yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

(Rahayu,et al.2012).

F. LIMBAH KAKAO

Pengolahan limbah kakao sangat perlu dilakukan dikarenakan tanaman kakao merupakan tanaman yang secara umum dimanfaatkan bagian bijinya saja. Bagian buah lain tidak digunakan menjadi bahan utama. Pemanfaatan limbah buah kakao maupun pemanfaatan limbah pra-panen pada tanaman kakao .

Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao dapat di manfaatkan sebagai Pakan Ternak Kulit buah kakao adalah merupakan limbah agroindustri yang dihasilkan tanaman kakao (Theobroma cacao L.) Buah coklat yang terdiri dari 74 % kulit buah, 2 % plasenta dan 24 % biji. Hasil analisa proksimat mengandung 22 % protein dan 3-9 % lemak. penggunaan kulit buah kakao dapat digunakan sebagai substitusi suplemen sebanyak 15 % atau 5 % dari ransum. Sebaiknya sebelum digunakan sebagai pakan ternak, limbah kulit buah kakao perlu difermentasikan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar lignin yang sulit dicerna oleh hewan dan untuk meningkatkan kadar protein dari 6-8 % menjadi 12-15 %. Pemberian kulit buah kakao yang telah diproses pada ternak sapi dapat meningkatkan berat badan sapi sebesar 0,9 kg/ hari (Rachmayanti, 2004).

G. PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI SUMBER BIOETANOL Produksi bioetanol dari limbah industri pertanian merupakan penelitian bioetanol generasi kedua untuk mengatasi masalah kompetisi ketersediaan pangan dan energi serta perlindungan lingkungan. Limbah industri pertanian yang cukup besar di Indonesia adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dan jerami padi. Di Indonesia, kedua bahan tersebut memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi bioetanol. Teknologi yang digunakan untuk produksi bioetanol generasi kedua ini lebih sulit dan lama dibandingkan bioetanol generasi pertama yang berbasis pati dan gula. Diharapkan produksi bioetanol dari limbah industri pertanian di Indonesia dapat segera direalisasikan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

(13)

Penelitian bioetanol generasi pertama membahas pemanfaatan bahan baku pangan menjadi bioetanol, seperti tebu, ketela pohon, sorghum, gandum, dan sebagainya. Sedangkan pada generasi kedua, penelitian difokuskan pada pemanfaatan limbah industri pangan menjadi bioetanol. Sehingga diharapkan masalah kompetisi antara kecukupan pangan, jaminan ketersediaan energi dan perlindungan lingkungan dapat teratasi. Beberapa limbah industri pangan yang dapat diolah menjadi bioetanol antara lain limbah minyak kelapa sawit (CPO), limbah padi dan limbah pabrik gula. Limbah industri pangan yang dapat diolah menjadi bioetanol umumnya mengandung lignoselulosa yang dihidrolisis menjadi glukosa dan kemudian difermentasi menjadi etanol. Pemanfaatan limbah industri pangan tersebut dalam makalah ini akan dikaji dari segi potensi dan teknologinya.

Bioetanol saat ini yang diproduksi umumnya berasal dari bioetanol generasi ertama, yaitu bioetanol yang dibuat dari gula (tebu, molases) atau pati-patian (jagung, singkong, dll). Bahan-bahan tersebut adalah bahan pangan atau pakan.

Konversi bahan pangan/pakan menjadi bioetanol di Eropa dan Amerika diduga menjadi salah satu penyebab naiknya harga-harga pangan dan pakan. Arah pengembangan bioetanol mulai berubah ke arah pengembangan bioetanol generasi kedua, yaitu bioetanol dari biomassa lignoselulosa, yang diperoleh dari limbah- limbah industri pangan, seperti Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), jerami padi, tongkol jagung, sisa pangkasan jagung, onggok, bagase, sisa pangkasan tebu, kulit buah kakao, kulit buah kopi, dan sebagainya. Dua limbah industri pertanian yang melimpah jumlahnya adalah TKKS dan jerami padi. (Ulya, M. 2001.).

1. Gas Bio untuk Pembuatan Biochar

Biochar adalah karbon hitam dari residu biomassa pertanian dan kehutanan yang dihasilkan melalui proses pirolisis biomassa. Penerapan biochar di sektor pertanian adalah langkah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Penambatan karbon (carbon sequestration) dalam tanah pertanian melalui perbaikan praktek pengelolaan merupakan salahsatu opsi utama untuk mengurangi emisi CO2

ke atmosfir karena biochar persisten dalam tanah bahkan dilaporkan sampai ribuan tahun.

(14)

Manfaat biochar di bidang pertanian, biochar dimanfaatkan sebagai bahan ameliorant tanah atau bahan pembenah tanah. Biochar ini tidak dapat dikatakan sebagai pupuk organik, karena biochar tidak dapat menambah unsur hara dari kandungan yang terdapat di dalamnya. Hanya saja KTK (kapasitas tukar kation) biochar tinggi sehingga mampu mengikat kation-kation tanah yang dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan tanaman.

Bahan yang dipergunakan pembuatan biochar adalah sekam padi, jerami, tongkol jagung, tempurung kelapa, limbah biji sawit ataupun limbah kayu dan limbah lainnya dari sisa hasil panen yang sudah tidak dimanfaatkan. Pembuatan biochar menggunakan energi gas bio : bahan sekam padi atau tongkol jagung dimasukkan dalam bak pengarangan (pirolisator). Suhu dikontrol melalui termometer yang dipasang di bagian ujung dan tengah alat. Pemanasan dilakukan secara lambat dan suhu kamar sampai dicapai suhu 200°C tanpa adanya oksigen.

Waktu proses pengarangan selesai hingga tidak ada lagi gas yang keluar (proses pengarangan sudah sempurna), bak pirolisis dibiarkan dingin selama 24 jam. Hasil akhir yang diperoleh berupa bio-oil atau minyak nabati dan biochar/arang. Limbah jika dikelola dengan tepat, akan menjadi sumber pendapatan baru bagi petani, limbah dapat dibuat berbagai macam produk seperti:

a. Biofull adalah jenis bahan bakar terbaru biasanya ditemukan dalam bentuk cair yang telah disuling dan diproduksi dari berbagai bentuk biji-bijian dan lemak nabati, biasanya jagung yang digunakan.

b. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobic atau fermentasi dari bahan-bahan organic seperti kotoran manusia dan hewan atau sisa-sisa limbah pertanian

c. Briket adalah sumber energy alternative pengganti minyak tanah dan LPG dari bahan-bahan bekas atau bahan yang sudah tidak terpakai lagi.

d. Asap cair adalah campuran larutan dari disperse asapkayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasi asap cair hasil pirolisis.

e. Pupuk organic, Kompos kaya akan keanekaragaman mikroorganisme dengan komposisi bakteri 106-1010 cfu, aktinomycetes 104-108 dan cendawan 104-

(15)

106cfu/g ram. Kompos berfungsi sebagai soil conditioner yang dapat memperbaiki struktur, sifat kimia, fisik dan biologi tanah dan sebagai soil ameliorator yang dapat meningkatkan kemampuan pertukaran kation baik dladang maupun ditanah sawah.

f. Biopestisida adalah agen biologi atau produk-produk alam yang digunakan untuk mengkontrol hama pada tanaman.

g. Bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali

DAFTAR PUSTAKA

Kristanto.2002.pemanfaatan limbah pertanian. Tigaserangkai: Bandung.

Rachmawan, O. 2001.Dasar pengolahan limbah secara fisik .Departemen pendidikan nasional proyek pengembangan sistem.

Rahayu, Suparni Setyowati, Vonny Siti Anggrahini Budiarti1), Eko Supriyanto2.2012. rekayasa pengolahan limbah cair indrustri tahu dan tempe dalam uopaya mendapatkan sumber energi pedesaan .politeknik negeri semarang.

Salamah, Z, Suci Tri Wahyuni, Suci Tri Wahyuni.2009. pemanfaatan limbah indrustri cair .kultivar UAD.

Ulya, M. 2001. Pemanfaatan Limbah industry Pertanian Sebagai Sumber Bioetanol.

Teknologi Industri Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui distribusi lama terpapar asap rokok pada pasien bukan perokok pengguna BPJS yang menderita penyakit paru di Bagian Penyakit Dalam RSMH.. Mengetahui distribusi

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah ini dengan

Dengan beberapa kasus sukses tersebut, masyarakat muslim umumnya menyadari bahwa al-Qur’an, di luar segala aspeknya yang lain, memiliki kekuatan untuk menyembuhkan

Berlandaskan pada model James Rest (1986) mengenai 4 komponen seseorang dalam menghadapi dilema etis tersebut digunakan faktor-faktor individual berupa persepsi

Pencegah dalam hal ini, disini berarti bahwa menguasai suatu barang, tindakan tersebut dilakukan sebagian dari kekayaan atau seluruhnya yang menjadi milik orang lain, untuk

[r]

“Mau menjalani tahap rehabilitasi sampai pasca rehabilitasi itu karena kemauan diri sendiri dan kemauannya keluargaku yang mau lihatka lebih baik tanpa narkoba, kemarin

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menemukan konstruksi Islamisasi pengetahuan tentang filsafat dari Ismail Raji’ Al-Faruqi, (2) Menemukan konstruksi