• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. otentik guna tercapainya kepastian hukum. Peran Notaris dalam sektor. Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yaitu:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. otentik guna tercapainya kepastian hukum. Peran Notaris dalam sektor. Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yaitu:"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Notaris sebagai salah satu bentuk profesi yang berkaitan dengan hukum mempunyai peran untuk mendukung penegakan hukum di Indonesia melalui pembuatan akta otentik.

Sebagai pejabat umum Notaris mempunyai tugas yang berat yaitu memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat sebagai kepanjangan tangan dari Pemerintah dalam bidang hukum perdata, yaitu pembuatan akta otentik guna tercapainya kepastian hukum. Peran Notaris dalam sektor pelayanan jasa sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yaitu:

“Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang ini”.

Sedangkan menurut Pasal 1 Staatsblad Tahun 1860 Nomor 03 tentang Peraturan Jabatan Notaris di Indonesia memberikan ketentuan tentang apa yang menjadi tugas Notaris dan berbunyi sebagai berikut: “Notaris adalah pejabat umum, khusus (satu-satunya yang) berwenang untuk membuat akta- akta otentik tentang semua tindakan-tindakan, perjanjian-perjanjian dan keputusan-keputusan, yang diharuskan oleh perundang-undangan umum yang dikehendaki oleh yang berkepentingan bahwa hal itu dinyatakan dalam

(2)

surat otentik, menjamin tanggalnya, menyimpan akta-akta dan mengeluarkan grosse (salinan sahih), salinan-salinan (turunan-turunan) dan kutipan-kutipannya; semua itu apabila pembuatan akta-akta demikian itu, karena perundang-undangan umum, tidak pula diwajibkan atau dikhususkan kepada pejabat-pejabat atau orang-orang lain”.

Akta otentik yang dibuat oleh Notaris merupakan alat bukti yang sempurna dikarenakan mempunyai tiga kekuatan pembuktian yaitu kekuatan lahiriah (uitwendige bewijsracht), kekuatan pembuktian formal (formele bewijsracht) dan kekuatan pembuktian material (materiele bewijsracht).

Dengan semakin berkembangnya sektor perekonomian masyarakat mempengaruhi kebutuhan akan penggunaan jasa Notaris, hal ini menjadi alasan kenapa profesi Notaris semakin diminati. Orang yang menjabat sebagai Notaris harus mematuhi seperangkat aturan yang mengatur tentang jabatan Notaris yakni Undang-undang nomor 30 tahun 2004 tentang jabatan dan kode etik Notaris, Inilah yang menjadi pedoman Notaris dalam menjalankan jabatannya. Selain undang-undang terdapat pedoman lain yang harus ditaati oleh Notaris dalam menjalankan jabatannya yaitu Kode Etik Notaris yang diatur oleh Ikatan Notaris Indonesia (INI), inilah pengaturan prilaku bagi seorang Notaris baik di dalam maupun luar jabatannya.

Dalam kode etik notaris Ikatan Notaris Indonesia (INI) di sebutkan bahwa Notaris dalam menjalankan jabatan Notaris tidak diperbolehkan/dilarang untuk :

(3)

1. Mempunyai lebih dari 1 (satu) kantor, baik kantor cabang ataupun kantor perwakilan.

2. Memasang pagan Hama dan/atau tulisan yang berbunyi “Notaris/ Kantor Notaris" di luar lingkungan kantor.

3. Melakukan publikasi atau promosi diri, baik sendiri maupun secara bersama-sama, dengan mencantumkan nama dan jabatannya, menggunakan sarana media cetak dan/atau elektronik, dalam bentuk : a. Iklan;

b. Ucapan selamat;

c. Ucapan belasungkawa;

d. Ucapan terima kasih;

e. Kegiatan pemasaran;

f. Kegiatan sponsor, baik dalam bidang sosial, keagamaan, maupun olahraga;

4. Bekerja sama dengan Biro jasa/orang/Badan Hukum yang pada hakekatnya bertindak sebagai perantara untuk mencari atau mendapatkan klien.

5. Menandatangani akta yang proses pembuatan minutanya telah dipersiapkan oleh pihak lain.

6. Mengirimkan minuta kepada klien untuk ditanda tangani.

7. Berusaha atau berupaya dengan jalan apapun, agar seseorang berpindah dari Notaris lain kepadanya, baik upaya itu ditujukan langsung kepada klien yang bersangkutan maupun melalui perantara orang lain.

(4)

8. Melakukan pemaksaan kepada klien dengan cara menahan dokumen- dokumen yang telah diserahkan dan/atau melakukan tekanan psikologis dengan maksud agar klien tersebut tetap membuat akta padanya.

9. Melakukan usaha-usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang menjurus ke arah timbulnya persaingan yang tidak sehat dengan sesama rekan Notaris.

10. Menetapkan honorarium yang harus dibayar oleh klien dalam jumlah yang lebih rendah dari honorarium yang telah ditetapkan Perkumpulan.

11. Mempekerjakan dengan sengaja orang yang masih berstatus karyawan kantor Notaris lain tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Notaris yang bersangkutan.

12. Menjelekkan dan/atau mempersalahkan rekan Notaris atau akta yang dibuat olehnya. Dalam hal seorang Notaris menghadapi dan/atau menemukan suatu akta yang dibuat oleh rekan sejawat yang ternyata didalamnya terdapat kesalahan-kesalahan yang serius dan/atau membahayakan klien, maka Notaris tersebut wajib memberitahukan kepada rekan sejawat yang bersangkutan atas kesalahan yang dibuatnya dengan cara yang tidak bersifat menggurui, melainkan untuk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan terhadap klien yang bersangkutan ataupun rekan sejawat tersebut.

13. Membentuk kelompok sesama rekan sejawat yang bersifat ekslusif dengan tujuan untuk melayani kepentingan suatu instansi atau lembaga, apalagi menutup kemungkinan bagi Notaris lain untuk berpartisipasi.

(5)

14. Menggunakan dan mencantumkan gelar yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

15. Melakukan perbuatan-perbuatan lain yang secara umum disebut sebagai pelanggaran terhadap Kode Etik Notaris, antara lain namun tidak terbatas pada pelanggaran-pelanggaran terhadap :

a. Ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang JabatanNotaris;

b. Penjelasan pasal 19 ayat (2) Undang-undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris;

c. Isi sumpah jabatan Notaris;

d. Hal-hal yang menurut ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau Keputusan-Keputusan lain yang telah ditetapkan oleh organisasi Ikatan Notaris Indonesia tidak boleh dilakukan oleh anggota. Notaris merupakan pelaku usaha seperti halnya usaha-usaha yang lainnya yang juga membutuhkan promosi untuk memperkenalkan usahanya kepada masyarakat yang membutuhkan jasa Notaris, setelah adanya peraturan tersebut bagaimana cara Notaris untuk mendapatkan pelanggan.

Bapak Zainur Rohman, SH adalah salah satu orang yang berprofesi sebagai Notaris dan PPAT di Kaupaten Jepara, beliau mendirikan sebuah kantor yang terletak di Jalan Pemuda No. 29 Jepara yang telah mulai beroperasi sejak tahun 1998. Sesuai dengan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia (INI), Kantor Notaris tidak diperbolehkan melakukan promosi.

(6)

Banyaknya kantor Notaris lain yang bermunculan mengakibatkan ketatnya persaingan dalam dunia Kenotariatan. Tjiptono (2006) berpendapat, kesuksesan dalam persaingan akan dipenuhi apabila perusahaan bisa menciptakan dan dapat mempertahankan pelanggannya. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sebuah perusahaan memerlukan berbagai usaha agar tujuan yang telah direncanakan tercapai.

Sebagai salah satu Notaris dan PPAT senior yang ada di Kabupaten Jepara yang telah berpengalaman, banyaknya pesaing dengan bermunculannya Notaris-Notaris baru tidak membuat penurunan jumlah pelanggan yang dimiliki Notaris dan PPAT Zainur Rohman, SH. dalam menjaga eksistensinya, tentunya beliau mempunyai strategi-strategi tertentu dalam menarik pelanggan baru ataupun mempertahankan loyalitas pelanggan yang telah ada.

Berdasarkan latar belakang diatas maka, sangat menarik minat bagi peneliti untuk menjadikan kantor Notaris dan PPAT Zainur Rohman, SH sebagai objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini dengan mengambil judul “STRATEGI PEMASARAN JASA NOTARIS DI KABUPATEN JEPARA (Studi pada Kantor Notaris dan PPAT Zainur Rohman, SH)”.

1.2. Ruang Lingkup Masalah

Promosi atau pemasaran pada prinsipnya merupakan alat yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memperkenalkan usaha dan menjaring pelanggan.

(7)

Agar penelitian yang dilakukan tidak melebar, maka perlu pembatasan masalah yang difokuskan pada ruang lingkup permasalahan tentang strategi pemasaran jasa Notaris dan PPAT di Kantor Notaris dan PPAT Zainur Rohman, SH

1.3. Perumusan Masalah

Ketepatan dalam strategi pemasaran dan pelaksanaannya akan sangat berpengaruh pada jumlah pelanggan. Adapun masalah yang akan diteliti adalah : Bagaimanakah strategi pemasaran jasa yang dilakukan oleh Kantor Notaris dan PPAT Zainur Rohman, SH?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran jasa yang dilakukan oleh Kantor Notaris dan PPAT Zainur Rohman, SH?

1.5. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat untuk semua pihak antara lain :

a. Bagi Notaris, tambahan informasi dan masukan tentang bagaimana keadaan Notaris saat ini agar dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam Manajemen strategi untuk menarik pelanggan di kemudian hari.

b. Bagi akademik, dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan keilmuan dan dapat digunakan sebagai masukan dan referensi bagi pihak–pihak yang melakukan penelitian serupa.

(8)

c. Bagi peneliti dan pembaca, sebagai tambahan wawasan dalam hal strategi pemasaran jasa Notaris yang digunakan oleh Notaris di Kabupaten Jepara khususnya Kantor Notaris dan PPAT Zainur Rohman, SH serta penerapan ilmu yang di dapat di bangku perkuliahan.

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusunnya sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Pada bagian ini berisi beberapa sub bab yang membahas tentang latar belakang, ruang lingkup masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian ini dilakukan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab dua berupa tinjauan pustaka meliputi landasan teori, hasil penelitian terdahulu, dan diakhiri dengan kerangka pemikiran.

BAB III : METODE PENELITIAN

Sedangkan pada bab tiga berupa metode penelitian yang berisi tentang sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis akan mulai membahas penelitiannya dari pengungkapan mengenai gambaran umum perusahaan, pelaksanaan strategi pemasaran kantor Notaris dan PPAT Zainur Rohman, SH, analisis struktur organisasi dibandingkan dengan tinjauan pustaka.

(9)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Di sini akhirnya penulis membuat kesimpulan dari hasil analisa perbandingan di atas dan memberikan saran-saran yang kiranya berguna bagi kemajuan dan kelancaran perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Struktur harga dengan sendirinya akan megatur dan menyaring produsen berdasarkan tingkat kemampuan produsen dalam menanggung biaya produksi yang meliputi biaya

: Rating yang memberikan kewenangan kepada pemegangnya untuk melaksanakan pemanduan lalu lintas udara terhadap penerbangan dalam tahap keberangkatan dan kedatangan pesawat

SL-PTT merupakan program yang berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan para petani/kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman

Metode ini dilakukan dengan memasukkan ikan secara langsung kedalam media air yang bersuhu ±8°C dan telah ditambahkan minyak cengkeh sesuai perlakuan kemudian dilakukan

Nusanti menggunakan empat dimensi relationship marketing yang mempengaruhi loyalitas pelanggan dan hasil yang ditemukan dalam penelitian tersebut ialah relationship

Praktikan bertugas melakukan penagihan pembayaran kepada para pelanggan melalui email, tanggal penagihan dilakukan sesuai dengan tanggal saat pemasangan layanan internet,

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui laju penyerapan fosfat pada sistem akuaponik dengan menggunakan tanaman kangkung dan mengetahui kepadatan

Dengan demikian, sebenarnya UU 7 Tahun 2017 tentang pemilu dari sisi penegakan hukum dalam tindak pidana pemilu relatif lebih baik dan maju, karena memberikan