• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun 2016

Bahan Kajian

(2)

2

PEND DASAR PEND MENENGAH PEND DASAR DAN MENENGAH

Pemerintah/ Pemda Pemerintah/ Pemda Masyarakat

1. APBN 2. APBD

3. Sumbangan

4. Sumber lain yang sah

1. APBN 2. APBD

3. Pungutan 4. Sumbangan

5. Sumber lain yang sah

1. Penyelenggara 2. Pungutan

3. Sumbangan

4. Bantuan Pemerintah 5. Bantuan Pemda

6. Sumber lain yang sah

SUMBER BIAYA SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH

(3)

3

LANDASAN HUKUM:

UUD 1945 Pasal 31 ayat (2) “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.

UU No 20/2003 Sisdiknas Pasal 34 ayat (2) :

Pemerintah dan pemerintah daerah

menjamin terselenggaranya wajib belajar

minimal pada jenjang pendidikan dasar

tanpa memungut biaya.

(4)

Pendanaan Pendidikan

UU NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISDIKNAS

Pasal 46 :

(1) Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat ”.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (4) UUD 45

(3) Ketentuan mengenai tanggung jawab pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud

4

(5)

PP. No. 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan

Pendidikan.

5

(6)

Pengertian

 Bantuan adalah pemberian berupa uang/barang/jasa oleh pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orangtua/walinya, dengan syarat yang disepakati para pihak.

Pungutan adalah penarikan uang oleh sekolah kepada peserta didik atau orangtua/wali yang bersifat wajib, mengikat, serta jumlah dan jangka waktu pemungutannya ditentukan.

 Sumbangan adalah pemberian berupa

uang/barang/jasa oleh peserta didik, orangtua/walinya

baik perseorangan maupun bersama-sama, masyarakat

atau lembaga secara sukarela, dan tidak mengikat

satuan pendidikan.

(7)

DASAR HUKUM

N

O BANTUAN dan PUNGUTAN SUMBANGAN

1 Pasal 51 ayat (3) Pasal 49 ayat (1)

Dana pendidikan penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan

masyarakat dapat bersumber dari:

a. pendiri penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat;

b. bantuan dari masyarakat, di luar

peserta didik atau orang tua/ walinya;

c. bantuan Pemerintah;

d. bantuan pemerintah daerah;

e. bantuan pihak asing yang tidak mengikat;

f. hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan; dan/atau

g. sumber lainnya yang sah.

Masyarakat di luar penyelenggara dan satuan pendidikan yang didirikan masyarakat serta peserta didik atau orang tua/walinya dapat memberikan sumbangan pendidikan secara sukarela dan sama sekali tidak mengikat kepada satuan pendidikan.

2 Pasal 51 ayat (4) Pasal 49 ayat (2)

Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dapat bersumber dari:

a. anggaran Pemerintah;

b. bantuan pemerintah daerah;

c. pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya yang dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan;

Sumbangan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibukukan dan dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan.

(8)

8

N

O BANTUAN dan PUNGUTAN SUMBANGAN

3 Pasal 51 ayat (5) Pasal 49 ayat (3)

Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dapat bersumber dari:

a. bantuan pemerintah daerah;

b. bantuan Pemerintah;

c. pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya yang dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan;

d. bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di luar peserta didik atau orang tua/walinya;

e. bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau

f. sumber lainnya yang sah.

Penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan sumbangan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diaudit oleh akuntan publik, diumumkan secara transparan di media cetak berskala nasional, dan dilaporkan kepada Menteri apabila jumlahnya lebih besar dari jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Menteri.

4 Pasal 51 ayat (6) Pasal 55 ayat (1)

Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan

masyarakat dapat bersumber dari:

a. bantuan dari penyelenggara atau

satuan pendidikan yang bersangkutan;

b. bantuan dari Pemerintah;

c. bantuan dari pemerintah daerah;

d. pungutan dari peserta didik atau orang

Peserta didik atau orang tua/walinya dapat memberikan sumbangan pendidikan yang sama sekali tidak mengikat kepada satuan pendidikan secara sukarela di luar yang telah diatur dalam Pasal 52.

(9)

9

N

O BANTUAN dan PUNGUTAN SUMBANGAN

5 Pasal 52: Pasal 55 ayat (2)

Pungutan oleh satuan pendidikan dalam rangka memenuhi tanggung jawab peserta didik, orang tua, dan/atau walinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 dan Pasal 51 ayat (4) huruf c, ayat (5) huruf c, dan ayat (6) huruf d wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. didasarkan pada perencanaan investasi dan/atau operasi yang jelas dan dituangkan dalam rencana strategis, rencana kerja tahunan, serta anggaran tahunan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan;

b. perencanaan investasi dan/atau operasi sebagaimana dimaksud pada huruf a diumumkan secara transparan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan;

c. dana yang diperoleh disimpan dalam rekening atas nama satuan pendidikan;

d. dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan pendidikan terpisah dari dana yang diterima dari penyelenggara satuan pendidikan;

e. tidak dipungut dari peserta didik atau orang tua/walinya yang tidak mampu secara ekonomis;

Penerimaan,

penyimpanan, dan penggunaan

sumbangan pendidikan yang bersumber dari peserta didik atau orang tua/walinya, diaudit oleh akuntan publik, diumumkan secara transparan di media cetak berskala

nasional, dan

dilaporkan kepada Menteri apabila jumlahnya lebih besar dari jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Menteri.

(10)

NO BANTUAN DAN PUNGUTAN SUMBANGAN Pasal 52:

h.

tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;

i. sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari total dana pungutan peserta didik atau orang tua/walinya digunakan untuk peningkatan mutu pendidikan;

j. tidak dialokasikan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kesejahteraan anggota komite sekolah/madrasah atau lembaga representasi pemangku kepentingan satuan pendidikan;

k. pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana diaudit oleh akuntan publik dan dilaporkan kepada Menteri, apabila jumlahnya lebih dari jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Menteri;

l. pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana dipertanggung jawabkan oleh satuan pendidikan secara transparan kepada pemangku

lanjutan...

(11)

Sumber Biaya Satuan Pendidikan

Sumber biaya satuan pendidikan terdiri atas:

a. Bantuan;

b. Pungutan;

c. Sumbangan;

d. Sumber lain yang sah.

Biaya satuan pendidikan formal untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, dan SMK terdiri atas:

a. biaya investasi;

b. biaya operasi;

c. bantuan biaya pendidikan; dan

d. beasiswa.

Pasal 3 ayat

(2)

(12)

 Besaran maksimal biaya Satuan Pendidikan dihitung berdasarkan rata-rata biaya per peserta didik per sekolah per daerah yang ditetapkan kepala daerah sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada Standar Biaya Pendidikan.

 Sekolah yang akan menetapkan besaran biaya Satuan Pendidikan melebihi besaran maksimal biaya satuan pendidikan yang telah ditetapkan kepala daerah, wajib mendapatkan persetujuan dari kepala daerah sesuai dengan kewenangannya.

Besaran Maksimal Biaya Satuan Pendidikan

(13)

Pungutan Pendidikan

Pungutan menjadi salah satu sumber biaya satuan pendidikan yang berasal dari peserta didik atau orangtua/wali.

 Pendidikan formal untuk jenjang TK, SD, dan SMP yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota tidak dapat melakukan pungutan.

 Pendidikan formal untuk jenjang TK, SD, dan SMP yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat melakukan pungutan untuk menutupi kekurangan biaya satuan pendidikan.

 Pendidikan formal untuk jenjang TK, SD, dan SMP yang diselenggarakan oleh masyarakat wajib memberi keringanan hingga pembebasan pungutan bagi siswa yang orangtua/walinya tidak mampu dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari pejabat berwenang.

 Pendidikan formal untuk jenjang SMA dan SMK yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi atau masyarakat dapat melakukan pungutan untuk menutupi kekurangan biaya satuan pendidikan.

 Pendidikan formal untuk jenjang SMA dan SMK yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi atau masyarakat wajib memberi keringanan hingga pembebasan pungutan bagi siswa yang orangtua/walinya tidak mampu dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari pejabat berwenang.

(14)

 Satuan Pendidikan wajib menyampaikan perincian Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RAPBS/RKAS), laporan ketersediaan dana, dan rencana pungutan melalui surat resmi kepada orang tua/wali siswa sebelum dilakukannya pungutan.

 Kepala Sekolah bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengelolaan Pungutan.

Pungutan tidak dapat dilakukan oleh satuan pendidikan pada daerah yang telah melaksanakan wajib belajar 12 (dua belas) tahun.

 Pendidikan Khusus yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi tidak dapat melakukan pungutan.

 Pendidikan Khusus yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat

melakukan pungutan untuk menutupi kekurangan biaya satuan

pendidikan.

(15)

Sumbangan dapat menjadi salah satu sumber biaya satuan pendidikan yang berasal dari masyarakat dan peserta didik atau orang tua/walinya.

Sumbangan

Dana Sumbangan dibukukan pada rekening bersama antara Komite Gotong Royong Sekolah dan sekolah yang ditandatangani oleh ketua, bendahara Komite Gotong Royong Sekolah, dan kepala sekolah.

Penggunaan dana Sumbangan oleh sekolah harus mendapat persetujuan Komite Gotong Royong Sekolah dan dapat dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel serta dilaporkan kepada Komite Gotong Royong Sekolah.

Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah mempertanggungjawabkan penggunaan Bantuan, Pungutan, Sumbangan, dan sumber lain yang sah secara transparan kepada Kepala Dinas Pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya, orangtua/wali siswa, dan Komite Gotong Royong Sekolah.

Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat mempertanggungjawabkan penggunaan Pungutan, Sumbangan, dan/atau sumber lain yang sah secara transparan kepada orangtua/wali siswa, Komite Gotong Royong Sekolah, dan penyelenggara pendidikan.

Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat mempertanggungjawabkan penggunaan Bantuan dari Pemerintah maupun Pemerintah Daerah kepada kepala Dinas Pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

(16)

Sanksi

Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya memberikan sanksi kepada kepala sekolah, guru, dan/atau tenaga kependidikan apabila terbukti melanggar ketentuan berupa:

a. teguran tertulis;

b. penundaan atau pengurangan hak;

c. pembebasan tugas; dan

d. pemberhentian sementara/tetap dari jabatan sebagai kepala sekolah, guru, dan/atau tenaga kependidikan.

 Satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat apabila terbukti melanggar ketentuan akan diberikan sanksi oleh Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya berupa:

a. teguran tertulis;

b. larangan menerima peserta didik baru; dan c. pencabutan izin.

 Gubernur/Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat membatalkan pungutan dan/atau sumbangan apabila satuan pendidikan melanggar ketentuan atau dinilai meresahkan masyarakat.

 Pembatalan dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari inspektorat provinsi/ kabupaten/kota sesuai kewenangannya.

(17)

Simpulan

1. Pungutan yang diatur dalam PP 48 Tahun 2008 tentang Pembiayaan Pendidikan merupakan salah satu sumber biaya satuan pendidikan yang dapat dilakukan oleh:

a. Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat.

b. Sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah maupun masyarakat.

2. Pungutan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sepanjang memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 52 PP 48 Tahun 2008 bukanlah pungutan liar.

3. Perlu pemahaman yang benar perbedaan antara

pungutan dan sumbangan, mengingat banyak praktek

Pungutan yang menggunakan istilah Sumbangan.

(18)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

STRUKTUR JEUNG SIMBOL BUDAYA SUNDA DINA DONGENG SAKADANG KUYA JEUNG

Hasil perhitungan nilai MPN coliform dan colifekal, memperlihatkan penurunan nilai MPN coliform dan colifekal pada sampel air sumur yang telah dilewatkan dalam

independensi dewan komisaris, independensi komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, kepemilikan terkonsentrasi, dan ukuran

Kompetensi pedagogik yang dimiliki guru juga menjadi tolak ukur atas keberhasilan proses pembelajaran. Guru juga memiliki tanggungjawab terhadap perkembangan moral

Sebagaimana yang telah diuraikan, hukum kepailitan korporasi (perseroan) Indonesia tidak mengenal konsep seperti yang diatur dalam chapter 11 US bankruptcy code , karena,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebermaknaan hidup ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus di SDLB Campurdarat Tulungagung, dan untuk

Kita saksikan, dalam praktiknya selama ini seolah-olah terjadi pengkhianatan terhadap ide-ide demokrasi (yang berciri liberal) karena para pelakunya tidak berhasil

Prestasi belajar siswa masih rendah bukan hanya dipengaruhi oleh rendahnya tanggung jawab tetapi ada faktor lain yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa,