• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya. Kebijakan upah ditetapkan oleh pemerintah untuk menunjang keberlangsungan usaha dan peningkatan kesejahteraan terhadap pekerja/buruh. Akhir tahun 2013 Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan kebijakan yaitu Intruksi presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2013 tentang penentuan besaran kenaikan upah. Menurut serikat buruh, kebijakan Inpres No. 9 tahun 2013 sangat sepihak menguntungkan pengusaha dan merugikan buruh/pekerja. Didalamnya berisikan prosentase kenaikan upah tiap tahun hanya dibatasi kenaikannya sebesar 5 sampai 8 persen.

Pertimbangan dilakukan pembatasan agar menjaga stabilitas perkonomian bangsa dan iklim investasi. Hal ini membuat gelombang serikat buruh-serikat buruh diseluruh jawa timur merespon dengan melakukan aksi/demonstrasi penolakan.

Hasilnya Gubernur jawa timur Sukarwo tidak melaksanakan kebijakan Inpres

▸ Baca selengkapnya: hal yang diperjuangkan kaum buruh pada penggalan teks tersebut adalah

(2)

2 tersebut. Dikarenakan belum ada syarat-syarat yang cukup ditahun 2013 untuk melaksanakannya. Kebijakan selain itu yang paling mendasar menentukan besaran upah adalah Permenakertrans No. 13 tahun 2012 tentang komponen dan pencapaian kebutuhan hidup layak. Yang menyatakan tentang penetapan upah minimum didasarkan pada survei biaya KHL (Kebutuhan Hidup Layak). Di sisi lain, kebutuhan untuk buruh yang sudah mempunyai keluarga tidak menjadi penghitungan dalam peraturan tersebut. Selain itu dalam Inpres juga bertentangan pada Undang-undang bahwa penetapan upah minimum dibawah KHL didasarkan pada jenis industri padat karya dan non padat karya.

Dari keputusan Inpres, peran serikat pekerja/buruh Se-Jawa Timur mendesak pemerintah melakukan aksi mogok nasional pada tanggal 28-30 Oktober 2013.

Serikat pekerja/buruh mendatangi kantor Gubernur untuk menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2014 meningkat 50%. Serikat pekerja/buruh menolak gagasan kenaikan UMP yang diusung pemerintah dan pengusaha yang mengedepankan kemampuan industri padat karya. Buruh berpatokan, UMP ditentukan oleh penambahan komponen kebutuhan kehidupan layak (KHL). Yang melatar belakang pihak pekerja/buruh dalam menuntut tuntutannya adalah selain dari Penolakan terhadap Inpres No. 9 tahun 2013, juga terdapat beberapa alasan lain. Seperti, serikat pekerja/buruh juga berpegang pada komitmen pemerintah seperti yang pernah disampaikan pada pidato kenegaraan Presiden SBY yang mengatakan Indonesia masih menjadi tujuan investasi, pemerintah Indonesia tidak lagi menerapkan kebijakan upah buruh murah dan mendorong meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia. Dari pernyataan tersebut, berarti seharusnya upah pekerja/buruh di Indonesia tergolong tinggi. Yang kedua, Jika saat ini pemerintah

(3)

3 menggunakan 60 komponen dalam menentukan Kebutuhan Hidup Layak (KHL), maka dari pihak serikat pekerja/buruh meminta agar tahun depan ditambah menjadi 84 komponen dalam KHL

Kenyataan ini menunjukan buruh di Indonesia masih menghadapi permasalahan upah yang minim, dimana serikat pekerja/buruh menuntut upah minimum mereka pada tahun 2014 agar dinaikkan 50% dari upah minimum yang diterima (UMP 2013). Serikat pekerja/buruh meminta kenaikan UMP karena merasa UMP pada tahun 2013 masih memberatkan para pekerja/buruh, karena adanya harga subsidi BBM yang naik, inflasi kenaikan harga barang dan jasa.

Sejak dua tahun terakhir, perjuangan upah di Indonesia mengalami peningkatan yang begitu massif. Secara khusus, perlawanan kaum buruh dalam perjuangan upah yang dilakukan pada akhir tahun kemarin untuk upah tahun 2013 meningkat diseluruh kota yang menjadi pusat-pusat industri. Hasilnya, kenaikan rata-rata UMP secara nasional mencapai 18,32 persen, dengan pencapaian UMP terhadap Komponen Hidup Layak (KHL) mencapai 89,78 persen. Angka ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan UMP pada tahun 2012 yang secara nasional hanya naik 10,27 persen. Dibeberapa kota seperti Jakarta, Tangerang, ataupun Bekasi angka kenaikan UMP untuk tahun 2013 mencapai 40 persen, inilah yang membuat semua pengusaha bereaksi negatif dan mengancam akan melakukan PHK besar-besaran ataupun juga melakukan relokasi perusahaan.

Namun, kaum buruh harus tetap kritis dalam merespon kenaikan upah di tahun 2014. Yang menjadi pertanyaan adalah benarkah kenaikan upah tahun ini nilai riil-nya telah sanggup untuk memenuhi kebutuhan pokok kaum buruh? Pada bulan Januari, pemerintah mengumumkan kenaikan harga tarif dasar listrik (TDL) 15

(4)

4 persen secara bertahap. Meskipun sasaran kenaikan TDL ini ditujukan kepada pelaku industri, namun pengusaha langsung merespon kebijakan pemerintah tersebut dengan menaikkan harga makanan dan minuman sebesar 5 persen.

Artinya kaum buruh juga akan terkena imbas dari kenaikan harga makanan dan minuman ini

Di bulan Juni 2012, pemerintah kembali mengambil kebijakan anti rakyat dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, dengan alasan untuk menyelamatkan perekonomian nasional dan menilai subsidi BBM selama ini tidak tepat sasaran. Kenaikan harga premium bahkan mencapai angka 45 persen, dan secara otomatis, seluruh harga kebutuhan pokok rakyat terdongkrak naik karena menyesuaikan dengan biaya transportasi. Kebijakan kenaikan BBM ini didukung sepenuhnya oleh pengusaha karena mereka telah membangun konsensi dengan pemerintah, bahwa dana subsidi BBM tersebut harus dialihkan untuk pembangunan infrastruktur yang akan memperlancar arus barang produksi mereka. Disisi lain, pengusaha tidak merasa keberatan dengan kenaikan harga BBM bersubsidi karena selama ini industrinya telah menggunakan BBM dengan harga industri. Namun sekali lagi, rakyat yang akhirnya menjadi korban dari kenaikan harga BBM bersubsidi ini, dikarenakan biaya kebutuhan sehari-hari mereka juga semakin melambung.

Kepentingan buruh atas upah layak bertentangan dengan kepentingan pengusaha untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dari proses produksi yang dia jalankan. Kepentingan buruh atas upah layak didasarkan atas kehendak untuk memenuhi kebutuhan atas hidup layak bagi dirinya dan keluarganya.

Kebutuhan tersebut meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan yang layak,

(5)

5 pendidikan atau keleluasaan melakukan kegiatan seni dan kebudayaan lainnya bagi pemenuhan kebutuhan rohani. Harapannya, dengan terpenuhinya kebutuhan hidup layak tersebut, buruh dapat menjalankan peran pentingnya sebagai tenaga produktif secara optimal dalam proses produksi sebuah perusahaan.

Kepentingan pengusaha adalah menghasilkan laba atau keuntungan sebanyak- banyaknya dengan mengeluarkan modal sekecil-kecilnya. Para pengusaha menginvestasikan modalnya dalam bentuk mesin-mesin atau alat-alat produksi lainnya dan membayar upah atas tenaga kerja buruh. Tenaga kerja kaum buruh yang mengubah bahan mentah menjadi barang dagangan (komoditi) yang siap dijual ke pasar. Pengusaha mendapatkan keuntungan dari penjualan produk tersebut untuk menambah pundi-pundi modal mereka. Kenyataannya pengusaha harus terus menghasilkan laba sebanyak-banyaknya, karena mereka harus bersaing dengan sesamanya. Laba yang didapat akan digunakan untuk mengembangkan produksinya untuk menciptakan laba jauh lebih besar lagi. Inilah alasan utama bagi pengusaha kenapa buruh harus menerima upah minimum/murah.

Menghubungkan Secara Khusus, Serikat pekerja/buruh di Kabupaten Jombang Setiap tahun bisa dipastikan selalu terjadi demontrasi kaum buruh menuntut kenaikan upah terhadap pemerintah agar menetapkan upah berdasarkan atas kebutuhan hidup yang layak. Pemerintah (melalui dewan pengupahan) dengan kata-kata bijak selalu menghimbau agar buruh bijaksana dalam melihat keadaan.

Dengan meminta kepada buruh untuk memahami situasi ekonomi nasional yang harus “kondusif” bagi iklim investasi.

(6)

6 Dua tahun terakhir, perjuangan atas upah yang dilakukan kaum buruh lewat berbagai macam organisasinya di Indonesia mengalami peningkatan. Secara khusus, di akhir tahun 2013. Hasilnya, kenaikan rata-rata upah minimum propinsi (UMP) secara nasional mencapai 18,32 persen, dengan pencapaian UMP terhadap Komponen Hidup Layak (KHL) mencapai 89,78 persen. Angka ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan UMP pada tahun 2012 yang secara nasional hanya naik 10,27 persen1

Di Kabupaten Jombang, UMK tahun 2013 naik mencapai 22,67 persen dari tahun 2012. 978.500,- menjadi 1.200.000,-. Usulan besaran UMK tahun 2013 dari Dewan Pengupahan Kabupaten Jombang 1.090.000,-, dengan penghitungan angka Kebutuhan Hidup Layak ( KHL ) sebesar 1.094.331,-. Salah satu organisasi buruh di Jombang yakni Serikat Buruh Plywood Jombang PT. Sejahtera Usaha Bersama ( SBPJ PT. SUB ) membawa tuntutannya sebesar 1.288.000,-. Tahun 2014 kenaikan UMK mencapai 25 persen. Dari 1.200.000,- menjadi 1.500.000,-.

Usulan UMK tahun 2014 dari Dewan Pengupahan Kabupaten Jombang sebesar 1.390.000,-. Serikat Buruh Plywood Jombang dengan hasil surveinya sebesar 1.610.000,-. Peranan Serikat Buruh Plywood Jombang dalam perjuangan kenaikan upah lewat demonstrasi dengan massa anggotanya mendesakkan tuntutannya sangatlah penting jika kita menyimpulkan proses perjalanan dari tahun ke tahun.2

Kenyataan ini menunjukkan bahwa besar kecilnya kenaikan UMK tidak ditentukan oleh dewan pengupahan akan tetapi besar kecilnya demonstrasi gerakan buruh di kota/kabupaten tersebut. Hal itu juga membantah anggapan yang

1 Notulensi rapat pleno akhir tahun SBPJ tanggal 20 Desember 2013

2 Ibid

(7)

7 mungkin masih banyak melekat di pikiran kita bahwa yang menentukan upah adalah dewan pengupahan

Terlepas adanya berbagai macam pandangan, penulis berusaha secara obyektif dalam membuat skripsi ini. Menilai kelebihan dan kekurangannya secara berimbang, sehingga diharapkan mampu menjadi referensi alternatif bagi semua pihak yang berkepentingan. Untuk itulah penulis merasa perlu mengkaji lebih dalam tentang peran serikat buruh/serikat pekerja dengan judul Peran Serikat Buruh Plywood Jombang PT. Sejahtera Usaha Bersama (SBPJ PT. SUB) Dalam Perjuangan Kenaikan Upah Tahun 2014 Di Kabupaten Jombang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimanakah peran SBPJ dalam perjuangan kenaikan upah tahun 2014 di kabupaten jombang?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui peran SBPJ dalam perjuangan kenaikan upah tahu 2014 di Kabupaten Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian Secara Teoritis:

a. Diharapkan Penelitian ini secara teoritis bermanfaat untuk mengaplikasikan konsep teori Sosiologi industri yang telah diperoleh selama perkuliahan guna menganalisis kenaikan Upah buruh.

(8)

8 Secara Praktis:

a. Diharapankan penelitian ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, dalam hal ini adalah pemerintah, dan serikat buruh agar kedepannya mampu menyelesai pertentangan ini dengan jalan keluar yang sama-sama menguntungkan agar bisa menciptakan hubungan kerja yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.

1.5 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun dan Effendi (2009) konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Konsep dalam penelitian ini diantaranya :

1.5.1 Peran

Menurut Soekanto (1990) Peran merupakan aspek dinamis kedudukan status. apa bila seseorang menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran. hal ini berarti peran menentukan apa yang di perbuatkan bagi masyarakat serta kesempatan - kesempatan apa yang di berikan oleh masyarakat kepadanya. pentingnya peran karena dia mengatur perilaku seseorang yang bersangkut dapat menyusaikan perilakunya dengan perilaku orang -orang sekelompok. hubungan - hubungan sosial dalam masyarakat, merupakan hubungan anatara pernan yang berlaku.3 1.5.2 Serikat Buruh

3 Prof. Dr Soerjono Soekanto,, MA. Pengantar Sosiologi. CV Rajawali Jakarta, 1990. Hlm 268- 272

(9)

9 Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 no 17, serikat buruh/serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

1.5.3 Upah

Menurut Dewan Penelitian Pengupahan Nasional dalam (Husnan 1990:

138) Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada penerima kerja termasuk tunjangan baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya. Upah Biasanya diberikan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik. Jumlah pembayaran upah biasanya diberikan secara harian atau berdasarkan unit pekerjaan yang diselesaikan. Didalam ketentuan umum undang-undang ketenaga kerjaan Upah dirumuskan sebagai hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya.4

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau alat yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian, metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian

4 Andrian Sutedi, S.H., M.H. Hukum Perburuhan. Sinar Grafika, 2009. Hlm 217-220

(10)

10 yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.

1.6.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2011) “penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual”. penelitian mencoba menafsirkan serta mendiskripsikan fenomena konflik upah buruh di indonesia tidak terlepas dari kebijakan pemerentah dan secara khusus di Kabupaten Jombang tuntutan perjuangan kenaikan upah.

1.6.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Serikat Buruh Plywood Jombang (SBPJ) Jalan Raya Jatipelem km 2, desa Diwek, Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Lokasi ini dipilih karena ditempat tersebut perna terjadi perjuangan kenaikan upah buruh.

1.6.3 Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik pentuan subyek dengan purposive sampling. Menurut sugiyono, Teknik purposive Sampling yaitu “teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan

(11)

11 dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu. peneliti menentukan informan penelitiannya yaitu: 8 orang pengurus pimpinan SBPJ dan 3 orang anggota SBPJ, Jumlah informan secra keseluruhan 11 orang.

1.6.4 Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data sebagai kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar sutu informasi. terdapat dua jenis sumber antara lain :

a. Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari sumber informan penelitian oleh peneliti perorangan dalam organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung pimpinan serikat buruh dan anggota serikat buruh yang mengetahui perjuangan kenaikan upah buruh.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari informan penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain. Contoh : Dokumen serikat buruh, buku-buku, Majalah, catatan – catatan kenaikan upah, media internet, dll yang berhubungan dengan penelitian.5 1.6.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian sebagai berikut.

a. Wawancara

5 Prof.Dr. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. 2013 CV Alfabeta. Hal 117, 199, 305.

(12)

12 Teknik melakukan wawancara berawal dari kegiatan aliansi/front mendiskusikan rencana-rencana penyikapan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan berbagai macam sektor organisasi-organisasi massa. Mendapat kenalan beberapa pimpinan serikat SBPJ Samsul Huda adalah pimpinan Serikat Buruh Plywood Jombang dan Bagos Santoso sebagai Sekretaris yang berada didalam perusahaan yang bergerak disektor perkayuan yang bernama PT. Sejahterah Usaha Bersama. Kepemilikan perusahaan dimiliki oleh Sampoerna Strategi.

Wawancara dilakukan dengan cara berdialog mendiskusi secara khusus pengalaman perjuangan serikat buruh dalam memperjuangkan kenaikan upah tiap tahun dan keadaan kesejahteraan para buruh didalam pabrik. acara kegiatan organisasi misalnya pendidikan anggota serikat yang dilakukan tiap bulan, pelatihan-pelatihan advokasi pemdampingan kasus agar dapat memperoleh informasi yang akurat dan mengamati lebih mendalam. kegiatan mengkampanyekan hasil survei harga-harga kebutuhan pokok yang dilakukan oleh tim survei SBPJ ke beberapa pabrik-pabrik, pedagang pasar dikabupaten Jombang agar memperoleh dukungan dari para buruh-buruh. bentuk dukungannya berupa tanda tangan di kain putih yang disediakan oleh SBPJ, sumbangan uang/bantuan-bantuan dan terlibat langsung mengikuti demontrasi/aksi yang telah direncanakan oleh SBPJ.

b. Observasi

Peneliti memilih observasi partisipatif agar dapat memperoleh data yang akurat dan objektif dari sumber data. Observasi yang digunakan adalah partisipasi moderat, agar mendapatkan keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam

(13)

13 dengan orang luar. Akan tetapi tidak semuanya. Peneliti mengamati beberapa rangkaian kegiatan persiapan menuju perjuangan pengupahan. Misalnya : 1. Rapat pimpinan harian dalam pembentukan panitia/tim survei mandiri SBPJ dan petugas perwakilan SBPJ di dewan pengupahan beserta job dis-nya masing-masing. 2.

Pelaksanaan survei harga komponen-komponen kebutuhan hidup layak di pasar- pasar sekitar tempat para buruh berbelanja. 3. Merekap hasil survei mandiri. 4.

Menyebarluaskan hasil survei mandiri ke beberapa pabrik-pabrik, pedagang- pedagang pasar tradisional dan masyarakat sekitar. 4. Demontrasi/aksi di tanggal batas akhir penyerahan hasil survei dewan pengupahan ke Bupati.

c. Dokumentasi

Dalam teknik pengumpulan data juga mencatat data yang bersumber dari catatan harian notulensi organisasi, peraturan ketenagakerjaan, kebijakan pemerintah, gambar misalnya foto kegiatan pendidikan, pelatihan investigasi pengupahan, demontrasi/aksi perjuangan pengupahan, profil organisasi SBPJ, AD/ART dan program organisasi, susunan dan struktur pimpinan organisasi.

d. Triangulasi/Gabungan

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama seperti pimpinan dan serikat buruh. Tringulasi untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama. Tujuan dari trianggulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang fenomena upah buruh, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap kenaikan upah buruh.6

6 Prof.Dr. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. 2013 CV Alfabeta. Hal 310, 319. 330

(14)

14 Gambar 1.1 Triangulasi “teknik” pengumpulan data (bermacam-macam cara pada sumber yang sama

1.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan penelitian adalah teknik analisis data secara kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan berbagai sumber informasi dan data kemudian digeneralisasikan. Analisis data merupakan langka terakhir sebelum didapatkan suatu kesimpulan, oleh karean itu teknik analisis data diperlukan dalam penelitian guna memeperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang objek yang diteliti, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif.

Setelah data dianalisis dengan metode diskriptif kualitataif selanjutnya akan membahas permasalahan sampai pada penarikan kesimpulan, data penelitian

Observasi

Wawancara Mendalam

Dokumentasi

Sumber Data 1. Pimpinan serikat buruh

2. Anggota seriktat buruh

(15)

15 ini menggunakan analisis kualitatif model tersebut interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman melalui empat tahapan.

Komponen Analisis Data Model Interaktif

Keterangan:

a. Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari obyek penelitian sebagaimana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian

b. Reduksi Data

Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi dari catatan-catatan dilapangan. Kegiatan ini dilakukan cross ceck secara terus menerus selama penelitian dilakukan untuk mendapatkan validitas yang obyektif

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan Pengumpulan

Data

Sajian Data

(16)

16 c. Sajian Data

Sekumpul data yang diorganisir secara sistematis sehingga dapat memberikan suatu pendeskripsian menuju proses penarikan kesimpulan.

Penyajian data harus mempunyai relevansi yang kuat sesuai apa yang dikaji sebagai mana dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian

d. Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari penelitian yang dilakukan karena itu merupakan suatu bentuk penyelesaian (Finishing) dari kegiatan penelitian dengan memberikan kesimpulan. Dalam proses penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk menganalisisberdasarkan landasan teori yang digunakan sehingga mendapatkan keterangan dan makna dari data-data yang telah didapatkan dalam penelitian tersebut. Pada tahap akhir akan didapatkan sebuah kesimpulan yang analogis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan optimal dan dapat memberi kontribusi.7

7 Prof.Dr. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. 2013 CV Alfabeta. Hal 337-346

Referensi

Dokumen terkait

takwa yang dulu pasti berwarna hijau tapi kini warnanya pudar menjadi putih. Bekas-bekas warna hijau masih kelihatan di baju itu. Kaus dalamnya berlubang di beberapa bagian

Dari hasil penelitian terhadap 37 responden, menunjukkan bahwa pengetahuan perawat tentang peran perawat UGD yang baik sejumlah 54%, sedangkan yang bersikap

Pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan sebagai

tingkat pendidikan formal, pengetahuan dari tingkat pendidikan profesional berkelanjutan dan pengetahuan dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh ketika melakukan

Pengaruh Konflik Kerja Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Produktivitas Karyawan Pt Bikasoga Bandung (Studi Kasus Pada Divisi Gedung Pertemuan Dan Sarana Olahraga) Oleh :

Departemen Agama RI, loc. 45 Al-Imam Zainuddin Ahmad bin Abdul Lathif, Al-Tajrid Al-Shahih Ahadits Al-Jami Al- Shahih, Terj.. Berdasarkan Hadis di atas, maka melakukan

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan kasih dan sayang-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang