1 BAB 1
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri telekomunikasi saat ini, khususnya telekomunikasi bergerak (mobile) atau dikenal juga dengan telekomunikasi selular, sedikit banyak mempengaruhi bagaimana pelaku bisnis di industri ini dalam membuat keputusan strategi. Faktor yang mendorong perkembangan industri telekomunikasi di antaranya adalah tingginya tingkat persaingan antar perusahaan dalam industri, bergesernya cara pandang para pelaku bisnis di industri ini dalam berkompetisi dan pesatnya perkembangan teknologi yang mengubah cara masyarakat berkomunikasi (Indosat Ooredoo - Company Profile, 2014).
Salah satu pendorong ketatnya tingkat persaingan industri telekomunikasi bergerak adalah banyaknya jumlah operator yang ada di Indonesia. Ada sekitar 8 operator yang berkompetisi memperebutkan pangsa pasar Indonesia, diantaranya Indosat Ooredoo, Telkomsel, XL, Smartfrend, 3, TelkomFlexi, Sampoerna Telkom, Bakrie Telecom. Sampai dengan saat ini, peta persaingan di industri telekomunikasi selular Indonesia belum banyak berubah, masih didominasi oleh tiga operator besar Telkomsel, menguasai pangsa pasar sekitar 45 - 50 % di akhir tahun 2014 (Indonesia-investments.com, 2015). Diikuti pangsa pasar Indosat Ooredoo dan XL relatif seimbang di kisaran 20% di akhir tahun 2014. Sisanya sekitar 10-15% diperebutkan oleh operator selular lainnya.
2 Gambar 1.1 Jumlah Pelanggan Selular 3 Operator Terbesar di Indonesia Sumber: Laporan Tahunan Indosat, Laporan Tahunan Telkomsel, Laporan Tahunan XL (Tahun 2008-2014), Data diolah
Ketatnya persaingan industri selular berdampak pada turunnya pendapatan rata-rata Voice dalam satuan menit (Average Voice Revenue Per Minute = ARPM), pendapatan rata-rata per pelanggan (Average Revenue Per User = ARPU) dan menurunnya EBITDA margin Indosat Ooredoo dari tahun 2008 hingga saat ini. Seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2, ARPM turun dari Rp.
1,560.00 di 2004, Rp. 287.00 di tahun 2008, dan menjadi hanya Rp. 148.00 di tahun 2013. ARPU jatuh dari Rp.63,113.00 di tahun 2005 ke Rp. 38.639.00 di tahun 2008 dan di tahun 2014 ini menjadi sekitar Rp. 25,323.00. EBITDA margin Indosat Ooredoo turun dari 49.8% menjadi 41.7% di akhir tahun 2014.
0 20 40 60 80 100 120 140 160
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Pelanggan (Juta)
PT. Telkomsel PT. Indosat PT. XL
3 Gambar 1.2 Penurunan ARPM, ARPU dan EBITDA Indosat Ooredoo Sumber: Laporan Tahunan Indosat Ooredoo (Tahun 2008-2014), Data diolah
4 Konsolidasi antar operator mungkin merupakan pilihan yang tidak dapat terelakkan lagi bagi pelaku bisnis di industri telekomunikasi Indonesia. Adanya keterbatasan sumber daya dan sengitnya persaingan antar operator merupakan faktor utama yang mendorong pilihan strategi untuk berkonsolidasi dalam industri ini. Tren konsolidasi telah diawali dengan penggunaan tower bersama sejak tahun 2012 dan bergabungnya 2 operator selular pada tahun 2014 (XL dan AXIS) yang resmi menjadi satu badan usaha di tahun ini. Salah satu alasan pendorong konsolidasi tersebut adalah perkembangan teknologi LTE (Long Term Evolution)/4G (Fourth Generation), untuk mendapatkan mendapatkan alokasi frekuesi yang lebih lebar.
Dari aspek teknologi, antusiasme masyarakat Indonesia dalam peluncuran teknologi 4G/LTE oleh beberapa operator di Indonesia di tahun 2014 menunjukkan minat yang besar masyarakat akan kecepatan dan bandwidth yang tinggi dalam mengakses internet dan layanan mobile data seperti video streaming, social-media (facebook, whatsapp, skype, instagram), digital services (mobile finance, iklan mobile, e-commerce). Adanya trend yang menjadi pendorong percepatan pertumbuhan permintaan layanan mobile broadband data, menandai kedatangan era ‘internet consumer’ di Indonesia. Indikasi era ini ditunjukkan juga dengan pesatnya pertumbuhan pengguna smartphone. Pada tahun 2013 pertumbuhan pengguna smartphone meningkat tajam sekitar 40% - 50% (GFK - Internet World Stats, 2013) dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, penetrasi pengguna internet di Indonesia yang masih relatif kecil (22%) dibanding negara
5 Asia lainnya, menunjukkan peluang masih terus meningkatnya permintaan masyarakat akan layanan mobile broadband data.
Gambar 1.3 Pertumbuhan Smartphone dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia
Sumber: GFK - Internet World Stats, 2013
Pendapatan dari layanan mobile broadband data di Indonesia tumbuh 30%
di tahun 2013 dan bagi 3 operator terbesar di Indonesia, pendapatan ini berkontribusi lebih dari 20% dari total pendapatan masing-masing operator tersebut. Dari total 247 juta pelanggan mobile di Indonesia pada akhir tahun 2012, diperkirakan lebih dari setengahnya adalah pelanggan mobile broadband data dan tiga operator besar, Telkomsel, Indosat Ooredoo dan XL menguasai 87% dari pasar pelanggan mobile broadband tersebut.
6 Gambar 1.4 Pendapatan, Jumlah Pelanggan dan Penetrasi Industri Telekomunikasi
di Indonesia Sumber: Merrill Lynch, Indosat analysis day, 2013
Gambar 1.5 Gaya Hidup di Era Digitalisasi Sumber: Penelitian Markplus - Indosat Analysts Day, 2013
Industri telekomunikasi di Indonesia sudah mendekati titik berakhirnya pasar voice-centric dan memasuki permulaan pasar data-centric. Masyarakat seolah tenggelam dalam gaya hidup digital. Masyarakat yang sebelumnya berkomunikasi dengan 4 cara, yaitu bekomunikasi langsung, menggunakan telepon (voice), surat atau email, dan SMS, sekarang cara berkomunikasi
7 masyarakat berkembang menjadi lebih banyak seperti dengan Chat (Whatsapp), Twitter, Facebook, Chatting, Video Chat, Skype, Line, dan lain-lain.
Gambar 1.6 Level Keakraban Berkomunikasi Kemarin dan Saat ini Sumber: Frost & Sullivan Analysis, Tumblr.com , Indosat Analysts Day 2013
Gambar 1.7 Pertumbuhan Trafik Mobile Data
Sumber: Presentasi Perusahaan ‘ Indosat Ooredoo Analysts Day 2013’ (Source:
BMI, EU SME Centre, CIA – The World Factbook, IMF, IDC, Buddecomm, KPMG, news clippings, Value Partners’ analysis)
8 Berdasarkan fenomena perubahan perilaku pasar tersebut, merupakan tantangan bagi Indosat Ooredoo untuk bertransformasi, mengadaptasi strategi perusahaan agar dapat menangkap peluang di dunia data-centric. Meningkatkan pendapatan di mobile broadband data menjadi lebih kritis bagi para operator seiring dengan mandegnya (stagnant) pendapatan dari layanan voice dan SMS.
Dengan layanan 4G/LTE yang semakin meluas di tahun 2015, masih banyak peluang pasar bagi para operator di layanan mobile broadband data baik untuk pelanggan perorangan ataupun pelanggan enterprise.
1.2 Rumusan Masalah
Perubahan perilaku pasar di industri telekomunikasi dapat merupakan pendorong bagi Indosat Ooredoo untuk bertransformasi, mengadaptasi strategi perusahaan, agar dapat menangkap peluang di era internet consumer dan dunia data-centric. Menganalisis peluang baru untuk meningkatkan pendapatan di mobile broadband data menjadi lebih kritis bagi Indosat, seiring dengan mandegnya (stagnant) pendapatan dari layanan voice dan SMS. Ketatnya persaingan antar operator terutama persaingan dengan pesaing utama dalam memperebutkan pangsa pasar dan terus menurunnya EBITDA Indosat Ooredoo sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2014, merupakan tanda bagi Indosat untuk meningkatkan dan mengubah arah strategi pengembangan produk kearah yang lebih tepat.
Cepatnya migrasi teknologi kearah jaringan yang memiliki kecepatan akses tinggi di seluruh dunia dan meningkatnya pertumbuhan smartphone
9 merupakan faktor pendorong bagi Indosat Ooredoo untuk memperluas jaringan dan mengembangkan produk 4G/LTE. Antusiasme masyarakat Indonesia dalam peluncuran teknologi 4G/LTE beberapa saat yang lalu, juga menunjukkan minat yang besar masyarakat akan kecepatan dan bandwidth yang tinggi dalam mengakses internet dan layanan mobile data.
Penelitian ini hendak menganalisis sumber dan tingkat tekanan persaingan terhadap produk 4G/LTE Indosat Ooredoo. Selain itu, penelitian ini juga hendak mengidentifikasi pilihan strategi Indosat untuk produk 4G/LTE dalam merespon perubahan pasar terkait era data-centric dan meningkatkan pendapatan perusahaan.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat tekanan persaingan produk 4G/LTE (mobile broadband) Indosat Ooredoo di era data-centric?
2. Apa yang dapat menjadi pilihan strategi Indosat Ooredoo untuk produk 4G/LTE (mobile broadband) di era data-centric sehingga dapat meningkatkan daya saing dan memperkuat posisi Indosat Ooredoo sebagai operator dominan di industri telekomunikasi?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
10 1. Menganalisis tingkat tekanan persaingan terhadap produk 4G/LTE (mobile
broadband) Indosat Ooredoo di era data-centric.
2. Mengidentifikasi pilihan strategi Indosat Ooredoo terkait produk 4G/LTE (mobile broadband).
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan dapat berkontribusi membantu Indosat Ooredoo untuk memperkuat daya saing dan meningkatkan profit di industri telekomunikasi khususnya di layanan mobile broadband data.
2. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini diharapkan dapat sebagai tambahan referensi bagi akademisi dalam melakukan penelitian di bisnis industri telekomunikasi.
1.6 Metoda Penelitian
Secara umum, teknik yang digunakan untuk melakukan analisis adalah dengan analisis statistika deskriptif berupa analisis tekanan persaingan terhadap perusahaan dan produk 4G/LTE (mobile broadband) Indosat Ooredoo, analisis kondisi perusahaan, dan formulasi strategi. Secara spesifik, data primer penelitian dianalisis menggunakan analisis konten dan disajikan melalui statistika deskriptif.
Sementara, data sekunder dianalisis dan disajikan menggunakan metoda statistika deskriptif.
11 1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bab dengan struktur sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, metoda penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORI
Bab ini menggambarkan kerangka teoritis yang menjelaskan teori dasar dari penelitian. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis 5 Forces Competion’s Porter untuk menganalisis tekanan persaingan, untuk menganalisis kondisi produk 4G/LTE (mobile broadband) Indosat Ooredoo secara menyeluruh digunakan analisis SWOT, dan untuk formulasi strategi akan menggunakan analisis Strategi Generik Porter.
BAB III : METODA PENELITIAN
Bab ini berisikan: (1) Jenis Penelitian, (2) Subjek Kajian: Indosat Ooredoo, (3) Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data, (4) Teknik Analisis dan Variabel Amatan
BAB IV : ANALISIS
Bab ini akan membahas analisis tekanan persaingan terhadap produk 4G/LTE (mobile broadband) Indosat Ooredoo di era data-centric, menganalisis kondisi dan peluang produk 4G/LTE (mobile broadband) Indosat Ooredoo, dan mengidentifikasi
12 pilihan strategi bisnis terkait produk 4G/LTE (mobile broadband) dalam rangka meningkatkan profit dan memperkuat posisi Indosat Ooredoo sebagai pemain dominan dalam industri telekomunikasi.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari analisis isu yang diteliti dan saran ke manajemen Indosat Ooredoo yang mendapat manfaat dari penelitian ini.