• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK SISWA SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK SISWA SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK

SISWA SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN

Oleh:

Winda Muliyana Sihombing NIM 4101111058

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK SISWA SMP SWASTA MUHAMMADIYAH 2 MEDAN

WINDA MULIYANA SIHOMBING (4101111058)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengembangkan bahan ajar matematika berbasis pendekatan matematika realistik yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa (2) Mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR). Penelitian dilakukan di SMP Swasta Muhammadiyah 2 Medan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan .Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan terhadap perangkat melalui model 3-D (Three-D Model) yang dikemukakan Thiagarajan, Semmel dan Semmel dan dimodifikasi sesuai kebutuhan. Model ini meliputi tiga tahapan terdiri dari tahap pendefenisian (define), tahap rancangan (design), dan tahap pengembangan (develop).

Ujicoba bahan ajar dilakukan sebanyak dua kali coba dan dilakukan pada siswa kelas VII SMP Swasta Muhammadiyah 2 Medan. Pada ujicoba 1, sampel diambil dari kelas VII-A sebanyak 25 orang dan setelah diperoleh hasilnya belum efektif sehingga dilakukan perbaikan maka dilakukan ujicoba kedua. Pada Ujicoba 2, sampel diambil dari kelas VII-B sebanyak 24 orang. Hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal berikut: (1) Efektivitas bahan ajar yang dikembangkan berbasis pendekatan matematika realistik disimpulkan berdasarkan bahwa : (a) ketuntasan klasikal sebesar 87,5 (b) ketercapaian tujuan pembelajaran khusus (TPK) (c) kemampuan guru mengelola pembelajaran sebesar 3,05 dan (d) ketercapaian aktivitas siswa efektif. (2) Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa bahan ajar yang dikembangkan berbasis pendekatan matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi perbandingan, dimana peningkatan diperoleh setelah ujicoba 2 dilakukan. (3) Respon siswa terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan berbasis Pendekatan Matematika Realistik (PMR) adalah positif. Sehingga disarankan kepada setiap guru terutama guru matematika agar mampu mengembangkan bahan ajar sendiri yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.

(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

1.7 Defenisi Operasional 7

BAB II KERANGKA TEORITIS 9

2.1 KAJIAN TEORITIS 9

2.1.1 Belajar 9

2.1.2 Belajar Matematika 10

2.1.3 Pemahaman Konsep Matematika 11

2.1.4 Pengembangan Bahan Ajar 13

2.1.5 Efektivitas Bahan Ajar 16

2.1.6 Pendekatan Pembelajaran 18

2.1.7 Pendekatan Matematika Realistik 18

2.1.8 Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Pembelajaran Realistik 26 2.1.9 Materi Pelajaran Perbandingan 28

2.2 KERANGKA KONSEPTUAL 30

2.3 HIPOTESIS 31

BAB III METODE PENELITIAN 32

3.1 Jenis Penelitian 32

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 32

3.3 Subjek dan Objek Penelitian 32

3.4 Pengembangan Perangkat Pembelajaran 33

3.5 Prosedur Penelitian Pengembangan 35

3.6 Jenis dan Alat Pengumpulan Data 38

(5)

3.8 Interpretasi Data 43

3.9 Paparan Data 45

3.10 Refleksi 46

3.11 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep 46

3.12 Simpulan Data 46

3.13 Kriteria Keberhasilan 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47

4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Bahan Ajar 47

4.1.1 Deskripsi Tahap Pendefinisian (Define) 47

4.1.2 Deskripsi Tahapan Perencanaan (Design) 52

4.1.3 Hasil Tahap Pengembangan (Develop) 54

4.1.4 Analisis 77

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 82

4.3 Temuan Penelitian 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 86

5.1 Kesimpulan 86

5.2 Saran 87

(6)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Matematisasi horisontal dan vertikal dalam pendekatan-pendekatan 22 matematika

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pendekatan Matematika Realistik 25

Tabel 3.1 Kriteria Jawaban item instrumen validasi dengan jenis skala Likert 39 beserta skornya

Tabel 3.2 Persentase waktu ideal dan batas toleransi aktivitas siswa 40

Tabel 3.3 Teknik Penskoran 42

Tabel 3.4 Tingkat kemampuan siswa dalam pemahaman konsep 43

Tabel 4.1 Hasil Validasi Bahan Ajar 55

Tabel 4.2 Revisi Bahan Ajar dari Validator 57

Tabel 4.3 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 58

Tabel 4.4 Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validator 59

Tabel 4.5 Hasil Validasi Tes Pemahaman Konsep Matematik 60

Tabel 4.6 Revisi Tes Pemahaman Konsep Matematik 61

Berdasarkan Hasil Validasi

Tabel 4.7 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 62

Tabel 4.8 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran 64

Tabel 4.9 Ketercapaian Indikator Pemahaman Konsep 67 Matematik

Tabel 4.10 Pencapaian Efektivitas Bahan Ajar 68

Tabel 4.11 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 71

Tabel 4.12 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran 72

Tabel 4.13 Ketercapaian Indikator Pemahaman Konsep 75 Matematik

Tabel 4.14 Pencapaian Efektivitas Bahan Ajar 76

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Skema Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Tes 34

Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa 78 Ujicoba 1 Dan Ujicoba 2

Gambar 4.2 Pencapaian TPK Dalam Pembelajaran Pada Ujicoba 1 Dan 2 79

Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Pada 79 Ujicoba 1 Dan Ujicoba 2

Gambar 4.4 Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Pada Ujicoba 1 Dan 2 80

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks.

Peristiwa tersebut merupakan kegiatan komunikasi antar manusia sehingga

manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Dengan pendidikan, seseorang

akan dapat membekali hidupnya dengan berbagai macam pengalaman.

Seperti yang terdapat dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 ( dalam Sagala,

2009 : 3)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara.

Banyaknya faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan di

Indonesia. Salah satunya adalah proses pembelajaran yang selama ini terjadi

kurang tepat, media pembelajaran serta pendekatan pembelajaran yang digunakan

tidak efektif. Selain itu bahan ajar yang digunakan hanya sebatas buku paket.

Padahal dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) no. 41

tahun 2007 tentang standar proses diharapkan guru dapat mengggunakan bahan

ajar lainnya selain buku teks sebagai salah satu sumber belajar. Bahan ajar yang

dimaksud dapat berupa bahan ajar yang dikembangkan oleh guru sendiri. Bahan

ajar yang disusun oleh guru sendiri mampu lebih efektif karena disusun

berdasarkan sifat dan karakteristik peserta didik.

Pemahaman konsep merupakan salah satu bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari pembelajaran matematika. Karena tanpa pemahaman konsep

pembelajaran matematika menjadi tidak bermakna (meaningfull). Selain itu

pemahan konsep merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran

matematika. Penguasaan terhadap banyak konsep memungkinkan seseorang dapat

(9)

aturan-aturan, dan aturan-aturan tersebut didasarkan pada konsep-konsep yang

dimiliki. Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk dapat

mengelompokkan objek atau kejadian dan menerangkan apakah objek atau

kejadian itu merupakan contoh atau bukan contoh dari ide tersebut.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama PPL dapat dilihat bahwa dalam

proses pembelajaran menunjukkan masih banyak siswa yang belum mencapai

kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang belum

mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Fakta tersebut menunjukkan

bahwa proses pembelajaran belum berjalan dengan baik. Salah satu faktor yang

menyebabkan hal tersebut adalah kurangnya perencanaan dalam proses

pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terorganisir dengan baik,

karena dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah

satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber

belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Umumnya guru kurang melakukan persiapan yang matang sebelum

mengajar. Hal ini dapat dilihat dari fakta dilapangan yang diperoleh dari hasil

wawancara dan observasi di SMP Swasta Muhammadiyah 2 Medan, peneliti

memperoleh data tentang kondisi pembelajaran matematika yang selama ini

terjadi. Dalam proses pembelajaran, guru-guru tersebut hanya memakai buku

seadanya. Selanjutnya dalam pembelajaran guru juga menyertakan lembar kerja

siswa, tetapi lembar kerja siswa yang dipakai tersebut hanyalah lembar kerja

secara umum, bukanlah lembar kerja siswa yang dapat menanamkan konsep

perbandingan. Lembar kerja tersebut biasanya dibeli dari toko-toko/percetakan

yang memproduksi produk tersebut. Idealnya, gurulah yang lebih memahami

karakteristik siswa, sehingga gurulah yang dapat mengembangkan lembar kerja

siswa agar sesuai dengan kebutuhan siswanya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa

guru tidak mengembangkan bahan ajar. Padahal dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) no. 41 tahun 2007 tentang standar proses

diharapkan guru dapat menggunakan bahan ajar lainnya selain buku teks sebagai

(10)

3

yang dikembangkan oleh guru sendiri. Bahan ajar yang disusun oleh guru sendiri

mampu lebih efektif karena disusun berdasarkan sifat dan karakteristik peserta

didik. Untuk itu, guru hendaknya dituntut untuk dapat membuat bahan ajar sendiri

sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.

Disamping itu, peggunaan bahan ajar yaitu bahan cetak seperti (hand out,

buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart), audio visual seperti

(video/film, VCD), Audio seperti (radio, kaset, CD audio, PH), visual seperti

(foto, gambar, model/maket), Multi media seperti (CD interaktif, computer based,

internet) dalam proses belajar matematika belum tertata dengan baik. Masih

banyak ditemukan buku yang didesain tidak menarik serta belum ditemukan

berbagai contoh yang disertai gambar, poster atau karikatur yang beraneka ragam.

Dapat diperhatikan bahwa buku-buku yang beredar diawali dengan

penggunaan matematika formal, tidak menggunakan kontribusi siswa, dan tidak

mengarahkan siswa untuk memunculkan konsep alami mengenai konsep

perbandingan. Selain itu juga bahan ajar belum tersusun sesuai konteks dengan

kebutuhan lingkungan siswa. Buku yang terbit dipasaran hanya berlaku secara

umum, dalam arti tidak dekat dengan situasi kondisi alam yang ada disekitar

siswa, sehingga guru harus memberikan penjelasan lebih khusus dan lebih konkrit

kepada siswa. Bukan hanya itu, tahapan/proses dalam menyelesaikan soal yang

ada di buku teks di atas dikerjain tanpa adanya langkah yang jelas dan terstruktur.

Selain itu, dari hasil observasi yang dilakukan kepada siswa di SMP

Muhammadiyah 2 Medan, peneliti memperoleh data bahwa materi yang

disampaikan guru jarang dikaitkan dengan situasi kehidupan sehari-hari siswa.

Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang menyatakan bahwa guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran jarang mengaitkannya dengan kehidupan

sehari-hari (15%), ceramah (17%), diskusi ( 24%) dan latihan soal ( 44% )

sehingga bagi siswa matematika merupakan hal yang abstrak. Hal ini

mengakibatkan siswa kurang tertarik untuk belajar matematika dan berdampak

pada kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan yang diberikan. Buku

paket yang digunakan juga kurang sesuai dengan kebutuhan siswa dan cenderung

(11)

dampak yang mengakibatkan hasil belajar siswa relatif rendah. Hal ini diperkuat

oleh pendapat siswa tentang bahasa dan tulisan yang terdapat dalam buku paket

mereka yaitu 70% menyatakan hanya paham sedikit, 17% mudah dipahami dan

13% rumit dipahami sehingga mengakibatkan bahan ajar yang dimiliki oleh siswa

kurang menarik perhatian siswa untuk membacanya.

Dalam proses pembelajaran perangkat pembelajaran yang dikembangkan

di sini adalah bahan ajar.Dalam tulisan ini peneliti membatasi perangkat

pembelajaran yang dikembangkan hanya pada bahan ajar dikarenakan beberapa

alasan yang diperoleh dari observasi yang telah dilakukan.

Sebagai bahan ajar cetak yang menarik untuk dipakai, hendaknya dalam

pembuatan bahan ajar pada materi yang disampaikan dipadupadankan dengan

pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik agar

pembelajaran lebih bermakna (meaningfull). Salah satu pendekatan pembelajaran

yang dapat digunakan adalah Pendekatan Matematika Realistik (PMR).

Pendekatan Matematika Realistik merupakan pendekatan pembelajaran yang

student centered dan berorientasi pada pengalaman sehari-hari siswa.

Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar merupakan

informasi, alat dan/atau teks yang diperlukan oleh guru untuk perencanaan dan

penelaahan implementasi pembelajaran. Hamdani (2010:120) menyatakan bahwa:

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar disebut juga teaching-material

Sebuah Bahan ajar akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan

mudah mengggunakannya. Bahan ajar harus menggambarkan kompetensi dasar

yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang

baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi. “Tujuan disusunnya bahan ajarialah

membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, menyediakan berbagai jenis pilihan

bahan ajar, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan agar

(12)

5

Realita di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak ditemukannya

bahan ajar yang beredar dipasaran belum memenuhi karakter konstruktivistik dan

kurang mendorong siswa dalam membangun kemampuan pemahaman konsep

matematik. Oleh karena itu, perlu disusun dan dikembangkan bahan ajar yang

berkualitas menurut kriteria tertentu. Seorang guru menambahkan bahwa bahan

ajar yang menggunakan masalah nyata di kehidupan sehari – hari sebagai titik

awal pembelajaran dapat memberikan motivasi lebih kepada siswa untuk belajar

matematika (dalam Hidayanto:2013). Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik berkaitan

dengan masalah kehidupan nyata peserta didik sehingga peserta didik tidak hanya

mengetahui secara langsung, tetapi juga dapat menemukan suatu konsep yang

mereka pelajari. Masalah – masalah nyata dari kehidupan sehari-hari digunakan

sebagai titik awal pembelajaran matematika untuk menunjukkan bahwa

matematika sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari – hari, sehingga dapat

membantu peserta didik dalam mengembangkan pengertian terhadap konsep

matematika yang dipelajari. Disamping itu, pengalaman nyata yang diperoleh

peserta didik dalam pembelajaran sangat membantu peserta didik dalam

memahami konsep yang sedang dipelajari. Salah satu alternative untuk mengatasi

masalah tersebut adalah dengan Menerapkan Pendekatan Matematika Realistik

dalam pembelajaran matematika(dalam Kawuryan:2011).Alasan mengapa

menggunakan penelitian pengembangan karena belum pernah ada ditemukan

bahan ajar yang dirancang berbasis Pendekatan Matematika Realistik (PMR)

untuk meningkatkan pemahaman konsep di sekolah tersebut.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa SMP Swasta Muhammadiyah 2 Medan”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan

(13)

1. Kegiatan pembelajaran kurang terorganisir dengan baik.

2. Pemahaman konsep dan hasil belajar matematika siswa, khusus siswa SMP

Swasta Muhammadiyah 2 Medan masih relatif rendah.

3. Pembelajaran masih berpusat pada guru dan jarang dikaitkan dengan

kehidupan sehari – hari siswa.

4. Belum pernah digunakannya perangkat pembelajaran, berupa bahan ajar

matematika berbasis pendekatan matematika realistik

1.3Batasan Masalah

Dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Pengembangan bahan ajarpada materi perbandingan dengan model 3-D

berbasis Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dalam meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematik siswa.

2. Penelitian ini dilakukan sampai tahap pengembangan (develop) karena

keterbatasan waktu.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan,

maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana efektivitas bahan ajar yang dikembangkan pada materi

Perbandingan berbasisPendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa ?

2. Bagaimana respon siswa terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan

berbasisPendekatan Matematika Realistik (PMR)?

Beberapa pertanyaan penelitian yang perlu di jawab terkait rumusan

masalah di atas disajikan sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan guru mengelola pembelajaran ?

2. Bagaimana aktivitas siswa ?

3. Bagaimana ketuntasan belajar siswa secara klasikal ?

(14)

7

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Mengetahui efektivitas bahan ajar yang dikembangkan pada materi

Perbandingan berbasis Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematik siswa.

2. Mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar yang telah

dikembangkanberbasis Pendekatan Matematika Realistik (PMR).

1.6Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Menambah sumber belajar untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

SMP kelas VII khususnya untuk materi Perbandingan.

2. Bagi guru

Sebagai referensi bagi guru dalam menggunakan bahan ajar yang sesuai

untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

3. Bagi peneliti

Dapat menjadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang lebih baik.

1.7Defenisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap apa yang akan diteliti,

maka peneliti mengajukan defenisi operasional variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Bahan ajar adalah media pembelajaran yang berisi petunjuk belajar,

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan dan cara

mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai

tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya.

2. Pendekatan Matematika Realistik yang dimaksudkan dalam hal ini adalah

matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan

pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik

digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau

(15)

3. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa untuk mengenal, memahami,

memberikan contoh, menduga, membandingkan, menjelaskan, serta

menerapkan konsep dan ide matematika berdasarkan pembentukan

(16)

86 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah:

1. Efektivitas bahan ajar yang dikembangkan berbasis pendekatan

matematika realistik diperoleh melalui dua kali percobaan. Pada ujicoba 1

bahan ajar yang telah dikembangkan hanya mencapai indikator

keefektipan pada: (1) ketercapaian tujuan pembelajaran khusus (TPK) dan

(2) kemampuan guru mengelola pembelajaran sebesar 2,56, sedangkan

ketuntasan klasikal belum terpenuhi karena hanya mencapai 75%

(dibawah 85%) . Dari ujicoba 1 dilakukan analisis sehingga diperoleh

perbaikan yang menjadi landasan pada ujicoba 2, pada ujicoba 2

diperolehlah hasil, yaitu : (1) ketuntasan klasikal meningkat menjadi

sebesar 87,5, (2) ketercapaian tujuan pembelajaran khusus (TPK), (3)

kemampuan guru mengelola pembelajaran sebesar 3,05 dan (4)

ketercapaian efektivitas aktivitas siswa. Terdapat peningkatan pemahaman

konsep dengan menggunakan bahan ajar berbasis Pendekatan Matematika

Realistik (PMR). Peningkatan ditandai dengan tes pemahaman konsep

berbasis Pendekatan Matematika Realistik dengan rerata kelasnya

meningkat dari 69,22 menjadi 75,5. Dikarenakan pada ujicoba 2, keempat

syarat efektivitas terpenuhi terutama pada ketuntasan klasikal dan

ketercapaian tujuan pembelajaran khusus (TPK), maka dapat disimpulkan

bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan berbasis pendekatan

matematika realistik telah efektif digunakan.

2. Respon siswa terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan berbasis

(17)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran

sebagai berikut.

1. Bahan ajar matematika yang dihasilkan hanya melalui dua kali uji coba,

kemudian direvisi berdasarkan masukan dari beberapa ahli dan hasil uji coba.

Oleh karena itu bahan ajar matematika tersebut memungkinkan untuk

dilakukan uji coba di sekolah-sekolah lain dengan berbagai kondisi agar

diperoleh bahan ajar yang benar-benar berkualitas atau dapat dijadikan

sebagai salah satu alternatif bahan ajar bagi guru dalam mengajarkan materi

perbandingan di kelas VII SMP.

2. Pengembangan bahan ajar seperti ini hendaknya juga dilakukan pada materi

lainnya untuk membuat siswa berminat/tertarik, senang, dan aktif dalam

(18)

88 Daftar Pustaka

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Anderson dan Krathwol, (2009) (http://www.idonbiu.com/ 2009/05perbedaan-perbedaan-kontekstualdan.html) (diakses 10 Februari 2014)

Arikunto, Suharsimi.2011.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta

Ashyar, Rayandra, (2012), Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta, Referensi Jakarta..

Dwijayati, Yunisa, (2012), Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Kinematika di Kelas X SMA, Skripsi, Medan, Unimed.

Eggen, P. D., dan Kauchak. 1988. Strategies for Teacher Teaching Content and Thinking Skills. New Jersey: Prentice Hall.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

Frisnoiry.2013.Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Membelajarkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik di SMP N.7 Binjai.Medan:Program Pascasarjana UNIMED.

Hamdani, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka Setia.

Hasratuddin.2010.Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pendekatan Matematika Realistik, JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA VOLUME 4 No.2 DESEMBER 2010. http://ejournal. unsri.ac.id/index.php/jpm/article/view/317/80 (Diakses Mei 2014)

Hasratuddin.2002.Pembelajaran Matematika Unit Geometri dengan Pendekatan Realistik di SLTP 6 Medan.Surabaya:Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Matematika.

(19)

Hudojo, H. (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Penerbit Universitas Negeri Malang, Malang.

Hudoyo, H. (1998), Metode Mengajar Matematika, Rineka Cipta, Jakarta.

Implementasi Kurikulum 2013 http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/ cetak/2013/12/28/247638. (Diakses Maret 2014)

Kawuryan. (2013). Pemahaman Konsep Bangun Ruang Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Surakarta. FKIP Universitas Sebelas Maret.

Metode Penelitian. http://eprints.walisongo.ac.id/1673/4/093711031_Bab3.pdf. (Diakses Maret 2014)

Mulyatiningsih,Endang.Pengembangan Model Pembelajaran. http://staff.uny. ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsihmpd/7 cpengembangan-model-pembelajaran.pdf (Diakses Maret 2014))

P4mriunsri.2011.Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Proses Matematisasi. http://p4mriunsri.wordpress.com/2011/12/22/pendekatan-pembelajaran-berdasarkan-proses-matematisasi/. (Diakses 26 Mei 2014)

Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, PT Rineka Cipta.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Bandung, Kencana.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjana, Nana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung

Sukanto. Didik, (2011), Pembelajaran dan Pemahaman Konsep Matematika, http://whi5eza.wordpress.com/2011/04/21/pembelajaran-dan-pemahaman-konsep-matematika/. (diakses 18 Februari 2014)

Sugiyono,(2012), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: ALFABETA.

(20)

90

Wijaya, A., (2012), Pendidikan Matematika Realistik, Yogyakarta, Graha Ilmu.

(21)

RIWAYAT HIDUP

Winda Muliyana Sihombing adalah anak ketiga dari empat bersaudara.

Lahir di Marbau pada tanggal 27 juli 1992. Ayah bernama Syahnal Sihombing

dan Ibu Parida Hanum Aritonang. Pada tahun 1998, penulis masuk sekolah SD

Negeri 112310 di Marbau dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis

melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Marbau dan lulus pada tahun 2007. Pada

tahun 2007 penulis melanjutkan studinya di SMA Negeri 1 Marbau dan lulus pada

tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di program studi Pendidikan

Matematika jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Gambar

Gambar 3.1 Skema Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Tes

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji hubungan antara persepsi body image dan kebiasaan makan dengan status gizi atlet senam dan atlet renang SMA Ragunan

[r]

Hasil pengukuran kadar MDA dalam plasma dengan perlakuan lutein bayam hijau (Gambar 2) menunjukkan bahwa kelompok perlakuan III (penambahan vitamin E), IV, V dan VI ((lutein

Data morfologi yang diukur yaitu bobot badan dilakukan dengan menimbang individu burung dengan timbangan digital; Panjang paruh diukur dari pangkal sampai ujung paruh; Panjang

Bagi peserta yang ditetapkan sebagai pemenang, akan lakukan klarifikasi dan negosiasi. Demikian Penetapan ini,

[r]

statement lads us to ask what fiutors gave die SanWiyya the strength to defend th& county, then what caused the resistance to dedtre. It is obvious that the

Aspek Hukum dan Administrasi Proyek pada Jurusan Pendidikan Teknik.. Sipil-Universitas Pendidikan Indonesia: