• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SEBELUM DAN SELAMA DESENTRALISASI OLEH DIANA BHAKTI H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SEBELUM DAN SELAMA DESENTRALISASI OLEH DIANA BHAKTI H"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SEBELUM DAN SELAMA DESENTRALISASI

OLEH DIANA BHAKTI

H14094018

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(2)

RINGKASAN

DIANA BHAKTI. Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Sebelum dan Selama Desentralisasi (dibimbing oleh TONY IRAWAN).

Kebijakan desentralisasi dan pemekaran wilayah diharapkan lebih mendekatkan pemerintah dengan masyarakat, sedemikian sehingga kebutuhan dari masyarakat bisa dipahami betul oleh pemerintah daerah. Harapannya, tentu saja, berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat lewat pelaksanaan pembangunan (ekonomi) untuk mencapai kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan sebagai tujuan akhir.

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana klasifikasi kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur menurut tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapitanya (menggunakan Klassen Typology) serta menganalisa perkembangan kesenjangan pendapatan kabupaten/kota dan kelompok kepulauan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebelum dan selama otonomi daerah, seiring terjadinya pemekaran wilayah (menggunakan indeks Williamson dan indeks Theil), yakni pada periode 1983 – 2000 dan 2001 – 2008. Untuk melihat pola kesenjangan seiring pemekaran, analisis dilakukan dengan dua cara, yakni dengan tetap mempertahankan jumlah kabupaten sebelum terjadi pemekaran wilayah dan mengikuti jumlah kabupaten/kota setelah terjadi pemekaran.

Sebelum pemekaran, kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur berjumlah 12 kabupaten. Pemekaran kabupaten terjadi sejak sebelum desentralisasi dan semakin gencar setelah desentralisasi, hingga saat ini Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki 20 kabupaten/kota. Bahkan wacana pemekaran di provinsi masih terus bergulir dan berproses.

Dari hasil pengolahan dengan analisis Klassen Typology, sebelum otonomi daerah, Kabupaten Kupang (sebelum pemekaran sebagai ibukota provinsi) adalah satu- satunya kabupaten yang masuk dalam kategori daerah maju dan cepat tumbuh, selama desentralisasi kabupaten yang masuk kategori ini semakin banyak. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya penyebaran pembangunan/kegiatan ekonomi di kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur, ini sejalan dengan tujuan desentralisasi itu sendiri.

Analisis Klassen Typology juga menunjukkan bahwa jarak kuadran kabupaten/kota yang berada dalam satu kelompok kepulauan semakin besar seiring terjadinya pemekaran wilayah yang terjadi di beberapa kabupaten/kota di NTT. Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan di dalam kelompok (intra kelompok) semakin melebar.

Indeks Williamson dan indeks theil, menunjukkan bahwa ketimpangan berfluktuasi seiring berbagai kejadian yang memengaruhi perekonomian NTTdi antaranya kejadian tsunami pada tahun 1987, strategi efek merembes ke bawah, dan kenaikan BBM pada tahun 2005. Bersamaan dengan kejadian-kejadian tersebut, angka indeksnya meningkat.

Jika indeks dihitung, dengan tetap mempertahankan jumlah kabupaten induk, kecenderungan ketimpangan intrakelompok dan total tidak meningkat. Namun jika memisahkan kabupaten hasil pemekaran dengan kabupaten induknya, ketimpangannya

(3)

cenderung meningkat. Sementara itu ketimpangan antarkelompok juga fluktuatif namun cenderung tidak meningkat. Pola ketimpangan intrakelompok dan total relatif sama, karena ketimpangan intrakelompok berkontribusi lebih besar terhadap ketimpangan total dibanding ketimpangan antarkelompok.

Dapat disimpulkan bahwa ketimpangan selama desentralisasi relatif meningkat, namun hal ini diduga lebih terkait dengan adanya pemekaran wilayah, karena pada analisis yang tergabung dengan kabupaten induknya, ketimpangannya tidak meningkat.

Penelitian ini tidak mencakup faktor-faktor yang memengaruhi ketimpangan pendapatan antarwilayah, untuk itu penulis menyarankan penelitian lebih luas dan detil mengenai aspek-aspek regional yang berpengaruh pada ketimpangan dan pembangunan wilayah.

(4)

KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SEBELUM DAN SELAMA DESENTRALISASI

Oleh DIANA BHAKTI

H14094018

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(5)

Judul Skripsi : Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Sebelum dan Selama Desentralisasi

Nama : Diana Bhakti

NRP : H14094018

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Tony Irawan, M.App.Ec NIP. 19820306 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

NIP. 19641022 198903 1 003 Dedi Budiman Hakim, Ph.D.

Tanggal lulus:

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Oktober 2009

H14094018 Diana Bhakti

(7)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Kedua orang tua penulis, yakni pasangan Mochamad Munir dan Sulaikanah memberi penulis nama Diana Bhakti. Tepatnya, ketika penulis lahir di Malang pada tanggal 27 September 1982. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Penulis dibesarkan di kota Banyuwangi, dan menyelesaikan pendidikan formal dari tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah umum di kota tersebut. Pendidikan dasar penulis diawali di Sekolah Dasar Islam Al- Khairiyah dan lulus pada tahun 1994, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I Banyuwangi lulus pada tahun 1997, dan Sekolah Menengah Umum Negeri I Glagah diselesaikan pada tahun 2000.

Pendidikan tinggi penulis ditempuh di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2009 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Program S2 Penyelenggaraan Khusus BPS-IPB di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Sebelum menempuh pendidikan pasca sarjana penulis menjalani program alih jenjang Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

Penulis diangkat sebagai CPNS pada Badan Pusat Statistik terhitung mulai tanggal 1 Desember 2004 dan ditempatkan sebagai staf di bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selama kurang lebih empat tahun penulis mengabdi di sana dan sejak November 2008 sampai dengan saat ini penulis bertugas di BPS (pusat) sub direktorat Konsolidasi Neraca Produksi Regional.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terkira penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur Sebelum dan Selama Desentralisasi” tepat pada waktunya. Meski demikian, penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dikarenakan berbagai keterbatasan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan penulisan skripsi ini.

Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Tony Irawan, M.App.Ec. sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan sampai selesainya skripsi ini.

2. Ibu Widyastutik, M.Si yang telah menguji skripsi ini, atas saran dan kritik yang berharga untuk penyempurnaan tulisan ini.

3. Seluruh dosen, staf pengajar, dan karyawan/wati di Departemen Ilmu Ekonomi, FEM IPB.

4. Teman-teman di kelas khusus BPS-IPB, antara lain Mas Budi, Wiling, Dewi, Titin, Wiwin, Mbak Wiwik, Krismanti, Mbak Lia, Mas Adji, Mbak Atik, Mas Hakim, Mas Parulian, Mas Evi, Mas Parno, Mas Aan, dan semua yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.

5. Badan Pusat Statistik umumnya, Direktorat Neraca Produksi, khususnya Sub direktorat Konsolidasi Neraca Produksi Regional yang telah mengijinkan dan mendukung penulis untuk menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Teriring rasa terima kasih penulis yang tak terkira kepada orang tua dan mertua penulis serta suami dan anak tercinta atas kasih sayang dan dukungannya selama ini.

Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat dan membantu bagi yang memerlukan.

Bogor, Oktober 2009

H14094018 Diana Bhakti

(9)

IT’S ALL ABOUT YOU :

MAHDAVIKIA HANIFA SALAM

(10)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

I. PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Perumusan Masalah………... 8

1.3 Tujuan Penelitian………... 8

1.4 Manfaat Penelitian………... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN………... 10

2.1 Landasan Teori... 10

2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi... 10

2.1.2 Ketimpangan Distribusi Pendapatan... 13

2.1.3 Otonomi Daerah dan Desentralisasi... 18

2.2 Penelitian Terdahulu... 20

2.3 Kerangka Penelitian... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN... 25

3.1 Jenis dan Sumber Data... 25

3.2 Metode Analisis... 25

3.2.1 Klassen Typology... 25

3.2.2 Indeks Williamson... 27

3.2.3 Indeks Theil... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 30

4.1 Gambaran Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur... 30

4.2 Pemekaran Kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur... 34

4.3 Klasifikasi Kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur... 36

4.4 Ketimpangan Ekonomi Antardaerah... 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 53

5.1 Kesimpulan... 53

5.2 Saran... 54 DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

Secara khusus, dalam kaitan dengan fokus kegiatan ini, yang menjadi pertanyaan adalah, apa implikasi keduanya terhadap dinamika pluralisme agama di Indonesia3.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan buku teks pelajaran Kimia SMA/MA Kelas XI yang paling banyak digunakan di Kota Bandung pada materi

[r]

(4) UPT Rumah Sakit Umum Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipimpin oleh seorang Direktur yang merupakan pejabat fungsional dokter atau dokter gigi yang diberi tugas

Fakta-fakta yang disintesis ialah: gelar yang disandang citralekha , besaran pasak-pasak yang diterima citralekha , letak penyebutan citralekha di dalam prasasti,

Penentuan Juara / Pemenang adalah atlet terakhir atau ke 4 (empat) yang memperoleh Waktu terbaik yang menginjak / melewati garis finish dengan sepatu roda dan tidak

PPK masing-masing satker melakukan pengisian capaian output dalam aplikasi SAS dengan berpedoman kepada Manual Modul Capaian Output yang disertakan satu paket dengan