• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. PRODUKSI DAN PENDAPATAN PERIKANAN TANGKAP SIMPING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "7. PRODUKSI DAN PENDAPATAN PERIKANAN TANGKAP SIMPING"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

7. PRODUKSI DAN PENDAPATAN PERIKANAN TANGKAP SIMPING

7.1. Intensitas Usaha Penangkapan

Intensitas usaha penangkapan yaitu jumlah RTP yang beroperasi per hari di perairan Kronjo. Intensitas tangkapan tiap trip yaitu jumlah alat yang dioperasikan dikali dengan jumlah operasi dalam satu tripnya. Sedangkan intensitas usaha penangkapan bulanan yaitu jumlah usaha yang diberikan (alat tangkap yang dioperasikan) dalam satu bulan. Hasil perhitungan jumlah intensitas setiap musim seperti Tabel 35 dan Lampiran 15.

Tabel 35. Intensitas tangkap dan hasil tangkap usaha perikanan simping*)

Variabel Waktu Musim

Barat Peralihan Timur Timur Peralihan Barat

RTP Operasi Harian (unit) 65 150 141 152

RTP Bulanan

(unit) 1.562,6 3.602,6 3.388 3.639

Hasil Per trip (kg) 3,9 1,7 3,3 2,1

Total perhari (kg) 253.5 255 465,3 319,2

Keterangan *)= sumber data tangkapan nelayan tahun 2008

Jumlah RTP operasi perhari berkisar antara 65-152 RTP. Jumlah RTP operasi perhari tertinggi pada musim peralihan barat (152 unit), dan terendah pada musim barat (65 unit). Rata-rata RTP operasi perhari sebesar 127,00 unit alat.

Hasil tangkap per trip RTP berkisar antara 1,7-3,9 kg. Hasil per trip tertinggi pada musim barat yang mencapai 3,9 kg dan terendah pada musim peralihan timur yaitu 1,7 kg. Total hasil per hari berkisar antara 253.5-465.5 kg.

Hasil per hari tertinggi pada musim timur yang mencapai 465.3 kg dan terendah pada musim barat sebesar 253.5 kg. Dari hasil ini diperkirakan bahwa total hasil sebulan tertinggi pada musim timur dan terendah pada musim barat.

7.2. Pendapatan Usaha Perikanan Tangkap

Nelayan penangkap umumnya bukan nelayan pemilik kapal simping.

Nelayan pemilik adalah mereka yang memiliki kapal, alat tangkap, dan mesin kapal. Nelayan pemilik umumnya tidak ikut melakukan penangkapan, namun mereka membeli hasil tangkapan dari nelayan penangkap. Satu orang nelayan

(2)

pemilik dapat memiliki sampai 5 buah kapal penangkapan. Dalam analisa usaha perikanan tangkap simping, perhitungan tingkat investasi ditentukan dari permodalan yang dikeluarkan nelayan pemilik, sedang pemerimaan ditentukan dari hasil tangkapan nelayan. Nilai jual setiap hasil tangkapan yang ditetapkan yaitu harga rata-rata jual nelayan pemilik terhadap nelayan pengumpul atau perusahaan penerima.

Analisa usaha perikanan tangkap simping berasal dianalisis dari rata-rata hasil tangkapan nelayan setiap operasi penangkapan. Analisa usaha penangkapan yaitu menentukan besarnya modal yang dikeluarkan, dengan hasil yang diperoleh, dengan tingkat investasi yang secara layak secara ekonomi. Selanjutnya juga dapat ditentukan intensitas usaha optimal. Analisa yang dilakukan meliputi biaya investasi, tingkat penerimaan, biaya (tetap dan variabel), keuntungan dan waktu pengembalian modal. Hasil analisis usaha simping disajikan pada Lampiran 16.

Investasi

Investasi usaha penangkapan simping terdiri dari perahu, mesin dan alat tangkap. Total investasi awal untuk kegiatan penangkapan mencapai Rp 13 juta.

Biaya ini terdiri dari biaya perahu Rp 10 jt, mesin Rp 2,5 dan alat tangkap garok per unit senilai Rp 0,5 jt.

Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Biaya tetap antar zona berkisar Rp 21.912,20- Rp 23.065,48. Hasil analisa anova satu arah dari biaya tetap antar zona tidak berbeda nyata. Dengan demikian, biaya tetap untuk per trip operasinya sebesar Rp 4.057,73. Biaya tetap ini berasal dari biaya penyusutan tiap trip operasi penangkapan dari kapal, alat dan mesin kapal.

Biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan untuk setiap kali operasi minyak, oli, bahan makanan, upah pembersih kerang, gaji nelayan penangkap, dan karung penampung. Hasil analisa anova dua arah (two way anova) antar zona dan antar musim tidak berbeda nyata. Dengan demikian dapat di nyatakan bahwa biaya variabel antar musim dan zona sebesar Rp 198.437,5. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya biaya tetap dan biaya variabel antar zona sama.

(3)

Analisa Usaha

Analisa usaha mencakup total penerimaan (TR), total biaya (total cost), keuntungan (rasio penerimaan terhadap cost dan tingkat titik impas (BEPproduksi) dan BEP harga. Analisa usaha penangkapan simping antar musim di tiap zona di tampilkan pada Tabel 36 (zona 1), Tabel 37 (zona 2) dan Tabel 38 (zona 3) sebagai berikut.

Tabel 36. Nilai dari TR, TC, , R/C, dan BEP pada Zona 1

Variabel Kerja Barat Peralihan Timur Timur Peralihan Barat Sig

TR 350.000,00 525.000,00 - 1.029.000.00 Sig

TC 166.912,20 181.912,20 136.912,20 225.112,20 Ns

183.087,80 343.087,80 - 803.887.80 Sig

R/C 2,10 2,89 - 4,57 Sig

BEPp 47,69 51,97 - 64.32 Ns

BEPh 1.669,12 1.212,75 - 765,69 Ns

Keterangan: Sig=signifikan dan Ns=tidak signifikan.

Nilai TR per RTP nelayan di zona 1 antar musim berbeda nyata berkisar antara Rp 350.000-1.029.000 per trip (RTP). Nilai TR tertinggi diperoleh pada musim peralihan barat sebesar Rp 1.029.000 per trip RTP, kemudian musim peralihan timur sebesar Rp 525.000 per trip (RTP) dan terendah pada musim barat Rp 350.000 per trip (RTP). Hasil TC pada antar musim tidak berbeda nyata yang berkisar antara Rp 136,912 -225,112.

Keutungan per RTP nelayan pada zona 1 berbeda nyata yang berkisar antara Rp 183,087-803.887. Keuntungan terbesar diperoleh pada musim peralihan barat yaitu 803,887,80, kemudian musim peralihan timur dan terendah musim barat. Nilai R/C per RTP antar musim berbeda nyata yaitu antara 2,1-4,57.

Nilai R/C tertinggi diperoleh pada musim peralihan barat.

Nilai BEPproduksi per RTP nelayan tidak berbeda nyata antar musim, yang berkisar antara 47,69-64,32 kg/trip. Begitu juga dengan BEPharga per RTP nelayan yang tidak berbeda nyata yaitu berkisar antara Rp 765,69-1.669,12 kg/trip nelayan.

Keuntungan terbesar terjadi pada musim peralihan barat dan terkecil pada musim barat. Pola perubahan antara keuntungan dan penerimaan sama, yaitu

(4)

perubahan keuntungan mengikuti pola perubahan revenue. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keuntungan di zona 1 selalu mengikuti perubahan revenue dari tiap operasi penangkapan.

Tabel 37. Nilai dari TR, TC, , R/C, dan BEP pada Zona 2

Variabel kerja Barat Peralihan Timur Timur Peralihan Barat Sig TR 253.750,0 227.500,0 227.500,0 2.401.000,0 Sig

TC 219.478,2 217.228,2 217.228,2 403.528,2 Ns

34.271,8 10.271,8 10.271,8 1.997.471,8 Sig

R/C 1,2 1,0 1,0 6,0 Sig

BEPp 62,71 62,07 62,07 115,29 Ns

BEPh 3.027,29 3.341,97 3.341,97 588,23 Sig

Nilai TR per RTP nelayan di zona 2 antar musim berbeda nyata yang berkisar antara Rp 227.500 2.401.000 per trip RTP. Nilai TR tertinggi diperoleh pada musim peralihan barat sebesar Rp 2.401.000 per trip RTP, kemudian musim barat sebesar Rp 253.750 per trip RTP dan terendah pada musim peralihan timur dan timur yang mencapai Rp 227.500 per trip RTP. Hasil TC pada antar musim tidak berbeda nyata yang berkisar antara Rp 217.228,2 – 403.528. Keutungan per trip RTP nelayan pada zona 2 berbeda nyata yang berkisar antara Rp 10,271- 1.997.471 per trip RTP.

Keuntungan terbesar diperoleh pada musim peralihan barat yaitu 1.997.471,8 kemudian musim barat Rp 34.271 per trip RTP, dan terendah musim peralihan timur dan timur yaitu 10.271.8 per trip RTP. Nilai R/C juga berbeda nyata antara musim. R/C tertinggi diperoleh pada musim peralihan barat, kemudian musim barat dan terendah peralihan timur dan musim timur.

Nilai BEPproduksi per RTP nelayan berbeda nyata antar musim, yang berkisar antara 62,07-115,29 kg per trip. BEP produksi tertinggi pada musim peralihan barat yaitu 115,29 kg per trip, kemudian musim timur dan musim peralihan timur. BEPharga per RTP nelayan berkisar antara Rp 588,23-3.341,97 kg/trip nelayan. BEPharga tertinggi pada musim peralihan timur, kemudian musim timurdan terendah musim peralihan barat dan musim barat.

Keuntungan terbesar terjadi pada musim peralihan barat dan terkecil pada musim peralihan timur dan musim timur. Pola perubahan antara keuntungan dan

(5)

penerimaan sama, yaitu perubahan keuntungan mengikuti pola perubahan revenue. Peningkatan keuntungan pada musim peralihan barat yang mencapai 3,8 kali dari rataan keuntungan tahunan terjadi karena peningkatan produksi hasil tangkapan. Rataan keuntungan terkecil didapatkan pada musim peralihan timur dan timur yaitu sebesar 0,02 kali dari rataan tahunan produksi tangkapan simping.

Tabel 38. Nilai dari TR, TC,  , R/C, dan BEP pada Zona 3

Variabel Kerja Barat Peralihan Timur Timur Peralihan Barat

TR - 367.500,0 700.000,0 -

TC 198,065.5 229,.65,5 258.065,5 198.065.5

 - 137.934,5 441.934.5 -

R/C - 1,6 2,7 -

BEPp - 65,59 73,73 -

BEPh - 2.186,34 1.290,33 -

Nilai TR per RTP nelayan di zona 3 pada musim peralihan timur Rp 367.500 dan musim timur Rp 700.000 per trip RTP. Hasil TC pada pada musim timur yaitu Rp 229.565 dan pada musim timur yaitu Rp 258.065,5. Keutungan per trip RTP nelayan pada musim peralihan timur yaitu Rp 137.934,5 dan pada musim timur yaitu Rp 441.934,5. Nilai R/C musim peralihan timur sebesar 1,6 dan musim timur 2,7. Nilai BEPproduksi pada musim peralihan timur yaitu 65,59 kg per trip RTP musim timur 73,73 kg per trip RTP. Nilai BEPharga pada musim peralihan timur mencapai Rp 2.186,34 per trip RTP, dan musim timur Rp 1.290,33 per trip RTP.

Keuntungan terbebesar terjadi pada musim timur dari musim peralihan timur. Pola perubahan antara keuntungan dan penerimaan sama, yaitu perubahan keuntungan mengikuti pola perubahan revenue. Dari urairan diatas dapat disimpulkan bahwa keuntungan selalu mengikuti perubahan revenue.

Dari uraian diatas, usaha penangkapan simping di zona 1, 2, dan 3 masih produktiv dan menguntungkan serta berkelanjutan yaitu 1) Hasil tangkapan pada zona 1 sebesar 181,3 kg per trip RTP, zona 2 sebesar kg 222,13 per trip RTP dan pada zona 3 sebesar kg 101,67 per trip RTP. 2) penerimaan pada zona 1 Rp 634.666,67, pada zona 2 sebesar Rp 777.437,5 dan pada zona z sebesar Rp 266.875 per trip RTP.

(6)

Keuntungan pada zona 1 sebesar Rp 298.287,9, pada zona 2 sebesar Rp 513.071,8 dan pada zona 3 sebesar Rp 45.934,54 per trip RTP. Tingkat keuntungan rata-rata zona 1 dan 3 yang berada dalam kisaran rataan tahunan mengindikasikan bahwa usaha penangkapan simping menguntungkan berkelanjutan, dengan pengecualian pada zona 2 di musim peralihan barat keuntungan mencapai 3 kali lipat rataan keuntungan tahunan.

Gambar

Tabel 37.  Nilai dari TR, TC, , R/C, dan BEP pada Zona 2

Referensi

Dokumen terkait

Pada aspek sintesis siswa kesulitan dalam mengkombinasikan transaksi, yaitu kesulitan dalam membedakan akun yang masuk ke kolom kertas kerja, hal ini

Berdasarkan Akibat 12 maka untuk menunjukkan suatu daerah Dedekind adalah gelanggang herediter cukup dengan menunjukkan bahwa setiap ideal di daerah Dedekind tersebut merupakan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan cinta dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Model Regresi Cox

Tulisan ini mengupas bagaimana pemerintah pada era Orde Baru yang menggunakan pola top down melakukan hegemoni dalam bentuk intervensi persuasif terhadap kurikulum

Kalau kita telah, berpoligami, amat sulit sekali kita akan melahirkan umat manusia yang Kalau kita telah, berpoligami, amat sulit sekali kita akan melahirkan umat

Dalam hal ini pengujian reliabilitas instrumen yang penulis gunakan yaitu internal consistency. Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara

Agenda utama sidang adalah pembahasan revisi batas maksimum Pb pada produk buah dan sayuran (segar dan olahan) dan beberapa kategori pangan lainnya, pembahasan

Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil mendapat pembagian kewenangan secara penuh untuk mengkelola Ijin Usaha Pertambangan hanya untuk usaha pertambangan galian golongan C, hal