• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI DAN TANTANGAN SANITASI KAWASAN KUMUH DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONDISI DAN TANTANGAN SANITASI KAWASAN KUMUH DI INDONESIA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Kuliah Tamu IS6101

Perencanaan Infrastruktur Air dan Sanitasi (Studio)

K O N D I S I D A N T A N T A N G A N S A N I T A S I K A W A S A N K U M U H D I I N D O N E S I A

D r. I e n d r a S o f y a n , S T. , M . S i K a n i a M a y a n g L e s t a r i , S T, M . S i

B a n d u n g , 2 6 A g u s t u s 2 0 2 1

1

(2)

1. Konsep, Definisi dan Kondisi Permukiman Kumuh di Indonesia

2. Kondisi Sanitasi Indonesia

3. Kondisi, Tantangan, dan Strategi Sanitasi di Permukiman Kumuh

Lessons

Structure

2

(3)

3

Jacob August Riis

THE SLUM IS THE MEASURE

OF CIVILIZATION

(4)

Kons e p, De fi ni s i da n Kondi s i

P e rmu kima n K u mu h d i In d o n e sia

1.

4

(5)

Mengapa kumuh berkembang?

P e r t u m b u h a n p o p u l a s i

a . K e k u a t a n p e n d o r o n g p e n a r i k m i g r a s i ( s t r a t e g i p e r t a h a n a n h i d u p ) b . P e n d a p a t a n r e n d a h s e k t o r p e r t a n i a n d i p e r d e s a a n

c . P r o s p e k p e k e r j a a n y a n g l e b i h b a i k d i p e r k o t a a n d . D a y a t a r i k k o t a

T a t a k e l o l a p e m e r i n t a h a n

a . P e m e r i n t a h s e r i n g g a g a l u n t u k m e n g a k u i h a k h a k k a u m m i s k i n k o t a d a n m e m a s u k k a n n y a k e d a l a m p e r e n c a n a a n k o t a

b . P e m e r i n t a h K o t a / K a b t i d a k d a p a t m e n a n g g a p i u r b a n i s a s i y a n g c e p a t d e n g a n c e p a t d a n t e p a t

c . P e n d e k a t a n y a n g t i d a k b e r s a h a b a t l a y a n a n k e p a d a o r a n g m i s k i n , a k a n m e n a m b a h u r b a n i s a s i

d . P e m e r i n t a h t i d a k m e m i l i k i i n s t r u m e n p e r e n c a n a a n u n t u k m e n g h a d a p i u r b a n i s a s i y a n g d e n g a n c e p a t t e r j a d i , a t a u i n s t r u m e n y a n g a d a t i d a k c u k u p r e s p o n s i f

t e r h a d a p k e n y a t a a n d i l a p a n g a n

Sumber: Dit. PKP, DJCK, Kemen PUPR 20215

(6)

ASPEK PENYEBAB KUMUH

L a h a n

• Legal: permukiman kumuh

• Ilegal: permukiman liar (squatters settlement)

S o s i a l E k o n o m i

• Akses pendidikan dan kesehatan rendah

• Akses penghidupan terbatas (informal sektor, pengangguran,kejahatan)

Sumber: Dit. PKP, DJCK, Kemen PUPR 20216

Infrastruktur

• P r a s a r a n a d a s a r p e r m u k i m a n t i d a k t e r d u k u n g d a n t e r s a m b u n g

• S a r a n a h u n i a n d a n p e r m u k i m a n t i d a k a n d a l ( 4 K )

• K e p a d a t a n p o p u l a s i d a n b a n g u n a n g e d u n g t i n g g i

• K e t i d a k t e r a t u r a n p o l a p e r m u k i m a n .

Suprastruktur

• Keterbatasan instrumen pengaturan kota

• Kurangnya dukungan politik (pemrograman- penganggaran)

• Ketidakhadiran manajemen perkotaan yang efektif

• Pokja PKP dan Forum PKP belum efektif

(7)

Paradigma

Penanganan Kumuh

Sumber: Bappenas, 2018 7

Posisi saat ini

RPJMN 2015-2019

2024

RPJMN 2020-2024

SDGs 2030

Target 2030 (SDGs)

Perkotaan Berkelanjutan

100% akses terhadap rumah layak, aman, terjangkau

100% akses air minum aman

100% akses sanitasi aman

100% sampah tertangani

2030 2019

Terpenuhinya kebutuhan hunian

yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana pendukungnya

bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan

jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel untuk

mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh

Fokus pada 40 % masyarakat berpenghasilan terbawah

Indikator Sasaran Pokok RPJPN

(8)

Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

B e r d a s a r k a n P e r a t u r a n M e n t e r i P U P R N o m o r 1 4 / P R T / M / 2 0 1 8

Sumber: Dit. PKP, DJCK, Kemen PU-PR, 20218

9

Identifikasi lokasi dan penilaian lokasi dilakukan terhadap

kondisi kekumuhan yang meliputi kriteria:

BANGUNANGEDUNG JALANLINGKUNGAN DRAINASELINGKUNGAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

1 2

4

3

PENGELOLAAN

AIRLIMBAH SISTEM

PENYEDIAAN AIR MINUM

PROTEKSIKEBAKARAN

5 6 7

Ketidakteraturan bangunan

tingkat kepadatan tinggi

kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat

Jaringan jalan ling. tidak melayani seluruh ling.

Perumahan dan Perkim.

Kualitas permukaan jalan ling.

buruk

Drainase tidak terseda

Drainase tidak mampu

mengalirkan limpasan air hujan

Drainase kualitas buruk

Prasarana dan sistem

pengelolaan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis

Prasarana dan sistem

pengelolaan air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

Akses air minum tidak tersedia

Kebutuhan individu tidak terpenuhi

Prasarana dan sarana proteksi kebakaran tidak tersedia

S a n i t a s i m e n j a d i t i g a d a r i t u j u h k r i t e r i a k u m u h

(9)

Kondi s i S a ni ta s i d i In d o n e sia

2.

9

(10)

Ruang Lingkup

Sanitasi

Sumber: Dit. Sanitasi, DJCK, Kemen PUPR 2021 10

Berdasarkan

PERMENPUPR 13/2020

Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

Air Limbah Domestik

Persampahan

Drainase Lingkungan

(11)

Capaian dan Target Nasional

Pembangunan Sanitasi

11

SDG 2030

RPJMN 2020-2024

(Road To SDG)

2024 2030 2020

Capaian 2020

Air Limbah Domestik *)

79,53% RT Memiliki Akses Sanitasi Layak

(termasuk 7,64% Akses Aman)

Persampahan **)

59,08% Penanganan 1,55% Pengurangan

Persampahan

80% Penanganan 20% Pengurangan

11. 6 Pada tahun 2030, mengurangi dampak

lingkungan perkotaan per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk PENANGANAN SAMPAH KOTA.

Air Limbah Domestik:

90% RT Memiliki Akses Sanitasi Layak (termasuk 15% Akses Aman)

6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang layak dan adil untuk semua dan MENGAKHIRI BUANG AIR DI TEMPAT TERBUKA

6.3 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan MENGURANGI SETENGAH PROPORSI AIR LIMBAH YANG TIDAK DIOLAH

Target 2030 Goal 6 dan 11

Target 2024

Sumber:

*) Susenas KOR, 2020 diolah Bappenas **) Susenas MKP, 2016 diolah Bappenas

(12)

STANDAR PELAYANAN MINIMUM

“ s e t i a p W N I m e n d a p a t k a n p e l a y a n a n p e n g o l a h a n a i r l i m b a h d o m e s t i k ”

12

MUTU PELAYANAN DASAR

Setiap rumah memiliki minimal satu akses pengolahan air limbah domestik melalui

SPALD-S dan/atau SPALD-T

PENERIMA PELAYANAN DASAR

Setiap Warga Negara yang

berdomisili pada kabupaten/kota.

Prioritas penerima layanan:

§ Warga Negara Berpenghasilan rendah

§ Berdomisili pada area berisiko pencemaran air limbah

domestik dan dekat badan air.

Perdesaan dengan kepadatan terbangun

<25 jiwa/ha.

Akses Layak Perdesaan

Perdesaan dengan kepadatan terbangun

>25 jiwa/ha & seluruh perkotaan

Akses Aman

Sumber: Dit. Sanitasi, DJCK, Kemen PUPR 2021

(13)

SANITATION LADDER

(TPB/RPJMN 2020-2024 –Adaptasi)

Sumber: Bappenas, 2021

13

BABS DI TEMPAT TERBUKA BABS TERTUTUP AKSES BELUM LAYAK AKSES LAYAK

AKSES AMAN

Penggunaan fasilitas sanitasi layak sendiri (tidak sharing dengan rumah tangga lain), dimana telah dilakukan pengolahan tinja lanjutan secara aman, baik pada IPLT maupun pada IPAL yang telah dilengkapi dengan pengolahan lumpur lanjutan

Praktik buang air besar pada fasilitas yang tidak menjamin terputusnya kontak antara tinja dengan manusia secara higienis, seperti :

Lubang tanah/ cubluk di Perkotaan

Fasilitas sanitasi yang tidak

dilengkapi dengan leher angsa

Penggunaan fasilitas sanitasi yang sudah memutus kontak antara tinja dengan manusia secara higienis, seperti :

Tangki septik (sesuai SNI 2398:2017) yang dilengkapi leher angsa

Lubang tanah / cubluk yang dilengkapi leher angsa pada wilayah perdesaan dengan kepadatan < 25 jiwa/ha Penggunaan fasilitas

sanitasi yang memiliki tempat pembuangan akhir tinja berupa

kolam/sawah/sungai/

danau/laut atau

pantai/tanah lapang/

kebun Praktik buang air besar

di hutan, kebun, sungai, pantai, atau ruang

terbuka lainnya

(14)

Kondi s i , Ta nta nga n, da n S tra te gi S a ni ta s i

d i P e rmu kima n K u mu h

3.

14

(15)

Kondisi Sanitasi

di Permukiman Kumuh

Sumber: Kotaku, Kemen PUPR 15

Kondisi Sanitasi di Kawasan Kumuh:

1. Minimnya/tidak tersedianya fasilitas air limbah yang layak

2. Terjadinya genangan setiap hujan

3. Sampah tidak terkelola denganbaik

(16)

TANTANGAN PEMBANGUNAN SANITASI DALAM PENUNTASAN KAWASAN KUMUH PERMUKIMAN

Perlunya peningkatan

kesadaran

masyarakat untuk berperilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS)

16

Peningkatan infrastruktur sanitasi di kawasan kumuh

Diperlukan kejelasan dan kepastian lokasi

(lahan) untuk pembangunan

infrastruktur sanitasi di kawasan kumuh

(terutama air limbah &

persampahan) ->

readiness criteria

Diperlukan pendampingan

kepada

masyarakat di kawasan kumuh

Sumber: Kotaku, Kemen PUPR

(17)

Strategi Penanganan Sanitasi

di Permukiman Kumuh

Sumber: Kotaku, Kemen PUPR 17

1. Identifikasidaerah beresiko sanitasi berdasarkan SSK di kawasan kumuh

2. Penanganan yang tepat sesuai permasalahandi kawasan tersebut

Lokasi Prioritas

Lokasi Prioritas

Lokasi Prioritas

Lokasi Prioritas

Kawasan rawan sanitasi Prioritas Penanganan

Kawasan kumuh

Air Limbah Persampahan

Drainase

(18)

Penanganan Air Limbah

di Permukiman Kumuh

Sumber: Kotaku, Kemen PUPR 18

SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (SANIMAS)

Merupakan pola penanganan air limbah skala

lingkungan melalui pembangunan sarana airlimbah komunal berbasis masyarakat di daerah kumuh.

OPSITEKNOLOGI:

1. MCKKomunal 2. IPALKomunal

3. IPAL Kombinasi (MCK + jaringanperpipaan)

Tidak dianjurkan membangun sarana airlimbah individual di kawasan kumuh dikarenakan:

• Penduduk padat, kesulitan lahan untuk

membangunanTangki Septik Individual di setiap persil

• Potensi merembes dan mencemari airpermukaan besar

(19)

Penanganan Air Limbah

di Permukiman Kumuh

Sumber: Kotaku, Kemen PUPR 19

INOVASI DALAM PELAKSANAAN SANIMAS

Pemanfaatan badan jalan sebagai sarana IPAL

Pemanfaatan IPAL sebagai sarana publik :

Tempat pertemuan warga

Lapangan olahraga

Sarana bermain

(20)

Penanganan Air Limbah

di Permukiman Kumuh

Sumber: Kotaku, Kemen PUPR 20 INOVASI DALAM PELAKSANAAN SANIMAS

Penerapan biodigester pada IPAL untuk pemanfaatan gas methan

(21)

Penanganan Air Limbah

di Permukiman Kumuh

Sumber: Kotaku, Kemen PUPR 21 INOVASI DALAM PELAKSANAAN SANIMAS

Pemanfaatan efluen IPAL sebagai tempat budidaya perikanan

Peluang usaha bagi masyarakat untuk pembuatan media filter

(22)

Penanganan Persampahan

di Permukiman Kumuh

Sumber: Kotaku, Kemen PUPR 22 TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH (TPS) POLA 3R

Merupakan pola penanganan sampah skalalingkungan /kawasan dengan sistem3R (reuse, reduce, recycle) berbasis masyarakat dengan lokasi sasaran adalah kawasan kumuh.

Manfaat :

1. Meningkatkan nilai gunasampah

2. Mengurangi jumlah sampah yang masuk keTPA

3. Membantu menciptakan kondisi zero waste di suatu kawasan permukiman

(23)

Penanganan Persampahan

di Permukiman Kumuh

Sumber: Kotaku, Kemen PUPR 23

INOVASI DALAM PELAKSANAAN TPS 3R

Kombinasi TPS 3R dengan bank smpah untuk peningkatan pendapatan masyarakat

(24)

Penanganan Persampahan

di Permukiman Kumuh

Sumber: Kotaku, Kemen PUPR 24 INOVASI DALAM PELAKSANAAN TPS 3R

Peningkatan nilai jual sampah melalui produk olahan : kompos, pakan ternak, produk daur ulang

(25)

Penanganan Drainase Lingkungan

di Permukiman Kumuh

Sumber: Kotaku, Kemen PUPR 25

Mengelola limpasan air hujan yang turun di suatu kawasan atau lingkungan permukiman untuk menghindari terjadinyagenangan

Metode pelaksanaan:

Melalui pembangunan saluran drainasedan bangunan pelengkap lainnya

Inovasi :

Penerapan ecodrain

Pembuatan kolam retensi yang berfungsi sebagai cadangan air dan perbaikan kualitas air tanah

Pembuatan sumur resapan

(26)

Hal yang perlu diperhatikan

pada penanganan

sanitasi di kawasan kumuh

Penyiapan institusi pengelola infrastruktur yang dibangun

P e m b a n g u n a n i n f r a s t r u k t u r s a n i t a s i d i a w a l i d e n g a n

p e n i n g k a t a n k e s a d a r a n m a s y a r a k a t a k a n P H B S

26

Pendampingan terhadap

masyarakat dalam setiap

tahapan

(27)

TERIMA KASIH

27

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Persaudaraan Setia Hati Terate telah menyelenggarakan Parapatan Luhur 2016 yang menghasilkan penyempurnaan Anggaran

Tepung tapioka memiliki viskositas puncak yang paling tinggi dan waktu gelatinisasi yang lebih cepat dibandingkan dengan tepung lainnya, tetapi memiliki viskositas

Kerangka dan metodologi penyusunan RPJMD Kabupaten Konawe Utara Tahun 2016 - 2021 yang sekaligus memuat keterkaitan antarbab serta kaitan RPJMD ke Rensta SKPD, secara

Kajian terhadap kepekatan logam berat pada landak laut dipilih kerana kebanyakan spesies landak laut yang terdapat di Sabah adalah spesies landak laut yang boleh di makan dan

Komunitas-komunitas yang tumbuh berkembang di tengah masyarakat sangat membantu pemerintah dalam memajukan masyarakat khususnya sebagai titik stimulus pertumbuhan

Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan

timbul dalam industri tersebut adalah kertas bolong, kotor, terlipat, variasi ukuran dan kontaminasi asing.Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor penyebab

Berpijak dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepercayaan generasi muda terhadap dirinya sendiri dapat membantu membangun rasa saling percaya dalam komunitas