• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PADA KIMIA LARUTAN MELALUI INTEGRASI MACROMEDIAFLASH DALAM PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN KARAKTER SISWA SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PADA KIMIA LARUTAN MELALUI INTEGRASI MACROMEDIAFLASH DALAM PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN KARAKTER SISWA SMA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PADA KIMIA LARUTAN MELALUI INTEGRASI MACROMEDIA FLASH

DALAM PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

DAN KARAKTER SISWA SMA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

CHOTNIDA DAMAYANTI HASIBUAN NIM : 8126141002

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Chotnida Damayanti NIM. 8126141002. Pengembangan Model Pembelajaran pada Kimia Larutan melalui Integrasi Macromediaflash dalam Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Karakter Siswa SMA

Pengembangan model pada kimia larutan melalui integrasi Macromediaflash dalam Problem Based Learning (PBl) dijelaskan dalam penelitian. Pengembangan model pembelajaran ini dibutuhkan meningkatkan hasil belajar dan karakter siswa seperti mandiri, tanggung jawab, jujur, disiplin serta berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan karakter siswa dengan menggunakan model PBl terintegrasi Macromediaflash dengan DI terintegrasi Macromediaflash serta DI pada pokok bahasan Kimia Larutan. Sampel penelitian ini antara lain SMA Negeri 1, 3 dan 4 di kota Medan. Adapun perlakuan sampel sebanyak 3 kelas yaitu kelas eksperimen 1 (PBL terintegrasi Macromediaflash, eksperimen 2 (DI terintegrasi Macromediaflash) serta eksperimen 3 (DI). Pengumpulan data dilakukan dengan tes objektif untuk hasil belajar siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran, lembar observasi selama proses pembelajaran dilakukan serta angket untuk mengukur karakter yang berkembang yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Data dianalisis menggunakan SPSS 18 dan Systat 13 dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) telah ditemukan model pembelajaran yang disebut Flash – BL yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar serta karakter mandiri, tanggung jawab, jujur, disiplin serta berpikir kritis, (2) terdapat perbedaan hasil belajar dari model yang diterapkan dengan nilai sig. 0.021, serta terdapat perbedaan nilai karakter mandiri, tanggung jawab, jujur, disiplin serta berpikir kritis dari model yang diterapkan masing-masing dengan nilai sig. 0.000. Serta terdapat interaksi karakter seperti Mandiri, Tanggung Jawab, dan Disiplin dengan hasil belajar siswa dari model PBL terintegrasi Macromediaflash yang masing-masing nilai sig. sebesar 0.001; 0.000 dan 0.001.

(5)

ii ABSTRACT

Chotnida Damayanti NIM. 8126141002. Improving The Learning Models on Chemical of Solution by Integrated Macromediaflash in Problem Based Learning to Increase The Achievement and Student’s Character.

This research explained the development of chemical’s solution by integrated Macromediaflash in PBL. The development of this learning model is needed to improve student’s achievement and characters, like independent, responsibility, honesty, discipline, and critical thinking. The Objective of this study is to discover the difference of student’s achievement and student’s character by using PBL model of integrated Macromediaflash, DI of integrated Macromediaflash and DI on the subject chemical of solution. The sample of study was the eleventh grade students of SMAN 1, 3 and 4 in Medan. Sample was taken in three classes, they are first class experiment (PBl integrated Macromediaflash), second class experiment (DI integrated Macromediaflash) and third class experiment (DI). The data collection is done by using objective test for student’s achievement, observation sheet and questionnaire to measure the student’s character growing and analyzed by using SPSS 18 and Systat 13 with a significant level 0,05. The result of the research showed that (1) it has been found the learning model called Flash – BL that appropriate to improve the student’s achievement and character such as independent, responsibility, honesty, discipline and critical thinking, (2) there ware the difference of student’s achievement from the model’s which were applied with the significant value 0,021, and the were the difference of character value such as independent, responsibility, discipline, honesty, and critical thinking from the models which were applied which each significant value 0,000. Furtheremore there was a character interaction such as independent, responsibility, and discipline with the student’s achievement from PBL integrated Macromediaflash model with each significant value 0,001; 0,000; and 0,001.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Adapun tesis saya ini berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran pada Kimia Larutan melalui Integrasi Macromediaflash dalam Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Karakter Siswa SMA”, disusun untuk memperoleh gelar magister Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

(7)

iv

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari tesis ini, baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga isi dari tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 28 Maret 2014 Penulis,

(8)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 6

1.3.Batasan Masalah 7

1.4.Rumusan Masalah 8

1.5.Tujuan Penelitian 8

1.6.Manfaat Penelitian 9

1.7.Defenisi Operasional 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10

2.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran 10

2.1.1. Defenisi Belajar 10

2.1.2. Defenisi Pembelajaran 12

2.2. Hakikat Hasil Belajar 13

2.2.1. Macam-Macam Hasil Belajar 13

2.2.2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar 14

2.3. Hakikat Model Pembelajaran 15

2.3.1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 16

2.3.2. Model Pembelajaran Direct Instruction (Pengajaran Langsung) 23

2.4. Hakikat Media Pembelajaran 25

2.4.1. Kriteria Pemilihan Media 26

2.4.2. Macromedia Flash 27

2.4.3. Beberapa Penelitian Macromediaflash 28

2.5. Pendidikan Karakter 29

2.5.1. Nilai-Nilai Karakter dalam Problem Based Learning 31

2.6. Karakteristik Materi Asam Basa 33

2.7. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 35

2.7.1. Kerangka Konseptual 35

2.7.2. Hipotesis 36

BAB III METODE PENELITIAN 37

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 37

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 37

3.3. Disain Penelitian 39

3.3.1. Prosedur Penelitian 40

(9)

vi

3.4. Teknik Pengumpulan Data 43

3.4.1. Tes Objektif 43

3.4.2. Angket 43

3.4.3. Lembar Observasi 43

3.5. Teknik Analisa Data 44

3.5.1. Pengujian Normalitas 44 3.5.2. Pengujian Homogenitas 44 3.5.3. Pengujian Hipotesis 44

3.5.4. Regresi 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46

4.1. Deskripsi Data 46

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 47 4.1.2. Deskripsi Mandiri, Tanggung Jawab, Disiplin, Berpikir Kritis

Serta Hasil Belajar Siswa 47 4.2. Uji Prasyarat Perlakuan Penelitian 51 4.2.1. Uji Normalitas Data 51 4.2.2. Uji Homogenitas Data 54

4.3. Uji Hipotesis 54

4.3.1. Hasil Belajar Siswa yang Dibelajarkan dari Setiap Model

Pembelajaran pada Kimia Larutan 54 4.3.2. Nilai Karakter Siswa yang Dibelajarkan dari Setiap Model

Pembelajaran pada Kimia Larutan 58 4.3.3. Interaksi Nilai Karakter yang Terkembang dengan Hasil Belajar

Setiap Model Pembelajaran pada Kimia Larutan 65 4.3.4. Ranah Kognitif Siswa dari Setiap Model Pembelajaran 68

4.4. Pembahasan 69

4.4.1. Pengaruh Model Pembelajaran untuk Hasil Belajar Siswa 69 4.4.2. Pengaruh Model Pembelajaran untuk Nilai Karakter Siswa 72

4.5. Temuan Penelitian 74

4.6. Keterbatasan Penelitian 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 78

5.1. Simpulan 78

5.2. Saran 79

(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintaks (Langkah-Langkah) untuk Pelaksanaan Model

Problem Based Learning (PBL) 18

Tabel 2.2. Sintaks (Langkah-Langkah) Model Pembelajaran DI 25 Tabel 2.3. Penjelasan Singkat tentang 18 Nilai Karakter 30 Tabel 3.1. Deskripsi Populasi Penelitian 38 Tabel 3.2. Deskripsi Populasi Sampel 39 Tabel 3.3. Rancangan Penelitian Pengembangan Pembelajaran Kimia

Larutan dengan Model Pembelajaran 39 Tabel 4.1. Deskripsi Karakter Mandiri, Tanggung Jawab, Jujur, Disiplin

serta Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa 48 Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretest dan Postest untuk Kelompok

Sampel 51

Tabel 4.3. Uji ANACOVA Hasil Belajar Siswa dari Model Pembelajaran yang Diterapkan 55 Tabel 4.4. Uji Post Hoc Hasil Belajar Siswa untuk Setiap Model

Pembelajaran yang Diterapkan 56 Tabel 4.5. Uji ANOVA Karakter Siswa dari Model Pembelajaran

yang Diterapkan 58

Tabel 4.6. Uji Post Hoc untuk Lima Nilai Karakter Siswa 60 Tabel 4.7. Hasil Uji Korelasi Moment Product Karakter dan

Hasil Belajar Siswa pada PBL terintegrasi

Macromediaflash 65

Tabel 4.8. Hasil Uji Korelasi Moment Product Karakter dan

Hasil Belajar Siswa pada DI terintegrasi Macromediaflash 66 Tabel 4.9. Hasil Uji Korelasi Moment Product Karakter dan

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pengajaran

Langsung 24

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian Pengembangan Pembelajaran Kimia

Larutan dengan Model Pembelajaran 41 Gambar 4.1. Histogram Distribusi Nilai Pretest pada Siswa yang

Dibelajarkan dengan PBL Terintegrasi Macromediaflash 52 Gambar 4.2. Histogram Distribusi Nilai Pretest pada Siswa yang

Dibelajarkan dengan DI Terintegrasi Macromediaflash 52 Gambar 4.3. Histogram Distribusi Nilai Pretest pada Siswa yang

Dibelajarkan dengan DI 53 Gambar 4.4. Histogram Perbedaan Hasil Belajar dari Model Pembelajaran

yang Diterapkan 57

Gambar 4.5. Histogram Uji Post Hoc Nilai Karakter Mandiri, Tanggung Jawab, Jujur, Disiplin dan Berpikir Kritis Siswa 61 Gambar 4.6. Histogram untuk Perkembangan Kognitif C1 sampai C4

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Kimia 84 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen I 92 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen II 110 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen III 126 Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal Instrumen Penelitian Tentang Asam Basa 142 Lampiran 6 Soal Instrumen Tes 143 Lampiran 7 Kisi-Kisi Angket untuk Mengukur Karakter Berpikir Kritis,

Mandiri, Tanggung Jawab, Jujur dan Mandiri 153 Lampiran 8 Angket untuk Mengukur Karakter 155 Lampiran 9 Lembar Observasi untuk Mengamati Karakter Berpikir

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi seluruh masyarakat tidak terkecuali di Indonesia. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menunjang keberhasilan pendidikan menjadi pusat perhatian. Penggunaan model, metode, serta media yang tepat dapat memengaruhi hasil belajar.

Berdasarkan data UNESCO urutan ranking pendidikan di Indonesia masih pada urutan ke - 69 dari 127 negara di dunia. Dari data tersebut jelas terlihat bahwa pendidikan di Indonesia belum dikategorikan maju. Banyak kendala yang ditemukan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kendala tersebut dapat ditinjau pada segi efektifitas yang rendah seperti tujuan pembelajaran yang belum tercapai sehingga banyak nilai siswa yang masih dibawah rata-rata, efisiensi yang masih rendah yakni fasilitas pendidikan yang belum memadai di beberapa sekolah, serta belum terpenuhinya standarisasi pendidikan di Indonesia.

Rata-rata hasil belajar siswa khususnya pada materi pelajaran kimia masih dibawah standar yang ditentukan. Survei pendahulu yang dilakukan terhadap beberapa SMA di Sumatera Utara menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kimia SMA masih kurang memuaskan. Hasil belajar kimia siswa yang disurvei sebanyak 75% masih tergolong kategori sedang, 20% dalam kategori jelek yang dalam hal ini masih dibawah rata-rata dan sisanya untuk sisa yang tergolong berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran. Permasalahan yang ditemukan banyak siswa yang menyatakan materi pelajaran kimia yang sulit dipahami serta materi pelajarannya yang bersifat abstrak.

(14)

2

memaksimalkan pemakaian sarana dan prasarana yang disediakan untuk dapat membangkitkan motivasi siswa dalam memecahkan persoalan belajar yang ditemukan dalam proses belajar mengajar.

Belakangan banyak disinggung pendidikan karakter dalam dunia pendidikan untuk memperbaiki sistem pendidikan nasional yang semakin menurun. Pendidikan karakter sendiri merupakan usaha untuk memperbaiki sikap siswa. Sehingga produk akhir dari suatu pembelajaran bukan hanya membentuk kognitif siswa melainkan juga karakter yang dibentuk oleh siswa selama pembelajaran dan juga setelah pembelajaran dilakukan. Hal tersebut juga sejalan dengan isi dari kurikulum 2013, yang dalam kegiatan pembelajaran menuntut siswa untuk memahami materi ajar untuk membentuk pengetahuan (dalam hal ini merupakan kognitif), afektif dalam hal ini adalah karakter serta psikomotorik.

Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar, guru harus membuat suatu model pembelajaran yang dapat menunjang karakter siswa serta dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan pengetahuan. Salah satu model pembelajaran yang disarankan dalam implementasi kurikulum 2013 tersebut adalah dengan penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Model Problem Based Learning yang selanjutnya disebut model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dapat mendukung kegiatan belajar yang lebih aktif, menyenangkan serta menantang bagi siswa.

Banyak peneliti yang telah melakukan penelitian tentang model PBL ini, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Akçay (2009) menyatakan bahwa PBL memberikan kesempatan belajar yang berarti bagi siswa yang aktif yang bisa terlibat dalam membangun pemahaman mereka sendiri dan pengetahuan tentang dunia, dengan mengalami hal-hal dan merefleksikan pengalaman-pengalaman. Hal ini jelas bahwa PBL dapat berinteraksi langsung dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa secara langsung dapat memahami pembelajaran tersebut.

(15)

3

pembelajaran kimia. PBL sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta keterampilan dasar siswa yang sangat disarankan untuk dilakukan oleh guru sains dalam proses belajar mengajarnya.

Etherington (2011) menyimpulkan dalam hasil penelitiannya bahwa model PBL untuk mata pelajaran sains memiliki dampak positif dalam hasil pembelajaran siswa karena dapat memotivasi untuk mengajarkan ide-ide dalam konteks dunia nyata bagi siswa. Pembelajaran yang dikaitkan dalam dunia nyata dapat memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran karena dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Hamizul dan Abbas (2012) menyatakan juga bahwa model PBL lebih efektif dalam meningkatkan nilai-nilai moral dalam yang positif daripada pembelajaran secara individual yang ditinjau dari segi jenis kelamin, usia serta keadaan keluarga. Sehingga selain meningkatkan hasil belajar, PBL juga dapat meningkatkan sikap moral yang lebih baik lagi. Dalam penelitian selanjutnya juga dikemukakan oleh Hamizul dan Abbas (2012) menyatakan bahwa PBL dengan pembelajaran secara individu secara signifikan dapat menurunkan sikap yang baik bagi siswa. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan model PBL dengan berkelompok lebih berhasil meningkatkan sikap moral siswa dibandingkan jika dilakukan secara individual.

Dalam penelitian yang dikemukakan oleh Chusnani (2013) menyatakan bahwa pembelajaran sains yang benar akan mengarahkan siswa memiliki karakter rasa ingin tahu, berpikir logis, kritis kreatif dan inovatif, jujur, hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggungjawab, peduli lingkungan dan cinta ilmu. Penelitian ini kiranya menegaskan bahwa jika menggunakan model pembelajaran untuk sains harus mengarah kepada karakter siswa yang lebih baik lagi, seperti halnya dengan penggunaan model PBL yang dapat meningkatkan karakter siswa menjadi lebih baik.

(16)

4

pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menekankan pada pemecahan masalah dalam pembelajaran.

Lebih luas lagi dibahas oleh Widodo dan Kadarwati (2013) yang menyatakan bahwa model PBL dapat mengembangkan karakter siswa seperti seorang ilmuwan yakni karakter teliti, hati-hati, tekun, tanggung jawab, jujur, dan kerjasama. Jelas bahwa model PBL ini dapat meningkatkan moral siswa menjadi lebih baik lagi karena PBL ini memberikan kontribusi dalam pengembangan karakter siswa menjadi lebih baik lagi seperti halnya tuntutan pendidikan di Indonesia yang mengutamakan karakter siswa yang dibentuk sesudah pembelajaran dilakukan.

PBL yang terintegrasi dengan adanya kerja kelompok pada jumlah siswa yang banyak sangat cocok digunakan untuk meningkatkan komunikasi belajar di dalam kelas (Yusof, dkk 2011). Sehingga hal ini juga dapat mendukung karakter tanggung jawab yang harus dilakukan siswa dalam mempertanggungjawabkan materi pembelajaran dalam kerja kelompok yang dilakukannya.

Di sisi lain, Fatokun dan Fatokun (2013) menyatakan bahwa PBL dapat membuat siswa untuk membangun masalah dalam pembelajaran matematika serta menghubungkannya pada pengetahuan dalam materi pembelajaran kimia. Hal ini berarti bahwa jika karakristik materi pembelajaran yang sama dapat meningkatkan hubungan dalam penyelesaian masalah dalam pembelajaran. Sehingga dalam suatu mata pelajaran, masalah pembelajaran haruslah melibatkan mata pelajaran lain agar dapat memecahkan masalah.

Chin dan Chia (2005) juga menyatakan dalam penelitiannya mengemukakan bahwa model PBL dapat menimbulkan proses kognitif siswa menjadi lebih baik dengan kebiasaan berpikiran baik. Dalam pembelajaran PBL guru hendaklah menciptakan pembelajaran yang memicu siswa ke arah pemikiran yang baik agar dapat menghubungkan hal yang satu dengan hal lainnya untuk memecahkan masalah belajar. Tentunya dalam pembelajaran tersebut guru dapat membuat strategi dan media pendukung dalam menyampaikan materi pembelajaran.

(17)

5

dikombinasikan model tersebut dengan media. Pembelajaran dalam konteks laboratorium kimia memiliki efek yang signifikan jika menggunakan media video dan animasi daripada gambar dalam hal prestasi siswa (Lou, dkk, 2012). Dengan media video dan animasi tersebut dapat membantu siswa dalam memahami percobaan yang dilakukan dalam pembelajaran yang mengakibatkan adanya strategi pembelajaran dengan virtual laboratorium.

Tüysüz (2010) juga menyatakan bahwa aplikasi virtual laboratorium yang dibuat dalam bentuk flash membuat efek positif pada prestasi dan sikap siswa jika dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional. Karena keterbatasan kondisi untuk melakukan praktikum, guru dapat membuat suatu strategi virtual laboratorium dalam pembelajaran kimia berbasis flash.

Disamping menciptakan strategi pembelajaran, guru juga harus membuat media pembelajaran yang mendukung proses belajar mengajar yang yang memotivasi siswa sehingga dapat menciptakan interaksi dalam kelas antara siswa dan guru. Sehingga seringkali guru membuat suatu media animasi agar konsep abstrak yang terdapat dalam materi pembelajaran dapat disampaikan dengan baik. Hal ini juga dinyatakan oleh Rosen (2009) bahwa media animasi berbasis on-line dapat menunjukkan dampak hasil belajar yang lebih baik serta memotivasi siswa dengan membuat siswa lebih terpusat pada interaksi siswa di dalam kelas.

Su (2010) menyatakan bahwa pembelajaran yang menggunakan ICT terintegrasi lingkungan memiliki efek yang signifikan pada hasil belajar, kesadaran dan sikap siswa. Tidak hanya model PBL yang dapat meningkatkan karakter siswa tetapi dengan didukung media yang berbasis ICT dapat juga meningkatkan karakter siswa. Dimana media tersebut harus menimbulkan motivasi siswa seperti halnya media animasi dengan menggunakan flash yang telah disinggung tadi.

Materi pembelajaran umumnya bersifat konseptual seperti Kimia Larutan. Banyak konsep-konsep kimia yang ditemukan didalamnya dalam memahami materi tersebut. Dalam penelitian yang dikemukakan oleh Akınoğlu dan

(18)

6

serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada materi yang bersifat konseptual.

Çetingül dan Geban (2005) mengemukakan dalam pembelajaran materi Asam-Basa, pembelajaran yang paling cocok digunakan adalah jika menggunakan model pembelajaran yang dapat merangsang dan membangun pikiran siswa menjadi analogis pada saat adanya perubahan konsep. Berdasarkan pernyataan di atas maka PBL yang terintegrasi dengan media animasi flash dapat membangun pemikiran siswa menjadi lebih analogis sehingga siswa lebih mudah memecahkan masalah dalam pembelajaran terutama pada materi kimia larutan seperti Asam-Basa.

Pembelajaran dalam kimia harus memperhatikan perkembangan konsep yang dikemukakan. Hal ini dinyatakan oleh Jong (2006) dalam penelitiannya bahwa pengajaran konsep kimia harus memperhatikan pengembangan dan implementasi baru yang dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang topik kimia.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dikemukakan di atas maka peneliti terarik meneliti tentang model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dikombinasikan dengan penggunaan Macromediaflash. Adapun judul penelitian ini adalah “Pengembangan Model Pembelajaran pada Kimia Larutan Melalui Integrasi Macromediaflash dalam Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Karakter Siswa SMA”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

1. Pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah, hal ini dibuktikan dari hasil belajar siswa yang masih rendah terutama pada bidang studi kimia. 2. Materi kimia yang sulit dipahami siswa sehingga menganggap kimia

bersifat abstrak.

(19)

7

misalnya penggunaan media pembelajaran sehingga cenderung metode dan media belajar yang digunakan masih konvensional.

4. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum terbaru yang mengharuskan untuk membuat model pembelajaran untuk membentuk aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

5. Model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang bersifat konseptual seperti kimia larutan.

6. Selain model pembelajaran, media pembelajaran harus dapat membangkitkan motivasi siswa dalam penyampaian materi ajar agar terjadi interaksi di dalam kelas antara siswa dan guru.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan yang terdapat pada peneliti, baik dari segi kemampuan, waktu serta biaya maka ini dibatasi pada ruang lingkup yang dapat dijangkau peneliti.

Adapun yang menjadi ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Materi pelajaran yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini pada materi Kimia Larutan di kelas XI IPA SMA semester genap.

2. Materi yang akan diujikan dalam pengembangan model ini adalah pada kompetensi dasar “Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan dan Mengajukan ide/gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk menentukan keasaman asam/basa atau titrasi asam/basa”.

3. Model pembelajaran yang digunakan adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dengan menggunakan Macromediaflash.

4. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA Kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di kota Medan.

(20)

8

6. Karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakter mandiri, tanggung jawab, jujur, disiplin dan berpikir kritis.

1.4. Rumusan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa melalui model pembelajaran PBL terintegrasi Macromediaflash. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan model PBL terintegrasi Macromediaflash dan model DI terintegrasi Macromediaflash serta model DI pada materi Kimia Larutan?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan nilai karakter antara siswa yang dibelajarkan dengan model PBL terintegrasi Macromediaflash dan model DI terintegrasi Macromediaflash serta model DI pada materi Kimia Larutan?

3. Apakah terdapat interaksi antara karakter yang terkembang dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model PBL terintegrasi Macromediaflash dan model DI terintegrasi Macromediaflash serta model

DI pada materi Kimia Larutan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan model PBL terintegrasi Macromediaflash dan model DI terintegrasi Macromediaflash serta model DI pada materi Kimia Larutan.

2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan nilai karakter antara siswa yang dibelajarkan dengan model PBL terintegrasi Macromediaflash dan model DI terintegrasi Macromediaflash serta model

(21)

9

3. Mengetahui apakah terdapat interaksi antara karakter yang terkembang dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model PBL terintegrasi Macromediaflash dan model DI terintegrasi Macromediaflash serta model DI pada materi Kimia Larutan.

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi tenaga kependidikan dapat menjadi referensi dalam mengajarkan

pembelajaran materi Kimia Larutan dengan menggunakan model PBL terintegrasi Macromediaflash.

2. Sebagai informasi bagi tenaga kependidikan yang dapat memperluas wawasan pengetahuan guru dan dapat dijadikan sebagai solusi menghadapi kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung. 3. Sebagai bukti empirik tentang penggunaan model pembelajaran PBL

terintegrasi Macromediaflash pada pokok bahasan Kimia Larutan dalam meningkatkan hasil belajar dan karakter siswa SMA, yang dapat digunakan oleh pihak lain yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini.

1.7.Defenisi Operasional

Adapun beberapa istilah-istilah yang digunakan yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Model PBL Terintegrasi Macromediaflash yang dinamakan dengan model Flash – BL adalah model pembelajaran yang menggunakan strategi

pembelajaran berbasis masalah dan menggunakan Macromediaflash sebagai media pembelajaran.

(22)

77 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Adapun beberapa simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ditemukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan karater seperti karakter Mandiri, Tanggung Jawab, Jujur, Disiplin dan Berpikir Kritis yang dinamakan dengan model pembelajaran Flash – BL.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model PBL terintegrasi Macromediaflash dengan DI terintegrasi Macromediaflash serta DI.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan nilai karakter siswa yang diberi dibelajarkan dengan menggunakan model PBL terintegrasi Macromediaflash dengan DI terintegrasi Macromediaflash serta DI.

4. Terdapat interaksi nilai karakter mandiri dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model PBL terintegrasi Macromediaflash dengan DI terintegrasi Macromediaflash serta DI.

5. Terdapat interaksi nilai karakter tanggung jawab dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model PBL terintegrasi Macromediaflash dengan DI terintegrasi Macromediaflash serta DI.

6. Tidak terdapat interaksi nilai karakter jujur dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model PBL terintegrasi Macromediaflash dengan DI terintegrasi Macromediaflash serta DI.

7. Terdapat interaksi nilai karakter disiplin dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model PBL terintegrasi Macromediaflash dengan DI terintegrasi Macromediaflash serta DI.

(23)

78

9. Adapun ranah kognitif yang terkembang dalam model PBL terintegrasi Macromediaflash adalah C1 (Pengetahuan), C2 (Pemahaman) serta C4 (Analisis).

5.2. Saran

Sebagaimana hasil data analisis yang telah disajikan, maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut.

1. Sebaiknya dalam menggunakan model PBL siswa yang diberi masalah harus diorganisir lebih baik lagi sehingga mengukur karakter secara maksimal.

2. Guru dalam menggunakan model PBL dapat mengkombinasikan media pembelajaran lainnya yang dapat meningkatkan hasil belajar dan karakter siswa secara maksimal lagi.

3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya mengangkat materi kimia lainnya yang memiliki sifat materi yang sama dengan kimia larutan.

(24)

80

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, R., (2012), Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Kimia dan Hubungannya dengan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA di Kota Padangsidimpuan, Jurnal Pendidikan Kimia 4 : 32 – 38.

Akçay, B., (2009), Problem Based Leaning in Science Education, Journal of Turkish Science Education 6 : 26 – 36.

Akınoğlu O., dan Tandoğan, R. Ö., (2007), The Effects of Problem-Based Active Learning in Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education 3 : 71 – 81.

Alicia., (2008), http://aliciakomputer.wordpress.com/2008/01/10/karakteristik-ilmu-kimia/ (accessed November 2013)

Arends, R. I., (2008), Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar Buku Dua, edisi ke – 7, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S., (2009), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, edisi revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Çetingül, P, I., dan Geban, Ö., (2005), Understanding of Acid – Base Concept by Using Conceptual Change Approach, Journal of Education 29 : 69 – 74. Chin, C., dan Chia, L., (2005), Problem-Based Learning: Using Ill-Structured

Problems in Biology Project Work, Wiley InterScience 1 : 44 – 67.

Chusnani, D., (2013), Pendidikan Karakter Melalui Sains, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan 1 : 9 – 13.

Dahar, R. W., (2011), Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Erlangga, Jakarta.

(25)

81

Dowsu. K., (2011), An Intensive ICT-Integrated Environmental Learning Strategy For Enhancing Student Performance, International Journal of Environmental & Science Education, 6 : 39 55.

Etherington, M., (2011), Investigative Primary Science : A Problem-based Learning Approach, Australian Journal of Teacher Education 36 : 36 – 57. Fatokun, J. O., dan Fatokun, K. V. F., (2013), A Problem Based Learning (PBL)

Application For The Teaching of Mathematics And Chemistry In Higher Schools And Tertiary Education : An Integrative Approach, Axademic Journals 8 : 663 – 667.

Hamizul dan Abbas, M., (2012), Problem Based Learning With Cooperative Learning on Performance in Solving Moral Dilemmas Among Form Four Students That Different Gender, Birth Order, and Family Size, International Journal of Scientific & Engineering Research 3 : 1 – 5.

Hamizul dan Abbas, M., (2012), Investigate the Effects of Problem Based Learning with Cooperative Learning on Performance, International Journal of Scientific & Engineering Research 3 : 1 – 5.

Irianto, A., (2012), Statistik : Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya, Kencana, Jakarta.

Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Jong, O. D., (2006), Context Based Chemical Education : How to Improve It, Journal of Education 1 : 1 – 7.

Lickona, T., (2012), Educating for Character, Mendidik untuk Membantu Karakter, Bumi Aksara, Jakarta.

Listryarti, R., (2012), Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif dan Kreatif, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lou, S.J., Lin, H. C., Shih, R.U., dan Tseng, K. H., (2012), Improving The Effectiveness of Organic Chemistry Experiments Through Multimedia Teaching Materials for Junior High School Students, The Turkish Online Journal of Educational Technology 11 : 135 – 141.

(26)

82

Nazir, M., (1988), Metode Penelitian, cetakan ke – 3, Ghalia Indonesia, Jakarta. Raimi, S. M., dan Adeoye, F. A., (2011), Problem Based Learning Strategy and

Quantitative Ability in Collage of Education Student’s Learning of Integrated Science, Ilourin Journal of Education 1 : 1 – 11.

Rosen, Y., (2009), The Effects Of An Animation-Based On-line Learning Environment On Transfer Of Knowledge And On Motivation For Science And Technology Learning, Journal of Educational Computing Research 4 : 451-467.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito., (2011), Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Serin, O., (2011), The Effects Of The Computer-Based Instruction On The Achievement And Problem Solving Skills Of The Science And Technology Students, The Turkish Online Journal of Educational Technology 10 : 183 – 201.

Simbolon, M. P., (2013), Pengembangan Media Pembelajaran Inovatif Untuk Meningkatkan Kemandirian Dan Kerja Keras Serta Hasil Belajar Pada

Pengajaran Larutan Di SMA., Tesis, Pascasarjana, Unimed, Medan.

Somantri, A., dan Muhidin, S. A., (2006), Aplikasi Statistika Dalam Penelitian, Pustaka Setia, Bandung.

Su, K. D., (2010), An Intensive ICT - Integrated Environmental Learning Strategy For Enhancing Student Performance, International Journal of Environmental and Science Education, 6 : 39 – 58.

Sudijono, A., (2008), Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Susanto, A., (2013), Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Kencana, Jakarta.

Suyadi., (2013), Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

(27)

83

Tüysüzs, C., (2010), The Effect of the Virtual Laboratory on Students’ Achievement and Attitude in Chemistry, International Online Journal of Educational Sciences 1 : 37 – 53.

Widodo, T., dan Kadarwati, S., (2009) ,Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan Karakter Siswa, Cakrawala Pendidikan 32 : 161 – 171.

Gambar

Gambar 2.1. Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pengajaran     Langsung              24

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah puru pada tanaman yang mendapatkan berbagai macam perlakuan seduhan kompos tidak berbeda nyata dengan kontrol, menunjukkan bahwa daya infeksi generasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekologi yang berkaitan dengan epidemi penyakit VSD adalah penutupan tajuk, jarak tanaman kakao dari sungai, kandungan unsur K, Mg dan

Reducing energy related emissions: using an energy systems optimisation model to support policy planning in Finland.. Proyeksi dan Optimasi Pemanfaatan Energi Ter- barukan

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan Proses Produksi Surfaktan Non Ionik Alkil Poliglikosida (APG) Berbasis Pati Sagu dan Dodekanol serta Karakterisasinya

[r]

Yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin. Dalam melakukan interview, pewawancara membawa pedoman yang hanya berisi garis besar tentang hal yang akan

Melihat latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Minat Membaca Buku Perpustakaan Dan Media Pembelajaran

[r]