• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH

(SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Fisika

diajukan oleh:

Nunik Hidayatun 09690023

Kepada

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2014

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada jalan keluar (kemudahan), maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

(Q.S. Al-Insyirah: 6-7)

Tetaplah berusaha dan yakinlah bahwa

pemberian Alloh adalah yang terbaik.

(6)

vi

Kupersembahkan karya yang penuh kenangan, pengalaman, dan perjuangan ini untuk:

Ibuku tercinta, yang selalu mencurahan cinta, doa, kasih sayang, harapan dan perhatian yang tak terhingga.

Bapakku tercinta, engkaulah ayah yang telah mengajarkanku pada ketegaran dan makna hidup yang sebenarnya.

Sahabat seperjuangan di Pendidikan Fisika 2009

Almamaterku

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis

senandungkan kehadirat Allah SWT, penguasa jagad raya yang telah memberikan kehidupan penuh rahmat, hidayah, dan karunia yang tak terbilang kepada seluruh makhluk-Nya, termasuk kepada penulis hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan jalan bagi umatnya dengan secercah kemuliaan dan kasih sayang serta ilmu pengetahuan yang tiada ternilai untuk menjalani kehidupan yang lebih berkah.

Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada pihak-pihak yang telah berperan demi terwujudnya penulisan skripsi ini. Khususnya kepada:

1. Ika Kartika, M.Pd.Si. yang telah bersedia memberikan pikiran, tenaga dan waktunya untuk mengoreksi, membimbing, dan mengarahkan penulis mencapai kebaikan dalam penulisan skripsi ini.

2. Winarti, M.Pd.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasihat dan dorongan dalam menyelesaikan kewajiban akademik.

3. Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si, Fitria Yuniasih, M.Pd., Asih Widi Wisudawati, M.Pd., Widowati Pusporini, S.Si, M.Pd., Prof. Suparwoto, M.Pd., Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd., Sigit Prasetyo, M.Pd.Si., Panji Hidayat, M.Pd., Dian Noviar, M.Pd.Si., Andi Prastowo, S.Pd.I, M.Pd.I.,

(8)

viii kasih sayang, didikan, serta doa selama ini.

5. Hirmagari Madya Nugraha, terima kasih atas dukungan dan waktunya selama ini.

6. Kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa-siswi SMP Negeri 1 Jeruklegi. Terima kasih atas penerimaan dan sambutannya.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan: Erwin, Uung, Mamake, Ome, No, Mbak Beti, Nieph, April, Epi, semua sahabat pendidikan fisika 2009 serta kawan pendidikan fisika 2008, terima kasih atas dukungan, doa, bantuan, dan pengalaman belajar selama ini. Sahabat-sahabat di kos Tunas Melati, terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

8. Berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis nantikan.

Penulis berharap apa yang terdapat dalam skripsi ini dapat bermanfaat. Akhirnya semoga Allah SWT senantiasa membalas segala kebaikan hamba-hamba-Nya.

Aamiin.

Yogyakarta, Desember 2013

Penulis

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PENGESAHAN ...

HALAMAN PERSETUJUAN ...

HALAMAN PERNYATAAN ...

HALAMAN MOTTO ...

HALAMAN PERSEMBAHAN ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

ABSTRAK ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...

B. Identifikasi Masalah ...

C. Batasan Masalah ...

D. Rumusan Masalah ...

E. Tujuan Penelitian ...

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ...

G. Manfaat Pengembangan...

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan...

i ii iii iv v vi vii ix xii xiii xiv xv

1 6 7 7 8 8 9 10

(10)

x

1. Hakikat IPA ...

2. Pembelajaran IPA Terpadu ...

3. Starter Experiment Approach (SEA) ...

4. Modul ...

5. Materi IPA Terpadu ...

B. Penelitian yang Relevan ...

C. Kerangka Berpikir...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan ...

B. Prosedur Pengembangan ...

C. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba ...

2. Subjek Penelitian ...

3. Jenis Data ...

4. Instrumen Pengumpulan Data ...

5. Teknik Analisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian ...

1. Validasi Produk ...

2. Penilaian Kualitas Modul ...

12 14 19 23 29 40 43

46 46

50 50 50 51 51

56 56 57

(11)

xi

3. Uji Coba Lapangan ...

B. Analisis Data ...

1. Kualitas Modul...

2. Respon Siswa ...

C. Pembahasan ...

1. Validasi produk...

2. Kualitas Modul...

3. Respon Siswa ...

D. Produk ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...

B. Keterbatasan Penelitian ...

C. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

63 65 65 68 69 69 70 73 74

79 80 80 81 83

(12)

xii

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Produk ...

Tabel 3.3 Ketentuan Pengubahan Skor ...

Tabel 3.4 Kriteria Kategori Respon Siswa ...

Tabel 4.1 Masukan dan Saran dari Validator Terhadap Modul ...

Tabel 4.2 Data Hasil Penilaian Kualitas Modul oleh Ahli Materi ...

Tabel 4.3 Masukan dan Saran dari Ahli Materi Terhadap Modul ...

Tabel 4.4 Data Hasil Penilaian Kualitas Modul oleh Ahli Media ...

Tabel 4.5 Masukan dan Saran dari Ahli Media Terhadap Modul ...

Tabel 4.6 Data Hasil Penilaian Kualitas Modul oleh Guru IPA SMP/MTs ...

Tabel 4.7 Masukan dan Saran dari Guru IPA SMP/MTs Terhadap Modul ...

Tabel 4.8 Data Respon Siswa dalam Uji Coba Lapangan Skala Kecil ...

Tabel 4.9 Data Respon Siswa dalam Uji Coba Lapangan Skala Besar ...

53 54 55 56 58 59 60 61 62 63 64 65

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Molekul Air ...

Gambar 2.2 Struktur Molekul CO2 ...

Gambar 2.3 Struktur Kloroplas ...

Gambar 2.4 Bagan Proses Aliran Energi di Alam ...

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ...

Gambar 4.1 Cover Modul IPA Terpadu ...

Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Hasil Penilaian dari Para Ahli dan Guru IPA SMP/MTs...

Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Persentase Respon Siswa Terhadap Modul ...

Gambar 4.4 Gambar Modul IPA Terpadu Bagian Ayo Selidiki Halaman 24 ...

31 31 33 35 49 57

67

73 75

(14)

xiv

Lampiran 1 Data Hasil Wawancara Pra Penelitian ...

Lampiran 2Daftar Nama Validator Dan Penilai ...

Lampiran 3 Validasi Instrumen Penelitian ...

Lampiran 4Validasi Produk ...

Lampiran 5 Penilaian Produk oleh Ahli Materi ...

Lampiran 6 Penilaian Produk oleh Ahli Media ...

Lampiran 7 Penilaian Produk oleh Guru IPA SMP/MTs ...

Lampiran 8 Daftar Nama Siswa dalam Uji Coba Lapangan ...

Lampiran 9 Uji Coba Lapangan Skala Kecil ...

Lampiran 10 Uji Coba Lapangan Skala Besar ...

Lampiran 11 Perhitungan Kualitas Modul ...

Lampiran 12 Perhitungan Respon Siswa Terhadap Modul ...

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian ...

Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ...

Lampiran 15 Curriculume Vitae ...

84 85 87 88 94 103 112 119 120 122 124 129 135 141 142

(15)

xv

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

Nunik Hidayatun NIM 09690023

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII, (2) mengetahui kualitas modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII, dan (3) mengetahui respon siswa terhadap modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII yang telah dikembangkan.

Penelitian ini merupakan penelitian R&D dengan model prosedural yang mengadaptasi prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall yang dapat dilakukan dengan lebih sederhana menurut Tim Puslitjaknov dengan melibatkan lima langkah utama yaitu (1) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan, (2) mengembangkan produk awal, (3) validasi ahli dan revisi, (4) uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk, serta (5) uji coba lapangan skala besar dan produk akhir. Instrumen penelitian berupa lembar penilaian kualitas modul IPA Terpadu (skala Likert) dan angket respon siswa (skala Guttman) yang dibuat dalam bentuk checklist. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini: (1) dihasilkan modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII, (2) kualitas modul IPA Terpadu yang dikembangkan menurut ahli materi, ahli media, dan guru IPA SMP/MTs memiliki kualitas Sangat Baik (SB) dengan persentase keidealan masing-masing sebesar 90,83% ; 89,58%; dan 97,22% dari skor tertinggi ideal, (3) respon siswa SMP/MTs terhadap modul IPA Terpadu pada uji coba lapangan skala kecil maupun uji coba lapangan skala besar adalah Setuju (S) dengan persentase keidealan masing-masing sebesar 90,90% dan 84,37%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran IPA Terpadu di SMP/MTs.

Kata Kunci: Modul, IPA Terpadu, Starter Experiment Approach (SEA)

(16)

1 A. Latar Belakang

Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, terutama jenjang Pendidikan Dasar, mulai dari tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan pada tingkat Pendidikan Menengah, baik Pendidikan Menengah Umum (SMA/MA) maupun Pendidikan Menengah Kejuruan (SMK/MAK).

Hal tersebut bergantung pada kecenderungan materi-materi yang memiliki potensi untuk dipadukan dalam satu tema tertentu (Trianto, 2011: 6). Model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistis dan otentik (Depdikbud, 1996: 3). Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995, dalam Puskur, 2007: 1).

Salah satu mata pelajaran yang dapat dipadukan adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa di dalam struktur kurikulum untuk substansi mata pelajaran IPA pada SMP/MTs merupakan IPA

(17)

2

Terpadu. Keterpaduan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran dari IPA itu sendiri. Adapun tujuan dari pembelajaran IPA di SMP/MTs adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Puskur,2007:377):

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya;

2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;

4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi;

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam;

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; dan

7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA di atas, maka dapat dipahami bahwa IPA bukanlah sesuatu yang hanya menuntut untuk teori saja, namun lebih kepada praktik secara langsung.

(18)

Pembelajaran IPA secara terpadu didasarkan pada karakteristik siswa SMP. Karakteristik siswa SMP menurut Piaget termasuk dalam tahap perkembangan formal-operasional. Pada tahap ini anak sudah menjelang atau menginjak masa remaja, yakni usia 11-15 tahun. Menurutnya, dalam perkembangan kognitif tahap akhir ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan (serentak) maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yakni: 1) kapasitas menggunakan hipotesis; 2) kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak (Muhibbin Syah, 1995: 65-74).

Menurut Suparwoto (2007: 36), salah satu keberhasilan dalam pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber belajar atau media yang dipakai selama proses pembelajaran. Dengan demikian perlu adanya pengembangan dan penerapan media dalam bentuk bahan ajar untuk menunjang proses pembelajaran. Bahan ajar yang dikembangkan dapat berupa bahan ajar cetak, film, audio tape, video tape, peta, globe, charta atau kombinasi keduanya (Suparwoto, 2007: 23). Diharapkan bahan ajar yang dikembangkan dapat mempermudah siswa untuk menangkap materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru IPA di SMP Negeri 1 Jeruklegi, terungkap bahwa selama ini bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran IPA berupa buku teks dari penerbit komersial dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun oleh tim MGMP guru. Buku teks yang digunakan dalam proses pembelajaran IPA berisikan materi-materi yang

(19)

4

belum terpadu, yakni antara materi fisika, kimia, dan biologi masih dijelaskan secara terpisah-pisah belum terintegrasi. Selain itu, keterbatasan kemampuan guru dalam menyusun bahan ajar yang terpadu, keterbatasan dalam mengintegrasikan materi fisika, kimia, dan biologi serta kekhususan guru dalam mengajar salah satu bidang studi IPA diakui oleh para guru menjadi kendala dalam proses pembelajaran IPA Terpadu. Hal inilah yang menyebabkan proses pembelajaran IPA belum seluruhnya dilaksanakan secara terpadu. Selain menggunakan buku teks, dalam proses pembelajaran siswa juga menggunakan LKS. Padahal, LKS memiliki beberapa kekurangan yaitu hanya berisi ringkasan materi, soal-soal latihan, dan belum dapat digunakan sebagai bahan ajar mandiri. Dengan demikian, dibutuhkan modul sebagai bahan ajar yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa. Selain dapat digunakan sebagai bahan ajar mandiri, modul juga mampu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Depdiknas,2008:5).

Mata pelajaran IPA tidaklah sama dengan mata pelajaran sejarah yang hanya menceritakan temuan-temuan sejarah saja. IPA merupakan mata pelajaran yang harus dibelajarkan berdasarkan fakta dan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Karena IPA merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya (Wahyana dalam Trianto,2011:136). Kurikulum IPA yang bagus tidak memandang teori dan kegiatan praktikum secara terpisah, namun

(20)

terintegrasi secara utuh dan lengkap dalam pembelajaran IPA. Sehingga hakikat sains sebagai proses dan produk bisa seimbang.

Pengembangan modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan dalam

memfasilitasi para siswa sebagai media belajar mandiri dalam proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran IPA. Starter Experiment Approach (SEA), merupakan model pembelajaran dengan pendekatan

komprehensif. Pendekatan ini mencakup berbagai strategi pembelajaran dan berorientasi pada ketrampilan proses (I Dewa Putu Subamia,2012:32). Menurut I Dewa Putu Subamia (2012:34) pembelajaran menggunakan pendekatan Starter Experiment ini lebih mempertimbangkan pengetahuan awal siswa.

Siswa dibelajarkan berangkat dari pengetahuan awal yang dimilikinya.

Pembelajaran sains dikaitkan langsung dengan pengalaman anak sehari-hari sebagai penyulut “starter” untuk memulai proses pembelajaran. Hal tersebut menjadikan pembelajaran lebih bermakna karena siswa menemukan hubungan antara pengetahuan yang dipelajari di sekolah dengan yang dihadapi dalam keseharian.

Akhir-akhir ini banyak sekali isu aktual seperti global warming, pencemaran lingkungan, sumber energi alternatif, dan perkembangan teknologi yang tengah banyak dibicarakan di kalangan masyarakat dan sangat dekat dengan kehidupan para siswa. Terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Dari sepuluh model tersebut terdapat tiga model yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran

(21)

6

di sekolah-sekolah khususnya Indonesia yaitu model Integrated, model Webbed, dan model Connected. Model yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model Webbed untuk mengintegrasikan kompetensi-kompetensi dasar IPA pada kelas VIII. Tema yang diangkat dalam modul yang dikembangkan yaitu “Energi Sebagai Sumber Kehidupan”. Pembelajaran tematik (model Webbed) dapat memotivasi siswa untuk belajar dan membantu siswa dalam

memahami hubungan antar materi. Sehingga pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh oleh siswa menjadi lebih utuh dan bermakna. Permasalahan yang muncul dari hasil wawancara dengan guru IPA bahwa materi energi yang terdapat dalam substansi mata pelajaran IPA merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa kelas VIII. Hal itu terlihat dari 50%

siswa di SMP Negeri 1 Jeruklegi belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 68.

Bertolak dari hal-hal yang telah disebutkan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk Siswa SMP/MTs Kelas VIII yang

diharapkan dapat dijadikan sebagai media belajar mandiri dalam proses pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai dasar penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Jeruklegi belum dilaksanakan sepenuhnya secara terpadu.

(22)

2. Keterbatasan kemampuan guru dalam mengintegrasikan materi fisika, kimia, dan biologi menjadi IPA Terpadu serta keterbatasan dalam menyusun bahan ajar IPA Terpadu.

3. Sebagian besar prestasi siswa kelas VIII pada materi energi belum mencapai standar KKM yang ditetapkan.

4. Belum adanya modul IPA Terpadu dengan model Webbed yang bisa digunakan sebagai media belajar mandiri yang mengetengahkan gejala alam sebagai starter.

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian dan untuk menghindari meluasnya permasalahan yang diteliti maka penelitian pengembangan ini hanya dibatasi pada:

1. Modul yang akan dikembangkan dengan menggunakan model Webbed.

2. Tema yang diangkat dalam modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) adalah “Energi Sebagai Sumber Kehidupan”.

D. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah mengembangkan modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII?

2. Bagaimanakah kualitas modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII?

(23)

8

3. Bagaimanakah respon siswa terhadap modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII.

2. Mengetahui kualitas modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII.

3. Mengetahui respon siswa terhadap modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa modul dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) ditujukan untuk siswa SMP/MTS kelas VIII.

2. Modul yang dikembangkan ini mengetengahkan gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sebagai starter (percobaan awal) melalui pendekatan Starter Experiment.

3. Materi dalam modul memiliki keterpaduan antara tiga bidang kajian IPA yaitu fisika, biologi, dan kimia.

4. Materi dalam modul mengacu pada Kompetensi Dasar (KD) 2.3 yaitu menjelaskan nama unsur dan rumus kimia sederhana; KD 2.2 yaitu mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau; KD 5.3 menjelaskan hubungan bentuk energi dan

(24)

perubahannya, prinsip “usaha dan energi” serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari; KD 7.1 menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.

5. Bagian-bagian modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII antara lain:

a. Halaman awal atau cover b. Kata Pengantar

c. Daftar Isi d. Deskripsi e. Kompetensi

f. Petunjuk Penggunaan Moodul g. Isi

Terdiri dari: Petualangan Pak Irwin, Uraian Materi, Ayo Selidiki, Otak- Atik, Tugas Mandiri, Ilmuwan IPA, Info Sains, Rangkuman, Uji Kompetensi, Glosarium.

h. Daftar Pustaka

i. Berbentuk media cetak dengan ukuran B5 G. Manfaat Pengembangan

Pentingnya pengembangan modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII antara lain:

1. Bagi guru, sebagai bahan ajar alternatif dalam proses pembelajaran IPA Terpadu agar pembelajaran lebih efektif.

(25)

10

2. Bagi siswa, dengan menggunakan modul siswa dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing serta sebagai alternatif dalam penggunaan media pembelajaran yang bermutu dan menarik.

3. Bagi peneliti, bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta keterampilan dalam merancang media pembelajaran.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Penelitian pengembangan modul IPA Terpadu ini diasumsikan dapat:

1. Digunakan sebagai media alternatif sumber belajar mandiri oleh siswa.

2. Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar IPA.

Adapun keterbatasan dalam pengembangan modul IPA Terpadu antara lain:

1. Uji coba produk yang dilakukan hanya untuk mengetahui respon siswa terhadap modul, tidak sampai pada tahap uji efektivitas.

2. Materi yang dikembangkan dalam modul hanya pada tema ”Energi Sebagai Sumber Kehidupan”.

I. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka diberikan beberapa definisi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.

(26)

2. Modul adalah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu.

3. IPA Terpadu merupakan konsep pengintegrasian konsep-konsep dalam IPA dengan bidang ilmu yang serumpun maupun lintas bidang keilmuan sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang utuh dan bermakna.

4. Pendekatan Starter Experiment (SEA) merupakan pendekatan pembelajaran IPA yang yang berorientasi pada keterampilan proses yang menempuh langkah-langkah sebagai berikut: aktivitas siswa dalam melakukan percobaan awal, pengamatan, rumusan masalah, dugaan sementara, percobaan pengujian, penyusunan konsep, mencatat pelajaran, dan penerapan konsep.

5. Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik, dengan langkah awal menentukan tema.

(27)

79 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII telah berhasil dikembangkan melalui prosedur penelitian pengembangan menurut Tim Puslitjaknov yang mengadaptasi dari prosedur penelitian pengembangan Borg dan Gall. Modul IPA Terpadu yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kualitas sehingga dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran.

2. Kualitas modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII termasuk dalam kategori Sangat Baik (SB) berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media, dan guru IPA SMP/MTs dengan persentase keidealan masing-masing sebesar 90,83%;

89,58%; dan 97,22% dari skor tertinggi ideal.

3. Respon siswa terhadap modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII baik dalam uji coba lapangan skala kecil maupun uji coba lapangan skala besar adalah Setuju (S) dengan persentase masing-masing sebesar 90,90% dan 84,37%.

(28)

B. Keterbatasan Penelitian

Prosedur pengembangan mengadaptasi prosedur pengembangan Borg dan Gall yang meliputi sepuluh langkah, dan selanjutnya hanya melibatkan lima langkah utama menurut Tim Puslitjaknov.

C. Saran

Penelitian ini telah berhasil mengembangkan modul IPA Terpadu berbasis Starter Experiment Approach (SEA) untuk siswa SMP/MTs kelas VIII.

Penelitian ini perlu dilakukan tindak lanjut sehingga penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Saran Pemanfaatan

Produk berupa modul IPA Terpadu ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar IPA di sekolah baik dengan didampingi oleh guru maupun mandiri.

2. Saran Diseminasi

Produk berupa modul IPA Terpadu ini dapat disebarluaskan sekaligus dicari implementasi penggunaannya di beberapa sekolah.

3. Saran Pengembangan

Perlu dikembangkan modul menggunakan model keterpaduan dan tema- tema yang lain serta disesuaikan dengan kurikulum 2013.

(29)

81

DAFTAR PUSTAKA

Agus Krisno, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Akmalia Ma’rifathur Rizqi. 2013. Pengembangan Modul IPA Terpadu Berkarakter Tema Pemanasan Global Untuk Siswa SMP/MTs. Unnes Science Education Journal, Jilid 2 Nomor 1, 203-208.

Andi Prastowo. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: DIVA Press.

Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Borg, W & Gall, M.D. 1983. Educational Research (4th ed). New York: Longman Inc.

Depdiknas. (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah).

_________. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan dan Dirjen PMPTK, Departemen Pendidikan Nasional.

_________. 2008. Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA.

Jakarta: Depdiknas.

Dwi Lujeng Hariani. 2009. Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dengan Starter Experiment Approach (SEA) untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA Negeri 2 Malang.

Skripsi, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Malang, Malang.

Eko Putro Widoyoko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fogarty, R. 1991. The Mindful School: How to Integrate the Currucula. Illionois:

IRI/Skylight Publishing, Inc.

Ganijanti Aby Sarojo. 2011. Gelombang dan Optika. Jakarta: Salemba Teknika.

I Dewa Putu Subamia. 2012. Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Starter Experiment.

Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Undiksha, Jilid 45 Nomor 1, 27- 37.

(30)

Izaak H. Weno. 2010. Pengembangan Model Modul IPA Berbasis Problem Solving Method Berdasarkan Karakteristik Siswa Dalam Pembelajaran di SMP/MTs. Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah Pendidikan, Nomor 2, 176-188.

Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Puskur Balitbang Depdiknas. 2007. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu. Jakarta:

Puskur Balitbang Depdiknas.

Saeful Karim, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional Pendidikan.

Suci Cahyaningsih. 2008. Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Fisika dengan Starter Experiment Approach (SEA) Sub Materi Pokok Massa Jenis Siswa Kelas VII MTs Yogyakarta II. Skripsi, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Sukardjo dan Lis Permana Sari. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kimia.

Yogyakarta: FMIPA UNY.

Suparwoto. 2007. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Fisika. Yogyakarta:

FMIPA UNY.

Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII.

Jakarta: Pusat Perbukuan Depatemen Pendidikan Nasional.

Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasi Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ((KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Young, Hugh D & Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1 Hugh D Young & Roger A. Freedman. Terjemahan dari buku University Physics 10th Edision Hugh D Young & Roger A. Freedman alih bahasa oleh Endang Juliastuti. Jakarta: Erlangga.

(31)

83

LAMPIRAN

(32)

Lampiran 1

DATA HASIL WAWANCARA PRA PENELITIAN

NO HAL HASIL

1 Kelas yang diampu Kelas VIII

2 Proses pembelajaran IPA Berjalan lancar, tetapi tidak semua materi dapat dikuasai siswa. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa kelas VIII yaitu Energi. 50% dari siswa kelas VIII memperoleh nilai di bawah KKM yang ditetapkan.

3 Metode pembelajaran yang digunakan

Ceramah, diskusi, demonstrasi.

Disesuaikan dengan materi pelajarannya.

4 Sumber Belajar yang digunakan LKS dan buku teks dari penerbit.

5 Kendala yang dihadapi Kurangnya bahan ajar IPA yang dimiliki.

Cilacap, 18 Februari 2013 Mahasiswa

Nunik Hidayatun Mengetahui,

Guru IPA SMP

Handayani Mutmainah, S.Pd.

(33)

85

Lampiran 2

DAFTAR NAMA VALIDATOR DAN PENILAI

1. Validator Instrumen

Nama Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si.

NIP 19840205 201101 2 008

Instansi Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2. Validator Produk

Nama Widowati Pusporini, S.Si, M.Pd.

NIY 83 10 302

Instansi Pendidikan IPA Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)

Nama Fitria Yuniasih, M.Pd.

NIP -

Instansi Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Nama Asih Widi Wisudawati, M.Pd.

NIP 19840901 200912 2 004

Instansi Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

3. Ahli Materi

I II III

Nama Widodo Setiyo W., M.Pd.

Sigit Prasetyo, M.Pd.Si.

Prof. Suparwoto, M.Pd.

NIP 19860225 201212 1 001

19810104 200912 1 004

19530505 197702 1 001

Instansi Universitas Negeri Yogyakarta

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Universitas Negeri Yogyakarta Bidang

Keahlian Pendidikan IPA Pembelajaran Sains Pendidikan Fisika

(34)

4. Ahli Media

I II III

Nama Panji Hidayat, M.Pd. Dian Noviar, M.Pd.Si. Andi Prastowo, S.Pd.I, M.Pd.I

NIP 19810702 2013011 1 F01

19841117 200912 2 002

19820505 201101 1 008 Instansi Universitas Ahmad

Dahlan

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Bidang

Keahlian Pendidikan Sains Pendidikan Biologi Pembelajaran PAI

5. Guru IPA SMP/MTs

I II III

Nama Handayani Mutmainah,

S.Pd. Siti Khotimah, S.Pd. F. Beti Bintawati, S.Pd.

NIP 19730108 200801 2 002 19640618 198703 2 010

19820505 201101 1 008

Instansi SMP Negeri 1 Jeruklegi SMP Negeri 1 Jeruklegi

SMP Negeri 1 Jeruklegi Bidang

Keahlian Fisika Fisika Fisika

(35)

87

Lampiran 3

VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN

(36)

Lampiran 4

VALIDASI PRODUK

(37)

89

(38)
(39)

91

(40)
(41)

93

(42)

Lampiran 5

PENILAIAN PRODUK OLEH AHLI MATERI

(43)

95

(44)
(45)

97

(46)
(47)

99

(48)
(49)

101

(50)
(51)

103

Lampiran 6

PENILAIAN PRODUK OLEH AHLI MEDIA

(52)
(53)

105

(54)
(55)

107

(56)
(57)

109

(58)
(59)

111

(60)

Lampiran 7

PENILAIAN PRODUK OLEH GURU IPA SMP/MTs

(61)

113

(62)

(63)

115

(64)
(65)

117

(66)
(67)

119

Lampiran 8

DAFTAR NAMA SISWA DALAM UJI COBA LAPANGAN

a. Daftar Nama Siswa Dalam Uji Coba Lapangan Skala Kecil

No. Nama Siswa

1. Siti Musliah

2. Tika Wirda Nurgiyati 3. Angga Setiawan 4. Anita Ulul Ma’munah 5. Bayu Apriyanto 6. Dwi Retnaningtyas 7. Rahmat Aziz

b. Daftar Nama Siswa Dalam Uji Coba Lapangan Skala Besar

No. Nama No. Nama

1. Achkamil Minal Laeli 17. Khaamiim Yazid Al-Hakim

2. Aji Kurniawan 18. Krisdianto

3. Akas Ifandono 19. Ma’ruf Muzaki

4. Andri Kurniawan 20. Marlinda Puspitasari 5. Anggi Dwi Irawan 21. Megi Yusnita Sari 6. Ania Hastuti Sari 22. Oktivia Yusmita 7. Astrid Fitriolita 23. Okvita Putri Utami 8. Dias Vindasari 24. Paulus Aruna Dipta 9. Dinda Novelia Fauziyyah 25. Riki Nur Hidayat

10. Eko Wahyudi 26. Rizal Fajar Abdurrahman 11. Fitri Ana Puspa Dewi 27. Rizki Feri Subakti

12. Friska Nurliza Fitriana 28. Setia Ningsih

13. Ika Nur Azizah 29. Shyevita Ines Arviana

14. Indah 30. Siti Solekhah

15. Jaka Prastia 31. Veronica Esa Pangestuti 16. Januar Wijanarko 32. Wisnu Zainul Atami

(68)

Lampiran 9

UJI COBA LAPANGAN SKALA KECIL

(69)

121

(70)

Lampiran 10

UJI COBA LAPANGAN SKALA BESAR

(71)

123

(72)

Lampiran 11

PERHITUNGAN KUALITAS MODUL

1. Ahli Materi

a. Rekap Hasil Penilaian

Aspek Nomor

Pernyataan

Penilai I II III

A. Kualitas Isi

1 4 4 4

2 3 4 4

3 4 4 4

4 4 4 3

5 3 4 3

6 4 4 3

7 4 4 3

8 3 4 4

B. Starter Experiment Approach (SEA)

9 3 4 4

10 3 4 3

C. Kebahasaan

11 4 3 4

12 4 4 4

13 4 3 4

14 3 4 4

15 3 4 3

16 3 4 3

D. Evaluasi

17 4 4 3

18 3 4 4

19 3 4 3

20 3 4 4

b. Kategori Penilaian

Skor Rata-Rata 𝑿 Kriteria 3,25 < 𝑋 ⩽ 4,00 Sangat Baik (SB)

2,50 < 𝑋 ⩽ 3,25 Baik (B)

1,75 < 𝑋 ⩽ 2,50 Kurang Baik (KB) 1,00 ⩽ 𝑋 ⩽ 1,75 Sangat Kurang (SK)

(73)

125

c. Perhitungan

No. Penghitungan Aspek

Keseluruhan A. Kualitas Isi B. SEA

1 Jumlah responden 3 3 3

2 Jumlah pernyataan 20 8 2

3 Skor maksimal 20x4x3= 240 8x4x3= 96 2x4x3= 24

4 Skor yang diperoleh 218 89 21

5 Skor rata-rata 218:(3*20) = 3,63 89:(3*8) = 3,70 21:(3*2) = 3,5

6 Persentase 218

240𝑥100% = 90,83% 89

96𝑥100% = 92,70% 21

24𝑥100% = 87,5%

7 Kriteria Sangat Baik (SB) Sangat Baik (SB) Sangat Baik (SB)

No. Penghitungan Aspek

C. Kebahasaan D. Evaluasi

1 Jumlah responden 3 3

2 Jumlah pernyataan 6 4

3 Skor maksimal 6x4x3= 72 4x4x3= 48

4 Skor yang diperoleh 65 43

5 Skor rata-rata 65:(3*6) = 3,61 43:(3*4) = 3,58

6 Persentase 65

72𝑥100% = 90,27% 43

48𝑥100% = 89,58%

7 Kriteria

Sangat Baik (SB) Sangat Baik (B)

(74)

2. Ahli Media

a. Rekap hasil Penilaian

Aspek Nomor

Pernyataan

Penilai I II III A. Kejelasan

Kalimat

1 4 3 3

2 4 4 3

B. Kebahasaan 3 3 4 4

C. Penampilan Fisik

4 4 4 4

5 4 4 4

6 4 4 3

7 4 3 4

8 4 4 4

9 4 4 2

10 2 3 3

11 4 3 3

12 3 4 4

b. Kategori Penilaian

Skor Rata-Rata 𝑿 Kriteria 3,25 < 𝑋 ⩽ 4,00 Sangat Baik (SB)

2,50 < 𝑋 ⩽ 3,25 Baik (B)

1,75 < 𝑋 ⩽ 2,50 Kurang Baik (KB) 1,00 ⩽ 𝑋 ⩽ 1,75 Sangat Kurang (SK)

c. Perhitungan

No. Penghitungan Aspek

Keseluruhan A. Kejelasan Kalimat

1 Jumlah responden 3 3

2 Jumlah pernyataan 12 2

3 Skor maksimal 12x4x3= 144 2x4x3= 24

4 Skor yang diperoleh 129 21

5 Skor rata-rata 129:(3*12) = 3,58 21:(3*2) = 3,5

6 Persentase 129

144𝑥100% = 89,58% 21

24𝑥100% = 87,5%

7 Kriteria Sangat Baik (SB) Sangat Baik (SB)

(75)

127

No. Penghitungan Aspek

B. Kebahasaan A. Penampilan Fisik

1 Jumlah responden 3 3

2 Jumlah pernyataan 1 9

3 Skor maksimal 1x4x3= 12 9x4x3= 108

4 Skor yang diperoleh 11 97

5 Skor rata-rata 11:(3*1) = 3,67 97:(3*9) = 3,59

6 Persentase 11

12𝑥100% = 91,67% 97

108𝑥100% = 89,81%

7 Kriteria Sangat Baik (SB) Sangat Baik (SB)

3. Guru IPA SMP/MTs a. Rekap Hasil Penilaian

Aspek Nomor

Pernyataan

Penilai I II III

A. Kualitas Isi

1 4 4 4

2 4 4 4

3 4 4 4

4 4 4 4

5 4 4 4

6 4 4 4

7 4 4 4

8 4 4 4

9 4 4 4

10 4 4 4

B. Starter Experiment Approach (SEA)

11 4 4 4

12 4 3 3

C. Daya Tarik 13 4 4 4

14 4 4 4

D. Kebahasaan 15 4 4 4

16 4 3 3

E. Evaluasi

17 4 4 4

18 4 4 4

19 4 4 4

20 4 4 4

F. Keterlaksanaan 21 3 3 3

(76)

b. Kategori Penilaian

Skor Rata-Rata 𝑿 Kriteria 3,25 < 𝑋 ⩽ 4,00 Sangat Baik (SB)

2,50 < 𝑋 ⩽ 3,25 Baik (B)

1,75 < 𝑋 ⩽ 2,50 Kurang Baik (KB) 1,00 ⩽ 𝑋 ⩽ 1,75 Sangat Kurang (SK)

c. Perhitungan

No. Penghitungan Aspek

Keseluruhan A. Kualitas Isi B. SEA

1 Jumlah responden 3 3 3

2 Jumlah pernyataan 21 10 2

3 Skor maksimal 21x4x3= 252 10x4x3= 120 2x4x3= 24

4 Skor yang diperoleh 245 120 22

5 Skor rata-rata 245:(3*21) = 3,89 120:(3*10) = 4 22:(3*2) = 3,67

6 Persentase 245

252𝑥100% = 97,22% 120

120𝑥100% = 100% 22

24𝑥100% = 91,67%

7 Kriteria Sangat Baik (SB) Sangat Baik (SB) Sangat Baik (SB)

No. Penghitungan Aspek

C. Daya Tarik D. Kebahasaan E.Evaluasi

1 Jumlah responden 3 3 3

2 Jumlah pernyataan 2 2 4

3 Skor maksimal 2x4x3= 24 2x4x3= 24 4x4x3= 48

4 Skor yang diperoleh 24 22 48

5 Skor rata-rata 24:(3*2) = 4 22:(3*2) = 3,67 48:(3*4) = 4

6 Persentase 24

24𝑥100% = 100% 22

24𝑥100% = 91,67% 48

48𝑥100% = 100%

7 Kriteria Sangat Baik (SB) Sangat Baik (SB) Sangat Baik (B)

No. Penghitungan Aspek

F.Keterlaksanaan

1 Jumlah responden 3

2 Jumlah pernyataan 1

3 Skor maksimal 1x4x3= 12

4 Skor yang diperoleh 9 5 Skor rata-rata 9:(3*1) = 3

6 Persentase 9

12𝑥100% = 75%

7 Kriteria Baik (B)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah adakah obyek yang akan dapat membantu lebih mengangkat /menonjolkan pesan yang akan disampaikan, sebagai contoh, pada saat kita memotret

[r]

Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan bayi umur 0-4 bulan dari ibu yang mendapat suplementasi vitamin A

Puji Syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala rahmat dan ketentuannya sehingga dapat terselesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS KINERJA RAWAT INAP KELAS 3

Jadi penelitian selanjutnya dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan atribut lain dan menggunakan algoritma yang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memiliki riwayat keluarga dengan kelahiran makrosomia, yakni 96,9% atau dari

Kholifatus Syahriyah, 2020. Peningkatan Hasil Belajar Al-Quran HaditsMateri Mari Mengenal Surah Al-‘Alaq Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V MIN 1 Kota

Berdasarkan kadar pengelasan dan masa pemprosesan yang diperoleh, pengesanan PAP dengan menggunakan kaedah pengambangan berasaskan pengelompokan dan seterusnya pemetakan