• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dari tanaman jagung manis dalam (Purwono dan Hartono, 2007) adalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dari tanaman jagung manis dalam (Purwono dan Hartono, 2007) adalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Sistematika dari tanaman jagung manis dalam (Purwono dan Hartono, 2007) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Class : Monocotyledoneae Ordo : Graminales

Family : Graminaceae Genus : Zea

Species : Zea mays Saccharata Sturt.

Pada waktu tanaman berbunga jantan maka radius akarnya kurang lebih 100 cm dengan kedalaman dapat mencapai kurang lebih 75 cm. Akar adventif ini dapat berjumlah 20 - 30 akar. Dari akar adventif ini akan tumbuh akar - akar lateral dan diujung akar adventif dan lateral terdapat bulu - bulu akar, biasanya umurnya sangat pendek. (Ginting,dkk, 1995).

Tinggi tanaman jagung manis tidak banyak berbeda dengab jagung biasa, namun lebih pendek. Rataan tinggi tanaman jagung antara 1-3m diatas permukaan tanah. Khusus untuk jagung manis tingginya berkisar 1,5m – 2m dari atas permukaan tanah. Diameter jagung

manis 3cm – 4cm yang terdiri dari beberapa ruas (Leonard and Martin, 1963; Warisno, 1998; Muhadjir, 1988).

Kedudukan daun tanaman ini distik (dua baris daun tunggal yang keluar dalam kedudukan berselang). Daun terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Helaian daun memanjang dengan ujung meruncing dengan pelepah -pelepah daun yang berselang-seling yang berasal dari setiap buku. Daun-daunnya lebar serta relatif panjang. Antara pelepah daun

(2)

dibatasi oleh lidah daun yang berguna untuk menghalangi masuknya air hujan atau embun ke dalam pelepah. Daunnya berkisar 10 – 20 helai tiap tanaman. Epidermis daun bagian atas biasanya berambut halus yang berguna untuk adaptasi tumbuhan terhadap transpirasi. Kemiringan daun sangat bervariasi antar genotif dan kedudukan daun yang berkisar dari hampir datar sampai tegak (Rukmana, 2007).

Tanaman jagung manis termasuk monoceous, pada satu tanaman terdapat bunga jantan dan betina letaknya terpisah. Bunga jantan dalam bentuk malai terletak di pucuk tanaman, sedang bunga betina pada tongkol yang terletak kira-kira pada pertengahan tinggi batang. Tepung sari dihasilkan malai 1-3 hari sebelum rambut tongkol keluar, rambut tongkol ini berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari agar penyerbukan dapat berlangsung. Tepung sari mudah diterbangkan angin. Dari satu malai dapat menghasilkan 250 juta tepung sari. Tepung sari ini akan menyerbuki rambut tongkol. Apabila dalam satu tongkol terdapat 500 rambut tongkol maka inilah yang akan diserbuki sehingga diperoleh 500 biji dalam satu tongkol dari hasil penyerbukan. Karena letak bunga terpisah dan tepung sari mudah diterbangkan angin maka pembuahan berasal dari tanaman tetangga. Hal ini dikenal dengan penyerbukan silang. Pada tanaman jagung penyerbukan silang sebesar 95% dan penyerbukan sendiri sebesar 5%. (Purwono dan Hartono, 2007).

Biji jagung berkeping tunggal, berderet rapi pada tongkolnya. Pada setiap tanaman jagung ada satu tongkol, kadang - kadang ada yang dua. Setiap tongkol terdapat 10 - 14 deret biji jagung yang terdiri dari 200 - 400 butir biji jagung. (Suprapto dan Marzuki, 2005).

Biji jagung manis terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada umumnya biji jagung manis tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji manis jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seed coat), endosperm dan embrio (Rukmana, 2007).

(3)

Kandungan lemak pada jagung ini lebih tinggi dibandingkan jagung lain. Kandungan air sebanyak 73,9% dan setiap 100g jagung manis mengandung 100 IU vit.A; 9mg ascorbic acid; 0,17 thiamin; 0,06 riboflavin dan 1,67 niacin (Palungkun, 1995).

Syarat Tumbuh Tanah

Jagung manis tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih disukai karena mampu menahan lengas yang tinggi. Tanaman ini peka terhadap tanah masam dan tumbuh baik pada kisaran ph 6,0 -6,8 dan agak toleran terhadap kondisi basa (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Jagung umumnya ditanam di dataran rendah, di lahan sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. tetapi terdapat juga didaerah dataran tinggi pada ketinggian 1000 -1800 m di atas permukaan laut. Tanah dengan kemiringan sampai 8 % masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, dengan maksud untuk mencegah erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar. (Rukmana, 2007).

Iklim

Menurut Hudson and Anton (1981), faktor iklim yang paling mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah curah hujan dan suhu. Jumlah dan sebaran curah hujan merupakan faktor lingkungan yang memberikan faktor terbesar terhadap kualitas jagung manis. Secara umum sweet corn memerlukan curah hujan sebanyak 200 – 300 mm/bulan.

Jagung manis juga dapat hidup baik di daerah yang beriklim panas dan di daerah beriklim sedang. Tumbuh baik pada temperatur 23 - 27˚C, dengan suhu harian 15 - 32˚C dan mendapat sinar matahari yang cukup pada saat pertumbuhannya (Suprapto, 2001).

Pupuk Cair Anorganik Potensi

Pupuk cair Potensi adalah pupuk cair berwarna merah diformulasikan secara khusus dan istimewa, yang dilengkapi dengan zat pengatur tumbuh gebbriin dengan komposisi unsur

(4)

hara esensial yang seimbang, sangat dibutuhkan dalam pembentukan bunga, pembesaran buah dan umbi. Sangat baik untuk semua jenis tanaman hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan. Pupuk cair ini mengandung N-total 9,87%, P2O5-total 6,12%, K2O 12,26%, Cu 3900 ppm, Zn 17,00 ppm, Co 15,00 ppm, Mo 12,30 ppm, Pb 123,00 ppm, B 6,29 ppm. Pupuk ini berfungsi untuk merangsang pembentukan bunga dan pembesaran buah meningkatkan produksi dan memperbaiki kualitas hasil panen berupa buah.

Pemakaian pupuk ini disukai karena pupuk anorganik sangat praktis dalam pemakaiannya dan penyediannya mudah didapat, dapat disimpan lama, diperlukan dalam jumlah sedikit dan kandungan haranya dapat segera disediakan untuk tanaman. Unsur hara makro relatif lebih banyak digunakan/dibutuhkan. Sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit. Jadi tidak bisa hanya mengandalkan unsur hara mikro saja untuk mendorong pertumbuhan dan produksi tanaman tetapi juga harus diperhatikan pemberian unsur hara makro dengan dosis yang tepat. Keunggulan pupuk buatan yaitu kandungan hara dalam pupuk anorganik dibuat secara tepat, pemberiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, mudah dijumpai karena tersedia dalam jumlah yang banyak, praktis dalam transportasi dan menghemat ongkos angkut, dan beberapa jenis pupuk anorganik dapat langsung diaplikasikan sehingga menghemat waktu (Prihmantoro, 1999).

Tanaman semusim umumnya berumur pendek dan ditanam dengan jarak tanam rapat, maka pemupukan dilakukan melalui daun dengan pupuk yang disebut dengan pupuk daun. Pemupukan lewat daun ini umumnya dilakukan dengan cara melarutkan pupuk tersebut ke dalam air lalu larutan pupuk tersebut disemprotkan ke permukaan daun (Prihmantoro, 2005).

Menurut Lingga (1993) sebelum melakukan penyemprotan daun konsentrasi yang dibuat harus benar-benar mengikuti petunjuk dalam kemasan. Jika petani membuat konsentrasi yang lebih rendah dari yang dianjurkan, maka untuk mengimbanginya

(5)

penyemprotan pupuk daun bisa dipercepat atau diperpendek interval waktunya (Osman, 1996).

Dosis dan waktu penyemprotan adalah hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pupuk daun. Dosis yang tepat untuk setiap tanaman berbeda sesuai dengan jenis dan sesuai tanaman. Pemberian pupuk daun yang tepat adalah antara jam 7-9 pagi atau 3-5 sore dengan catatan tidak terjadi hujan. Pemberian pupuk daun sebaiknya tidak diberikan pada malam hari, panas terik atau menjelang hujan. Pupuk daun sebaiknya diberikan pada saat ada cahaya matahari karena cahaya secara langsung merangsang penyerapan hara melalui daun (Lingga dan Marsono, 2004).

Dosis anjuran pupuk cair anorganik potensi untuk tanaman jagung adalah 72 cc/ 36 liter untuk luas lahan 4000 m2 .

Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan kedalam satuan volume air. Contohnya, pada kemasan pupuk daun tertera angka konsentrasi 2 gram per liter air, artinya pupuk sebanyak 2 gram harus dilrutkan kedalam 1 liter air. Supaya lebih praktis, saat dilapangan, ukuran bobot pupuk daun dapat diubah kedalam satuan yang lebih gampang digunakan, misalnya sendok makan. Penentuan besarnya volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Angka konsentrasi ini selalu dicantumkan pada kemasan pupuk. Jika konsentrasi pupuk daun yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar (Novizan, 2002). Pemangkasan Daun

Ginting (1994) dari hasil penelitiannya mengatakan bahwa bila tanaman semakin lambat dipangkas (saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam) maka tanaman masih dapat tumbuh dengan baik walaupun terlihat menurunnya tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan indeks luas daun.

(6)

Perompesan untuk memacu pembungaan dilakukan dengan membuang bagian vegetatif yang tidak produktif terutama daun-daun dibawah tongkol, sehingga energi atau bahan makanan yang dihasilkan akan mengalir pada pembungaan dan pembuahan, dengan demikian perkembangan tongkol akan lebih cepat. Waktu perompesan pada daun sangat menentukan efektivitas dalam penimbunan fotosintat sehingga dapat menekan masa vegetatif agar buah yang dihasilkan akan lebih baik. Waktu penimbunan asimilat untuk perkembangan tongkol terjadi pada saat sebelum dan sesudah pembungaan. Perompesan daun dilakukan untuk mengurangi adanya persaingan antara organ-organ reproduktif dalam memanfaatkan asimilat yang ada (William dan Joseph, 1997)

Distribusi fotosintat dalam tanaman menunjukkan hubungan antara produksi fotosintat oleh daun sebagai source dan kebutuhan asimilat oleh sink karena itu karakteristik tumbuh tanaman, tahapan pertumbuhan daun, perkembangan tanaman dapat mempengaruhi distribusi hasil metabolisme (Geiger, 1987). Kemampuan sink untuk mengimpor hasil asimilat berkaitan dengan ukuran sink, tingkat pertumbuhan, aktivitas metabolik dan tingkat respirasi. Daun pada saat flush memiliki ukuran sink yang besar sehingga hasil fotosintesis dialirkan ke daun flush. Kebanyakan penelitian mengenai perubahan source dan sink melibatkan manipulasi tanaman seperti penguguran buah, pengguguran daun, dan perlakuan naungan (Dickson, et al, 2000).

Pemangkasan bertujuan meningkatkan jumlah tunas, mengatur bentuk tanaman, meningkatkan jumlah bunga, dan mengatur waktu pembuangan (Weaver, 1972). Pertumbuhan vegetatif tanaman dengan cepat akan berlangsung setelah dilakukan pemangkasan. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan keseimbangan rasio akar dan tajuk. Aliran distribusi air, nutrisi, dan cadangan makanan berlangsung dari sistem perakaran yang tidak terganggu menuju area tajuk yang mengalami pemangkasan (Janick, 1972). Rasio akar dan tajuk dapat mempengaruhi pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan pada tanaman.

(7)

Setelah pemangkasan , maka menyebabkan jumlah daun berkurang dan berkurangnya proses fotosintesis. Cadangan makanan berupa karbohidrat akan dialihkan untuk pertumbuhan tunas baru (Denison, 1979). Setelah tanaman dipangkas, maka bagian tanaman yang tersisa harus cepat membentuk daun baru agar fotosintesis dan proses metabolisme lainnya dapat berjalan lancar.

Pemanfaatan hasil ikutan tanaman jagung berupa batang dan daun yang masih muda, dikenal sebagai jerami jagung dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak sudah banyak dilakukan petani, namun belum seluruhnya optimal pemanfaatannya (disnak-jatim, 2010).

Menurut Sukasman (1988) pemangkasan bertujuan untuk memacu pertumbuhan vegetatif, menekan pertumbuhan generatif serta mengubah pertumbuhan batang tunggal dan besar menjadi berbatang banyak dan rendah, selain itu pemangkasan dapat mempengaruhi pertunasan karena pemangkasan pada pucuk batang akan mempengaruhi kesimbangan zat pengatur tumbuh alami di daerah ketiak daun. Menurut Sutarno (1982) perubahan keseimbangan zat pengatur tumbuh alami tersebut akan merangsang pertumbuhan tunas baru.

Pemangkasan akan mengakibatkan berkurangnya jumlah daun pada tanaman. Berkurangnya jumlah daun per tanaman tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena daun merupakan penghasil metabolit yang dibutuhkan tanaman melalui fotosintesis (source). Dari daun, metabolit-metabolit tersebut ditranspor ke bagian-bagian lain dari tumbuhan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya (sink). Hubungan source dan sink pada aliran distribusi metabolit memberi peranan penting pada tanaman. Menurut Geiger (1987) distribusi asimilat pada tanaman dapat dipengaruhi oleh berkurangnya daun yang berfungsi sebagai source dalam distribusi hasil fotosintesis dan metabolisme. Perbedaan fase pertumbuhan tanaman pada saat tanaman didominasi oleh pertumbuhan vegetatif dan pada saat tanaman memasuki fase generatif turut mempengaruhi hasil asimilat. Dickson et al (2000) menyatakan bahwa kemampuan sink untuk mengimpor

(8)

hasil asimilat berkaitan dengan ukuran sink, tingkat pertumbuhan, aktivitas metabolik dan tingkat respirasi.

Pada tanaman yang dipangkas, daun-daun yang saling menutupi akan berkurang yang kemudian akan meningkatkan jumlah energi cahaya yang diterima oleh tanaman. Hal ini berakibat pada peningkatan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena daun-daun yang tertinggal akan melakukan proses fotosintesis yang lebih tinggi daripada proses respirasi (Olasantan, 2008).

Pemangkasan pada tanaman akan menyebabkan tajuk tanaman terbuka sehingga meningkatkan jumlah cahaya yang diterima oleh bagian-bagian tanaman. Cahaya memegang peranan penting dalam pertumbuhan tanaman disamping air dan unsur hara. Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman berhubungan langsung dengan laju fotosintesis. Letak daun pada batang membedakan umur dan tingkat fotosintesis. Semakin tua daun, tingkat fotosintesis semakin menurun. Pemangkasan terhadap daun yang masih aktif berfotosintesis dan aktif mensuplay pengisian biji akan memberikan pengaruh berbeda dengan pemangkasan terhadap daun yang tidak aktif (Kays, 1985)

Pemangkasan dilakukan dengan menghilangkan bagian-bagian tanaman tertentu. Tujuan pemangkasan secara umum adalah untuk mengendalikan ukuran, mengatur keragaan tanaman serta meningkatkan produksi dan mutu tanaman (Harjadi, 1989).

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2.10 Perspektif Zona A – Tahap Mengerti (Pendapa) Zona A merupakan zona untuk pengenalan akan fasilitas ini, berisi area penerima, galeri, dan museum alat

Berdasarakan hasil penelitian di Desa Maccinibaji Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa tentang Analisis Usaha Penyewaan Alsintan Hand tractor, yaitu rata-rata penerimaan yang

The growth of encapsulated axillary buds was also highest and the most of buds emerged from the capsules four weeks after the in vitro culture period (85%) on the same medium..

Uji coba kelompok kecil ini bertujuan untuk melihat sejauh mana produk media pembelajaran e-book pokok bahasan Perdagangan Internasional ini dapat membantu dan memudahkan

Penelitian ini bertujuan menda- patkan nilai kekakuan dan kekuatan lentur maksimum bambu betung dengan posisi kulit bambu yang berbeda, serta untuk menentukan nilai kekuatan

Dari hasil yang diperoleh, bahwasannya keadaan kondisi fisik atlet yang tergabung dalam Puslatkot Porprov 2019 berada dalam kondisi yang baik, walaupun masih ada beberapa atlet

TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF.. DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMASI KABUPATEN

Sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data statistik inferensial diukur dengan menggunakan software SmartPLS (Partial