• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Medini: divertimento untuk kuintet gesek T1 852009028 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Medini: divertimento untuk kuintet gesek T1 852009028 BAB II"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Medini

[image:1.595.99.505.216.535.2]

Gambar 2.1. Perkebunan Teh Medini

Medini adalah nama sebuah perkebunan teh di Gunung Ungaran, Jawa

Tengah. Berada di sisi utara Gunung Ungaran, pada ketinggian 2050 meter di

atas permukaan laut, Kebun Teh Medini tepatnya di Desa Ngesrepbalong,

Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kebun teh ini

memiliki luas sekitar 386,82 hektar dan sudah ada sejak tahun 1901.1 Tempat ini sering dikunjungi wisatawan mancanegara asal Jepang dan Belanda untuk

bernostalgia.

Untuk mencapai keindahan kebuh teh Medini memang tidak semudah

perjalanan menuju obyek wisata lainnya, karena jalan yang dipergunakan

adalah jalan yang dilewati truk pengangkut teh, bukan mobil sedan.

Pengunjung lebih banyak menggunakan kendaraan roda dua atau jeep.

(2)

Dari kota Semarang, perjalanan dapat ditempuh melalui jalur Pasar Jrakah –

Boja melewati kecamatan Mijen dan Cangkiran. Ketika memasuki wilayah

Cangkiran, perjalanan dilanjutkan menuju Taman Rejo. Setelah melewati

Taman Rejo perjalanan dilanjutkan dengan medan yang lebih sulit karena

jalan yang rusak sepanjang perjalanan sampai ke Medini. Namun semua

kesulitan dan kelelahan yang ditempuh selama perjalanan akan terbayar ketika

melihat keindahan pemandangan dan hawa sejuk yang ada di Medini.

B. Divertimento

Divertimento berasal dari bahasa Italia divertire yang berarti menghibur.

Dalam musik, divertimento adalah sebuah karya komposisi musik

instrumental yang terdiri dari beberapa bagian dan bersifat ringan.

Divertimento biasa digunakan sebagai pengiring acara jamuan, pertemuan,

dan acara di tempat terbuka. Secara historis divertimento biasanya dimainkan

oleh solo instrumen dan kuartet atau kuintet. Pengertian ini tampaknya

menjadi terkristalisasi sekitar tahun 1780, namun sebagian besar secara khusus

mengacu pada komposisi instrumen tunggal. Oleh sebab itu, kemudian istilah

ini cenderung menunjukkan sebuah karya untuk solo daripada karya yang

lebih beragam. Sejak tahun 1780 dan setelahnya istilah divertimento biasa

digunakan para komponis pada masa itu untuk karya musik mereka yang

berkarakter ringan.2

Divertimento sangat dikenal pada abad ke-18, terutama di Austria.

Komponis yang pertama kali menggunakan bentuk divertimento adalah

Bargaglia, dalam karyanya Trattenimenti ossia divertimenti da suonare

(1567). Namun demikian, karya yang paling awal dipublikasikan dengan

menggunakan nama divertimento adalah II divertimento de’ grandi : musiche

da camera, o per servizio di tavola oleh Carlo Grossi pada tahun 1681.

Awalnya divertimento adalah musik hiburan yang bisa diaplikasikan dalam

genre musik yang serius, akan tetapi setelah tahun 1780 divertimento dibuat

(3)

menjadi lebih ringan, santai, dan informal. Sebagai genre musik yang berdiri

sendiri, divertimento tidak memiliki bentuk yang spesifik. Banyak bentuk

karya musik yang menyerupai divertimento, antara lain serenade, cassation,

notturno, nachtmusik, feldmusik, finalmusik, dan partita, namun setelah tahun

1780 bentuk divertimento merupakan bentuk yang paling sering digunakan.

Komponis yang banyak memakai bentuk divertimento ini adalah Mozart

(Divertimento for string trio in E-flat Major, K. 563), Joseph Haydn

(Divertimento in D Major for Cello and Piano), Leopold Mozart

(Divertimento No. 1 in A Major, Opus 16 No. 1, G. 461), dan Carl Stamitz

(Divertimento No. 1).

Perubahan kondisi sosial dan perkembangan musik membawa

divertimento menuju akhir keberadaannya, yaitu di tahun-tahun terakhir abad

ke-18. Pada abad ke-20 ada beberapa komponis yang mengaplikasikan

divertimento pada karyanya, antara lain Ferrussio Busoni (Divertimento for

Flute and Orchestra, Op. 52, 1920), Béla Bartók (Divertimento for Strings,

1939), Berkeley (Divertimento for Chamber Orchestra, Op. 18, 1943), Igor

Stravinsky (A Concert Suite, 1949; Divertimento From The Fairy’s Kiss,

1934) dan Henze (Divertimento for Two Pianos, 1964).

C. Musik Kamar dan Kuintet Gesek 1. Musik Kamar

Istilah musik kamar memiliki pengertian yang bervariasi. Pada

pertengahan abad 16 hingga abad 17, istilah musica da camera (bahasa

Italia) dan kammermusik (bahasa Jerman) dinyatakan sebagai musik

ansambel yang dipertunjukkan untuk tontonan pribadi, umumnya berupa

vokal dan beberapa alat musik, dapat dimainkan di istana atau rumah para

bangsawan dan orang kaya.3 Pada periode yang sama, istilah-istilah ini juga berarti para musisi yang disewa dalam sebuah pertunjukan musik

untuk pribadi, seperti La Musique de la Chambre di Istana Perancis pada

(4)

sekitar tahun 1530, atau Cammermusici di Istana Maximilian II

(1540-1600). Jumlah penonton yang sedikit membuat atmosfer pertunjukan lebih

bersifat hangat dan kekeluargaan, tidak seperti pertunjukan di gedung

konser yang besar. Jenis musik seperti ini juga sudah dikenal sejak jaman

Yunani kuno dan Romawi kuno, contohnya penyanyi yang diiringi lyra,

lute, atau beberapa instrumen berdawai lainnya. Dalam beberapa konteks,

istilah ini juga bisa berarti pertunjukan musik itu sendiri.

Selama awal abad 18 istilah musica da camera dipakai dalam

tulisan-tulisan teoritis yang mengarah kepada musik vokal dan instrumental yang

gaya komposisi dan fungsinya berbeda dari komposisi musik untuk gereja

dan teater. Pada perkembangannya istilah ini menjadi semakin

dihubungkan dengan musik instrumental seperti sonata, trio, dan kuartet

yang bertujuan sebagai pertunjukan di lingkungan istana atau wilayah

dalam negeri.

Pada akhir abad 19 istilah musik kamar secara jelas mengarah kepada

ansambel musik instrumental dengan sedikit pemain, dipertunjukkan di

tempat pribadi maupun publik. Pada awal abad 20, istilah ini secara

spesifik diasosiasikan dengan kuartet, kuintet, dan piano trio dari Haydn,

Mozart, Beethoven, Schubert, dan para penerusnya. Abad 20 melihat

bahwa pengertian musik kamar sebagai repertoar yang dipertunjukkan

menjadi semakin meluas, dengan jelas terlihat melalui perbaikan sejumlah

besar karya musik kamar dari periode sebelum Klasik dan dari sisi

pertunjukan dengan instrumen pada masa itu, juga dengan

mengikutsertakan karya-karya kontemporer untuk musik kamar.

2. Kuintet Gesek

Kuintet adalah sebuah komposisi untuk lima suara atau instrumen,

atau sebuah grup dengan lima suara atau instrumen yang menampilkan

sebuah karya komposisi.4 Kuintet gesek adalah salah satu bentuk musik

4 Michael Tilmouth, “Quintet”, The New Grove Dictionary of Music and Musican, Stanley

(5)

kamar yang penting pada abad ke-18 selain kuintet piano(piano dan

kuartet gesek), kuintet tiup kayu(flute, oboe, clarinet, bassoon, dan horn),

dan kuintet tiup logam. Kuintet gesek merupakan variasi bentuk dari

kuartet gesek(biola satu, biola dua, biola alto, dan cello) yang ditambah

satu instrumen gesek lagi, baik biola, biola alto, cello, maupun kontra bass.

Salah satu karya kuintet yang terkenal adalah String Quintet in C

Major (1828) karya Franz Schubert. Repertoar ini adalah karya music

kamar paling penting Schubert menjelang masa akhirnya.5 Repertoar ini disusun untuk dua biola, satu biola alto, dan dua cello. Penggunaan dua

cello ini memungkinkan untuk cello pertama berperan sebagai melodi

sementara suara bas dimainkan oleh cello kedua. Karya kuintet ini pertama

kali ditampilkan pada 17 November 1850 di The Musikverein di Wina,

beberapa tahun setelah kematian Schubert. Pada saat itu Schubert dikenal

sebagai komponis yang berfokus pada karya lagu untuk vokal dan

repertoar piano, dan tidak mengambil bagian secara serius sebagai

komponis musik kamar.

5 Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2: Musik 1760 sampai dengan akhir abad ke-20

Gambar

Gambar 2.1. Perkebunan Teh Medini

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

This is an extremely important result because it illustrates that even if emissions at time t only cause damages at time t , the determination of the optimal level of pollution at

[r]

[r]

At first I hesitated to review this highly reduc- tionist approach for Journal readers, but on sec- ond thought the book appeared interesting insofar as it is the best on offer

As demonstrated with the South African application, it should be possible in a limited information scenario, to trace the likely response of farmers with regard to the practices used