• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Variabel Keputusan Mengambil Kredit (Y)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1. Variabel Keputusan Mengambil Kredit (Y)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

26

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi penelitian

Lokasi Penelitian ini dilakukan kepada nasabah PT CSF yang mengambil kredit motor di Jl. A. Yani, Kelurahan Blimbing, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yang digunakan merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Metode survey merupakan metode yang bertujuan untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar dan diambil dari satu populasi dan menggunakan instrumen angket dalam pengumpulan datanya.

C. Definisi operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan pengertian variabel yang diungkap secara operasional, secara praktik, secara nyata dalam lingkungan obyek penelitian/obyek yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Keputusan Mengambil Kredit (Y)

Pengambilan keputusan kredit harus dfikirkan secara matang dan melakukan pertimbangan terkebih dahulu seperti kelebihan, kelemahan, biaya dan manfaat agar tidak adanya hambatan yang bisa menimbulkan

(2)

efek muncul masalah pada bidang lain ketika keputusan sudah diambil.

Adapun indikator dalam keputusan mengambil kredit yaitu:

a. Pencarian informasi b. Pengenalan kebutuhan c. Penilaian alternatif

d. Keputusan mengambil kredit

2. Variabel Pelayanan (X1)

Nasabah akan membandingkan pelayanan yang diterima dan diharapkan, apakah sesuai atau tidak. Pelayanan yamng baik akan sangat mempengaruhi keputusan nasabah untuk mengambil kredit. Indikator variabel pelayanan sebagai berikut:

a. Bukti fisik b. Kehandalan c. Daya tanggap d. Empati

3. Variabel Prosedur Kredit (X2)

Prosedur kredit berupa langkah-langkah yang harus dipenuhi oleh pihak yang mengajukan kepada lembaga keuangan. Dalam hal ini orang akan melihat memberikan kemudahan serta kecepatan pelaksanaan atau tidak. Prosedur kredit sangat mempengaruhi nasabah dalam keputusan kredit. Indikator prosedur kredit sebagai berikut:

(3)

a. Realisasi Kredit b. Kemudahan prosedur c. Kecepatan pelaksanaan d. Persyaratan kredit

3. Variabel Persyaratan Kredit (X3)

Persyaratan kredit berupa ketentuan yang telah ditetapkan lembaga keuangan yang harus seseorang penuhi ketika akan mengambil kredit.

Persyaratan kredit juga sangat mempengaruhi nasabah dalam keputusan mengambil kredit. Indikator persyaratan kredit sebagai berikut:

a. Jaminan b. Jangka Waktu c. Penghasilan

d. Status Kepegawaian 4. Variabel Tingkat Bunga (X4)

Tingkat suku bunga merupakan harga dari simpanan. Tingakt suku bunga ini dinyatakan sebagai presentase uang pokok per unit waktu.

Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Adapun indikator variabel tingkat bunga antara lain:

a. Besaran suku bunga dalam presentase b. Keseuaian metode hitung bunga kredit c. Standart ketentuan tingkat bunga

(4)

5. Variabel Lokasi (X5)

Lokasi lembaga keuangan merupakan tempat dimana di perjual belikannya suatu produk. Dalam menentukan lokasi harus strategis agar mudah diketahui dan dijangkau oleh masyarakat. Adapun indikator variabel lokasi sebagai berikut:

a. Akses b. Visibilitas c. Ekspansi d. Lingkungan

D. Data danbSumberdData

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berupa angka atau satuan yang dapat dihitung. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam penelitian ini data diperoleh melalui penyebaran langsung kuesioner kepada para responden. Adapun yang menjadi responden adalah nasabah kredit motor pada PT Cental Sentosa Finance.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara mengutip dari sumber-sumber lain. Adapun data sekunder dalam

(5)

penelitian ini meliputi data penjualan sepeda motor pada lima tahun terakhir (2014-2018) yang diperoleh dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISMI) http://www.aisi.or.id/statistic/ dan nilai pembiayaan kredit sepeda motor pada PT Central Sentosa Finance pada lima tahun terakhir (2014-2018).

E. Populasi dan Teknik Penentu Sampel 1. Populasi

Populasi yaitu keseluruhan objek yang diteliti dan terdiri atas beberapa individu atau suatu peristiwa tertentu yang dapat menentukan keberhasilan penelitian. Penelitian ini populasi yang diambil yaitu seluruh nasabah yang mengambil kredit motor pada PT Central Sentosa Finance di Kota Malang.

2. Sampel

Penelitian ini sampel yang diambil yaitu sebagian nasabah yang mengambil kredit motor pada PT Central Sentosa Finance di Kota Malang. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Probobality Sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Metode Non Probobality Sampling yang digunakan adalah Sampling Insendetial (Accidental Sampling). Menurut Sugiyono (2016:

67), Accidental Sampling teknik penentuan sampel berdasarkan

(6)

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Adapun kriteria sampel yaitu:

a. Responden merupakan nasabah di PT CSF

b. Pada saat pengambilan sampel responden ada di lokasi PT CSF.

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Lameshow, hal ini dikarenakan jumlah populasi tidak diketahui.

Berikut rumus Lameshow (dalam Riduwan dan Akdon, 2010), yaitu:

𝑛 = 𝑧1−𝑎/2(1 − 𝑃) 𝑑2 Keterangan:

n : Jumlah sampel

z : skor z pada kepercayaan 95% = 1,96 p : maksimal estimasi = 0,5

d : alpha (0,10) atau sampling eror = 10%

Melalui rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah:

n = 𝑧21−𝑎/2(1 − 𝑃) 𝑑2

n = 1,962 . 0,5(1 − 0,5) 0,12

n = 3,8416 . 0,25 0.01

(7)

n = 96,04 = 100

Dapat diketahui berdasarkan rumus tersebut maka n yang didapatkan adalah 96,04 dibulatkan menjadi 100 orang, sehingga pada penelitian ini penulis harus mengambil data dari sampel sekurang- kurangnya sejumlah 100 orang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan cara-cara untuk mengumpulkan data atau memperoleh data, di mana cara tersebut menjukkan bahwa sesuatu tidak diwujudkan dalam nyata namun dirasakan kegunaannya. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi guna mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada pihak yang bersangkutan. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan pihak yang menangani kredit pada PT Central Sentosa Finance Cabang Malang.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang berbentuk kumpulan pernyataan atau pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pernyataan maupun pertanyaan. Kuesioner dibuat sedemikian rupa untuk memperoleh data tentang keadaan yang dialami

(8)

responden sendiri dan alternatif jawaban yang harus dijwab sudah tertera pada angket tersebut dengan diberi tanda centang (√) apabila jawaban tersebut sesuai menurut responden dengan menggunakan Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat seseorang mengenai fenomena sosial atau variabel, variabel penelitian akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian indikator tersebut dijadikan untuk pengukuran jawaban responden menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Skala likert dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1 Skala likert

Keterangan

Skor

+ -

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Netral (N) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Sumber: Sugiyono (2016: 94)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda berbasis OLS (Ordinary Least Square), dimana teknik ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(9)

1. Uji Data

a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan instrument dapat dikatakan valid atau tidak. Instrument dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan variabel yang didapatkan dapat diteliti secara tepat dan jelas.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis butir yaitu dengan mengkorelasikan skor butir (X) terhadap total instrumen (Y) (Sugiyono, 2016: 267). Berikut rumus korelasi produk moment dari Pearson yaitu:

rxy=

𝑁 (∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋 ∑ 𝑌)

√[𝑁 ∑ 𝑋2−(∑ 𝑥)2][𝑁 ∑ 𝑌2−(∑ 𝑌)2]

Keterangan:

rxy : Nilai total koefisien korelasi N : jumlah sampel atau responden X : skor tiap variavel X

Y : skor tiap responden

Σxy : jumlah perkalian skor butir dengan skor total Σx2 : jumlah kuadrat skor butir

Σy2 : jumlah kuadrat skor total

(10)

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat dapat dipercaya. Rumus yang digunakan rumus alpha Cronbach (Sugiyono, 2016:282):

r

i =

[

𝑘

(𝑘−1)

] [1 −

∑ S 𝑖2

𝑆𝑡2

]

Keteraangan:

kri : Realibilitas konsumen k : Mean kuadrat antar subyek

∑Si2 : Mean kuadrat kesalahan

∑St2 : Varian total

Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan reliabel atau tidak bila r lebih besar atau sama dengan 0,6 item tersebut reliabel.

Bila r memiliki nilai 0,8 – 1 maka item tersebut sangat reliabel. Bila r lebih kecil dari 0,6 maka item tersebut tidak reliabel. Interpretasi koefisien reliabilitas menggunakan kategori menurut Sugiyono (2016:

184) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi (r)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2016:184)

(11)

c. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk apakah sampel yang digunakan ini mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS. Menurut Santoso (2012: 293) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.

b. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak normal.

2. Model Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun model regresi linier berganda sebagai berikut: (Sugiyono, 2016:

251)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Keterangan :

Y : Keputusan debitur mengambil kredit

a : Koefisien konstanta (nilai Y pada saat semua variabel X bernilai 0) b1, b2, b3, b4: Koefisien regresi dari variabel X1, X2, X3, X4

X1 : Pelayanan X2 : Prosedur Kredit X3 : Persyaratan Kredit X4 : Tingkat bunga

(12)

X5 : Lokasi e : Error

3. Determinasi Koefisien (R2)

Menurut Ghozali, (2009) koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Rumus untuk menghitung koefisien determinasi Algifari, (2000-48) adalah sebagai berikut:

𝑟2 =𝑎 ∑ 𝑌 + 𝑏 ∑ 𝑋𝑌 − 𝑛(𝑌⃑ )2

∑ 𝑌2− 𝑛(𝑌⃐⃑)2 Keterangan:

r2 : Besarnya koefisien determinasi a : Konstanta

b : Koefisien regresi n : Banyaknya data X : Nilai Variabel X 𝑌⃐⃑ : Nilai Variabel

Y : Nilai rata-rata variabel Y

Nilai koefisien determinasi (R2) ialah antara 0 dan 1. Jika nilai R2 mendekati angka 1 berarti seluruh variabel independen sudah mampu memberrikan informasi untuk memprediksi variabel dependen. Apabila R2 menjauhi angka 1, berarti jenis variabel independen tidak mampu menjelaskan informasi terkait variabel dependen untuk diprediksi.

(13)

4. Uji Hipotesis

Pembuktian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut: (Sugiyono, 2016: 270)

a. Uji Pengaruh Serentak (Uji F)

Untuk membuktikan kebenaran pada hipotesis I, dilakukan uji F yaitu dengan menguji regresi linear berganda secara serentak sehingga dapat diketahui variabel Pelayanan (X1), Prosedur Kredit (X2), Persyaratan Kredit (X3), Suku Bunga (X4), Lokasi (X5) yang menentukan pengambilan keputusan kredit sepeda motor pada PT Central Sentosa Finance. Menurut Sugiyono (2016: 257) adapun rumus statistiknya sebagai berikut:

F hitung = 𝑅

2/𝑘 (1− 𝑅2)−(𝑛−𝑘−1)

Keterangan :

R2 : Koefisien Determinasi n : jumlah data atau kasus k : jumlah variabel independen

Uji statistiknya adalah uji F dan hipotesis yang diajukan yaitu:

1) Ho : b1, b2, b3, b4 b5 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas (X1), (X2), (X3), dan (X4) (X5) terhadap variabel terikat (Y).

2) Ha : b1, b2, b3, b4 b5≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas (X1), (X2), (X3), (X4) dan (X5) terhadap variabel terikat (Y).

(14)

Pengujian pada uji F yaitu dengan membandingkan F-hitung (Fh) dengan F-tabel (Ft) pada derajat signifikan 95% (α = 0,05). Apabila hasil tersebut menunjukkan:

1) F hitung > F tabel atau apabila probabilitas kesalahan kurang dari 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh variabel yang terdiri dari pelayanan, prosedur kredit, suku bunga dan lokasi terhadap pengambilan keputusan kredit sepeda motor pada PT Central Sentosa Finance.

2) F hitung < F tabel atau apabila probabilitas kesalahan lebih dari 5%

maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh variabel dari pelayanan, prosedur kredit, suku bunga dan lokasi terhadap pengambilan keputusan kredit sepeda motor pada PT Central Sentosa Finance.

b. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)

Pada penelitian ini untuk menguji hipotesis Ha yang menyatakan bahwa variabel bebas mempunyai hubungan paling kuat terhadap kesetiaan nasabah maka digunakan uji t, menurut Sugiyono (2016:

250) adapun rumus statistinya sebagai berikut:

t

=

𝑏𝑖

𝑆𝑏𝑖

Keterangan : t : Uji t

bi : Koefisien regresi variabel i Sbi : Standart eror variabel i

(15)

Untuk menguji keberartian koefisien regresi linear berganda secara parsial. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

1) Ho : b1, b2, b3, b4 b5= 0: tidak ada siginifikan variabel bebas dengan variabel terikat.

2) Ha : b1, b2, b3, b4 b5≠ 0: ada pengaruh siginifikan variabel bebas dengan variabel terikat.

Pengujian melalui uji t satu sisi yaitu dengan membandingkan t- hitung (th) dengan t tabel (tt) pada derajat yang signifikan 95% (α = 0,05). Apabila hasil pengujian menunjukkan:

1) Apabila –t tabel ≤ t hitung atau – t hitung ≤ +t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2) Apabila t hitung ≤ -t tabel atau t hitung > +t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

-t tabel t tabel

Gambar 1. Test Signifikan Koefisien Regresi secara Persial 5. Uji Pengaruh Terbesar

Uji pengaruh terbesar dalam penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa variabel Agunan merupakan variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit motor sesuai

Daerah pneolakan Ha

Daerah penerimaan

Ho

Daerah pneolakan Ha

(16)

dengan hipotesis kedua. Cara untuk menguji dapat dilihat dari hasil uji pengaruh hipotesis dengan membandingkan nilai koefisien beta serta melihat nilai signifikannya. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:

a. Jika hasil nilai b5 > b1,b2,b3,b4 maka hipotesis kedua diterima, artinya Agunan merupakan variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit motor.

b. jika hasil nilai b5 < b1,b2,b3,b4 maka hipotesis kedua ditolak, artinya Agunan bukan merupakan variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit motor.

6. Uji Asumsi dan Perbaikannya

Dalam uji asumsi klasik ada beberapa pengujian yang perlu dilakukan antara lain:,

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mennetukan ada tidaknya multikolinearitas dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.Menurut Santoso (2012 :236) rumus

yang digunakan sebagai berikut:

VIF = 1

𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒

(17)

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah data model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada suatu pengamatan ke pengamatan lain, model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk melihat adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel teriakt dengan residualnya. Adapun cara menganalisis sebagai berikut:

1) Apabila terjadi titik-titik memiliki pola tertentu yang teratur seperti gelombang, melebar atau menyempit, maka terdapat heteroskedastisitas.

2) Apabila tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 10 pada sumbu Y maka tidak terdapat heteroskedastisitas.

Gambar

Tabel 3.1 Skala likert
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi (r)
Gambar 1. Test Signifikan Koefisien Regresi secara Persial  5.  Uji Pengaruh Terbesar

Referensi

Dokumen terkait

Peserta pelatihan terdiri dari pemuda pemudi yang berasal dari seluruh Indonesia yang dikirim ke Yayasan Karang Widya untuk dilatih dalam beberapa bidang Teknologi Informasi

Pada penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu aplikasi mobile sistem informasi layanan kesehatan berbasis android yang dapat memberikan informasi layanan

keinginan dalam membeli atau memilih produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Dengan melihat

Istilah trope atau figure of speech dapat dipergunakan dalam pengertian yang sama, yaitu suatu penyimpangan bahasa secara evaluative atau secara emotif dari

pembelajaran ini dikategorikan sangat positif dengan persentase tanggapan guru 89,3% dan persentase respon siswa 87,6%. Kedua multimedia yang telah dikembangkan

Kemungkinan pertama, sebagian karyawan laki-laki telah mendapatkan dukungan positif dari atasan sehingga dapat menciptakan situasi kerja yang kondusif sehingga dapat

Panitia Pendiri mengadakan pendekatan dengan Yayasan Pendidikan PGRI Daerah XVI Kalimantan Timur, dan bersepakat untuk merealisasikan rencana tersebut maka ditetapkan

model pembelajaran konvensional dengan bahan ajar IPA terpadu tipe Shared dan kelas eksperimen sebanyak 29 siswa diberikan perlakuan pembelajaran Model STAD dengan