SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
NURFAJRI REZKY SIMULIA
10541084315
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
v
(Sabda Rasulullah SAW)
“Tidak penting seberapa lambat kita menggapai garis finish, selagi
kita tidak berhenti ditengah-tengah arena. Maka tentukan pilihanmu
dengan tanpa penyesalan” (penulis)
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai
kesanggupannya”
(QS. Al Baqarah 286)
Kupersembahkan Dharma Baktiku kepada Kedua orang tuaku tercinta Bapak H. Muh. Siddiq dan Ibu Hj. Muharna terkasih yang dengan susah
payah telah membesarkan, mendidik, membiayai, selalu mendoakan keberhasilan dan mengharapkanku menjadi manusia yang baik. Serta untuk
adik-adikku tersayang Syamzul, Surya dan Sinar serta seluruh keluargaku yang tercinta.
Terima kasih juga kepada sahabat-sahabatku di Osiootus 2015, maaf semuanya yang tidak sempat disebutkan namanya. Terima kasih telah ikhlas menemani, memotivasi dan mendoakan serta memberi dukungan moralnya. Tak lupa pula kepada para dosen dan terkhusus kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi arahan sehingga dapat
vi ABSTRAK
NURFAJRI REZKY SIMULIA. 2021. “Proses Berkarya Seni Lukis
Menggunakan Bahan Pewarna Alam Bagi Peserta Didik Kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Andi Baetal Mukaddas dan pembimbing II Makmun.
Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana proses berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam dan bagaimana hasil karya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam bagi peserta didik kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam dan mengetahui hasil karya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam bagi peserta didik kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes praktik dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini adalah proses dan hasil berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam bagi peserta didik kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT atas berkat karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Proses Berkarya Seni Lukis menggunakan Bahan Pewarna Alam pada Siswa Kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone”.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E, M.M., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Dr. Andi Baetal Mukaddas, M.Sn., Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa serta seluruh dosen yang telah membekali penulis pengetahuan yang bermanfaat.
Ucapan terima kasih atas segala bantuan dari berbagai pihak dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua H. Muh. Siddiq dan Hj. Muharnah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian
viii
ilmu. Demikian pula ucapan terima kasih kepada Dr. Andi Baetal Mukaddas M.Sn dan Makmun, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyususan proposal ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri penulis. Amin.
Makassar, April 2021
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv SURAT PERNYATAAN ... v SURAT PERJANJIAN ... vi MOTTO ... vii ABSTRAK ... viii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka... 6
x BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 36
B. Variabel dan Langkah-langkah Penelitian ... 37
C. Definisi Oprasional Variabel ... 38
D. Populasi dan Sampel ... 39
E. Tehnik Pengumpulan Data ... 39
F. Tehnik Analisis Data ... 41
G. Instrumen Penilaian ... 43 BAB IV A. Hasil Penelitian ... 45 B. Pembahasan ... 62 BAB V A. Kesimpulan ... 70 B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Sumber Penilaian 1 ……..…….…….…….…….……...…….…….... 43 2. Sumber Penilaian 2 ……..…….…….…….…….……...…….…….... 43 3. Data hasil belajar kelompok siswa ……..…….…….………...….…. 53 4. Rekap hasil karya seni lukis ……..…….…….…….……..…………. 59 5. Kategori Nilai ……..….…….…….…….…………....…….……..…... 61
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Contoh karya seni lukis bahan pewarna alam………... 10
Gambar 2.2 Kunyit ………..……...……….... 12
Gambar 2.3 Hasil warna dari kunyit ……….. 12
Gambar 2.4 Cabai ……….………...……….. 13
Gambar 2.5 Hasil warna dari cabai ………..…….………. 13
Gambar 2.6 Daun pandan ……….……….. 14
Gambar 2.7 Hasil warna dari daun pandan……….……. 14
Gambar 2.8 Ubi Ungu ………...……….………. 15
Gambar 2.9 Hasil warna dari ubi ungu mentah ……….…...……. 15
Gambar 2.10 Hasil warna dari ubi ungu rebus ………..………. 16
Gambar 2.11 Buah Naga ………...……….. 16
Gambar 2.12 Hasil warna dari daging buah naga ………...…… 17
Gambar 2.13 Hasil warna dari kulit buah naga ……….. 17
Gambar 2.14 Kluwak ………...……… 18
Gambar 2.15 Hasil warna dari kluwak ………. 18
Gambar 2.16 Arang ………....………….. 19
Gambar 2.17 Hasil warna dari arang ……… 19
Gambar 2.18 Wortel ………. 20
Gambar 2.19 Hasil warna dari wortel …………..……… 20
Gambar 2.20 Contoh lukisan realisme ………...………… 23
xiii
Gambar 2.22 Contoh lukisan romantisme ………..……… 25
Gambar 2.23 Contoh lukisan kubisme ………..…………...………….…. 26
Gambar 2.24 Contoh lukisan surealisme ………...…………...………….. 27
Gambar 2.25 Contoh lukisan pop art ………...……...……… 28
Gambar 2.26 Contoh lukisan ekspresionisme ……….…...…….. 29
Gambar 2.27 Skema Kerangka Pikir ………..….… 35
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ………..…………...………… 36
Gambar 3.2 Skema Langkah-langkah Penelitian ………....………… 38
Gambar 4.1 Pensil ………..…………...………..… 47
Gambar 4.2 Kertas ………..…………...………..… 48
Gambar 4.3 Karet Penghapus ………...………...… 48
Gambar 4.4 Kuas ………..…………...………..….. 49
Gambar 4.5 Air ………..…………...………..…... 49
Gambar 4.6 Blender ………..…………...………..….. 49
Gambar 4.7 Kunyit ………..…………...………..….... 50
Gambar 4.8 Cabai Merah ………..…………...………..…... 50
Gambar 4.9 Daun Pandan ………..…………...………..…... 50
Gambar 4.10 Arang ………..…………...………..…... 50
Gambar 4.11 Bahan yang telah diolah …..…………...………..…...50
Gambar 4.12 Palet ………..…………...………..…... 51
Gambar 4.13 Proses pewarnaan ………..………..…... 51
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan seni budaya diberikan di sekolah karena keunikan, makna, dan manfaat terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yaitu pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan seni. Mata pelajaran Seni Budaya mencakup enam cabang kesenian yaitu seni rupa, seni suara, seni tari, seni teater, seni sastra dan seni film. (Subiantoro, 2014 : 21)
Pelajaran seni rupa merupakan mata pelajaran kesenian di Sekolah Menengah Atas mengacu pada tujuan untuk menumbuhkan sensitivitas dan kreativitas sehingga terbentuk sikap apresiatif, kritis dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh. (Depdiknas, 2003 : 5).
Menurut Ki Hajar Dewantara (Susanto, 2002 :101) Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga menggerakkan jiwa perasaan manusia. Seni atau kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia atau masyarakat terhadap nilai-nilai keindahan. (Rondhi, 2002 : 4).
Seni rupa merupakan salahsatu cabang seni yang pengamatannya melalui indera mata, karena seni rupa merupakan seni yang manifestasinya kasat mata. (Bostom, 1985 : 25). Seni rupa adalah ekspresi atau pengungkapan gagasan penguasaan manusia yang diwujudkan dalam perilaku sehingga menghasilkan karya yang bersifat estetis dan bermakna. Seni rupa juga dapat diartikan sebagai
hasil aktivitas mencipta berdasarkan norma-norma seni rupa yang bersumber pada rasa haru atas pengamatan objek atau yang diekspresikan kedalam suatu bentuk rupa yang dapat menghantarkan hati sehingga timbul kesan-kesan tertentu dan memperoleh kepuasan. (Karang dan Budiasa, 2006: 2).
Karya seni rupa terbagi dalam beberapa macam yaitu seni lukis, seni kriya, seni grafis, seni desain, seni patung dan seni ilustrasi. Dalam penelitian ini akan difokuskan pada seni lukis.
Seni lukis merupakan salahsatu cabang dari seni rupa yang tercipta dari hasil imajinasi seniman yang diekspresikan melalui media garis, warna, tekstur, gelap terang, maupun bidang dan bentuk. Seni lukis adalah karya yang dihasilkan melalui goresan warna yang berukuran lebar yang dihasilkan menggunakan alat kuas, palet, tabung cat (pilox), telapak tangan dan jari tangan. Seni lukis disajikan dalam bidang dua dimensi, seperti kanvas, papan, kertas, dan lainnya. Karya dari seni lukis ini disebut dengan lukisan.
Dalam pembelajaran seni lukis di SMAN 6 Bone peserta didik diajarkan tentang penguasaan bentuk, teknik, alat dan bahan, tidak ketinggalan adalah penguasaan warna. Karena warna adalah unsur yang paling penting dan juga merupakan salah satu daya tarik dalam suatu objek desain. Persepsi terhadap warna melibatkan respon psikologi dan fisiologi manusia. Jika ditinjau dari psikologis atau emosi manusia, makna dan arti warna yang ada dapat menunjukkan kesan pada objek, cahaya, mata dan otak.
Pewarna yang sering digunakan dalam pembelajaran seni lukis di SMAN 6 Bone adalah pewarna sintetis. Pewarna sintetis merupakan pewarna yang dibuat di
pabrik-pabrik dan berasal dari zat kimia. Pewarna ini dikemas praktis dalam bentuk kemasan tube, botol, palet dan lain sebagainya. Namun pewarna sintetis tidak mudah ditemukan di berbagai tempat, umumnya hanya dijual di kota-kota besar. Oleh kerena itu penulis mempunyai ide yaitu dengan mencoba menggunakan pewarna alam.
Pewarna alam merupakan zat warna yang berasal dari ekstrak tumbuhan (seperti bagian daun, bunga, biji), hewan dan mineral yang telah digunakan sejak dahulu sehingga sudah diakui bahwa aman jika masuk ke dalam tubuh. Selain aman bagi kesehatan dan lingkungan pewarna alam lebih mudah ditemukan di lingkungan tempat tinggal dan dapat dibuat sendiri sehingga tidak memerlukan biaya banyak untuk memperolehnya. Apalagi kekayaan alam yang terkandung di Kota Watampone sangat banyak dan belum teridentifikasi manfaatnya. Maka perlu dioptimalkan dalam penelitian dan penerapannya. Penelitian ini akan dijelaskan teknik eksplorasi dan ekperimen zat warna alam dari tumbuhan sebagai upaya pemanfaatan kekayaan sumber daya alam.
Sedangkan tuntutan untuk mencapai tujuan pendidikan harus menciptakan proses pembelajaran yang dapat merangsang perkembangan peserta didik. Salah satu upaya pemecahan masalah-masalah terhadap pembelajaran seni lukis di SMAN 6 Bone dapat ditempuh dengan menyediakan bahan-bahan praktik yang diperlukan untuk meningkatkan motivasi atau minat belajar peserta didik. Salah satunya dengan mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk berkarya.
Pewarna alami yang berasal dari tumbuhan mempunyai berbagai macam warna yang dihasilkan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis tumbuhan, umur tanaman, tanah, waktu pemanenan dan faktor-faktor lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk meneliti bagaimana “Proses berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam”. Penelitian ini penting dilaksanakan dengan maksud untuk memanfaatkan bahan alam yang ada di lingkungan sekitar sebagai media berkarya bagi peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang terdahulu, maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses berkarya seni lukis bahan pewarna alam mata pelajaran seni budaya pada peserta didik kelas XI MIPA 1 di SMAN 6 Bone?
2. Bagaimana hasil karya seni lukis peserta didik kelas XI MIPA 1 di SMAN 6 Bone?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini:
1. Untuk mengetahui proses berkarya seni lukis peserta didik dengan menggunakan bahan pewarna alam di kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone.
2. Untuk mengetahui hasil karya seni lukis peserta didik dengan menggunakan bahan pewarna alam di kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang teknik berkarya seni
lukis menggunakan bahan pewarna alam bagi siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan mengembangkan materi pembelajaran tentang seni lukis menggunakan bahan pewarna alam bagi siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran seni budaya.
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, tesis, skripsi dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Tinjauan pustaka juga merupakan landasan teoretis dan menggunakan literatur yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, beberapa hal yang merupakan data ilmiah yang dijadikan sebagai bahan penunjang dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Seni Rupa
Seni rupa yaitu salah satu cabang seni yang merupakan curahan daya cipta diwujudkan dalam bentuk dan rupa. Artinya, dalam wujud yang dapat dilihat dengan mata serta dapat diraba. Dengan kata lain ekspresi atau curahan kreatif yang dikonkritkan dalam bentuk visual. Dalam bidang seni rupa sendiri terdiri atas berbagai jenis, yaitu seni lukis, seni grafis, seni desain, seni patung, dan seni kriya. (Subiantoro, 2014:21)
Istilah seni pada dasarnya lebih cenderung diartikan suatu hal yang bernilai indah. Keindahan akan terwujud apabila subjek atau penghayatan seni memiliki perasaan indah, dan objek memiliki nilai keindahan. Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang keindahan tersebut adalah estetika. Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari semua aspek yang disebut keindahan (Djelantik, 1999).
2. Pengertian Seni Gambar dan Lukis
Menurut Salam (2001 : 4) pengertian seni gambar dan seni lukis sebagai berikut:
“Seni gambar biasanya didominasi oleh goresan-goresan linear yang dihasilkan oleh pensil, pena, atau marker (spidol). Termasuk di antaranya adalah gambar untuk menjelaskan sesuatu keadaan atau ide (gambar diagram, gambar kontruksi, gambar ilustrasi), gambar lucu untuk menghibur (kartun), gambar mengkritik (karikatur), atau gambar yang sekedar dibuat sebagai curahan perasaan semata, Sedangkan seni lukis biasanya mengacu pada karya yang dihasilkan melalui goresan-goresan warna yang relatif lebar yang dihasilkan oleh kuas dan palet.”
Pengertian seni lukis merupakan bahasa ungkap dari pengalaman artistik maupun ideologis yang menggunakan garis dan warna, guna mengungkapkan perasaan mengekspresikan emosi, gerak, ilusi, maupun ilustrasi dari kondisi subyektif seseorang. (Susanto, 2011:241).
Pada dasarnya menggambar dan melukis memiliki proses yang sama, yakni pemberian goresan yang diwarnai pada bidang datar. Bila menggambar didominasi goresan pensil dan pena, maka melukis ditandai dengan pengecetan dengan olesan blok berbagai warna yang menggunakan alat kuas, palet dan alat penyemprot. Perlu dijelaskan bahwa antara melukis dan menggambar sekilas hampir tidak ada perbedaannya, lukisan dan gambar tampaknya sama (menyatu), apabila ditinjau dari estetika (keindahan) melukis itu adalah mengekspresikan ide keindahan melalui keterampilan yang diwujudkan dalam membentuk menggambar objek realis dan non realis.
Seni lukis merupakan salahsatu cabang dari seni rupa yang tercipta dari hasil imajinasi seniman yang dideskripsikan melalui media garis, warna, tekstur, gelap terang, maupun bidang dan bentuk. Seni lukis adalah karya yang dihasilkan melalui goresan warna yang berukuran lebar yang dihasilkan menggunakan alat kuas, palet, tabung cat (pilox), telapak tangan dan jari tangan. Seni lukis disajikan dalam bidang dua dimensi, seperti kanvas, papan, kertas, dan lainnya. Karya dari seni lukis ini disebut dengan lukisan.
Menurut Leo Tolstoy (Sumardjo, 2000 : 62), seni lukis adalah ungkapan perasaan pencipta yang disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pelukis. Seni lukis merupakan salahsatu cabang seni rupa yang digunakan untuk mengungkapkan pengalaman estetis. Seni lukis menurut Sunaryo dan Sumartono (2006 : 3) diartikan sebagai ungkapan perasaan dan pikiran pada suatu bidang datar melalui susunan garis, bidang atau raut, tekstur, dan warna atas hasil pengamatan dan pengalaman estetis seseorang. Media yang umum digunakan dalam melukis yaitu dari bahan sintesis seperti cat air, cat akrilik, crayon, cat minyak dan lain sebagainya.
Secara ekspresi manusia, melukis merupakan salah satu ungkapan perasaan pada diri seseorang yang digoreskan pada suatu media yang dapat menghasilkan karya-karya yang unik dan menarik. Pada dasarnya seni lukis merupakan bahasa ungkap dari pengalaman artistik maupun ideologis yang menggunakan garis dan warna, guna mengungkapkan perasaan,
mengekspresikan emosi, gerak ilusi maupun ilustrasi dari kondisi subjektif seseorang (Susanto, 2011 : 241).
Seni lukis merupakan salah satu mata pelajaran Seni Budaya di SMAN 6 Bone. Bidang pembelajaran praktik yang dipelajari meliputi: sketsa, gambar bentuk, ornamen, seni lukis modern dan seni lukis tradisional. Pembelajaran seni lukis untuk siswa kelas XI meliputi:
a) Pengenalan alat dan bahan melukis dengan teknik basah berwarna. b) Pemahaman objek sesuai dengan bentuk dan karakternya.
c) Pemahaman prosedur melukis teknik basah berwarna.
d) Membuat lukisan dengan teknik basah menggunakan pewarna alam. 3. Pengertian Bahan Alam
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, bahan adalah barang yang akan dibuat menjadi satu benda tertentu. Sedangkan alam adalah merupakan segala yang ada di langit dan di bumi termasuk di lingkungan sekitar kita.
Jadi bahan alam adalah bahan yang diambil dari alam sekeliling kita serta dapat diolah menjadi berbagai macam seperti kayu dapat diolah menjadi bangunan, bangku dan lain-lainnya. Adapun tumbuh-tumbuhan dapat diolah menjadi jamu dan obat-obatan, tumbuh-tumbuhan juga dapat dijadikan pewarna untuk melukis.
4. Pengertian Pewarna Alam
Warna adalah unsur seni rupa yang paling menonjol dalam karya seni rupa. Warna bisa menunjukkan gelap terang, suasana perasaan atau lambang,
jauh dekat, perspektif serta sifat atau watak benda. Dalam teori warna menurut ilmu Fisika adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata. Sedangkan warna yang berasal dari dasar sumber alam, yaitu ketergantugan dari pigmen yang melekat pada permukaan luar dan bagian dalam benda atau alam itu sendiri.
Negara Indonesia merupakan Negara yang luas dan memiliki kekayaan alam berupa sumber daya alam nabati dan hewani. Khususnya sumber daya alam nabati, dapat diolah oleh manusia menjadi berbagai bahan makanan dan minuman sampai kosmetik, bahkan sebagai bahan pembuatan cat untuk melukis. Bangsa Indonesia secara turun temurun telah mengenal warna. Sebelum mengenal pewarna sintesis, bangsa Indonesia telah menggunakan pewarna dari bahan alam untuk keperluan pakaian, kosmetik dan barang-barang kerajinan daerah.
Berikut contoh karya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam:
Gambar 2.1 “Air Pasang” di Ujung Tanah-Makassar Di atas media kertas.
Karya: Benny Subiantoro (Sumber: Benny Subiantoro)
Zat pewarna alam yang diperoleh dari alam atau tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung, karena setiap tanaman merupakan sumber zat warna alami yang mengandung pigmen warna alami. Pada masa pemerintahan Belanda, para petani diwajibkan untuk menanam tumbuhan yang mengandung zat pewarna yaitu pewarna alam keeling (bixa orelana) dan nila atau tom
(indigofera tictoria) (Suheryanto, 2007).
Selama ini melukis menggunakan pewarna sintetis, akan tetapi dalam penelitian ini akan dicoba pewarna alam dengan bahan nabati yang dilarutkan menggunakan air dan minyak.
5. Jenis-jenis pewarna alam
Bahan alam yang dapat dijadikan sebagai bahan pewarna sangat banyak. Diantaranya adalah kunyit, cabai, daun pandan, ubi ungu, buah naga, kluwak, arang, dan wortel.
a. Kunyit
Kunyit adalah tanaman yang memiliki ciri fisik dengan berbatang semu, tersusun dari pelepah daun dan agak lunak. Nama latin dari kunyit yaitu
curcuma longa atau curcuma domestica. Kunyit merupakan salah satu
tanaman rempah-rempah serta tanaman obat. Tumbuhan kunyit berasal dari wilayah Asia Tenggara dan menyebar ke berbagai daerah termasuk Indonesia.
Di Indonesia, kunyit biasa digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan. Selain itu, kunyit juga digunakan sebagai jamu tradisional untuk kesehatan serta kecantikan. Kunyit juga dapat dijadikan pewarna alam untuk melukis atau membatik.
Cara mengolah kunyit menjadi pewarna kuning alami adalah dengan menghancurkannya dengan cara memarut atau memblender lalu peras bersama air, semakin sedikit air yang digunakan semakin bagus warna kuning yang dihasilkan.
Gambar 2.2 “Kunyit”
(Sumber: https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidupsehat/amp)
Gambar 2.3 “Hasil warna dari kunyit” (Sumber: Foto dokumentasi Nurfajri Rezky Simulia)
b. Cabai
Cabai atau yang biasa kita kenal disebut Lombok adalah sejenis sayuran buah semusim yang termasuk dalam anggota genus capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa masakan. Cabai berasal dari benua yaitu Peru, dan menyebar ke seluruh dunia atas jasa para penjelajah.
Cabai (capsicum) merupakan komoditas sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Ciri khas jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Selain dikonsumsi, cabai juga dapat diolah menjadi pewarna alam untuk melukis.
Gambar 2.4 “Cabai”
(Sumber: https://www.google.com/search/cabaimerah/oqs)
Gambar 2.5 “Hasil warna dari cabai” (Sumber: Foto dokumentasi Nurfajri Rezky Simulia)
c. Daun Pandan
Pandan adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili pandanaceace yang memiliki daun beraroma wangi yang khas. Daunnya merupakan komponen penting tradisi masakan Indonesia dan Negara-Negara Asia Tenggara lainnya.
Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Akarnya besar dan memiliki akar tunggang yang menopang tumbuhan ini telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60 cm.
Daun pandan mengandung zat saponin, polifenol, alkaloida dan zat warna hijau. Daun pandan bagus untuk mengobati rematik, penyakit saraf dan penyakit otot misal pegal-pegal. Selain digunakan dalam kesehatan, daun pandan juga berfungsi sebagai penambah aroma dalam masakan dan penambah warna hijau. Sedangkan zat warna hijaunya digunakan untuk pewarna. Cara mengolah pandan menjadi pewarna hijau yaitu dengan menghancurkan daunnya atau diblender bersama air, lalu diperas hingga keluar sari-sari hijaunya.
Gambar 2.6 “Daun Pandan”
(Sumber: https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidupsehat/amp)
Gambar 2.7 “Hasil warna dari daun pandan” (Sumber: Foto dokumentasi Nurfajri Rezky Simulia)
d. Ubi Ungu
Makanan dengan kandungan antioksidan tinggi sering disebut sebagai makanan fungsional atau superfood. Antioksidan merupakan zat penangkal radikal bebas pemicu penuaan dini, peradangan dalam tubuh, hingga kanker.
Selain baik untuk kesehatan tubuh ubi ungu juga dapat diolah menjadi pewarna untuk melukis. Cara mengolah ubi ungu menjadi pewarna ungu adalah dengan memotongnya kecil-kecil lalu hancurkan dengan blender dan air, ambil sarinya, itulah yang menjadi pewarna ungu.
Gambar 2.8 “Ubi Ungu”
(Sumber: https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidupsehat/amp)
Gambar 2.9 “Hasil warna dari ubi ungu mentah) (Sumber: Foto dokumentasi Nurfajri Rezky Simulia)
Ungu Kebiruan
(mentah)
Ungu (direbus)
Gambar 2.10 “Hasil warna dari ubi ungu rebus)
(Sumber: Foto dokumentasi Nurfajri Rezky Simulia)
e. Buah Naga
Buah naga adalah jenis buah tropikal yang populer di kawasan Asia Tenggara dan merupakan keluarga tanaman kaktus (cactaceae). Buah ini merupakan komoditas terbesar dari Negara Vietnam yang merupakan penghasil terbesar buah naga di kawasan Asia Tenggara. Selain menyegarkan dan rasanya enak buah naga banyak mengandung vitamin C dan dipercaya dapat menyembuhkan beberapa gangguan kesehatan.
Buah naga ini yang akan dijadikan zat pewarna yaitu kulitnya yang dapat menghasilkan pigmen warna merah muda dan daging buah naga menghasilkan pigmen warna ungu.
Gambar 2.11 “Buah Naga”
(Sumber: https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidupsehat/amp) Ungu (Daging buah)
Merah Muda (kulit buah)
Gambar 2.12 “Hasil warna dari daging buah naga) (Sumber: Foto dokumentasi Nurfajri Rezky Simulia)
Gambar 2.13 “Hasil warna dari kulit buah naga” (Sumber: Foto dokumentasi Nurfajri Rezky Simulia)
f. Kluwak
Kluwak adalah tanaman pohon yang tinggi yang sering kita temukan di sekitar kita. Nama latin tanaman kluwak adalah pangium edule reinw. Tanaman kluwak umumnya tumbuh di tepi sungai, daerah yang berair, hutan primer, hutan sekunder dan kebun masyarakat. Tanaman kluwak ini penyebarannya meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Mikronesia dan Malenasia. Ciri-ciri tanaman kluwak ini adalah pohonnya memiliki ukuran yang tinggi, buah kluwak yang berwarna coklat berbentuk bulat lonjong dengan daging biji yang berwarna kehitaman.
Fungsi dan kegunaan tanaman kluwak bagi sebagian masyarakat Indonesia, biji kluwak digunakan sebagai bumbu untuk masakan seperti bumbu untuk membuat rawon, bumbu dalam membuat sambal, bumbu dalam pembuatan olahan daging dan lain-lain. Namun ternyata tanaman kluwak ini dapat dijadikan pewarna untuk melukis. Kluwak yang akan digunakan sebagai zat pewarna adalah pada isinya yang dijadikan serbuk pewarna akan menghasilkan warna coklat kehitaman.
Gambar 2.14 “Kluwak”
(Sumber: https://www.google.com/search/kluwak.com)
Gambar 2.15 “Hasil Warna dari Kluwak” (Sumber: Foto dokumentasi Nurfajri Rezky Simulia)
g. Arang
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari hewan atau tumbuhan. Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang dan benda lain. Arang yang hitam, ringan, mudah hancur, dan menyerupai batu bara ini terdiri dari 85% sampai 98% karbon, sisanya adalah abu atau benda kimia lainnya. Arang dapat digunakan sebagai bahan pewarna alam karena merupakan hasil dari bahan alami dengan melalui proses pemanasan atau pembakaran.
Gambar 2.16 “Arang”
(Sumber: https://www.google.com/imgres?imgurl)
Gambar 2.17 “hasil warna dari arang” (Sumber: Foto dokumentasi Nurfajri Rezky Simulia)
h. Wortel
Wortel adalah tumbuhan biennial siklus hidup 12-24 bulan yang menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk tumbuhan tersebut berbunga pada tahun kedua. Batang bunga tumbuh setinggi sekitar 1 meter, dengan bunga berwarna putih, dan rasa yang manis. Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya.
Selain baik untuk kesehatan wortel juga dapat diolah menjadi pewarna untuk lukisan atau pewarna makanan. Cara mengolah wortel menjadi pewarna jingga adalah dengan menghancurkan atau memblender bersama sedikit air, lalu memeras sari-sarinya. Sari-sari itulah yang dipakai sebagai pewarna jingga.
Gambar 2.18 “Wortel”
(Sumber: https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidupsehat/amp)
Gambar 2.19 “Hasil warna dari wortel” (Sumber: Foto dokumentasi Nurfajri Rezky Simulia)
6. Unsur-unsur Seni Lukis
Adapun unsur-unsur seni lukis diantaranya adalah titik, garis, bidang, bentuk, tekstur, ruang dan warna.
1. Titik
Titik merupakan penggambaran atau teknik paling mendasar dan paling lemah. Titik merupakan elemen yang paling utama dan juga paling dasar yang ada pada seni lukis.
2. Garis
Garis adalah goresan dari suatu benda, bidang, ruang, tekstur, warna dan lain sebagainya.
3. Bidang
Dalam hasil karya seni rupa dua dimensi, bidang terbentuk karena pertautan garis yang membatasi suatu bentuk.
4. Bentuk
Bentuk merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata. Bisa disebut juga, bentuk merupakan sebuah unsur yang komplek karena mempunyai 3 dimensi yaitu panjang, lebar dan tinggi yang digabung menjadi satu hingga membentuk sebuah volume atau isi.
5. Tekstur
Tekstur merupakan sebuah unsur yang di mana unsur tersebut adalah sifat dari sebuah benda. Sifat-sifat tersebut bias terkesan kasar, halus, mengkilap, licin dan sebagainya.
6. Ruang
Unsur ini merupakan unsur tertinggi dari pelukisan secara teknik tanpa melibatkan tambahan atau ornament lainnya. Ruang memberikan kesan hidup atau sesuai objek pada lukisan. Ruang memperlihatkan berbagai sisi bahkan ruang hampa diantaranya.
7. Warna
Adanya indera mata yang sangat dibutuhkan fungsinya. Salah satunya adalah dengan menggunakan mata maka kita dapat melihat warna bentuk dan wujud dari sebuah benda. Terutama bias melihat warna yang ternyata menjadi lebih bagus dan indah.
8. Gelap Terang
Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya. Bagian benda yang terkena cahaya dinyatakan terang, sedangkan bagian yang tidak terkena cahaya dinyatakan gelap.
7. Aliran-aliran Seni Lukis
Seiring dengan perkembangan seni lukis di dunia, maka terdapat beberapa aliran-aliran seni lukis yang terkenal dan paling banyak berkembang. Berikut adalah penjelasan aliran-aliran seni lukis beserta contohnya:
a. Aliran Realisme
Seni lukis realisme adalah seni lukis yang dalam pengungkapannya berusaha menggambarkan suatu objek seperti apa adanya, seni lukis realis dalam hal penciptaannya membutuhkan skill
(kemampuan) yang tinggi karena dalam melukis realis membutuhkan ketelitian dalam melihat setiap detail dari obek yang akan dilukis, serta ketentuan dan kesabaran (Arsana, 2013:5).
Contoh lukisan realisme sebegai berikut:
Gambar 2.20
Karya: Gustav Courbet (1819-1877) “Pemecah Batu”
Sumber: (http://faculty.etsu.edu/kortumr/humt2320/realisme/stonebreakers.htm.) b. Aliran Impressionisme
Unsur-unsur yang menimbulkan reaksi-reaksi syaraf kemata, ciri khas dari aliran impressionisme. Aliran ini mengandalkan warna-warna yang cerah atau terang (dikutip dari Pratama, Fitrah Gunawan dalam Nyoman, 1983 : 85). Maka kesan dari aliran impreissionisme adalah tanggapan sesaat, menghilangkan detail dengan penggunaan warna-warna cemerlang. Kelompok ini semula siswa terdiri atas beberapa siswa dari Ecole Dez Beaux Arts seperti Monet, Renoir, Sisley. Pelukis impressionisme yang terkenal seperti Edouart Manet, Claude Monet, Edgar Degas.
Contoh lukisan impressionisme sebagai berikut:
Gambar 2.21
Karya: Edgar Degas. (1834-1917) “Rehearsal Of The Scene” Sumber: (http://uk.answer.yahoo.com)
c. Aliran Romantisme
Aliran ini umumnya ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh khayal, atau petualangan para pahlawan purba. Juga dapat menampilkan berbagai perilaku dan karakter manusia yang dilebih-lebihkan. Para pelukis ini antara lain Eugene Delacroik (1798-1963), Jean Baptiste Camille Coro (1796-1875) dan Rousseau (1812-1876). Gaya ini juga berkembang di Jerman, Belanda dan Perancis. Aliran Romantisme merupakan aliran tertua dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan disetiap objeknya. Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh peluki-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan pada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri dizaman kolonial. Salahsatu tokoh yang terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.
Contoh lukisan romantisme sebagai berikut:
Gambar 2.22
Karya: Raden Saleh, (1811-1880) “Arab Attacked by Lion” Sumber:
(http://takooneko.com/wp-content/uploads/2016/11/lukisan-romantisme-karya-raden-saleh-arab-lelang-lukisanmenstro-blogspot-com). d. Aliran Kubisme
Berasal dari kata cubic atau kubis, aliran kubisme lahir pada tahun 1907, merupakan kelanjutan pandangan Paul Cezanne tentang objek ditambah pengenalan atas patung-patung primitif dari Afrika dan Liberia (Susanto, 2011 : 232). Toko-toko penemu aliran kubisme adalah Paplo Picasso dan George Braque. Jenis atau fase kubisme yang penting ada dua yaitu kubisme analitis dan kubisme sintetis. Aliran kubisme analitis bertolak dari teori simultanias, objek dipecah-pecah dianalisis dari berbagai sudut pandang, kita dapat melihat objek dari depan, samping, belakang dan tergantung dari keinginan seniman. Aliran sintesis tidak memecah-mecah objeknya sebalik seakan-akan lukisan itu disusun dari bidang-bidang berlainan warna yan saling menumpang dan transparan sehingga membentuk objek yang dilukiskan.
Contoh lukisan kubisme sebagai berikut:
Gambar 2.23
Karya: Pablo Picasso “Gadis didepan cermin” Sumber: (http://media.isnet.org/iptek/100//Picasso.htm) e. Aliran Surealisme
Surealisme pada awalnya gerakan dalam sastra istilah ini dikemukakan apollinare untuk dramanya tahun 1917, karya surealis memiliki unsur keujtan, tidak terduga, ditempatkan berdekatan satu sama lain tanpa alasan yang jelas. Banyak seniman dan penulis surealis yang memandang karya mereka sebagai ungkapan gerakan filosofis yang pertama dan paling maju, Andre Breton mengatakan bahwa surealisme berada di atas segala gerakan revolusi. Seniman-seniman yang tergolong dalam aliran ini adalah Salvador Dali, Rene Magritte, Roberto Matta (Sosanto, 2011 : 386).
Adapun Manifesto Surealisme yang ditulis oleh Breton yaitu sebagai berikut: 1). Surealisme adalah otomatisme psikis yang murni, dengan apa proses pemikiran yang sebenarnya ingin diekspresikan baik secara verbal, tertulis ataupun cara-cara lain. 2). Surealisme
bersandar pada keyakinan kami pada realitas yang superior dan kebebasan asosiasi kita yang telah lama ditinggalkan, pada kebebasan mimpi, pada pemikiran kata yang otomatis tanpa control dari kesadaran kita.
Contoh lukisan surealisme sebagai berikut:
Gambar 2.24
Karya: Salvador Dali. 1904 “Persistance Memory”
Sumber: (http://httpandreno.Blogspot.in/2009/10/Salvador-dali.html/m=1) f. Aliran Pop Art
Pop art atau popular art sebuah perkembangan seni yang
dipengaruhi oleh gejala-gejala budaya popular yang terjadi di Masyarakat. Gaya ini lahir juga karena sentuhan dari lahir juga karena sentuhan dari kaum Dada yang mengimbas ke zaman berikutnya (1970-1980). Pop art diawali di London pertengahan tahun 1950-an oleh kelompok independen yang terdiri adanya seniman dan tokoh intelektual. Pop art kemudian berkembang di Amerika pada tahun 1960-an yang dipelopori oleh Jasper Jhon yang terkenal dengan karyanya three flag dan Andi Warhol dengan karyanya Gold Marilyn Monroe. (Susanto, 2011 : 314).
Contoh lukisan pop art sebagai berikut:
Gambar 2.25
Karya: Andi Warhol “Gold Marilyn Monroe”
Sumber: (http://titikseimbang.Blogspot.in/2014//05/sejarah-pop-art.html?m=1) g. Aliran Ekspresionisme
Aliran Ekspresionisme berasal dari Exspressionism, yaitu gabungan dari kata ex yang berarti “keluar” atau dengan kata lain “mengekspresikan” dan kata press berarti “tekanan” dan isme berarti “aliran”. Merupakan sebuah aliran yang berusaha melukiskan aktualitas yang sudah distorsi ke arah suasana kesedihan, kekerasan atau tekanan batin seseorang yang berat (Susanto, 2012: 116). Ekspresionisme merupakan suatu aliran dalam dunia seni khususnya seni lukis dan sastra yang menekankan pada kebebasan seorang seniman untuk melawan gejolak hati sepenuhnya. Emosi dimuntahkan secara irasional dan visioner (Hartoko, 1986: 64).
Aliran ini pertama kali muncul di Jerman pada tahun 1916-1925 yaitu periode sebelum dan sesudah peran dunia ke I. Van Gogh dan Paul Gauguin adalah pelopor aliran ini. Namun di Indonesia juga terdapat pelukis aliran ekspresionisme yaitu Affandi Koesoema adalah seorang pelukis yang terkenal melalui teknik khas menupahkan cat
dari tube-nya langsung pada kanvas, kemudian menyapunya sebagai cat dengan jari-jarinya. Affandi menyebut dirinya sebagai “Pelukis Kerbau” yang tidak belajar teori, namun mampu dan memahami dan mengaplikasikannya. Karya Affandi yang ditinggalkan sangatlah banyak. Affandi adalah seniman yang sangat produktif dan telah menghasilkan lebih dari 2000 lukisan semasa hidupnya. Salahsatu karya Affandi yang terkenal adalah “Potret Diri”.
Contoh lukisan Ekspresionisme sebagai berikut:
Gambar 2.26
Karya: Affandi Koesoema (1961), “Potret Diri & Topeng-topeng Kehidupan” Sumber: (
http://indraputraprat.blogspot.com/2014/08/pelukis-affandi-koesoema-tahun-1961,html?m=1) 8. Macam-macam Teknik Melukis
Perlu kita ketahui ada bermacam-macam teknik dalam melukis dan setiap orang pasti akan memiliki teknik sesuai dengan kemampuannya. Adapun macam-macam teknik melukis yaitu sebagai berikut:
a. Teknik Aquarelle
Teknik aquarelle yaitu teknik melukis menggunakan cat air (aquarelle) dengan goresan warna yang tipis, sehingga lukisan yang
dihasilkan ini terkesan tembus pandang atau transparan. Pada teknik ini baiknya menggunakan cat yang sedikit encer agar menghasilkan sapuan yang tipis dan ringan. Media yang digunakan dalam teknik ini yaitu kertas lukis khusus cat air. Teknik aquarelle umum biasanya diterapkan pada kegiatan melukis di Sekolah dengan menggunakan cat air dan kertas gambar.
b. Teknik Plakat
Teknik plakat ini merupakan teknik melukis yang menggunakan cat air, cat akrilik, atau cat minyak dengan sapuan warna cat yang tebal dan kental, sehingga lukisan yang dihasilkan akan tampak pekat atau menutup seluruh medianya. Teknik plakat sering digunakan oleh pelukis profesional untuk menghasilkan sebuah lukisan menawan dan bernilai ekonomi tinggi. Media yang digunakan pada teknik plakat ini yaitu dapat berupa kertas lukis, kanvas, dan medium lainnya.
c. Teknik Semprot (Spray)
Teknik lukis semprot (spray) adalah teknik melukis dengan cara menyemprotkan cat ke media lukis. Cara melukis teknik ini adalah menggunakan bahan cair yang kemudian disemprotkan dengan alat
sprayer. Tujuan Teknik ini yaitu untuk menghasilkan lukisan yang
cenderung lebih visual. Beberapa contoh penggunaan teknik ini adalah pada pewarnaan part kendaraan, kasing handphone, produk hias, dan juga pada melukis Grafity dan lain sebagainya.
d. Teknik Pointlis
Teknik pointlis adalah teknik melukis yang cenderung menggunakan titik-titik dan perpaduan warna yang sempurna. Sering dilakukan dengan cara membuat gradasi warna pada gambar untuk mengatur gelap-terangnya gambar. Untuk melakukan teknik ini bisa juga dengan mencampurkan warna dan membuatnya hanya berupa titik, sehingga apabila hasil gambar diteliti akan tampak seperti titik-titik warna
e. Teknik Tempra
Teknik melukis Tempra adalah teknik melukis yang dilakukan pada tembok dengan sedemikian rupa. Hal ini nantinya akan menghasilkan sebuah karya seni yang menyatu dengan ilmu arsitektur. (http://hikmalakbard.blogspot.com/2017/08/macam-macam-teknik
melukis-dan-html?m=1)
9. Mengenal bahan dan alat dalam melukis
Adapun beberapa alat dan bahan yang biasa digunakan dalam melukis, yaitu pensil, pensil warna, pensil arang, pastel, crayon, cat air, cat minyak, palet, pisau palet, kuas, kertas, dan kanvas.
Bahan melukis: a. Pewarna Sintetis
Pewarna sintetis adalah pewarna buatan yang biasanya dibuat di pabrik-pabrik dan berasal dari suatu zat kimia.
• Cat Minyak
Cat minyak adalah cat yang terdiri atas partikel-partikel pigmen warna yang diikat (direkat) dengan media minyak pengikat pigmen warna yaitu minyak linen dapat juga dengan minyak papaver dalam bentuk pasta, sedangkan untuk mengencerkan cat terdiri dari campuran terpenting dengan minyak linen.
• Cat Air
Cat air adalah media lukisan yang menggunakan pigmen dengan pelarut air dengan sifat transparan.
• Cat Poster
Cat poster adalah jenis cat yang berbahan dasar dari air, namun sifat jenis cat yang satu ini lebih pekat/opaque.
• Cat Akrilik
Cat akrilik adalah cat yang cepat kering yang terbuat dari pigmen yang tersuspensi dalam emulsi polimer akrilik. Cat akrilik larut dalam air, tetapi menjadi tahan air saat kering.
b. Pewarna Alam
Pewarna ini terbuat dari bahan alami dan lebih banyak mengandung air sehingga terlihat transparan. Oleh karenanya digunakan di atas media kertas agar lebih mudah kering.
Contoh pewarna alami sebagai berikut: • Kunyit menghasilkan warna kuning. • Cabai menghasilkan warna merah
• Daun pandan menghasilkan warna hijau • Ubi ungu menghasilkan warna ungu
• Buah naga menghasilkan warna pink/merah muda pada kulit buah dan berwarna ungu pada daging buahnya.
• Kluwak menghasilkan warna cokelat • Arang menghasilkan warna hitam • Bunga telang menghasilkan warna biru • Wortel menghasilkan warna jingga c. Kertas
Kertas merupakan media lukis yang memiliki daya serap yang tinggi dan tidak berpori. Kertas sangat cocok untuk cat air, pensil dan pastel.
Berikut penjelasan alat: a. Pensil
Pensil adalah alat dalam membuat sketsa untuk memulai menggambar subjek dalam melukis, pensil mempunyai tingkatan warna atau kekerasan berdasarkan kode huruf B atau H. Pensil kode B lunak dan mempunyai ketajaman hitam pekat, semakin tinggi tingkatannya maka semakin hitam karbonya sedangkan kode H bertekstur keras dan berwarna hitam pudar. b. Palet
Palet adalah alat yang digunakan unguk mencampurkan cat. Palet yang baik adalah yang permukaanya licin agar air dan minyak tidak mudah meresap ke dalamnya serta mudah dibersikan setelah digunakan.
c. Kuas
Kuas merupakan alat yang digunakan untuk menguas cat ke media kertas atau kanvas. Pemilihan kuas disesuaikan dengan bagaimana goresan yang diinginkan.
10. Penelitian Relevan
Salah satu hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah (2017) tentang pembelajaran seni lukis bahan pewarna alam di kelas XI di SMAN 2 Enrekang tahun ajaran 2017/2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kreativitas melukis dengan menggunakan bahan pewarna alam di kelas XI SMAN 2 Enrekang tahun ajaran 2017/2018. Persamaan penelitian dengan penulis lakukan adalah menggunakan metode kualitatif dan berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam pada siswa kelas XI. Sedangkan perbedaannya dalam penelitian ini dengan peneliti adalah terletak pada lokasi yang akan diteliti. Penelitian ini berlokasi di SMAN 2 Enrekang, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu di SMAN 6 Bone.
B. Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan dasar atau konsep sebuah penelitian yang tersusun secara sistematis dan mampu mengarahkan peneliti kepada tujuan dari sebuah penelitian itu sendiri. Peneliti mengangkat judul ”Proses Berkarya Seni Lukis Menggunakan Bahan Pewarna Alam Bagi Peserta Didik Kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone”.
Berdasarkan dari konsep atau teori yang telah diuraikan pada kajian pustaka, maka dapatlah dibuat sebuah kerangka pikir dalam bentuk skema sebagai berikut:
Gambar 2.27 “Skema kerangka pikir”
Hasil karya siswa dalam berkarya seni lukis menggunakan bahan
pewarna alam Proses berkarya seni lukis
menggunakan bahan pewarna alam
Hasil Penelitian
Proses Berkarya Seni Lukis Menggunakan Bahan Pewarna Alam
SMAN 6 Bone
36 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Untuk mendapatkan data tentang penelitian yang diangkat, metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. “Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, presepsi, pemikiran orang, secara individual maupun kelompok.” Sukmadinata (2007:60).
Penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian yang merujuk pada objek dan fenomena yang terjadi secara alami. Hasil penelitian melalui pengamatan yang berisi deskripsi lengkap yang disertai hasil wawancara dan hasil analisis dokumen.
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Bone Desa Balle Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan.
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian (Sumber : www.googlemaps.com)
B. Variabel dan Langkah-langkah Penelitian 1. Variabel Penelitian
Berdasarkan judul penelitian ini, yakni “Proses berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam bagi siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone” diketahui variabel yang akan diteliti ada dua yaitu:
a. Proses berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam. b. Hasil karya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam. 2. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian pada dasarnya merupakan strategi untuk mengatur acuan dalam penelitian. Desain penelitian juga merupakan rencana atau struktur yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian.
Berdasarkan variabel di atas, maka langkah-langkah penelitian dapat dijelaskan dalam bentuk skema sebagai berikut:
Gambar 3.2 Skema Langkah-langkah Penelitian
C. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan variabel di atas, maka perlu dilakukan pendefinisian operasional variabel untuk memperjelas dan menghindari pendefinisian yang keliru. Adapun definisi operasional variabel tersebut adalah:
a. Proses berkarya
Proses berkarya adalah cara mengungkapkan ide untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna serta memiliki nilai. Proses berkarya diawali
Kesimpulan Pengelolaan data
Deskripsi data Proses berkarya seni lukis
menggunakan bahan pewarna alam
Hasil karya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam
Pengumpulan data
dengan melakukan pengamatan terhadap objek sehingga menimbulkan ide, kemudian ide tersebut diekspresikan dalam bentuk karya.
b. Hasil karya
Hasil karya adalah bukti otentik yang bisa dilihat dengan mata kita, tentang sejauh mana materi dapat dicerna dengan baik oleh peserta didik atau tidak.
c. Bahan pewarna alam
Adalah bahan yang diambil dari alam sekeliling kita serta dapat diolah menjadi berbagai macam seperti kayu dapat diolah menjadi bangunan, bangku dan lain-lainnya. Adapun tumbuh-tumbuhan dapat diolah menjadi jamu dan obat-obatan, tumbuh-tumbuhan juga dapat dijadikan pewarna untuk melukis.
D. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMAN 6 Bone. Sedangkan sampelnya adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 6 yang berjumlah 31 (tiga puluh satu) orang sesuai dengan data absen dari guru mata pelajaran seni budaya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan (Observasi)
Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap fenomena yang akan dikaji atau diteliti, dalam hal ini berarti peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian yang bertempat di SMAN 6 Bone.
Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penulis akan mengamati peserta didik dalam berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam di SMAN 6 Bone. Peneliti mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara ini dilakukan secara langsung terhadap narasumber untuk memperoleh keterangan. Wawancara ini dilakukan kepada pihak-pihak terkait dalam proses berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam bagi siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone yang meliputi 1) Guru Seni Budaya, 2) Siswa kelas XI MIPA 1.
3. Tes Praktik
Tes praktik ini dilakukan dengan cara memberikan tes berupa praktik terhadap semua siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone. Bentuk tes yang diberikan adalah praktik membuat karya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam.
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa masa kini. Teknik ini dilakukan untuk
melengkapi perolehan data di lapangan baik pada saat melakukan observasi maupun pada saat melakukan wawancara berupa gambar atau foto. Data yang diperoleh merupakan apa yang dapat menunjukkan proses dan hasil penelitian. Pemilihan cara ini sebagai salahsatu cara untuk memperoleh data secara tepat, cepat dan efisien.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan upaya untuk mengolah data yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses pengolahan data dan analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam satu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu dimulai dari lapangan atau fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Reduksi Data
Data yang dikumpulkan dari berbagai macam teknik di atas (wawancara, observasi dan studi dokumentasi) diolah dan dianalisis untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan tujuan penelitian, dimulai dari membaca dan mempelajari, merangkum, kemudian membuat abstraksi dari keseluruhan data menjadi bagian yang inti. Tujuannya agar lebih
memudahkan, memperjelas, terarah, data memberikan gambaran lebih tajam, dan mempermudah peneliti untuk mencari data bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan (Miles dan Huberman, 1992 : 17).
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori serta diagram alur. Penyajian data dalam bentuk tersebut mempermudah penulis dalam memahami apa yang terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk menjawab masalah penelitian.
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Menurut Miles, Mattew B & Huberman (1992:18) Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah menarik kesimpulan dari semua hal yang ada dalam reduksi data maupun sajian data kesimpulan yang diambil benar dan kokoh. Penulis berusaha mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan sebagainya. Jadi dari data tersebut peneliti mencoba mengambil kesimpulan.
G. Instrumen Penilaian
No. Indikator Kemampuan
Hasil Penilaian Sangat
Baik Baik Cukup Kurang
Sangat Kurang 1. Ide/kemampuan menuangkan ide 2. Kreativitas 3. Keindahan karya 4. Penguasaan teknis berkarya Hasil Penilaian
Tabel 3.1 “Sumber Penilaian”
Adapun indikator nilai yang digunakan dalam penilaian karya adalah sebagai berikut.
Kriteria Indikator Pencapaian
Kompetensi Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
90-100 Sangat Baik 4
80-89 Baik 3
70-79 Cukup 2
50-69 Kurang 1
30-49 Sangat Kurang 0
Tabel 3.2 “Sumber Penilaian”
Teknik pemberian nilai atau instrumen pengukuran penilaian adalah:
a. Ide yang dimaksudkan di sini ialah kelancaran dalam menuangkan gagasan/ide. Ide merupakan hal dasar yang perlu diperhatikan agar menghasilkan karya yang estetik.
b. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik yang benar-benar merupakan hal baru atau sesuatu ide baru yang
diperoleh dengan cara menghubungkan beberapa hal yang sudah ada dan menjadikannya suatu hal yang baru. Kreativitas yang dimaksudkan disini mencakup kreativitas dalam pemilihan objek, pemilihan teknik berkarya, dan sebagainya sehingga bisa menghasilkan karya yang unik dan memiliki unsur yang baru.
c. Teknik yang dimaksudkan di sini kemampuan terhadap penguasaan penggunaan alat dan memanfaatkan bahan yang digunakan. Kemampuan teknik akan tercermin pada finishing karya yang dihasilkan. Penguasaan teknik akan menghasilkan karya yang indah.
d. Estetika atau keindahan suatu karya, khususnya karya seni lukis akan tercipta jika karya tersebut memenuhi syarat-syarat estetis yang meliputi, kemampuan mengorganisasikan objek dan warna melalui komposisi yang menarik, ritme, tekstur, volume, dan sebagainya. Keindahan suatu karya lukis juga sangat tergantung dari kemampuan penguasaan teknis.
45 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini pada tanggal 26 September 2020, maka dapat diuraikan tentang proses berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam serta hasil karya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam bagi peserta didik di kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone dengan hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber data yaitu observasi, wawancara, tes praktik dan dokumentasi.
1. Proses Berkarya Siswa Kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone dalam Berkarya Seni Lukis Menggunakan Bahan Pewarna Alam.
a. Proses
1. Pertemuan I
Pada pertemuan pertama (26 September 2020) berupa pengenalan dan guru memberikan materi pelajaran yang bersifat teori serta berhubungan dengan alat dan bahan yang diperlukan selama berkarya seni lukis, pelaksanaan pembelajaran disajikan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama adalah pelajaran teori, yaitu :
a. Menjelaskan pengertian seni lukis b. Menjelaskan pengertian pewarna alam
c. Memperlihatkan contoh karya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam
d. Menjelaskan tentang alat dan bahan serta bagaimana cara melukis menggunakan bahan pewarna alam
e. Pembagian kelompok
f. Memberi tugas kepada siswa 2. Pertemuan II
Pertemuan kedua pada tanggal (27 September 2020) melakukan praktik berkarya yaitu masing-masing kelompok membuat sketsa kemudian melanjutkan dengan melakukan pewarnaan pada karya masing-masing, setelah melakukan pewarnaan siswa diharapkan untuk menjaga kebersihan agar karya tersebut tetap terjaga.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat diketahui bahwa proses pembelajaran seni lukis menggunakan bahan pewarna alam pada siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone merupakan suatu bentuk kegiatan praktik pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone dengan memanfaatkan bahan pewarna alam.
Adapun langkah-langkah siswa dalam pelaksanaan melukis dengan menggunakan bahan pewarna alam adalah sebagai berikut:
a. Menentukan konsep atau tema
Menentukan konsep atau tema merupakan tahap awal sebelum berkarya. Dengan adanya konsep atau tema ini akan diharapkan dapat mempermudah siswa dalam proses pembuatan rancangan atau desain.
b. Menyiapkan alat dan bahan
Setelah adanya tema atau konsep siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan pada proses penciptaan karya. Penyediaan alat dan bahan merupakan bagian yang paling penting dilakukan sebelum berkarya, sehingga persediaan alat dan bahan tersebut dapat mempermudah dan mempercepat laju proses berkarya. Namun demikian setiap masing-masing alat dan bahan memiliki fungsi yang berbeda, untuk itu siswa diharapkan memahami dan mengerti fungsi alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam melukis adalah sebagai berikut:
• Pensil
Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafik murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun grafit murni cenderung mudah patah terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, adapun pensil yang digunakan dalam pembuatan karya tesebut adalah pensil 2b.
Gambar 4.1 “Pensil”
• Kertas gambar
Kertas gambar adalah kertas khusus dan tidak bergaris untuk membuat gambar atau untuk di gambari.
Gambar 4.2 “Kertas”
(Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia) • Karet penghapus
Salah satu perlengkapan alat tulis yang merupakan karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil.
Gambar 4.3 “Karet Penghapus” (Dokemntasi : Nurfajri Rezky Simulia) • Kuas
Kuas adalah alat yang digunakan untuk melukis beragam macamnya. Kegunaan masing-masing kuas tidak sama, misalnya yang bulat lancip, untuk mengerjakan yang rumit,sedang yang persegi rata untuk menangani bidang yang lebih lebar, cocok untuk mengeblok
bidang lukisan. Untuk melukis diatas kertas sebaiknya memilih kuas yang berbulu halus dan terasa lembut jika dipegang dengan jari, kuas ini cocok digunakan untuk cat air, cat poster dan pewarna alami.
Gambar 4.4 “Kuas”
(Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia)
• Pewarna alam
Pewarna alam merupakan salah satu pewarna yang dihasilkan dari tumbuhan alami, kemudian dilunakkan dengan menggunakan
blender dan campuran air.
Alat dan bahan sebagai berikut:
Gambar 4.5 “Air” Gambar 4.6 “Blender” (Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia) (Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia)
Gambar 4.7 “Kunyit” Gambar 4.8 “Cabai Merah” (Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia) (Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia)
Gambar 4.9 “Daun Pandan” Gambar 4.10 “Arang” (Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia) (Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia)
Gambar 4.11 “Bahan yang telah diolah” (Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia)
• Palet
Palet adalah tempat menampung dan menyampur cat sebaiknya menggunakan palet. Palet yang digunakan adalah palet yang terbuat dari plastik.
Gambar 4.12 “Palet”
(Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia) c. Membuat desain atau sketsa
Setelah tahap gagasan atau eksplorasi siswa diberi tugas membuat desain atau sketsa dengan menggunakan pensil.
d. Proses pewarnaan
Setelah proses membuat sketsa, selanjutnya mewarnai desain tersebut. Proses pewarnaan dengan menggunakan bahan pewarna alam sebagai berikut:
Gambar 4.13 “Proses pewarnaan” (Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia)
e. Proses finishing
Proses finishing adalah suatu proses penyelesaian atau penyempurnaan akhir dari suatu karya dan untuk merapikan karya lukisan.
Gambar 4.14 “Proses finishing” (Dokumentasi : Nurfajri Rezky Simulia)
2. Hasil Karya Seni Lukis Menggunakan Bahan Pewarna Alam Bagi Peserta Didik Kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone.
Pada bagian ini akan diuraikan tentang hasil yang diperoleh peneliti selama penelitian berlangsung, yaitu berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam bagi peserta didik kelas XI MIPA 1 SMAN 6 Bone melalui teknik pengumpulan data berupa tes praktik berkarya seni lukis menggunakan bahan pewarna alam.
Hasil karya siswa akan diukur berdasarkan beberapa indikator pencapaian kompetensi yang terdiri atas ide, kreativitas, keindahan dan teknik. Untuk lebih jelasnya peneliti menjabarkan data sebagai berikut:
No Nama Siswa Hasil Karya Penilaian Karya Nilai 1 Kelompok 1
- Andi Iska Ulandari - Andi Muh. Khaeril Afsa
- Andi Nur Azizah - Andi Putri Nanda Rukmana
- Andi Gusnul Galib
Pada hasil karya kelompok 1, jika dilihat dari gambar tersebut lumayan rapih, hanya saja objek bunga mataharinya terlihat sepi karena kekurangan latar dan objek lain serta pewarnaannya juga kurang hidup dan terang.
82
2 Kelompok 2 - Andi Tri Alfiani Ningsi
- Andi Arfiani Ashar - Abdi Reyhan - Akmeli Aisyah - Andi Aidil Ramadhan
Pada hasil karya kelompok 2, dapat
dilihat dari
keindahannya,
perpaduan warna serta kerapian hasil karyanya sudah cukup baik. Dari segi kreativitas dan teknik pembuatan juga
sudah bagus dan menarik.
3 Kelompok 3 - Akbar
- Andi Mardiana - Andi Putri Atirah Masnur
- Andi Yunisma Wardani - Andi Alfiya Fakhira
Pada hasil karya kelompok 3, dapat dilihat pada karyanya yang sudah menjaga kerapian dan lumayan baik, pemilihan warna sudah bagus hanya saja pemberian warna pada bunga dan daun masih terlihat kaku, sebaiknya bisa ditambahkan sedikit background atau sesuatu yang bisa membuat karya jadi lebih menarik. 83 4 Kelompok 4 - Andini Ramadani - Fadhel Akbar Sallang
- Ifkha Zul Hulaefa - Muhammad Syafril - Nur Fadilah
Pada hasil karya kelompok 4, dapat dilihat dari segi keindahan sudah
lumayan bagus. Tetapi kerapian karya kurang diperhatikan. Terlihat pada gambar di bagian kiri ujung ada sedikit noda atau bercak warna. Namun pemberian warnanya sudah bagus dan cerah. Pemilihan objeknya juga sudah lumayan bagus hanya saja masih kekurangan background.
5 Kelompok 5 - Wina Ayudia Akbar
- Putri Ayu Pratiwi - Ririn Dwi Arianti - Sinarti
- ST. Nur Sulaeha - Andi Rifky Ihwan Saputra
Pada hasil karya kelompok 5, dilihat dari segi konsep masih kurang bagus, gambar atau lukisan yang dibuat juga kurang menarik, baik dari segi
proporsi dan komposisinya kurang
Tabel 4.1 ”Data hasil belajar kelompok siswa kelas XI MIPA 1, yang dinilai oleh guru mata pelajaran Seni Budaya.”
Manusia telah diciptakan dengan kelengkapan lima panca indera yang membuat manusia mampu menelaah dan menerjemahkan nilai-nilai yang ada.
tepat. Nilai estetiknya masih kurang. Dan dari segi pewarnaan juga masih kurang dan karyanya belum selesai diwarnai semua.
6 Kelompok 6 - Satriani - Rifda Raihana - Yuyun Nurmaliyah - Andi Wahyu Rizki Amal
- Dwi Mutmainnah
Pada hasil karya kelompok 6, dapat
dilihat dari pengambilan objeknya
yang sudah bagus, hanya saja warnanya terlihat monoton. Alangkah lebih baiknya
jika ditambahkan sedikit sentuhan warna lain agar karya terlihat lebih hidup.
Salah satu nilai dan bahasa yang mampu diterjemahkan oleh lima panca indera kita adalah keindahan (estetika), jadi secara tidak langsung ketika kita ingin menciptakan suatu karya seni, nilai keindahan estetika menjadi salahsatu patokan dari pertimbangan utama. Berdasarkan hal lahirlah kata apresiasi. Apresiasi sendiri dapat disimpulkan sebagai unsur penilaian utamanya. Namun sebuah penilaian tidak hanya dapat diukur dari sisi kualitas keindahanya saja tapi juga dapat dilihat dari beberapa aspek penunjang lainnya. Kualitas sendiri merupakan sebuah ukuran akan tingkat baik buruknya sesuatu atau dengan kata lain dapat diartikan sebagai taraf atau kadar dalam sebuah penilaian.
Negara Indonesia merupakan negara yang luas dan memiliki kekayaan alam berupa sumber daya alam nabati dan hewani. Khususnya sumber daya alam nabati dapat diolah oleh manusia menjadi berbagai bahan makanan dan minuman sampai kosmetik, bahkan sebagai bahan pembuatan cat untuk melukis. Peneliti sendiri tertarik untuk mengaplikasikan proses pembuatan karya melukis dengan menggunakan media kertas dengan menggunakan bahan pewarna alami dan akan menghasilkan tampilan yang lebih menarik. Penilaian akan dipaparkan dalam bentuk penjabaran angka-angka yang berpatokan pada penilaian yang telah mereka dapatkan berdasarkan indikator pencapaian kompetensi yang terdiri atas penilaian ide atau gagasan, kreativitas, teknik dan keindahan. Untuk mengetahui proses melukis menggunakan bahan pewarna alami, adapun aspek-aspek penilaian karya dapat dipaparkan sebagai berikut: