• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran. Oleh Listiyarko Wijito Widyaiswara Muda Pusdiklat KNPK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kinerja Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran. Oleh Listiyarko Wijito Widyaiswara Muda Pusdiklat KNPK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 Kinerja Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran

Oleh Listiyarko Wijito

Widyaiswara Muda Pusdiklat KNPK

ABSTRAKSI

Pajak Hotel dan Pajak Restoran merupakan jenis pajak daerah yang dipungut hampir oleh seluruh Kabupaten/kota. Tulisan berikut ini akan mengupas proporsi/peran pajak hotel dan restoran terhadap total penerimaan pajak daerah, serta mengevaluasi kinerja pemungutan pajak hotel dan restoran secara nasional.

Proporsi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Total Penerimaan PDRD

Proporsi penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap total penerimaan pajak daerah (termasuk pajak yang dipungut oleh provinsi) secara nasional dari tahun ke tahun relatif konstan sebesar 6%, dengan rincian 3% untuk Pajak Hotel serta 3% untuk Pajak Restoran.

Gambar 1. Proporsi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap Total Penerimaan Pajak Daerah (Tahun 2011)

Sumber : www.djpk.depkeu.go.id, diolah

Meskipun secara nasional proporsi Pajak Hotel serta Pajak Restoran tersebut rata-rata 6% dari total penerimaan pajak daerah, pada beberapa daerah tujuan wisata serta daerah perkotaan, proporsi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran tersebut cukup dominan. Tabel 1. di bawah ini menggambarkan proporsi Pajak Hotel dan Restoran yang cukup besar terhadap total penerimaan pajak daerah pada beberapa kota.

Tabel 1. Proporsi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran terhadap Total Penerimaan Pajak Daerah pada Beberapa Kabupaten/Kota

(2)

2 Jenis Pajak JAKARTA Kota

Denpasar Kab Tabanan Kota Bogor Kota Bandung Kota Manado Kota Surabaya PAJAK HOTEL DAN RESTORAN 1.715.000 105.000 12.603 31.300 158.000 33.000 241.500 TOTAL PAJAK DAERAH 9.709.000 216.500 25.107 122.900 490.773 94.754 1.691.550 % dari TOTAL 18 % 48 % 50 % 25 % 32 % 35 % 14 % Sumber : www.djpk.depkeu.go.id,

Trend Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran

Dalam skala nasional, perkembangan penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran tidak setinggi total penerimaan pajak daerah. Gambar 3 berikut ini menunjukkan trend perkembangan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran berfluktuasi atau tidak stabil (naik turun) dibanding total penerimaan pajak daerah yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun serta garis peningkatannya cukup tajam.

Gambar 2. Perkembangangan Penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran serta Total Penerimaan Pajak Daerah secara Nasional

(3)

3 Apabila diperhitungkan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, pertumbuhan Pajak Hotel hanya mengalami kenaikan sebesar 38%, bahkan Pajak Restoran mengalami penurunan sebesar 10%. Pada jangka waktu yang sama, total penerimaan pajak daerah mengalami pertumbuhan sebesar 68%.

2008 2011 Trend (2008 s/d 2011)

HOTEL Rp1.334.224 juta Rp1.844.509 juta 38%

RESTORAN Rp2.377.527 juta Rp2.133.804 juta (10 %)

TOTAL Rp36.942.285 juta Rp62.097.670 juta 68%

Pertumbuhan penerimaan Pajak Hotel dan Restoran pada tahun 2012 cukup bagus. Pajak Hotel mengalami pertumbuhan sebesar 73%, sedangkan Pajak Restoran mengalami pertumbuhan sebesar 36%. Pada jangka waktu yang sama total penerimaan pajak daerah hanya mengalami kenaikan sebesar 25%.

2011 2012 Trend (2011 s/d 2012)

HOTEL Rp1.844.509 juta Rp3.199.665 juta 73%

RESTORAN Rp2.133.804 juta Rp2.896.952 juta 36%

TOTAL Rp62.097.670 juta Rp77.562.907 juta 25%

Apabila diperhitungkan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, maka pertumbuhannya adalah sebagai berikut:

2008 2012 Trend (2008 s/d 2012)

HOTEL Rp1.334.224 juta Rp3.199.665 juta 140%

RESTORAN Rp2.377.527 juta Rp2.896.952 juta 22%

TOTAL Rp36.942.285 juta Rp77.562.907 juta 110%

Trend Pemungutan Pajak Hotel dan Restoran Setelah Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 ditegaskan bahwa semua konsumsi makanan minuman yang disediakan oleh restoran dan dikonsumsi oleh pembeli dikenakan Pajak Restoran, tidak ada lagi dikotomi apakah makanan dan minuman tersebut dikonsumsi di tempat dan dibawa serta dikonsumsi di luar tempat. Menurut ketentuan sebelumnya makanan dan minuman yang dibawa serta dikonsumsi di luar tempat dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Dengan diberlakukanya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tersebut, maka akan mengurangi basis potensi penerimaan PPN, yang selanjutnya berdampak pada penurunan penerimaannya. Pada Tabel 1.3 di bawah, penerimaan PPN atas Kelompok Lapangan Usaha (KLU) penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan minuman mengalami penurunan penerimaan sejak tahun pajak 2010. Pada tahun 2009 penerimaan PPN atas KLU penyediaan

(4)

4 akomodasi dan penyediaan makanan minuman sebesar Rp475.392.711.583, mengalami penurunan sampai dengan tahun pajak 2012 menjadi Rp361.551.708.168, atau mengalami pertumbuhan negatif. Padahal dalam jangka waktu yang sama total penerimaan PPN Dalam Negeri mengalami kenaikan dari Rp. 98.637.924.494.811 menjadi Rp. 191.946.569.504.037, atau mengalami pertumbuhan positif.

Tabel 1.3. Penerimaan PPN (dalam juta rupiah)

Penerimaan Tahun 2012 2011 2010 2009 2008 TOTAL PPN dan PPnBM 337.588.022 279.404.952 221.019.834 188.912.811 192.427.379 PPN Dalam Negeri 191.946.569 158.884.337. 125.667.843 116.144.690 98.637.924 PPN Impor 126.539.707 106.927.121 82.724.498 63.552.324 82.009.024 PPN Lainnya 162.695 200.657 155.513 268.420 276.516.451 PPnBM dlm Negeri 10.434.458 7.999.528 7.664.802 6.108.938 7.536.557 PPnBM Impor 8.480.649 5.385.658 4.802.830 2.822.442 3.953.260 PPnBM Lainnya 23.941 7.648 4.346 15.994 14.095

KLU Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum:

PPN dan PPnBM 393.401 329.601 423.329 496.074 420.149 PPN Dalam Negeri 361.551 304.928 404.697 475.392 397.039 PPN Impor 27.849 21.327 16.041 16.605 18.525 PPN Lainnya 2.355 2.232. 2.186 1.945 1.930 PPnBM dlm Negeri 215 292 246 1.222 1.988 PPnBM Impor 1.429 819 157 908 476 PPnBM Lainnya 0,093181 0,364.523 188

Sumber : Direktorat Jenderal Pajak

Data penerimaan Pajak Restoran yang diuraikan di bawah ini menunjukkan fluktuasi penerimaan Pajak Restoran yang kemungkinan dipengaruhi oleh pemberlakukan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Pada periode 2008 - 2009 penerimaan Pajak Restoran mengalami penurunan sebesar 47%, namun karena basis penerimaan Pajak Restoran mengalami perluasan. Ketentuan dalam Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menyebutkan bahwa pelayanan yang disediakan oleh restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka apabila sebelumnya apabila makanan/mimunan tersebut dikonsumsi bukan di tempat pelayanan dikenanakan Pajak Pertambahan Nilai, sejak diberlakukannya Undang-undang PDRD dikenakan sebagai pajak daerah. Data penerimaan pajak restoran dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 berturut-turut mengalami pertumbuhan sebesar 33%, 27% serta 36%.

(5)

5

Periode 2.008 2.009 Pertumbuhan %

2008 s/d 2009 Rp2.377.527 juta Rp 1.260.077 juta (Rp1.117.450 juta) (47)

Periode 2009 2010 Pertumbuhan %

2009 s/d 2010 Rp1.260.077 juta Rp1.675.468 juta Rp 415.391 juta 33

Periode 2010 2011 Pertumbuhan %

2010 s/d 2011 Rp1.675.468 juta Rp2.133.803 juta Rp458.335 juta 27

Periode 2011 2012 Pertumbuhan %

2011 s/d 2012 Rp2.133.803 juta Rp 2.896.952 juta Rp 763.148. juta 36

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pertumbuhan pajak hotel dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, pertumbuhan Pajak Hotel hanya mengalami kenaikan sebesar 38%, namun penerimaan pajak restoran malah mengalami penurunan sebesar 10%. Fakta ini menunjukkan bahwa kinerja pemungutan pajak restoran lebih rendah daripada kinerja pemungutan pajak hotel.

2. Pertumbuhan penerimaan dari total pajak daerah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 sebesar 68%, menunjukkan bahwa kinerja pemungutan pajak hotel dan restoran lebih rendah daripada kinerja pemungutan pajak daerah lainnya.

3. Pada periode 2008 - 2009 penerimaan Pajak Restoran mengalami penurunan sebesar 47%, yang kemungkinan disebabkan oleh kinerjanya yang menurun, kemudian sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 berturut-turut mengalami pertumbuhan sebesar 33%, 27% serta 36%. Trend tersebut kemungkinan disebabkan bukan hanya karena kinerja pemungutan pajak yang lebih baik, namun karena basis penerimaan Pajak Restoran mengalami perluasan, yaitu yaitu semua konsumsi makanan minuman yang disediakan oleh restoran dan dikonsumsi oleh pembeli dikenakan Pajak Restoran.

DAFTAR PUSTAKA

--Deskripsi dan analisis APBD Tahun 2011. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. 2012 --Penerimaan Pajak tahun 2008 - 2012. Direktorat Jenderal Pajak. 2013.

Gambar

Gambar 1. Proporsi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap Total Penerimaan  Pajak Daerah (Tahun 2011)
Gambar 2.  Perkembangangan  Penerimaan  Pajak  Hotel,  Pajak  Restoran  serta  Total  Penerimaan Pajak Daerah secara Nasional
Tabel 1.3. Penerimaan PPN   (dalam juta rupiah)  Penerimaan  Tahun  2012  2011  2010  2009  2008  TOTAL PPN dan  PPnBM   337.588.022   279.404.952   221.019.834   188.912.811   192.427.379  PPN Dalam Negeri   191.946.569  158.884.337

Referensi

Dokumen terkait

2.6 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Auditor Sudah banyak penelitian mengenai pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan yang sudah dilakukan sebelumnya, antara

Agar dalam penulisan Laporan Akhir ini tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya yaitu penulis fokuskan pada

Telah dilakukan uji efek penghambatan enzim xantin oksidase oleh infus daun jambu mede (Anacardium occidentale) berdasarkan parameter farmakokinetik kofein dengan tujuan

Komposisi jenis burung yang ada dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah jenis burung yang dijumpai pada empat lokasi pengamatan yang berbeda yaitu hutan primer, hutan

Fasa 2 dengan konsep Do-it-Yourself (DIY). • Setiap pasukan akan dibimbing oleh seorang mentor yang terdiri daripada pensyarah Universiti Malaya yang akan ditentukan

Komposisi Mg cenderung menurun seiring dengan kenaikan temperatur peleburan 650 o C -700 o C, akan tetapi setelah mencapai temperatur 750 o C komposisi Mg sudah tidak

Hijau 1 Minggu X setelah Pentakosta (Santo Petrus Dirantai) (Santo Paulus, R) (Para Kudus dari Makabe, Mm) Putih 2 Santo Alfonsus Maria de Liguori, UAD (Santo Stefanus I, PM) Merah

Dari hasil uji coba didapat kesimpulan bahwa dengan menggunakan DNS Server dan menggunakan metode RPZ (Response Policy Zone) dapat memblokir situs dengan konten negatif yang