PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
P O K O K F L U I D A S T A T I S K E L A S X SMA PANCA BUDI MEDAN
Oleh :
Yeni Arisa NIM 4102121026
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Statis Kelas X SMA
Panca Budi Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika,
v
Masitoh, Salwa, Robasa, Fahmi, Noto, terima kasih untuk masukan dan motivasinya. Serta kepada rekan-rekan senasib sepenanggungan Anak Kos Gang Belimbing I No 3 Kak Silvi, Jannah, Evi, Wulan, Ayu dan Walidah terima kasih untuk masukan dan motivasinya
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2014 Penulis,
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Yeni Arisa (4102121026)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan akibat Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Statis Kelas X semester II SMA Panca Budi Medan T.P 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 5 kelas. Dengan teknik cluster
random sampling terpilih kelas X MS-A dan X MS-B sebagai kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Instrumen berupa tes soal pilihan berganda dan lembar observasi telah dilakukan uji persyaratan tes untuk mengukur hasil belajar dan aktivitas siswa.
Data rata-rata pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 39,05 dan 39,5. Pada pengujian data pretes kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t pretes diperoleh -ttabel < thitung < ttabel
(-2,012 < -0,125 < 2,012), maka Ho diterima artinya kemampuan awal siswa pada
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Batasan Masalah 5
1.4 Rumusan Masalah 6
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat Penelitian 7
1.7 Defenisi Operasional 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori tentang Belajar 8
2.1.1 Pengertian Belajar 8
2.1.2 Aktivitas Belajar 9
2.1.3 Hasil Belajar 10
2.2 Landasan Teori tentang Model Pembelajaran Inquiry
Training 12
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran 12
2.2.2 Model Pembelajaran Inquiry 13
2.2.3 Model Pembelajaran Inquiry Training. 15
2.2.4 Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training 16
2.2.5 Pembelajaran Konvensional 18
2.3 Landasan Teori Tentang Pendekatan Scientific 19
2.3.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran 19
2.3.2 Pengertian Pendekatan Scientific 19
2.3.3 Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan
vii
2.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Inquiry Training Melalui Pendekatan Scientific 23
2.4 Materi Fluida Statis 25
2.5 Kerangka Konseptual 34
2.6 Hipotesis Penelitian 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Peelitian 37
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 37
3.3 Variabel dan Instrumen Penelitian 37
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 37
3.5 Prosedur Penelitian 38
3.6 Instrumen Penelitian 41
3.7 Teknik Analisa Data 42
3.7.1 Analisis Data Hasil Belajar Kognitif 42
3.7.2 Analisis Data Observasi Aktivitas siswa 43
3.7.3 Uji Normalitas 43
3.7.4 Uji Homogenitas 44
3.7.5 Uji Hipotesis 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 49
4.1.1 Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 49
4.1.2 Data Postest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 50
4.2 Analisis Data Penelitian 51
4.2.1 Analisis Data Pretes 51
4.2.2 Analisis Data Postes 53
4.2.3 Observasi Aktivitas 55
4.2.4 Observasi Psikomotorik 56
4.3 Pembahasan 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 63
5.2 Saran 64
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pengertian dimensi kognitif menurut Bloom 11
Tabel 2.2 Taksonomi Bloom Revisi 11
Tabel 2.3 Pengertian dimensi kognitif menurut Anderson dan
Karthwohl 11
Tabel 2.4 Tahap-tahap Model Pembelajaran Inquiry Training 17
Tabel 3.1 Two Group Pretest – Postest Design 38
Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar pada Materi Fluida Statis 41
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Hasil Belajar 43
Tabel 3.4 Kategori aktivitas 43
Tabel 4.1 Data pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49
Tabel 4.2 Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 50
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol 52
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretest 52
Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretest 53
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol 53
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postest 54
Tabel 4.8 Ringkasan Perhitungan Uji t Postest 54
Tabel 4.9 Ringkasan Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Siswa 55
Tabel 4.10 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Pada Pertemuan I, II dan III 55
Tabel 4.11 Perkembangan Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tekanan hidrostatis pada zat cair 26
Gambar 2.2 Prinsip kerja dongkrak hidrolik 27
Gambar 2.3 Benda Terapung, Melayang dan Tenggelam 30
Gambar 2.4 Hidrometer dan bagian-bagiannya 31
Gambar 2.5 Jembatan Ponton 31
Gambar 2.6 Kapal Selam 32
Gambar 2.7 Balon Udara 32
Gambar 2.8 Aplikasi Tegangan Permukaan dalam kehidupan
Sehari-hari 33
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol 50
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol 51
Gambar 4.3 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Eksperimen 56
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kompetensi guru baik kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial maupun kompetensi kepribadian yang disebut dengan istilah
profesionalisasi. Profesionalisasi adalah usaha pemberdayaan dan peningkatan
pribadi guru dengan berbagai kegiatan agar menjadi guru professional. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
pasal 8 dan 9 ditegaskan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
2
Berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan profesionalisasi guru, misalnya Pusat Kegiatan Guru (PKG), Kelompok Kerja Guru (KKG), yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya. Pelatihan dalam in-service training, rapat kerja (workshop), diskusi, atau kologium yang diselenggarakan disekolah, atau Dinas Pendidikan juga sudah dilakukan. Selain itu upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan sertifikat pendidik meliputi berbagai aktivitas, diantaranya kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat), penghargaan atas prestasi atau dedikasi sebagai guru yang diberikan oleh pemerintah atau pemerintah daerah.
Namun begitu, kualitas pendidikan Indonesia masih rendah.
Dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki mutu pendidikan yang rendah. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara.
Rendahnya kualitas pendidikan juga terlihat di Sumatera Utara. Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara menyatakan jumlah persentasi kelulusan Ujian Nasional (UN) ditingkat Sekolah Menengah Atas SMA/MA di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencapai 97,49 persen dari jumlah peserta UN sebanyak 117.961 siswa.Angka kelulusan ini menurun dibanding dengan tahun 2011 kemarin, dimana pada tahun 2011, angka ketidak lulusan peserta UN SMA hanya sebesar 0,08 persen namun tahun ini angka ketidak lulusan mencapai 2,51 persen atau sekitar 2519 siswa dari 117.961 siswa peserta UN tingkat SMA.
3
atas KKM dan selebihnya masih di bawah KKM. Hal ini sesuai dengan pengalaman peneliti selama mengikuti PPLT (Program Pengalaman Lapangan Terpadu), banyak siswa yang mengatakan bahwa pelajaran fisika itu merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan serta fisika selalu identik dengan rumus dan soal yang banyak. Hanya beberapa siswa mengatakan tidak demikian.
Ketika dilakukan pengamatan lebih lanjut ternyata pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional. Guru jarang sekali melakukan pendekatan dengan siswa. Guru lebih sering menggunakan pola mengajar dengan menyajikan materi dan penyelesaian soal-soal dengan rumus. Guru hampir tidak
pernah menggunakan model ataupun pendekatan pembelajaran yang
menimbulkan siswa tersebut untuk aktif. Siswa hanya menerima pelajaran, lalu diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal tanpa dibimbing untuk mencari,
menemukan dan mengaplikasikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari – hari.
Hal inilah yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar fisika.
Berdasarkan alasan di atas, upaya yang dapat dilakukan agar siswa aktif selama proses pembelajaran adalah guru menciptakan suasana kelas yang kondusif yaitu dengan cara merancang pembelajaran dengan memanfaatkan model pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan karakter siswa, agar siswa termotivasi dalam belajar sehingga siswa aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Salah satu model dan pendekatan pembelajaran untuk mengatasi masalah tersebut adalah menggunakan model pembelajaran Inquiry Training melalui pendekatan scientific.
4
Adapun pendekatan scientific adalah pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa agar aktif dan berfikir kritis serta kreaif dalam pembelajaran karena Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melaui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Sehingga dengan diterapkannya model pembelajaran Inquiry Training melalui pendekatan Scientific maka kemampuan sikap ilmiah dan berfikir ilmiah siswa dapat berkembang sebagaimana mestinya. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.
Model pembelajaran Inquiry training sudah terlebih dahulu di teliti oleh Andik Purwanto (2012) diperoleh rata-rata postest siswa di kelas eksperimen mencapai 72,37. Sedangkan pada kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan metode konvensional, rata-rata hasil postes hanya mencapai 67,96. Begitu juga Indri Elyani (2011) diperoleh rata-rata postest siswa di kelas eksperimen mencapai 77,17 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata hasil postes hanya mencapai 62,06. Hal ini memperlihatkan bahwa model Pembelajaran Inquiry
training dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan
pembelajaran konvensional.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran Inquiry
training dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun peneliti sebelumnya
masih mempunyai kelemahan. Kelemahan-kelemahan peneliti sebelumnya akan
menjadi pedoman untuk peneliti berikutnya dengan memperbaiki kelemahan–
kelemahan tersebut. Kelemahan dalam penelitian Andik (2012) adalah kurangnya kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran serta model yang tidak dikombinasikan dengan pendekatan atau media yang dapat menunjang proses pembelajaran. Indri (2011) kelemahan dalam penelitiannya adalah penggunaan alokasi waktu yang kurang efisien.
5
waktu untuk setiap tahap pembelajaran dapat efisien. Peneliti juga akan mengkombinasikan model pembelajaran Inquiring Training dengan pendekatan
Scientific untuk menunjang proses pembelajaran. Dengan diterapkannya model
pembelajaran Inquiring Training dengan pendekatan Scientific kemampuan sikap ilmiah dan berfikir ilmiah siswa dapat berkembang sebagaimana mestinya yaitu dapat mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa dengan mengangkat
judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis Kelas X SMA Panca Budi
Medan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi beberapa penyebab rendahnya hasil belajar fisika yaitu:
1. Kurangnya minat siswa untuk belajar fisika dan menganggap bahwa
belajar fisika itu sukar.
2. Kurangnya pendekatan yang dilakukan guru terhadap siswa.
3. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
4. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi pada proses
pembelajaran.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Inquiry
Training.
2. Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Scientific.
3. Materi pelajaran hanya dibatasi pada materi Fluida Statis.
4. Subjek penelitian adalah siswa Kelas X semester II SMA Panca Budi
6
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan Model
Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Fluida Statis Kelas X semester II SMA Panca Budi Medan T.P 2013/2014?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan Model
Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Fluida Statis Kelas X semester II SMA Panca Budi Medan T.P 2013/2014?
3. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan Model
Pembelajaran konvensional pada materi pokok Fluida Statis Kelas X semester II SMA Panca Budi Medan T.P 2013/2014?
4. Adakah pengaruh yang signifikan akibat Model Pembelajaran Inquiry
Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Statis
Kelas X semester II SMA Panca Budi Medan T.P 2013/2014?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada materi pokok Fluida Statis
Kelas X semester II SMA Panca Budi Medan T.P 2013/2014 selama pelaksanaan Model Pembelajaran Inquiry Training.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan Model
Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Fluida Statis Kelas X semester II SMA Panca Budi Medan T.P 2013/2014.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan Model
Pembelajaran konvensional pada materi pokok Fluida Statis Kelas X semester II SMA Panca Budi Medan T.P 2013/2014.
4. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan akibat Model Pembelajaran
Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida
7
1.6 Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni:
1. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model dan pendekatan
pembelajaran bagi guru-guru fisika untuk memilih model dan pendekatan pembelajaran yang lebih baik dan tepat pada pembelajaran fisika.
2. Sebagai sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan
peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran fisika.
3. Sebagai sumbangan pemikiran yang positif dalam dunia pendidikan.
4. Sebagai referensi yang dapat digunakan para peneliti lain yang berminat
untuk melakukan penelitian serupa.
1.7 Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran Inquiry Training adalah model pembelajaran yang
proses pembelajarannya berawal dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu hal yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
2. Pendekatan Scientific adalah pendekatan pembelajaran yang menuntut
siswa agar aktif dan berfikir kritis serta kreaif dalam pembelajaran karena pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melaui proses mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
3. Hasil belajar siswa adalah pencapaian proses belajar mengajar dalam
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Aktivitas belajar siswa meningkat selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok Fluida Statis di kelas X SMA Panca Budi Medan dan diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada ketiga pertemuan dengan kategori aktif.
2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi
perlakuan dengan model pembelajaran Inquiry Training tergolong tuntas secara kelas, secara individu terdapat 14 siswa (66,67%) yang tuntas dan 7 (33,33%) siswa yang tidak tuntas.
3. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan
dengan model pembelajaran konvensional tergolong tidak tuntas secara kelas, secara individu terdapat 9 siswa (31,03%) yang tuntas dan 20 (68,97%) siswa yang tidak tuntas.
4. Ada pengaruh yang signifikan akibat model pembelajaran Inquiry
Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Statis kelas
X SMA Panca Budi Medan.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :
1. Bagi guru bidang studi fisika di SMA Swasta Panca Budi Medan agar
64
2. Bagi para peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model
pembelajaran Inquiry Training sebaiknya benar-benar menerapkan kelima langkah pembelajarannya dengan rencana pembelajaran yang dibuat seefisien dan seefektif mungkin.
3. Bagi para peneliti selanjutnya yang ingin mengamati aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung sebaiknya menggunakan satu observer untuk masing-masing kelompok.
4. Bagi para peneliti selanjutnya yang ingin meneliti model yang sama
65
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2007), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono., (2009), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Elyani, I., (2011), Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Getaran dan Gelombang., Skripsi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta.
Faturhurrohman, P., dan Sutikno, M.S., (2005), Strategi Belajar Mengajar
Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islmami, Refika Aditama,
Jakarta.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2012), Pedoman
Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan,
FMIPA Unimed, Medan.
Hamalik, O., (2003), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung.
Harahap, R.H. dan Harahap, M.B., (2012), Efek Model Pembelajaran Advance
Organizer Berbasis Peta Konsep Dan Aktivitas Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa, Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, 4 : 32-37
Kanginan, M., (2006), Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI, Erlangga, Jakarta.
Kemendikbud., (2013), Konsep Pendekatan Scientific, Sosialisasi Kurikulum 2013
Khairani, D., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
(Numbered Head Together) Dengan Meia Windows Movie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hirokarbon, Skripsi, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
Kompasiana., (2012), http://edukasi.kompasiana.com/2012/11/18/pendidikan-di-indonesia-bermutu-rendah-inilah-penyebabnya-509196.html (accessed 16 Oktober 2013)
Munadi, Y,. (2008), Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan baru, Gaung Persada (GP) Press, Ciputat.
66
Nurachmandani, S., (2009), Fisika 2 Untuk SMA / MA Kelas XI, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Okezone., (2013), http://kampus.okezone.com/read/2013/06/01/373/816065/asta ga-ri-peringkat-ke-64-untuk-pendidikan (accessed 16 Oktober 2013)
Purwanto, A., (2012), Kemampuan Berfikir Logis Siswa SMA Negeri 8 Kota Bengkulu dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing dalam Pembelajaran Fisika, Jurnal Exacta, X: 133-135
Purwoko, dkk., (2007), Fisika 2 SMA/MA Kelas XI, Yudhistira, Jakarta.
Republika., (2013), http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/13
/05/23/mn9caa-ribuan-siswa-sma-di-medan-tidak-lulus-un (accessed 16
Oktober 2013)
Rohani, A., (2004), Pengelolaan Pengajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Rusman., (2013), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, PT Raja Gravindo Persada, Jakarta.
Sagala, S., (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta.cv, Bandung.
Sani, Ridwan, A., (2013), Inovasi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Sardiman., (2006), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Silitonga, Pasar., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, PT
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Susanti, Y., (2013), Pengaruh Aktivitas Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sungai Geringging, Skripsi, FE Universitas Negeri Padang,
67
Trianto., (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Jakarta.
Uno, Hamzah. B., (2009), Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.
Wasyah., (2013), Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz Team
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Termodinamika Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2012/2013, Skripsi, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
Wau, Y., (2013), Profesi Kependidikan, FIP UNIMED, Medan.
Zaelani, A, dkk., (2006), 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika untuk