• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN AJAR AUDITING 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN AJAR AUDITING 1"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

Dr. H. Andi Rustam. SE., MM., Ak., CA., CPA Andi Arifwangsa Adiningrat.SE., S.Pd., M.Ak Muhammad Adil. SE., M.Ak

Buku 1

AUDITING –1

(Penerapan Praktisi Jasa Audit)

LPP UNISMUH MAKASSAR

(2)

AUDITING - 1

Penerapan Praktisi Jasa Audit Disusun Oleh :

TIM PENULIS :

Dr. Andi Rustam.SE., MM., Ak., CA., CPA Prefesi :

- Dosen Akuntansi di Unismuh Makassar - Ketua Prodi Perpajakan Unismuh Makassar - Auditor & Manajer Office di KAP dan Pimpinan

Pada Kantor Jasa Akuntan

A.Arifwangsa Adiningrat SE., S.Pd., M.Ak -- Profesi :

- Dosen Akuntansi di UMI

- Asisten Dosen Akuntansi di Unismuh Makassar - Reseller, Trainers & Konsultan Zahir Accounting Muhammad Adil. SE., M.Ak –

Profesi :

- Dosen Akuntansi Perpajakan di Unismuh Makassar - Wiraswasta

Buku 1

(3)

BAHAN AJAR AUDITING –1

(Penerapan Praktisi Jasa Audit) BUKU 1

PENYUSUN

Dr. H. Andi Rustam. SE., MM., Ak., CA., CPA Andi Arifwangsa Adiningrat.SE., S.Pd., M.Ak Muhammad Adil. SE., M.Ak

LPP UNISMUH MAKASSAR

(4)

BAHAN AJAR AUDITING –1

(Penerapan Praktisi Jasa Audit) BUKU 1

PENYUSUN:

Dr. H. Andi Rustam. SE., MM., Ak., CA., CPA Andi Arifwangsa Adiningrat.SE., S.Pd., M.Ak Muhammad Adil. SE., M.Ak

Hak Cipta © 2018, pada penulis

Hak publikasi pada Penerbit LPP Unismuh Makassar.

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit.

Cetakan pertama, APRIL 2018 LPP Unismuh Makassar

Kelompok penerbit Universitas Muhammadiyah Makassar Jalan Sultan Alauddin No. 259, Makassar 90221.

Telp. (0411) 866972,

E-mail: [email protected].

ISBN:978-602-8187-83-1

(5)

Pertama-tama saya panjatkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT atas nikmat sehat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Buku Auditing ini dengan baik. Buku ajar ini kami buat dengan mengimpelmentasikan karya akademi di bidang pengajaran auditing- 1 (penerapan praktisi jasa audit)

Penulis berharap karya kecil ini untuk menambah ilmu dan wawasan bagi mahasiswa, dan dosen di bidang akuntansi. Tulisan ini dibuat dengan merumuskan satu tujuan, yaitu membantu mahasiswa dalam menguasai konsep dasar dan praktek auditing dengan baik dalam proses pembelajaran

Berbagai jalan yang ditempuh untuk memudahkan mahasiswa mempelajari auditing menggunakan buku ini. Pertama gaya bahasa yang menarik secara singkat dan jelas. Kedua, Tim penyusun buku ini sekuat tenaga mengusahakan agar format tulisan sama. Ketiga , Dalam buku ini dirancang setiap bab disertai penjelasan serta soal-soal latihan agar mahasiswa mempelajari dan memahami pembahasan disetiap bab tersebut

Dalam buku ini terdiri dari 9 bab telah membahas tentang pengantar audit, etika profesional, asersi manajemen & bukti audit, laporan akuntan, ketas kerja permeriksaan dan sebagainya

Buku Auditing berkaitan dengan mata kuliah seperti Sistem Informasi Akuntansi, Etika profesi akuntan, Akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan manajemen keuangan,

Tulisan ini dapat digunakan sebagai acuan pokok atau sebagai pendamping bahan ajar yang berdasarkan Silabus Auditing-1. Buku ini membantu mahasiswa agar membiasakan diri belajar dengan baik

Makassar, April 2018

Tim Penulis

(6)

HALAMAN DEPAN ... i

KATA PENGANTAR ……… ii

DAFTAR ISI ………... iv

BAB 1. PENGANTAR AUDITING ... 1

1.1. Konsep Dasar Auditing ... 3

1.1.1. Definisi Audit ... 3

1.1.2. Manfaat Audit ... 4

1.2. Perbedaan Auditing dengan Akuntansi ... 5

1.3. Pentingnya Audit ... 6

1.4. Jenis Jenis Audit... 7

1.5. Tipe Auditor ... 8

1.6. Profesi Akuntan ... 9

1.7. Standar Auditing ... 11

Rangkuman bab ... 12

Latihan ...………... 13

Sumber Bacaan Tambahan ... 13

BAB 2 ETIKA PROFESIONAL DAN KODE ETIK ... PROFESI AKUNTAN ... 14

2.1. Konsep Dasar Etika Profesional……... 15

2.2. Konsep Dasar Kode Etik Profesi Akuntan ... 17

2.3. Pentingnya Etika Profesional dan Kode Etik Profesi Akuntan ... 17

2.4. Akuntan Publik dan Auditor Indenpenden ... 19

2.5. Kegiatan dan Sktruktur Kantor Akuntan Publik ... 20

2.6. Rerangka Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia ... 21

2.7. Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia ... 22

2.8. Aturan Etika Akuntan Publik ... 27

Rangkuman bab ... 33

Latihan ...………... 34

Sumber Bacaan Tambahan ... 34

BAB 3 LAPORAN AKUNTAN ………... 35

3.1. Jenis – Jenis Pendapat Akuntan ... 36

3.1.1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian ... 36

(7)

Bahasa Penjelas ... 36

3.1.3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian ... 37

3.1.4. Pendapat Tidak Wajar ... 38

3.1.5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat ... 38

3.2. Jenis – Jenis Laporan Akuntan ... 39

3.2.1. Laporan Auditor Bentuk Baku ... 40

3.2.2. Contoh laporan Auditor Indenpenden ... 41

3.3. Menyusun Laporan Audit 3.3.1. Standar Laporan Audit Tanpa Pengecualian... 42

3.3.2. Kondisi Untuk Laporan Tanpa Pengecualian.. 43

3.3.3. Laporan Audit Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas ... 44

3.4. Proses Pembuatan Keputusan Auditor Untuk Penerbitan Laporan Audit ... 45

Rangkuman bab ... 48

Latihan ...………... 49

Sumber Bacaan Tambahan ... 49

BAB 4 ASERSI MANAJEMEN DAN BUKTI AUDIT ... 50

4.1. Asersi Manajemen ... 52

4.2. Teknik Audit ... 54

4.3. Bukti Audit ... 55

4.3.1. Pengertian Bukti Audit ... 55

4.3.2. Tipe Bukti Audit ... 55

4.3.3. Kecukupan Bukti Audit ... 56

4.3.4. Kompetensi Bukti Audit ... 57

4.4. Bukti Audit dalam menyatakan Pendapat Auditor ... 58

Rangkuman bab ... 59

Latihan ...………... 59

Sumber Bacaan Tambahan ... 59

BAB 5 KERTAS KERJA AUDIT ... 61

5.1. Konsep Kertas Kerja... 62

5.1.1. Definisi Kertas Kerja ... 62

5.1.2. Tujuan Pembuatan Kertas Kerja ... 63 5.2. Faktor Yang Harus diperhatikan dalam Pembuatan

(8)

5.3. Tipe Kertas Kerja Pemeriksaan ... 65

5.4. Bentuk dan Susunan Kertas Kerja ... 68.

5.5. Membuat Kertas Kerja Pemeriksaan... 69

Rangkuman bab ... 72

Latihan ...………... 73

Sumber Bacaan Tambahan ... 73

BAB 6. PENERIMAAN PERIKATAN AUDIT, AUDIT PLAN, AUDIT PROGRAM DAN AUDIT PROCEDURE... 74

6.1. Tahap –Tahap Audit atas Laporan Keuangan ... 75

6.2. Tahap Penerimaan Perikatan Audit ... 81

6.3. Audit Plan (Perencanaan Audit) ... 82

6.4. Audit Program ... 82

6.5. Audit Procedure ... 82

Rangkuman bab ... 82

Latihan ...………... 83

Sumber Bacaan Tambahan ... 83

BAB 7 MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT ... 84

7.1. Materialitas ... 84

7.2. Hubungan Antara Materialitas dan Resiko Audit ... 85

7.3. Resiko Audit ... 87

7.4. Penggunaan Informasi Resiko Audit ... 87

Rangkuman bab ... 89

Latihan ...………... 90

Sumber Bacaan Tambahan ... 90

BAB 8 PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT ... 91

8.1. Konsep Pengendalian Intern ... 92

8.2. Hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang lingkup Pemeriksaan ... 95

Rangkuman bab ... 96

Latihan ...………... 96

Sumber Bacaan Tambahan ... 96

(9)

9.1. Konsep Kas dan Setara Kas ... 98.

9.2. Tujuan dan Prosedur Pemeiksaan Kas dan Setara Kas .. 99

9.3. Pngendalian Intern Pada Kas ... 100

Rangkuman bab ... 102

Latihan ...………...……... 102

Sumber Bacaan Tambahan ... 102

DAFTAR PUSTAKA ………... 104

BILLIOGRAPHY PENULIS ... 105

(10)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

BAB 1

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari ini, mahasiswa diharapkan mampu :

 Menjelaskan Konsep Dasar Auditing

 Menjelaskan Perbedaan Auditing dengan Akuntansi

 Menjelaskan Pentingnya Audit

 Menjelaskan Jenis – Jenis Audit

 Menjelaskan Tipe Auditor

 Menjelaskan Profesi Akuntan

 Menjelaskan Standar Auditing

PENGANTAR

AUDITING

(11)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil) PENDAHULUAN

Auditing bagi perusahaan maupun instansi pemerintahaan merupakan hal yang cukup penting karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan operasional. Pada awal perkembangannya auditing hanya dimaksudkan untuk mencari dan menemukan kecurangan serta kesalahan, kemudian berkembang menjadi pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam pengambilan keputusan.

Suatu laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan yang dilakukan pemeriksaan secara kritis, teliti dan sistematis oleh pihak independen dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut Dimana Seorang auditor bertugas untuk memeriksa dan mampu memberikan opini public atas kewajaran laporan keuangan suatu entitas usaha berdasarkan standar yang ditentukan IAPI. Audit harus dilaksanakan oleh seorang auditor yang senantiasa menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

Jadi dalam bab ini akan dibahas tentang konsep dasar auditing, perbedaan auditing dengan akuntansi, pentingnya suatu audit, jenis audit, jenis auditor, profesi akuntan, dan standar audit yang telah ditetapkan

(12)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil) 1.1 KONSEP DASAR AUDITING

1.1.1. Pengertian Audit

Pengertian auditing menurut konrath (2002:5) didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Pengertian auditing menurut Sukrisno Agoes mendefinisikan auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa auditing adalah suatu pemeriksaan dan pengevaluasi yang dilakukan untuk memperoleh bukti-bukti atas informasi untuk dapat memberikan pendapat kewajaran atas laporan keuangan.

Pemeriksaan Bukti

Mengenai Asersi Evaluasi

Auditing Laporan

Keuangan

(13)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

1.1.2. Manfaat Audit

Manfaat audit dibagi menjadi tiga bagian dasar yang menikmati manfaat audit, yakni:

1. Bagi Pihak yang diaudit

a) Menambah integritas laporan keuangannya sehingga laporan tersebut bisa dipercaya untuk kepentingan pihak luar entitas seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

b) Mencegah dan menemukan fraud yang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang diaudit.

c) Memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan Surat Pemberitahuan Pajak yang diserahkan kepaada Pemerintah.

d) Membuka pintu bagi masuknya sumber- pembiayaan dari luar.

e) Menyingkap kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan keuangan.

2. Bagi anggota lain dalam dunia usaha

a) Memberikan dasar yang lebih meyakinkan para kreditur atau para rekanan untuk mengambil keputusan pemberian kredit.

b) Memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan asuransi untuk menyelesaikan klaim atas kerugian yang diasuransikan.

c) Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor untuk menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen

d) Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh dan pihak yang diaudit untuk menyelesaikan sengketa mengenai upah dan tunjangan.

e) Memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun penjual untuk menentukan syarat penjualan, pembelian atau penggabungan perusahaan.

(14)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

f) Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada para langganan atau klien untuk menilai profitabilitas atau Audit Finansial, Audit Manajemen, Dan Sistem Pengendalian Intern 45 rentabilitas perusahaan itu, efisiensi operasionalnya, dan keadaan keuangannya.

3. Bagi badan pemerintah dan orang-orang yang bergerak di bidang hukum

a) Memberikan tambahan kejelasan yang independen tentang ketelitian dan jaminan laporan keuangan.

b) Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak di bidang hukum untuk mengurus harta warisan dan harta titipan, menyelesaikan masalah dalam kebangkrutan dan insolvensi, dan menentukan pelaksanaan perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.

c) Memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan Undang-Undang Keamanan Sosial.

1.2 PERBEDAAN AUDITING DENGAN AKUNTANSI

(15)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

 Accounting adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran informasi ekonomi dalam bentuk financial statements.

 Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriterian yang telah ditetapkan (GAAP)

1.3 PENTINGNYA AUDIT

Menurut Sukrisno (2017), Audit atas laporan keuangan diperlukan oleh perusahaan yang berbentuk PT (perseroan terbatas) pemegang saham biasanya 1 tahun sekali dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Para pemegang saham akan meminta pertanggung jawaban manajemen perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajeman perlu diaudit oleh kantor akuntan publik yang merupakan pihak ketiga yang indipenden karena.

1) Jika tidak diaudit ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja

2) Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian dari KAP berarti pengguna laporan keuangan bisa yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan berdasaekan prinsip umum akuntansi di Indoneesia

3) Mulai dari tahun 2001 perusahaan yang asetnya 25 M keatas harus memasukkan Audit Finantial Statement ke departemen perdagangan dan perindustrian.

4) Perusahaan yang sudah GO PUBLIC harus memasukkan audit laporan keuangan ke BAPEPAMLK paling lambat 90 hari setelah tahun buku.

(16)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

5) SPT yang didukung oleh audit laporan keuangan lebih dipercaya oleh pihak pajak dibandingkan dengan laporan keuangan yang belum diaudit

1.4 JENIS – JENIS AUDIT

Jenis audit Ditinjau dari luasnya pemeriksaan audit bisa dibendakan atas 2, yaitu:

1) General audit (pemerisaan umum),

yaitu suatu kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor Indenpenden di KAP dengan tujuan untuk memberikan pendapat kewajaran atas laporan keuangan keseluruhan dengan memperhatikan standar profesional akuntan publik dan kode etik IAI.

2) Special audit (pemeriksaan khusus)

yaitu Suatu pemeriksaan secara ruang lingkup khusus yang sifatnya terbatas yang dilakukan oleh audirtor indenpenden di sebuah KAP dan pada akhirnya auditor tidak perlu memberikan pendapat laporan keuangan tersebut tetapi pendapat diberikan terbatas pada masalah atau pos tertentu yang terpisah. Misalnya sebuah perusahaan menginginkan audit pada divisi keuangan khusus untuk laporan pengeluaran kas perusahaan.

Jenis audit ditinjau dari pemeriksaan, yaitu 1) Audit Laporan Keuangan

Audit Laporan Keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

2) Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan adalah audit yang tujuaannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi

(17)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerin tahan.

3) Audit Operasional

Audit Operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu

1.5 TIPE AUDITOR

1. Auditor Independen

Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya.

2. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.

3. Auditor Internal

Auditor Internal adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta

(18)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi

1.6 PROFESI AKUNTAN

(19)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

Jenis – jenis profesi akuntan yaitu 1) Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.

2) Akuntan Publik

Akuntan publik adalah akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu.

Mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen.

3) Akuntan Pemerintahan

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Badan Pengawas Keuangan (BPK).

4) Akuntan Perusahaan

Akuntan internal adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi, disebut juga akuntan perusahaan. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari staf biasa sampai dengan kepala bagian akuntansi atau direktur keuangan. Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, laporan keuangan untuk pihak-pihak

(20)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

eksternal, laporan keuangan untuk pemimpin perusahaan, anggaran, menangani masalah perpajakan, dan melakukan pemeriksaan internal.

1.7 STANDAR AUDIT

Standar Umum

1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan

1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan

1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi

(21)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersil bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor RANGKUMAN

Auditing bagi perusahaan maupun instansi pemerintahaan merupakan hal yang cukup penting karena memberikan pengaruh besar dalam kegiatan operasional perusahaan. Pengertian auditing adalah suatu pemeriksaan dan pengevaluasi yang dilakukan untuk memperoleh bukti- bukti atas informasi untuk dapat memberikan pendapat kewajaran atas laporan keuangan. Adapun jenis audit terdiri dari audit laporan keuangan, audit kepatuhan dan audit operasional

Suatu Audit harus dilaksanakan oleh seorang auditor yang senantiasa menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Adapun tipe auditor terdiri dari auditor indenpenden, auditor pemerintahan dan auditor internal.

(22)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 1)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

LATIHAN 1

1. Jelaskan Perbedaan Akuntansi dengan Audit Menurut Pendapat Anda ?

2. Mengapa audit sangat penting dilakukan di suatu perusahaan maupun instansi ?

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

_______________. 2017. Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I, cetakan keenam, Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Konrath, Laweey F. 2002. Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis Approach, 5th Edition. West Publishing Company

Mulyadi. 2017. Auditing. Edisi 6, Buku 1. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumber Internet

http://majalahpendidikan.com/audit-definisi-jenis-jenis-tujuan- dan-manfaat/

SUMBER BACAAN TAMBAHAN

(23)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

BAB

2

ETIKA PROFESIONAL DAN KODE ETIK AKUNTAN

PUBLIK

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari ini, mahasiswa diharapkan mampu :

 Menjelaskan Konsep Dasar Etika Profesional

 Menjelaskan Konsep Dasar Kode Etik Profesi

 Menjelaskan Pentingnya Kode Etik Profesi

 Menjelaskan Akuntan Publik dan Auditor Indenpenden

 Menjelaskan Struktur Organisasi Akuntan Publik

 Menjelaskan Rerangka Kode Etik Profesi

 Menjelaskan Prinsip Etika Profesi

 Menjelaskan Aturan Etika

(24)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

PENDAHULUAN

Kode etik di susun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi memiliki kode etik tersendiri. Misalnya kode etik akuntan, dokter, guru, pustakawan, pengacara dan pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum.

Bila seorang dokter di anggap melanggar kode etik tersebut, maka dia akan di periksa oleh majelis kode etik kedokteran indonesia bukannya oleh pengadilan. Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa, dan perilaku tenaga professional.

2.1. KONSEP DASAR ETIKA PROFESIONAL

 Definisi Etika

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat

Etika Profesional

Etika

Profesional

Jasa

Keahlian Sikap

Cara Berfikir

Keilmuan

(25)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan.

Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan – permasalahan di dunia nyata.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Etika adalah sikap atau perilaku individu seseorang dalam melakukan suatu aktivitas disekitar

 Definisi Profesional

Menurut Kusnanto , Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dala suatu pekerjaan tertentu DARYL KOEH Profesional adalah orang yang memberikan pelayanan kepada klien, LISA ANGGRAENY mendefinisikan Profesional merupakan suatu tuntutan bagi seseorang yang sedang mengemban amanahnya agar mendapatkan proses dan hasil yang optimal, sedangkan menurut BUDY PURNAWANTO, Profesional merupakan bagian dari proses, fokus kepada output, dan berorientasi ke customer.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa profesional adalah suatu seseorang yang memiliki keahlian dan pengetahuan tertentu dalam melakukan pekerjaan di bidangnya dengan mendapatkan hasil yang optimal.

 Definisi Etika Profesional

Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh

(26)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.

2.2. KONSEP DASAR KODE ETIK PROFESI

Secara Umum Kode Etik Profesi adalah Panduan dan aturan bagi seluruh anggota dalam menjalankan tugasnya sehingga dapat memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertingi, dengan orientasi pada kepentingan publik

Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.

2.3. PENTINGNYA KODE ETIK PROFESIONAL 2.3.1. Tujuan Kode Etik dibuat

Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat. Beberapa alasan tersebut adalah (Adams., dkk, dalam Ludigdo, 2007) :

1) Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga individu-individu dapat berperilaku secara etis.

(27)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

2) Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam setiap keputusan bisnisnya.

3) Perusahaan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.

4) Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.

Nilai profesional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung, 1981 mengemukakan empat asas etis, yaitu :

o Menghargai harkat dan martabat o Peduli dan bertanggung jawab o Integritas dalam hubungan

o Tanggung jawab terhadap masyarakat.

2.3.2. Tujuan Kode Etik

Menurut Charted Acountand Of Indonesia (IAI), akuntan dalam menjalankan profesinya harus disertai dan harus selalu menaati kode etik profesi akuntansi. Tujuan dari kode etik tersebut adalah:

1. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

3. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi 4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

5. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

(28)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

8. Menentukan baku standar

2.3.3. Perlunya Etika Profesional Bagi Organisasi Profesi Dasar pemikiran dalam penyusunan etika profesional setiap profesi adalah kebutuhan atas profesi tersebut terhadap mutu jasa yang diserahkan oleh profesi, terlepas dari anggota profesi yang menyerahkan jasa tersebut. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memang memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika profesi akuntansi publik menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan audit yang dilakukan oleh anggota profesi tersebut.

2.4. AKUNTAN PUBLIK DAN AUDITOR INDENPENDEN Menurut Mulyadi (2017), akuntan publik adalah akuntan yang berpraktek dalam KAP yang menyediakan berbagai jasa yang telah diatur berdasarkan standar profesional akuntan publik. Sedangkan auditor adalah seseorang yang melakukan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar audit yang tercantum dalam standar profesional akuntan publik

(29)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

2.5. KEGIATAN DAN SKTRUKTUR KANTOR AKUNTAN

PUBLIK

Akuntan publik terdaftar (certified public accountant firm) dibangun dengan struktur organisasional (Simamora:

2002) serupa yang terditi atas :

Auditor staff

Auditor staff kerap kali melakukan tugas-tugas audit yang rinci, namun mereka mempunyai pengalaman yang sangat terbatas sehingga perlu diselia secara teliti.

Auditor senior

Auditor senior (senior auditor) -disebut juga auditor penanggungjawab (in charge auditor)- adalah auditor yang memenuhi syarat untuk memikul tanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta penyusunan rancangan laporan auditor, yang akan dikaji ulang dan disetujui oleh manager auditor dan partner.

(30)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

Manager

Manager pada umumnya tidak berada dikantor klien untuk melakukan audit secara harian. Manager dapat bertanggungjawab atas penyeliaan/supervisori dua atau lebih perikatan audit sekaligus.

Rekan (partner)

Rekan (partner) atau pemilik (owner) adalah orang yang memiliki kantor akuntan publik. Mereka mengemban penuh atas kegiatan-kegiatan kantor akuntan publik dan praktiknya serta memegang peran utama dalam pengembangan klien.

2.6. RERANGKA KODE ETIK IAI

Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian berikut yaitu : (1). Prinsip Etika, (2). Aturan Etika, (3). Interpretasi Aturan Etika, (4). Tanya dan Jawab

(31)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.

2.7.

PRINSIP ETIKA AKUNTAN PUBLIK

Ada 8 prinsip etika dalam akuntan publik adalah sebagai berikut :

1. Tanggung Jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan

(32)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

2. Kepentingan Publik

Dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.

Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus menunjukkan dedikasi untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.

3. Integritas

Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4. Obyektivitas

Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur

(33)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk kedalam profesi.

Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten.

6. Kerahasiaan

Setiap Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya, anggota bisa saja mengungkapkan kerahasiaan bila ada hak atau kewajiban professional atau hukum yang mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

(34)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati- hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

Contoh Perbandingan Prinsip Etika Suatu Profesi

N o

Jenis Prinsip

Etika

Akuntan / Auditor

Dosen / Guru

Dokter

1 Tanggung jawab

- Pertimbangan Moral dan Profesional - Bekerjasama

sesama akuntan dalam

mengembangka n profesi - Memelihara

- Pengajaran - Penelitian - Pengabdia

Masyarakat

- Peraturan umum - Kewajiban

Dokter Pada Pasien - Kewajiban

Dokter Terhadap Sesama

(35)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

kepercayaan kpd Masyarakat

Sejawat

2 Kepentingan Publik

- Pelayanan Kepada Publik - Menghormati Kepercayaan Publik, - Menunjukkan

Komitmen

- Pelayanan Pendidikan dengan Kualitas Tinggi

- Memberikan Pelayanan Medis yang kompeten - Rasa Kasih sayang dan penghormat an atas martabat manusia 3 Integritas - Memelihara dan

Meningkatkan Kepercayaan Publik

- Perilaku Jujur - Tidak

menyembu nyikan ilmu yang dimiliki - Tulus, - Bertanggu

ngjawb - Memegang

Komitmen

Pasal 7b Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan

sejawatnya, dan berupaya untuk

mengingatkan sejawatnya 4 Objektivitas - Menjaga

Objetivitas - Bebas dari benturan kepentingan

- Bertindak objektif dan tidak diskriminas i

- Bersikap adil terhadap pasien dan teman sejawat 5 Kompetensi

/ Kehati hatian

- Melaksanakan jasa profesional dengan hati-hati - Mempertahanka

n pengetahuan dan

keterampilan

- Mempunyai Kompetensi dan Pelatihan khusus seorang Dosen

- Mempunyai Kompetensi dan Pelatihan khusus Dokter - Berhati hati

memeriksa Pasien dalam menjalankan tugasnya

(36)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

6 Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan

Pasal 12

“Setiap dokter wajib

merahasiakan segala sesuatu yang

diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah

7 Prilaku Profesional

- Berprilaku yang konsisten dgn reputasi profesi yg baik

- Menjauhi

tindakan yg dapat mendiskreditkan profesi

8 Standar Teknis

2.8. ATURAN ETIKA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK isi lengkap Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik adalah sbb:

100. INDEPENDENSI, INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS 101. Independensi.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI.

(37)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in facts) maupun dalam penampilan (in appearance).

102. Integritas dan Objektivitas.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.

200. STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI.

201. Standar Umum.

Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI:

1. Kompetensi Profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.

2. Kecermatan dan Keseksamaan Profesional. Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.

3. Perencanaan dan Supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.

4. Data Relevan yang Memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi kesimpulan atau

(38)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.

202. Kepatuhan terhadap Standar.

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi, konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI.

203. Prinsip-Prinsip Akuntansi.

Anggota KAP tidak diperkenankan:

1. menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau

2. menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersebut anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan

(39)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

300. TANGGUNG JAWAB KEPADA KLIEN 301. Informasi Klien yang Rahasia.

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk :

1. membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi

2. mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku

3. melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai dengan kewenangan IAI atau 4. menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan

keluhan atau pemberian komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegakan disiplin Anggota.

Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review diatas, tidak boleh memanfaatkannya untuk keuntungan diri pribadi mereka atau mengungkapkan informasi klien yang harus dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan tugasnya.

Larangan ini tidak boleh membatasi Anggota dalam

(40)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

pemberian informasi sehubungan dengan proses penyidikan atau penegakan disiplin sebagaimana telah diungkapkan dalam butir (4) di atas atau review praktik profesional (review mutu) seperti telah disebutkan dalam butir (3) di atas.

302. Fee Profesional.

1. Besaran Fee

Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.

Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.

2. Fee Kontinjen

Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.

Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi indepedensi.

400. TANGGUNG JAWAB KEPADA REKAN SEPROFESI

(41)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

401. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

402. Komunikasi antar akuntan publik.

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila menerima penugasan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.

Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.

403 Perikatan Atestasi

Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan penugasan akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali apabila penugasan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.

500. TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAIN

501. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.

(42)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

502. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

503. Komisi dan Fee Referal.

1. Komisi

Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan atau diterima kepada/dari klien/pihak lain untuk memperolah penugasan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.

1. Fee Referal (Rujukan).

Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik.

Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama profesi.

504. Bentuk Organisasi dan Nama KAP.

Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh peraturan perundang- undangan yang berlaku dan atau yang tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

RANGKUMAN

Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar

(43)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 2)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.

Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.

Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.

Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian berikut yaitu : (1). Prinsip Etika, (2). Aturan Etika, (3). Interpretasi Aturan Etika, (4). Tanya dan Jawab.

LATIHAN 2

1. Menurut pendapat anda apa yang dimaksud etika profesional ?

2. Menurut pendapat anda, mengapa Kode etik sangat penting diterapkan ?, dan sebutkan contohnya penerapan kode etik?

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

Brooks, Leonard J. 2007. Etika Bisnis & Profesi, Edisi 5.

Penerbit Salemba Empat

Jusup, Al Haryono, 2005, Pengauditan I. Yogyakarta:STIE YKPN.

Munawir H.S, 1995. Auditing Modern. Yogyakarta:BPFE

SUMBER BACAAN TAMBAHAN

(44)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 3)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

BAB

3

LAPORAN AKUNTAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari ini, mahasiswa diharapkan mampu :

 Menjelaskan Jenis Pendapat Akuntan

 Menjelaskan Laporan Akuntn

 Menjelaskan pemahaman menyusun audit

 Menjelaskan proses pembuatan keputusan auditor untuk menerrbitkan laporan audit.

(45)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 3)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijabarkan secara rinci mengenai jenis jenie pendapat akuntan, laporan akuntan, pemahaman dalam menyusun audit dan proses pembuatan keputusan auditor untuk menerrbitkan laporan audit.

3.1. JENIS – JENIS PENDAPAT AKUNTAN 3.1.1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

Jenis opini akuntan ini diberikan pada kondisi apabila seorang akuntan telah menjalankan proses pemeriksaannya sesuai dengan Standar Auditing yang telah ditetapkan dan sudah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian (audit evidence) yang cukup memadai dalam rangka untuk mendukung opininya tersebut, serta tidak mendapatkan kesalahan yang material atas laporan keuangan manajemen terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dalam kondisi seperti ini seorang kuntan dapat memberikan pendapatnya berupa pendapat wajar tanpa pengecualian.

Dengan dikeluarkannya pendapat wajar tanpa pengecualian maka seorang auditor meyakini bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang bersifat material, posisi keuangan (neraca), hasil usaha (Laba Rugi), perubahan ekuitas dan arus kas ssuatu manajemen/

entitas usaha sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

3.1.2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas

Kondisi dikeluarkannya jenis pendapat auditor ini apabila adanya keadaan tertentu yang mengharuskan seorang auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan

(46)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 3)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

auditnya, walaupun tidak mempengaruhi pendapat wajat tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh akuntan.

Kondisi/ Keadaan dikeluarkannya pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan misalnya pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen yang lainnya, dalam rangka untuk mencegah supaya laporan keuangan tidak menyesatkan karena adanya keadaan/ kondisi yang luar biasa atas laporan keuangan disajikan menyimpang dari prinsip akuntansi, apabila terdapat keadaan dan peristiwa yang pada awalnya seorang auditor meyakini tentang adanya kesangsian tentang kelangsungan hidup entitas/ manajemen, tetapi setelah mempertimbangkan rencana dari pihak manajemen menyebabkan auditor berkesimpulan bahwa rencana dari pihak maanjemen tersebut dapat dengan efektif untuk dilaksanakan dan pengungkapan tentang hal tersebut telah memadai, di anatara 2 periode akuntansi terdapat adanya suatu perubahan yang material dalam penerapan terhadap prinsip akuntansi, keadaan tertentu yang berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan komparatif (perbandingan), informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit secara material tdk konsisten dgn informasi yg sajikan dlm laporan keuangan, informasi tambahan yang diharuskan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah dihilangkan, yg penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman yang telah dikeluarkan oleh Dewan tersebut.

3.1.3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian

Jenis pendapat akuntan ini adalah menyatakan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yg material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan juga arus kas sesuai dengan prinsip auntansi yang berlaku umum di negara Indonesia, kecuali untuk dampak hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Kapan seorang akuntan menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian?

(47)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 3)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

Yaitu pada kondisi-kondisi yang berikut : ketidakadaan terhadap bukti yang kompeten dan adanya pembatasan terhadap lingkup audit yang dilakukan, audtor yakin bahwa laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen berisi penyimpangan dari prisip akuntansi yang berlaku umum.

3.1.4. Pendapat Tidak Wajar

Di dalam jenis pendapat auditor ini menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun oleh entitas usaha/

manajemen tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan (neraca), hasil usaha (laba rugi), perubahan equitas dan csh flow sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika seorang auditor memberikan pendpat ini maka ia harus menjelaskan dalam paragraf yag terpiah sebelum paragraf opininya tentang seluruh alasan yang menjadikan pendapatnya tidak wajar, dampak utama hal yang menenyebabkan pemberian opini tidak wajar.

3.1.5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat

Pendapat ini berarti bahwa seorang akuntan tidak memberikan pendapatnya atas kewajaran dari laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen. Pendapat ini muncul karena akuntan tidak dapat merumuskan tentang suatu pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Apabila seorang auditor memberikan pendapat ini maka ia harus memberi alasan substansif yang mendukung terhadap pernyataannya tersebut.

(48)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 3)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

3.2. JENIS – JENIS LAPORAN AKUNTAN 3.2.1. Laporan Auditor Bentuk Baku

Menurut Soekrisno Agus (2017), Laporan auditor bentuk baku harus menyebutkan laporan keuangan yang diaudit dalam paragraf pengantar, menggambarkan sifat audit dalam paragraf lingkup audit, dan menyatakan pendapat auditor dalam paragraf pendapat.

Unsur pokok laporan auditor bentuk baku adalah sebagai berikut :

a) Suatu Judul yang memuat kata indenpenden

b) Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam auditor telah diaudit oleh auditor

c) Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen perusahaan dan tanggungjawab auditor

d) Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing/PABK yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia / IAS

e) Suatu Pernyataan bahwa standar auditing tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji

f) Suatu pernyataan harus meliputi pemeriksaan, penentuan standar akuntansi, dan penilaian penyajian laporan keuangan

g) Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit dilaksanakan memberikan dasar untuk memberikan pendapat

h) Suatu pendapat apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam hal material

i) Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik

j) Tanggal laporan auditor

(49)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 3)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

Contoh laporan auditor bentuk baku sebagai berikut :

(50)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 3)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

3.2.2. Contoh laporan Auditor Indenpenden

(51)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 3)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

3.3. PEMAHAMAN DALAM MENYUSUN AUDIT

3.3.1. Standar Laporan Audit Tanpa Pengecualian

Standar laporan audit tanpa pengecualian terdiri atas tujuan bagian yang terpisah yaitu :

a) Judul Laporan, standar audit mengisyaratkan bahwa laporan harus diberi judul dan judulnya memasukkan kata independen. Contoh : Laporan Auditor Independen.

b) Alamat Laporan Audit, laporan biasanya dialamatkan kepada perusahaan dan pemegang saham atau yang terakhir – terakhir ini laporan audit dialamatkan kepada dewan direksi dan pemegang saham.

c) Paragraf Pembuka, paragraf pertama laporan terdiri dari 3 hal yaitu :

1. Berisi pernyataan sederhana bahwa KAP sudah menyelesaikan auditnya.

2. Berisi daftar laporan keuangan yang diaudit, termasuk tanggal neraca dan periode akuntansi untuk laporan laba-rugi dan laporan arus kas. Kata – kata dalam laporan ini harus sama dengan yang digunakan pada laporan yang dibuat oleh manajemen.

3. Paragraf ketiga menyatakan bahwa laporan ini adalah tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor adalah memberikan opini atas laporan berdasarkan audit. Tujuan pernyataan ini adalah mengkomunikasikan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk memilih prinsip akuntansi berlaku umun, membuat keputusan pengukuran dan pengungkapan dalam penerapan prinsip tersebut, dan menjelaskan peranan manajemen dan auditor.

d) Paragraf ruang lingkup, pernyataan faktual mengenai apa yang dilakukan auditor dalam audit. Paragraf ini

(52)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 3)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

menyatakan bahwa auditor menggunakan standar audit yang diterima umum.

Paragraf ruang lingkup menyatakan bahwa audit didesain untuk mendapatkan kepastian yang wajar bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Dengan memasukkan kata material artinya auditor hanya bertangggung jawab dalam menemukan salah saji yang material, bukan salah saji yang tidak material.

Bagian akhir paragraf ruang lingkup membahas tentang akumulasi bukti audit dan menyatakan bahwa auditor yakin bahwa bukti tersebut sudah benar sesuai dengan kondisi saat opini disampaikan.

e) Paragraf Opini, paragraf terakhir dalam laporan standar menyatakan tentang kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit. Bagian laporan ini sangat penting sehingga seluruh laporan audit merujuk pada opini auditor.

Paragraf opini berkaitan dengan standar pertama dan keempat pada standar pelaporan audit yang berlaku umum. Auditor diisyaratkan untuk menyatakan opini atas laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk kesimpulan bahwa perusahaan mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku.

f) Tanda Tangan, Nama Akuntan Publik, Nomor lisensi akuntan publik dan KAP.

g) Tanggal Pelaporan Audit

3.3.2. Kondisi Untuk Laporan Tanpa Pengecualian

Penting bagi auditor dan pembaca laporan auditing untuk memahami situasi di mana laporan auditing standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian tidak tepat dalam setiap situasi. Ada dua kategori laporan auditing yang bukan laporan standar:

(53)

Bahan Ajar Auditing – 1 (Bab 3)

(Andi Rustam – Andi Arif – Muhammad Adil)

1. laporan yang menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian dan

2. laporan wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi kata/kalimat.

Dalam membahas laporan auditing yang menyimpang dari laporan standar ada tiga yang menyebabkan penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian sebagai berikut.

Keadaan l. Pembatasan ruang lingkup auditing. Jika auditor tidak berhasil mengumpulkan bahan bukti yang mencukupi untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan yang diperiksanya disajikan sesuai degan GAAB itu berarti bahwa ruang lingkup auditingnya dibatasi.

Kondisi 2. Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan GAAP.

Kondisi 3. Auditor tidak independen.

3.3.3. Laporan Audit Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas

Laporan Auditing Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas atau Modifikasi Kata atau Kalimat Dalam situasi tertentu, laporan audit wajar tanpa pengecualian diterbitkan, kata-kata yang digunakan menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian bentuk standar. Laporan ini harus dibedakan dari laporan wajar dengan pengecualian, laporan tidak wajar, dan laporan tidak memberikan pendapat.

Berikut ini adalah berbagai penyebab paling penting dari penambahan paragraph penjelasan atau modifikasi kata di laporan wajar tanpa pengecualian:

Gambar

Tabel perbandingan penerimaan perikatan

Referensi

Dokumen terkait

mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan- pernyataan, kegiatan dan kejadian dalam suatu proses produksi, dengan tujuan untuk menentukan tingkat

Field work merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya dan

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan auditing adalah suatu proses sistematis dengan tujuan untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti atas suatu informasi

Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai operasi

Pengertian security auditing merupakan proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik

Field work merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bukti secara objektif mengenai operasi entitas, mengevaluasinya dan melihat

Pekerjaan lapangan (field work) merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara sistematis dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif

4 BAB II MATERI AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Auditing American Accounting Associatiaon, Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang