PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY,
LEVERAGE, SIZE BANK, DAN AGE BANK TERHADAP
STABILITAS KEUANGAN DI SEKTOR PERBANKAN
Indah Ria Ristiani1, Adriana Syariefur Rakhmat2 Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa
Email : [email protected] : [email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate social
responsibility, leverage, size bank, dan age bank terhadap stabilitas keuangan pada
perusahaan perbankan konvensional tahun 2016-2020 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis metode penelitian ini adalah kuantitatif (quantitative research) yang menggunakan data panel berbentuk sekunder. Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan uji statistik deskriptif, analisis regresi data panel, uji kesesuaian model, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan bantuan program Eviews 11 for windows. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa 4 variabel independent yaitu
Corporate Social Responsibility (CSR) secara parsial berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap stabilitas keuangan. Dan variabel independent leverage secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas keuangan. Kemudian variabel size bank (ukuran perusahaan) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas keuangan. Lalu variabel independent age bank (umur perusahaan) secara parsial signifikan terhadap stabilitas keuangan. Maka hasil penelitian ini menjelaskan bahwa CSR,leverage,Size Bank tidak berpengaruh signifikan sedangkan Age Bank berpengaruh signifikan terhadap stabilitas keuangan pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di Bursa efek indonesia periode 2016-2020.
Kata kunci : Corporate social responsibility, leverage, size bank, age bank, stabilitas keuangan
1. PENDAHULUAN
Ketidakstabilan stabilitas keuangan dapat dipicu oleh berbagai macam penyebab dan gejolak. Hal ini umumnya merupakan kombinasi antara kegagalan pasar,baik karena faktor struktural maupun perilaku, kegagalan pasar itu sendiri dapat bersumber dari eksternal
(Internasional) maupun internal (domestik). Meningkatnya kecenderungan Globalisasi sektor finansial yang didukung oleh
perkembangan teknologi
menyebabkan stabilitas keuangan menjadi semakin terintegrasi tanpa jeda waktu dan batas wilayah.
Berbagai perkembangan tersebut selain dapat mengakibatkan sumber-sumber pemicu ketidakstabilan sistem keuangan meningkat dan semakin beragam, juga dapat mengakibatkan semakin sulitnya mengatasi ketidakstabilan tersebut. Identifikasi terhadap sumber ketidakstabilan sistem keuangan umumnya lebih bersifat forward
looking (melihat kedepan). Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui potensi risiko yang akan timbul serta akan mempengaruhi kondisi stabilitas keuangan mendatang.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur dan indikator kemajuan suatu negara,termasuk indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan serangkaian kebijakan. Dalam hal pengambilan kebijakan tersebut pemerintah menerapkan prinsip kehati hatian karena jika kebijakan yang diambil kurang tepat akan berdampak pada perekonomian. Kondisi tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara yang tidak dapat di prediksi dapat memicu timbulnya krisis keuangan. Menurut (Fahmi 2013), financial distress merupakan keadaan dimana keuangan perushaan mengalami penurunan yang dapat berakibat pada kebangkrutan perusahaan. Financial
distress terjadi disebabkan oleh faktor
internal,misalnya kerugian pada kegiatan operasi yang perusahaan pada beberapa tahun dan eksternal
perusahaan seperti kebijakan pemerintah yang dapat menambah beban usaha, sehingga financial
distress harus segera mengurangi,
mengingat tidak sedikit fakta kebangkrutan yang terjadi di Indonesia.
Hal ini karena industri perbankan merupakan industri yang dinamis dan berisiko tinggi. Salah satu jenis risiko yang dapat mengganggu keberlangsungan sebuah bank adalah risiko sistemik. Risiko ini dapat menimbulkan efek domino, apabila salah satu bank menutup usahanya karena bankrut bisa berdampak pada bank lain, bahkan berdampak kepada perbankan secara nasional. Belajar dari krisis moneter yang pernah terjadi, stabilitas keuangan perbankan merupakan hal yang penting. (Vinals dan Singh 2010) melakukan stress test terhadap sektor perbankan di Indonesia untuk mengetahui dampak dari krisis global yang menghasilkan kesimpulan bahwa perbankan Indonesia rentan terhadap risiko kredit terutama untuk bank kelompok menengah sampai dengan besar. Beberapa krisis ekonomi yang terjadi berdampak terhadap keuangan global, termasuk sektor perbankan di Indonesia. Krisis ini dapat memengaruhi ketahanan perbankan nasional yang dapat dilihat dari stabilitas keuangan kedua sistem perbankan tersebut serta faktor-faktor yang memengaruhinya.
Banyak studi empiris memfokuskan diri kepada individual banking distress untuk mengukur stabilitas keuangan perbankan. Pada analisis mengenai stabilitas keuangan bank melalui pendekatan individual
pengukuran, yaitu: Z-Score merupakan proksi dari probabilitas dari kegagalan atau kebangkrutan bank. Z-Score merupakan penjumlahan return on asset (ROA) dengan rasio modal terhadap total aset (equity to total asset) tertimbang oleh standar deviasi dari return on asset (ROA). Oleh karena itu semakin tinggi angka Z-Score mengambarkan semakin rendahnya risiko bank dan juga semakin tinggi tingkat stabilitas bank. tentang volatilitas pendapatan (ROA) yang semakin tinggi akan menyebabkan ketidakpastian tingkat modal dan memperburuk tingkat kesehatan bank.
Stabilitas sistem keuangan berperan penting di dalam perekonomian. sistem keuangan berfungsi sebagai mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada pihak yang memiliki defisit (Otoritas Jasa Keuangan,2015). Jadi sistem keuangan yang tidak stabil dan yang tidak berfungsi secara baik, itu akan menghambat pertumbuhan ekonomi nantinya. Suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan yang stabil yang berfungsi dengan baik serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal, dan bisa mengalokasikan sumber dana yang terjadi sehingga bisa mencegah gangguan kegiatan sektor riil dan sistem keuangan (Bank Indonesia). Stabilitas keuangan yang tidak stabil, terlebih lagi jika mengakibatkan terjadinya krisis, memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk upaya penyelamatannya (Bank Indonesia, 2017).
Penelitian tentang perbandingan stabilitas sistem
perbankan, sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti internasional, beberapa diantaranya adalah (Rashid, 2017). terkait dengan penilaian kontribusi kekuatan finansial terhadap stabilitas keuangan pada bank konvensional dan Islam di Pakistan. Sedangkan variable dependen yang digunakan adalah Z-score yang merupakan proxy stabilitas bank. Zscore memiliki hubungan negatif dengan kepailitan lembaga keuangan, yaitu kemungkinan nilai aset menjadi lebih rendah daripada nilai utang. Semakin tinggi nilai Z-score mengindikasikan probabilitas kepailitan lembaga keuangan yang semakin rendah (World Bank, 2019. ). Kebangkrutan sebuah perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan, hal ini sangat penting bagi perusahaan sebagai sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan (Maymi., 2012).Kondisi keuangan perusahaan menjadi perhatian banyak pihak, tidak hanya manajemen perusahaan, karena kelangsungan hidup dan kondisi keuangan perusahaan menentukan kemakmuran berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder), seperti investor, kreditor, dan pihak lainnya. Stabilitas perbankan dicerminkan dengan kondisi perbankan yang sehat dimana perbankan tersebut bebas dari
financial distress (kesulitan keuangan) hingga kebangkrutan.
Financial distress dapat dimulai dari
kesulitan likuiditas (jangka pendek) sebagai indikasi financial distress yang paling ringan, sampai pernyataan kebangkrutan yang merupakan financial distress yang paling berat. Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk mengetahui
menganalisis laporan keuangan. Laporan keuangan sebagai tolak ukur pengukuran rasio keuangan guna mengetahui terjadinya financial
distress disuatu perusahaan
perbankan.
Fenomena banyaknya perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI mengalami pailit atau kebangkrutan tersebut dapat dikatakan mengalami kondisi
financial distress sehingga dapat
terancam de-listing. Melihat kerugian yang sangat besar bagi berbagai pihak menimbulkan pemikiran bahwa prediksi financial distress diperlukan untuk mengidentifikasi sejak dini adanya kondisi yang menjurus ke arah kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Corporate
Social Responsibility, Leverage, Size
Bank,dan Age Bank terhadap Stabilitas Keuangan pada perusahaan perbankan konvensional yang terdaftar di BEI tahun 2016-2020.
Gambar 1 Stabilitas Keuangan
Dapat disimpulkan mengenai stabilitas keuangan dari Bank konvensional dengan periode 2016-2020 terlihat bahwa bank BCA memiliki stabilitas keuangan tertinggi. Pada tahun 2016 -2017 Bank BCA mengalami peningkatan dari angka 6412% meningkat menjadi 6742%. Di tahun 2017 – 2018 terlihat mengalami peningkatan dari angka 6742% meningkat menjadi 7083%. Di tahun 2018- 2019 terlihat mengalami peningkatan dari angka 7083% meningkat menjadi 7295%. Lalu di tahun 2019- 2020 terlihat mengalami penurunan dari angka 7295% menjadi 6611%.
Melihat dari fenomena diatas, bahwa masalah kesulitan keuangan perusahaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu dari faktor internal maupun faktor eksternal. Adapun faktor internal yang terjadi misalnya perusahaan mengalami penurunan pendapatan sehhingga mengalami kerugian terus menerus yang dapat menilbulkan kesulitan keuangan karena perusahaan tidak sanggup membayar utang jangka pendek mau pun jangka panjang saat jatuh tempo, bahkan penjualan yang
semakain menurun yang
mengakibatkan laba kecil. Kejadian ini jika tidak segera di tangani dapat berujung pada kebangkrutan. Jika suatu perusahaan yang sedang mengalami masalah keuangan mencoba mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan pinjaman,melakukan kombinasi bisnis atau menutup usahanya, perusahaan yang mengalami financial distress pada umumnya memiliki laba negatif. Bila suatu sistem perbankan dalam kondisi yang tidak sehat, maka fungsi bank sebagai lembaga
0% 1000% 2000% 3000% 4000% 5000% 6000% 7000% 8000% 2016 2017 2018 2019 2020
Chart Title
1 BCA 2 BRI 3 MANDIRI 4 BNI 5 CIMB NIAGA 6 DANAMONintermediasi tidak akan berfungsi dengan optimal. Dengan terganggunya fungsi intermediasi tersebut, maka alokasi dan penyediaan dana dari perbankan untuk kegiatan investasi dan pembiayaan sektor-sektor yang produktif dalam perekonomian menjadi terbatas.
2. Tinjauan Pustaka
1. Untuk mengetahui pengaruh
Corporate Social Responsibility
secara parsial berpengaruh terhadap Stabilitas Keuangan ? 2. Untuk mengetahui pengaruh
Leverage secara parsial
berpengaruh terhadap Stabilitas Keuangan ?
3. Untuk mengetahui pengaruh Size Bank secara parsial berpengaruh terhadap Stabilitas Keuangan ? 4. Untuk mengetahui pengaruh Age
Bank secara parsial berpengaruh terhadap Stabilitas Keuangan ? 5. Untuk mengetahui pengaruh
Corporate Social Responsibility, Leverage,Size Bank, Age Bank
secara simultan terhadap Stabilitas Keuangan ?
3. Stabilitas Keuangan
Stabilitas keuangan merupakan upaya yang dilakukan pada saat suatu sistem keuangan dalam keadaan yang tidak stabil, suatu sistem keuangan dikatakan tidak stabil adalah pada saat sistem tersebut telah membahayakan dan menghambat kegiatan ekonomi menurut Budi santoso et al (2014). Vinals dan Singh (2010) melakukan stress test terhadap sektor perbankan di Indonesia untuk mengetahui dampak dari krisis global yang menghasilkan
kesimpulan bahwa perbankan Indonesia rentan terhadap risiko kredit terutama untuk bank kelompok menengah sampai dengan besar.
4. Corpororate Social
Responsibility
Perusahaan melaksanakan CSR karena perusahaan tidak memikirkan diri sendiri tetapi juga memikirkaan kepentingan
stakeholder. Sebuah perusahaan
tidak dapat eksis tanpa masyarakat di lingkungannya. Pengelolaan tidak hanya fokus mengejar profit, tapi juga punya kewajiban Melihat aspek lain, seperti tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan tanggung jawab lingkungan. Oleh karena itu, ada persyaratan etika manajemen harus mengutamakan kepentingan publik. Inilah pentingnya manajemen memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan (Purwaningsih & Aziza, 2019). Citra perusahaan yang baik dapat menarik masyarakat untuk membeli output perusahaannya serta meningkatkan keuntungan perusahaan. Selain memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan, perusahaan juga memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan dalam bentuk informasi (melalui laporan), sehingga pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan akan menarik pemangku kepentingan, berkontribusi pada investasi dan kredit, serta meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Aziza., (2019). )
5. Leverage
Menurut (Novari, 2016)
leverage adalah perkiraan risiko
Semakin besar leverage, semakin besar risiko investasi ini juga sangat besar. Dalam hal ini, leverage perlu dikelola dengan baik karena aktivitasnya penggunaan hutang yang berat akan meningkatkan nilai perusahaan. Leverage berlebihan hal ini dapat diukur dengan rasio utang terhadap ekuitas (DER). Rasio ini mengukur berasal dari hutang, pembiayaan aset perusahaan. Rasio leverage yang digunakan buat mengukur keahlian perusahaan dalam penuhi kewajiban kewajibannya baik itu jangka pendek ataupun jangka panjang bila pada sesuatu dikala perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini menampilkan seberapa banyak peninggalan perusahaan yang didanai dari hutang. Dengan tingginya hutang yang dipunyai perusahaan, hingga perusahaan dituntut buat menciptakan pemasukan yang lebih supaya dapat membayar hutang serta bunganya. Oleh sebab itu, diperkirakan terdapat ikatan positif antara rasio leverage dengan
financial distress (Hidayat, M. A. ,
2013)
6. Size Bank
Ukuran bank Menurut (Devi, 2018), ukuran perusahaan adalah ukuran kekayaan mereka, dinyatakan dalam total aset. Perusahaan dengan total aset yang lebih besar sehat secara finansial, dan sebaliknya. Total aset biasanya digunakan sebagai proksi untuk mengukur ukuran bank. (Niresh, 2014) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai kemampuan perusahaan dalam
memenuhi jumlah dan kapasitas produksi guna memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Selanjutnya (Maresh, 2021), mendefinisikan ukuran perusahaan dinyatakan dengan kemampuan financial perusahaan.
7. Age Bank
Umur dari suatu perusahaan (age) adalah jangka waktu atau lamanya suatu perusahaan itu beroperasi atau melakukan kegiatan usahanya sejak perusahaan tersebut berdiri atau sejak adanya surat pengesahan perusahaan (Sri, 2014)Umur perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan menjadi bukti bahwa perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian (Bestivano, 2013). Menurut (Kurniawan, 2014), Perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan, dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang cukup maka perusahaan yang memiliki umur yang lebih tua cenderung selalu bisa menghindari kondisi finansial distress.
8. Desain Penelitian
Desain penelitian ini dibuat berdasarkan pada rumusan masalah dan hipotesis sehingga dapat di terjemahkan dalam gambaran sebagai berikut :
1. H1 Pengaruh Corporate Sosial
Responsibility Terhadap Stabilitas
Keuangan pada Bank
Konvensional yang terdaftar di BEI. CSR terhadap financial
distress dalam perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2015-2018 menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif signifikan antara CSR dan
financial distress. ( (Luther
Yohanes Tampubolon, 2020). 2. H2 Pengaruh Leverage terhadap
Stabilitas keuangan pada Bank Konvensional yang teerdaftar di BEI. Hasil penelitian menggambarkan terdapat pengaruh signifikan positif
leverage terhadap financial distress. (Moleong, 2016).
3. H3 Pengaruh Size Bank terhadap Stabilitas Keuangan pada Bannk Konvensional yang terdaftar di BEI. hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh
negatif dan signifikan pada
financial distress. (Merkusiwati.,
2014)
4. H4 Pengaruh Umur Bank terhadap Stabilitas Keuangan pada Bank Konvensional yang terdaftar di BEI. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara umur perusahaan terhadap kondisi financial distress. (Dillak, 2020)
5. H5 Pengaruh Corporate Sosial
Responsibility, Leverage, Size Bank, dan Age Bank terhadap
Stabilitas Keuangan pada Bank Konvensional yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga model dapat memprediksifinancial distress pada perusahaan perbankan syariah dilihat dari persentase nilai akurasi tertinggi dari financial kesusahan adalah Grover, dan yang kedua adalah Springate dan ketiga adalah Altman. (Lintang Kurniawati, 2016).
9. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti. Sampel merupakan bagian dari jumlah serta Karakteristik yang dipunyai oleh populasi tersebut. Sehingga sampel ialah bagian dari populasi yang ada untuk pengambilan sampel wajib memakai metode tertentu yang didasarkan dengan pertimbangan yang ada (Bintari, 2015: 97- 98). Dan pengambilan sampel harus dilakukan dengan sedimikian rupa sehingga dapat memperoleh sample yang benar dan dapt berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan
Corporate Social Responsibility (X1) Leverage (X2) Size Bank (X3) Age Bank (X4) Stabilitas Keuangan (Y) H1 H2 H3 H4 H5
keadaan sebenarnya (Arikunto,200). Adapun sampel yang dipakai dalam penelitian ini merupakan Perbankan yang masuk dalam kategori Bank dengan Market Cap tertinggi di Indonesia. Berdasarkan kriteria sampel penelitian sebanyak 6 perusahaan perbankan pada periode tahun 2016-2020 dengan total keseluruhan 30 sampel.
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif (quantitative research) yang menggunakan data panel yang berbentuk sekunder. Jenis penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan data angka atau data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan dengan cara pengukuran yang benar terhadap variabel – variabel yang ada. Data panel merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) data yang terdiri atas satu atau lebih variabel yang akan diamati pada satu unit observasi dalam kurun waktu tertentu dan data silang (cross section) merupakan data observasi dari beberapa unit observasi dalam satu titik waktu. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara yang diambil dari website Bursa Efek Indonesia.
10. Uji Deskriptif
Uji Statistik Deskriptif merupakan metode-metode
statistik yang memiliki fungsi untuk menggambarkan data yang telah dikumpulkan. Data yang telah dikumpulkan tersebut dapat dideskripsikan melalui mean,
standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, dan range (Ghozali, 2018:19).
11. Uji Chow
Uji chow merupakan pengujian yang digunakan untuk menentukan model Fixed Effect atau Random
Effect yang paling tepat dalam
mengestimasi data panel. Hipotesis dalam uji chow adalah :
H0: Model Common Effect H1: Model Fixed Effect
Berdasarkan nilai cross section F probabilitas >0,05 (ditentukan di awal sebagai tingkat signifikansi atau alpha) maka model yang terpilih adalah common effect
model (CEM), tetapi jika
probabilitas < 0,05 maka model yang akan terpilih adalah fixed
effect model (FEM).
12. Uji Hausman
Date: 07/29/21 Time: 15:54 Sample: 2016 2020
ZSCORE CSR LEVERAGE SIZE_BANK AGE_BANK Mean 39.06267 0.854000 0.814333 20.21933 60.16667 Median 32.65000 0.860000 0.820000 20.52000 61.50000 Maximum 72.95000 0.860000 0.860000 21.14000 125.0000 Minimum 18.71000 0.830000 0.650000 18.98000 18.00000 Std. Dev. 17.26824 0.010372 0.042074 0.757732 34.98481 Skewness 0.666680 -1.614187 -1.970587 -0.520658 0.547093 Kurtosis 2.026915 4.174556 8.689651 1.657237 2.405399 Jarque-Bera 3.405930 14.75247 59.88123 3.609191 1.938492 Probability 0.182143 0.000626 0.000000 0.164541 0.379369 Sum 1171.880 25.62000 24.43000 606.5800 1805.000 Sum Sq. Dev. 8647.576 0.003120 0.051337 16.65059 35494.17 Observations 30 30 30 30 30 Cross Section F 0.0000
Hausman Test adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan dalam memilih model terbaik antara model fixed
effect atau random effect.
Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Model Random effect H1 : Model fixed effect
Aturan pengambil kesimpulan sebagai berikut :
- Jika probabilitas untuk Chi-Square < 0,05 maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah Fixed Effect. - Jika probabilitas untuk Chi-Square
> 0,05, maka H0 diterima, sehingga model yang tepat digunakan adalah model Random
Effect.
Berikut adalah hasil hausman :
13. Uji Lagrange Multiplier
Uji Lagrange Multiplier untuk memilih apakah model Commont
Effect atau Random Effect yang
lebih tepat digunakan dalam model persamaan regresi data panel. Setelah diperoleh nilai LM hitung, nilai LM hitung dibandingkan dengan nilai chi-squared tabel dengan derajat kebebasan (degree
offreedom) sebanyak jumlah
variabel independen (bebas) dan alfa atau tingkat signifikan sebesar 5%.
Aturan pengambilan keputusan uji LM adalah :
- Jika nilai LM hitung >
chi-squared tabel maka model yang
dipilih adalah random effect. - Jika nilai LM hitung <
chi-squared tabel maka model yang
dipilih adalah common effect. Berikut ini adalah hasil dari uji Lagrange Multiplier (LM) :
14. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas
Uji Multikolinearitas
Uji Autokorelasi
Uji Heteroskedastisitas
15. Uji Hipotesis
Hasil (Uji t ) Parsial
Prob.Chi Square 0.3689
Cros Section 0.0000 Chi Square 42.5527
Jarquebera 0.610139 Prob.Jarquebera 0.737072
CSR LEVERAGE SIZE_BANK AGE_BANK CSR 1.000.000 0.535721 0.856334 0.157744 LEVER 0.535721 1.000.000 0.305000 0.218765 SIZE_B 0.856334 0.305000 1.000.000 0.327959 AGE_B 0.157744 0.218765 0.327959 1.000.000 Durbin-Watson 0.088282 Nilai dL 1.1426 Nilai Du 1.7386 Probability C 0.1274 CSR 0.2482 LEVERAGE 0.2762 SIZE BANK 0.1576 AGE BANK 0.0541 t-Statistic prob CSR 0.719872 0.4783 LEVERAGE 0.635232 0.5310 SIZE BANK -0.789382 0.4373 AGE BANK -2.095860 0.0464
Hasil (Uji F ) Simultan
Hasil Uji (Adjusted R2)
Berdasarkan Nilai Adjusted R-squared didapatkan nilainya adalah sebesar 0.147060. Besarnya angka koefisien determinasi (R
Square) 0.147060 sama dengan
14,706%. Angka tersebut mengandung arti bahwa Corporate
Social Responsibility, Leverage, Size Bank, Age Bank berpengaruh
terhadap Stabilitas Keuangan (Zscore) sebesar 14,706% sedangkan sisanya (100% - 14,706% = 85,29%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi ini.
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis : H1 : Corporate Social Responsibility
(CSR) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap stabilitas keuangan (Zscore) dengan t-value 0.719872.
H2 : Leverage berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Stabilitas Keuangan (Zscore) dengan t-value 0.635232.
H3 : Size Bank berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Stabilitas Keuangan (Zscore) dengan t-value -0.789382. H4 : Age Bank berpengaruh negatif
signifikan terhadap Stabilitas Keuangan (Zscore) dengan t-value -2.095860.
H5 : Corporate Social Responsibility (CSR), Leverage, Size Bank dan
Age Bank secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Stabilitas Keuangan (Zscore) dengan t-value 2-250011.
16. Pembahasan
Setelah melakukan uji hipotesis maka penelitian dari data-data yang telah disajikan diatas maka dilakukan pembahasan hasil penelitian. Hasil-hasil pembahasan tersebut diantaranya aadalah sebagai berikut:
1. Dalam Penelitian ini didapatkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) secara
parsial berpengaruh positif tidak signifikan tehadap Stabilitas Keuangan (Zscore). Dan dapat disimpulkan pengelolaan tidka hanya fokus mengejar profit, tetapi juga punya kewajiban melihat aspek lain,seperti tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan tanggung jawab lingkungan, lalu masalah status keuangan harus segera dipertimbangkan karena kebangrutan perusahaan jarang terjadi.
2. Dalam penelitian didapat bahwa variabel leverage ini tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas keuangan. Dan dapat di simpulkan apabila
sesuatu perusahaan
pembiayaannya lebih banyak memakai utang, perihal ini beresiko terjaadinya kesusahan pembayaran dimasa yang akan tiba akibat utang lebih besar dari aset yang dipunyai, dan kemampuan financial distress juga terus menjadi besar.
F-Statitic 2.250011
Prob.(F-Statitic) 0.092282
Adjusted
R-squared 0.147060
3. Dalam penelitian dapat diketahui bahwa variabel size bank berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap stabilitas keuangan. Hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi size bank
semakin rendahnya
pengungkapan stabilitas keuangan (Zscore). Dapat disimpulkan semakin besar total aaset yang dimiliki bank, maka semakin besar skala bank tersebut, tetapi setiap aset yang dimiliki bank selalu membawa peluang yang berisiko.
4. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa Age Bank
(Umur Perusahaan)
berpengaruh negatif signifikan terhadap Stabilitas Keuangan (Zscore). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap stabilitas keuangan karena diketahui bahwa nilai probability lebih kecil dari 0,5%. Dan dapat disimpulkan
semakin lama umur
perusahaan,maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut, begitupun sebaliknya. Maka umur perusahaan menunjukan seberapa lama perusahaan mampu bertahan selama perusahaan itu tetap beroperasi.
17. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data,pengujian hipotesis secara parsial dan simultan lalu sebagaimana pembahasan telah diuraikan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Corporate Social Responsibility secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap stabilitas keuangan.
2. Leverage secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Stabilitas Keuangan.
3. Size Bank (Ukuran Bank) secara parsial berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Stabilitas Keuangan.
4. Age Bank (Umur Perusahaan) secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap Stabilitas Keuangan.
5. Corporate Social Responsibility (CSR), Leverage, Size Bank (Ukuran Perusahaan) dan Age Bank (Umur Perusahaan) secara simultan berpengaruh terhadap Stabilitas Keuangan.
18. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian di atas maka berikut ini adalah beberapa saran yang dapat peneliti berikan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis:
1. Pada penelitian ini, sampel yang dipilih adalah perusahaan perbankan yaitu bank konvensional. Maka pada penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat menambahkan mengganti objek penelitian atau menambah jumlah sampel agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih baik.
2. Periode penelitian ini terbatas mulai tahun 2016 sampai 2020, hendaknya penelitian
selanjutnya dapat
penelitian agar hasil yang didapatkan lebih akurat dan relevan.
3. Pada penelitian ini variabel dependen yang dipakai adalah Stabilitas keuangan yang diukur dengan Zscore, sedangkan variabel independennya adalah
Corporate Social
Responsibility(CSR), Leverage, Size Bank (Ukuran Perusahaan)
dan Age Bank (Umur Perusahaan). Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel yang lebih beragam sehingga didapatkan hasil penelitian yang berbeda dan lebih mendalam. 4. Dalam penelitian ini metode
yang digunakan adalah regresi data panel dan pengolahannya menggunakan Eviews 11. Penelitian selanjutnya agar dapat menggunakan metode lain dan software yang lebih baru sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat dan valid.
19. Daftar Pustaka
Aziza., P. &. ( (2019). ). Journal.,.
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSBILITY TERHADAP FINANCIAL DISTRESS DIMODERASI OLEH SIKLUS HIDUP PERUSAHAAN PADA TAHAP MATURE, Vol. 9,
No.3 .
Bestivano. (2013). Skripsi. Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,Profitabilitas, dan Leverage terhadap Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI,, universitas negeri padang.
Devi, A. d. (2018). Journal of Islamic Monetary Economics and Finance. .
Solution To Overcome The Bankruptcy Potential Of Islamic Rural Bank In Indonesia., , Volume
3, Special Issue, pp 25 - 44. Dillak, Z. A. (2020). e-Proceeding of
Management . PENGARUH RASIO
LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KONDISI
FINANCIAL DISTRESS, , Vol.7,
No.2 Agustus .
Fahmi 2013. (t.thn.). pengaruh Current
Asset,Total Debt to equity,Return On Assets, Terhadap Financial distress.
Hidayat, M. A. . (2013). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis universitas Diponegoro. Prediksi Financial
Distress Perusahaan Manufaktur di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012).
Kurniawan. (2014). skripsi . PENGARUH
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY DAN TIMELINESS.
Lailatul Maslachah, Sugeng Wahyudi, Wisnu mawardi. (t.thn.). ANALISIS
PENGARUH LEVERAGE, TOBIN’S Q, INTANGIBLE ASET,TANGIBLE ASET, LIKUIDITAS dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PREDIKSI TERJADINYA FINANCIAL DISTRESS.
Lintang Kurniawati, N. K. (2016). jurnal Syariah Paper Accounting FEB UMS. Analisis model predeksi
financial distress pada perusahaan perbankan syariah di indonesia.
Luther Yohanes Tampubolon, R. F. ( 2020). universitas pembangunan nasional veteran jakarta,indonesia. . .
Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Financial Distress : Peran Moderasi Firm Life Cycle, , Volume 1,.
Maresh, S. a. (2021). International
Management Review,., . “A Study
of The Roles of Firm and Country on Spesific Determinants in Capital Structure: Iranian Evidence", 8(2),
pp: 51-62.
Maymi., I. M. ( 2012). Jurnal Akuntansi Universitas Jember. Analisis Rasio
Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Fanancial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.,
Vol. 10. No. 2.
Merkusiwati., N. W. (2014). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana . .
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, LIKUIDITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA FINANCIAL DISTRESS, ,
7.1(2014) :93-106.
Moleong, L. C. (2016). Journal Modus.
Pengaruh real interest rate dan leverage terhadap financial distress, , Vol.30.
Niresh, d. V. (2014). International Journal of Business and Management. “Firm
Size and Profitability: A Study of Listed Manufacturing Firms in Sri Lanka”, , 9 (4), 57-64.
Novari, M. P. (2016). E-Jurnal Manajemen Unud. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage,dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Properti dan Real Estate., , Vol 5 No 9
2016: 5671-5694. ISSN: 2302-8912.
Otoritas Jasa Keuangan,2015. (t.thn.).
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perb
ankan/stabilitas-sistem-keuangan/Pages/Ikhtisar.aspx.
Rashid, A. Y. (2017).
https://doi.org/10.1108/IMEFM-11-2015-0137. Does Islamic Banking
Really Strengthen Financial Stability? Empirical Evidence from Pakistan. Int. J. Islam., Middle
East. Financ. Manag. Vol. 10. Sri. ( 2014). . artikel ilmiah. . PENGARUH
UKURAN PERUSAHAAN, UMUR PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KUALITAS
PELAPORAN KEUANGAN,,
hal.03.
Vinals dan Singh 2010. (t.thn.). International Monetary Fund. Financial System
Stability Assessment, August
12,2010 No. 10/288.
World Bank, 2019. . (t.thn.). http:// www. worldbank. org/en/ publication/ gfdr/background/
financial-stability. hal. Diambil tanggal 3 Juli 2019.