KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkah-Nya yang selalu memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Skripsi ini berjudul “ Persepsi Masyarakat Tentang Perkawinan Dini dan Permasalahannya di Kelurahan Sigulang-Gulang Kota Pematangsiantar”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar teristimewa kepada Almarhum Bapak tercinta H.Siregar dan Almarhum Ibu tercinta A. Simanjuntak, kedua orang tua penulis yang sangat hebat, yang sudah pasti mendoakan dari surga yang jauh disana. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Medan beserta Stafnya.
2. Bapak Dr. Restu, MS sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed.
3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH, M.Hum sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Unimed 4. Bapak Arief Wahyudi, SH sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan
5. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu dan memberikan masukan, petunjuk, dan sarannya dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak membantu selama penulis berada di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Unimed.
7. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selam dalam perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
8. Kepada yang teristimewa Mas Parsahatan Harianja, terima kasih atas doa, semangat, dukungan, bantuan materi dan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada pak Jhon selaku tata usaha jurusan PPKn yang selama ini membantu penulis dalam hal informasi dan administrasi lainnya.
10. Teman-teman Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Reguler B 2011 yang telah menjadi Keluarga selama menjalani Studi di Jurusan PPKn, banyak suka dan duka yang telah kita jalani selama ini, semoga itu menjadi kenangan terindah bagi kita nantinya dan semoga ilmu yang kita dapat bermanfaat bagi kita demi menjadikan masa depan yang lebih baik lagi.
: Siti, Sulistiani, Wahyuni, Rizky, Rahmi, Liani, yang turut memberikan bantuan, dukungan dan selalu memberikan hiburan, serta tidak lupa juga pada kacibang sekeluarga yang juga turut mewarnai perkuliahan selama empat tahun ini yaitu Damayanti, Lisnawati, Dewi, Dessy, Yuni Afni, Benedicta, Julaymah dan Astrivo, semoga kelak kita menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi orang banyak.
12. Keluarga besar Himakris PPKn terima kasih atas dukungan semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih dibawah sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan berbagai masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun bagi penulis agar bisa menjadi lebih baik lagi nantinya.
Medan, Juni 2015
ABSTRAK
Rida Novalisa Siregar, NIM. 3113111054, “Persepsi Masyarakat Tentang Perkawinan Dini dan Permasalahannya di Kelurahan Sigulang-Gulang Kota Pematangsiantar”.
Daftar isi
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
KATA PENGANTAR………...………...……...…i
ABSTRAK…………...………...iv
DAFTAR ISI………..………....v
DAFTAR TABEL …..………...…...vii
BAB IPENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB IIKAJIAN PUSTAKA 10 A. Kerangka Teori ... 10
1. Pengertian Perkawinan ... 10
2. Asas dan Tujuan Perkawinan ... 12
3. Perkawinan Usia Dini ... 14
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Perkawinan Usia Dini .... 17
5. Masalah yang Timbul Akibat Perkawinan Usia Dini ... 23
6. Persepsi Masyarakat ... 25
7. Usaha-usaha Yang Dilakukan Untuk Mencegah dan Menangani Perkawinan Usia Dini ... 27
B. Kerangka Berpikir ... 29
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN 31 A. Lokasi Penelitian ... 31
B. Populasi dan Sampel ... 31
1. Populasi ... 31
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 32
1. Variabel Penelitian ... 32
2. Defenisi Operasional... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ... 33
1. Penelitian Kepustakaan ... 34
2. Penelitian di Lapangan... 34
E. Teknik Analisis Data ... 34
BAB IVPEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 36 A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 65 A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 1 Persepsi responden mengenai usia ideal perkawinan ... 38 Tabel 2 Persepsi responden mengenai minat wanita yang menikah muda untuk
bersekolah lagi... 39 Tabel 3 Persepsi responden mengenai penyebab utama remaja yang
melangsungkan perkawinan dini ... 41 Tabel 4 Persepsi responden mengenai kesanggupan orangtua membiayai anak
mereka sehingga berhenti bersekolah ... 42 Tabel 5 Persepsi responden mengenai pentingnya pendidikan seks bagi remaja
...43 Tabel 6 Persepsi responden mengenai pentingnya berdiskusi atau berbicara
tentang seks pada orang lain... 44 Tabel 7 Pendapat responden mengenai wanita yang menikah muda
mengetahui tentang resiko perkawinan dini ... 45 Tabel 8 pendapat responden mengenai pentingnya remaja mendapatkan
sosialisasi dampak perkawinan dini ... 46 Tabel 9 Persepsi responden mengenai kebahagiaan pasangan yang menikah di
usia dini ... 47 Tabel 10 Persepsi responden mengenai pertengkaran yang terjadi diantara
pasangan yang menikah di usia muda ... 48 Tabel 11 pendapat responden mengenai masalah yang sering menjadi konflik
dalam rumah tangga pasangan yang menikah usia muda ... 49 Tabel 12 Persepsi responden mengenai bimbingan orangtua terhadap anak
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir semua manusia hidup terikat
dalam sebuah jaringan dimana seorang manusia membutuhkan manusia lainnya
untuk dapat hidup dan berkembang. Dalam perkembangannya, manusia wajib
memenuhi semua hak dan kewajiban yang dapat memelihara eksistensinya
sebagai manusia sehingga dapat menjalani kehidupannya di dalam dunia ini.
Untuk itu, manusia membutuhkan manusia lain untuk melanjutkan kehidupan dan
meneruskan keturunannya sehingga terbentuklah suatu hubungan laki-laki dan
perempuan yang disebut dengan perkawinan. Manusia itu juga haruslah
mengetahui dan melaksanakan prinsip hubungan antara laki-laki dan perempuan
agar hubungannya dapat terlaksana sesuai dengan kodratnya masing-masing.
Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak
memandang pada profesi, agama, suku bangsa, miskin atau kaya, tinggal di desa
atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik
fisik maupun mental akan mencari pasangannya sesuai dengan apa yang
diinginkannya. Perkawinan dilangsungkan apabila dua orang manusia yang
berlainan jenis memiliki kesepakatan untuk hidup bersama dan saling mengasihi
satu dengan yang lain sampai selamanya. Itulah hakikat sederhana daripada
perkawinan itu sendiri. Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang sangat
sebagai mahluk Tuhan yang berkembang biak serta dapat memperoleh
keseimbangan secara fisik maupun rohani dalam hidupnya. Banyak yang
memiliki prinsip menikah sekali seumur hidup. Namun, ada banyak juga yang
tidak memegang teguh prinsip seperti itu.
Dalam kehidupan manusia perkawinan bukanlah bersifat sementara tetapi
untuk seumur hidup.Namun tidak semua orang dapat memahami hakekat dan
tujuan dari perkawinan yang seutuhnya yaitu mendapatkan kebahagiaan yang
sejati dalam berumah-tangga.Batas usia dalam melangsungkan perkawinan adalah
penting atau dapat dikatakan sangat penting. Hal ini disebabkan karena didalam
perkawinan menghendaki kematangan psikologis.Usia perkawinan yang terlalu
muda dapat mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya
kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami
istri. Usia dalam melangsungkan perkawinan cenderung merupakan faktor utama
dalam menentukan lamanya usia perkawinan.
Tujuan dari perkawinan yang lain adalah memperoleh keturunan yang
baik. Dengan perkawinan pada usia yang terlalu muda akan sulit memperoleh
keturunan yang berkualitas. Karena pada usia yang terlalu muda, kedewasaan ibu
baik secara psikologis maupun fisik akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak baik yang dikandung ataupun yang telah dilahirkan. Hal itu
akan sangat nampak jelas pada perkembangan sang anak yang dibesarkan oleh ibu
yang usianya masih terlalu muda dengan anak yang dibesarkan oleh ibu yang
usianya tepat untuk menjadi seorang ibu. Hal tersebut dapat juga berarti ibu usia
dalam mengasuh anak tidak ada, ibu muda ini akan lebih memperlihatkan sifat
keremajaanya yang masih labil daripada sifat keibuannya. Namun tidak semua
remaja perempuan yang sudah menjadi ibu gagal dalam mengurusi rumah
tangganya. Masih ada remaja perempuan yang telah dipaksa secara fisik maupun
psikis haruslah mampu dalam mengurus suami dan anaknya, dan ada yang
berhasil.
Setiap orang yang akan melangsungkan perkawinan haruslah memang
benar-benar siap secara fisik maupun mental. Hal ini dimaksudkan agar dalam
membina rumah tangga modal utama secara fisik ialah dapat memelihara
kesehatan serta kesiapan umur dalam melangsungkan perkawinan, serta
kemampuan dalam segi materi untuk membiayai setiap kebutuhan keluarga.
Sedangkan secara mental, modal utama dalam melangsungkan perkawinan ialah
saling mencintai, menerima kenyataan bahwa dirinya telah berkeluarga dan harus
siap menerima segala kekurangan maupun kelebihan daripada pasangannya
tersebut.
Perkawinan yang dilangsungkan di usia muda akan menghadapi kendala
yang sangat banyak, baik kendala yang datang dari internal pernikahan tersebut,
akan ada juga banyak kendala yang datang dari eksternal perkawinan tersebut.
Remaja yang melangsungkan perkawinan di usia muda, biasanya masih sangat
menonjolkan sifat keremajaannya, labil, egois dan lain sebagainya yang akan
sangat rentan menimbulkan konflik dalam rumah tangga remaja muda tersebut.
Selain itu, jika remaja tersebut memiliki anak, pengetahuan dalam merawat anak
pemenuhan ekonomi keluarga, membina, mendidik serta mengarahkan anak agar
tumbuh dan berkembang dengan baik. Perhatian dan bimbingan dari orang tua
dapat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap orang tua dalam kehidupan
sehari-hari pun akan sangat berpengaruh dalam perkembangan psikologi anak.
Di dalam Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan BABII
pasal 7 ayat 1 berbunyi “Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah
mencapai umur 19 tahun (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai
umur 16 (enam belas) tahun. Selanjutnya dalam Peraturan Menteri Agama No.11
tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah BAB IV pasal 8 “Apabila seorang calon
sumi belum mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan seorang calon isteri
belum mencapai umur 16 (enambelas) tahun, harus mendapat dispensasi dari
pengadilan”. Dari penjelasan tersebut sudahlah jelas diketahui apa sebenarnya
syarat utama pernikahan tersebut. Namun, menurut penulis, ada banyak lagi
perkawinan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Banyak
perkawinan yang sama sekali tidak tercatat oleh pencatatan sipil.
Bagi remaja yang melangsungkan perkawinan di usia dini, kemungkinan
besar akan mengalami masalah serta kendala untuk mencapai keluarga yang
sejahtera. Salah satu faktor yang paling utama dan menonjol ialah masalah
ekonomi. Bagi pasangan yang sudah menikah, tidak pantas rasanya meminta
biaya hidup dari orangtua lagi, pasangan tersebut diharuskan untuk membiayai
hidup sendiri dan keluarga. Namun, selain usia yang tergolong masih muda serta
pendidikan yang rendah, remaja tersebut akan kesulitan mendapatkan pekerjaan.
pertumbuhan penduduk. Angka perkawinan akan sangat berpengaruh terhadap
angka kelahiran anak, yang tentunya akan sangat berpengaruh juga terhadap
kepadatan penduduk.
Masalah perkawinan dini pada usia remaja, bukanlah semata-mata masalah
yang menyangkut hukum negara dan hukum agama, akan tetapi masalah
ketepatan waktu perkawinan pada remaja ialah masalah kesiapan, baik dari segi
mental maupun fisik. Itulah yang menjadi pertimbangan utama dalam
melangsungkan perkawinan.
Perkawinan di usia dini memang lagi menjadi topik pembicaraan di
kalangan masyarakat. Selain hal itu menyangkut kepentingan pribadi keluarga,
masalah tersebut juga menyangkut pergaulan masyarakat dalam kehidupan sosial.
Fenomena ini menunjukkan kepada masyarakat betapa kehidupan semakin
mengharuskan masyarakat untuk dapat bertahan di ranah aman, agar tidak
menjadi korban dalam masalah sosial tersebut. Fenomena mengenai perkawinan
diusia dini tidak timbul begitu saja, sama seperti pepatah mengatakan “ jika ada
asap, pasti ada api “, begitu pun dengan permasalahan yang muncul ini.
Begitu juga dengan fenomena yang terjadi di masyarakat Kelurahan
Sigulang-Gulang mengenai perkawinan dini yang banyak dilangsungkan, dari
pengamatan awal yang didapatkan penulis dalam observasi yang dilaksanakan di
kelurahan Sigulang-Gulang kota Pematangsiantar :
1. Penulis telah mendapatkan data-data penduduk Kelurahan sigulang-gulang
2. Penulis telah memperoleh data masyarakat yang sudah melangsungkan
perkawinan, yang akan dijadikan sebagai bahan populasi dan sampel dalam
menyelesaikan proposal.
3. Penulis telah mendapatkan informasi mengenai bagaimana masyarakat di
kelurahan sigulang-gulang melaksanakan perkawinan.
Dari latar belakang yang telah dijelaskan , penulis tertarik untuk menulis proposal
skripsi dengan menarik judul “Persepsi Masyarakat Tentang Perkawinan Dini
Dan Permasalahannya Di Kelurahan Sigulang- Gulang Kota Pematangsiantar ”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan sejumlah masalah yang ditarik dari latar
belakang yang akan diteliti dalam lingkungan permasalahan yang lebih luas
dibandingkan dengan perumusan masalah. Dengan demikian, berdasarkan judul
dan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi remaja melakukan
perkawunan di usia dini.
2. Banyaknya permasalahan yang timbul dalam perkawunan usia dini bagi
pengantin baru tersebut.
3. Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh remaja perempuan ketika
4. Persepsi masyarakat tentang perkawinan dini yang banyak terjadi di
daerah kelurahan Sigulang-Gulang sudah mengkhawatirkan.
5. Usaha yang telah dilakukan baik oleh pemerintah setempat ataupun
masyarakat untuk mencegah terjadi perkawinan di usia dini belum
maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat ada banyak masalah yang telah dipaparkan dalam latar
belakang masalah, dan telah teridentifikasi meskipun tidak secara keseluruhan,
maka penulis merasa perlu membuat batasan agar masalah lebih fokus, sistematis
dan mendalam. Sesuai pertimbangan penulis, karena keterbatasan yang ada, maka
yang menjadi pembatasan masalah alam penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi remaja di kelurahan Sigulang-Gulang
kota Pematangsiantar melakukan perkawinan di usia dini.
2. Persepsi masyarakat tentang perkawinan dini yang banyak terjadi di
daerah kelurahan Sigulang-Gulang yang dirasakan semakin
mengkhawatirkan.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah menjadi bagian yang sangat penting dalam suatu
penelitian agar penelitian tersebut terarah dan jelas. Berdasarkan pembatasan
masalah, maka perumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi remaja di kelurahan
2. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai perkawinan dini dan
permasalahannya, jika dipandang dari penerapan UU No.1 Tahun 1974 di
masyarakat kelurahan Sigulang-Gulang kota Pematangsiantar?
E. Tujuan Penelitian
Sebuah tindakan yang dilakukan, pasti memiliki tujuan, begitu pula
dengan penelitian ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi remaja
melakukan perkawinan di usia dini di kelurahan Sigulang-Gulang.
2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat mengenai perkawinan
dini dan permasalahannya jika dipandang dari penerapan UU No.1 Tahun
1974 di masyarakat kelurahan Sigulang-Gulang kota Pematangsiantar.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang kita dapatkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan serta wawasan penulis dalam penulisan karya ilmiah
selanjutnya.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
kepentingan masyarakat untuk dapat mengetahui bagaimana dampak yang
timbul dalam pernikahan usia dini.
3. Bagi para wanita, khususnya remaja wanita, penelitian ini diharapkan
diusia dini, mengingat dampak yang akan timbul baik dari segi sosial
maupun kesehatan sangat membahayakan kaum wanita.
4. Bagi jurusan PPKn, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan referensi untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
1. Dari kumpulan jawaban responden yang diperoleh penulis,masyarakat di kelurahan Sigulang-Gulang mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan perkawinan dini tersebut terjadi karena beberapa hal, diantaranya karena kematangan fisik yang sudah memungkinkan remaja melangsungkan perkawinan, karena paksaan dari orangtua, namun yang menjadi penyebab utama terjadinya perkawinan usia dini tersebut adalah karena hamil di luar nikah akibat pacaran yang terlalu bebas. Oleh karena itu, masyarakat menganggap bahwa pergaulan remaja yang sudah terlalu bebas di kelurahan Sigulang-Gulang menjadi masalah yang cukup mengkhawatirkan bagi masyarakat.
banyak remaja yang melangsungkan perkawinan di bawah umur atau sering disebut dengan perkawinan usia dini serta banyak juga permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan akibat dari perkawinan dini terjadi di masyarakat Kelurahan Sigulang-Gulang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis menyarankan sebagai berikut :
1. Bagi remaja di kelurahan Sigulang-Gulang, terlebih kepada remaja wanita seharusnya tetap menjaga pergaulan sehari-hari, untuk menghindari terjadinya pergaulan yang tidak sehat atau pergaulan yang terlalu bebas dan menjaga hubungan dengan lawan jenis agar tetap di dalam koridor yang benar.
2. Bagi para orangtua di kelurahan Sigulang-Gulang seharusnya memberikan perhatian yang lebih ekstra kepada anak-anak mereka dan terlebih kepada anak yang akan beranjak remaja, demi mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.