Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mahasiswa Jurusan Pend. Matematika, Nurhayati Abbas, Khardiyawan Pauweni
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL
PENGUASAAN MATEMATIKA SD PADA MAHASISWA PGSD (Penelitian Pada Mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo Semester VII
Tahun Akademik 2013/2014)
Oleh:Donald Qomaidiansyah Tungkagi
411409125
Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mahasiswa Jurusan Pend. Matematika, Nurhayati Abbas, Khardiyawan Pauweni
PENGUASAAN MATEMATIKA SD PADA MAHASISWA PGSD (Penelitian Pada Mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo Semester VII
Tahun Akademik 2013/2014)
Donald Qomaidiansyah Tungkagi, Nurhayati Abbas, Khardiyawan Pauweni Email: [email protected]
Jurusan pendidikan Matematika Program Studi S1 Pend, Matematika F.MIPA Univertisas Negeri Gorontalo, 2014.
ABSTRAK
Donald Qomaidiansyah Tungkagi. 2014. Penguasaan Matematika SD Pada Mahasiswa PGSD. SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Gorontalo.
Kenyataan masih terdapatnya mahasiswa PGSD sebagai calon guru SD yang kurang menguasai matematika SD, menjadi alasan dilakukannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD, mendeskripsikan penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD berdasarkan indikator dan materi, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif yang dilakukan di Jurusan PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa PGSD Semester VII Tahun Akademik 2013/2014 yang berjumlah 172 orang dan terdistribusi pada 6 kelas. Sample dalam penelitian ini berjumlah 45 mahasiswa. Pemilihan sampel dilakukan secara proportional random sampling. Pengukuran penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD dilakukan dengan menggunakan instrumen tes penguasaan berbentuk tes pilihan ganda (multiple choice test). Instrumen ini telah memenuhi syarat berdasarkan uji validitas butir dan reliabilitas instrumen. Sedangkan tehnik analisis data untuk menguji hipotesis dilakukan menggunakan uji-t satu sampel (t-test one sample). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah data dianalisis dan dideskripsikan serta dibandingkan berdasarkan mean dan standar deviasi terdapat penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD cenderung sedang. Sedangkan saat dibandingkan berdasarkan kriteria penguasaan matematika diperoleh hasil bahwa penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD berada pada kriteria cukup. Kriteria ini ditunjukkan dengan skor rata-rata hasil penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD yakni 58,67% dari skor rata-rata nilai ideal. Dengan demikian hipotesis penelitian diterima dan disarankan kepada peneliti lain untuk mengadakan penelitian lanjutan dan lebih fokus pada materi tertentu guna mengetahui lebih dalam tingkat penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD.
Kata Kunci : Penguasaan Matematika, Matematika SD.
Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mahasiswa Jurusan Pend. Matematika, Nurhayati Abbas, Khardiyawan Pauweni
Matematika sebagai bagian tak terpisahkan dari system pendidikan nasional, memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, konsep dan prinsip matematika banyak digunakan dan diperlukan. Sepanjang peradaban manusia, prinsip, konsep dan perhitungan matematika tidak pernah dilupakan, justru semakin tinggi peranannya.
Matematika telah menjadi salah satu pelajaran wajib di setiap jenjang sekolah, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Perguruan Tinggi. Porsi pelajaran yang diberikan pun menempati porsi tertinggi hampir disemua jenjang pendidikan.
Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) misalnya, merupakan jenjang pendidikan pertama bagi anak untuk mengenal ilmu pengetahuan. Sekolah dasar amat sangat berperan dalam memberikan pengetahuan dan ilmu yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Terutama dalam hal ini materi matematika, yang amat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sehingganya memerlukan guru yang benar-benar berkompeten untuk menyalurkan pengetahuan tersebut kepada peserta didik. Guru harus benar-benar mengetahui seluk beluk ilmu yang akan diajarkan kepada siswa. Diharapkan pula, guru tidak hanya pintar untuk mengajar, melainkan juga pintar untuk mendidik.
Penguasaan terhadap materi yang akan diajarkan, merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan dari peningkatan mutu guru SD. Karena itu guru SD hendaknya sudah harus memahami tiap-tiap mata pelajaran yang wajib diajarkan di SD. Dalam hal ini, mahasiswa PGSD yang merupakan calon guru SD, sesudah perkuliahan matematika seharusnya telah menguasai matematika di SD, sehingga dapat mengajarkanya dengan benar.
Persoalan yang mengemuka saat ini, masih banyak siswa yang masih menganggap
matematika sebagai pelajaran yang menakutkan. Banyak faktor yang menjadi penyebab
utama mengapa matematika begitu sulit untuk diajarkan, diantaranya kemampuan siswa,
tingkat penguasaan guru terhadap materi yang akan diajarkan, serta metode guru saat
mengajarkan.
Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mahasiswa Jurusan Pend. Matematika, Nurhayati Abbas, Khardiyawan Pauweni
Menurut Abbas (2007: 65), “rendahnya perolehan hasil belajar matematika tentu tidak terlepas dari fungsi dan peranan guru dikelas dalam mendidik, mengajar dan melatih siswa untuk memperoleh pengetahuan yang diperlukan dalam mempelajari materi yang diberikan. Karena itu, guru harus memiliki kompetensi yang memadai dalam melaksanakan tugas”.
Penguasaan guru terhadap materi yang akan diajarkan sangat penting dalam proses pembalajaran. Namun realitanya, masih terdapat guru SD yang belum terlalu menguasai materi matematika yang akan diajarkan. Tingkat penguasaan guru yang masih kurang ini, justru melahirkan kebiasaan lain yang kian menggejala, dimana guru lebih fokus belajar untuk menguasai materi sebelum mengajarkan materi tersebut kepada siswa. Di malam hari guru cenderung lebih sibuk dan materi, namun disatu sisi justru mengabaikan waktu luang untuk merenungkan metode dan model seperti apa yang pas untuk digunakan pada proses pembelajaran materi tersebut. Hal ini secara tidak langsung justru berakibat pada kurangnya penguasaan siswa terhadap materi tersebut sebab cara guru menyampaikan materi tidak efektif. Karena guru hanya fokus belajar untuk menguasai sebelumnya, maka yang menguasai materi tersebut hanya guru. Dari latar belakang ini, penulis memandang perlu adanya pengamatan dan penelitian terhadap penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD, untuk mendeskripsikan penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD berdasarkan indikator dan materi dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011: 80), ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mahasiswa Jurusan Pend. Matematika, Nurhayati Abbas, Khardiyawan Pauweni
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo semester VII tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah mahasiswa 272 orang yang tersebar pada 6 kelas, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Data Penyebaran Populasi Mahasiswa PGSD FIP UNG Semester VII Tahun Akademik 2013/2014
No. Kelas Populasi
1. A 50
2. B 47
3. C 49
4. D 47
5. E 36
6. F 43
Jumlah 272 orang
3.1.2 Sampel dan Teknik Sampling
Suatu populasi yang besar dan luas jarang sekali memiliki karakteristik yang sama.
Makanya diperlukan suatu tehnik pengambilan sampel yang dipandang bisa mendapatkan sampel representatif untuk penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian dan karakteristik populasi, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random sampling yakni teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel yang representatif, seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing- masing kelas populasi yang tersebar dalam 6 kelas.
Dalam rangka penetapan sampel, Arikunto (2010: 104) mengemukakan bahwa
”apabila populasi lebih dari 100 orang maka sampel yang diambil adalah sebanyak 10 s/d 15 % atau 20 s/d 25 %. Sedangkan apabila populasinya kurang dari 100 orang maka sampelnya adalah seluruh populasi”. Berdasarkan pendapat tersebut, sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 15 % dari jumlah populasi. Banyaknya sampel yang dipilih dapat dilihat pada perhitungan berikut.
Penetapan sampel untuk kelas A dapat dilihat berdasarkan perhitunga;
Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mahasiswa Jurusan Pend. Matematika, Nurhayati Abbas, Khardiyawan Pauweni
Kelas A jumlah populasi = 50 mahasiswa Sampel = 50 x 15%
Sampel = 50
Sampel = 7,5 dibulatkan menjadi 8 orang.
Dengan cara yang sama seperti perhitungan di atas, penentuan sampel untuk masing-masing kelas dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Data Penyebaran Anggota Sampel Mahasiswa PGSD FIP UNG Semester VII Tahun Akademik 2013/2014.
No. Kelas Populasi Sampel
1. A 50 8
2. B 47 8
3. C 49 8
4. D 47 8
5. E 36 6
6. F 43 7
Jumlah 272 orang 45 orang
Berdasarkan hasil perhitungan penentuan sampel sebagaimana yang tercantum dalam tabel tersebut, maka sampel pada penelitian ini berjumlah 45 dari jumlah populasi yang ada.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data tentang penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD. Data penguasaan matematika SD pada mahasiswa didapatkan melalui hasil tes. Djaali dan Puji Muljono (2010: 6) mengungkapkan, secara umum tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten dan materi tertentu.
Tes disusun berdasarkan indikator penelitian dan bertitik tolak pada buku
pendidikan matematika untuk PGSD dan buku paket matematika SD untuk siswa dan
Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mahasiswa Jurusan Pend. Matematika, Nurhayati Abbas, Khardiyawan Pauweni
guru sekolah dasar, yang kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Tes objektif tersebut dibuat sendiri oleh peneliti dalam bentuk tes pilihan ganda (multiple choice test).
3.3 Definisi Konseptual
Penguasaan matematika merupakan kecakapan atau kemampuan yang lahir dari kepandaian dan pengetahuan dalam memecahkan atau menyelesaikan suatu objek.
Adapun indikator yang digunakan dalam pengukuran penguasaan matematika pada penelitian ini adalah indikator penguasaan fakta matematika, penguasaan konsep matematika, penguasaan operasi matematika dan penguasaan prinsip matematika.
3.4 Definisi Operasional
Data penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD yang diteliti pada penelitian ini, diperoleh dengan mengunakan tes objek dan wawancara. Tujuan wawancara itu sendiri untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan rendahnya penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD. Instrumen memperoleh data penguasaan matematika SD ini disusun berdasar indikator yang ada. Selain itu, deskripsi penguasaan matematika akan dijabarkan berdasarkan penguasaan indikator dan penguasaan materi matematika.
3.5 Uji Validitas Empiris
Setelah tes selesai disusun, tes diuji dengan validitas empiris. Tujuan melakukan pengujian validitas empiris adalah untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak untuk dijadikan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini. Test diujikan pada 30 orang sampel diluar dari sampel yang akan diuji.
3.5.1 Uji Validitas Butir
Untuk menghitung validitas butir instrumen penguasaan matematika menggunakan rumus Korelasi point biserial yaitu:
q p S
M r M
t t p
pbis
(Arikunto, 2011: 79)
dimana :
r
pbis= Koefisien korelasi point biserial
Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mahasiswa Jurusan Pend. Matematika, Nurhayati Abbas, Khardiyawan Pauweni
M
p= Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab benar item korelasinya dengan tes
M
t= Mean skor total (Skor rata-rata dari seluruh pengikut tes) S
t= Standar deviasi skor total
p = Proporsi subjek yang menjawab benar
q = Proporsi subjek yang menjawab salah ( q = 1 – p )
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan ( dk = n – 2 ) Kaidah keputusan:
Jika r
hitung> r
daftarberarti valid, sebaliknya r
hitung< r
daftarberarti tidak valid.
Dengan bantuan program Microsoft Exel For Windows 2007, dari hasil uji coba test yang dilakukan pada jumlah sampel 30 mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo diluar sampel, diperoleh bahwa dari 40 item soal, terdapat 25 item soal diantaranya valid dan cukup baik sebagai alat pengumpul data, karena memenuhi r
daftar< r
hitung
. Sementara 15 item soal lainnya memenuhi r
daftar≥ r
hitungsehingga dinyatakan tidak valid.
3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Tujuan melakukan pengujian reliabilitas instrumen adalah untuk melihat apakah tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk menghitung reliabilitas instrumen menggunakan Metode Kuder Richardson-20 (KR-20).
2 2
11
1
tt
s pq s
k
r k (Sugiyono, 2009: 359)
dimana:
r
11= Koefisien reliabilitas internal seluruh item
∑pq = Jumlah hasil kali p dan q k = Banyaknya item
s
2t= varians total
Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mahasiswa Jurusan Pend. Matematika, Nurhayati Abbas, Khardiyawan Pauweni
Uji reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan kepercayaan untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Klasifikasi besarnya koefisien reabilitas berdasarkan patokan menurut J.P Guilford sebagaimana yang dikutip Hapsari (2013:26) berikut ini : r < 0,20 : tingkat reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r < 0,40 : tingkat reliabilitas rendah 0,40 ≤ r < 0,70 : tingkat reliabilitas sedang 0,70 ≤ r < 0,90 : tingkat reliabilitas tinggi
0,90 ≤ r ≤ 0,100 : tingkat reliabilitas sangat tinggi
Dari hasil perhitungan data hasil uji coba instrumen tes, diperoleh nilai r
11sebesar 0,8928, maka instrumen tes yang dibuat mempunyai derajat reliabilitas tinggi, artinya instrumen tersebut baik bila dikembangkan dalam pengambilan data.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data penguasaan matematika SD pada Mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo semester VII tahun akademik 2013/2014 yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2009:29), “statitistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa menganalisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”.
Analisis data dengan statistik deskriptif dilakukan untuk menyajikan data setiap variabel dalam besaran-besaran statistik seperti rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (modus), simpangan baku (standar deviasi), dan menvisualisasikannya ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram.
3.7 Hipotesis Deskriptif
Hipotesis penelitian ini dinyatakan dalam bentuk hipotesis deskriptif-statistik sebagai berikut:
H
0: µ > 70 %
H
a: µ ≤ 70 %
Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mahasiswa Jurusan Pend. Matematika, Nurhayati Abbas, Khardiyawan Pauweni
Dibaca: Hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk proporsi (70%:
proporsi) lebih tinggi dari 70%, dan hipotesis alternatifnya, untuk populasi yang berbentuk proporsi lebih kecil atau sama dengan 70%.
3.8 Pengujian Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009:94), pengujian hipotesis deksriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel. Sehingga kesimpulan yang bisa ditarik nanti adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasi atau tidak. Bila H
aditerima berarti dapat digeneralisasikan.
Dalam pengujian hipotesis ini, variabel penelitiannya bersifat mandiri, oleh karena itu hipotesis penelitian tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel atau lebih. Karena mengunakan statistik parametris, untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini peneliti mengunakan t-test one sampel atau uji-t satu sampel (Sugiyono: 2009:96). Rumusnya sebagai berikut:
n
t s
o(Sugiyono, 2009: 96)
Dimana:
t = nilai t yang dihitung = nilai rata-rata
o